Anda di halaman 1dari 12

tugas individu : intisari aliran aliran klasik sampai aliran kontenpori (tokoh-tokoh di masing masing

aliran, apa kontribusi dari tokoh tersebut, perbedaan dari kontribusi aliran sebelumnya) Format : word
yang di pdf kan spasi 1,5 kirim ke wa grup (jangan lupa isi nama, kelas dan nomer absen) di kumpul
miggu depan sebelum pembelajaran di mulai

http://repository.ut.ac.id/4533/1/EKMA4116-M1.pdf

http://nichonotes.blogspot.com/2015/02/teori-teori-manajemen-kelebihan-dan.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/20/aliran-aliran-klasik-
pendidikan/amp/#aoh=15926113242135&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s

http://student.unmas.ac.id/ Heniandriani45
TEORI MANAGEMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING: KLASIK,
NEO-KLASIK DAN MODERN

Diana Dewi Wahyuningsih

Prodi Bimbingan dan Konseling

Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

ABSTRACT

Management theory has a role (role) or helps explain organizational behavior related to motivation,
productivity, and satisfaction. The characteristics of management theory can be broadly stated: referring
to empirical experience, there is a connection between one theory and another, recognizing the
possibility of rejection. Based on the approach, management theory is divided into 3, namely: classical,
neo- classical and modern theory.

According to the classical theory that humans are rational, think logically, and work according to the
commands given by the manager (manager). Neo-classical theory is that humans are social and like self-
actualization, so communication, collaboration and interacting with others are goals in organization.
While modern theory is a theory that is based on human behavior to be situational. This means that
humans adjust to the situation at hand and make decisions according to environmental conditions and
conditions.

ABSTRAK

Teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan perilaku orgaaisasi yang
berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan (satisfaction). Karakteristik teori manajemen
secara garis besar dapat dinyatakan: mengacu pada pengalaman empirik, adanya keterkaitan antara
satu teori dengan teori lain, mengakui kemungkinan adanya penolakan. Berdasarkan pada
pendekatannya teori managemen dibedakan menjadi 3, yaitu: teori klasik, neo-klasik dan modern

Menurut teori klasik bahwa manusia bersifat rasional, berfikir logis, dan bekerja menurut perintah yang
diberikan pimpinan (manager). Teori neo-klasik adalah manusia bersifat sosial dan menyukai aktualisasi
diri, sehingga komunikasi, kerjasama dan berinteraksi dengan orang lain adalah tujuan dalam
berorganisasi. Sedangkan teori modern adalah teori yang mendasarkan pada perilaku manusia untuk
bersifat situasional. Artinya manusia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dan mengambil
keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan.

Latar Belakang

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan
pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis
dan memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan manajer. Begitu pula dengan seorang
konselor, konselor harus melakukan manajemen dengan disiplin dan supervisi yang ketat supaya
menjadi terkoordinasi dengan baik. Dengan penggunaan mekanisme yang terstruktur diharapkan kinerja
konselor akan lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu konselor perlu mempelajari asal mula
terbentuknya teori manajemen. Dari semua teori manajemen yang ada teori manajemen diawali teori
manajemen klasik yang kemudian dikembangkan menjadi teori neo klasik.

eori Manajemen Klasik pertama kali diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor dan pada hakekatnya teori
manajemen klasik menekankan pada pentingnya pendekatan proses dan produksi.

Kajian Pustaka

A. Teori Manajemen Klasik


Teori Klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia sifatnya rasional,berfikir logik, dan kerja
merupakan suatu yang diharapkan.Salah satu teori klasik adalah Manajemen Ilmiah yang dipelopori
oleh Frederik W. Taylor (1856-1915) pendekatan ilmiah ini berpandangan bahwa yang menjadi
sasaran manajemen adalah mendapatkan kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan
karyawannya. Untuk itu manajemen harus melaksanakan prinsip prinsip berikut:
1. Perlunya dikembangkan ilmu bagi setiap tugas (pedoman gerak, implementasi kerja yang standar
dan iklim kerja yang layak).
2. Pemilihan karyawan yang tepat sesuai dengan persyaratan kerja.
3. Perlunya pelatihan dan pemberian rangsangan.
4. Perlunya di lakukan penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan.

Pelopor klasik lainnya adalah Henri Fayol (1916) menerbitkan Administration Industrielle et
Generale yang berisi lima pedoman manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pengkomandoan, pengkoordinasian dan pengawasan.

Prinsip-prinsip pokok menurut Fayol adalah:


1) Kesatuan Komando,dianggap paling penting karena pembagian tugas dalam organisasi sudah
sangat spesialis .
2) Wewenang harus dapat didelegasikan.
3) Inisiatif harus dimiliki oleh setiap manajer .
4) Adanya solidaritas kelompok.

Aliran Klasik lainnya dipelopori oleh Max Webber (1947) dan teori ini sudah timbul sejak Perang
Dunia I, waktu itu sering terjadi pertentangan pada kalangan buruh. Menurut Weber birokrasi
merupakan ciri dari pola organisasi yang strukturnya dibuat oleh sedemikian rupa sehingga secara
maksimal yang dapat memanfaatkan beberapa ahli.

Karakteristik birokrasi ini ditandai dengan:

1) Adanya pembagian tugas dan spesialis. Setiap individu dalam organisasi mempunyai wewenang
yang diatur oleh berbagai peraturan, kebijakan dan ketetapan hokum.,

2) Hubungan yang terjadi dalam organisasi adalah hubungan impersonal yaitu:


a) Dalam organisasi ada hierarki wewenang, yaitu setiap bagian yang lebih rendah selalu berada di
bawah wewenang dan supervisi dari bagian di atasnya.
b) Administrasi selalu di dasarkan dan dilaksanakan dengan dokumen tertulis.
c) Orientasi pembinaan pegawai adalah pengembangan karier yang berarti, keahlian merupakan
kriteria utama diterima tidaknya seseorang sebagai anggota organisasi dan promosi dalam
organisasi tersebut.
d) Setiap tindakan yang diambil dalam organisasi harus selalu dikaitkan dengan besarnya
sumbangan terhadap pencapaian tujuan organisasi, sehingga dapat di capai efisiensi yang
maksimal.

Menurut webber birokrasi merupakan usaha untuk menghilangkan tradisi organisasi yang membuat
keputusan secara emosional atau berdasarkan ikatan kekeluargaan sehingga mengakibatkan
organisasi tidak efektif.
Meskipun diakui bahwa birokrasi memiliki keunggulan keunggulan dalam mencapai efisiensi
organisasi,tetapi terdapat beberapa kelemahan antara lain:

1) Menimbulkan kecenderungan untuk merangsang dan mengembangkan cara berfikir yang


konformitas.
2) Rutinitas dan membosankan.
3) Ide ide inovatif tidak berkembang karena,kejenuhan akibat padatnya pesan dan panjangnya alur
yang 4 harus di lalui.
4) Tidak memperhitungkan adanya organisasi informal yang seringkali berpengaruh terhadap
organisasi formal.

Menurut Stonner (1985) meskipun teori klasik ini mengandung kelemahan, tetapi masa depannya
lebih dapat diterima oleh manajer praktisi daripada aliran lain.Lebih dari itu faham dari klasik
memberikan hal-hal yang penting dari manajer, sehingga manajer waspada terhadap masalah-
masalah mendasar yang akan mereka hadapi.Dengan berkembangnya globalisasi patokan patokan
klasik sudah tidak mencakup lagi. Kelemahan kelemahan teori klasik menurut Filley, Kerr dan Hous
(1976) secara garis besar dikemukakan sebagai berikut:
1. Teori klasik adalah teori yang berkaitan dengan waktu. Teori ini cocok diterapkan pada
permulaan abad dua puluhan, karena motif pekerja waktu itu terutama memenuhi kebutuhan
fisiologis.
2. Teori klasik mempunyai ciri-ciri deterministik. Teori sangat menekankan pada prinsip-prinsip
manajemen dan tidak memperhitungkan berbagai dimensi dalam manajemen seperti motivasi
pengambilan keputusan,dan hubungan informal.
3. Teori ini merumuskan asumsi secara sksplit. Malahan banyak asumsi yang lemah dan tidak
lengkap secara implisit terdapat dalam teori klasik itu antara lain: Efisiensi hanya diukur oleh tingkat
produktivitas yang hanya menyangkut penggunaan sumber secara ekonomis tanpa
memperhitungkan faktor manusiawi.
B. Teori Manajemen Neoklasik

Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi (The Human Relation
Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah
menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai
bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi 5 percobaan-
percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.

Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan
perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya
percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat
berpengaruh pada operasi organisasi. Teori ini merefleksikan perhatian lebih besar terhadap
hubungan sosial dilingkungan kerja, dan lebih menekankan harmoni kelompok sebagai tujuan
organisasi yang paling utama. Pemikiran manajemen lebih dipusatkan pada hubungan manusia
dengan manusia, dan pada seluruh organisasi yang ada. Dengan kata lain teori neoklasik
mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok orang yang saling berhubungan untuk mencapai
suatu tujuan bersama.

Teori ini muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak
sepenuhnnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja dalam manajemen. Para
manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola
perilaku yang sesuai dengan kriteria perusahaan yang telah ditentukan. Para manajer dirangsang
untuk bersikap lebih kooperatif dengan karyawan, memperbaiki lingkungan sosial ditempat bekerja,
dan memperkuat citra diri para pekerja secara individual.

Dengan ketidak puasan teori klasik tentang manajemen, beberapa ahli mencoba melengkapi teori
organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi, diantaranya :
 Hugo Munsterberg (1963-1916). Seorang ahli psikolog dan filsafat jerman, mengemukakan
bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara
yaitu :
1. penemuan best possible person.
2. penciptaan best possible work.
3. penggunaan best possible effect.
Ketiga cara ini digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat bekerja secara optimal,
sehingga tingkat produktifitas akan meningkat.

 Elton Mayo (1880-1949). Menarik kesimpulan bahwa, untuk menciptakan hubungan


manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang
mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka.

 Marry Parker Follett (1868-1933). Beranggapan bahwa para manajer bertanggung jawab
dalam memotivasi para pekerja mereka untuk mengupayakan tujuan-tujuan keorganisasian
secara antusias dan bukan sekedar untuk memenuhi perintah.

 Kurt Lewin (1890-1947). Mempelajari dampak berbagai macam tipe kepemimpinan, yang
mana para manajer harus mampu bekerja dengan dan memimpin kelompok-kelompok
kerja.

 Chester I. Barnard (1886-1961). Menganjurkan pelatihan karyawan, proses-proses


kelompok, dan hubungan manajemen yang memajukan kerjasama antara para karyawan
dengan para supervisor mereka.
C. Teori Manajemen Modern

Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu social yang mulai berkembang tahun 1800, dengan
aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya teori klasik dengan banyak tokoh
dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh yang lain sehingga
muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan juga perubahan
kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculahl kembali aliran atau teori baru yaitu
manajemen modern.

Munculnya teori manajemen modern lebih kepada aliran kuantitatif yang merupakan gabungan dari
Operation Research dan Management Science. Teori ini merupakan berkumpulnya para sarjana
matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih
kompleks. Pada awalnya tim sarjana yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat, yang lebih
dikenal dengan sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan masalah pada saat perang. Dan
sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang ruwet dalam
bidang industry, seperti bidang transportasi dan komunikasi.
Teori manajemen modern ini juga memiliki kelemahan karena kurang memperhatian pada
hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok digunakan untuk bidang perencanaan dan
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah social individu seperti motivasi,
organisasi dan kepegawaian.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi
aliran IImu Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-
masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat keputusannya.
Teknikteknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi,
strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Meski
dengan berkembangnya ilmu ini juga memiliki sisi kelemahan.

D. Implementasi Teori Klasik, Neoklasik, dan Modern Terhadap Bimbingan dan Konseling.

Penerapan Teori manajemen klasik dalam bimbingan dan konseling dikaitkan dengan program
supervisi bimbingan dan koseling yakni usaha untuk mengkoordinasikan dan menuntun
pertumbuhan konselor secara berkesinambungan baik secara individual mampun secara kelompok
supaya dapat memahami dan memberikan layanan secara efektif. Kegiatan supervisi tersebut
seperti pengawasan terhadap layanan bimbingan dan konseling yakni mutu layanan sebagai proses
memfasilitasi perkembangan siswa dalam aspek akademik. Selanjutnya melakukan pengawasan
terhadap aspek manajemen program bimbingan dan konseling supaya siswa mendapatkan layanan
bimbingan dan konseling yang bermutu dari konselor. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
pengawasan terhadap konselornya sehingga terciptanya kondisi yang suportif untuk konselor yang
bertujuan agar konselor mau belajar terus menerus untuk menyempurnakan kinerja profesionalnya.

Teori manajemen klasik dalam Bimbingan Konseling dapat meningkatkan kuwalitas SDM Konselor,
penerapannya melalui kegiatan dalam manajemen yang melakukan pengawasan, pengorganisasian
dan pengarahan pada proses pelaksanaan Bimbingan Konseling yang diberikan pada konseli dapat
mewujudkan keinginan dan tujuan yang akan dicapai.
Teori manajemen neoklasik dalam mencapai hasil yang maksimal dalam peningkatan produktifitas,
maka seorang pimpinan perlu untuk memahami aspek-aspek sosial dan psikologi yang mendorong
para guru dapat melakukan kerjasama yang optimal dalam meningkatkan produktifitas, sehingga
tujuan yang telah ditentukan akan tercapai.Dalam Teori Neoklasik telah mengemukakan perlunya
hal-hal sebagai berikut :

a. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.


b. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
c. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

Teori manajemen modern juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada
hubungan manusia. Oleh karena itu teori ini sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
pengendalian dalam manajemen bimbingan dan konseling, tetapi tidak dapat menjawab masalah-
masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari tori ini
sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para
manajer pendidikan itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
Simpulan

Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran
manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan
pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah.
Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks
yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan ketrampilan yang
mendasari manajemen yang efektif.Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari
teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus
manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku
organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan
diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi
sosiologis maupun psikologis.

Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini
penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran
ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang
dihadapai.

Anda mungkin juga menyukai