TEORI ORGANISASI
Disusun oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2020
EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN ADMINISTRASI
Pengertian teori
Teori merupakan suatu konsep dasar yang menjelaskan hubungan sistematis suatu
fenomena dengan cara merinci suatu hubungan sebab – akibat yang terjadi. Di
kehidupan sehari-hari istilah teori sering dihubungkan dengan praktik, teori kadang-
kadang tidak mudah dipahami karena sifatnya cenderung abstrak. Memahami
pemikiran secara abstrak barangkali bukan tugas yang mudah. Namun, sesuatu yang
sulit bukan berarti tidak berguna. Seorang ahli mengatakan, tidak ada yang lebih
praktis daripada teori yang bermanfaat, artinya, dengan menguasai suatu teori secara
baik seseorang akan lebih mudah menangani hal-hal praktis yang berkaitan dengan
ilmu dilapangan. Dibelakang setiap teori terdapat asumsi-asumsi yang membentuk
sudut pandang suatu teori biasanya asumsi tersebut berpola objektif dan subjektif.
Maksudnya, realita secara objektif dapat diukur, dinilai, dan diperbandingkan, dengan
satu sama lain. Sedangkan pola subjektif mengasumsikan lebih kepada perorangan
yang dapat berfikir berbeda-beda pada suatu objek yang sama.
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan
dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karateristik
utama organisasi dapat diringkas sebagai 3P yaitu :
1. Purpose
2. People
3. Plan
Sesuatu tidak disebut organisasi bila tidak memiliki tujuan (purpose), anggota
(people), dan rencana (plan). Perbedaan dalam memdefinisikan organisasi sangat
bergantung pada sudut pandang jika kita melihat organisasi sebagi sistem sosial, maka
kita akan mendefinisikannya terkait dengan sesuatu yang lebih besar, yaitu
masyarakat.
1. Pengertian Administrasi
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi : catat-mencatat, surat-
menyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan sebagainya yang bersifat
teknis ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara
berdaya guna dan berhasil guna.
2. PERSFEKTIF KLASIK
Teori-teori organisasi klasik adalah teori-teori yang berrkembang di akhir abad
ke-18 pada periode yang disebut revolusi industri,berdasarkan pengamatan yang ada
perkembangan teori organisasi tidak lepas dari faktor lingkungan yang meliputi aspek
teknologi,sistem publik,sistem sosial,sistem budaya,demografi.terutama yang paleng
mndasar disni adalah teknologi.
Organisasi pekerjaan pabrik mencerminkan pembagian tugas secara
fungsional dan hierarkis,di mana setidak-tidaknya terdapat tiga jenjang.
Pertama,pemilik pabrik atau diwakili oleh seorang administrator.kedua mandor atau
supervisi,ketiga lapisan pekerja atau buruh. Selain itu barangkali terdapat fungsi-
fungsi tambahan seperti teknisi yang bertugas merawat dan mereparasi mesin yang
rusak,bagian distribusi,bagian pemasaran,dan bagian pembukuan. Inilah protipe
organisasi modern.
Menurut Hatch (1997:27) pada periode klasik terdapat dua kelompok besar
ahli pemikir organisasi. Pertama, pemalikir-pemikir aliran sosiologis yang mencoba
memprekdisikan dan menganalisis perubahan struktur organisasi dan peran-peran di
dalamnya serta implikasinyaterhadap dunia sosial yang lebih luas.disini kita bisa
bertemu antara lain dengan nama-nama seperti Emile Durkheim, Mark Weber,Karl
Mark. Kedua, pemikir-pemikir aliran administrasi manajemen yang lebih
menitikberatkan pada masalah-masalah praktis yang dihadapi pengelolah organisasi
pabrik dalam menjalankan tugasnya,disini diantaranya lain terdapat Fredirick
Taylor,Henry Fayol,dan Chester Barnad.Hodkingson(1978: 9_10) menurut
Hodkingson menggambarkan bahwa para pemikir periode klasik(khususnya fayol dan
taylor) menciptakan situasin yang tidak menguntungkan pada aspek manusia dalam
organisasi. Pemikiran mereka dianggap lebih menekankan pada sistem organisasi
yang efesien dan efektif,sehingga mengabaikan faktor manusia. Para pekerja lebihb
diasumsiakan sebagai faktor produksi atau alat organisasi belaka,menurut kelompok
pemikir yang disebut aliran humansis, pekerja biasanya mengalami dehumanisasi
hal ini menimbulkan reaksi balik berupa pemikiran-pemikiran yang menekankan
aspek manusia dalam organisasi. Tokohnya adalah Elton Mayo,dan Chris Argyris.
Kelompok ini terutama diilhami oleh howtrone studies,yaitu serangkain penilitian
yang menekankan pentingnya faktor manusia terhadap pencapaian efesiensi dan
efektifitas.
3. PERSPEKTIF MODERN
Prespektif klasik sebagaimana dapat kita cermati dari pemikiran para tokoh-tokohnya
terbagi menjadi dua aliran besar,yaitu aliran yang menekankan pencapaiana efisiensi
dan efektivitas organisasi (aliran scientific)dan aliran yang tuntutan kebutuhan sosial
dan psikologi manusia (aliran humanis).Teori organisasi di sini berhadapan dengan
suatu masalah klasik besar secara efisien dan efekif tetapi pada suatu ketika juga
dapat”meperbudak”manusia yang menciptakanya.setiap tikoh berusaha
menyumbangkan gagasanya,baik dengan menekankan pada konsep organisasi yang
efisiensi dan efektif maupun kritik tentang dampak-dampaknya terhadap manusia.
Jadi di satu sisi teori-teori organisasi prespektif modern adalah kelanjutan dari
pemikiran-pemikiran era klasik.Namun dilihat dari sisi yang lain,mereka berbeda
inpirasi utama mereka adalah keteraturan dan cara kerja alam(nature),khususnya dari
aspek biogis sementara itu pemikir-pemikir klasik umum terinpirasi oleh aspek fisika.
Dari sisi ilmu fisika pemikiran newton melihat bahwa alam semesta dapat
diasumsikan sebuah mesin seidak terjperti jam rasaksa yang bekerja melalui prinsip-
prinsip keteraturan tertentu sehinggah tidak terjadi kekacauan atau tabrakan satu sama
lain. Gagasan keteraturan ini di kembangkan oleh pemikir-pemikir klasik dengan
metafora organisasi sebagai mesin yang harus bekerja secara efektif dan efesien.
Sebaiknya para pemikir era modern mengamati keteraturan lain yang di anggap lebih
dinamis yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati. Mereka menamaknya
keteraturan organik.luwdig von bertalanffy.seorang ahli biofisiologi
jerman,mengambil konsep organisasi yang di kembangkan ahli-ahli biologi untuk di
terapkan pada semua jenis sistem secara umum gagasanya ini dituangkan dalam
bukunya general sytem theory yang terbit dalam bahasa inggris pada tahun
1968.Namun gagasan telah ia kembangkan kira-kira pada akhir 1940-an inilah dasar
pemikiran prespektif modern.
Dalam perspektif modern ada beberapa teori-teori dan model dasar organisasi yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh penting pada masa teori perspektif ada, yaitu:
a. Teori sistem umum
Teori ini disusun Bertalanffy dibangun berdasarkan premis-premis dasar berikut
(Littlejhon, 1996):
1. Kesatuan dan interdependensi, yaitu di dalam sebuah sistem berlaku bahwa
keseluruhan adalah lebih daripada penjumlahan bagian-bagiannya, karena
masing-masing bagian saling berhubungan secara interdependen.
2. Hierarki, yaitu sebuah sistem yang selalu terdiri dari tingkatan-tingkatan yang
makin tinggi kompleksitasnya. Sistem yang lebih besar disebut supra-sistem,
sedangkan sistem yang lebih kecil disebut sub-sistem.
3. Pengaturan dari (self-regulation) dan kontrol, yaitu sistem yang selalu
berorientasi pada tujuan dan sistem yang mengatur perilakunya untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
4. Hubungan timbal-balik dengan lingkungan, yaitu sistem yang terbuka yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya secara timbal-balik entah berupa pertukaran
materi dan energi dalam bentuk input-output.
5. Keseimbangan, yaitu sistem yang disebut juga kondisi homeostatis atau
kemampuan untuk mempertahankan kestabilan.
6. Kemampuan perubahan dan penyesuaian diri, yaitu sebuah paradoks dari sistem
adalah bahwa untuk bertahan sebuah sistem harus mempertahankan
keseimbangan serta berubah dan memiliki daya adaptasi terhadap dinamika
lingkungan.
7. Equafinality, yaitu tujuan sebuah sistem yang selalu bersifat ekuifinalitas yang
artinya suatu keadaan final tertentu bisa dicapai dengan berbagai cara dari titik
berangkat yang berbeda-beda sesuai dengan beragamnya kondisi lingkungan.
POST MODERN
Metafora adalah perumpamaan atau permisalan, dimana kita mengambil suatu objek
sebagai sarana untuk menjelaskan objek lain. Penjelasan mengenai metafora-metafora
teori organisasi sekedar tambahn untuk memahami teori organisasi, dan tidak
dimaksudkan untuk membatasi. Tidak pula ingin menunjukkan mana diantara
metafora-metafora itu yang paling benar.
PERIODE KLASIK
Hubungan antara administrasi dan teori organisasi pada masa klasik sangat dekat,
dimana posisi administrasi terutama memberikan bahan-bahan kajian untuk diangkat
ke level teoritis ketika para ahli menyusun teori-teori tentang organisasi dan
administrasi. Disamping itu, seperti telah dielaborasi di depan bahwa konseptualisasi
organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Mengingat aspek yang terakhir ini
pada berkembangnya era klasik kondisinya relatif stabil, sehingga kelangsungan hidup
dan pertumbuhan organisasi sangat ditentukan oleh kepiawaian kepemimpinan
menangani masalah internalnya. Fokus utama organisasi adalah bagaimana proses
internal dapat berjalan secara efisien, sehingga efisien merupakan kriteria
keberhasilan utama. Dengan karakteristik operasional perusahaan yang demikian,
maka kinerja organisasi dapat dijelaskan secara baik oleh konsep-konsep ekonomi,
manajemen, dan teknologi.
PERIODE MODERN
Pada periode modern, terjadi hubungan yang terbalik. Teori organisasi justru
memberikan sumbangan yang tidak kecil terhadap pengembangan ilmu administrasi.
Teori sistem memberikan peluang berkembangnya studi-studi administrasi
komparatif, yang menurut Fred W. Riggs (1962) ditandai oleh tiga fase, yaitu (1)
pergeseran dari studi-studi normatif pada studi-studi empiris, (2) kemudian di dalam
studi-studi empiris terjadi lagi pergeseran dari pendekatan idiografis pada pendekatan
nomothetic yang bersifat generalisasi (3) munculnya pendekatan yang lebih luas lagi
yaitu pendekatan ecological. Selain itu, terdapat studi pengaruh “karakter nasional”
terhadap administrasi, yaitu The Bureaucratic Phenomenon yang membahas dua
organisasi publik di Prancis. Pada era ini peran administrasi terasa lebih dominan
karena dengan berkembangnya teori sistem maka hubungan organisasi dengan
lingkungan sangat erat. Stabilitas lingkungan pada era ini juga dipertanyakan,
sehingga bila mengacu pada konsepnya Hodgkinson, di era modern peran administrasi
makin dominan dibandingkan dengan manajemen.
PERIODE POST-MODERN
Teori organisasi pada masa post-modern telah berkembang lebih matang sehingga
berjalan secara timbal-balik dengan ilmu administrasi. Pengaruh dari analisis
sosiologis masyarakat pasca-industri dan perkembangan kajian-kajian post-
modernisme terlihat dalam ilmu administrasi berupa kecenderungan untuk mengkaji
ulang birokrasi serta mengembangkan model-model pemerintahan yang lebih efektif
dan efisien dengan meminjam gagasan-gagasan dari organisasi bisnis.