Disusun Oleh :
Kharisma Caesar 041311233102
Nila Afrianti 041311233113
Atika Dian Permatasari 041311233117
Noor Rosyidah Fatma Dewi 041311233126
Aisyah Hijir Adiani 041311233197
Fara Maulana 041311233255
Penyusun
2 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR__________________________________________________2
DAFTAR ISI________________________________________________________3
BAB I. PENDAHULUAN_______________________________________________4
Profil Perusahaan_______________________________________________________4
Visi Perusahaan________________________________________________________4
Misi Perusahaan________________________________________________________4
Alasan Memilih PT. Garuda Indonesia, tbk___________________________________5
BAB II___________________________________________________________6
A. IDENTIFIKASI RISIKO PT GARUDA INDONESIA TBK.________________________6
Risiko Pasar________________________________________________________________6
Risiko Likuiditas_____________________________________________________________9
Risiko Kredit_______________________________________________________________10
B. RISIKO KERUSAKAN PROPERTI_______________________________________13
Kasus Risiko Propert PT. Garuda Indonesia Tbk.__________________________________13
Risiko Propert Pt Garuda Indonesia Yang Terkait Dengan Liability Insurance____________14
C. RISIKO GUGATAN ( LIABILITY )_______________________________________16
Kasus Risiko Gugatan PT. Garuda Indonesia Tbk.__________________________________17
Hukum Kriminal dan Perdata PT. Garuda Indonesia Tbk.____________________________18
Common Law dan Civil Law___________________________________________________22
D. RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA PADA PT. GARUDA INDONESIA TBK.___24
Risiko Perubahan Pendapatan PT. Garuda Indonesia Tbk.___________________________24
Risiko Perubahan Nilai Pasar pada PT. Garuda Indonesia Tbk.________________________28
E. Risiko Pasar pada PT. Garuda Indonesia Tbk.____________________________35
Metode Historis (Back Simulation)_____________________________________________39
Metode Modeling (Analytical)_________________________________________________40
F. Risiko Kredit pada PT. Garuda Indonesia Tbk.___________________________42
Analisis Model Diskriminan Altman pada PT. Garuda Indonesia Tbk.___________________43
Analisis Model Diskriminan SPSS pada PT. Garuda Indonesia Tbk._____________________47
Hasil Output Model Diskriminan SPSS___________________________________________51
Aplikasi Hasil SPSS pada PT. Garuda Indonesia Tbk.________________________________56
DAFTAR PUSTAKA__________________________________________________57
3 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
BAB I. PENDAHULUAN
Profil Perusahaan
Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI
001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari
1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan
registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta
ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan
nama Garuda Indonesian Airways. Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno dimana nama
tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto;
"Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya,
“Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.
Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional.
4 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Keselamatan di darat pada bandara juga sangat penting karena cepatnya perputaran pesawat
di bandara yang sangat sibuk, sangat mahalnya kendaraan di bandara, serta besarnya volume energi
atau konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan. Kebakaran dalam pengisian energi pada pesawat dapat
terjadi hanya dalam hitungan menit.
Ancaman teroris dan kerentanan pesawat membuat keamanan penerbangan sangat penting.
Kegiatan penerbangan di udara terkait komunikasi, satelit navigasi, dan aktivitas lain di udara
menjadikan penerbangan sebagai kegiatan yang berisiko sangat tinggi.
Selain itu hal yang paling banyak disorot akhir-akhir ini adalah kecelakaan pesawat.
Kecelakaan pesawat adalah hal yang kritis mengingat jumlah survivor-nya sangat kecil dibanding
kecelakaan moda transportasi lain, seperti kereta api, mobil, sepeda motor atau bus. Namun
frekuensi kecelakaan pesawat sangatlah kecil dibanding kecelakaan transportasi lain itu. Data tahun
2000an menunjukkan bahwa kecelakaan pesawat disebabkan oleh kesalahan pilot yang
berhubungan dengan kemampuan pilot itu sendiri, cuaca dan kegagalan mekanik pesawat (total
52%); kegagalan mekanik (25%), kesalahan lain manusia (9%), cuaca (8%) dan sabotase (6%).
Kecelakan pesawat dapat dihindari dengan melatih pilot supaya lebih desicive, bijak dan secara
teknik mumpuni; disiplin melakukan proses perawatan (maintenance) dengan kualitas baik;
menentukan rute penerbangan yang aman; teliti dalam melakukan review desain struktur pesawat
dan lainnya.
Sehingga kami merasa bahwa untuk bisnis maskapai penerbangan, manajemen risiko yang baik
sangat krusial dibutuhkan demi kelangsungan bisnisnya. Maka kami memilih PT. Garuda Indonesia,
tbk untuk dianalisis implementasi manajemen risikonya.
BAB II
PEMBAHASAN
5 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Risiko Pasar
6 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Perusahaan juga terus melakukan upaya pengelolaan pemakaian bahan bakar secara
operasional yaitu penghematan biaya dengan penggunaan alternative pesawat secara efektif dan
efisien, termasuk juga melakukan evaluasi untuk kontrak berjalan. Upaya efisiensi ini dituangkan
dalam program kinerja perusahaan.
Analisis sensitivitas risiko harga bahan bakar pesawat berdasarkan asumsi bahwa semua
faktor tetap termasuk biaya-biaya lain dan uplifted volume, yang dianalisa berdasarkan kontrak yang
masih outstanding pada periode pelaporan atas penggunaan bahan bakar penerbangan regular dan
haji.
Jika terjadi kenaikan (penurunan) harga sebesar 1 Dolar Amerika Serikat per barel, sebagai
akibat perubahan harga bahan bakar, maka laba setelah pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir
akan mengalami kenaikan (penurunan).
7 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Risiko suku bunga
: didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran
yang disebabkan perubahan tingkat suku bunga.
Risiko Likuiditas
: Eksposur kewajiban legal (liability) muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai pihak
tertanggung yang harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya. Kewajiban muncul jika bisa
dibuktikan adanya pihak yang ceroboh atau tidak berhatihati.
Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas
yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak dari
fluktuasi arus kas.
8 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal
jatuh tempo pinjaman jangka panjang, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk
mengambil inisiatif mencari dana sebagai modal kerja. Aktivitas tersebut dapat meliputi penerbitan
utang bank.
Risiko Kredit
: Risiko kredit ini terjadi ketika counterparty (pihak lain dalam transaksi bisnis kita) tidak dapat
memenuhi kewajibannya kepada perusahaan yang dipinjam. Dalam mengukur risiko kredit, dibagi
menjadi dua yaitu pengukuran risiko kredit secara kualitatif dan pengukuran risiko kredit secara
kuantitatif.
Eksposur tersebut terutama berasal dari:
Risiko pelanggan akan gagal memenuhi liabilitasnya,
Risiko dana atau instrumen keuangan tidak diserahkan oleh rekanan sebagaimana yang
diharapkan.
Dalam sebagian besar kasus, penjualan pasasi dan kargo ditangani melalui agen yang berada
dalam pengaruh dan naungan IATA. Agenagen ini terhubung dengan sistem kliring untuk setiap
negara untuk penyelesaian penjualan pasasi atau kargo. Agen individual diperiksa oleh clearing
house tertentu.
Risiko kredit dari agen penjualan relatif rendah, kecuali perjanjian yang menjadi dasar
pembayaran tidak menyatakan lain, klaim dan liabilitas yang timbul antar maskapai penerbangan
biasanya diselesaikan secara bilateral atau melalui IATA Clearing House. Penyelesaian dilakukan
terutama dengan cara menandingkan piutang dan liabilitas secara berkala, yang menyebabkan
berkurangnya risiko gagal bayar secara signifikan.
9 | A n a l i s i s R i s i k o P T. G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang kredibel. Semua lawan
transaksi harus mendapat persetujuan sebelumnya dari manajemen sebelum kesepakatan dilakukan.
Batasan lawan transaksi (jumlah dan waktu kredit) harus ditetapkan terhadap masingmasing
lawan transaksi dan ditelaah secara tahunan oleh manajemen. Di samping itu, saldo piutang
dimonitor secara berkelanjutan untuk mengurangi eksposur piutang bermasalah.
10 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
fungsional dan begitu sebaliknya.Transaksi valuta
mata uang bisa dilakukan dengan selalu
mempertimbangkan kurs yang menguntungkan Grup.
Menyelaraskan penerimaan dan pembayaran untuk
setiap jenis mata uang.
Risiko Pasar - Risk Transfer Strategi lindung nilai tingkat suku bunga menggunakan
Risiko Suku Bunga kontrak transaksi lindung nilai sampai berjalan dengan
interest swap atas beberapa transaksi
Risiko Likuiditas Risk Memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang
Retention dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup
dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas.
Risiko Kredit Risk Transfer Klaim dan liabilitas yang timbul antar maskapai
penerbangan diselesaikan secara bilateral atau melalui
IATA Clearing House dengan cara menandingkan
piutang dan liabilitas secara berkala, yang
menyebabkan berkurangnya risiko gagal bayar secara
signifikan.
Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak
ketiga yang kredibel. Semua lawan transaksi harus
mendapat persetujuan sebelumnya dari manajemen
sebelum kesepakatan dilakukan.
Bab ini membicarakan risiko atau eksposur yang dihadapi oleh aset fisik (properti) dan
eksposur terkena gugatan hukum.
Berikut merupakan contoh kasus kerusakan property real yang dialami oleh Garuda
Indonesia: AP II Tanggung Kerugian Garuda Pasca Kebakaran Soekarno-Hatta, Jakarta.
PT Angkasa Pura II (Persero) akan menanggung kerugian PT Garuda Indonesia Tbk atas
insiden terbakarnya terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng beberapa waktu lalu. Kedua
perusahaan setuju untuk melakukan liability insurance atau asuransi tanggung gugat atas kerugian
13 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
yang dialami akibat terbakarnya terminal 2E.
Asuransi tanggung gugat adalah jenis asuransi yang dipertanggungkan kerugian material
akibat tanggung jawab hukum kepada pihak lain. Dalam kasus terbakarnya terminal 2E, AP II
selaku pengelola bandara dan Garuda sebagai pengguna layanan bandara yang terkena dampak atas
insiden tersebut, akan melakukan rekonsiliasi atas akibat dari kejadian kemarin sesuai ketentuan di
internal masing-masing perusahaan.
Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi mengatakan kesediaan perusahaannya
menanggung kerugian kejadian seperti itu nantinya akan berlaku untuk semua maskapai
penerbangan. Menurut Budi hal tersebut merupakan bagian dari komitmen AP II untuk terus
meningkatkan layanan kepada seluruh maskapai termasuk Garuda.
14 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
C. RISIKO GUGATAN ( LIABILITY )
Muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai pihak tertanggung yang harus membayar
ganti rugi kepada pihak lainnya. Contoh kewajiban atau gugatan hukum adalah pasien menuntut
ganti rugi karena dokter dianggap melakukan malprkatik. Kewajiban muncul jika bisa dibuktikan
adanya pihak yang negleet (ceroboh atau tidak hati-hati).
Asuransi Pesawat
Berikut ini adalah beberapa jenis asuransi kecelakaan untuk pesawat:
6. In-flight insurance
15 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Jaminan ketika terjadi kerusakan saat dalam proses penerbangan dan berada di darat, termasuk
ketika pesawat dalam keadaan parkir. Pada dasarnya hal ini lebih mahal dibandingkan not-in-
motion karena kebanyakan pesawat mengalami kerusakan ketika bergerak.
Eksposur kewajiban legal (liability) muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai pihak
tertanggung yang harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya. Kewajiban muncul jika bisa
dibuktikan adanya pihak yang ceroboh atau tidak berhati-hati.
Dalam hal ini untuk menghindari risiko gugatan yang berasal dari penumpang (passenger),
PT. Garuda Indonesia bekerjasama dengan Perusahaan Asuransi Allianz untuk memberikan opsi
travel insurance untuk menjamin kenyamanan penumpang yang memiliki biaya tambahan.
Fasilitasnya mencakup santunan atas penundaan penerbangan dan bagasi, penggantian kerugian atas
kerusakan dan kehilangan bagasi, penggantian biaya yang timbul akibat kehilangan dokumen
perjalanan, penggantian biaya pengobatan, santunan tunai harian rumah sakit, evakuasi medis
darurat dan repatriasi, serta layanan bantuan perjalanan & medis 24 jam.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk penumpang untuk mendapatkan asuransi opsi ini mulai
dari Rp 29.000 - 100.000 untuk perjalanan domestik dan mulai dari $7-72 untuk kawasan Asia dan
$8.5-126 untuk semua tujuan.
16 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Indonesia bergerak di bidang industry penerbangan yang sangat berkaitan erat dengan pelayanan
pada individu atau penumpang.
17 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Dalam hukum perdata yang berkaitan dengan industri penerbangan disebut sebagai hukum
udara nasional perdata. Hukum penerbangan diatur dalam undang-undang nomor 15 tahun 1992
tentang penerbangan dan asuransi sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 33 tahun 1964
yuncto peraturan pemerintah nomor 17 tahun 1965 beserta peraturan-peraturan pelaksananya.
Dari ketiga pasal yang disebutkan diatas menunjukkan ada beberapa hal yang harus dipatuhi
PT Garuda Indonesia untuk terhindar dari risiko gugatan. Risiko- risiko gugatan yang mungkin
muncul terkait hukum perdata diatas, diantaranya:
1. Tidak atau tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian atau lukanya penumpang
yang diangkut
2. Apabila ada kehilangan maupun rusaknya barang yang di angkut
3. Transportasi lambat saat mengangkut penumpang dan/atau barang
4. Adanya pengoperasian pesawat udara atau kecelakaan pesawat atau jatuhnya benda – benda
dari pesawat yang mengakibatkan kerugian bagi pihak ketiga atau orang atau badan hukum
yang tidak berkaitan dengan pengoperasian pesawat udara.
18 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Kasus yang pernah dialami oleh PT Garuda Indonesia yaitu pada tahun 2010 mengenai
gugatan Hutomo Mandala Putra terhadap Garuda Indonesia dan majalah penerbangannya. Gugatan
ini diajukan PT Bali Pecatu Usaha yaitu bisnis milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto
atas tulisan berjudul 'A Destination to Enjoy Bali'. Artikel itu dimuat dalam Majalah Garuda edisi
Desember 2009. Dalam artikel tersebut memuat tulisan tentang kawasan liburan di Pecatu,
Bali.Dalam tulisan itu terdapat sebuah catatan kecil yang menuliskan "Tommy Soeharto adalah
pemilik kawasan dan dia merupakan seorang pembunuh yang telah divonis oleh pengadilan."
PT Bali Pecatu kemudian melayangkan gugatan materiil sebesar Rp1,6 miliar dan gugatan
immateril Rp25 miliar. Gugatan dilayangkan kepada PT Indo Multi Media (perusahaan pers
Majalah Garuda) dan PT Garuda Indonesia (Persero). Selain itu empat orang tergugat lainnya,
yakni:
1. Dewan Redaksi Majalah Garuda, Taufik Darusman,
2. Redaktur Majalah Garuda, Sari Widiati,
3. Dewan Redaksi Majalah Garuda dan Vice President Corporation Communication PT Garuda
Indonesia (Persero), Pujobroto, serta Dewan Redaksi Majalah Garuda dan
4. Marketing Communication and Promotion PT Garuda Indonesia, Prasetyo Budi.
Selain itu, PT Bali Pecatu juga menggugat permintaan maaf secara terbuka di media massa
Kompas, Majalah Tempo, dan Bisnis Indonesia atas catatan tersebut.
Kasus ini diselesaikan dengan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan gugatan perdata
Tommy Suharto atas majalah Garuda Indonesia yang menyebut dia sebagai pembunuh.Gugatan ini
dikabulkan oleh pengadilan negeri Jakarta dikarenakan ada 3 surat permintaan maaf masing-masing
pihak PT Indo Multi Media maupun PT Garuda Indonesia.
Dari kasus diatas terlihat bahwa berkaitan dengan hukum perdata yang merupakan kasus
pencemaran nama baik individu yang dilakukan oleh organisasi dan di dalam kasus diatas nama
yang dicemarkan adalah Tommy Soeharto.Dengan adanya gugatan diatas maka menciptakan
kewajiban bagi PT Indo Multi Media (perusahaan pers Majalah Garuda) dan PT Garuda Indonesia
sebagai pihak yang dituntut kepada PT Bali Pecatu sebagai pihak yang menuntut.
Hubungan hukum atau hubungan kerja antara para penggugat yang bekerja sebagai
pramugari di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan tergugat diatur dalam PKB PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk periode 2012 – 2014 sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Direktorat
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja tanggal 15 Oktober
2012 tentang Pendaftaran PKB.
Selain itu, juga diikat dalam PKB PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk periode 2014 – 2016,
sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga tanggal 23 September 2014 tentang Pendaftaran PKB, yang hingga saat ini
masih berlaku dan digunakan sebagai dasar hukum, landasan hukum maupun panduan, pedoman
kerja bagi tergugat dan para penggugat yang belum pernah dicabut atau direvisi atau dibatalkan.
20 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Konflik yang dialami PT Garuda Indonesia, Tbk merupakan salah satu wilayah dimana
gugatan hukum dapat muncul, yaitu pada kontrak karyawan-atasan.Kuasa hukum PT Garuda
Indonesia, Tbk menglarifikasi mengenai konflik yang terjadi pada pengadilan yang dilakukan pada
November 2015 bahwa Garuda Indonesiatidak melakukan diskriminasi kepada pramugarinya
sehubungan dengan usia pensiun 46 tahun. Menurut Garuda Indoneisa sebagai pihak yang tergugat,
pilihan untuk pensiun pada usia 46 tahun adalah atas inisiatif dan keputusan para pramugari
(penggugat) sendiri tanpa adanya tekanan dan paksaan dalam bentuk apapun dari pihak tergugat.
Risiko suku bunga didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan
nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan perubahan tingkat suku bunga.
Paparan risiko
Pendapatan Grup dipengaruhi oleh beban bunga yang berdampak terhadap perubahan
tingkat bunga dari pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang termasuk juga pembayaran
bunga untuk sewa pesawat.
Acuan tingkat suku bunga yang digunakan adalah mengambang yaitu LIBOR untuk
pinjaman USD dan rata-rata tingkat suku bunga Bank Pemerintah untuk pinjaman dalam mata uang
Rupiah. Pergerakan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap beban bunga yang harus
dibayar oleh Grup.
21 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa risiko perubahan tingkat bunga yang dapat
memengaruhi PT Garuda Indonesia adalah risiko pendanaan kembali. Risiko pendanaan kembali
adalah risiko yang apabila ada perubahan tingkat bunga akan menyebabkan perubahan kewajiban
perusahaan. Pendapatan PT Garuda Indonesia dipengaruhi oleh beban bunga dari:
Kebijakan Grup terkait risiko suku bunga adalah dengan mengelola eksposur pada pinjaman
bersuku bunga mengambang dengan strategi lindung nilai tingkat suku bunga (interest swap).
Kontrak transaksi lindung nilai sampai dengan 31 Desember 2015 telah berjalan dengan interest
swap atas beberapa transaksi.
Interest Swap adalah kontrak antara 2 pihak untuk melakukan pertukaran bunga untuk mata
uang yang sama selama suatu periode tertentu. Pada umumnya, suku bunga yang akan ditukarkan
adalah suku bunga tetap (fixed rate) terhadap suku bunga mengambang (floating rate), sedangkan
pembayarannya dapat dilakukan secara periodik (bulanan, kuartal, semester atau tahunan).
Alasan perusahaan melakukan transaksi IRS adalah untuk melakukan lindung nilai terhadap
potensi kenaikan / penurunan suku bunga di masa mendatang.Biasanya untuk suku bunga
mengambang, akan menggunakan referensi pasar seperti: SBI atau JIBOR untuk IDR dan LIBOR
atau SIBOR untuk USD.
22 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Pengelolaan risiko perubahan tingkat bunga pada PT Garuda Indonesia Tbk dikelola dengan
Interest Rate Swap (Bayar Fixed). Hal ini dilakukan karena PT Garuda Indonesia Tbk yang
berpandangan bahwa suku bunga cenderung akan naik di masa mendatang dan mempunyai
pinjaman dengan suku bunga mengambang, maka PT Garuda Indonesia Tbk dapat melakukan
lindung nilai dengan melakukan IRS. PT Garuda Indonesia Tbk membayar suku bunga tetap
tersebut untuk menghindari kenaikan tingkat bunga tersebut.
Instrumen keuangan PT Garuda Indonesia Tbk yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga
seperti diungkapkan pada table likuiditas seksi IV dibawah ini.
Berikut ini analisis sensitivitas, ditentukan berdasarkan eksposur suku bunga terhadap
liabilitas keuangan yang menggunakan suku bunga mengambang pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014. Analisis ini disajikan dengan asumsi liabilitas keuangan pada akhir periode pelaporan
masih beredar sepanjang periode, dengan variabel lain konstan terhadap laba setelah pajak Grup.
23 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Dari analisis sensitivitas tersebut, terjadi perubahan tingkat suku bunga pada LIBOR dan
SBI yang memberikan dampak pada EAT PT Garuda Indonesia Tbk. Perubahan tingkat bunga
LIBOR memberikan dampak kenaikan EAT perusahaan pada tahun 2015. Sedangkan, perubahan
tingkat bunga SBI memberikan dampak penurunan EAT pada tahun 2015. Dampak ini tidak terlepas
dari kebijakan PT Garuda Indonesia Tbk yang melakukan pengelolaan risiko dengan Interest Rate
Swap.
24 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Risiko Perubahan Nilai Pasar pada PT. Garuda Indonesia Tbk.
UTANG OBLIGASI
1. Obligasi Garuda Indonesia Berkelanjutan 1
Pada Juli 2013, Perusahaan melakukan penawaran efek grup bernama “Obligasi Garuda
Indonesia Berkelanjutan 1”. Perusahaan menargetkan untuk meraih Rp 4.000.000.000.000 dari
penawaran tersebut. Pada fase pertama Bond yang ditawarkan sebesar USD 200.724.972 (setara
dengan Rp 2.000.000.000.000). 80% dari hasil yang diperoleh akan digunakan sebagai uang
muka untuk pembelian pesawat dan 20% sisanya akan digunakan sebagai capital untuk
pembayaran sewa pesawat. Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) saat
jatuh tempo. Tingkat bunga sebesar 9,25% per tahun dan dibayar setiap 3 bulanan,dimulai
5 Oktober 2013 sampai 5 Juli 2018.Pembelian kembali obligasi dapat dilakukan setelah satu
tahun dari dari tanggal penjatahan berdasarkan harga pasar.
PT CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai wali amanat. Pada saat diterbitkan, Obligasi
tersebut mendapatkan IdA fitch rating dan tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2013.
Obligasi tidak dijamin oleh apapun atau siapapun. Pada tanggal 29 Januari 2016, rating obligasi
Perusahaan dari Fitch adalah BBB+ (idn) dan per 31 Desember 2014, rating obligasi tersebut
adalah A- (idn) dari Fitch.
25 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Pada tanggal 5 Maret 2015 Rapat Umum Pemegang Obligasi telah dilakukan, dimana
pemegang obligasi menyetujui perubahan pembatasan financial covenant dalam perjanjian
perwaliamanatan.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus dapat melakukan
pembayaran bunga obligasi dan hutang pokok obligasi perusahaan sebesar:
26 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Obligasi Garuda Indonesia Berkelanjutan 1 (5 Juli 2013)
:Tingkat bunga sebesar 9,25% per tahun dan dibayar setiap 3 bulanan,dimulai 5 Oktober 2013
sampai 5 Juli 2018.
Garuda Indonesia Global Sukuk Limited (3 Juni 2015)
: Peringkat laba tetap sebesar 5,95% per tahun, dibayar setiap 6 bulanan yang dimulai pada
tanggal 3 Desember 2015 sampai dengan 3 Juni 2020
27 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Dapat dilihat bahwa PT Garuda Indonesia Tbk dalam memenuhi kewajbannya untuk
pembayaran bunga kedua obligasi dilakukan dengan tingkat bunga teteap sesuai dengan penjelasan
kedua obligasi diatas. Dari data pembayaran diatas terlihat bahwa PT Garuda Indonesia Tbk
melakukan pembayaran:
28 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Dapat dilihat bahwa kemungkinan eksposur risiko nilai pasar obligasi PT Garuda
Indonesia kecil karena Garuda Indonesia menggunakan tingkat bunga obligasi yang tetap dan
sudah ada kesepakatan sejak awal. Namun, meskipun tingkat bunga obligasi tetap PT Garuda
Indonesia Tbk tetap diberikan eksposur risiko nilai pasar obligasi “Garuda Indoensia Global
Sukuk Limited” apabila nilai tukar USD berubah. Hal ini dapat menjadi eksposur mengingat
tingkat imbal hasil yang ditetapkan sama, namun apabila nilai tukar melemah dapat
meningkatkan jumlah pembayaran imbal hasil yang lebih besar. Selain itu, apabila terjadi
penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program; namun, sebagian akan di
offset (saling hapus) oleh peningkatan imbal hasil atas investasi instrumen utang.
Tabel berikut merupakan analisis likuiditas instrumen keuangan pada 31 Desember 2015
dan 2014 berdasarkan jatuh tempo atas liabilitas keuangan Grup.
29 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
30 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
E. Risiko Pasar pada PT. Garuda Indonesia Tbk.
Metode Value At Risk (VAR) digunakan untuk memberikan informasi yang berguna untuk
manajer yaitu memperkirakan besarnya kerugian dan kemungkinan terjadinya kerugian tersebut.
Untuk menilai risiko pasar dari PT Garuda Indonesia maka kami menganalisis dengan metode VAR
pada tahun 2015.
Data Return PT Garuda Indonesia Tbk.
Harga
Tanggal GIAA
Saham Return
24-Feb-16 429
1 25-Feb-16 411 -4.20%
2 26-Feb-16 415 0.97%
3 29-Feb-16 408 -1.69%
4 1-Mar-16 426 4.41%
5 2-Mar-16 422 -0.94%
6 3-Mar-16 433 2.61%
7 4-Mar-16 445 2.77%
8 7-Mar-16 439 -1.35%
9 8-Mar-16 428 -2.51%
10 10-Mar-16 427 -0.23%
11 11-Mar-16 431 0.94%
12 14-Mar-16 434 0.70%
13 15-Mar-16 448 3.23%
14 16-Mar-16 439 -2.01%
15 17-Mar-16 435 -0.91%
16 18-Mar-16 438 0.69%
17 21-Mar-16 439 0.23%
18 22-Mar-16 447 1.82%
19 23-Mar-16 446 -0.22%
20 24-Mar-16 446 0.00%
31 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Varians PT. Garuda Indonesia Tbk.
Harga Expected Ri -
Tanggal GIAA
Saham Return Return E(R)^2
24-Feb-16 429
1 25-Feb-16 411 -4.2% 0.22% 0.19%
2 26-Feb-16 415 1.0% 0.22% 0.01%
3 29-Feb-16 408 -1.7% 0.22% 0.04%
4 1-Mar-16 426 4.4% 0.22% 0.18%
5 2-Mar-16 422 -0.9% 0.22% 0.01%
6 3-Mar-16 433 2.6% 0.22% 0.06%
7 4-Mar-16 445 2.8% 0.22% 0.07%
8 7-Mar-16 439 -1.3% 0.22% 0.02%
9 8-Mar-16 428 -2.5% 0.22% 0.07%
10 10-Mar-16 427 -0.2% 0.22% 0.00%
11 11-Mar-16 431 0.9% 0.22% 0.01%
12 14-Mar-16 434 0.7% 0.22% 0.00%
13 15-Mar-16 448 3.2% 0.22% 0.09%
14 16-Mar-16 439 -2.0% 0.22% 0.05%
15 17-Mar-16 435 -0.9% 0.22% 0.01%
16 18-Mar-16 438 0.7% 0.22% 0.00%
17 21-Mar-16 439 0.2% 0.22% 0.00%
18 22-Mar-16 447 1.8% 0.22% 0.03%
19 23-Mar-16 446 -0.2% 0.22% 0.00%
20 24-Mar-16 446 0.0% 0.22% 0.00%
Varians PT Garuda Indonesia Tbk.
32 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Deviasi Standar dipakai untuk menghitung enyimpangan dari nilai rata – rata. Apabila
semakin besar deviasi standar maka makin besar penyimpangannya. Penyimpangan digunakan
sebagai indicator risiko. Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa risiko pada PT Garuda
Indonesia Tbk. Sebesar 2.10%.
Pada kolom return 2, terlihat bahwa return terendah sebesar -4.20% yang merupakan return
pada tanggal 29 Februari 2016. Sementara return tertinggi sebesar 4.40% yang merupakan return
pada tanggal 24 Februari 2016.
Asumsi:
VAR 95%
Investasi : Rp. 1.000.000.000
Kami menggunakan VAR 95% karena tidak terlalu yakin. Maka, langkah selanjutnya adalah
melihat 5% return terendah. 5% dari 20 data yang ada adalah 1, dengan demikian kita memilih 1
hari dengan return terendah yaitu -4.20%.
Maka, dari perhitungan tersebut diketahui bahwa besok kemungkinan 5% kerugian investasi yang
terjadi adalah sebesar Rp. 42.000.000. Dapat dikatakan juga bahwa kita yakin bahwa sebesar 95%
bahwa kerugian tidak akan melebihi Rp. 42.000.000.
34 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Metode Modeling (Analytical)
Asumsi:
Investasi Rp 1.000.000.000
Return yang diharapkan ( harian ) = 0.22%
Deviasi standar: 2.1%
Gambar kurva normal di atas menunjukkan bahwa area antara -3.245 hingga 3.685 mencerminkan
90% dari total wilayah distribusi normal dan dengan demikian mencerminkan probabilitas sebesar
90% ( 0.9 ).
Apabila kita melihat table distribusi normal, maka luas wilayah sebesar 5% dari ujung paling kiri
( atau ujung paling kanan ), mempunyai nilai z sebesar 1.65.
Dengan demikian wilayah tengah seluas 90% berada diantara:
35 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
0,22% - ( 1.65 x 2.10 ) = - 3.245
0.22% + ( 1.65 x 2.10 ) = 3.685
Dengan demikian, VAR 95% return harian bisa dihitung melalui batas bawah di mana wilayah
sebesar 5% dari ujung paling kiri. Maka :
36 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Risiko kredit ini terjadi ketika counterparty (pihak lain dalam transaksi bisnis kita) tidak
dapat memenuhi kewajibannya kepada perusahaan yang dipinjam. Dalam mengukur risiko kredit,
dibagi menjadi dua yaitu pengukuran risiko kredit secara kualitatif dan pengukuran risiko kredit
secara kuantitatif.
Untuk mengetahui risiko kredit PT Garuda Indonesia, maka kami menggunakan salah satu
teknik penilaian kuantitatif yaitu, model scoring kredit. Analisis di bawah ini menggunakan model
diskriminan Altman 1968.
37 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Analisis Model Diskriminan Altman pada PT. Garuda Indonesia Tbk.
2015 x5 1.152561052
x1 -0.068157278 Z 1.635639519
x2 0.00257238
x3 0.168235078
x4 0.380428287 2014
38 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
x1 -0.158223029 x4 0.462108858
x5 1.258072827
x2 0.002745924
Z 1.71893345
x3 -0.424963277
x4 0.699529268
2012
x5 1.268546828 x1 -0.05606399
Z 1.387635714 x2 0.061492397
x3 0.220269434
2013 x4 0.611223497
x1 -0.066933855 x5 1.379059588
x2 0.002621005 Z 2.215980926
x3 0.063064614
39 | A n a l i s i s R i s i k o P T . G a r u d a I n d o n e s i a T b k .
Kesimpulan
Tahun Z
2015 1.63563952
2014 1.38763571
1.71189334
2013 5
2012 2.21598093
Nilai Z dari tahun 2012 hingga tahun 2014 terus menurun, hal ini
menunjukkan bahwa prediksi kebangkrutan atas PT Garuda Indonesia semakin
meningkat. Namun, nilai Z kembali meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015.
Hal ini menunjukkan bahwa prediksi perusahaan untuk mengalami kebangkrutan
semakin rendah.Dari perhitungan diatas meski terlihat adanya kenaikan nilai Z
pada tahun 2015 namun nilai Z 3 tahun berturut-turut mulai tahun 2013 hingga
2015 PT Garuda Indonesia Tbk nilainya kurang dari 1.81, maka hal ini
mengindikasikan prediksi bahwa PT Garuda Tbk akan mengalami kebangkrutan.
Hal ini sesuai dengan klasifikasi cutoff rate dari model diskriminan persamaan
Altman.
Nilai Z yang selalu dibawah angka 1.81 sejak tahun 2013 mengindikasikan
prediksi bahwa PT Garuda Tbk akan mengalami kebangkrutan. Hal ini sesuai
dengan pemberitaan pada akhir tahun 2015 mengenai PT Garuda Indonesia yang
terancam bangkrut.Hal ini ditunjukkan pada salah satu media yang menyampaikan
berita bahwa ada peringatan untuk maskapai plat merah Garuda Indonesia.
Untuk menghindarkan dari kebangkrutan, maka perseroan diminta untuk
membatalkan rencana pembelian 30 pesawat Airbus tipe A350. Permintaan itu
datang dari Rizal Ramli yaitu Menko Kemaritiman.Menurut pengamatan Rizal,
track record Garuda untuk rute Jakarta- Amsterdam serta Jakarta-London kurang
baik. Yakni, hanya mencapai 30 persen. Hal itulah yang disinyalir membuat
Garuda merugi. Karena itu, Rizal Ramli meminta agar Garuda membeli pesawat
yang kelasnya lebih rendah. Yakni, Airbus 320.
Analisis Model Diskriminan SPSS pada PT. Garuda Indonesia Tbk.
Berikut ini adalah hasil perhitungan analisis laporan keuangan pada PT.
Garuda Indonesia Tbk. dari tahun 2012 hingga tahun 2015.
Rasio Leverage
Rasio Likuiditas
Rasio Aktivitas
Inventory Turnover 2015 2014 2013 2012
Sales $ 3.814.989.745,00 $ 3.933.530.272,00 $ 3.716.076.586,00 $ 2.887.250.744,00
Inventory $ 91.631.231,00 $ 85.204.399,00 $ 90.328.457,00 $ 83.443.877,00
41,63 46,17 41,14 34,60
Receivable Turnover 2015 2014 2013 2012
Sales $ 3.814.989.745,00 $ 3.933.530.272,00 $ 3.716.076.586,00 $ 2.887.250.744,00
Account Receivable $ 121.527.641,00 $ 126.226.274,00 $ 144.691.478,00 $ 129.471.098,00
31,39 31,16 25,68 22,30
Total Asset Turnover 2015 2014 2013 2012
Sales $ 3.814.989.745,00 $ 3.933.530.272,00 $ 3.716.076.586,00 $ 2.887.250.744,00
Total Asset $ 3.310.010.986,00 $ 3.100.815.978,00 $ 2.953.784.952,00 $ 2.517.997.766,00
1,15 1,27 1,26 1,15
Average days in
inventory 2015 2014 2013 2012
360 360 360 360 360
Inventory turnover 41,6341645 46,16581207 41,13959996 34,60110973
8,646744911 7,797978284 8,750692772 10,40429058
9 8 9 10
Days Sales
Outstanding / ACP 2015 2014 2013 2012
360 360 360 360 360
Receivable Turnover 31,39195095 31,16253176 25,68276057 22,30034957
11,46790783 11,5523348 14,01718476 16,1432447
12 12 15 16
Rasio Probabilitas
Valid N (listwise)
Exact F
Step Entered Statistic df1 df2 df3 Statistic df1 df2 Sig.
1 inventory_turn .226 1 1 2.000 6.847 1 2.000 .120
over
2 quick_ratio .001 2 1 2.000 887.144 2 1.000 .024
At each step, the variable that minimizes the overall Wilks' Lambda is entered.
a. Maximum number of steps is 42.
b. Minimum partial F to enter is 3.84.
c. Maximum partial F to remove is 2.71.
d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.
Function
quick_ratio 224.259
inventory_turnover 8.654
(Constant) -514.737
Unstandardized coefficients
Zscore
komstanta Quick Inventory
Tahun (slope) intercept Rato intercept Turnover Z score
2012 -514.737 224.259 0,73 163709,07 8.654 34,6 299428,4 -51.600
2013 -514.737 224.259 0,78 174922,02 8.654 41,14 356025,56 16.211
2014 -514.737 224.259 0,58 130070,22 8.654 46,17 399555,18 14.888
2015 -514.737 224.259 0,77 172679,43 8.654 41,63 360266,02 18.208
http://industri.kontan.co.id/news/asap-menghadang-terbang-garuda
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/11/28/nyimak
368-mayoritas-bandara-di-indonesia-sudah-kelebihan-kapasitas
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150615202153-92-
60172/garuda-indonesia-teken-kontrak-pemesanan-60-pesawat-
boeing/
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate-partners/business-
subsidiaries/subsidiaries.page?
http://market.bisnis.com/read/20150512/192/432734/ini-kinerja-7-
anak-usaha-garuda-indonesia-giaa-dalam-3-bulan