Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK

PERUSAHAAN DIGITAL
MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen

Oleh:
Muhammad Imam Junaidi (190810301084)
Deni Ela Novitasari (190810301093)
Brilian Noer A'la (190810301094)
Zulfa Saidah (190810301123)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemahaman yang dalam akan sistem pengambilan keputusan yang tepat merupakan
salah satu aktivitas penting dalam manajemen, karena akan meningkatkan hasil dari
keseluruhan sistem sampai batas tertentu. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan
keputusan terdapat dua piliha, yaitu pilihan kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam
penentuan pilihan terbaik untuk pemecahan dan penyelesian suatu masalah atau konflik atau
kesenjangan.

Untuk membuat keputusan pemecahan masalah, manajemen bertanggung jawab untuk


menentukan bagaimana sistem pendukung manajemen memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kinerja organisasi dan mengalokasikan sumber daya untuk manajemen.
Jika pengambilan keputusan tidak didukung, kurangnya pemahaman tentang proses
pengambilan keputusan dapat membuat sistem pendukung manajemen menjadi tidak efektif.
Manajer dapat melakukan pengontrolan operasi perusahaan / organisasi dan
pengambilan keputusan bisnis dengan mudah, cepat, dan tepat, karena dengan sistem ini
informasi yang sebenarnya nantinya akan diperoleh oleh manajer. Dibutuhkan pemahaman
dan manajemen individu untuk memandu keputusan yang berkaitan dengan pertimbangan
kebijakan organisasi saat ingin mengambil keputusan. Penentuan bagaimana kontribusi
terbesar terhadap kinerja organisasi diberikan oleh sistem pendukung manajemen, dan dalam
pengalokasian sumber daya untuk menciptakan organisasi yang terdapat beberapa tantangan
manajemen, merupakan tanggungjawab dari manajemen.
Teknologi Intelijen Bisnis dapat memproses sejumlah besar data tidak terstruktur untuk
membantu dalam pengidentifikasian, pengembangan, dan penciptaan peluang strategis bisnis
baru. Penggunaan Intelijen Bisnis dilakukan untuk mendukung banyak keputusan bisnis mulai
dari operasi hingga strategi. Keputusan bisnis mencakup penempatan produk dan harga.
Keputusan strategis mencakup prioritas, tujuan, dan arahan yang lebih luas. Intelijen Bisnis
lebih efektif jika digunakan terkait dengan data yang diperoleh dari pasar tempat opersional
perusahaan dan data dari sumber internal bisnis perusahaan (seperti data operasional dan
keuangan).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka penulis dapat menyimpulkan dua
rumusan masalah. Berikut rumusan masalah tersebut:
1. Bagaimana peranan dari sistem informasi dalam pengambilan keputusan?
2. Bagaimana kinerja intelijen bisnis dan constiencies intelijen bisnis?

1.3 Tujuan
Dengan rumusan-rumusan masalah yang telah ditentukan, berikut tujuan yang ingin
penulis capai dalam pembuatan makah ini:
1. Mengetahui dan memahami peranan dari sistem informasi dalam pengambilan
keputusan.
2. Mengetahui dan memahami intelijen bisnis dan constiencies intelijen bisnis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengambilan Keputusan
Menurut Steiner (1998), pengambilan keputusan merupakan sebuah proses manusiawi
yang didasarkan dan mencakup berbagai fenomena individu maupun sosial, berdasrkan pada
premis nilai dan fakta, menyimpulkan suatu pilihan dari berbagai alternatif dengan maksud
bergerak menuju suatu situasi yang diinginkan. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa
pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif
secara sistematis yang nantinya akan digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Menurut Siagian (2008), pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu
pendekatan yang sistematis terhadap sebuah masalah yang dihadapi. Pendekatan yang
sistematis tersebut menyangkut pengetahuan tentang hakikat masalah yang dihadapi, proses
pengumpulan fakta dan data yang relevan terhadap masalah yang dihadapi, analisis masalah
dengan menggunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan masalah, menganalisis
setiap alternatif hingga ditemukan alternative yang paling tepat untuk digunakan, dan
penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil.
Sedangkan menurut Kusnadi (2005), pengambilan keputusan adalah pemilihan sebuah
alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia yang nantinya akan ditetapkan sebagai suatu
cara pemecahan masalah, dengan memperhatikan kondisi internal maupun eksternal yang ada.
Intinya pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif-alternatif yang rasional
untuk memecahkan masalah yang terjadi.

2.2 Peran Manajemen


Sebelum membahas tentang peran manajemen, tentu kita perlu mengetahui terlebih
dahulu pengertian manajemen terlebih dahulu. Menurut Koontz dan O’Donnel (2004),
manajemen merupakan suatu kegiatan menciptakan lingkungan yang efektif agar orang bisa
bekerja di organisasi secara formal. Sedangkan menurut Donnely, dkk. (1981), manajemen
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengoordinasikan
kegiatan yang dilakukan oleh orang lainnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang tidak
bisa dicapai oleh satu orang saja.
Berdasarkan pengertian manajemen yang telah disampaikan, peran manajemen dibagi
menjadi 4 kegiatan utama yaitu:
1. Merencanakan
2. Menempatkan
3. Mengarahkan
4. Mengawasi

2.3 Analisis Bisnis


Bisnis merupakan suatu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh individu maupun
organisasi dengan maksud mencapai keuntungan. Tentu dalam menjalankan bisnis kita
memerlukan yang namanya analisis bisnis untuk lebih mempermudah pencapaian tujuan. Di
dalam web Microsoft (2019) dijelaskan bahwa analisis bisnis merupakan sebuah proses
mengamati dan menilai data-data yang perusahaan miliki dan menggunakannya untuk
membuat keputusan berdasarkan data tersebut. Analisis bisnis bukan hanya sekadar melihat
angka untuk mengetahui apa yang terjadi, tetapi juga berupaya memberikan informasi tentang
mengapa sesuatu terjadi, dan menyarankan langkah apa yang sebaiknya diambil.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Peranan dari Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan
3.1.1 Nilai Bisnis yang Meningkatkn Pengambilan Keputusan
Keputusan-keputusan yang diambil pada semua level dalam perusahaan beberapa
bersifat umum, rutin, dan sangat banyak jumlahnya. Meskipun nilai dari meningkatkan
keputusan tunggal yang kecil, tetapi bila meningkatkan ratusan ribu keputusan kecil akan
bertambah menjadi suatu nilai tahunan yang besar. (Laudon, 2017)
3.1.2 Tipe Keputusan
Laudon (2017) mengungkapkan bahwa, keputusan-keputusan dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu:
1. Keputusan tidak terstruktur (unstructured decisions) adalah pengambilan keputusan
yang harus memberikan pertimbangan, evaluasi, dan wawasan untuk memecahkan
permasalahan.
2. Keputusan tersetruktur (structured decisions) adalah pengambilan keputusan yang
bersifat berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam
menanganinya.
3. Keputusan semiterstruktur (semistructured decisions) adalah keputusan yang hanya
sebagian dari masalahnya yang mempunyai jawaban yang jelas dengan prosedur
disetujui bersama.
3.1.3 Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Laudon (2017), mengambil suatu keputusan merupakan suatu proses yang
melibatkan banyak langkah. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:
1. Intelijen (intelligence) terdiri atas menemuan, mengidentifikasi, dan memahami
masalah yang terjadi pada sebuah organisasi.
2. Rancangan (design) melibatkan identifikasi dan pencarian berbagai solusi masalah.
3. Pilihan (choice) memilih alternatif dari solusi yang ada.
4. Implementasi (implementation) memutuskan alternatif yang dipilih dan tetap
mengawasi seberapa baik kinerja solusi tersebut.
3.1.4 Manajer dan Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata
Sistem informasi tidak dapat meningkatkan semua jenis keputusan berbeda yang terjadi
di dalam organisasi. Sehingga diperlukan peran manajer dalam pengambilan sebuah
keputusan agar keputusan yang diperoleh dapat berguna untuk meningkatkan perolehan
oengembalian atas investasi di atas rata-rata dan juga menghasilkan tingkat profitabilitas yang
tinggi. (Laudon, 2017)
1. Peran Manajer
Fungsi manajer dan peran manajer dapat dipahami dengan lebih baik dengan cara
mengkaji perilaku manajer, perilaku tersebut adalah:
a. Model manajer klasik (classical model of management), menjelaskan fungsi
manajemen secara formal, tetatpi tidak menunjukkan aktivitas yang dilakukan
manajemen secara terperinci saat merencanakan, memutuskan, dan
mengendalikan pekerjaan.
b. Model perilaku (behavioral models), perilaku yang sebenarnya dari manajer
terlihat dari terlihat menjadi kurang sistematis, lebih informal, kurang reflektif,
lebih reaktif, dan kurang terorganisasi dengan baik daripada model klasik yang
telah diyakini.
2. Peran Antarpribadi
Para manajer bertindak sebagai figure utama perusahaan dalam organisasi ketika
mewakili perusahaan. Peran tersebut diantaranya adalah:
a. Peran informasi (Informational role) menerima informasi terkini yang paling
konkret dan mendistribusikannya kepada orang-orang yang memerlukan.
b. Peran pengambilan keputusan (decition role) menangani gangguan yang muncul
dalam organisasi, mengalokasi sumber daya kepada para staf yang membuthkan,
dan menegosiasi konflik dalam perusahaan.
3. Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata
a. Kualitas informasi. Keputusan yang berkualitas tinggi membutuhkan informasi
yang berkualitas tinggi. Jika informasi tidak memenuhi kriteria, maka proses
pengambilan keputusan akan sulit.
b. Penyaringan manajemen. Para manajer menyerap informasi yang tepat waktu dan
akurat melalui penyaringan informasi untuk memahami dunia sekitar yang
berguna dalam pengambilan keputusan yang tepat.
c. Politik dan Inersia Organisasi. Ketika lingkungan berubah perusahaan perlu
mengadopsi model bisnis baru untuk bertahan, keputusan yang diambil
perusahaan cenderung penyeimbang dari kelompok-kelompok yang berbeda
dalam perusahaan dan bukan solusi yang terbaik atas masalah yang dihadapi.

3.2 Intelijen Bisnis Dan Constiencies Intelijen Bisnis


3.2.1 Intelejen Bisnis dalam Perusahaan
Business Intelligence (BI) adalah istilah yang digunakan oleh vendor perangkat keras
dan perangkat lunak serta konsultan teknologi informasi untuk menggambarkan infrastruktur
yang digunakan untuk pergudangan, integrasi, pelaporan dan analisis data (termasuk data
besar) yang berasal dari lingkungan bisnis. Infrastruktur yayasan mengumpulkan,
menyimpan, membersihkan, dan memberikan informasi yang relevan kepada manajer.
"Analisis bisnis (BA)" juga merupakan istilah pencegahan yang lebih berfokus pada alat dan
teknik untuk menganalisis dan memahami data. Pertimbangkan pemrosesan analitik online
(OLAP), data statistik, model, dan data mining. Oleh karena itu, yang paling penting adalah
kecerdasan bisnis dan analisisnya untuk mengintegrasikan semua arus informasi yang
dihasilkan oleh perusahaan ke dalam kumpulan data dan perusahaan yang bersatu, dan
kemudian menggunakan pemodelan, alat analisis statistik (seperti distribusi normal, analisis
korelasi dan regresi, Analisis chi-square, prediksi dan analisis cluster) dan alat data mining
(penemuan pola dan pembelajaran mesin) untuk memanfaatkan sepenuhnya semua data ini
sehingga manajer dapat membuat keputusan dan rencana yang lebih baik, atau setidaknya
dapat dengan cepat memahami kapan perusahaan gagal untuk memenuhi tujuan yang
direncanakan. (Laudon, 2017)

3.2.2 Lingkungan Intelijen Bisnis


Ada enam elemen dalam lingkungan intelijen bisnis ini (Laudon, 2017):
a. Data dari lingkungan bisnis: Perusahaan harus menangani data terstruktur dan tidak
terstruktur dari berbagai sumber, termasuk data besar. Data perlu diintegrasikan dan
diorganisir sehingga dapat dianalisis dan digunakan oleh pengambil keputusan manusia.
b. Infrastruktur intelijen bisnis: Pondasi dari kecerdasan bisnis adalah sistem database
yang kuat yang menangkap semua data relevan yang digunakan untuk menjalankan
bisnis. Data dapat disimpan dalam database transaksi, atau dapat digabungkan dan
digabungkan menjadi gudang data perusahaan atau kumpulan data terkait.
c. Seperangkat alat bantu analitis bisnis: Seperangkat alat perangkat lunak untuk
menganalisis data dan menghasilkan laporan, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
manajer, dan menggunakan indikator kinerja utama untuk melacak bisnis dan
pengembangan.
d. Pengguna dan metode manajemen: Perangkat keras dan perangkat lunak intelijen bisnis
hanya secerdas orang yang menggunakannya. Manajer menggunakan berbagai metode
manajemen untuk menerapkan perintah ke analisis data. Metode ini menentukan tujuan
bisnis strategis dan menentukan cara mengukur kemajuan. Ini mencakup metode
manajemen kinerja bisnis dan metode balanced scorecard yang berfokus pada indikator
kinerja utama, sedangkan analisis strategi industri berfokus pada perubahan di seluruh
lingkungan bisnis, terutama fokus pada pesaing. Tanpa pengawasan dari manajemen
senior yang kuat, analisis bisnis dapat menghasilkan sejumlah besar informasi online,
laporan, dan layar yang berfokus pada masalah yang salah dan mengalihkan perhatian
dari masalah aktual.
e. Platform pengiriman SIM, DSS, ESS: Kecerdasan bisnis dan hasil analisis dikirimkan
ke manajer dan karyawan dengan berbagai cara, tergantung pada apa yang perlu mereka
pahami. SIM, DSS, dan ESS yang kami perkenalkan di Bab 2 menyampaikan informasi
dan pengetahuan kepada karyawan operasional perusahaan, manajer menengah, dan
manajer senior di berbagai tingkat. Di masa lalu, sistem tidak dapat berbagi data dan
hanya dapat beroperasi sebagai sistem yang independen. Saat ini, perangkat keras dan
perangkat lunak dalam paket perangkat lunak analisis dan kecerdasan bisnis dapat
mengintegrasikan semua informasi ini dan membawanya ke platform desktop atau
seluler pengelola.
f. Antarmuka pengguna: Para pelaku bisnis tidak lagi terhubung ke meja dan desktop.
Mereka biasanya belajar dari representasi data visual lebih cepat daripada laporan
kering dengan informasi kolom dan baris. Perangkat lunak analisis bisnis saat ini
menekankan pada teknologi visual seperti dasbor dan kartu skor. Mereka juga dapat
mengirimkan laporan tentang BlackBerry, iPhone dan perangkat genggam seluler
lainnya serta portal web perusahaan. Perangkat lunak BA menambahkan kemampuan
untuk memposting informasi di Twitter, Facebook atau media sosial internal untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam pengaturan grup online daripada pertemuan
tatap muka.
3.2.3 Kemampuan Business Intelligence dan Business Analytics
Ada enam fungsi analitik yang diberikan sistem BI untuk mencapai tujuan ini:

a. Laporan produksi: Ini adalah laporan yang telah ditentukan berdasarkan persyaratan
industri yang spesifik
b. Laporan parameter: Pengguna memasukkan beberapa parameter di tabel pivot untuk
memfilter data dan mengisolasi dampak parameter. Misalnya, Anda mungkin ingin
memasukkan wilayah dan waktu untuk memahami bagaimana penjualan produk
bervariasi menurut wilayah dan waktu. Jika Anda seorang Starbucks, Anda mungkin
menemukan bahwa pelanggan di timur membeli sebagian besar kopi mereka di pagi
hari, sementara pelanggan di Northwest membeli kopi sepanjang hari. Temuan ini
mungkin menunjukkan aktivitas pemasaran dan periklanan yang berbeda di setiap
wilayah.
c. Dasbor / Kartu Skor: Ini adalah alat visual yang digunakan untuk menampilkan data
kinerja yang ditentukan pengguna.
d. Pembuatan query / search / report ad hoc: Ini memungkinkan pengguna membuat
laporan mereka sendiri berdasarkan query dan penelusuran.
e. Drill down: Ini adalah kemampuan untuk beralih dari ringkasan tingkat tinggi ke
tampilan yang lebih detail.
f. Perkiraan, skenario, model: Ini termasuk kemampuan untuk melakukan prediksi linier,
analisis skenario bagaimana-jika, dan menggunakan alat statistik standar untuk
menganalisis data.
3.2.4 Strategi Pengelolaan Pengembangan Kemampuan Business Intelligence dan
Business Analytics
Ada dua strategi berbeda untuk mengadopsi fungsi BI dan BA untuk organisasi: solusi
terintegrasi satu atap dan beberapa solusi pemasok terbaik di kelasnya. Perusahaan perangkat
keras (IBM, HP, dan Oracle yang sekarang memiliki Sun Microsystems) ingin menjual solusi
perangkat keras/perangkat keras terintegrasi perusahaan, yang seringkali hanya berjalan pada
perangkat keras mereka (solusi terintegrasi). Ini disebut "one-stop shopping". Perusahaan
perangkat lunak (SAP, SAS, dan Microsoft) mendorong perusahaan untuk menerapkan
perangkat lunak "terbaik" dan menjalankannya pada komputer yang diperlukan. Persaingan
pasar sangat ketat dan dibesar-besarkan. Vendor BI mengklaim bahwa alatnya dapat
menggabungkan teknologi layanan, perangkat lunak, perangkat keras, dan produk mitra untuk
menciptakan solusi intelijen bisnis. Dengan menghubungkan intelijen di perusahaan,
perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan menciptakan peluang bisnis baru
karena manajer harus mengevaluasi persyaratan ini dengan cermat, mereka harus memahami
dengan tepat bagaimana sistem meningkatkan bisnis dan menentukan apakah biaya itu layak
untuk dilakukan. (Laudon, 2017)

3.2.5 Constituencies Intelijen Bisnis


Terdapat banyak constituence yang berbeda-beda yang terdiri atas suatu perusahaan
bisnisyang modern. (Laudon, 2017)
a. Dukungan Keputusan Bagi Manajemen Operasional dan Manajemen Menengah
Manajemen operasi dan manajer tingkat menengah biasanya bertanggung jawab untuk
memantau kinerja aspek penting bisnis, dari waktu henti mesin di departemen pabrik hingga
penjualan harian atau bahkan setiap jam di toko makanan waralaba hingga lalu lintas harian di
situs web perusahaan. Sebagian besar keputusan yang mereka buat terstruktur. Manajer
menengah biasanya menggunakan sistem informasi manajemen (SIM) untuk mendukung
keputusan semacam itu, yang keluaran utamanya adalah serangkaian laporan produksi
konvensional berdasarkan data yang diekstrak dan dikumpulkan dari sistem pemrosesan
transaksi yang mendasarinya. Selain itu, manajer tingkat menengah dapat menerima laporan
ini secara online di portal perusahaan, dan dapat meminta data secara interaktif untuk mencari
tahu mengapa insiden tersebut terjadi.
b. Dukungan bagi Keputusan Semi Terstruktur
Beberapa manajer adalah "pengguna super" dan analis bisnis yang tajam Ingin membuat
laporan Anda sendiri dan menggunakan analisis dan model yang lebih kompleks untuk
menemukan pola data, merancang model skenario bisnis alternatif, atau menguji asumsi
tertentu. Decision Support System (DSS) adalah platform pengiriman BI untuk pengguna
tersebut, dengan kemampuan untuk mendukung pengambilan keputusan semi-terstruktur.
DSS sangat bergantung pada pemodelan daripada MIS, tetapi menggunakan model
matematika atau analitik untuk analisis bagaimana-jika atau jenis analisis lainnya. Analisis
"Jika" akan dilakukan sebelum kondisi yang diketahui atau diasumsikan, yaitu Jika nilai ini
berubah, pengguna dapat mengubah nilai relatif terhadap nilai tes untuk memprediksi
hasilnya. Apa yang terjadi jika kami menaikkan harga produk sebesar 5% atau meningkatkan
anggaran iklan sebesar $ 1 juta. Model analisis sensitivitas menanyakan bagaimana
memprediksi rentang hasil secara berulang ketika satu atau lebih variabel berubah beberapa
kali. Analisis sensitivitas mundur dapat membantu pengambil keputusan mencari tujuan: Jika
saya ingin menjual 1 juta produk di tahun kedua, berapa banyak produk yang harus saya
kurangi?
c. Dukungan Keputusan Bagi Manajemen Senior: Balanced Scorecard Dan Metode
Manajemen Kinerja Perusahaan
DSS sangat bergantung pada pemodelan daripada MIS, tetapi menggunakan model
matematika atau analitik untuk analisis bagaimana jika atau jenis analisis lainnya. Analisis
"Bagaimana Jika" akan dilakukan sebelum kondisi yang diketahui atau diasumsikan, yaitu
saat ini, metode paling canggih yang digunakan untuk memahami informasi yang sangat
penting yang dibutuhkan oleh para eksekutif perusahaan disebut metode balanced scorecard.
Balanced scorecard adalah kerangka kerja untuk mengimplementasikan rencana strategis
perusahaan, dengan fokus pada hasil yang dapat diukur dalam empat aspek kinerja
perusahaan: keuangan, proses bisnis, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan. Kinerja
setiap dimensi akan diukur dengan menggunakan key performance indicator (KPI), yaitu
mengukur indikator yang diajukan oleh manajemen senior untuk memahami kinerja
perusahaan pada dimensi tertentu.
Metode manajemen terkenal lainnya yang terkait erat adalah manajemen kinerja bisnis
(BPM). BPM awalnya ditentukan pada tahun 2004 oleh organisasi industri (dipimpin oleh
perusahaan yang sama yang menjual sistem dan database perusahaan, seperti Oracle, SAP,
dan IBM). BPM mencoba untuk mengubah strategi perusahaan secara sistematis (misalnya,
diferensiasi, pabrikan, biaya rendah) Peningkatan pangsa pasar dan ruang lingkup operasi)
diterjemahkan ke dalam tujuan operasional. Setelah menentukan strategi dan tujuan, informasi
yang diambil dari sistem database bisnis perusahaan akan digunakan untuk mengukur
serangkaian KPI. BPM menggunakan ide yang sama dengan balanced scorecard, tetapi
memiliki beberapa strategi yang lebih kuat. Data perusahaan ESS kontemporer disediakan
oleh aplikasi bisnis perusahaan yang ada (Perencanaan Sumber Daya Perusahaan, Manajemen
dan Manajemen Rantai Pasokan). Jika manajer perlu melihat data yang lebih detail, ESS juga
memiliki fungsi penelusuran yang penting.
ESS yang dirancang dengan baik dapat membantu manajer senior memantau kinerja
organisasi, melacak aktivitas pesaing, mengidentifikasi kondisi pasar yang berubah, dan
menemukan masalah dan peluang. Karyawan di level yang lebih rendah dalam hierarki
perusahaan juga menggunakan sistem ini untuk memantau dan mengukur kinerja bisnis dalam
tanggung jawab mereka. Untuk ini dan sistem intelijen bisnis lainnya Informasi yang benar-
benar berguna harus "dapat ditindaklanjuti" dan harus dapat diakses dengan mudah dan
mudah digunakan selama pengambilan Diputuskan. Jika sulit bagi pengguna untuk
menentukan matriks kunci dalam laporan yang diterima, produktivitas karyawan dan kinerja
bisnis akan terpengaruh. Pertemuan interaktif: Manajemen akan mendemonstrasikan
bagaimana Colgate-Palmolive telah memecahkan masalah ini dan membantu manajernya
membuat keputusan yang lebih berbasis data dan dapat ditindaklanjuti.

d. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (GDSS)


GDSS adalah sistem interaktif berbasis komputer yang memfasilitasi penyelesaian
masalah yang tidak terstruktur melalui sekelompok pembuat keputusan yang bekerja bersama
di tempat yang sama atau di tempat yang berbeda. Rapat yang diarahkan GDSS diadakan di
ruang konferensi dengan perangkat keras dan perangkat lunak khusus untuk memfasilitasi
pengambilan keputusan tim. Perangkat keras termasuk komputer dan peralatan jaringan,
proyektor dan bingkai layar. GDSS yang canggih memberi setiap peserta komputer desktop
khusus di bawah kendali semua orang. Hingga peserta siap untuk berbagi informasi, tidak ada
yang dapat melihat apa yang dilakukan individu tersebut di komputer. GDSS memungkinkan
untuk meningkatkan skala pertemuan, sekaligus meningkatkan produktivitas karena individu
memberikan donasi pada waktu yang sama dan bukan sekaligus. Efektivitas GDSS tergantung
pada sifat masalah dan kelompok, serta tingkat perencanaan dan pelaksanaan rapat.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam bisnis biasanya terbatas pada level manajemen, akan
tetapi sekarang ini, karyawan golongan rendah bertanggung jawab atas beberapa keputusan
juga,karena sistem informasi membuat informasi menjadi tersedia untuk golongan yang lebih
rendah. Keputusan dibagi menjadi keputusan terstruktur, semi-terstruktur dan tidak
terstruktur. Business Intelligence (BI) adalah istilah yang digunakan oleh vendor perangkat
keras dan perangkat lunak serta konsultan teknologi informasi untuk menggambarkan
infrastruktur pergudangan, integrasi, pelaporan, dan analisis data (termasuk data besar) yang
berasal dari lingkungan bisnis.

Sistem Pendukung Keputusan (DSS) menyediakan model analitis atau perangkat


analisis data berukuran besar kepada manajer menengah yang menghadapi situasi keputusan
semiterstruktur. Sistem Pendukung Eksekutif (ESS) adalah sistem yang memberikan
informasi dari luar dan rangkuman tingkat tinggi tentang kinerja perusahaan kepada manajer
senior yang harus mengambil keputusan yang kebanyakan bersifat tidak terstruktur. Sistem
Pendukung Keputusan Kelompok (GDSS) adalah sistem khusus yang memberikan
sekumpulan lingkungan elektronik dimana manajer dan tim dapat mengambil keputusan
secara kolektif dan merancang solusi untuk masalah tidak terstruktur dan masalah
semistruktur.

4.2 Keterbatasan
Penulis masih memiliki banyak kekurangan dalam menulis makalah ini. Padatnya jam
perkuliahan menjadi salah satu penyebab kendala yang dialami penulis. Penulis juga kurang
membaca banyak literasi karena keterbatasan buku dan tidak bisa pergi ke perpustakaan
karena pandemi Covid-19. Oleh karena itu, penulis mohon maaf jika ada salah dalam menulis
makalah ini. Kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk mengevaluasi dan membantu
untuk penulisan yang lebih baik kedepannyanya.
REFERENSI
Donnely, Gibson dan Ivancevich. 1981. Fundamentals of Management. Plano, Texas:
Business Publication.

Koontz, Harold, Cyrril O’Donnel, dan Heinz Weihrich. 2004. Management. Singapore:
McGraw Hill.

Kusnadi, dkk. 2005. Pengantar Manajemen: Konsepsual & Perilaku, (Malang: Unibraw,
2005).

Laudon, C. Kenneth dan Jane P. Laudon. 2017. Sistem Manajemen Informasi Mengelola
Perusahaan Digitl Edisi 13. Jakarta : Salemba Empat
Microsoft. 2019. Manfaat Analisis Bisnis. Microsoft 365 https://www.microsoft.com/id-
id/microsoft-365/business-insights-ideas/resources/benefits-of-business-
analytics#:~:text=Analisis%20bisnis%20adalah%20proses%20melihat,untuk%20memb
uat%20keputusan%20berdasarkan%20data.

Permana, Widia. 2012. Meningkatkan Mutu Pengambilan Keputusan Manajemen Untuk


Perusahaan Digital. widiapermana.staff.ub.ac.id.
http://widiapermana.staff.ub.ac.id/2012/01/17/meningkatkan-mutu-pengambilan-
keputusan-manajemen-untuk-perusahaan-digital-2/. (Diakses tanggal 4 Desember 2020)
Siagian, P. Sondang. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara

Steiner, A. George. 2010. Kebijakan Strategi Manajemen, terj. Tim Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, (Jakarta: Erlangga, Sunarto. 2004. Perilaku Organisasi.
Yogyakarta: Amus.
Wikipedia. Inteligensi bisnis. https://id.wikipedia.org/wiki/Inteligensi_bisnis. (Diakses
tanggal 4 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai