sejak 1970 lalu, bahkan ia sudah menjual bubuk kopi sampai di Jakarta dan telah membuka cabang gerai di beberapa tempat. Hampir setiap hari Warung Kopi Aming tak pernah sepi dari pengunjung. Warkop Aming setiap harinya buka mulai pukul 05.00-24.00 WIB. Ada ciri khas dari Warkop Aming, setiap hari Minggu terakhir di akhir bulan selalu tutup. Aming Coffee menjadi kedai kopi yang sangat terbiasa dengan kesibukan itu sejak tahun 2002. Aming Coffe Senantiasa menyajikan kopi berkualitas dan otentik untuk masyarakat Pontianak. Aming adalah sosok di balik Aming Coffee. Kepada Tribunpontianak.co.id Owner Aming Coffee, Limin mengaku awal mulanya, Ng A Thien, orang tua dari Aming memproduksi dan menjual kopi bubuk sejak 1970. Saat itu bahkan belum ada merek atau nama. Ng A Thien mulai menjual kopi bubuk ke berbagai warung tradisional hingga perusahaan-perusahaan kayu di Pontianak. Pada tahun 2002, dimulailah perjalanan kedai kopi Aming Coffee di Jalan Haji Abbas dilanjutkan di Jalan Ilham pada bulan Maret 2012. Aming Coffee bermula dari kesederhanaan yang menyajikan racikan kopi lokal yang khas dan istimewa di kedai kopi kecil tersebut. Sejak pertama cita rasanya yang diciptakan benar- benar ala Indonesia, sederhana namun 'kaya'. Keistimewaan sajian kopi khas Aming dengan biji kopi dalam setiap cangkirnya tetap otentik dan tak terlupakan bagi warga Pontianak turun temurun. Kualitas kopi yang otentik adalah warisan yang dijaga oleh Aming Coffee secara turun temurun. Demi menjaga keistimewaan dari sebuah cita rasa kopi. Aming Coffee terus berusaha menjaga setiap proses mulai dari pemilihan biji kopi yang diambil Iangsung dari petani Iokal, penyangraian biji, hingga proses penggilingan biji menjadi kopi bubuk. Selain itu dalam meracik secangkir kopi, Aming Coffee menggunakan proses manual yang membuat tiap cangkirnya menghasilkan rasa otentik tiada duanya. Rintangan yang di alami oleh Aming Coffe sampai sekarang adalah pesaing yang semakin hari semakin banyak, sepeti banyaknya pembukaan café atau tempat santay baru, sehingga pihak manajemen Aming Coffe memiliki inisiatif untuk membuka cabang-cabang baru di Pontianak guna untuk bias terus bersaing. Masalah yang di hadapi saat ini adalah karena dampak dari wabah Covid-19 yang mempengaruhi semua sektor kehidupan, Sebelumnya, sekitar dua bulan, warkopnya hanya melayani pembelian untuk dibawa pulang (take away) akibat kondisi pandemi Covid-19. Banyak hal yang berubah dari operasional usahanya itu. Limin selaku owner harus beradaptasi, terutama dalam rangka menjalankan anjuran pemerintah sesuai protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Perlu waktu untuk bisa menyiapkan segalanya dengan baik. Paling mencolok terlihat pada penataan meja kursi untuk pelanggan yang ingin menikmati kopi di salah satu warkop paling top Kota Pontianak itu. Posisi antara satu meja dengan yang lainnya diberi jarak. Dalam satu meja juga hanya disiapkan dua kursi yang saling berhadapan. Dengan demikian masing-masing pengunjung jaraknya cukup terpisah. Pihak warkop juga meminta pengunjung tak menggabungkan meja kursi yang ada. Dengan kondisi itu, otomatis berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas tempat duduk di warkop hingga 50 persen. “Kapasitas tempat duduk minimal berkurang 50 persen dari keadaan normal biasanya,” ungkapnya. Berkurangnya kapasitas pengunjung pastinya juga berimbas pada pendapatan atau omzet yang diterima. Namun Limin mengaku belum bisa menghitung angka pastinya karena memang operasional baru dua hari dimulai. Apalagi pelanggan yang datang memang belum banyak, mengingat sebagian masyarakat masih libur dan perkantoran masih banyak yang belum buka. Selain berkurangnya pendapatan seperti kondisi normal yang dulu, kenormalan baru juga menuntut biaya operasional lebih tinggi. Ada beberapa tambahan fasilitas untuk menunjang pelaksanaan protokol kesehatan. Di antaranya penyediaan tempat cuci tangan dan sabun di depan gerai. Yang mana setiap pengunjung wajib mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk. Selain itu juga disediakan bilik antiseptik dengan bahan cairan yang aman bagi tubuh. “Setiap pengunjung yang datang juga dilakukan pengukuran suhu badan dan wajib menggunakan masker,” katanya. Semua itu menurutnya dilakukan sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah dalam mencegah penularan Covid-19 di masyarakat. Meski banyak hal harus dipersiapkan, Limin bersyukur usahanya bisa kembali dibuka penuh. Termasuk untuk seluruh cabang atau gerai-gerai yang ada sudah kembali dibuka “Untuk waktu operasional masih bervariasi, semua cabang sudah buka dan tetap mengikuti protokol kesehatan. Yang di luar kota seperti di Singkawang dan Sintang juga sudah buka,” pungkasnya.**