Tim Penyusun :
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Biasanya PPh Pasal 23 dikenakan saat adanya transaksi di antara dua pihak. Pihak yang
berlaku sebagai penjual atau penerima penghasilan atau pihak yang memberi jasa akan
dikenakan PPh Pasal 23. Sementara pihak pemberi penghasilan atau pembeli atau pihak
penerima jasa akan memotong dan melaporkannya ke kantor pajak.
2.2 Pemotongan pajak Pph pasal 23 dan penerima penghasilan yg terkena potongan Pph
pasal 23
Dari daftar di atas, sudah diketahui siapa yang diperbolehkan melakukan pemotongan
terhadap PPh Pasal 23 dan siapa saja yang harus terkena pemotongan pajak penghasilan PPh
23.
1. Dividen
2. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
3. Royalti
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak
Penghasilan (PPh), yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam
negeri orang pribadi yang berasal dari penyelenggara kegiatan sehubungan dengan
pelaksanaan suatu kegiatan
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dari
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-undang (UU) PPh
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 UU PPh.
PPh Pasal 23 juga mengatur beberapa penghasilan yang tidak dikenakan pajak dengan
rincian daftar berikut ini:
a. dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final, bunga, dan
royalti;
b. hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.
2. Dikenakan 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
3. Dikenakan 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,
dan jasa konsultan.
a. Jasa penilai;
b. Jasa aktuaris;
d. Jasa hukum;
e. Jasa arsitektur;
g. Jasa perancang;
5. Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23.
6. Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah,
subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap. Tidak
termasuk:
a. Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan WP penyedia tenaga kerja kepada tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa;
b. dalam hal penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa, telah dikenakan
pajak yang bersifat final.
Untuk memahami lebih mudah tentang bagaimana perhitungan PPh Pasal 23, ilustrasi di
bawah ini akan menjelaskannya kepada Anda. Penghitungan PPh Pasal 23 menggunakan
tarif dikalikan dengan jumlah bruto.
PT Insan Media Print adalah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku dan
percetakan. Perusahaan ini melakukan sejumlah pembayaran yang terkait dengan PPh Pasal
23 kepada beberapa pihak dengan rincian:
Karena Azzahra masih belum memiliki NPWP, maka dikenakan tambahan PPh sebesar
100% dengan nominal = 100% x Rp750.000 = Rp750.000
2. Untuk pembayaran atas bunga pinjaman pada BRI, tidak dikenakan PPh Pasal 23.
Sebab termasuk penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada bank dan merupakan
pengecualian terhadap PPh Pasal 23.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PPh Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal,
penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
Biasanya PPh Pasal 23 dikenakan saat adanya transaksi di antara dua pihak. Pihak yang
berlaku sebagai penjual atau penerima penghasilan atau pihak yang memberi jasa akan
dikenakan PPh Pasal 23. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan atas pembayaran berupa sewa. orang pribadi ini hanya melakukan pemotongan
PPh Pasal 23 atas sewa selain tanah dan bangunan saja. Di dalam PPh Pasal 23, terdapat dua
jenis tarif yang diberlakukan, yaitu 15% dan 2% tergantung dari objek pajaknya. Untuk yang
tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23.
3.2 Saran
Pemungutan pajak merupakan merupakan perwujudan dari pengabdian dan
peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
kewajiban perpajakan yang diperlukan. Kepada seluruh masyarakat atau wajib pajak
diharapkan menumbuh kembangkan budaya sadar dan peduli Pajak demi
pembangunan Daerah yang maju dann berkembang serta mempunyai kualitas yang
tinggi bagi masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://pajak.go.id/
https://www.cermati.com/artikel/pph-pasal-23-penjelasan-tarif-dan-perhitungannya
https://klikpajak.id/blog/perhitungan/pph-pasal-23-26-tarif-penggunaan-dan-perhitungan/