Anda di halaman 1dari 15

MENGEMBANGKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

DALAM PERUSAHAAN
Dosen Pengampu : Moch. Shulthoni, S.E., M.SA., CSRS.

MAKALAH

Oleh
Kelompok 10

U’un Undarti
NIM 190810301048

Nony Faizatur Rohmania


NIM 190810301107

Nurul Hidayah
NIM 190810301125

Maya Rafika
NIM 190810301157

KELAS E
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa dengan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Mengembangkan Mutu
Pengambilan Keputusan Manajemen dalam Perusahaan” dapat penulis selesaikan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan Teknologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dan bersedia memberi kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.

Jember, 02 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I ....................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
2.1 Pengambilan Keputusan .............................................................................................. 3
2.2 Sistem Informasi ........................................................................................................... 3
2.3 Intelijen Bisnis .............................................................................................................. 3
BAB III .................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
3.1 Proses Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi ............................................ 4
3.1.1 Model Keputusan ..................................................................................................... 4
3.1.2 Keterlibatan Manajer dan Menetapkan Keputusan dalam Organisasi ..................... 4
3.1.3 Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata .......................................................... 5
3.1.4 Pengambilan Keputusan Otomatis Berkecepatan Tinggi ........................................ 5
3.2 Intelijen Bisnis di Dalam Perusahaan ........................................................................ 5
3.2.1 Intelijen Bisnis dan Pemasok ................................................................................... 5
3.2.2 Lingkungan Intelijen Bisnis..................................................................................... 6
3.2.3 Intelijen Bisnis dan Kapabilitas Analitis ................................................................. 7
3.2.4 Strategi Manajemen dalam Mengembangkan Kapabilitas Intelijen Bisnis dan
Analitis Bisnis .................................................................................................... 8
3.3 Konstitusi Intelijen Bisnis ............................................................................................ 8
3.3.1 Dukungan Bagi Keputusan Terstruktur ................................................................... 8
3.3.2 Dukungan Untuk Semi-Structured Decision ........................................................... 8
3.3.3 Dukungan Bagi Keputusan Tidak Terstruktur......................................................... 9
3.3.4 Sistem Pendukung Keputusan Kelompok ............................................................. 10
BAB IV .................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................. 11
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 11

iii
4.2 Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi pasti memerlukan sebuah keputusan dalam setiap aktivitasnya.
Bahkan pengambilan keputusan adalah awal untuk memulai aktivitas. Salah satu peran
manajer adalah membuat keputusan yang tepat dengan menggunakan informasi yang akurat.
Keputusan yang dihasilkan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam organisasi
dan memperbaiki sistem organisasi. Manajer harus memastikan keputusan yang dibuat
berpengaruh baik dalam kinerja organisasi.
Untuk membuat keputusan yang tepat, seorang manajer harus melewati proses
pengambilan keputusan. Manajer harus mempertimbangkan dampak dari keputusan yang
diambil. Manajer juga bisa mengikutsertakan anggotanya agar keputusan yang dihasilkan
tidak berdasarkan kepentingan pribadi karena keputusan yang tidak tepat akan berpotensi
menimbulkan konflik antar kelompok, menimbulkan ketidaknyamanan dalam kelompok,
bahkan akan memperburuk kondisi perusahaan.
Melihat pentingnya manajer dalam pengambilan keputusan yang tepat, penulis ingin
membahas lebih lanjut mengenai pentingnya manajer mengetahui proses pengambilan
keputusan. Untuk itu penulis merumuskan judul makalah ini “Mengembangkan Mutu
Pengambilan Keputusan Manajemen dalam Perusahaan”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tipe-tipe keputusan yang ada pada perusahaan ?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam perusahaan ?
3. Apa peran intelijen bisnis dalam mendukung proses pengambilan keputusan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis keputusan yang ada di perusahaan.
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh
manajer.
3. Untuk mengetahui peran intelijen bisnis dalam mendukung proses pengambilan
keputusan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan ialah proses penentuan pilihan atas beberapa alternatif guna
meraih tujuan yang telah ditetapkan (Wang & Ruhe, 2007). Pengambilan keputusan juga
dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam menentukan pilihan terhadap alternatif
tindakan dan solusi guna menuntaskan permasalahan (Dermawan, 2004).

2.2 Sistem Informasi


Sistem informasi juga didefinisikan sebagai perangkat yang digunakan dalam
menghimpun, memroses, menganalisis, mengarsipkan, dan mendistribusikan informasi guna
meraih tujuan (Sutarman, 2012). Sistem informasi juga dapat didefinisikan sebagai
seperangkat komponen yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan (Gelinas dkk, 2012).

2.3 Intelijen Bisnis


Intelijen bisnis ialah suatu kumpulan analisis usaha dan informasi bisnis yang digunakan
dalam pengambilan keputusan serta penentuan langkah guna menambah nilai informasi
untuk meraih kinerja bisnis yang lebih baik (Williams & Williams, 2007). Intelijen bisnis
dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan
kualitas penetapan keputusan dengan memanfaatkan sistem dan database (DJ Powers,
2002).

3
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Proses Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi
3.1.1 Model Keputusan
Keputusan yang baik dapat diperoleh perusahaan dengan menandai keputusan
berkualitas yang dapat diukur dengan nilai moneter. Kebutuhan dan pertanggungjawaban
setiap struktur perusahaan yang berbeda mengakibatkan keputusan yang dihasilkan berbeda.
Ada tiga jenis keputusan, yaitu:
a) Keputusan terstruktur bersifat berulang, teratur, dan penanganannya mempunyai
metode yang jelas. Keputusan ini biasanya berada di organisasi level rendah dan sering
dihadapi manajemen operasional.
b) Keputusan semi terstruktur hanya menyajikan sebagian masalah yang dapat
diselesaikan dengan jelas dan biasa dihadapi manajemen menengah.
c) Keputusan tidak terstruktur bersifat baru, fundamental, tidak teratur, dan
penanganannya tidak mempunyai metode yang jelas sehingga perlu pengarahan,
evaluasi, dan pengetahuan. Keputusan ini biasanya berada di organisasi level tinggi dan
sering dihadapi manajemen senior.

Simon (1960) menyatakan pengambilan keputusan membutuhkan empat langkah, yaitu:


a) Kecerdasan digunakan untuk menelusuri dan memahami masalah.
b) Rancangan digunakan untuk menemukan solusi dari masalah.
c) Pilihan digunakan untuk menentukan alternatif solusi.
d) Penerapan memastikan alternatif mampu menyelesaikan masalah dan mengawasi
tingkat pengaruh solusi terhadap penyelesaian.

3.1.2 Keterlibatan Manajer dan Menetapkan Keputusan dalam Organisasi


Dalam organisasi, manajer berperan dalam penetapan keputusan, pembuatan laporan,
dan perencanaan. Perilaku manajer terdiri dari dua model, yaitu:
a) Model klasik yang menyatakan fungsi manajer secara formal tanpa ada rincian perilaku
manajer dalam menjalankan perannya. Henri Fayol menyebutkan fungsi klasik manajer
sebagai perencana, pengatur, pengoordinasi, pemutus, dan pengendali.
b) Model perilaku yang menunjukkan perilaku manajer yang sebenarnya dan dinilai
kurang sesuai daripada model klasik. Dalam model perilaku dijelaskan kesibukan
pekerjaan manajer, aktivitas manajer terpecah, menyukai informasi yang jelas dan
terbaru, berkomunikasi secara lisan, membuat skala prioritas.

Menurut Mintzberg ada tiga kategori peran manajer, yaitu:


a) Peran Antarpribadi
Manajer merupakan sosok utama organisasi yang bertugas mewakili dan mengenalkan
perusahaan di dunia luar, pemimpin, penasehat, dan penyambung antara tingkatan
organisasi.
b) Peran Penyebar Informasi
Manajer penerima informasi terkini yang disalurkan kepada karyawan yang
membutuhkan dan sebagai pembicara organisasi
c) Peran Menetapkan Keputusan
Manajer berlaku seperti wirausahawan dalam pengusulan aktivitas baru, menyelesaikan
permasalahan organisasi, mendistribusikan sumber daya kepada karyawan sesuai
kebutuhan, dan melerai pertikaian antara kelompok.

4
3.1.3 Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata
Pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem informasi harus memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Kualitas Informasi
Informasi dengan kualitas tinggi sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan
keputusan yang berkualitas tinggi pula. Akurasi, konsistensi, validitas, integritas,
kelengkapan, kemudahan akses, dan ketepatan waktu merupakan dimensi kualitas dari
suatu informasi. Proses penentuan keputusan bisa saja mengalami kesulitan, jika sistem
informasi yang digunakan tidak sesuai dengan kriteria kualitas. Terjadinya penurunan
kualitas keputusan dipengaruhi oleh file dan database yang kurang akurat dan kurang
lengkap.
2. Penyaringan Manajemen
Dalam penentuan keputusan diperlukan penyaringan manajemen sebab informasi yang
akurat dan tepat waktu belum tentu terjamin. Peran manajer sangat diperlukan dalam
memperhatikan informasi secara selektif, menekankan pengawasan terhadap jenis-jenis
permasalahan dan penyelesaiannya, dan melakukan penolakan terhadap informasi yang
memiliki bias.
3. Budaya Organisasi
Karena perusahaan dan lingkungan selalu mengalami perubahan, maka diperlukan
penyesuaian terhadap model bisnis baru guna bersaing dan bertahan. Penolakan
berkekuatan besar terhadap suatu penentuan keputusan akan menyebabkan terjadinya
perubahan yang besar pula. Perusahaan cenderung menentukan keputusan dengan
melakukan upaya menyeimbangkan kelompok-kelompok yang mengalami perbedaan.
Namun, hal tersebut tidak dapat disebut sebagai solusi yang paling baik terhadap
penyelesaian masalah.

3.1.4 Pengambilan Keputusan Otomatis Berkecepatan Tinggi


Pertumbuhan dalam penentuan keputusan secara otomatis dan terstruktur berjalan
dengan sangat cepat. Kita dapat menggunakan search engine untuk memasukkan query,
kemudian search engine tersebut akan memilih URL yang akan ditampilkan dengan cepat
(rata-rata 0,5s). Penggunaan algoritme komputer akan mendukung penentuan keputusan
secara otomatis dengan waktu yang singkat. Algoritme komputer tersebut digunakan untuk
merumuskan tahap-tahap yang harus ditempuh guna menghasilkan database yang besar,
prosesor berkecepatan kilat, software yang optimal, dan keputusan yang berkualitas. Peran
monitor dan pengendalian harus benar-benar dijalankan oleh para manajer guna menghindari
kesalahan yang fatal.

3.2 Intelijen Bisnis di Dalam Perusahaan


3.2.1 Intelijen Bisnis dan Pemasok
Intelijen bisnis ialah infrastruktur teknologi informasi yang digunakan sebagai alat
dalam penyimpanan, pengintegrasian, penganalisisan, dan pelaporan data baik yang
berkapasitas kecil maupun besar dalam lingkungan bisnis. Intelijen bisnis digunakan oleh
manajer untuk membantu dalam melakukan perencanaan dan menentukan keputusan dengan
kualitas yang lebih baik. Selain itu, penggunaan intelijen bisnis ini akan mampu mendeteksi
kegagalan dalam pemenuhan target sehingga manajer dapat mengambil langkah untuk
melakukan pengendalian dalam waktu yang singkat. Microsoft, IBM, SAP, SAS, dan Oracle
merupakan lima pemasok sistem intelijen perusahaan terbesar saat ini.

5
3.2.2 Lingkungan Intelijen Bisnis

Gambar 3.1 Intelijen Bisnis


Elemen yang ada dalam suatu lingkungan bisnis, meliputi :
 Data dari lingkungan bisnis
Hal-hal yang dihadapi dalam intelijen bisnis meliputi data berkapasitas besar, data
dengan sumber yang berbeda, data yang terstruktur, dan data yang tidak terstruktur.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengintegrasian dan pengelolaan data. Kemudian, hasil
integrasi data tersebut dianalisis dan digunakan dalam penentuan keputusan.
 Infrastruktur intelijen bisnis
Infrastruktur intelijen bisnis meliputi database yang digunakan untuk menyimpan,
mengelola, dan mengintegrasikan data yang relevan.
 Seperangkat alat analisis bisnis
Alat analisis bisnis berupa software yang memiliki peran dalam analisis data untuk
membuat laporan, menilai perkembangan bisnis, dan menyajikan tanggapan atas
pertanyaan manajer.
 Metode dan pengguna manajerial
Metode manajerial berupa pendekatan balanced scorecard dan manajemen kinerja
bisnis akan membantu manajer dalam menganalisis data. Penggunaan metode tersebut
menekankan pada analisis terhadap strategi bisnis dan indikator kunci untuk kinerja
bisnis. Peran manajer senior dalam melakukan pengawasan secara ketat sangat
dibutuhkan guna menghindari permasalahan-permasalahan.
 Platform Pengiriman
Platform yang dapat digunakan dalam mendistribusikan pengetahuan dan informasi
kepada seluruh tenaga kerja dalam perusahaan meliputi MIS, EIS, dan DSS. Platform
tersebut dapat mendistribusikan informasi yang telah terintegrasi ke dalam desktop
manajer dan juga smartphone.
 Antar muka pengguna
Penggunaan software akan memudahkan bisnis dalam melakukan penyajian data secara
visual. Penggunaan tersebut menekankan pada penggunaan teknik visual seperti
scorecard dan dashboard. Selain itu, bisnis juga dapat menggunakan social media untuk
melakukan distribusi informasi kepada tenaga kerjanya. Adanya kemudahan-

6
kemudahan tersebut mendorong bisnis untuk menentukan keputusan dengan lebih
efektif dan efisien.

3.2.3 Intelijen Bisnis dan Kapabilitas Analitis


Intelijen Bisnis dan analitis bisnis dapat membantu mendistribusikan sebuah informasi
secara tepat dan hampir real-time, sehingga para pengambil keputusan dapat memahami
informasi secara cepat dan dapat segera mengambil suatu tindakan dengan menggunakan
alat analitis bisnis. Sistem intelijen bisnis mengirimkan enam fungsionalitas analitis guna
mencapai hasil akhir, antara lain:
1. Laporan produksi yaitu laporan yang didasarkan dalam kebutuhan khusus dari industri.
2. Laporan yang mempunyai parameter yaitu laporan berisi informasi para pengguna yang
menggunakan parameter guna menyaring data dan mengisolasi dampak dari parameter
tersebut.
3. Dashboard atau scorecard yaitu media pembantu secara visual guna menampilkan data
kinerja yang dijelaskan oleh para pengguna.
4. Ad hoc query atau pencarian yaitu laporan yang diciptakan oleh pengguna berdasarkan
pencarian dan query.
5. Penelusuran yaitu kemampuan menelusuri lebih mendalam guna melihat data yang
lebih detail.
6. Peramalan, skenario, dan model yaitu kemampuan membuat skenario dan membuat
peramalan.

Pengguna dari intelijen bisnis dan analitis bisnis terdiri atas dua pengguna, yaitu
wewenang pengguna dan pengguna santai. Wewenang pengguna ialah penghasil laporan,
analisis, dan peramalan. Pengguna santai ialah pengguna yang menggunakan output dari
intelijen bisnis. Pengguna yang dimaksud ialah pelanggan, pemasok, karyawan operasional,
analis, manajer menengah, hingga eksekutif senior. Eksekutif senior menggunakan intelijen
bisnis guna memantau kegiatan-kegiatan perusahaan melalui dashboard dan scorecard.
Manajer menengah dan analis menggunakan intelijen bisnis guna memasukkan query, dan
membagi data sejalan dimensinya. Karyawan, pemasok, dan pelanggan menggunakan
intelijen bisnis guna laporan produksi. Laporan produksi merupakan output intelijen bisnis
yang paling banyak digunakan.
A. Analitis Prediktif
Kemampuan yang paling penting dari analitis intelijen bisnis ialah kemampuan
membuat model dari memprediksi peristiwa dan perilaku di masa yang akan datang.
Analitis prediktif memprediksi kecondongan masa depan dan pola perilaku dengan
sebuah asumsi, analisis statistik, teknik penelusuran, dan data historis.
B. Analisis Data Besar
Data besar yang dianalisis mencakup data transaksi-transaksi pelanggan dan data yang
terdapat pada jejaring sosial seperti social media guna membuat sebuah pengalaman
belanja yang berbentuk real-time. Hasil dari analisis data dapat digunakan untuk
menciptakan sebuah rekomendasi produk pada pengunjung web guna membantu
mendorong pembelian dan memandu keputusan calon pembeli tentang produk yang
telah disediakan.
C. Visualisasi Data dan Analitis Visual
Dalam menampilkan data yang berwujud visual dapat menggunakan visualisasi data dan
alat bantu analitis visual, guna mempermudah melihat suatu pola maupun hubungan
dalam data yang besar dengan wujud grafik, diagram, dashboard, dan peta.
D. Sistem Informasi Geografis

7
Sistem Informasi Geografis merupakan suatu alat bantu yang dapat memvisualisasikan
suatu masalah yang membutuhkan pengetahuan tentang distribusi geografis atas orang
maupun sumber daya lainnya. Sistem Informasi Geografis digunakan oleh pemerintah
dalam menghitung waktu tanggapan keadaan darurat seperti bencana alam. Dalam
bisnis, sistem geografis digunakan dalam menentukan pasar yang menekankan pada
mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru.

3.2.4 Strategi Manajemen dalam Mengembangkan Kapabilitas Intelijen Bisnis dan


Analitis Bisnis
Dalam menggunakan kapabilitas intelijen bisnis dan analitis bisnis terdapat dua strategi
yang dapat digunakan di suatu perusahaan, yaitu:
1. Satu solusi yang dapat mengintegrasi dengan menyeluruh
Satu pemasok dapat menyediakan solusi total mencakup software dan hardware.
Strategi ini dapat memberikan keuntungan yaitu perusahaan yang menggunakan strategi
ini hanya berhubungan dengan satu pemasok saja untuk dapat melakukan
pendistribusian dalam skala global. Namun, strategi ini memiliki kekurangan yaitu
perusahaan yang menggunakan strategi ini akan memiliki ketergantungan terhadap
harga yang ditetapkan pemasok.
2. Berbagai macam solusi yang disediakan oleh beberapa pemasok terbaik
Perusahaan yang menggunakan strategi ini akan merasa lebih fleksibel dan mandiri
dibanding menggunakan strategi pertama, tetapi perusahaan akan kesulitan dalam
mengintegrasikan software dari beberapa pemasok yang berbeda.

3.3 Konstitusi Intelijen Bisnis


Di dalam sebuah perusahaan terdapat tiga tingkatan manajemen, mulai dari manajemen
operasional, manajemen menengah, hingga manajemen senior. Masing-masing tingkatan
manajemen membutuhkan informasi dan intelijen bisnis yang berbeda satu sama lain. Hal
ini dikarenakan perbedaan jenis keputusan yang mereka ambil.

3.3.1 Dukungan Bagi Keputusan Terstruktur


Dalam sebuah perusahaan, manajemen operasional dan manajemen menengah bekerja
pada ruang lingkup aktivitas perusahaan, seperti perencanaan produksi, pemantauan kinerja
divisi produksi hingga memonitor penjualan produk perusahaan. Dan pada umumnya,
manajemen operasional dan manajemen menengah hanya dituntut untuk mengambil
keputusan yang bersifat terstruktur.
Oleh karena itu, mereka membutuhkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang
menyediakan seluruh data aktivitas operasional perusahaan serta menyediakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan rutin mengenai kegiatan perusahaan, sehingga sangat membantu
manajemen operasional dan menengah dalam proses pengambilan keputusan yang
terstruktur. Sistem Informasi Manajemen menyediakan beberapa jenis laporan, yaitu
Laporan Periodik, Laporan Ikhtisar, Laporan Pengecualian, dan Laporan Perbandingan.
Selain itu, kini sistem informasi manajemen juga telah mengadopsi teknologi, hal ini
tentunya mempermudah manajemen dalam memperoleh informasi terkini secara cepat.

3.3.2 Dukungan Untuk Semi-Structured Decision


Dalam pengambilan keputusan yang bersifat semi terstruktur, manajemen lebih memilih
untuk menggunakan (Decision Support System – DSS) yang merupakan platform pengiriman
BI yang berfokus pada permasalahan unik dan cepat berubah. Pada sistem ini, solusi yang
dibutuhkan manajemen tidak langsung tersedia sebagaimana yang diterapkan pada SIM,

8
tetapi DSS mengharuskan manajemen untuk melakukan analisis atau pemahaman pola-pola
data terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.
Sebagian dari DSS menggunakan OLAP dan table pivot dalam menemukan data. Yang
termasuk ke dalam komponen DSS yaitu :
1. Model analisis sensitivitas (sensitivity analysis) yang memfokuskan pada pengaruh
perubahan suatu variable terhadap variable lainnya.
2. DSS Software, yang merupakan perangkat lunak untuk menganalisis data.
3. Basis Data DSS, merupakan keseluruhan data yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Tabel Pivot yang merupakan alat yang digunakan manajer dalam menyelidiki pola-
pola tertentu.

3.3.3 Dukungan Bagi Keputusan Tidak Terstruktur


Dalam mendukung pengambilan keputusan yang tidak terstruktur, maka manajemen
senior menggunakan sistem pendukung eksekutif atau Executive Support System (ESS).
Sistem ini membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang tidak rutin yang
mengharuskan adanya pertimbangan, evaluasi, dan wawasan dalam proses pengambilan
keputusan.
Sistem pendukung eksekutif tidak hanya menyediakan data internal perusahaan, tetapi
juga menyediakan data dari luar seperti perubahan peraturan tax, kondisi pasar terkini, dan
kondisi competitor. ESS juga telah dilengkapi kapabilitas dari Business Intelligence untuk
menganalisis tren terkini, ramalan situasi kedepannya, penelusuran informasi yang lebih
terperinci dan juga menyediakan akses ke database pasar keuangan.
Dalam merancang Executive Support System, perusahaan memerlukan suatu metodologi
yang digunakan untuk memastikan apakah informasi ini dibutuhkan apa tidak. Salah satu
metodologi yang kini banyak diterapkan ialah metode balance scorecard, dimana dalam
pengukuran kinerja perusahaan, didasarkan pada 4 dimensi yaitu keuangan, proses bisnis,
customer, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Masing-masing dimensi diukur oleh Key
Performance Indicators.

Gambar 3.2 Balance Scorecard

Selain metode scorecard, terdapat metode yang digunakan dalam mengembangkan ESS
yaitu Manajemen Kinerja Bisnis (Business Performance Management), di mana metode ini

9
mengumpulkan segala proses bisnis yang dapat digunakan oleh manajemen senior untuk
memaksimalkan kinerja perusahaan demi tercapainya tujuan bisnis. Dalam kata lain, metode
ini lebih menekankan pada eksekusi dari strategi bisnis yang telah ditentukan.
Setelah mengembangkan metodologi, selanjutnya perusahaan harus memiliki
kapabilitas dalam mendistribusikan informasi menuju manajemen senior seperti para
eksekutif dan direktur secara cepat dan tepat. Ketika pengembangan metode dan
pendistribusian informasi telah dilaksanakan, maka sistem pendukung eksekutif dapat
berjalan secara maksimal dan memudahkan manajemen senior dalam mengambil keputusan
yang tidak terstruktur.
3.3.4 Sistem Pendukung Keputusan Kelompok
Group Decisions Support System (GDSS) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk
mendukung pengambilan keputusan tidak terstruktur bagi sebuah kelompok dalam
organisasi. Sistem ini berbasis komputer dan memanfaatkan teknologi komunikasi, sehingga
bisa dikatakan bahwa sistem ini berkontribusi dan mendukung dalam proses pengambilan
keputusan karena menyediakan sarana komunikasi kelompok dalam bentuk virtual seperti
konferensi video. Dengan adanya GDSS yang didukung oleh hardware dan software maka
memudahkan kelompok dalam berdiskusi, mengeluarkan ide atau gagasan, berpendapat
serta menentukan keputusan yang tepat. Sistem ini sangat berguna sekali bagi perusahaan,
terkhusus perusahaan multinasional yang anggotanya tidak berada pada satu lokasi atau area
yang sama.

10
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Suatu perusahaan memiliki tiga tingkatan manajemen yaitu manajemen senior,
manajemen menengah, dan manajemen operasional. Setiap tingkatan manajemen
mempunyai kebutuhan pengambilan keputusan yang tidak sama. Dalam pengambilan
keputusan, terdapat tiga tipe keputusan yaitu keputusan tidak terstruktur (unstructured
decisions), keputusan terstruktur (structured decisions), dan keputusan semi terstruktur
(semi structured decisions). Proses pengambilan keputusan dalam perusahaan terdiri atas
empat langkah, yaitu intelijen, rancangan, pilihan, dan implementasi. Empat langkah
tersebut mencakup mengidentifikasi permasalahan, melakukan pencarian solusi
permasalahan, memilih solusi permasalahan, menerapkan solusi, dan melakukan
pengawasan terhadap solusi yang telah ditentukan.
Sistem informasi dapat membantu pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen di perusahaan. Sistem informasi akan membantu untuk melakukan penyebaran
informasi, penghubung antara level manajemen di perusahaan, dan pengalokasian sumber
daya. Selain itu, para manajer perusahaan dibantu oleh teknologi informasi guna memantau,
membuat perencanaan, membuat peramalan yang lebih tepat, dan menyampaikan suatu
respons yang cepat pada lingkungan bisnis yang dinamis.
Para pengambil keputusan dapat mengambil suatu tindakan secara cepat dan tepat
apabila pengiriman informasi yang dibutuhkan juga cepat dan tepat. Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan menggunakan intelijen bisnis dan analitis bisnis. Intelijen bisnis dan
analitis bisnis akan membantu dalam mendistribusikan sebuah informasi secara tepat dan
hampir real-time. Selain itu, para pengambil keputusan akan lebih mudah memahami suatu
informasi dengan menggunakan alat bantu analitis bisnis.

4.2 Saran
Proses pengambilan suatu keputusan merupakan hal yang sangat krusial dalam
perusahaan. Pengambilan keputusan yang semakin cepat dan tepat akan semakin baik.
Namun, tindakan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat akan memerlukan kecepatan
dalam mendistribusikan informasi dan ketepatan dalam pemahaman informasi. Oleh karena
itu, perusahaan disarankan agar menggunakan intelijen bisnis dan analitis bisnis dalam
upaya mendukung proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Rizqi. 2004. Pengambilan Keputusan. Bandung: Alfabeta.

Gelinas, J.U., Dull, Richard B., Wheeler, Patrick R. 2012. Accounting Information Systems.
South Western: Cengage Learning

Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon. 2019. Sistem Informasi Manajemen Mengelola


Perusahaan Digital. Jakarta: Salemba Empat.
Mintzberg, Henry, dkk. 1996. The Strategy Process. London: Prentice Hall International

Power, D.J. 2002. Decision support systems: Concepts and resources for managers. United
State of America: Green Wood Publishing Group.

Simon, H.A. 1960. The New Science of Management Decision. New York: Harper & Row

Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Wang, Y., & Ruhe, G. R. 2007. The Cognitive Process of Decision Making. International
Journal of Cognitive Informatics and Natural Intelligence, 1(2), 73-85.

Williams, S., & Williams, N. 2007. The Profit Impact of Business Intelligence: Morgan
Kaufmann.

12

Anda mungkin juga menyukai