Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“Memahami Nilai Bisnis dari Sistem dan Mengelola Perubahan”

“Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari Dosen mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen”

Oleh
Kelompok 6
1. Fahra Amalia Hasanah Sutarti (B1C119096)
2. Fahrani Rahmasuci (B1C119097)
3. Ferdian Adhil Putra (B1C119098)
4. Fifi Wahyuni (B1C119099)
5. Firda SK. (B1C119100)
6. Fuad Fallal S. (B1C119102)
7. Grace Indryani (BIC119103)

Kelas B
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kemampuan, kesempatan, dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan tugas kelompok ini, serta
teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah yang berjudul “Memahami Nilai Bisnis dari Sistem dan Mengelola
Perubahan”. ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kendari, 17 Desember 2020

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3 TUJUAN...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 MEMAHAMI NILAI BISNIS DARI SISTEM INFORMASI.............3

2.1.1 Model-Model Anggaran Modal Tradisional..........................................3

2.1.2 Keuntungan Nyata dan Tidak Kelihatan................................................4

2.1.3 Batasan-Batasan Model Finansial...........................................................5

2.1.4 Pertimbangan-Pertimbangan Strategis...................................................7

2.2 PENTINGNYA MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM


KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI......8

2.2.1 Bidang-Bidang Masalah Sistem Informasi............................................9

2.2.2 Manajemen Perubahan dan Konsep Implementasi.............................11

2.2.3 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Implementasi.......................11

2.2.4 Keterlibatan dan Pengaruh Pengguna...................................................11

2.3 KESENJANGAN KOMUNIKASI PENGGUNA-PERANCANG....12

2.3.1 Dukungan dan Komitmen Manajemen.................................................12

2.3.2 Tingkat Kompleksitas dan Resiko........................................................13

2.3.3 Manajemen Proses Implementasi.........................................................13

ii
2.3.4 Mengubah Tantangan Manajemen untuk Aplikasi Enterprise,
Perekayasaan Proses Bisnis, Manajemen Rantai Persediaan, dan
Manajemen Hubungan Pelanggan........................................................14

2.3.5 Implikasi Sistem Akibat Penggabungan dan Akuisisi........................15

2.4 MENGELOLA IMPLEMENTASI......................................................15

2.4.1 Mengendalikan Faktor-Faktor Risiko...................................................15

2.4.2 Mengelola Kompleksitas Teknis...........................................................15

2.4.3 Perencanaan dan Peranti Kendali Resmi..............................................16

2.4.4 Meningkatkan Keterlibatan Pengguna dan Mengatasi Resitensi


Pengguna.................................................................................................16

2.4.5 Perancangan Untuk Organisasi.............................................................17

2.4.6 Revolusi Jaringan dan Internet..............................................................18

2.4.7 Rancangan Sosioteknis..........................................................................18

2.4.8 Manajemen Proyek “Generasi Keempat”............................................18

BAB III KESIMPULAN......................................................................................20

3.1 KESIMPULAN......................................................................................20

3.2 SARAN....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan
bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pengelolaan manusia,
dokumen, teknologi, dan prosedur oleh manajemen untuk memecahkan masalah
bisnis, seperti biaya produksi, layanan, atau suatu strategi bisnis. SIM dibedakan
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem
informasi lain yang diterapkan pada aktifitas operasional organisasi. Secara
akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode
manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap
pengambilan keputusan, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan
sistem informasi eksekutif. Perkembangan sistem informasi manajemen telah
menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat
operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.

Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat


bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah sistem informasi tersebut terlalu
banyak informasi yang tidak bermanfaat atau justru sistem yang terlalu banyak
data. Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting atau vital dalam
mendesain sebuah sistem informasi yang efektif. Menyiapkan langkah atau
metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam
mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang
harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. SIM perusahaan
merupakan pengeluaran modal yang besar dan harus dievaluasi dengan cara yang
sama seperti investasi besar lain yang akan dilakukan oleh organisasi. Yang
memperumit investasi itu adalah karena investasi tersebut memerlukan lebih dari
sekedar pengeluaran uang yang besar. Manajemen seluruh organisasi harus
berkomitmen untuk melaksanakan proses bisnis yang memungkinkan tiap proses

1
bisnis lain di dalam organisasi melihat dan memahami transaksi tersebut.
Kerumitannya adalah kenyataan bahwa banyak keuntungan SIM perusahaan tidak
bersifat finansial.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana memahami nilai bisnis dari sistem informasi?
2. Bagaimana pentingnya manajemen perubahan dalam keberhasilan dan
kegagalan sistem informasi?
3. Apa yang mempengaruhi kesenjangan komunikasi pengguna-perancang?
4. Bagaimana mengelola implementasi?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami nilai bisnis dari sistem informasi.
2. Untuk memahami pentingnya manajemen perubahan dalam keberhasilan
dan kegagalan sistem informasi.
3. Untuk mengetahui kesenjangan komunikasi pengguna-perancang.
4. Untuk mengetahui cara mengelola implementasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MEMAHAMI NILAI BISNIS DARI SISTEM INFORMASI

Sistem informasi bisa memiliki beberapa nilai berbeda untuk


perusahaan bisnis. Infrastruktur teknologi informasi yang kuat dan
konsisten, dalam jangka waktu panjang, bisa memainkan peran strategis
penting dalam kehidupan perusahaan. Sistem informasi bisa menopang
kelangsungan hidup perusahaan.

Sangat penting juga menyadari bahwa sistem bisa memiliki nilai,


namun perusahaan mungkin tidak bisa menangkap semua atau sebagian
nilai. Walaupun proyek sistem dapat menghasilkan keuntungan, seperti
profitabilitas dan produktivitas, namun sebagian atau semua keuntungan
itu bisa langsung mengarah ke pelanggan dalam bentuk harga yang murah
atau layanan dan produk yang lebih terpercaya (Hitt dan Brynjolfsson).

Manfaat sistem dari sudut keuangan pada intinya berputar di


sekitar pertanyaan mengenai pengembalian atas modal investasi. Nilai
sistem bertolak dari satu pertanyaan: Apakah investasi sistem informasi
menghasilkan laba yang menyeimbangkan biaya yang dikeluarkan? Ada
banyak masalah dengan pendekatan ini, termasuk bagaimana
memperkirakan keuntungan dan menghitung biaya.

3
2.1.1 Model-Model Anggaran Modal Tradisional
Model-model anggaran modal tradisional merupakan salah satu
dari beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur nilai proyek
investasi modal jangka panjang. Proses analisis dan pemilihan beragam
proposal untuk pengeluaran modal disebut anggaran modal. Perusahaan
berinvestasi dalam proyek-proyek modal untuk memperluas produksi
dengan tujuan mengantisipasi kebutuhan atau memodernisasi
perlengkapan produksi untuk menekan biaya.

Ada enam model anggaran modal yang digunakan untuk


mengevaluasi proyek-proyek modal :

1. Metode penggantian
2. Nilai akuntansi dari pengembalian modal investasi
3. Rasio rugi-laba
4. Nilai Net saat ini (NPV / net present value)
5. Indeks keuntungan
6. Nilai internal pengembalian modal.

2.1.2 Keuntungan Nyata dan Tidak Kelihatan


Semua metode anggaran modal bergantung pada pengukuran arus
kas masuk dan keluar dari perusahaan. Model-model finansial berasumsi
bahwa semua alternatif yang relevan telah diuji, bahwa semua biaya
pengeluaran dan keuntungan yang telah diketahui, dan pengeluaran dan
keuntungan itu bisa diekspresikan dalam satuan umum, secara khusus,
uang.

Keuntungan nyata yaitu keuntungan-keuntungan yang bisa


mengukur dan menetapkan nilai moneter; mencakup biaya operasional
terendah dan meningkatkan arus kas. Keuntungan yang tidak kelihatan
yaitu keuntungan-keuntungan yang tidak bisa diukur dengan mudah ;
mencakup efisiensi layanan pelanggan atau perbaikan pengambilan

4
keputusan, tidak bisa segera diukur namun bisa memberikan keuntungan
yang terukur dalam proses jangka panjang.

Biaya dan Keuntungan dari Sistem Informasi :

1. Biaya
a. Keuntungan yang tidak kelihatan
b. Perangkat keras
c. Perbaikan kegunaan aset
d. Telekomunikasi
e. Perbaikan kendali sumber
f. Perangkat lunak
g. Perbaikan perencanaan organisasi
h. Layanan
i. Perbaikan kemudahan organisasi
j. Personil
k. Informasi diperoleh dengan cepat
l. Lebih banyak informasi

2. Keuntungan nyata (penghematan)


a. Meningkatkan pembelajaran organisasi
b. Meningkatkan produktivitas
c. Memperoleh persyaratan sah
d. Mengurangi biaya operasional
e. Meningkatkan kredibilitas karyawan
f. Mengurangi tenaga kerja
g. Meningkatkan kepuasan kerja
h. Mengurangi pengeluaran komputer
i. Memperbaiki pengambilan keputusan
j. Mengurangi biaya vendor luar
k. Memperbaiki pengoperasian
l. Mengurangi biaya klerikal dan profesional

5
m. Kepuasan pelanggan
n. Mengurangi nilai
pengeluaran
o. Citra perusahaan
yang lebih baik

2.1.3 Batasan-Batasan
Model Finansial

Banyak masalah muncul sewaktu analisis finansial diterapkan pada


sistem informasi. Model-model finansial tidak menegaskan risiko dan
ketidaktentuan estimasi keuntungan dan biaya. Inti dari model finansial
adalah menggunakan model itu secara hati-hati dan meletakkan hasilnya
pada konteks yang lebih luas dari analisis bisnis.

1. Metode Penggantian

Metode penggantian sangat sederhana: merupakan pengukuran


waktu yang diperlukan untuk menggantikan/mengembalikan investasi
awal dari proyek. Metode penggantian adalah metode yang terkenal karena
cirinya yang sederhana dan kekuatannya sebagai metode awal untuk
mengetahui gambaran umum investasi. Jika suatu proyek dalam dua tahun
bisa kembali-modal investasi, maka tidak menjadi masalah berapa setelah
dua tahun sistem itu bisa bertahan.

6
Kelemahan dari pengukuran ini adalah sifat-sifat pengukuran: Metode
ini mengabaikan nilai waktu uang, jumlah arus kas setelah periode
penggantian, nilai disposal (biasanya nol dengan sistem komputer), dan
profitabilitas investasi.

2. Nilai Akuntansi dari Pengembalian Modal Investasi (ROI)

Perusahaan membuat investasi modal untuk mendapatkan


kepuasan nilai pengembalian. Penentuan tingkat kepuasan nilai
pengembalian tergantung pada biaya peminjaman uang, namun faktor-
faktor lainnya bisa dimasukkan ke dalam persamaan tersebut. Faktor-
faktor tersebut adalah nilai historis dari pengembalian yang diharapkan
oleh perusahaan. Dalam jangka panjang, nilai pengembalian yang
diharapkan harus sama dengan atau melebihi modal pada pasar. Jika tidak,
tidak akan ada yang mau meminjamkan uang kepada perusahaan.

Nilai akuntansi dari pengembalian modal investasi menghitung


nilai pengembalian dari investasi dengan mengatur arus masuk kas yang
dihasilkan oleh investasi untuk penurunan harga (depresiasi). Ini
menghasilkan perkiraan pendapatan akuntansi yang dimiliki oleh proyek.

Kelemahan metode ini adalah ia bisa mengabaikan nilai waktu


uang. Penghematan masa depan tidak sekedar sama dengan nilai dolar
masa kini untuk penghematan masa kini. Akan tetapi, metode ini bisa
dimodifikasi (dan biasanya memang begitu) sehingga keuntungan dan
biaya masa depan dihitung dalam nilai dolar saat ini.

3. Rasio Rugi-Laba

Metode sederhana untuk menghitung pengembalian modal adalah


menghitung rasio rugi-laba, yaitu rasio dari keuntungan dan kerugian.
Rasio rugi-laba bisa digunakan untuk memberi peringkat pada beberapa
proyek sebagai perbandingan. Sebagian perusahaan menetapkan rasio
rugi-laba minimum yang harus dicapai olek modal proyek. Rasio rugi-laba

7
tentu saja bisa dikalkulasi dengan menggunakan nilai saat ini untuk
mendapatkan nilai waktu uang.

4. Nilai Bersih saat ini

Nilai saat ini adalah nilai dolar yang berlaku saat ini untuk
pembayaran atau urut-urutan pembayaran yang akan diterima pada masa
yang akan datang. Nilai bersih saat ini adalah jumlah uang sebagai harga
investasi, yang terdiri dari biaya, pendapatan, dan nilai waktu dari uang.

5. Indeks Profitabilitas

Satu keterbatasan dari nilai bersih saat ini adalah ia tidak


memberikan pengukuran untuk keuntungan, dan juga tidak menyediakan
cara untuk menempatkan secara berurutan beragam investasi yang
mungkin. Satu solusi sederhaan adalah dengan menggunakan indeks
profitabilitas. Indeks profitabilitas digunakan untuk membandingkan
keuntungan dari investasi alternatif ; dihitung dengan membagi nilai saat
ini dari total arus kas masuk dari investasi dengan biaya awal investasi

6. Tingkat Pengembalian Internal (IRR)

Nilai internal pengembalian modal adalah variasi dari metode nilai


bersih saat ini. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang. Tingkat
pengembalian internal (IRR) didefinisikan sebagai nilai pengembalian
modal atau keuntungan yang dihasilkan dari investasi. Nilai internal
pengembalian modal adalah nilai potongan (bunga) yang akan
menyamakan nilai saat ini dari arus kas masa depan proyek dengan biaya
awal proyek.

8
2.1.4 Pertimbangan-Pertimbangan Strategis

Metode lainnya untuk memilih dan mengevaluasi investasi sistem


informasi mencakup pertimbangan-pertimbangan yang tidak diperhatikan
oleh metode anggaran modal tradisional. Jikalau perusahaan memiliki
beberapa investasi alternatif yang dipilih, maka ia bisa memakai analisis
portofolio dan model skoring. Model-model ini bisa menggunakan pilihan-
pilihan nyata model-model penetapan harga untuk investasi TI yang sangat
tidak

menentu atau menggunakan pendekatan nilai tambah pengetahuan untuk


mengukur keuntungan perubahan proses bisnis. Beberapa dari metode ini
bisa saling dikombinasikan.

1. Analisis portofolio

Sebuah analisis portofolio mengenai aplikasi pada perusahaan


untuk menentukan risiko dan keuntungan, dan untuk memilih satu pilihan
sistem informasi di antara banyak alternatif.

2. Model Skoring

9
Metode yang cepat dan kadang kala meyakinkan berasal dari
keputusan mengenai pemilihan sistem alternatif adalah model skoring.
Model skoring memberikan kepada sistem alternatif, sebuah skor tunggal
berdasarkan tingkat di mana sistem tersebut memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan.

3. Model Penetapan Harga Opsi Riil

Model untuk mengevaluasi investasi teknologi informasi dengan


pengembalian investasi yang belum pasti dengan menggunakan teknik-
teknik pemberian nilai opsi finansial.

2.2 PENTINGNYA MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM


KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI

Keuntungan-keuntungan dari investasi teknologi informasi akan


berkurang jika perusahaan tidak mempertimbangkan biaya perubahan
organisasi yang berkaitan dengan sistem baru mengefektifkan perubahan-
perubahan tersebut (Ryan dan Harrison, 2000; Irani dan Love, 2000-2001).

Penggunaan atau penggantian sistem informasi memiliki dampak


yang besar terhadap organisasi dan perilaku. Ia menstransformasi
bagaimana beragam individu dan kelompok menjalankan tugasnya dan
saling berinteraksi. Perubahan-perubahan dalam hal cara informasi
ditetapkan, diakses dan digunakan untuk mengelola sumber-sumber
organisasi sering menghasilkan distribusi otoritas dan kekuatan baru.
Perubahan internal organisasi menyebabkan hambatan dan oposisi dan
bisa membawa pada kematian sistem atau keberhasilan sistem.

Kegagalan sistem informasi dalam persentase yang sangat besar


untuk membawa keuntungan atau mengatasi masalah sebagaimana yang
dimaksudkan, terjadi karena proses perubahan organisasi di sekitar
pembangunan sistem tedak diarahkan dengan benar. Pembangunan sistem
yang berhasil membutuhkan manajemen perubahan secara cermat.

10
2.2.1 Bidang-Bidang Masalah Sistem Informasi
Masalah-masalah pada perancangan sistem informasi, data, biaya,
atau pengoperasian bisa menjadi bukti atas kegagalan sistem.

1. Perancangan

Perancangan
aktual sistem
mungkin tidak
bisa sesuai dengan persyaratan bisnis yang utama atau tidak bisa
memperbaiki kinerja organisasi. Informasi tidak bisa tersedia dengan
cukup cepat untuk membantu proses bisnis ; mungkin dalam format yang
sangat sulit dipahami dan digunakan ; atau mungkin merepresentasi
potongan-potongan data yang keliru.

Cara di mana pengguna bisnis nonteknis harus berinteraksi dengan


sistem mungkin saja terlalu rumit dan kurang mendukung. Sistem
mungkin dirancang dengan antarmuka pengguna yang jelek. Antara muka
pengguna adalah bagian dari sistem yang berfungsi sebagai media
interaksi antara pengguna dengan sistem. Jenis perangkat keras dan
serangkaian perintah pada layar dan respons yang diperlukan oleh
pengguna untuk bekerja dengan sistem tersebut.

Sistem informasi dinilai gagal jika rancangannya tidak sesuai


dengan struktur, kultur, dan sasaran organisasi secara keseluruhan. Secara
historis, rancangan sistem informasi sering kurang sesuai dengan isu-isu
teknis yang perlu menjadi perhatian organisasi. Hasilnya, sering sistem
informasi secara teknis memang bagus namun tidak sesuai dengan struktur

11
organisasi, kultur, dan sasaran organisasi. Tanpa ada kesesuaian yang tepat
dengan organisasi, sistem itu akan menciptakan ketidakstabilan, konflik,
dan kecenderungan-kecenderungan yang menyimpang.

2. Data

Data di dalam sistem


memiliki tingkat inakurasi dan inkonsistensi yang tinggi. Informasi pada
bidang-bidang tertentu mungkin saja mengandung kesalahan atau ambigu,
atau tidak diorganisasi dengan baik untuk tujuan bisnis. Informasi yang
dibutuhkan untuk fungsi bisnis tertentu mungkin tidak bisa diakses karena
data tidak lengkap.

3. Biaya

Sebagian sistem beroperasi dengan baik, namun biaya untuk meng-


implementasikannya dan menjalankannya pada basis produksi bisa
melebihi nilai yang sudah dianggarkan. Proyek sistem lainnya mungkin

12
sangat boros untuk diselesaikan. Dalam kedua kasus tersebut,
pengeluaran-pengeluaran berlebihan tidak bisa dinilai dengan nilai bisnis
yang ditunjukkan dari informasi yang disediakan.

4.

Pengoperasian

Sistem tidak berjalan dengan baik. Informasi tidak tersedia dengan


cepat dan efisien karena operasi komputer yang menangani proses
informasi terhambat. Pekerjaan yang sering dibatalkan akan
mengakibatkan kerugian dan penundaan atau ketidaksesuaian jadwal yang
sudah ditetapkan untuk pengiriman informasi. Suatu sistem online
mungkin secara operasional tidak mencukupi karena waktu responsnya
terlalu lama.

Sebagian dari masalah tersebut bisa mengarah kepada fitur-fitur


teknis dari sistem informasi, namun sebagian besar bersumber dari faktor-
faktor organisasi. Para pembangunan sistem perlu memahami isu-isu
organisasi dan mempelajari bagaimana mengelola perubahan yang
berhubungan dengan sistem informasi yang baru.

13
2.2.2 Manajemen Perubahan dan Konsep Implementasi
Manajemen perubahan adalah sebuah upaya dan pendekatan yang
dilakukan secara terstruktur dan sistematis yang dimanfaatkan guna
membantu individu, tim ataupun organisasi dengan menerapkan sarana,
sumber daya dan pengetahuan dalam merealisasikan perubahan dari
kondisi sekarang menuju suatu kondisi yang lebih baik secara efisien dan
efektif untuk memperkecil dampak dari proses perubahan itu

Agar secara efektif mengelola perubahan organisasi di sekitar


pembangunan sistem informasi yang baru, orang harus menguji dan
meneliti proses implementasi. Implementasi merujuk kapada semua
aktivitas organisasional dalam hal adopsi, manajemen, dan rutinitas dari
inovasi seperti sistem informasi yang baru. Dalam proses implementasi,
para analisis sistem merupakan agen perubahan. Dalam konteks
implementasi, individu bertindak sebagai medium selama proses
perubahan untuk memastikan keberhasilan adaptasi organisasi terhadap
sistem yang baru atau inovasi.

2.2.3 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Implementasi


Pelaksanaan implementasi secara luas ditentukan oleh peran para
pengguna dalam proses implementasi; tingkat dukungan manajemen untuk
usaha implementasi; level kompleksitas dan resiko proyek implementasi;
dan kualitas manajemen dari proses implementasi. Bukti-bukti
keberhasilan atau kegagalan bisa ditemukan pada wilayah perancangan,
biaya, pengoperasian, atau data sistem informasi.

 Riset telah menemukan  bahwa hasil implementasi secara luas dapat ditentukan
oleh faktor-faktor berikut:
1. Peran pengguna dalam proses implementasi
2. Tingkat dukungan manajemen bagi upaya implementasi
3. Tingkat kompleksitas dan resiko implementasi proyek
4. Kualitas manajemen dalam implementasi

14
2.2.4 Keterlibatan dan Pengaruh Pengguna
Keterlibatan pengguna dalam perancangan dan pengoperasian
sistem informasi menghasilkan beberapa akibat positif. Pertama, jika
pengguna sangat dilibatkan dalam hal perancangan sistem, maka mereka
memiliki lebih banyak peluang untuk membentuk sistem sesuai dengan
prioritas mereka dan persyaratan bisnis, dan lebih banyak peluang untuk
mengendalikan hasilnya. Kedua, mereka kemungkinan besar akan bereaksi
secara positif terhadap seluruh sistem karena mereka telah menjadi
partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri. Keterlibatan
pengetahuan dan keahlian pengguna atau menghasilkan solusi yang lebih
baik.

Berkat penggunaan internet secara luas dan penggunaan peranti


generasi keempat, dewasa ini para pengguna beranggapan bahwa lebih
banyak peran kepemimpinan dalam mengartikulasikan pemakaian,
pengembangan, dan implementasi inovasi teknologi informasi (Kettinger
dan Lee, 2002). Keterampilan dan visi dari para perancang sistem
profesional tetap diperlukan, sama halnya dengan arsitek yang merancang
sebuah bangunan rumah.

Relasi antara konsultan dan klien telah lama menjadi bidang


masalah dalam implementasi sistem informasi. Para pengguna dan ahli
sistem informasi cenderung memiliki latar belakang, minat, dan prioritas
yang berbeda. Hal ini disebut kesenjangan komunikasi pengguna-
perancang. Perbedaan-perbedaan tersebut mengakibatkan loyalitas
organisasi, pendekatan pemecahan masalah, dan pemahaman istilah yang
berbeda. Para ahli sistem informasi misalnya, sering memiliki orientasi
yang sangat teknis dalam pemecahan masalah.

2.3 KESENJANGAN KOMUNIKASI PENGGUNA-PERANCANG

15
Proyek pengembangan sistem memiliki risiko besar kegagalan jika
perbedaan atau kerenggangan latar belakang antara pengguna dan teknisi
tidak diketahui dengan segera, dan jika kedua kelompok ini terus mengejar
sasaran yang berbeda. Dalam kondisi seperti ini, pengguna sering
dilepaskan dalam proses implementasi. Karena tidak bisa memahami apa
yang dimaksudkan oleh teknisi, maka mereka berkesimpulan bahwa
keseluruhan proyek lebih baik ditangani secara langsung hanya oleh para
ahli informasi. Dengan banyaknya implementasi yang sepenuhnya
ditangani oleh para ahli teknik, maka tidak mengherankan jika banyak
sistem yang gagal melayani kebutuhan organisasi.

2.3.1 Dukungan dan


Komitmen
Manajemen
Jika proyek
sistem informasi
memiliki
dukungan dan
komitmen manajemen pada beragam level, maka kemungkinan besar
proyek itu akan dipandang secara positif baik oleh pengguna maupun staf
teknis layanan informasi. Kedua kelompok akan meyakini bahwa
partisipasi mereka dalam proses pengembangan akan menghasilkan
perhatian dan prioritas yang lebih tinggi. Mereka akan mengenali dan
menghargai waktu dan usaha yang telah mereka sumbangkan untuk
implementasi.

16
Dukungan manajemen juga bisa memastikan proyek sistem akan
menerima dana dan sumber-sumber yang memadai agar bisa berhasil.
Lebih jauh lagi, semua perubahan dalam perilaku kebiasaan kerja dan
prosedur dan pengaturan organisasi yang berkaitan dengan sistem baru
yang tergantung pada dukungan manajemen, akan diusahakan secara
efektif. Jika manajer menganggap sistem yang baru merupakan prioritas,
maka sistem itu kemungkinan besar akan diperlukan sebagai bawahannya.

2.3.2 Tingkat Kompleksitas dan Resiko


Beragam system masing-masing berbeda dalam hal ukuran,
cakupan, tingkat kompleksitas, dan komponen-komponen teknis dan
organisasionalnya. Sebagian sistem kemungkinan besar gagal atau
mengalami penundaan karena lebih menanggung resiko yang lebih besar.
Tingkat resiko dipengaruhi oleh ukuran sistem, struktur, dan tingkat
keahlian teknis dari staf sistem informasi dan tim.

1. Ukuran Sistem : Semakin besar suatu sistem diindikasikan oleh banyaknya


biaya yang telah dikeluarkan, jumlah staf implementasi, waktu yang
dialokasikan untuk implementasi, dan jumlah unit organisasi yang
dipengaruhi, maka semakin besar resiko yang dihadapi.
2. Struktur Sistem : Sebagian sistem lebih terstruktur daripada sistem
lainnya. Persyaratannya adalah langsung ke pokok masalah sehingga
output dan proses bisa dengan mudah ditetapkan.
3. Pengalaman dengan Teknologi : Resiko sistem akan muncul jika tim
sistem dan staf sistem informasi kurang ahli dalam hal teknis. Jika tim
belum mengetahui jenis perangkat yang ada didalam sistem, maka besar
kemungkinan sistem tersebut akan masalah teknis atau perlu banyak waktu
untuk menyelesaikan proyek karena kurang menguasai keterampilan.

2.3.3 Manajemen Proses Implementasi


Dalam proyek pengembangan sistem, pelatihan untuk memastikan
bahwa pengguna akhir sudah merasa nyaman dengan sistem yang baru dan
sudah memahami sepenuhnya potensi kegunaannya, sering dikorbankan

17
atau dilupakan. Jika anggaran sudah ditetapkan pada awalnya, maka pada
akhir pengerjaan proyek seharusnya masih tersedia dana untuk pelatihan
dan pembuatan dokumentasi. (Bikson, dkk., 1985).

Proyek pengembangan sistem tanpa pengelolaan yag benar,


sebagian besar akan mengalami konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut :

1. Biaya pengeluaran dengan cepat akan melebihi anggaran.


2. Penguluran waktu yang tidak terduga.
3. Kinerja teknis secara signifikan berada dibawah level yang diperkirakan.
4. Gagal mendapatkan keuntungan yang sudah diantisipasi.

2.3.4 Mengubah Tantangan Manajemen untuk Aplikasi Enterprise, Perekayasaan


Proses Bisnis, Manajemen Rantai Persediaan, dan Manajemen Hubungan
Pelanggan
Dengan banyaknya tantangan dalam hal inovasi dan implementasi,
maka tidak mengeherankan jika ada banyak kegagalan di antara sekian
banyak proyek sistem enterprise dan rekayasa proses bisnis (BPR), yang
pada umumnya memerlukan perubahan organisasional yang besar dan
penggantian teknologi lama dan sistem lama yang sudah berakar dalam
banyak proses bisnis yang saling berhubungan.

Sebagian besar proyek enterprise dan perekeyasaan diperlemah


karena implementasi yang buruk dan praktik-praktik pengelolaan
perubahan yang gagal mengarahkan perhatian-perhatian para karyawan
terhadap perubahan tersebut. Sistem enterprise menciptakan sangat banyak
interkoneksi antar beragam proses bisnis dan alur data untuk memastikan
bahwa informasi pada satu bagian bisnis bisa didapatkan oleh unit lainnya,
dan memperbaiki keputusan manajemen. Proses bisnis harus terintegrasi
dengan kuat, pekerjaan-pekerjaan harus ditetapkan kembali, dan prosedur-
prosedur baru harus dibuat untuk keseluruhan perusahaan. Pembelajaran
organisasi juga diperlukan untuk para anggota organisasiagar
mendapatkan pengetahuan baru yang kompleks mengenai aturan-aturan
baru bisnis dan proses bisnis dan menyingkirkan pengetahuan lama.

18
2.3.5 Implikasi Sistem Akibat Penggabungan dan Akuisisi
Penggabungan dan akuisisi terus bertambah karena keduanya
adalah mesin pertumbuhan utama bagi bisnis. Perusahaan berpotensi
memotong biaya-biaya secara signifikan dengan melakukan penggabungan
dengan para
pesaingnya,
mengurangi
resiko dengan
berekspansi ke
dalam
beragam
industry (misalnya dengan cara konglomerasi), dan menciptakan
kumpulan pengetahuan dan keahlian pesaing dengan menggabungkan
kekuatan dengan para pemain lain. Selain itu juga bisa menghemat waktu,
perusahaan bisa mendapatkan bagian pasar dan keahlian secara cepat
melalui akuisisi daripada melakukan pembangunan jangka panjang.

Walaupun sebagian besar perusahaan bisa berhasil mengatasi


penggabungan dan akuisisi, namun para peneliti menemukan bahwa
penggabungan dan akuisisi mengakibatkan turunnya saham, dan sering
berakibat hilangnya kepentingan dagang di kemudian hari.

2.4 MENGELOLA IMPLEMENTASI

19
Manajemen implementasi adalah tata kelola dan kepemimpinan yang
bertindak dengan ide, rencana, metode, desain, prinsip, etika, dan
motivasi untuk melakukan dalam upaya mewujudkan tujuan.

Tidak semua aspek proses implementasi bisa dengan mudah


dikendalikan atau direncanakan. Namun, peluang-peluang utnuk
keberhasilan sistem bisa ditingkatkan dengan mengantisipasi potensi
masalah implementasi menerapkan strategi perbaikan yang benar.

2.4.1 Mengendalikan Faktor-Faktor Risiko


Langkah pertama mengelola resiko proyek adalah mengidentifikasi
sifat dan level resiko dari proyek yang sedang dikerjakan. Para pelaku
implementasi kemudian bisa mengadaptasi kemungkinan pendekatan
terhadap pengelolaan proyek, penanganan masing-masing proyek dengan
piranti, metode pengelolaan proyek, dan hubungan organisasional yang
menggerakkan level resikonya.

2.4.2 Mengelola Kompleksitas Teknis


Proyek dengan teknologi yang kompleks dan menantang untuk
dikuasai berasal dari keuntungan peranti integrasi internal. Keberhasilan
proyek seperti ini tergantung dari seberapa baik pengelolaan kompleksitas.
Pemimpin proyek perlu memiliki pengalman administrasi dan teknis.
Mereka harus mampu mengantisipasi masalah-masalah dan
mengembangkan relasi yang mulus antar tim teknis secara terus menerus.
Tim harus berada di bawah pimpinan manajer dengan latar belakang yang
kuat dalam hal teknik dan manajeman proyek, dan anggota tim arus dudah

20
berpengalaman. Keahlian teknik yang penting yang tidak tersedia secara
internal, harus dicari dan ditemukan dari luar organisasi.

2.4.3 Perencanaan dan Peranti Kendali Resmi


Proyek-proyek besar akan menarik keuntungan dari penggunaan
secara tepat peranti perencanaan resmi dan peranti kendali resmi. Dengan
menggunakan teknik manajemen proyek seperti Program Evaluation and
Review Technique (PERT) atau diagram grant, sebuah rencana rinci bisa
dikembangkan. Teknik-teknik pengelolaan proyek bisa membantu menejer
mengidentifikasi sumbatan-sumbatan dan menentukan dampak masalah
pada waktu penyelesaian proyek. Teknik-teknik itu juga membantu
pengembang sistem untuk membagi implementasi ke dalam segmen-
segmen yang lebih kecil, yang bisa dikelola dengan baik, dan
menghasilkan keuntungan bisnis yang terukur. Teknik kendali standar
akan berhasil mematakan kemajuan proyek atas penganggaran dan tangal
jatuh tempo, sehingga penyimpanan dari perencanaan bisa diketahui.

2.4.4 Meningkatkan Keterlibatan Pengguna dan Mengatasi Resitensi Pengguna


Proyek yang relative memiliki struktur kecil dan persyaratan yang
belum ditetapkan harus melibatkan pengguna di semua tahapnya. Para
pengguna harus dimobilisasi untuk mendukung satu dari banyak
kemungkinan pilihan perancangan dan agar mereka berkomitmen pada
satu rancangan. Peranti integrasi eksternal terdiri dari cara-cara
mengkoneksi kerja tim implementasi dengan pengguna di semua level
organisasi. Misalnya, pengguna bisa menjasi anggota aktif dari tim proyek,
mengerjakan peran kepemimpinan, dan menjalankan implementasi dan
pelatihan. Sayangnya, pengembangan sistem bukanlah proses rasional
secara keseluruhan. Para pengguna yang melakukan kegiatan perancangan
sering menggunakan posisinya untuk lebih menekankan minat pribadinya
sendiri dan mendapatkan kekuatan, daripada melaksanakan sasaran
organisasi. Para pengguna tidak selalu dilibatkan dalam proyek sistem
secara produktif.

21
Jika penggunaan sistem bersifat sukarela, maka pengguna bisa
memilih untuk menghindarinya. Jika pengguna bersifat keharusan, maka
hambatan akan muncul dalam bentuk meningkatnya resiko kesalahan,
gangguan, pengalihan, dan bahkan sabotase. Oleh karena itu, strategi
implementasi harus tidak hanya mendukung partisipasi pengguna dan
keterlibatannya, namun juga harus bisa melihat isu-isu kontra
implementasi. Kontra implementasi adalah strategi yang disengaja untuk
merintangi implementasi sistem informasi atau inovasi dalam sebuah
organisasi.

2.4.5 Perancangan Untuk Organisasi


Karena tujuan sistem yang baru adalah memperbaiki kinerja
organisasi, maka proses pengembangan sistem harus secara eksplisit
menunjukkan cara dimana organisasi akan berubah jika sistem yang baru
sudah dipasang, termasuk pemasangan internet, ekstranet, dan aplikasi
internet. Sebagai tambahan untuk perubahan procedural, transformasi
dalam hal fungsi kerja, struktur organisasi, hubungan berbagai otoritas,
dan perilaku harus direncanakan secara cermat. Para pakar sisitem
informasi, manajer, dan pengguna harus tetap terbuka dengan peran
mereka dalam proses manajemen perubahan dan tidak menerapkan
persepsi yang kaku dan sempit.

Walaupun analis sistem dan kegiatan perancangan dianggap


menyertakan analisis dampak organisasi, namun wilayah ini biasanya
diabaikan. Analisis dampak organisasi menjelaskan bagaimana sistem
yang diajukan akan mempengaruhi struktur organisasi, sikap, pengambilan
keputusan, dan pengoperasian. Agar bisa berhasil mengintegrasikan sistem
informasi dengan organisasi, perkiraan dampak organisasi yang
menyeluruh dan terdokumentasi harus mendapat perhatian lebih banyak
dalam segala usaha pengembangan yang akan dilakukan.

Faktor-Faktor dalam Perencanaan dan Implementasi Sistem :

22
1. Partisipasi dan keterlibatan karyawan
2. Rancangan kerja
3. Pengawasan standard dan kinerja ergonomik (termasuk perlengkapan,
antarmuka pengguna, dan lingkungan kerja)
4. Keluhan karyawan mengenai prosedur
5. Kesehatan dan keamanan
6. Kesesuaian dengan peraturan pemerintah

2.4.6 Revolusi Jaringan dan Internet


Wilayah-wilayah di mana pengguna berinteraksi dengan sistem,
harus dirancang dengan cermat, dengan kepekaan terhadap isu-isu
ergonomik. Ergonomik mengacu pada interaksi orang-orang dan mesin
dalam lingkungan kerja. Hal tersebut mencakup rancangan kerja, isu-isu
kesehatan, dan antarmuka pengguna akhir sistem informasi. Dampak
sistem aplikasi pada lingkungan kerja dan dimensi kerja harus dengan
cermat diperkirakan.

2.4.7 Rancangan Sosioteknis


Tradisi rancangan partisipasi ini menekankan partisipasi individu
sebagian besar dipengaruhi oleh sistem yang baru. Rencangan
perancangan sosioteknis menetapkan sasaran-sasaran manusia untuk
sistem yang bisa meningkatkan kepuasan kerja. Para perancang harus
menetapkan solusi teknis dan rancangan sosial. Rencana rancangan sosial
menguraikan struktur kelompok, kelompok kerja, alokasi tugas, dan
rancangan kerja individu.solusi teknis dan sosial yang bisa
dikombinasikan diajukan sebagai solusi sosioteknis. Alternatif yang paling
sesuai denagn sasaran teknis dan social dipilih sebagai rancangan akhir.
Rancangan sosioteknis yang dihasilkan diharapkan membuahkan sistem
informasi yang bisa mengikat efisiensi teknis dengan kepekaan atas
kebutuhan manusia dan organisasi, yang pada akhirnya membawa
kepuasan kerja.

23
Sistem sosioteknik adalah istilah yang biasanya diberikan untuk
setiap contoh elemen sosio dan teknis yang terlibat dalam perilaku yang
diarahkan pada tujuan. Sistem sosioteknik adalah ekspresi khusus dari
teori sosioteknik, meskipun mereka tidak selalu satu dan sama. Teori
sistem sosioteknik adalah campuran dari teori sosioteknik, optimasi
bersama dan seterusnya dan teori sistem umum.

2.4.8 Manajemen Proyek “Generasi Keempat”


Teknik-teknik tradisional dalam mengelola proyek berkaitan
dengan masalah-masalah ukuran dan kompleksitas dalam hal memecah
proyek besar menjadi beberapa subproyek, menugaskan tim, membuat
penjadwalan, dan garis besar masing-masing, dan fokus terutama pada
mekanisme proyek ketimbang pada hal bisnis. Teknik pengelolaan proyek
“generasi keempat” pun muncul untuk mengatasi masalah-masalah
kompleks mengenai koordinasi organisasi dan pengelolaan perubahan, dan
kadang kala berhadapan dengan teknologi yang belum dikenal secara baik,
dan secara terus menerus mengubah persyaratan bisnis.

Pada model ini, perencanaan proyek mengasumsikan fokus


keseluruhan perusahaan, dikendalikan oleh visi strategi bisnis perusahaan
dan arsitektur teknologinya. Para manajer proyek dan subproyek lebih
fokus pada penyelesaian masalah dan menghadapi tantangan sewaktu
keduanya muncul, daripada menghadapi kejadian-kejadian formal yang
sifatnya insidentil. Sangat berguna bagi organisasi untuk menetapkan
program kantor secara terpisah dalam mengelola subproyek,
mengkoordinasi keseluruhan proyek dengan kelangsungan proyek, dan
mengkoordinasi proyek dengan perubahan terus-menerus dalam hal
strategi bisnis perusahaan, arsitektur sistem informasi dan
infrastrukturnya, dan proses bisnisnya.

24
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Sistem informasi bisa memiliki beberapa nilai berbeda untuk
perusahaan bisnis. Infrastruktur teknologi informasi yang kuat dan
konsisten, dalam jangka waktu panjang, bisa memainkan peran strategis
penting dalam kehidupan perusahaan. Sistem informasi bisa menopang
kelangsungan hidup perusahaan.

Keuntungan-keuntungan dari investasi teknologi informasi akan


berkurang jika perusahaan tidak mempertimbangkan biaya perubahan
organisasi yang berkaitan dengan sistem baru mengefektifkan perubahan-
perubahan tersebut.

Tidak semua aspek proses implementasi bisa dengan mudah


dikendalikan atau direncanakan. Namun, peluang-peluang utnuk
keberhasilan sistem bisa ditingkatkan dengan mengantisipasi potensi
masalah implementasi menerapkan strategi perbaikan yang benar.

25
3.2 SARAN
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah kami jauh dari
kesempurnaan. Namun, kami selaku kelompok 6 dengan materi
“Memahami Nilai Bisnis dari Sistem dan Mengelola Perubahan” sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Agar
menjadi pembelajaran bagi kami untuk makalah selanjutnya. Terima kasih.

26
DAFTAR PUSTAKA

Fida, Musta. 2016. “Memahami Nilai Bisnis dari Sistem dan Mengelola
Perubahan”. http://musta96fida.blogspot.com/2016/01/memahami-nilai-bisnis-
dari-sistem-dan.html?m=1 diakses pada 17 Desember 2020.

Rahmadayanti, Tina. 2018. “Memahami Nilai Bisnis dari Sistem dan


Mengelola Perubahan kel 11”.
http://mynewpostinganaddress.blogspot.com/2018/01/memahami-nilai-bisnis-dari-sistem-
dan.html?m=1 diakses pada 17 Desember 2020.

Susan Long (Januari 2013). Metode Sosioanalitik: Menemukan Yang


Tersembunyi dalam Organisasi dan Sistem Sosial . 

ibnuismail. (2020, oktober 26). Manajemen Perubahan: Pengertian, Fungsi, Fase


dan Tahapannya Dalam Perusahaan. accurate.id. Retrieved from
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-
perubahan/#:~:text=Manajemen%20perubahan%20atau%20Management
%20of,dari%20kondisi%20sekarang%20menuju%20suatu

kompasiana. (2012, oktober 11). Manajemen Implementasi. kompasiana.


Retrieved from
https://www.kompasiana.com/djajendra.com/551849f6a333115307b66406
/manajemen-implementasi#:~:text=Manajemen%20implementasi
%20adalah%20tata%20kelola,melakukan%20dalam%20upaya
%20mewujudkan%20tujuan.

thonievarians. (2012, september 26). KESUKSESAN DAN KEGAGALAN


PENERAPAN SISTEM INFORMAS. blogspot.com. Retrieved from
http://thonievarians.blogspot.com/2012/09/kesuksesan-dan-kegagalan-
penerapan.html#:~:text=PENYEBAB%20KESUKSESAN%20DAN
%20KEGAGALAN%20IMPLEMENTASI,kompleksitas%20dan
%20resiko%20implementasi%20proyek

27
28

Anda mungkin juga menyukai