Anda di halaman 1dari 11

Modul Mata Kuliah

MATEMATIKA
EKONOMI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA


SURABAYA
2014/2015

Erik Valentino, S.Pd., M.Pd


DAFTAR ISI

Kontrak Perkuliahan .................................................................................................................. 1

BAB I Barisan dan Deret .......................................................................................................... 4

BAB II Fungsi ........................................................................................................................... 12

BAB III Penggunaan Fungsi Linear Dalam Ekonomi dan Bisnis .............................................. 15

BAB IV Analisis Break Even Point (Bep) ................................................................................ 21

BAB V Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Pendapatan Nasional .................................. 23

BAB VI Fungsi Kuadrat (Parabola) .......................................................................................... 27

Bank Soal ................................................................................................................................... 30

Matematika Ekonomi dan Bisnis 1


KONTRAK PERKULIAHAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
2015

MATA KULIAH : MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS


SEMESTER : 1 (SATU)
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
DOSEN PENGAMPU : ERIK VALENTINO, S.Pd., M.Pd.

A. Manfaat Matakuliah
Dengan mengambil mata kuliah ini mahasiswa nantinya akan mengetahui bagaimana
manfaat yang didapat yaitu dapat memahami berbagai rumus, metode, cara matematika yang
akan diterapkan dan diimplemenatasikan dalam persoalan persoalan yang berhubungan
dengan ekonomi dan bsinis untuk alat penyelesaiannya.
B. Diskripsi Perkuliahan
Ruang lingkup perkuliahan matematika ekonomi dan bisnis adalah matematika yang diambil
dari teori dasar matematika yang berhubungan dengan persoalan-persoalan ekonomi dan
bisnis terdiri dari deret, fungsi, differensial, diferensial fungsi majemuk dan matrik. Dengan
teori dasar itu digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi.
C. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), saudara akan dapat
menganalisis dan memecahkan kasus-kasus pada masalah-masalah ekonomi pada umumnya
dan masalah-masalah perusahaan dan proyek pada khususnya, dengan berbagai macam teori
dan rumus matematika yang diketahui sehingga mahasiswa diharapkan mampu memecahkan
masalah berdasarkan analisis dan perhitungan perhitungan secara matematis.
D. Strategi Perkuliahan
Metode belajar mengajar yang dilakukan adalah ceramah, diskusi dan menyelesaikan kasus-
kasus yang dihadapi. Dilanjutkan dengan penerapan penyelesaian kasus-kasus yang
diselesaikan oleh mahasiswa.
E. Bacaan Perkuliahan
Hidayat, Rahmat. 2013. Matematika Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Dumairy, 1999, Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kedua, Cetaka
Kesepuluh, BPFE, Yogyakarta.
F. Penugasan
Tugas-tugas yang diberikan berupa tugas kelompok dan tugas individu.
G. Kriteria Penilaian
Untuk menentukan nilai akhir bagi mahasiswa akan diberlakukan criteria dan
pembobotannya sebagai berikut:
Ujian Tengah Semester = 20%
Ujian Akhir Semester = 35%
Tugas dan Partisipasi = 35%
Kehadiran = 10%

Matematika Ekonomi dan Bisnis 2


Syarat minimal mengikuti ujian kehadiran minimal 75 %, kehadiran kurang dari 75 %
diberikan tugas tambahan (catatan minimal 4 kali kehadiran).
Peraturan Kelas :
1. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti aktifitas perkuliahan jika:
 Terlambat hadir lebih dari 30 menit
 Tidak memakai sepatu
 Tidak berpakaian sebagaimana ketentuan perkuliahan yang berlaku di UWP.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti UAS jika kehadirannya kurang dari 75%
pertemuan mata kuliah.
H. Alokasi pokok bahasan per tatap muka
TATAP
POKOK BAHASAN PERKULIAHAN SUMBER BACAAN
MUKA
Deret
I - Deret Hitung
- Deret Ukur
Penggunaan deret dalam ekonomi
- Model perkembangan usaha
II
- Model bunga majemuk
- Model pertumbuhan penduduk
Fungsi
- Fungsi Linier
- Hubungan dua garis lurus
III - Gradien
Pengukuran fungsi linier dalam ekonomi
- Fungsi permintaan
- Fungsi penawaran
IV Keseimbangan pasar, pajak, dan subsidi
V Lanjutan
VI Fungsi konsumsi, tabungan, dan pendapatan nasional
Fungsi kuadrat, penggunaan fungsi kuadrat dalam
VII
ekonomi
VIII Ujian Tengah Semester (UTS)
IX Diferensial, kaidah-kaidah diferensial
Derivative dari derivative, penggunaan diferensial dalam
X
ekonomi
Diferensial fungsi majemuk, diferensial parsial, derivative
XI
dari derivative parsial
XII Optimasi bersyarat
XIII Utilitas marginal parsial dan keseimbangan konsumsi
XIV Matriks
XV Lanjutan
XVI Ujian Akhir Semester (UAS)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 3


BAB I
BARISAN DAN DERET
BARISAN adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah
tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah barisan dinamakan
suku.
I. Deret Hitung
Adalah barisan yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah
bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung dinamakan
pembeda, yaitu selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.
Ada dua rumus yang digunakan dalam deret hitung :
1. Nilai suku ke n dari deret hitung
Un = a + (n – 1) b
Keterangan:
Un= Suku ke-n
a = suku pertama
b = pembeda
n = indeks suku
Contoh:
1) Nilai suku ke 101 dari deret hitung 3, 5, 7, 9, 11, … adalah….
Diket : a = 3 | b = 2 | n = 101
Ditanya : U101= ?
Jwb : Un = a + (n – 1) b
U101 = 3 + (101 – 1) 2
U101 = 3 + 100 x 2
U101 = 3 + 200
U101 = 203
2) Diketahui deret hitung berikut 26, 23, 20, ..., -271. Tentukan:
a. Suku ke 50 dari deret tersebut
b. Tentukan banyak semua suku dari deret tersebut.
(silakan dicoba)

2. Jumlah nilai dari semua suku pada deret hitung


1
Sn = 2 n (2a + (n – 1) b)
Keterangan:
Sn = Jumlah hingga suku ke-n
a = suku pertama
b = pembeda
n = indeks suku
Contoh:
Berapa jumlah semua suku s/d suku yang ke 25 dari deret 3, 5, 7, 9, 11, …
Diket : a = 3 | b = 2 | n = 25
Dita : S25?
1
Jwb : Sn = 2 n (2a + (n – 1) b)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 4


1
S25 = 2 25 (2.3 + (25 – 1) 2)
S25 = 12,5 (6 + (24) 2)
S25 = 12,5 (6 + 48)
S25 = 12,5 x 54
S25 = 675

Contoh aplikasi dalam ekonomi:


1. Pabrik rokok “Kurang Garam” menghasilkan 1.000.000 bungkus rokok pada tahun
pertama berdirinya, dan 1.600.000 pada tahun ketujuh.
a. Andaikata perkembangan produksinya konstan, berapa tambahan produksinya per
tahun?
b. Berapa produksinya pada tahun ke-11?
c. Pada tahun ke berapakah produksinya 2.500.000 bungkus rokok?
d. Berapa bungkus rokok yang telah ia hasilkan sampai dengan tahun ke-16?

Penyelesaian
Diketahui :
Produksi tahun pertama = U1 = a = 1.000.000 bks
U7 = 1.600.000 bks
Ditanya :
a) Pertambahan produksinya per tahun = b = …?
b) U11 = …?
c) n = …? ; Un = 2.500.000
d) Total Produksi sampai tahun ke-16 (S16) = …?
Jawabn :
a) Un = a + (n-1) b
U7 = 1.000.000 + (7-1) b
1.600.000 = 1.000.000 + 6b
6b = 1.600.000 – 1.000.000
6b = 600.000
b = 600.000 : 6
b = 100.000
Jadi, Tambahan produksi Pabrik Rokok “Kurang Garam” (b) = 100.000 bks/tahun
b) U11 = a + (n-1) b
= 1.000.000 + (11-1) 100.000
= 1000.000 + (10) 100.000

Matematika Ekonomi dan Bisnis 5


= 2.000.000
Jadi, Produksi pada tahun ke-11 adalah Rp.2.000.000 bks rokok

c) n = …? ; Un = 2.500.000
Un = a + (n-1) b
2.500.000 = 1.000.000 + (n-1) 100.000
2.500.000 – 1.000.000= (n-1) 100.000
1.500.000 : 1400.000 = (n-1)
15 =n–1
n = 16
Jadi, Pabrik rokok “Kurang Garam” menghasilkan 2.500.000 bks rokok pada tahun
ke-16

d) S16 = …?
Sn = n/2(2a + (n-1) b)
= 16/2[2.(1000.000) + (16-1). 100.000]
= 8 [2.000.000 + (15). 100.000]
= 8 [2.000.000 + 1..500.000]
= 8 [3.500.000]
= 28.000.000
Jadi, jumlah total produksi pabrik rokok “Kurang Garam” selama 16 tahun operasi
sebanyak 28.000.000 bks.

2. Pabrik Kecap “Nambewan” memproduksi 24.000 botol kecap pada tahun ke-6
operasinya. Karena persaingan keras dari kecap-kecap merk lain, produksinya terus
menurun secara konstan sehingga pada tahun ke-10 hanya memproduksi 18.000 botol.
a. Berapa botol penurunan produksinya per tahun?
b. Berapa botol produksi pada tahun pertama?
c. Pada tahun ke berapa pabrik kecap tersebut tidak berproduksi (tutup)?
d. Berapa botol kecap yang ia hasilkan selama operasinya?
(silakan dicoba)

J. Deret Ukur
Adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan
tertentu (dinamakan rasio). Bilangan yang membedakan suku-suku deret ukur dinamakan
pengganda atau rasio, yaitu merupakan hasil bagi nilai suku terhadap nilai suku didepannya.

Matematika Ekonomi dan Bisnis 6


Ada dua rumus yang digunakan dalam deret ukur:
1. Mencari nilai suku ke n dari deret ukur
Un = a. 𝑝𝑛 – 1
Keterangan:
Un= Suku ke-n
a = suku pertama
r = rasio
n = indeks suku
Contoh:
Berapa nilai suku yang ke 6 dari deret 2, 4, 8, 16, 32, …
Diket : a = 2 | r = 2 | n = 6
Dita : U6?
Jwb : Un = a. 𝑟 𝑛 – 1
U6 = 2. 26 – 1
U6 = 2. 25
U6 = 2. 32
U6 = 64
2. Mencari jumlah sampai dengan n suku pertama
𝑎 (1 – 𝑟 𝑛 )
Sn = 1–𝑟
Keterangan:
Sn = Jumlah n suku pertama
a = suku pertama
r = rasio
n = indeks suku
Contoh:
Berapa jumlah semua suku yang ke 5 dari 2, 4, 8, 16, 32, …
Diket : a = 2 | r = 2 | n =5
Dita : S5?
𝑎 (1 – 𝑟 𝑛 )
Jwb : S5 = 1–𝑟
2 (1 – 25 )
S5 = 1–2
2 (1 – 32)
S5 = −1
2 (−31)
S5 = −1
−62
S5 = −1
S5 = 62
K. Penggunaan Deret dalam Ekonomi
Dalam bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering diterapkan dalam
kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Apabila perkembangan atau
pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret
hitung atau deret ukur, maka teori deret yang bersangkutan relevan ditetapkan untuk
menganalisisnya.
1. Model perkembangan usaha

Matematika Ekonomi dan Bisnis 7


Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha, 8actor, produksi,
biaya, pendapatan, penggunaan tenaga atau penanaman modal, berpola seperti deret
hitung maka prinsip-prinsip deret hitung digunakan untuk menganalisis perkembangan
variabel tersebut. Berpola deret hitung maksudnya adalah variabel bersangkutan
bertambah secara konstan dari satu 8actor8eke periode berikutnya.
Contoh soal:
Besarnya penerimaan PT. YSSY dari hasil penjualan barangnya Rp 720 juta pada tahun
ke lima dan Rp 980 juta pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan penerimaan
penjualan tersebut berpola seperti deret hitung, tentukan:
a. berapa perkembangan penerimaannya per tahun?
b. Berapa besar penerimaan pada tahun pertama”
c. Pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp 460 juta?
Diket : U5 = 720.000.000 | U7 = 980.000.000
Ditanya : b, a, n dari Un = 460.000.000?
Jwb : Un = a + (n – 1) b
720 = a + (5-1) b
980 = a + (7-1) b

720 = a + 4b
980 = a + (6b) –
-260 = -2b
130 =b
Jadi, besar penerimaan pertahun adalah Rp.130.000.000.
720 = a + (5 – 1) b
720 = a + 4 x 130
720 = a + 520
a = 720 – 520
a = 200
Jadi, besar penerimaan pada tahun pertama adalah Rp.200.000.000

460 = 200 + (n – 1) 130


460 = 200 + 130n – 130
460 = 70 + 130n
n = (460-70): 130
n = 390:130
n =3
Jadi, penerimaan sebesar Rp 460 juta terjadi pada tahun ke-3.

2. Model bunga majemuk


Adalah penerapan deret ukur dalam kasus simpan pinjam dan investasi. Dengan modal
ini dapat dihitung misalnya, besarnya pengembalian tingkat bunganya. Atau sebaliknya,
untuk mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima
dimana saja.

Matematika Ekonomi dan Bisnis 8


Jika misalnya modal pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga
pertahun setingkat I maka jumlah akumulatif modal tersebut dimasa datang setelah n
tahun (Fn) dapat dihitung sebagai berikut:
Fn = P (1 + i) n
P = jumlah sekarang n = jumlah tahun
I = tingkat bunga pertahun
Rumus di atas mengandung anggapan tersirat bahwa bunga diperhitungkan/ dibayarkan
satu kali dalam satu tahun. Apabila bunga diperhitungkan atau dibayarkan lebih dari satu
kali (missal m kali, masing-masing i/m pertermin) dalam satu tahun maka jumlah dimasa
depan menjadi:
𝑖
Fn = P (1 + ) m.n
𝑚
m = frekuensi pembayaran bunga dalam satu tahun
𝑖
Suku (1 + i) dan (1 + ) dalam dunia bisnis dinamakan “faktor bunga majemuk”
𝑚
(compounding interest factor) yaitu suatu bilangan yang lebih besar dari satu bilangan
yang dapat dipakai untuk menghitung jumlah dimasa yang akan datang dari suatu jumlah
sekarang.
Dari rumus diatas dengan manipulasi matematis dapat dihitung nilai sekarang apabila
yang diketahui jumlahnya dimasa datang. Nilai sekarang (Present Value) dari suatu
jumlah uang tertentu dimasa datang adalah:
1 1
P = (1+𝑖)𝑛 atau P = 𝑖
(1+ )𝑚.𝑛
𝑚
1 1
suku atau 𝑖 dinamakan “factor diskon to” (discount factor) yaitu suatu
(1+𝑖)𝑛 (1+ )𝑚.𝑛
𝑚
bilangan yang lebih kecil dari satu yang dapat dipakai untuk menghitung nilai sekarang
dari suatu jumlah dimasa datang.

Contoh Soal 1:
Seorang pengusaha meminjam uang di bank sebanyak Rp 250 juta, untuk jangka waktu 4
tahun, tingkat bunga yang berlaku adalah 12% pertahun. Dari data tersebut berapa
seluruh uang yang harus dikembalikan pengusaha tersebut pada saat pelunasan? Apabila
perhitungan pembayaran bunga dibayar 4 bulanan, berapa jumlah uang yang harus
dikembalikan?
Diket : P=250.000.000 | n=4 | i=12%=0,12 |m=3
Ditanmya: a. F4 jika dikembalikan pada saat pelunasan
b. F4 jika dibayar 4 bulanan
Jwb : a. F4=P(1+i)n
F4=250.000.000(1+0,12)4
F4=250.000.000(1,12)4
F4=250.000.000(1,57)
F4=393379840
𝑖
b. F4= P(1+ 𝑚)m.n
0,12 3.4
F4=250.000.000(1+ )
3

Matematika Ekonomi dan Bisnis 9


F4=250.000.000(1+0,04)12
F4=250.000.000(1,04)12
F4=250.000.000(1,601)
F4=400.258.054,64
Contoh 2:
Tabungan seorang nasabah akan menjadi Rp56.700.000 tiga tahun yang akan datang. Jika
tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun berapa tabungan nasabah tersebut pada
saat sekarang? Apabila pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester berapa
tabungan nasabah tersebut pada saat sekarang?
Diket : F=56.700.000 | i=6%=0.06 | n=3 | m=2
Dita : a. P Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun
b. P pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester
1
Jwb: a. P=(1+𝑖)𝑛 F
1
P=(1+0,06)356.700.000
56.700.000
P= (1,06)3
56.700.000
P= 1,19
P=47.647.058,82
1
b. P= 𝑖
(1+ )𝑛.𝑚
𝑚
1
P= 0,06 3.2 F
(1+ )
2
56.700.000
P= (1,03)6
56.700.000
P= 1,19
P=47.647.058,82

Matematika Ekonomi dan Bisnis 10

Anda mungkin juga menyukai