Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpajakan yang si Ampu Oleh Ibu
Wilda Sari, S.E, M.Ak
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Ariko beni (1810416712)
2. Irenius Hengki (1810416701)
3. Muhairil (1810416702)
4. Imanuella yuniati (1810416669)
5. Aurelia egadia (1810416691)
6. Hendrianus (1810416684)
Fakultas Ekonomi
Universitas Panca Bhakti
Pontianak
Halaman | 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena
rahmat dan kesehatan yang telah diberikan kepada kami, kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Makalah PPh 24”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan.
Kami berterimakasih kepada ibu selaku dosen mata kuliah Perpajakan
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangar berharap makalah ini
dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang Perpajakan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami berharap adanya
saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalan ini untuk masa yang
akan datang.
Semoga makalah ini dapat berguna dan dapat dipahami bagi siapapin yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam kata-kata di
dalam makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Penulis
Halaman | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAAN......................................................................................5
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
Halaman | 3
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman | 4
BAB II
PEMBAHASAAN
Halaman | 5
2.2 Fungsi dan Manfaat PPh 24
Fungsi dan manfaat dari pemberlakuan PPh 24 ini antara lain agar
memudahkan Wajib Pajak Badan serta memberikan kesempatan kepada DJP
untuk dapat mengelola aset yang besar dari Wajib Pajak di luar negeri. Mengapa
seperti itu? Hal ini dikarenakan, dengan adanya PPh 24 ini dapat mengurangi
resiko Wajib Pajak melakukan pembayaran ganda. Dengan melaporkan aset yang
sudah dibayar pajaknya di luar negeri, Wajib Pajak dapat mengklaim dan
mengurangi beban pembayaran pajak di dalam negeri. Namun sumber
penghasilan yang dapat dikenakan pajak ini juga harus memenuhi persyaratan
yang sudah ada.
Selain manfaat bagi Wajib Pajak, PPh 24 ini juga memberikan keuntungan DJP
dalam mengelola aset warga Indonesia di luar negeri. Pemerintah dapat mngecek
dan mengontrol aset yang ada di luar negeri dengan sistem pelaporan yang sudah
dilakukan oleh Wajib Pajak.
Halaman | 6
3. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.
Penyampaian permohonan kredit pajak luar negeri dilakukan bersamaan dengan
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan.
Halaman | 7
2.5 Mekanisme perhitungan PPh24
Mekanisme tentang jumlah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah
sebagai berikut:
1. Pajak atas penghasilan yang terutang atau dibayar di luar negeri yang
dapat dikreditkan terhadap total PPh terutang di Indonesia hanya pajak
yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak dari luar negeri tersebut . Pajak atas penghasilan yang yang
terutang di luar negeri adalah pajak atas penghasilan berkenaan dengan
usaha atau pekerjaan di luar negeri, sedangkan yang dimaksud dengan
pajak atas penghasilan yang dibayar di luar negeri adalah pajak atas
penghasilan dari modal dan penghasilan lainnya di luar negeri seperti
bunga, dividen, royalty, sewa, dan lain-lain.
Contoh :
PT A di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari Z Inc. di Negara X.
Z Inc. tersebut dalam tahun 2009 memperoleh keuntungan sebesar US$100.000.
Pajak Penghasilan yang berlaku di Negara X adalah 48% dan pajak Dividen
adalah 38%. Penghitungan pajak atas dividen tersebut adalah sebagai berikut:
Keuntungan Z. Inc US$ 100.000
Pajak Penghasilan Negara X (Corporate income tax) atas Z. Inc (48%) US$ 48.000 (-)
US$ 52.000
Pajak atas Dividen (38%) US$ 19.760 (-)
Dividen yang dikirim ke Indonesia US$ 32.240
Halaman | 8
ringkas, besarnya kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal
24) adalah nilai terendah di antara tiga penghitungan berikut ini:
Total PPh terutang.
Penghasilan neto luar negeri: Total penghasilan dalam dan luar
negeri × Total PPh terutang.
PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri.
Catatan:
Total PKP = penghasilan dari dalam negeri dan dari luar negeri
Total PPh terutang = Tarif Pasal 17 × Total PKP
Penghasilan yang terutang/dibayar di luar negeri = Tarif pajak luar
negeri × Penghasilan di luar negeri
Besarnya PKP sebagai dasar penghitungan total PPh terutang tidak
memasukkan penghasilan-penghasilan yang PPh-nya bersifat final.
Contoh :
PT Putra Jaya di Yogyakarta memperoleh penghasilan neto pada tahun 2009
sebagai berikut:
• Penghasilan dari dalam negeri Rp 500.000.000
• Penghasilan dari luar negeri Rp 500.000.000
(tarif pajak yang berlaku adalah 20%)
Penghitungan kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24)
adalah:
1. Menghitung Total PKP
Penghasilan dari dalam negeri Rp 500.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp 500.000.000 (+)
Jumlah penghasilan neto Rp 1.000.000.000
Peredaran bruto dari kegiatan usaha adalah Rp 52.000.000.000
Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP karena tidak terdapat
kompensasi kerugian atau pengurangan yang lain.
Halaman | 9
2. Menghitung Total PPh Terutang adalah:
Tariff PPh Pasal 17 ayat (1) b × penghasilan kena pajak
28% × Rp 1.000.000.000 Rp 280.000.000
3. Menghitung PPh Maksimum Dikreditkan sesuai Perbandingan Penghasilan
500.000 .000
× Rp 280.000.000 = Rp 140.000.000
1.000.000 .000
4. Menghitung PPh yang Dipotong atau Dibayar di Luar Negeri
Tarif pajak di luar negeri × penghasilan luar negeri
20% × Rp 500.000.000 = Rp 100.000.000
Halaman | 10
2. Menghitung Total PPh Terutang
Tariff PPh Pasal 17 ayat (1) b × penghasilan kena pajak
28% × Rp 200.000.000 × 50% Rp 25.000.000
3. Menghitung PPh Maksimum Dikreditkan sesuai Perbandingan Penghasilan
300.000.000
× Rp 25.000.000 = Rp 37.500.000
200.000.000
4. Menghitung PPh yang Dipotong atau Dibayar di Luar Negeri
Tarif Pajak di luar negeri × penghasilan luar negeri
30% × Rp 300.000.000 Rp 90.000.000
Halaman | 11
2. Menghitung Total PPh yang Terutang
Penghasilan kena pajak yang mendapat fasilitas
Pengurangan tariff sebelah fasilitas 50%:
(Rp 4.800.000.000 ÷ 48.000.000.000) × Rp 80.000.000
Penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas pengurangan tariff
50%: Rp 800.000.000 – Rp 80.000.000 = Rp 720.000.000
PPh Terutang:
• 50%× 25% × Rp 80.000.000 = Rp 10.000.000
• 25%× Rp 720.000.000 = Rp 180.000.000 (+)
Rp 190.000.000
3. Menghitung PPh Maksimum Dikreditkan di Negara A sesuai
Perbandingan Penghasilan
200.000.000
× Rp 190.000.000 = Rp 47.500.000
800.000.000
4. 4. Menghitung PPh yang Dipotong atau Dibayar di Negara A
40% × Rp 200.000.000 = Rp 80.000.000
Halaman | 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak Penghasilan Pasal 24 Adalah Pajak yang dipungut di luar negeri atas
penghasilan wajib pajak di luar negeri.Pajak yang dibayar di luar negeri atas
penghasilan luar negeri yangdiperoleh wajib pajak dalam negeri (WPDN) boleh
dikreditkan dengan pajak yang terutangdalam tahun pajak yang sama, sebesar
pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tetapitidak boleh melebihi
penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU No. 10 Tahun 1994.Untuk itu
harus dicari batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN) dan PPh
Pasal25adalahPajak Penghasilan (disingkat PPh) dikenakan terhadap Wajib Pajak
dalam satu periode tertentu yang dinamakan tahun pajak. Berdasarkan hal ini,
maka perhitungan dan penghitungan PPh dilakukan setahun sekali yang
dituangkan dalam SPT Tahunan. Nah,karena penghitungan PPh dilakukan setahun
sekali, maka penghitungan ini harus dilakukansetelah satu tahun tersebut berakhir
agar semua data penghasilan dalam satu tahun sudahdiketahui. Untuk perusahaan,
tentu saja data penghasilan ini harus menunggu laporankeuangan selesai dibuat.
Halaman | 13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/tentang-pph-final/pph-pajak-penghasilan-pasal-
24#:~:text=PPh%20Pasal%2024%20(Pajak%20Penghasilan%20Pasal
%2024)%20adalah%20peraturan%20yang,terhutang%20yang%20dimiliki%20di
%20Indonesia.&text=Penghasilan%20berupa%20bunga%2C%20royalti%2C
%20dan,dengan%20penggunaan%20harta%2Dbenda%20bergerak.
https://news.ddtc.co.id/contoh-soal-perhitungan-pph-pasal-24-9192
https://www.scribd.com/document/433497567/Akuntansi-Pajak-Penghasilan-Dan-
Imbalan-Kerja-Makalah
Halaman | 14