DALAM PERUSAHAAN
Dosen Pengampu : Moch. Shulthoni, S.E., M.SA., CSRS.
MAKALAH
Oleh
Kelompok 10
U’un Undarti
NIM 190810301048
Nurul Hidayah
NIM 190810301125
Maya Rafika
NIM 190810301157
KELAS E
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa dengan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Mengembangkan Mutu
Pengambilan Keputusan Manajemen dalam Perusahaan” dapat penulis selesaikan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan Teknologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dan bersedia memberi kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2 Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi pasti memerlukan sebuah keputusan dalam setiap aktivitasnya.
Bahkan pengambilan keputusan adalah awal untuk memulai aktivitas. Salah satu peran
manajer adalah membuat keputusan yang tepat dengan menggunakan informasi yang akurat.
Keputusan yang dihasilkan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam organisasi
dan memperbaiki sistem organisasi. Manajer harus memastikan keputusan yang dibuat
berpengaruh baik dalam kinerja organisasi.
Untuk membuat keputusan yang tepat, seorang manajer harus melewati proses
pengambilan keputusan. Manajer harus mempertimbangkan dampak dari keputusan yang
diambil. Manajer juga bisa mengikutsertakan anggotanya agar keputusan yang dihasilkan
tidak berdasarkan kepentingan pribadi karena keputusan yang tidak tepat akan berpotensi
menimbulkan konflik antar kelompok, menimbulkan ketidaknyamanan dalam kelompok,
bahkan akan memperburuk kondisi perusahaan.
Melihat pentingnya manajer dalam pengambilan keputusan yang tepat, penulis ingin
membahas lebih lanjut mengenai pentingnya manajer mengetahui proses pengambilan
keputusan. Untuk itu penulis merumuskan judul makalah ini “Mengembangkan Mutu
Pengambilan Keputusan Manajemen dalam Perusahaan”.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis keputusan yang ada di perusahaan.
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh
manajer.
3. Untuk mengetahui peran intelijen bisnis dalam mendukung proses pengambilan
keputusan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan ialah proses penentuan pilihan atas beberapa alternatif guna
meraih tujuan yang telah ditetapkan (Wang & Ruhe, 2007). Pengambilan keputusan juga
dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam menentukan pilihan terhadap alternatif
tindakan dan solusi guna menuntaskan permasalahan (Dermawan, 2004).
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi
3.1.1 Model Keputusan
Keputusan yang baik dapat diperoleh perusahaan dengan menandai keputusan
berkualitas yang dapat diukur dengan nilai moneter. Kebutuhan dan pertanggungjawaban
setiap struktur perusahaan yang berbeda mengakibatkan keputusan yang dihasilkan berbeda.
Ada tiga jenis keputusan, yaitu:
a) Keputusan terstruktur bersifat berulang, teratur, dan penanganannya mempunyai
metode yang jelas. Keputusan ini biasanya berada di organisasi level rendah dan sering
dihadapi manajemen operasional.
b) Keputusan semi terstruktur hanya menyajikan sebagian masalah yang dapat
diselesaikan dengan jelas dan biasa dihadapi manajemen menengah.
c) Keputusan tidak terstruktur bersifat baru, fundamental, tidak teratur, dan
penanganannya tidak mempunyai metode yang jelas sehingga perlu pengarahan,
evaluasi, dan pengetahuan. Keputusan ini biasanya berada di organisasi level tinggi dan
sering dihadapi manajemen senior.
4
3.1.3 Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata
Pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem informasi harus memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Kualitas Informasi
Informasi dengan kualitas tinggi sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan
keputusan yang berkualitas tinggi pula. Akurasi, konsistensi, validitas, integritas,
kelengkapan, kemudahan akses, dan ketepatan waktu merupakan dimensi kualitas dari
suatu informasi. Proses penentuan keputusan bisa saja mengalami kesulitan, jika sistem
informasi yang digunakan tidak sesuai dengan kriteria kualitas. Terjadinya penurunan
kualitas keputusan dipengaruhi oleh file dan database yang kurang akurat dan kurang
lengkap.
2. Penyaringan Manajemen
Dalam penentuan keputusan diperlukan penyaringan manajemen sebab informasi yang
akurat dan tepat waktu belum tentu terjamin. Peran manajer sangat diperlukan dalam
memperhatikan informasi secara selektif, menekankan pengawasan terhadap jenis-jenis
permasalahan dan penyelesaiannya, dan melakukan penolakan terhadap informasi yang
memiliki bias.
3. Budaya Organisasi
Karena perusahaan dan lingkungan selalu mengalami perubahan, maka diperlukan
penyesuaian terhadap model bisnis baru guna bersaing dan bertahan. Penolakan
berkekuatan besar terhadap suatu penentuan keputusan akan menyebabkan terjadinya
perubahan yang besar pula. Perusahaan cenderung menentukan keputusan dengan
melakukan upaya menyeimbangkan kelompok-kelompok yang mengalami perbedaan.
Namun, hal tersebut tidak dapat disebut sebagai solusi yang paling baik terhadap
penyelesaian masalah.
5
3.2.2 Lingkungan Intelijen Bisnis
6
kemudahan tersebut mendorong bisnis untuk menentukan keputusan dengan lebih
efektif dan efisien.
Pengguna dari intelijen bisnis dan analitis bisnis terdiri atas dua pengguna, yaitu
wewenang pengguna dan pengguna santai. Wewenang pengguna ialah penghasil laporan,
analisis, dan peramalan. Pengguna santai ialah pengguna yang menggunakan output dari
intelijen bisnis. Pengguna yang dimaksud ialah pelanggan, pemasok, karyawan operasional,
analis, manajer menengah, hingga eksekutif senior. Eksekutif senior menggunakan intelijen
bisnis guna memantau kegiatan-kegiatan perusahaan melalui dashboard dan scorecard.
Manajer menengah dan analis menggunakan intelijen bisnis guna memasukkan query, dan
membagi data sejalan dimensinya. Karyawan, pemasok, dan pelanggan menggunakan
intelijen bisnis guna laporan produksi. Laporan produksi merupakan output intelijen bisnis
yang paling banyak digunakan.
A. Analitis Prediktif
Kemampuan yang paling penting dari analitis intelijen bisnis ialah kemampuan
membuat model dari memprediksi peristiwa dan perilaku di masa yang akan datang.
Analitis prediktif memprediksi kecondongan masa depan dan pola perilaku dengan
sebuah asumsi, analisis statistik, teknik penelusuran, dan data historis.
B. Analisis Data Besar
Data besar yang dianalisis mencakup data transaksi-transaksi pelanggan dan data yang
terdapat pada jejaring sosial seperti social media guna membuat sebuah pengalaman
belanja yang berbentuk real-time. Hasil dari analisis data dapat digunakan untuk
menciptakan sebuah rekomendasi produk pada pengunjung web guna membantu
mendorong pembelian dan memandu keputusan calon pembeli tentang produk yang
telah disediakan.
C. Visualisasi Data dan Analitis Visual
Dalam menampilkan data yang berwujud visual dapat menggunakan visualisasi data dan
alat bantu analitis visual, guna mempermudah melihat suatu pola maupun hubungan
dalam data yang besar dengan wujud grafik, diagram, dashboard, dan peta.
D. Sistem Informasi Geografis
7
Sistem Informasi Geografis merupakan suatu alat bantu yang dapat memvisualisasikan
suatu masalah yang membutuhkan pengetahuan tentang distribusi geografis atas orang
maupun sumber daya lainnya. Sistem Informasi Geografis digunakan oleh pemerintah
dalam menghitung waktu tanggapan keadaan darurat seperti bencana alam. Dalam
bisnis, sistem geografis digunakan dalam menentukan pasar yang menekankan pada
mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru.
8
tetapi DSS mengharuskan manajemen untuk melakukan analisis atau pemahaman pola-pola
data terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.
Sebagian dari DSS menggunakan OLAP dan table pivot dalam menemukan data. Yang
termasuk ke dalam komponen DSS yaitu :
1. Model analisis sensitivitas (sensitivity analysis) yang memfokuskan pada pengaruh
perubahan suatu variable terhadap variable lainnya.
2. DSS Software, yang merupakan perangkat lunak untuk menganalisis data.
3. Basis Data DSS, merupakan keseluruhan data yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Tabel Pivot yang merupakan alat yang digunakan manajer dalam menyelidiki pola-
pola tertentu.
Selain metode scorecard, terdapat metode yang digunakan dalam mengembangkan ESS
yaitu Manajemen Kinerja Bisnis (Business Performance Management), di mana metode ini
9
mengumpulkan segala proses bisnis yang dapat digunakan oleh manajemen senior untuk
memaksimalkan kinerja perusahaan demi tercapainya tujuan bisnis. Dalam kata lain, metode
ini lebih menekankan pada eksekusi dari strategi bisnis yang telah ditentukan.
Setelah mengembangkan metodologi, selanjutnya perusahaan harus memiliki
kapabilitas dalam mendistribusikan informasi menuju manajemen senior seperti para
eksekutif dan direktur secara cepat dan tepat. Ketika pengembangan metode dan
pendistribusian informasi telah dilaksanakan, maka sistem pendukung eksekutif dapat
berjalan secara maksimal dan memudahkan manajemen senior dalam mengambil keputusan
yang tidak terstruktur.
3.3.4 Sistem Pendukung Keputusan Kelompok
Group Decisions Support System (GDSS) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk
mendukung pengambilan keputusan tidak terstruktur bagi sebuah kelompok dalam
organisasi. Sistem ini berbasis komputer dan memanfaatkan teknologi komunikasi, sehingga
bisa dikatakan bahwa sistem ini berkontribusi dan mendukung dalam proses pengambilan
keputusan karena menyediakan sarana komunikasi kelompok dalam bentuk virtual seperti
konferensi video. Dengan adanya GDSS yang didukung oleh hardware dan software maka
memudahkan kelompok dalam berdiskusi, mengeluarkan ide atau gagasan, berpendapat
serta menentukan keputusan yang tepat. Sistem ini sangat berguna sekali bagi perusahaan,
terkhusus perusahaan multinasional yang anggotanya tidak berada pada satu lokasi atau area
yang sama.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Suatu perusahaan memiliki tiga tingkatan manajemen yaitu manajemen senior,
manajemen menengah, dan manajemen operasional. Setiap tingkatan manajemen
mempunyai kebutuhan pengambilan keputusan yang tidak sama. Dalam pengambilan
keputusan, terdapat tiga tipe keputusan yaitu keputusan tidak terstruktur (unstructured
decisions), keputusan terstruktur (structured decisions), dan keputusan semi terstruktur
(semi structured decisions). Proses pengambilan keputusan dalam perusahaan terdiri atas
empat langkah, yaitu intelijen, rancangan, pilihan, dan implementasi. Empat langkah
tersebut mencakup mengidentifikasi permasalahan, melakukan pencarian solusi
permasalahan, memilih solusi permasalahan, menerapkan solusi, dan melakukan
pengawasan terhadap solusi yang telah ditentukan.
Sistem informasi dapat membantu pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen di perusahaan. Sistem informasi akan membantu untuk melakukan penyebaran
informasi, penghubung antara level manajemen di perusahaan, dan pengalokasian sumber
daya. Selain itu, para manajer perusahaan dibantu oleh teknologi informasi guna memantau,
membuat perencanaan, membuat peramalan yang lebih tepat, dan menyampaikan suatu
respons yang cepat pada lingkungan bisnis yang dinamis.
Para pengambil keputusan dapat mengambil suatu tindakan secara cepat dan tepat
apabila pengiriman informasi yang dibutuhkan juga cepat dan tepat. Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan menggunakan intelijen bisnis dan analitis bisnis. Intelijen bisnis dan
analitis bisnis akan membantu dalam mendistribusikan sebuah informasi secara tepat dan
hampir real-time. Selain itu, para pengambil keputusan akan lebih mudah memahami suatu
informasi dengan menggunakan alat bantu analitis bisnis.
4.2 Saran
Proses pengambilan suatu keputusan merupakan hal yang sangat krusial dalam
perusahaan. Pengambilan keputusan yang semakin cepat dan tepat akan semakin baik.
Namun, tindakan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat akan memerlukan kecepatan
dalam mendistribusikan informasi dan ketepatan dalam pemahaman informasi. Oleh karena
itu, perusahaan disarankan agar menggunakan intelijen bisnis dan analitis bisnis dalam
upaya mendukung proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Gelinas, J.U., Dull, Richard B., Wheeler, Patrick R. 2012. Accounting Information Systems.
South Western: Cengage Learning
Power, D.J. 2002. Decision support systems: Concepts and resources for managers. United
State of America: Green Wood Publishing Group.
Simon, H.A. 1960. The New Science of Management Decision. New York: Harper & Row
Wang, Y., & Ruhe, G. R. 2007. The Cognitive Process of Decision Making. International
Journal of Cognitive Informatics and Natural Intelligence, 1(2), 73-85.
Williams, S., & Williams, N. 2007. The Profit Impact of Business Intelligence: Morgan
Kaufmann.
12