Anda di halaman 1dari 10

Tugas kelompok

EVOLUSI TEORI ORGANISASI

Dosen : Dra. Peridawaty, MM

OLEH:

Glenn Gilbert Billdrianus BBA 117 084


Fiteri Yulinda Sari BBA 117 087
Hardi Irawan Susilo BBA 117 163
Medyawati Cindi Safitri BBA 117 257
Yulita Herlidia BBA 117 088
Yumias Tara BBA 117 048

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya
2019
A. Konsep Evolusi dan Perkembangan Teori Organisasi

Salah satu kejadian paling penting sebelum abad kedua puluh kaitannya dengan
perkembangan teori organisasi adalah revolusi industri. Dimulai pada abad ke
delapan belas di inggris, revolusi tersebut menyeberangi samudra Atlantik dan ke
Amerika pada akhir perang dunia kedua. Revolusi tersebut mempunya dua elemen
utama yaitu kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan manusia secara tepat dan
pembangunan sarana transfortasi yang cepat mengubah metode pengiriman barang.
Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik-pabrik.
Dampaknya terhadap desain organisasi jelas, yaitu pembangunan pabrik
membutuhkan penciptaan yang terus-menerus dari struktur-struktur organisasi untuk
memungkinkan terjadinya proses produksi yang efisien.
Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi
dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan
keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling
mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi teori organisasi memunculkan berbagai
macam pendekatan-pendekatan yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang
digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan kelompok ini bisa
dikelompokan menjadi tiga aliran utama, sesuai kurun waktu munculnya masing-
masing pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik, pendekatan neo-klasik dan
pendekatan modern.

1. Teori Organisasi Klasik

Teori organisasi yang berkembang mulai abad ke 19 digolongkan ke


dalam teori organisasi klasik atau disebut juga teori tradisional atau teori
mesin. Pada masa ini, organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang
yang membentuk lembaga. Tiap-tiap bagaian organisasi tersebut memiliki
spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang. Definisi organisasi
menurut teori klasik adalah merupakan struktur hubungan, kekuasaan-
kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan
faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama.
Teori ini berkembang mulai 1800-an (abad 19), dalam teori ini organisasi
digambarkan sebagai sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku
tidak mengandung kreatifitas. Didalam teori organisasi klasik terdapat juga
teori-teori lainnya yang meliputi:

A) Teori Birokrasi
Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan
menekankan pada aspek legal rasional. Legal dalam hal ini dimaknai
sebagai bentuk wewenang yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan
aturan prosedur dan peranan masing-masing elemen. Sementara rasional,
mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama.

1
Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max Weber (21
April 1864 – 14 Juni 1920) seorang ahli ekonomi politik dan sosiologi
jerman. Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun
atas hal-hal berikut:
1. Pembagian kerja
2. Hirarki wewnang
3. Program rasional
4. Sistem prosedur
5. Sistem aturan dan hak kewajiban
6. Hubungan antara pribadi yang bersifat impersonal.

B) Teori Administrasi

Teori administrasi dalam teori organisasi klasik menekankan pada


aspek makro dan praktik langsung manajemen. Beberapa tokoh pengusung
teori administrasi adalah Henry Fayol (1841 – 1925) dan Lyndall Unwick
dari Erpa, serta James D. Mooney dan Allen Reily dari Amerika. Seorang
industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Administrasion
Industrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan
baru dipublikasikan di Amerika tahun 1940.
Buku ini merupakan karya dari Henry Fayol industrialis asal Prancis,
didalamnya menyebutkan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat
dibagi menjadi 6 kelompok, yakni:
 Kegiatan-kegiatan teknikal
 Kegiatan-kegiatan komersial
 Kegiatan-kegiatan financial
 Kegiatan-kegiatan keamanan
 Kegiatan-kegiatan akutansi
 Kegiatan-kegiatan manajerial
Selain itu, Fayol juga menyatakan bahwa terdapat 14 dasar yang
menjadi kaidah perkembangan teori administrasi. Kaidah tersebut terdiri
atas pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan
perintah, kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan umum, balas
jasa sentralisasi, rantai saklar, tata tertib, keadilan, kelanggengan
personalia, inisiatif dan semangat krops.
Sementara itu, James D. Mooney dan Allen Reilly berpendapat bahwa
koordinasi memegang peranan penting dalam sebuah perencanaan
organisasi. Sebuah organisasi harus menerapkan tiga prinsip utama, yaitu:
1. Prinsip Koordinasi
2. Prinsip Skalar & Hirarkis
3. Prinsip Fungsional

2
C) Teori Manajemen Ilmiah

Berbeda dengan teori administrasi, teori manajemen ilmiah ini


menekankan pada aspek makro organisasi. Teori ini banyak berkembang di
Mesir, Cina, dan Romawi. Salah satu tokoh pengusung teori ini, F.W.
Taylor yaitu pada tahun 1900-an yang memberi definisi teori manajemen
ilmiah sebagai seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efisiensi kerja
atau dengan pernyataan lain yaitu “penerapan metode ilmiah pada studi,
analisis, dan pemecahaan masalah organisasi” atau “seperangkat
mekanisme untuk meningkatkan efisiensi kerja”.
F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam tiga makalah: Shop
Management, The Principle Oif Scientific Management dan Testimony
before the Special House Comitte. Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah
buku “Scientific Management”.
FW Taylor menjelaskan bahwa organisasi memiliki empat kaidah, yaitu:
1. Metode-metode kerja dalam praktik mulai digantikan dengan berbagai
metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja
ilmiah yang benar.
2. Agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai
dengan spesialisnya, peusahaan harus rutin mengadakan seleksi, latihan,
dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3. Agar para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat
upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi
menjadi rendah, pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan
dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
4. Perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui
pendekatan antar karyawan dan manajer sebagai upaya untuk
menimbulkan suasana kerja sama yang baik dan tercapainya manfaat
manajemen ilmiah.

2. Teori Organisasi Neoklasik


Aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan Manusiawi”.
Teori ini muncul karena ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori ini
merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada
“pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individual ataupun
kelompok kerja”.
Ketiga teori yang ada didalam teori organisasi klasik tersebut dinilai sangat
kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Tokoh teori ini diawali oleh
Elton Mayo (1927) yang membentuk aliran antar manusia (human relation
school), memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas
dari sisi manusia dibanding sisi mesin.

3
Pada masa ini dilakukan percobaan yang menyangkut rancangan ulang
pekerjaan, perubahaan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu,
pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan
dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial kelompok
merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang. Kemudian Hawthorne
mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber dengan kesimpulan
bahwa organisasi merupakan sistem kerja sama.
Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg (1862-1916),
tertuang dalam bukunya psychologiy dan industrial effeciency yang terbit pada
tahun 1913 dan dinilai sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen
ilmiah menuju neoklasik. Inti dari pandangan Hugo menekankan adanya
perbedaan karakteristik individual dalam organisasi dan mengingatkan adanya
pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang
dilakukan di pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Electric
di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. percobaan
yang dilakukan oleh Elton Mayo seorang riset dari Western Electric
menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan kondisi
kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.
Dalam pembagian kerja neoklasik memandang perlunya:
a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom-up
Kesimpulan pendapat teori Henry Fayol dan Frederick W. Taylor
1. Keduanya berorientasi kepada “efisiensi” dan “produktivitas” kerja, dan
tergolong pada beberapa “school of thought” seperti “Efficiency School Of
Thought Taylor”.
2. Hasil pemikiran kedua tokoh itu merupakan dasar utama pada
perkembangan dan pembangunan dari pada Ilmu
Administrasi/Management sebagai ilmu pengetahuan.
3. Kedua tokoh itu telah dapat meletakkan landasan yang kuat untuk
mengembangkan ilmu Administrasi/Management modern untuk periode
zaman modern sekarang ini.
4. Kedua tokoh itu telah dapat membuktikan bahwa suatu penyelesaian
pekerjaan baik pada organisasi negara/swasta tidak cukup hanya dengan
pendekatan ilmu teknik saja, tetapi mutlak diperlukan pendekatan ilmu
Administrasi/Management.
5. Akibat dari pada orientasi H. Fayol dan F.W. Taylor pada efisiensi dan
produktivitas kerja, menimbulkan perhatian para ahli banyak menyoroti
kepada unsur manusia di dalam organisasi, yaitu timbulnya beberapa
“Behavioural school of thought” dari Herbert A. Simon yang kemudian
adanya sintesa dan integritas.

4
3. Teori Organisasi Modern

Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai


belum memuaskan untuk tuntutan manajemen modern. Banyak kelemahan dan
ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori
organisasi modern pada tahun 1950.
Teori organisasi modern ini dikenal dengan nama “analisis sistem” atau
“teori terbuka” yang memandang organisasi sebagai suatu kesatuan dari
berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa perbedaan mencolok antara
teori modern dengan teori klasik adalah sebagai berikut:
a. Teori organisasi menitik beratkan pada analisa dan deskripsi, sementara
teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan
secara menyeluruh.
b. Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar dan hubungan vertikal.
Sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis dan
multidimensi.
Teori organisasi modern melihat bahwa semua unsur sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan
sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi
organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan
apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka iya harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan.
4. PERSPEKTIF

(A.) PERPEKTIF KLASIK

Teori-teori organisasi klasik adalah teori-teori yang berkembang di akhir abad


ke-18 pada periode yang disebut revolusi industri, berdasarkan pengamatan
yang ada perkembangan teori organisasi tidak lepas dari faktor lingkungan
yang meliputi aspek teknologi, sistem publik, sistem sosial, sistem budaya,
demografi. Terutama yang paling mendasar di sini adalah teknologi.

Oganisasi pekerjaan pabrik mencerminkan pembagian tugas secara fungsional


dan hierarkis, di mana setidak-tidaknya terdapat tiga jenjang. Pertama,
pemilik pabrik atau diwakili oleh seorang administrator. Kedua mandor atau
supervisi, ketiga lapisan pekerja atau buruh. Selain itu terdapat fungsi-fungsi
tambahan seperti teknisi yang bertugas merawat dan mereparasi mesin yang
rusak, bagian distribusi, bagian pemasaran, dan bagian pembukuan. Inilah
protipe organisasi modern.

Menurut Hatch (1997:27) pada periode klasik terdapat dua kelompok besar
ahli pemikir organisasi.

Pertama, pemalikir-pemikir aliran sosiologis yang mencoba memprekdisikan


dan menganalisis perubahan struktur organisasi dan peran-peran di dalamnya
serta implikasinyaterhadap dunia sosial yang lebih luas.disini kita bisa
bertemu antara lain dengan nama-nama seperti Emile Durkheim, Mark
Weber, Karl Mark.

5
Kedua, pemikir-pemikir aliran administrasi manajemen yang lebih
menitikberatkan pada masalah-masalah praktis yang dihadapi pengelolah
organisasi pabrik dalam menjalankan tugasnya, di sini diantaranya lain
terdapat Fredirick Taylor, Henry Fayol, dan Chester Barnad. Hodkingson
(1978: 9-10) menurut Hodkingson menggambarkan bahwa para pemikir
periode klasik (khususnya Fayol dan Taylor) menciptakan situasi yang tidak
menguntungkan pada aspek manusia dalam organisasi. Pemikiran mereka
dianggap lebih menekankan pada sistem organisasi yang efesien dan efektif,
sehinggah mengabaikan faktor manusia. Para pekerja lebihb diasumsiakan
sebagai faktor produksi atau alat organisasi belaka, menurut kelompok
pemikir yang disebut aliran humansis, pekerja biasanya mengalami
dehumanisasi hal ini menimbulkan reaksi balik berupa pemikiran-pemikiran
yang menekankan aspek manusia dalam organisasi. Tokohnya adalah Elton
Mayo, dan Chris Argyris. Kelompok ini terutama diilhami oleh howtrone
studies, yaitu serangkaian penilitian yang menekankan pentingya faktor
manusia terhadap pencapaian efesiensi dan efektifitas.

(B.) PERSPEKTIF MODERN

Perspektif klasik sebagaimana dapat kita cermati dari pemikiran para tokoh-
tokohnya terbagi menjadi dua aliran besar, yaitu aliran yang menekankan
pencapaiana efisiensi dan efektivitas organisasi (aliran scientific) dan aliran
yang tuntutan kebutuhan sosial dan psikologi manusia (aliran humanis).Teori
organisasi di sini berhadapan dengan suatu masalah klasik besar secara efisien
dan efekif tetapi pada suatu ketika juga dapat”meperbudak”manusia yang
menciptakanya. Setiap tikoh berusaha menyumbangkan gagasanya,baik
dengan menekankan pada konsep organisasi yang efisiensi dan efektif maupun
kritik tentang dampak-dampaknya terhadap manusia.

Jadi di satu sisi teori-teori organisasi prespektif modern adalah kelanjutan dari
pemikiran-pemikiran era klasik.Namun dilihat dari sisi yang lain,mereka
berbeda inpirasi utama mereka adalah keteraturan dan cara kerja
alam(nature),khususnya dari aspek biogis sementara itru pemikir-pemikir
klasik umum terinpirasi oleh aspek fisika.dari sisi ilmu fisika pemikiran
newton melihat bahwa alam semesta dapat diasumsikan sebuah mesin seidak
terjperti jam rasaksa yang bekerja melalui prinsip-prinsip keteraturan tertentu
sehinggah tidak terjadi kekacauan atau tabrakan satu sama lain.gagasan
keteraturan ini di kembangkan oleh pemikir-pemikir klasik dengan metafora
organisasi sebagai mesin yang harus bekerja secara efektif dan efesien.

Sebaiknya para pemikir era modern mengamati keteraturan lain yang di anggap
lebih dinamis yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati.mereka
menamaknya keteraturan organik.luwdig von bertalanffy.seorang ahli
biofisiologi jerman,mengambil konsep organisasi yang di kembangkan ahli-ahli
biologi untuk di terapkan pada semua jenis sistem secara umum gagasanya ini
dituangkan dalam bukunya general sytem theory yang terbit dalam bahasa
inggris pada tahun 1968.namun gagasan telah ia kembangkan kira-kira pada
akhir 1940-an inilah dasar pemikiran prespektif modern.

6
(C.) PERSPEKTIF POST MODERN

Kecenderungan pemikir-pemikir post-modern adalah membalikkan asumsi-


asumsi dasar dari pemikir-pemikir sebelumnya. Hal yang paling mendasar
tentunya adalah “keteraturan”. Namun, dalam post-modern sengaja
mengabaikan konsep keteraturan itu, termasuk dalam teori organisasi.
Tujuannya adalah memperlihatkan realitas yang lebih kompleks, di mana
kebenaran yang satu bisa bersanding dengan kebenaran yang lain meskipun
keduanya tidak sama.
Ada asumsi-asumsi yang hendak “dibongkar” oleh pendekatan post-
modern, kendati dengan catatan bahwa proyek post-modernisme itu sendiri
belum bisa dikatakan selesai atau memberikan hasil yang diharapkan :

1. Kemajuan atau pertumbuhan adalah sesuatu yang tanpa batas. Baik


pendekatan klasik maupun modern pada dasarnya tidak mengasumsikan
adanya batas-batas tertentu bagi perkembangan organisasi.
2. Kebenaran adalah universal, sehingga rancangan yang berlaku pada satu
kasus dapat diterapkan pada kasus lain. Ini melahirkan apa yang disebut
dengan grand-design atau grand-narrative (narasi besar).
3. Kebutuhan dan hasrast manusia pada dasarnya sama dan dapat
diobjektivikasi. Kriteria-kriteria mengenai benar-salah, baik-buruk, indah-
jelek, dan lain-lain dianggap inheren dalam diri setiap manusia.
4. Hierarki dna ketidakseimbangan kekuasaan (power) dalam organisasi adalah
ilmiah. Demokratisasi dapat dilakukan dengan memberi pilihan pada suara
terbanyak.

5. METAFORA-METAFORA DALAM TEORI ORGANISASI

Metafora adalah perumpamaan atau permisalan, dimana kita mengambil suatu


objek sebagai sarana untuk menjelaskan objek lain. Penjelasan mengenai
metafora-metafora teori organisasi sekedar tambahn untuk memahami teori
organisasi, dan tidak dimaksudkan untuk membatasi. Tidak pula ingin
menunjukkan mana diantara metafora-metafora itu yang paling benar.
6. PERAN ORGANISASI

(A.) ORGANISASI ADALAH MESIN


Metafora tertua dalam teori organisasi yang diibaratkan “mesin birokrasi”.
Tugas administrator dan manajemen adalah menyusun desain terbaik dan
mengimplementasikannya sedemikian rupa sehingga mesin organisasi berjalan
secara efisien dan efektif. Dalam banyak hal metafora ini cukup berguna,
setidaknya untuk langkah awal dalam menciptakan organisasi yang baik. Satu-
satunya peringatan kepada pemakai metafora ini bahwa “komponen-
komponen” tersebut pada dasarnya adalah manusia. Cara memperlakukan
sebuah mesin yang komponen-komponennya terdiri dari manusia barangkali
tidak bisa disamakan dengan mesin dalam arti sebenarnya. Jika aspek etik dan
moral seperti ini diperhatikan, maka analogi organisasi sebagai mesin agaknya

7
tidak banyak persoalan. Pengelola organisasi disini dibayangkan seperti
insinyur atau montir.
(B.) ORGANISASI ADALAH ORGANISME
Banyak kebudayaan yang mengibaratkan masyarakatnya sebagai organisme
makhluk hidup. Nabi Muhammad sebagai contoh, pernah mengatakan
persaudaraan umat islam itu seharusnya ibarat sau tubuh, kalau yang satu sakit
maka yang lain akan sakit. Ini adalah metafora organisme. Namun, dalam teori
organisasi analogi organisasi sebagai “tubuh biologis” adalah metafora dari
pendekatan modern yaitu teori sistem. Fungsi-fungsi biologis menunjukkan
bahwa setiap makhluk hidup bergantung pada lingkungannya, demikian pula
organisasi. Organisasi memperoleh sumber daya seperti bahan mentah, tenaga
kerja, modal, pengetahuan dari lingkungannya.
(D.) ORGANISASI ADALAH KULTUR
Organisasi-organisasi yang telah berusia lama, atau organisasi yang sangat khas
karakteristiknya, kita akan menemukan berbagai unsur kebudayaan. Di
dalamnya ada adat dan tradisi, cerita-cerita dan mitos, simbol-simbol, artefak
dan tokoh-tokoh tertentu yang dipandang mewakili nilai-nilai. Administrator
atau manajer barangkali biasa diibaratkan sebagai tetua-tetua adat atau agen-
agen kultural yang bertugas menjaga dan meneruskan tradisi.
(E.) ORGANISASI ADALAH KOLASE
Kolase semacam karya seni, biasanya dibuat dari kepingan-kepingan benda
yang ditempel satu sama lain, sehingga membentuk citra tersendiri yang sama
sekali baru atau mengandung gagasan artistik tertentu. Perspektif post-modern
mengibaratkan teori organisasi sebagai semacam kolase yaitu kepingan-
kepingan dari berbagai sudut pandang, dan disajikan untuk maksud atau tujuan
tertentu. Tentu saja, umumnya mereka ingin mengkritisi dan “membongkar”
secara personal asumsi-asumsi dasar yang masih membayangi persepsi tentang
organisasi. Administrator dan manajer mungkin diibaratkan seniman yang
menyusun dan mengolah berbagai informasi dan teori, untuk kemudian
menyusunnya secara artistik dalam menggambarkan situasi yang paradoks dan
kontradiktif.
7. PERIODE PADA SETIAP ALIRAN PEMIKIRAN

(A.) PERIODE KLASIK


Hubungan antara administrasi dan teori organisasi pada masa klasik
sangat dekat, dimana posisi administrasi terutama memberikan bahan-
bahan kajian untuk diangkat ke level teoritis ketika para ahli menyusun
teori-teori tentang organisasi dan administrasi. Disamping itu, seperti telah
dielaborasi di depan bahwa konseptualisasi organisasi sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Mengingat aspek yang terakhir ini pada berkembangnya
era klasik kondisinya relatif stabil, sehingga kelangsungan hidup dan
pertumbuhan organisasi sangat ditentukan oleh kepiawaian kepemimpinan
menangani masalah internalnya. Fokus utama organisasi adalah
bagaimana proses internal dapat berjalan secara efisien, sehingga efisien
merupakan kriteria keberhasilan utama. Dengan karakteristik operasional

8
perusahaan yang demikian, maka kinerja organisasi dapat dijelaskan
secara baik oleh konsep-konsep ekonomi, manajemen, dan teknologi.

(B.) PERIODE MODERN


Pada periode modern, terjadi hubungan yang terbalik. Teori organisasi
justru memberikan sumbangan yang tidak kecil terhadap pengembangan
ilmu administrasi. Teori sistem memberikan peluang berkembangnya
studi-studi administrasi komparatif, yang menurut Fred W. Riggs (1962)
ditandai oleh tiga fase, yaitu (1) pergeseran dari studi-studi normatif pada
studi-studi empiris, (2) kemudian di dalam studi-studi empiris terjadi lagi
pergeseran dari pendekatan idiografis pada pendekatan nomothetic yang
bersifat generalisasi (3) munculnya pendekatan yang lebih luas lagi yaitu
pendekatan ecological. Selain itu, terdapat studi pengaruh “karakter
nasional” terhadap administrasi, yaitu The Bureaucratic Phenomenon
yang membahas dua organisasi publik di Prancis. Pada era ini peran
administrasi terasa lebih dominan karena dengan berkembangnya teori
sistem maka hubungan organisasi dengan lingkungan sangat erat.
Stabilitas lingkungan pada era ini juga dipertanyakan, sehingga bila
mengacu pada konsepnya Hodgkinson, di era modern peran administrasi
makin dominan dibandingkan dengan manajemen.

(C.) PERIODE POST-MODERN


Teori organisasi pada masa post-modern telah berkembang lebih matang
sehingga berjalan secara timbal-balik dengan ilmu administrasi. Pengaruh
dari analisis sosiologis masyarakat pasca-industri dan perkembangan
kajian-kajian post-modernisme terlihat dalam ilmu administrasi berupa
kecenderungan untuk mengkaji ulang birokrasi serta mengembangkan
model-model pemerintahan yang lebih efektif dan efisien dengan
meminjam gagasan-gagasan dari organisasi bisnis.

Anda mungkin juga menyukai