OLEH:
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya
2019
A. Konsep Evolusi dan Perkembangan Teori Organisasi
Salah satu kejadian paling penting sebelum abad kedua puluh kaitannya dengan
perkembangan teori organisasi adalah revolusi industri. Dimulai pada abad ke
delapan belas di inggris, revolusi tersebut menyeberangi samudra Atlantik dan ke
Amerika pada akhir perang dunia kedua. Revolusi tersebut mempunya dua elemen
utama yaitu kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan manusia secara tepat dan
pembangunan sarana transfortasi yang cepat mengubah metode pengiriman barang.
Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik-pabrik.
Dampaknya terhadap desain organisasi jelas, yaitu pembangunan pabrik
membutuhkan penciptaan yang terus-menerus dari struktur-struktur organisasi untuk
memungkinkan terjadinya proses produksi yang efisien.
Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi
dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan
keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling
mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi teori organisasi memunculkan berbagai
macam pendekatan-pendekatan yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang
digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan kelompok ini bisa
dikelompokan menjadi tiga aliran utama, sesuai kurun waktu munculnya masing-
masing pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik, pendekatan neo-klasik dan
pendekatan modern.
A) Teori Birokrasi
Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan
menekankan pada aspek legal rasional. Legal dalam hal ini dimaknai
sebagai bentuk wewenang yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan
aturan prosedur dan peranan masing-masing elemen. Sementara rasional,
mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama.
1
Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max Weber (21
April 1864 – 14 Juni 1920) seorang ahli ekonomi politik dan sosiologi
jerman. Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun
atas hal-hal berikut:
1. Pembagian kerja
2. Hirarki wewnang
3. Program rasional
4. Sistem prosedur
5. Sistem aturan dan hak kewajiban
6. Hubungan antara pribadi yang bersifat impersonal.
B) Teori Administrasi
2
C) Teori Manajemen Ilmiah
3
Pada masa ini dilakukan percobaan yang menyangkut rancangan ulang
pekerjaan, perubahaan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu,
pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan
dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial kelompok
merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang. Kemudian Hawthorne
mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber dengan kesimpulan
bahwa organisasi merupakan sistem kerja sama.
Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg (1862-1916),
tertuang dalam bukunya psychologiy dan industrial effeciency yang terbit pada
tahun 1913 dan dinilai sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen
ilmiah menuju neoklasik. Inti dari pandangan Hugo menekankan adanya
perbedaan karakteristik individual dalam organisasi dan mengingatkan adanya
pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang
dilakukan di pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Electric
di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. percobaan
yang dilakukan oleh Elton Mayo seorang riset dari Western Electric
menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan kondisi
kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.
Dalam pembagian kerja neoklasik memandang perlunya:
a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom-up
Kesimpulan pendapat teori Henry Fayol dan Frederick W. Taylor
1. Keduanya berorientasi kepada “efisiensi” dan “produktivitas” kerja, dan
tergolong pada beberapa “school of thought” seperti “Efficiency School Of
Thought Taylor”.
2. Hasil pemikiran kedua tokoh itu merupakan dasar utama pada
perkembangan dan pembangunan dari pada Ilmu
Administrasi/Management sebagai ilmu pengetahuan.
3. Kedua tokoh itu telah dapat meletakkan landasan yang kuat untuk
mengembangkan ilmu Administrasi/Management modern untuk periode
zaman modern sekarang ini.
4. Kedua tokoh itu telah dapat membuktikan bahwa suatu penyelesaian
pekerjaan baik pada organisasi negara/swasta tidak cukup hanya dengan
pendekatan ilmu teknik saja, tetapi mutlak diperlukan pendekatan ilmu
Administrasi/Management.
5. Akibat dari pada orientasi H. Fayol dan F.W. Taylor pada efisiensi dan
produktivitas kerja, menimbulkan perhatian para ahli banyak menyoroti
kepada unsur manusia di dalam organisasi, yaitu timbulnya beberapa
“Behavioural school of thought” dari Herbert A. Simon yang kemudian
adanya sintesa dan integritas.
4
3. Teori Organisasi Modern
Menurut Hatch (1997:27) pada periode klasik terdapat dua kelompok besar
ahli pemikir organisasi.
5
Kedua, pemikir-pemikir aliran administrasi manajemen yang lebih
menitikberatkan pada masalah-masalah praktis yang dihadapi pengelolah
organisasi pabrik dalam menjalankan tugasnya, di sini diantaranya lain
terdapat Fredirick Taylor, Henry Fayol, dan Chester Barnad. Hodkingson
(1978: 9-10) menurut Hodkingson menggambarkan bahwa para pemikir
periode klasik (khususnya Fayol dan Taylor) menciptakan situasi yang tidak
menguntungkan pada aspek manusia dalam organisasi. Pemikiran mereka
dianggap lebih menekankan pada sistem organisasi yang efesien dan efektif,
sehinggah mengabaikan faktor manusia. Para pekerja lebihb diasumsiakan
sebagai faktor produksi atau alat organisasi belaka, menurut kelompok
pemikir yang disebut aliran humansis, pekerja biasanya mengalami
dehumanisasi hal ini menimbulkan reaksi balik berupa pemikiran-pemikiran
yang menekankan aspek manusia dalam organisasi. Tokohnya adalah Elton
Mayo, dan Chris Argyris. Kelompok ini terutama diilhami oleh howtrone
studies, yaitu serangkaian penilitian yang menekankan pentingya faktor
manusia terhadap pencapaian efesiensi dan efektifitas.
Perspektif klasik sebagaimana dapat kita cermati dari pemikiran para tokoh-
tokohnya terbagi menjadi dua aliran besar, yaitu aliran yang menekankan
pencapaiana efisiensi dan efektivitas organisasi (aliran scientific) dan aliran
yang tuntutan kebutuhan sosial dan psikologi manusia (aliran humanis).Teori
organisasi di sini berhadapan dengan suatu masalah klasik besar secara efisien
dan efekif tetapi pada suatu ketika juga dapat”meperbudak”manusia yang
menciptakanya. Setiap tikoh berusaha menyumbangkan gagasanya,baik
dengan menekankan pada konsep organisasi yang efisiensi dan efektif maupun
kritik tentang dampak-dampaknya terhadap manusia.
Jadi di satu sisi teori-teori organisasi prespektif modern adalah kelanjutan dari
pemikiran-pemikiran era klasik.Namun dilihat dari sisi yang lain,mereka
berbeda inpirasi utama mereka adalah keteraturan dan cara kerja
alam(nature),khususnya dari aspek biogis sementara itru pemikir-pemikir
klasik umum terinpirasi oleh aspek fisika.dari sisi ilmu fisika pemikiran
newton melihat bahwa alam semesta dapat diasumsikan sebuah mesin seidak
terjperti jam rasaksa yang bekerja melalui prinsip-prinsip keteraturan tertentu
sehinggah tidak terjadi kekacauan atau tabrakan satu sama lain.gagasan
keteraturan ini di kembangkan oleh pemikir-pemikir klasik dengan metafora
organisasi sebagai mesin yang harus bekerja secara efektif dan efesien.
Sebaiknya para pemikir era modern mengamati keteraturan lain yang di anggap
lebih dinamis yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati.mereka
menamaknya keteraturan organik.luwdig von bertalanffy.seorang ahli
biofisiologi jerman,mengambil konsep organisasi yang di kembangkan ahli-ahli
biologi untuk di terapkan pada semua jenis sistem secara umum gagasanya ini
dituangkan dalam bukunya general sytem theory yang terbit dalam bahasa
inggris pada tahun 1968.namun gagasan telah ia kembangkan kira-kira pada
akhir 1940-an inilah dasar pemikiran prespektif modern.
6
(C.) PERSPEKTIF POST MODERN
7
tidak banyak persoalan. Pengelola organisasi disini dibayangkan seperti
insinyur atau montir.
(B.) ORGANISASI ADALAH ORGANISME
Banyak kebudayaan yang mengibaratkan masyarakatnya sebagai organisme
makhluk hidup. Nabi Muhammad sebagai contoh, pernah mengatakan
persaudaraan umat islam itu seharusnya ibarat sau tubuh, kalau yang satu sakit
maka yang lain akan sakit. Ini adalah metafora organisme. Namun, dalam teori
organisasi analogi organisasi sebagai “tubuh biologis” adalah metafora dari
pendekatan modern yaitu teori sistem. Fungsi-fungsi biologis menunjukkan
bahwa setiap makhluk hidup bergantung pada lingkungannya, demikian pula
organisasi. Organisasi memperoleh sumber daya seperti bahan mentah, tenaga
kerja, modal, pengetahuan dari lingkungannya.
(D.) ORGANISASI ADALAH KULTUR
Organisasi-organisasi yang telah berusia lama, atau organisasi yang sangat khas
karakteristiknya, kita akan menemukan berbagai unsur kebudayaan. Di
dalamnya ada adat dan tradisi, cerita-cerita dan mitos, simbol-simbol, artefak
dan tokoh-tokoh tertentu yang dipandang mewakili nilai-nilai. Administrator
atau manajer barangkali biasa diibaratkan sebagai tetua-tetua adat atau agen-
agen kultural yang bertugas menjaga dan meneruskan tradisi.
(E.) ORGANISASI ADALAH KOLASE
Kolase semacam karya seni, biasanya dibuat dari kepingan-kepingan benda
yang ditempel satu sama lain, sehingga membentuk citra tersendiri yang sama
sekali baru atau mengandung gagasan artistik tertentu. Perspektif post-modern
mengibaratkan teori organisasi sebagai semacam kolase yaitu kepingan-
kepingan dari berbagai sudut pandang, dan disajikan untuk maksud atau tujuan
tertentu. Tentu saja, umumnya mereka ingin mengkritisi dan “membongkar”
secara personal asumsi-asumsi dasar yang masih membayangi persepsi tentang
organisasi. Administrator dan manajer mungkin diibaratkan seniman yang
menyusun dan mengolah berbagai informasi dan teori, untuk kemudian
menyusunnya secara artistik dalam menggambarkan situasi yang paradoks dan
kontradiktif.
7. PERIODE PADA SETIAP ALIRAN PEMIKIRAN
8
perusahaan yang demikian, maka kinerja organisasi dapat dijelaskan
secara baik oleh konsep-konsep ekonomi, manajemen, dan teknologi.