Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PENGANTAR MANAJEMEN

SEJARAH DAN TEORI MANAJEMEN


Dosen Pengampu Ibu Siti Chadijah, S.Sos., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Alya Rachma C (235215076)


2. Annisa Ardianama P (235215070)
3. Nuraisyah Dwi Y (235215064)
4. Sovie Rachmawati (235215097)
5. Rika Trigina Marlan (235215027)

KELAS PAGI A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS

STIEB PERDANA MANDIRI

2023/2024
SEJARAH DAN TEORI MANAJEMEN

Poin-poin yang akan dibahas pada materi ini :

1. Sejarah Perkembangan Manajemen


2. Evolusi Teori Manajamen
3. Teori Manajemen Klasik
4. Pendekatan Hubungan Manusiawi
5. Pendekatan Manajemen Modern
6. Pendekatan Sistem Manajemen
7. Pendekatan Kontingensi

1
1. Sejarah Perkembangan Manajemen
Dilihat dari perkembangannya, manajemen sebenernya lahir dari sejak
manusia melakukan kegiatan pengaturan diri, keluarga dan kelompoknya untuk
sesuatu tujuan yang diinginkannya. Tujuan tersebut dapat berupa seni atau keindahan,
pencapaian suatu materi atau keberlangsungan hidupnya. Manajemen kemudian
berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian serta pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh oleh manusia itu.
Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan itu sekaligus juga mengembangkan keterampilan manajemen umat
manusia. Perbedaan manajemen dahulu dan sekarang terletak pada ilmu dan
teknologi. Dahulu keterampilan dan keahlian masih sederhana, sedangkan sekarang
akibat perkembangan teknologi dan informasi, keterampilan dan keahlian orang-orang
meningkat dengan pesatnya.
Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat
memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung pada
masa lalu, bagaimana manajemen tersebut berkembang, prinsip-prinsip apa yang
dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut sampai saat ini.
Dengan mengetahui arah perkembangan manajemen, kita dapat mempersiapkan diri
dengan keterampilan-keterampilan manajerial yang diperlukan di masa yang akan
datang.
Untuk memperjelas gambaran yang diuraikan diatas, gambar berikut ini
menunjukkan sejarah perkembangan manajemen dari zaman dahulu sampai dengan
perkembangan sekarang ini.

2
2. Evolusi Teori Manajemen
Perkembangan pemikiran manajemen, sama halnya dengan organisasi, konsep
manajemen juga memiliki perkembangan yang sama. Bahkan, perkembangan
pemikiran manajemen ini relatif “berhimpitan” dengan perkembangan pemikiran
organisasi. Tokoh-Tokoh pemiliknya pun relatif banyak yang sama. Ini menambah
catatan bahwa kedua bidang, organisasi dan manajemen memiliki kedekatan yang
sangat serius.
Daft (2003) mengatakan bahwa perspektif sejarah terhadap manajemen
mencerminkan perspektif atau lingkungan untuk menerjemahkan peluang dan
masalah yang timbul. Meskipun demikian, sejarah tidak hanya menyusun peristiwa
dalam suatu urutan secara kronologis, tetapi juga mengembangkan suatu pemahaman
mengenai dampak dari suatu kekuatan sosial terhadap suatu organisasi. Mempelajari
sejarah merupakan suatu cara untuk menciptakan pemikiran yang strategis, melihat
gambaran yang luas dan benar, serta memperbaiki keterampilan konseptual. Kekuatan
sosial itu sendiri mengacu pada berbagai aspek budaya yang turut mempengaruhi
hubungan antar orang.
Kekuatan orang ini membentuk apa yang dikenal sebagai kontrak sosial, yang
merupakan aturan dan persepsi umum tidak tertulis mengenai hubungan antar orang
dan antar karyawan dengan manajemen. Teori itu sendiri merupakan asumsi-asumsi
yang saling berhubungan dan diungkapkan dalam rangka menjabarkan suatu
keterkaitan diantara berbagai fakta yang bisa diobservasi. Misalnya apabila cuaca sore
hari mendung, maka malam hari atau sebentar lagi hujan akan turun. Kalimat ini
merupakan sebuah hipotesis atau dugaan sementara, dan apabila berdasarkan
penelitian ternyata mendukung hipotesis yang dibuat, maka hipotesis tersebut menjadi
sebuah teori.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, didalamnya terdapat teori-teori yang
dibuat oleh para ahli. Manajemen dan organisasi merupakan produk yang tercipta dari
sejarah, situasi sosial, dan tempat kejadian. Berdasarkan hal tersebut, evolusi teori
manajemen dipahami dalam kaitannya dengan cara manusia terlibat pada suatu
permasalahan hubungan di suatu kurun waktu tertentu dalam sejarah.

3
3. Teori Manajemen Klasik
1) Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol adalah seorang industriawan Perancis yang kemudian terkenal
sebagai bapak manajemen operasional mengembangkan manajemen sebagaimana
yang dikemukakannya dalam bukunya yang terkenal berjudul Administration Indus-
trielle et generale. Fayol berpendapat bahwa dalam perusahaan industri kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan manajemen dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok
tugas, yaitu:
 Technical: Merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produk.
Kegiatannya meliputi merencanakan dan mengorganisir produk.
 Commercial: Meliputi kegiatan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan dan
menjual barang (hasil produksi).
 Finacial: Kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal dan
bagaimana menggunakan modal tersebut.
 Security: Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan
(keselamatan kerja dan harta benda yang dimiliki perusahaan).
 Akuntansi: Meliputi kegiatan yang terdiri dari mencatat, menghitung,
mengkalkulasi biaya yang dilaksanakan, menghitung dan menentukan
keuntungan yang diperoleh, mengetahui hutang-hutang yang menjadi
kewajiban perusahaan, menyajikan neraca, laporan rugi laba, dan
mengumpulkan data-data dalam bentuk statistik.
 Tugas manajerial. Melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam manajemen.
2) James D. Mooney
Menurut James D. Mooney, kaidah-kaidah yang diperlukan untuk menetapkan
organisasi manajemen adalah sebagai berikut:
 Koordinasi merupakan kaidah yang menghendaki adanya wewenang, salingb
melayani, perumusan tujuan dan kedisiplin- an yang tinggi.
 Prinsip skalar merupakan suatu prinsip yang mendefinisikan ten- tang
hubungan kepemimpinan, pendelegasian dan antar fungsi-fungsi tertentu yang
dibutuhkan.
 Prinsip fungsional merupakan suatu prinsip yang mendefinisikan berbagai
macam tugas yang harus diselesaikan serta dalam usaha mencapai tujuan
bersama.

4
 Prinsip staf merupakan prinsip yang membedakannya sebagai manajer staf dan
lini lainnya.
3) Mary Parker Follet (1868-1933)
Follet mengemukakan pemahaman mengenai kelompok dan tingginya
komitmen terhadap kerja sama antar manusia. Menurut Follet, kelompok ialah suatu
mekanisme dimana berbagai individu dapat mengkombinasikan bakatnya untuk
mencapai sesuatu yang baik. Menurutnya, organisasi merupakan komunitas tempat
manajer dan karyawan bekerja secara harmonis tanpa adanya dominasi dari salah satu
pihak terhadap pihak lainnya, serta dapat menyelesaikan berbagai perbedaan dan
konflik yang timbul melalui diskusi. Follet beranggapan bahwa manajer bertugas
untuk membantu karyawan agar saling bekerja sama dalam rangka mencapai berbagai
kepentingan yang terintegrasi. Menurut Follet, tanggung jawab kolektif dapat
ditimbulkan oleh upaya membuat karyawan merasa memiliki perusahaan.
4) Chester I. Barnard (1886-1961)
Menurut Chaster, organisasi ialah sistem kegiatan yang diarahkan ke tujuan.
Chaster mengemukakan bahwa manajemen memiliki dua fungsi utama, yaitu
merumuskan tujuan dan mengadakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Barnard memandang pentingnya komunikasi dalam mencapai tujuan
bersama. Berdasarkan teori penerimaan pada wewenang yang dikemukakannya,
bawahan hanya akan menerima perintah jika mampu, memahami dan berkeinginan
untuk menuruti pimpinannya.

5
4. Pendekatan Hubungan Manusiawi
Perkembangan berikutnya dalam manajemen dimulai sejak 1930 dan menjadi
populer pada tahun 1950-an, yaitu manajemen yang banyak memberikan perhatian
terhadap hubungan kemanusiaan kepada para karyawan. Pandangan ini muncul
sebagai akibat dari kelemahan-kelemahan pada manajemen yang berorientasi tugas
(klasik) yang kemudian menimbulkan banyak kritik terhadapnya. Dengan gaya
ortodoks dan otokratis itu, maka pekerjaan menjadi monoton dan membosankan
sehingga menimbulkan stres serta produktivitas menjadi mandeg atau bahkan
menurun.
Keterbatasan dari teori hubungan manusia antara lain konsep makhluk sosial
yang tidak secara lengkap menggambarkan individu di tempat kerjanya. Di samping
itu, perbaikan kondisi dan kepuasan kerja karyawan tidak mampu meningkatkan
produktivitas sesuai harapan. Selain lingkungan sosial di tempat kerja, upah,
menariknya pekerjaan, struktur organisasi dan hubungan perburuhan juga berperan
dalam mempengaruhi produktivitas.
Beberapa cabang utama dalam pendekatan hubungan manusia ini dapat dilihat
dalam gambar 2 Dalam cabang-cabang tersebut termasuk studi Hawthorne yang
terkenal dan teori. kebutuhan manusia dari Maslow, serta beberapa teori yang
dibangun oleh Douglas McGregor, Chris Argyris, dan lainnya. Pendekatan sumber
daya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat sosial dan ingin
mengaktualisasikan dirinya. Menurut pendekatan ini, di tempat kerja orang berusaha
untuk memuaskan kebutuhan sosialnya, memberikan reaksi atas tekanan dari
kelompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi.

6
5. Pendekatan Manajemen Modern
Pendekatan ini di dasari oleh asumsi bahwa manusia memiliki berbagai
kebutuhan dan mengalami perubahan yang cepat, sehingga tidak ada pendekatan yang
bisa digunakan pada kondisi tersebut. Akan tetapi, pendekatan ini tetap mengakui
gagasan teori manajemen klasik dan sumber daya manusia. Pada dasarnya,
manajemen modern dibangun berdasarkan dua konsep utama, yakni teori perilaku
organisasi dan manajemen kuantitatif.
a. Teori Perilaku

Pandangan di teori ini dicirikan oleh dua kelompok perilaku, yakni perilaku
per individu dan perilaku antar kelompok sosial. Pandangan tersebut kemudian
dikembangkan oleh:

1. Douglas McGregor melalui teori X dan Y-nya.


2. Abraham Maslow melalui teori hierarki kebutuhannya.
3. Frederich Herzberg melalui teori dua faktor-nya.
4. Robert Blake dan Jane Mouton dengan kondisi manajerial yang menjelaskan
gaya kepemimpinan.
5. Chris Argyris yang melihat organisasi sebagai suatu sistem sosial ataupun
sistem antarhubungan budaya.
6. Edgar Schein yang meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
7. Rensis Likert yang meneliti empat sistem manajemen.
8. Fred Fiedler dengan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan.

Pokok pikiran yang diungkapkan oleh para penganut teori perilaku di atas
diringkas dalam poin-poin berikut.

1. Organisasi merupakan suatu keseluruhan dan pendekatan manajer untuk


melakukan pengawasan yang harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.
2. Diperlukan pendekatan motivasional untuk membangun komitmen pekerja
terhadap tujuan organisasi.
3. Diperlukan manajemen yang sistematik dengan pendekatan yang didasarkan
pada berbagai pertimbangan yang relevan.
4. Manajemen teknik dapat dinilai sebagai suatu proses teknik mengenai peranan
prosedur dan prinsip yang dijalankan secara ketat.

7
Hasil riset perilaku juga mengemukakan hal-hal berikut.

1. Manajer perlu dilatih sedemikian rupa agar mampu memahami berbagai


prinsip dan konsep manajemen.
2. Organisasi perlu membangun iklim yang memberi peluang kepada karyawan
untuk memuaskan kebutuhannya.
3. Manusia merupakan kunci yang menentukan sukses ataupun gagalnya suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya.
4. Komitmen bisa dikembangkan dengan melibatkan para karyawan untuk ikut
berpartisipasi.
5. Perlu diterapkan pengawasan dan manajemen positif yang menyeluruh
terhadap karyawan yang salah satunya untuk menguji reaksi karyawan
tersebut terhadap pekerjaan.
6. Pekerjaan bagi setiap karyawan perlu disusun agar memungkinkannya untuk
menciptakan kepuasan kerja.

b. Teori Kuantitatif (Management Science)


Dalam suatu proses pemecahan masalah, pokok masalah perlu diidentifikasi
dengan riset ilmiah dan operasional, serta teknik ilmiah lainnya seperti
perencanaan program, capital budgetting, pengembangan sumber daya manusia,
dan sebagainya. Pendekatan- pendekatan tersebut dinamakan pendekatan ilmu
manajemen (science management), yakni pendekatan dengan prosedur sebagai
berikut.
 Perumusan masalah
 Penyusunan model matematis
 Penyelesaian model
 Penganalisisan model dan hasil dari model tersebut
 Pengawasan terhadap hasil
 Pengimplementasian kegiatan

Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pemecahan masalah dan


pengambilan keputusan manajemen harus mendasari pendekatan rasional bagi
manajer.

8
6. Pendekatan Sistem Manajemen
Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari bagian-bagian yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lainnya yang secara bersama-sama mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan subsistem itu sendiri adalah bagian kecil dari suatu sistem
yang lebih besar. Manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses mengubah input atau masukan
sumber daya menjadi output atau keluaran produk (barang dan jasa).
Lingkungan input merupakan aspek yang terpenting dalam suatu sistem
terbuka. Lingkungan tersebut merupakan tempat asal sumber daya sekaligus umpan
balik dari pelanggan, yang berdampak terhadap output organisasi. Umpan balik dalam
lingkungan memberikan masukan bagi organisasi tentang seberapa baik organisasi
memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas. Tanpa adanya keinginan konsumen
untuk menggunanakan produk-produk organisasi, sangat sulit bagi organisasi untuk
beroperasi atau bertahan di bidang usahanya dalam jangka panjang.

7. Pendekatan Kontingensi
Pada nyatanya, tidak ada teori (manajemen) yang dapat diberlakukan di semua
situasi karena setiap organisasi mempunyai karakteristik yang berbeda. Agar dapat
menyesuaikan respon manajerial dengan permasalahan dan peluang yang ada di
berbagai kondisi, perlu diterapkan pendekatan kontingensi. Pendekatan ini akan
membantu manajer dalam memahami berbagai perbedaan situasional dan
meresponnya secara tepat.
Pendekatan kontingensi banyak digunakan di berbagai bidang dan fungsi
organisasi, mulai dari pemasaran, strategi, kepemimpinan, motivasi, hingga penetapan
keputusan. Berdasarkan hal tersebut, pendekatan kontingensi melihat berbagai
permasalahan dengan memasukkan unsur lingkungan. Perubahan lingkungan yang
cepat akan membuat menajer kesulitan dalam mengambil suatu keputusan yang tepat.
Pendekatan kontingensi mencoba memformulasikan kondisi tersebut sehingga
manajer dapat mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang ada.

9
Kesimpulan

Keberadaan manajemen telah ditemukan semenjak adanya peradadaban manusia.


Namun secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad
19 Masehi. Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan
pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Sedangkan
teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks
yang menfokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan keterampilan yang
mendasari manajemen yang efektif.

Perkembangan yang memberikan fokus yang sangat berbeda dari teori manajemen
klasik disebut teori manajemen hubungan manusia yang ditandai dengan perubahan fokus
manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun
perilaku organisasi. Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem
yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling
berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi
yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan
menurut situasi dan lingkungan yang dihadapi.

10
Daftar Pustaka

Herry Krisnandi, S. M. (2019). PENGANTAR MANAJEMEN. Jakarta Selatan: LPU-UNAS.

PRIYONO. (2007). PENGANTAR MANAJEMEN. Surabaya: Zifatama Publisher.

11

Anda mungkin juga menyukai