Disusun Oleh:
Kelas : 5 B1
Program Studi : Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
PRODI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Pajak
Penghasilan Pasal 24 walaupun masih banyak kekurangan didalamnya. Serta kami juga
berterimakasih kepada Ibu Dwinda Dian Saraswati, SE., M.M. selaku dosen mata kuliah
berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan dan
wawasan kita, kami pun menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat dimasa yang
akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
meembacanya, sekiranya laporan yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf jika
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini disaat yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.5 Besarnya Kredit Pajak Luar Negeri yang Boleh Kredit ........... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai ssuatu kewajiban warga negara
berupa pengabdian serta peran aktif warga negara berupa pengabdian serta peran
aktif warga negara dan anggota masyarakat untuk membiayai berbagai keperluan
negara dalam pembangunan Nasional, tanpa adanya imbalan secara langsung yang
maka penghasilan yang diterima wajib pajak badan dalam negri juga meningkat.
Pajak penghasilan pasal 24 adalah pajak yang dipungut diluar negeri atas
penghasilan wajib pajak luar negeri . pajak yang dibayar diluar negeri atas
penghasilan luar negeri yang diperoleh wajib pajak dalam negeri ( WPDN ) boleh
dikreditkan dengan pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama, sebesar
pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tapi tidak boleh melebihi
1
1.2 Rumusan Masalah
Pada umumnya permasalahan ini tidak jauh dari kehidupan di sekitar kita.
Banyak wajib pajak yang tidak menjalankan kewajibannya untuk membayar pajak,
karena ada sesuatu yang membuat mereka tidak melaksanakan kewajibannya itu.
Ada beberapa hal yang tidak memungkinkan wajib pajak untuk membayar pajak
yaitu objek pajak yang di miliki wajib pajak salah satunya adalah tertimpa musibah.
Tetapi juga wajib pajak sengaja lalai dengan kewajiban sebagai wajib pajak.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah membantu para pembaca untuk
mengetahui lebih dalam lagi tentang Pajak Penghasilan pasal 24, sehingga para
pembaca tidak hanya membaca saja tetapi berharap untuk lebih mengetahui lagi apa
itu yang dimaksud dengan Pajak Penghasilan pasal 24, dan apa saja aturan-aturan
atau kewajiban-kewajiban yang ada di Pajak Penghasilan pasal 24. Dan mengetahui
bagaimana cara bekerja Pajak Penghasilan di Indonesia, dan bagaimana hasil Pajak
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya PPh Pasal 24 mengatur tentang besarnya kredit pajak yang
dapat diperhitungkan atas pemotongan pajak/ pajak yang dibayar/ pajak yang
terutang di luar negeri. Hal ini sesuai dengan ayat 1 dan 2 Pasal 24 UU PPh :
1. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar
negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh
2. Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar
pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh
Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 24 ayat (1), PPh
pasal 24 adalah pajak yang dibayarkan atau terutang di luar negeri atas penghasilan
dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri boleh
perhitungan berapa besar jumlah pajak yang sudah dibayar atas penghasilan diluar
negeri dan pajak tersebut dapat dikreditkan atau dikurangkan dari penghasilan
3
2.2 Subjek dan Objek PPh Pasal 24
Yang menjadi Subjek PPh Pasal 24 adalah: Wajib Pajak dalam negeri terutang
pajak atas seluruh penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh
dari luar negeri. Sedangkan, yang menjadi Objek PPh pasal 24 adalah penghasilan
Dalam menghitung batas jumlah pajak atas penghasilan yang dibayar atau
1. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan
saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang menerbitkan
harta bergerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani
adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut
5. Penghasilan bentuk usaha tetap adalah Negara tempat bentuk usaha tetap
4
6. Penghasilan dan pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau
7. Keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah Negara tempat harta tetap itu
berada.
8. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk
usaha tetap adalah Negara tempat bentuk usaha tetap itu berada.
penghasilan tersebut;
penghindaran pajak, maka terhadap penanaman modal diluar negri selain pada
badan usaha yang menjual sahamnya dibursa efek, Menteri Keuangan berhak
dihitung berdasarkan seluruh penghasilan yang diterima dan diperoleh oleh Wajib
Pajak, baik penghasilan tersebut berasal dari dalam negeri maupun dari luar
5
digabungkan dalam tahun pajak di peroleh atau diterimanya penghasilan,
Contoh Soal :
a. Hasil usaha di Filipina dalam Tahun Pajak 2005 sebesar Rp. 600.000.000,-
400.000.000,- yaitu berasal dari keuntungan tahun 2004 yang ditetapkan dalam
d. Bunga kwartal IV tahun 2004 sebesar Rp. 200.000.000,- dari Malaysia yang
Jawaban :
Dari penghasilan yang bersumber dari luar negeri di atas, maka penghasilan yang
digabungkan dengan penghasilan dalam negeri untuk tahun 2004 adalah butir a s/d
Jumlah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan hanya atas pajak yang
langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari
luar negeri, dan setinggi tingginya sama dengan jumlah pajak yang dibayar atau
terutang di luar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumlah yang dihitung menurut
6
perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap penghasilan Kena
Pajak dikalikan dengan pajak yang terutang atas penghasilan kena pajak, atau
setinggi-tingginya sama dengan pajak yang terutang atas penghasilan Kena Pajak
dalam hal penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari penghasilan luar negeri.
PKP
Contoh :
Indonesia sebesar Rp. 130.000.000,- dan penghasilan kena pajak dari Jepang sebesar
Rp. 70.000.000,-. Hitunglah kredit pajak jika tarif yang berlaku di Jepang 10%.
PPh 42.000.000,-
Kredit pajaknya adalah mana yang lebih kecil antara PPh dibayar di luar negeri
7
2.6 Mekanisme Pengkreditan PPh yang Dibayar di Luar Negeri
1. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dapat dikreditkan
2. Pengkreditan PPh yang dibayar di Luar Negeri (PPh Pasal 24) dilakukan dalam
penghasilan di Indonesia.
3. Jumlah PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan maksimum sebesar jumlah yang
lebih rendah di antara PPh yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dan
jumlah yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri
dan seluruh Penghasilan Kena Pajak, atau maksimum sebesar PPh yang
terutang atas seluruh Penghasilan Kena Pajak dalam hal di dalam negeri
Kena Pajak).
4. Apabila penghasilan dari luar negeri berasal dari beberapa negara, maka
5. Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat (2)
) tidak dapat digabungkan dengan penghasilan lainnya, baik yang diperoleh dari
6. Dalam hal jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri melebihi PPh
8
7. di tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya, dan tidak dapat
direstitusi.
ii. Foto kopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri
10. Dalam hal terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar
11. Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan PPh kurang dibayar,
12. Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan lebih bayar, maka
Dalam hal terjadi pengurangan atau pengembalian pajak atas penghasilan yang
Indonesia menjadi lebih kecil daripada kredit pajak Luar Negeri semula, maka
9
selisihnya ditambahkan pada pajak penghasilan yang terutang atas seluruh
penghasilan Wajib pajak dalam negeri pada tahun terjadinya pengurangan atau
pengembalian tersebut.
Apabila terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar negeri,
wajib pajak harus melakukan pembetulan SPT untuk tahun pajak yang
tersebut.
yang mengakibatkan pajak yang terutang atas penghasilan luar negeri menjadi
lebih besar daripada yang dilaporkan dalam SPT tahunan, sehingga pajak yang
lebih besar, maka kepadanya dikenakan bunga sebesar 2% sebulan atas jumlah
pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT terakhir
atas penghasilan yang terutang di luar negeri menjadi lebih kecil daripada yang
dilaporkan dalam SPT tahunan, sehingga pajak di luar negeri lebih di bayar,
menjadi lebih kecil, sehingga pajak penghasilan menjadi lebih dibayar. Atas
10
kelebihan bayar pajak tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah
berupa laba usaha dari negara A Rp200.000.000. Penghasilan berupa laba usaha
dari negara B Rp400.000.000 dan rugi usaha dari negara C Rp250.000.000. Jika
tarif pajak yang berlaku di negara A, B dan C masing-masing 20%, 30% dan
11
pajak yang dibayarkan atau terutang di LN:
dari perhitungan di atas maka kredit pajak (PPh pasal 24) adalah:
total Rp 152.222.212
Hitung PPh pasal 24 jika tarif pajak di negara A, B dan C masng-masing 20%,
12
30% x Rp950.000.000 Rp285.000.000 (+)
dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa PPh pasal 24 yang dapat
13
Penghasilan luar negeri :
PPh terhutang (tarif pasal 17 yang berlaku 1 januari 2009 28% dan 2010 25%)
Untuk Negara X =
RP. 8.000.000.000
Pajak yang terhutang diluar negeri sebesar Rp. 400.000.000 lebih besar dari
batas maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan, maka jumlah kredit yang
Untuk Negara Y =
Rp. 8.000.000.000
Pajak yang terhutang diluar negeri sebesar Rp. 750.000.000 lebih kecil dari batas
maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan, maka jumlah kredit yang dapat
Untuk Negara Z
14
mengalami kerugian sebesar RP. 250.000.000 (TIDAK DAPAT
DIKOMPENSASIKAN)
penghasilan yang berlaku dinegara X addalah 48% dan pajak dividen adalah
US$ 52,000
penghasilan yang terutang atas PT.A adalah pajak yang langsung dikenakan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh diluar negeri. Dalam contoh
diatas itu sebesar US$ 19,750. Pajak penghasilan atas Z Inc, sebesar
atas PT.A, karena pajak sebesar US$ 48,000 tersebut tidak dikenakan langsung
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT.A dari luar negeri, melainkan
15
5. PT B di Jakarta memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2001 sebagai
berikut:
Penghitungan PPh Pasal 24 kredit pajak luar negeri adalah sebagai berikut
Batas maksimum kredit pajak luar negeri untuk masing-masing negara adalah :
Untuk negara X =
16
Untuk negara Y =
Jumlah PPh Pasal 24 kredit pajak luar negeri yang diperkenankan adalah :
Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka jumlah
maksimum kredit pajak luar negeri dihitung sama dengan perhitungan tersebut
di atas.
Contoh :
dari
17
15% x Rp. 50.000.000,- Rp. 7.500.000,-
Brunei darussalam :
Bagian penghasilan :
Filipina :
Bagian penghasilan :
Singapura :
Bagian penghasilan :
Indonesia :
18
Kompensasi Kerugian di Luar Negeri dan di Dalam Negeri
negeri.
Contoh :
PPh pasal 17 :
= Rp. 192.500.000,-
PPh Pasal 17 :
19
10% x Rp. 50.000.000,- = Rp. 5.000.000,-
= Rp. 192.500.000,-
sebagai berikut:
Q 0\
20
(penghasilan LN : total penghasilan) x total PPh terutang
sebesar Rp40.000.000 atau sebesar PPh yang terutang atau dibayar di LN.
yang boleh dikreditkan dengan PPh yang terutang atau dibayar di LN,
21
menghitung total PPh terutang:
Kredit pajak yang diperbolehkan (PPh pasal 24) adalah Rp102.500.000. jumlah
berlaku) 25%.
22
Perhitungan kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah sebagai berikut:
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa PPh pasal 24 yang dapat
23
PT Kartika berkedudukan di Jakarta pada tahun pajak 2006 memperoleh
24
dari negara A =(Rp200.000.000:Rp1.000.000.000) x Rp282.500.000 =
Rp56.500.000
Rp84.750.000*
Rp113.000.000
Dari perhitungan di atas kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak penghasilan pasal 24 atau kredit pajak luar negeri merupakan pajak yang
sudah dibayarkan diluar negeri dan dapat dikreditkan atau dikurangkan dengan
penghasilan yang ada di dalam negeri sehingga menghindari wajib pajak dari
pengenaan pajak berganda. Maka dari itu, para wajib pajak dalam negeri yang
penghasilan mereka diluar negeri tersebut agar dapat dikurangi dari penghasilan
didalam negeri sehingga mengurangi beban pajak dari wajib pajak itu sendiri.
Tetapi untuk melakukan kredit pajak luar negeri ini, wajib pajak juga harus
melalui berbagai tahap atau persyaratan dalam mengajukan kredit pajak luar negeri
ini sebagai pengurang dari penghasilan dalam negeri. Ini dilakukan agar tidak
26
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo.1995.Perpajakan.Yogyakarta:ANDI Yogyakarta
Penghasilan
27