DISUSUN OLEH:
PERPAJAKAN PPH
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis diberikan kelancaran dalam
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pajak PPh Pasal 23 dan dapat menyelesaikan
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok yang di berikan oleh Ibu Dian
Normalitasari pada mata kuliah perpajakan. Selain itu dengan disusunnya makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai Pajak PPh Pasal 23.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dian Normalitasari dan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Harapan penulis,
semoga makalah ini dapat menambah pengetahun serta dapat membantu penulis dan pembaca
dalam mencari informasi terkait Pajak PPh Pasal 23.
Penulis penyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan
dari makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
1.3. Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
2.1. Pengertian PPh Pasal 23.........................................................................................................5
2.2. Pemotong PPh Pasal 23..........................................................................................................5
2.3. Subjek PPh Pasal 23...............................................................................................................6
2.4. Objek PPh Pasal 23.................................................................................................................6
2.4. Bukan Objek Pajak PPh Pasal 23............................................................................................9
2.5. Menghitung PPh Pasal 23.....................................................................................................10
2.6. PPh atas Deviden, Bunga, Sewa, dan Hadiah.......................................................................11
2.7. PPh Pasal 23 Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan......................................................13
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................14
Daftar Pustaka...................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pajak merupakan pemasukan terbesar di Indonesia, dibutuhkan pengawasan oleh
pemerintah dalam menangani pemasukan perpajakan. Pengawasan yang dilakukan
berkaitan dengan pemungutan pajak di Indonesia. Sistem pemungutan perpajakan
di Indonesia terdiri atas official assessment, self assessment, dan withholding
system. Self assessment dan withholding system menuntut keaktifan Wajib Pajak
dalam melakukan kewajiban pemungutan dan pemotongan pajak yang meliputi
perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak.
Pajak penghasilan pasal 23 (PPh Pasal 23), yaitu pajak penghasilan yang
dikenakan atas penghasilan Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap
yang menerima atau memperoleh penghasilan yang berasal dari modal,
penyerahan jasa, atau penyelenggara kegiatan selain yang telah dipotong pajak
sebagaimana dimaksud dalam PPh Pasal 21. Pemotong PPh Pasal 23 ini diatur
dalam UU No. 36 Tahun 2008 tentang tentang Perubahan Keempat Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
1.3. Tujuan
1. Dapat memahami mengenai pengertian pajak PPh pasal 23.
2. Dapat mengetahui pihak-pihak yang bertugas memotong pajak PPh pasal 23.
3. Dapat mengetahui subjek pajak PPh pasal 23.
4. Dapat mengetahui objek pajak PPh pasal 23.
5. Dapat mengetahui bukan objek pajak PPh pasal 23.
6. Dapat mengetahui cara menghitung pajak berdasarkan PPh pasal 23.
7. Dapat mengetahui pengenaan pajak sesuai PPh pasal 23 atas dividen, bunga,
sewa, dan hadiah
8. Dapat mengetahui proses pemotongan pajak PPh pasal 23 pada saat terutang,
penyetoran, dan pelaporan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian PPh Pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi dan badan) dan
bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggara
kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. PPh Pasal 23 ini dibayar atau
terutang oleh badan pemerintah atau Subjek Pajak dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Jenis jasa lain yang dikenakan PPh Pasal 23 (sesuai Perautan Menteri Keuangan
Nomor 141/PMK.03/2015), meliputi :
Tarif
Tarif PPh Pasal 23 sebagai berikut :
1. Tarif 15% (lima belas persen) yang dikenakan atas penghasilan berupa:
Dviden
Bunga
Royalti
Hadiah, bonus, dan penghargaan lain yang tidak dipotong PPh Pasal 21.
2. Tarif 2% (dua persen) dikenakan atas penghasilan berupa :
Sewa
Imbalan jasa yang tidak dipotong PPh Pasal 21
Dasar pengenaan pajak dalam PPh Pasal 23 adalah jumlah bruto penghasilan. Jumlah
bruto penghasilan adalah jumlah dividen, bunga, royalti, hadiah penghargaan, bonus,
sewa, dan imbalan jasa lain. Jumlah bruto imbalan jasa lain tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai. Selain itu, bruto untuk imbalan lainnya ditentukan sebagai
berikut:
1. Untuk jasa catering, jumlah bruto penghasilan adalah seluruh jumlah penghasilan
dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya.
2. Untuk jasa selain katering, jumlah bruto penghasilan adalah seluruh jumlah
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan
untuk dibayrkan atau telah jatuh tempo pembayarannya, tidak termasuk poin-poin
berikut :
a. Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak
penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa, Hal ini berlaku sepanjang disertai
kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, dan pembayaran lain yang
berkaitan dengan pekerjaan.
b. Pembayaran kepada penyedia jasa atas pengadann/pembelian barang atau
material yang terkait dengan jasa yang diberikan.
c. Pembayaran kepada pihak ketiga yang dibayarkan melalui penyedia jasa,
terkait jasa yang diberikan oleh penyedia jasa.
d. Pembayaran kepada penyedia jasa yang merupakan penggantian atas biaya
yang telah dibayarkan penyedia jasa kepada pihak ketiga dalam rangka
pemberian jasa yang bersangkutan.
1. Bunga yang diterima oleh Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan tariff 20% (dua
puluh persen) bersifat final.
2. Bunga berupa bunga obligasi atau diskonto obligasi yang diperdagangan di bursa
efek Indonesia dikenakan tarif 15% (lima belas persen) bersifat final (dibahas dal
4- PPh Pasal 4 ayat (2)).
3. Bunga yang dibayarkan oleh nasabah kepada bank dikecualikan dari pengenaan
PPh (bukan objek pajak)
4. Bunga yang dibayarkan oleh bank kepada nasabah dikenakan tarif 20% (dua
puluh persen) bersifat final (dibahas dalam Bab 4 - PPh Pasal 4 ayat (2).
5. Bunga yang diterima oleh anggota koperasi atas simpanan di koperasi dengan
jumlah tidak melebihi Rp240.000 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) sebulan
dikecualikan dari pengenaan PPh (bukan objek pajak).
6. Bunga yang diterima oleh anggota atas koperasi di koperasi dengan jumlah
melebihi Rp240.000 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) sebulan dikenakan tarif
10% (sepuluh persen) bersifat final (dibahas dalam Bab 4- PPh pasal 4 ayat (2)).
7. Bunga pinjaman selain memenuhi ketentuana 1 sampai dengan 6 dikenakan tarif
15% (lima belas persen) (PPh Pasal 23 tidak bersifat final).
1. Hadiah penghargaan yang diterima oleh Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk
Usaha Tetap dikenakan tarif 20% (dua puluh persen) bersifat final.
2. Hadiah undian yang dikenakan tarif 25% bersifat final (dibahas dalam Bab 4- PPh
Pasal 4 ayat (2)).
3. Hadiah penghargaan yang diterima Wajib Pajak orang pribadi yang dikenakan
tarif Pasal 17 UU PPh sesuai ketentuan PPh Pasal 21 (dibahas dalam Bab 5).
4. Hadiah penghargaan yang diterima Wajib Pajak badan yang dikenakan tarif 15%
(lima belas persen) PPh Pasal 23.
2.7. PPh Pasal 23 Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan
1. Pajak Penghasilan Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran
atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan. Hal yang
dimaksud dengan terutangnya penghasilan yang bersangkutan adalah saat
pembebanan sebagai biaya oleh pemotong pajak sesuai dengan metode
pembukuan yang dianutnya.
2. Pajak Penghasilan Pasal 23 harus disetorkan oleh Pemotong Pajak selambat-
lambatnya tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim berikutnya setelah bulan
terutangnya pajak ke bank persepsi atau Kantor Pos Indonesia.
3. Pemotong PPh Pasal 23 diwajibkan menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa
selambat-lambatnya 20 (dua) puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
4. Pemotong PPh Pasal 23 harus memberikan tanda bukti pemotongan kepada orang
pribadi atau badan yang dibebani Pajak Penghasilan yang dipotong.
5. Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan
secara desentralisasi, artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau
terutangnya penghasilan yang merupakan Objek PPh Pasal 23. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan terhadap pelaksanaan PPh Pasal
23 tersebut. Transaksi-transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh Pasal 23
yang pembayarannya dilakukan oleh kantor pusat, PPh Pasal 23 dipotong, disetor,
dan dilaporkan oleh kantor pusat, sedangkan objek PPh Pasal 23 yang
pembayarannya dilakukan oleh kantor cabang, misalnya sewa kantor cabang, PPh
Pasal 23 dipotong disetor, dan dilaporkan oleh kantor cabang yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang
berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong
PPh Pasal 21. Dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 23 terdapat pemotong pajak yang
telah ditentukan oleh peraturan UU PPh pasal 23 begitu pula dengan tarif dan penghasilan
apasaja yang tergolong dapat dipotong PPh Pasal 23 ataupun yang dikecualikan. Makalah
diatas juga menunjukan kapan saat terutang, pelaporan dan penyetoran PPh pasal 23 yang
telah ditentukan oleh UU.
Resmi, Siti. 2019. PERPAJAKAN Teori & Kasus Edisi 11| Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
s Edisi 11| Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.