Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1 Makroekonomi II (Hal: 72):

Nama : Dinda Averina Dwiyanti

NIM : A011171025

Jurusan : Ilmu Ekonomi

1. Gunakan teori distribusi neoklasik untuk memprediksi dampak setiap peristiwa


dibawah ini terhadap upah riil dan harga sewa modal riil.
a. Gelombang imigrasi meningkatkan angkatan kerja
b. Gempa bumi menghancurkan sebagiaan persediaan modal
c. Kemajuan teknologi memperbaiki fungsi produksi

Jawaban:

a. Teori distribusi neoklasik menyatakan bahwa permintaan atas setiap faktor produksi
tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut. Distribusi pendapatan
nasional ditentukan oleh harga-harga faktor ( upah yang diterima para pekerja dan
sewa yang dikumpulkan oleh para pemilik modal).
b. 1. direct damages, meliputi seluruh kerusakan pada asset tetap modal dan persediaan
barang jadi dan setengah jadi barang baku dan suku cadang yang terjadi secara
bersamaan sebagai konsekuensi langsung pada pengeluaran untuk bantuan darurat
(upah rill). 2. indect damages, dampaknya lebih kepada arus barang yang tdk akan di
prosuksi dan jasa yang tidak akan diberikan setelah bencana. Kerusakan tidak langsung
ini dapat meningkatkan pengeluaran operasional karena rusaknya infrastruktur.
Dengan adanya peningkatan angkatan kerja yang diakibatkan oleh gelombang imigrasi
dapat kita asumsikan bahwa semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan
semakin banyak Output yang akan di produksi namun kita harus juga mengingat
bahwa aka nada terjadi dimishing marginal Product jika tenaga kerja tersebut melebihi
batas maksimal dari tenaga kerja jika hal tersebut terjadi akan menyebabkan tenaga
kerja kurang produktif sehingga perusahaan harus konsisten mempertahankan modal
tetap.
c. Dengan adanya peristiwa tersebut tentunya perusahaan akan memikirkan bagaimana
cara mereka dapat kembali memaksimalkan laba dengan persediaan modal yang
tersisa apa perusahaan akan menambah atau menggunakan yang tersisa dengan
memutuskan berapa banyak modal yang akan digunakan dengan cara yang sama
seperti memutuskan berapa banyak tenaga kerja yanga akan diperkerjakan.
Berkurangnya persediaan modal akibat bencana gempa bumi membuat perusahaan
harus berpikir untuk memaksimalkan laba yang masih bisa untuk didapatkan, apakah
menggunakan persediaan yang ada dengan dengan melepaskan beberapa tenaga kerja
agar upah riil yang harus dibayarkan bekurang atau mempertahankan tenaga kerja lalu
menambah pasokan modal yang tentunya akan menambah harga sewa modal riil.
Namun untuk memaksimalkan keuntungan tentunya perusahaan akan menambahkan
modalnya (produk marjinal modal) dengan adanya penambahan modal maka akan
membantu perusahaan dalam memaksimalkan outputnya tetapi kembali lagi yang
harus diingat penambahan tersebut tidak boleh melebihi titik maksimal.
d. Kemajuan teknologi sangatlah berpengaruh besar dalam perubahan perekonomian saat
ini. Dengan adanya teknologi perusahaan akan diberikan kemudahan dalam
memproduksi barang dan jasa yang diproduksinya. Hal ini memperngaruhi upah riil
tenaga kerja serta harga sewa modal riil.

2. Jika peningkatan sebesar 10 persen dalam modal dan tenaga kerja menyebabkan
output meningkat kurang dari 10 persen, fungsi produksi dikatakan menunjukkan
decreasing returns to scale. Jika kenaikan itu menyebabkan output meningkat lebih
dari 10 persen, fungsi produksi dikatakan menunjukkan increasing returns to scale.
Mengapa fungsi produksi bisa menunjukkan skala hasil yang menurun decreasing)
dan yang meningkat (increasing)?

Jawaban:

 IRS (Increasing Returns to Scale) adalah fenomena turunnya biaya produksi


per unit dari suatu perusahaan yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya
jumlah produksi (output). Istilah ekonomi skala seringkali dicampuradukan
dengan istilah Pengembalian Skala (return to scale). Skala Meningkatkan
(Increasing Returns to Scale). Karena pada skala ekonomi ini berhubungan
langsung dengan pengurangan biaya perunit output karena produksi skala
yang lebih besar. Ketika terjadi peningkatan dalam skala produksi perusahaan
dan menyebabkan biaya rata-rata yang lebih rendah. Peningkatan presentase
fungsi produksi tertentu mengakibatkan presentase peningkatan yang lebih
besar dalam produksi atau output.
 Skala Ekonomi Menurun (Decreasing Return to Scale). Ketika peningkatan
skala produksi perusahaan mengakibatkan biaya rata-rata yang lebih tinggi.
Ketika biaya rata-rata meningkat bersama skala produksi, suatu perusahaan
menghadapi skala menurun atau skala disekonomis. Skala ekonomi menurun
ini terlihat pada inefisiensi birokrasi. Ketika ukuran perusahaan meningkat
melebihi suatu titik tertentu maka usaha perusahaan tersebut menjadi lebih
sulit untuk dikelola.

3. Anggaplah bahwa fungsi produksi ekonomi adalah Cobb-Douglas dengan parameter α


= 0,3
a. Berapakah bagian pendapatan yang diberikan tenaga kerja dan modal?
b. Anggaplah bahwa imigrasi meningkatkan angkatan kerja sampai 10 persen.
Apakah yang tejadidengan output total (dalam persen)? Harga sewa modal? Upah
riil?
c. Anggaplah bahwa modal yang dihibahkan dari luar negeri meningkatkan
persedian modal sebesar 10 persen. Apa yang terjadi pada output total (dalam
persen)? Harga sewa modal? Upah riil?
d. Anggaplah bahwa perkembangan teknologi meningkatkan nilai parameter A
sampai 10 persen. Apa yang terjadi pada output total (dalam persen)? Harga sewa
modal? Upah riil?

Jawaban:

a.

a. Pendapatan tenaga kerja = MPL x L = (1- α)Y


MPL x L = (1-0,3)Y
= MPL x L = 1-0,3Y
Y = 0,7 x 100
= 70%

b. Pendapatan Modal = MPK x K = αY

= MPK x K =0,3Y

Y = 0,3 x100

= 30%

Mengingat bahwa nilai α = 0,3, maka rumus di atas menunjukkan tenaga kerja itu
menerima 70 persen dari total output, yaitu (1 - 0,3), dan modal menerima 30 persen dari
total output.

b. Untuk menentukan apa yang terjadi pada total output ketika angkatan kerja meningkat
sebesar 10 persen, maka rumus untuk fungsi produksi Cobb – Douglas:

Y = AK α L1−α
Y1 sama dengan nilai awal output dan Y2 hasil akhir yang sama. α = 0,3. L
meningkat10%
Y1= AK 0.3 L0.7
Y2= AK 0.3 (1.1 L)0.7
Mengalikan L sebesar 1,1 untuk mencerminkan peningkatan 10 persen dalam
angkatan kerja. Untuk menghitung perubahan persentase dalam output, bagi Y2 oleh
Y1
Y 2=AK 0.3 (1.1 L)0.7
Y 1= AK 0.3 L0.7
Artinya, output meningkat sebesar 6,9 persen. Untuk menentukan bagaimana
= (1.1)0.7
peningkatan angkatan kerja mempengaruhi harga sewa ibukota, pertimbangkan rumus
= 1.069
untuk harga sewa riil dari modal R / P :

R / P = MPK = α AK 1−α L1−α

α = 0,3. (L) meningkat 10 persen. (R / P) 1 sama dengan nilai awal dari harga sewa
modal, dan (R / P) 2 sama dengan harga sewa akhir dari modal setelah angkatan kerja
meningkat 10 persen. Untuk menemukan (R / P) 2, kalikan L sebesar 1,1 untuk
mencerminkan peningkatan 10 persen dalam angkatan kerja:

(R/P)1 = 0,3 AK −0,7 L0,7

(R/P)2 = 0,3 AK −0,7 (1. L)0,7

harga sewa mengalami peningkatan dengan rasio :

( RP ) 2=0,3 AK (1. L)
−0,7 0,7

( RP )1=0,3 AK L −0,7 0,7

= (1.1)0,7 = 1.069

Jadi harga sewa meningkat sebesar 6,9 %. Untuk menentukan bagaimana peningkatan
tenaga kerja mempengaruhi upah riil, gunakan rumus untuk upah riil W / P:

W/P = MPL = ( 1−α ) AK α L1−α

α = 0,3. (L) meningkat 10 persen. Biarkan (W / P) 1 sama dengan nilai awal upah riil
dan (W / P) 2 sama dengan nilai akhir upah riil. Untuk menemukan (W / P) 2, kalikan
L sebesar 1,1 untuk mencerminkan peningkatan 10 persen dalam angkatan kerja:

( WP )1=( 1−0,3) AK L0.3 −0,3

= (1.1)−0.3 = 0.972
( WP ) 2=( 1−0,3) AK (1.1 L)
0.3 −0,3
Artinya, upah riil turun 2,8 persen.

c. Y1= AK 0.3 L0.7


Y2= A ( 1.1 K )0.3 L0.7

Olehkarenaitu:
Y 2=A (1.1 K)0.3 L0.7
= (1.1)0.3
Y 1=AK 0.3 L0.7
Persamaan ini menunjukkan bahwa output meningkat 2 persen. α <0,5 berarti bahwa
peningkatan proporsional terhadap modal akan meningkatkan output oleh kurang dari
peningkatan sameproportional terhadap tenaga kerja.

( RP ) 2=0.3 A( 1.1) K L
−0.7 0.7

= (1.1)−0,7 = 0,935
( RP ) 1=0.3 AK L
−0.7 0.7

Harga sewa riil dari modal jatuh sebesar 6,5 persen karena berkurangnya modal;
yaitu, ketika modal meningkat, produk marjinalnya jatuh.

d. Dengan menggunakan rumus yg sama :


Y 2=A (1.1 K)0.3 L0.7
Y 1=AK 0.3 L0.7

Persamaan ini menunjukkan bahwa output meningkat 10 persen. Demikian pula,


harga sewa modal dan upah riil juga meningkat 10 persen

( RP ) 2=0.3 (1.1 A) K L
−0.7 0.7

= 1.1
( RP ) 1=0.3 AK L
−0.7 0.7

( WP ) 2=0.7(1.1 A) K L 0.3 −0,3

= 1.1
( WP ) 1=0.7 AK (1.1 L)
0.3 −0,3

4. Gambar 3-5 menunjukkan bahwa dalam data AS, bagian pendapatan total yang
diberikan tenaga kerja kira-kira konstan sepanjang waktu. Tabel 3-1 menunjukkan
bahwa tren pada upah riil sejalan dengan tren produktifitas tenaga kerja. Bagaimana
fakta-fakta ini saling berkaitan? Bisakah fakta pertama benar tanpa fakta kedua juga
harus benar?

Jawaban:

Menurut saya, Kedua fakta tersebut saling berkaitan dimana kedua data
menunjukkan produktivitas yang berbeda tiap periode waktu, sehingga akan terjadi sebuah
perekonomian baru. Jika produktivitas tenaga kerja tinggi maka upah riil yang akan
diterimanya pun akan tinggi yang tentunya akan membuat perekonomian tumbuh dengan
baik, begitupun sebaliknya. Fakta pertama haruslah sejalan dengan apa yag ada di fakta
kedua, bahwa jika upah riil sejalan dengan produktivitas tenaga kerja maka tenaga kerja
akan memberiakan pendapatan yang tetap konstan sepanjang waktu.

5. Menurut teori distribusi neoklasik, upah riil yang dinikmati oleh pekerja sama dengan
produktivitas merjinal pekerja itu. Gunakanlah pandangan ini untuk mengkaji
pendapatan dari dua kelompok pekerja : petani dan tukang cukur
a. Selama abad yang lalu, produktivitas petani meningkat tajam karena kemajuan
teknologi. Menurut teori neoklasik, apakah yang seharusnya terjadi terhadap upah
riil mereka?
Jawaban:
Upah riil dari petani seharusnya meningkat. Karena kita ketahui bahwa upah
riil ditentukan dari produktivitas yang dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi
produktivitas maka akan semakin tinggi upah riil mereka.
b. Dalam unit-unit apakah upah riil yang dibahas dalam bagian (a) diukur?
Jawaban:
Di bagian a dijelaskan bagaimana Unit pada sektor Pertanian atau
produktivitas petani meningkat tajam akibat kemajuan teknologi. Dan teori
neoklasik mengatakan upah riil yang dinikmati oleh pekerja sama dengan
produktivitas pekerja itu. Jika diukur dengan perhitungan upah rill harus
mengkoversikan upah nominal dengan indeks harga yang terjadi pada tahun yang
bersangkutan.
Indeks harga yaitu suatu indeks yang memberikan gambaran tentang
tingkat rata-rata dari perubahan harga-harga dari waktu ke waktu. Contoh dari
indeks harga tersebut adalah indeks harga barang konsumen. Indeks harga ini
dapat digunakan untuk menaksir upah riil para pekerja dari tahun ke tahun
Contoh:

Tahu Upah uang Indeks harga Upah riil


n
2016 700 100 100/100 x Rp 700 =
Rp 700
2017 1.050 105 100/105 x Rp
1.050 = Rp 1.000

Produktivitas yang semakin Tinggi (marginal revenue product/MRP)


akan menyebabkan upah semakin tinggi.

Tingkat Upah
W1 E1
MRP1= D1
W0 E0
MRP0 = D0
0 S
Jumlah tenaga kerja
( Tingkat Produktivitas dan Upah Riil)

Upah riilnya juga tetap konstan. Karena produktivitas seseorang


mempengaruhi upah riilnya
c. Selama periode yang sama, produktivitas tukang cukur tetap konstan. Apakah
yang seharusnya terjadi dengan upah riil mereka?
Jawaban:
Upah rill mereka tidak meningkat (tetap) karena tukang cukur tidak di
pengaruhi oleh kemajuan teknologi petani. Produktivitas seseorang mempengaruhi
upah rillnya.
d. Dalam unit-unit apakah upah riil yang dibahas dalam bagian (c) diukur?
Jawaban:
Upah riilnya di ukur dalam Unit Produktivitas tukang cukur konstan sehingga
tak akan bisa menaikkan upah nilainya.
e. Anggaplah pekerja bisa bergerak dengan bebas antara menjadi petani dan menjadi
tukang cukur. Bagaimana mobilitas ini berpengaruh pada upah petani dan tukang
cukur?
Jawaban:
Secara Umum Produktivitas tenaga kerja adalah kapasitas tenaga kerja untuk
memproduksi sejumlah hasil Produksi tertentu dalam waktu kerja tertentu.
Ukurannya adalah hasil Produksi berbanding waktu kerja. Produktivitas
tenaga kerja dikatakan meningkat. Jika hasil yang di produksi dalam waktu
kerja yang sama juga meningkat. Sebaliknya, Produktivitas tenaga kerja
dikatakan menurun jika hasil yang di produksi dalam waktu kerja yang sama
menurun.
f. Apakah jawaban Anda berpengaruh pada harga potong rambut relatif terhadap
harga makanan?
Jawaban:
Tentu, Jika produktivitas tinggi pada tukang cukur yang memakai alat cukur
dengan teknologi tinggi atau skill yang bagus maka harga potong rambutpun
akan naik ini seperti Tukang cukur Madura dan barble shop. Begitu pun pada
harga makanan jika Produktivitas atau pengelolaannya lebih mahal maka
harga makanan pula akan tinggi sperti pada Restaurant dan warteg.
g. Siapakah yang memperoleh manfaat dari kemajuan teknologi dalam pertanian-
petani atau tukang cukur?
Jawaban:
Yang memperoleh manfaat dari kemajuan teknologi yaitu Petani

6. ( Soal ini perlu menggunakan kalkulus ). Perhatikanlah fungsi produksi Cobb-


Douglas dengan tiga input. K adalah modal (jumlah mesin), L adalah tenaga kerja
(jumlah pekerja), dan H adalah modal manusia (jumlah sarjana di antara para
pekerja). Fungsi produksi adalah
Y = K 1/3L 1/3H 1/3

a. Turunkan persamaan untuk produk marjinal tenaga kerja. Bagaimanakah


peningkatan dalam jumla modal manusia mempengaruhi produk marjinal tenaga
kerja
 K1/3 1/3L2/3 H1/3
Pengaruh jumlah modal manusia (jumlah sarjana) sangat mempengaruhi
marginal tenaga kerja, karena kita ketahui bahwa suatu perusahaan lebih
memberikan kesempatan kerja/lapangan pekerjaan kepada sarjana
dikarenakan sarjana memiliki ilmu dan skill yang lebih dari para
pekerja.maka dari itu produk marginal tenaga kerja juga semakin tinggi,
karena mengingat tujuan perusahaan tentu ingin mencapai profit
semaksimal mungkin.

b. Turunkan persamaan untuk produk marjinal modal manusia. Bagaimana kenaikan


dalam jumlah modal manusia mempengaruhi produk marjinal modal manusia.
 Y = 1/3K2/3L1/3H1/3
Pengaruh kenaikan jumlah manusia akan mempengaruhi produk marjinal
manusia, karena dengan adanya kenaikan jumlah modal manusia maka
akan menambahkan tenaga kerja. Dengan adanya hal tersebut perusahaan
dapat memproduksi barang dengan maksimal dan mendapat profit
semaksimal mungkin

c. Persentase output tenaga kerja adalah proporsi output yang masuk ke tenaga kerja.
Total output yang masuk ke tenaga kerja adalah upah riil (yang, di bawah
persaingan sempurna, sama dengan produk marjinal tenaga kerja), kali kuantitas
tenaga kerja. Kuantitas ini dibagi dengan jumlah total output untuk menghitung
pangsa tenaga kerja:
1 1 1
1 3 3 3
Tenaga kerja = 3 (
K L H L
= 1/3 )
K 1 /3 L1 /3 H 1/ 3
Pembagian modal manusia:
1 1 1
1 3 3 3
Pembagian Modal manusia = 3
K L H H (
= 1/3 )
K 1 /3 L1 /3 H 1/ 3
Sehingga tenaga kerja mendapat sepertiga dari output, dan modal manusia
mendapat sepertiga dari output. Karena para pekerja memiliki modal manusia
mereka. Maka akan muncul bahwa tenaga kerja dua pertiga dari output.

d. Rasio upah terampil dengan upah tidak terampil adalah :


W MPL+ MPH
Skilled =
W Unskliied MPL
1
1/3 K 1 /3 L−2 /3 H 1/3 + K 1 /3 L1/ 3 H −2/3 L
= 3 =1+
H
1/3 K 1/ 3 L−2/ 3 H 1 /3
Rasio selalu lebih besar dari 1 karena pekerja terampil mendapatkan bayaran lebih
banyak daripada pekerja tidak terampil. Juga, ketika H meningkatkan rasio ini
jatuh karena pengembalian pengembalian modal manusia menurunkan
pengembaliannya, sementara pada saat yang sama meningkatkan produk marjinal
pekerja tidak terampil.

e. Pemberian beasiswa dari pemerintah akan membuat kemudahan mahasiswa untuk


menuntut ilmu untuk manambah skill atau keahlian mereka sehingga hal ini
tentunya akan membuat produk marjinal dari pekerja tidak terampil akan semakin
berkurang. Pemberian beasiswa itu nantinya akan menciptakan masyarakat yang
egaliter yang tentunya akan semakin lebih baik dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai