NIM : A011171025
Jawaban:
a. Teori distribusi neoklasik menyatakan bahwa permintaan atas setiap faktor produksi
tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut. Distribusi pendapatan
nasional ditentukan oleh harga-harga faktor ( upah yang diterima para pekerja dan
sewa yang dikumpulkan oleh para pemilik modal).
b. 1. direct damages, meliputi seluruh kerusakan pada asset tetap modal dan persediaan
barang jadi dan setengah jadi barang baku dan suku cadang yang terjadi secara
bersamaan sebagai konsekuensi langsung pada pengeluaran untuk bantuan darurat
(upah rill). 2. indect damages, dampaknya lebih kepada arus barang yang tdk akan di
prosuksi dan jasa yang tidak akan diberikan setelah bencana. Kerusakan tidak langsung
ini dapat meningkatkan pengeluaran operasional karena rusaknya infrastruktur.
Dengan adanya peningkatan angkatan kerja yang diakibatkan oleh gelombang imigrasi
dapat kita asumsikan bahwa semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan
semakin banyak Output yang akan di produksi namun kita harus juga mengingat
bahwa aka nada terjadi dimishing marginal Product jika tenaga kerja tersebut melebihi
batas maksimal dari tenaga kerja jika hal tersebut terjadi akan menyebabkan tenaga
kerja kurang produktif sehingga perusahaan harus konsisten mempertahankan modal
tetap.
c. Dengan adanya peristiwa tersebut tentunya perusahaan akan memikirkan bagaimana
cara mereka dapat kembali memaksimalkan laba dengan persediaan modal yang
tersisa apa perusahaan akan menambah atau menggunakan yang tersisa dengan
memutuskan berapa banyak modal yang akan digunakan dengan cara yang sama
seperti memutuskan berapa banyak tenaga kerja yanga akan diperkerjakan.
Berkurangnya persediaan modal akibat bencana gempa bumi membuat perusahaan
harus berpikir untuk memaksimalkan laba yang masih bisa untuk didapatkan, apakah
menggunakan persediaan yang ada dengan dengan melepaskan beberapa tenaga kerja
agar upah riil yang harus dibayarkan bekurang atau mempertahankan tenaga kerja lalu
menambah pasokan modal yang tentunya akan menambah harga sewa modal riil.
Namun untuk memaksimalkan keuntungan tentunya perusahaan akan menambahkan
modalnya (produk marjinal modal) dengan adanya penambahan modal maka akan
membantu perusahaan dalam memaksimalkan outputnya tetapi kembali lagi yang
harus diingat penambahan tersebut tidak boleh melebihi titik maksimal.
d. Kemajuan teknologi sangatlah berpengaruh besar dalam perubahan perekonomian saat
ini. Dengan adanya teknologi perusahaan akan diberikan kemudahan dalam
memproduksi barang dan jasa yang diproduksinya. Hal ini memperngaruhi upah riil
tenaga kerja serta harga sewa modal riil.
2. Jika peningkatan sebesar 10 persen dalam modal dan tenaga kerja menyebabkan
output meningkat kurang dari 10 persen, fungsi produksi dikatakan menunjukkan
decreasing returns to scale. Jika kenaikan itu menyebabkan output meningkat lebih
dari 10 persen, fungsi produksi dikatakan menunjukkan increasing returns to scale.
Mengapa fungsi produksi bisa menunjukkan skala hasil yang menurun decreasing)
dan yang meningkat (increasing)?
Jawaban:
Jawaban:
a.
= MPK x K =0,3Y
Y = 0,3 x100
= 30%
Mengingat bahwa nilai α = 0,3, maka rumus di atas menunjukkan tenaga kerja itu
menerima 70 persen dari total output, yaitu (1 - 0,3), dan modal menerima 30 persen dari
total output.
b. Untuk menentukan apa yang terjadi pada total output ketika angkatan kerja meningkat
sebesar 10 persen, maka rumus untuk fungsi produksi Cobb – Douglas:
Y = AK α L1−α
Y1 sama dengan nilai awal output dan Y2 hasil akhir yang sama. α = 0,3. L
meningkat10%
Y1= AK 0.3 L0.7
Y2= AK 0.3 (1.1 L)0.7
Mengalikan L sebesar 1,1 untuk mencerminkan peningkatan 10 persen dalam
angkatan kerja. Untuk menghitung perubahan persentase dalam output, bagi Y2 oleh
Y1
Y 2=AK 0.3 (1.1 L)0.7
Y 1= AK 0.3 L0.7
Artinya, output meningkat sebesar 6,9 persen. Untuk menentukan bagaimana
= (1.1)0.7
peningkatan angkatan kerja mempengaruhi harga sewa ibukota, pertimbangkan rumus
= 1.069
untuk harga sewa riil dari modal R / P :
α = 0,3. (L) meningkat 10 persen. (R / P) 1 sama dengan nilai awal dari harga sewa
modal, dan (R / P) 2 sama dengan harga sewa akhir dari modal setelah angkatan kerja
meningkat 10 persen. Untuk menemukan (R / P) 2, kalikan L sebesar 1,1 untuk
mencerminkan peningkatan 10 persen dalam angkatan kerja:
( RP ) 2=0,3 AK (1. L)
−0,7 0,7
= (1.1)0,7 = 1.069
Jadi harga sewa meningkat sebesar 6,9 %. Untuk menentukan bagaimana peningkatan
tenaga kerja mempengaruhi upah riil, gunakan rumus untuk upah riil W / P:
α = 0,3. (L) meningkat 10 persen. Biarkan (W / P) 1 sama dengan nilai awal upah riil
dan (W / P) 2 sama dengan nilai akhir upah riil. Untuk menemukan (W / P) 2, kalikan
L sebesar 1,1 untuk mencerminkan peningkatan 10 persen dalam angkatan kerja:
= (1.1)−0.3 = 0.972
( WP ) 2=( 1−0,3) AK (1.1 L)
0.3 −0,3
Artinya, upah riil turun 2,8 persen.
Olehkarenaitu:
Y 2=A (1.1 K)0.3 L0.7
= (1.1)0.3
Y 1=AK 0.3 L0.7
Persamaan ini menunjukkan bahwa output meningkat 2 persen. α <0,5 berarti bahwa
peningkatan proporsional terhadap modal akan meningkatkan output oleh kurang dari
peningkatan sameproportional terhadap tenaga kerja.
( RP ) 2=0.3 A( 1.1) K L
−0.7 0.7
= (1.1)−0,7 = 0,935
( RP ) 1=0.3 AK L
−0.7 0.7
Harga sewa riil dari modal jatuh sebesar 6,5 persen karena berkurangnya modal;
yaitu, ketika modal meningkat, produk marjinalnya jatuh.
( RP ) 2=0.3 (1.1 A) K L
−0.7 0.7
= 1.1
( RP ) 1=0.3 AK L
−0.7 0.7
= 1.1
( WP ) 1=0.7 AK (1.1 L)
0.3 −0,3
4. Gambar 3-5 menunjukkan bahwa dalam data AS, bagian pendapatan total yang
diberikan tenaga kerja kira-kira konstan sepanjang waktu. Tabel 3-1 menunjukkan
bahwa tren pada upah riil sejalan dengan tren produktifitas tenaga kerja. Bagaimana
fakta-fakta ini saling berkaitan? Bisakah fakta pertama benar tanpa fakta kedua juga
harus benar?
Jawaban:
Menurut saya, Kedua fakta tersebut saling berkaitan dimana kedua data
menunjukkan produktivitas yang berbeda tiap periode waktu, sehingga akan terjadi sebuah
perekonomian baru. Jika produktivitas tenaga kerja tinggi maka upah riil yang akan
diterimanya pun akan tinggi yang tentunya akan membuat perekonomian tumbuh dengan
baik, begitupun sebaliknya. Fakta pertama haruslah sejalan dengan apa yag ada di fakta
kedua, bahwa jika upah riil sejalan dengan produktivitas tenaga kerja maka tenaga kerja
akan memberiakan pendapatan yang tetap konstan sepanjang waktu.
5. Menurut teori distribusi neoklasik, upah riil yang dinikmati oleh pekerja sama dengan
produktivitas merjinal pekerja itu. Gunakanlah pandangan ini untuk mengkaji
pendapatan dari dua kelompok pekerja : petani dan tukang cukur
a. Selama abad yang lalu, produktivitas petani meningkat tajam karena kemajuan
teknologi. Menurut teori neoklasik, apakah yang seharusnya terjadi terhadap upah
riil mereka?
Jawaban:
Upah riil dari petani seharusnya meningkat. Karena kita ketahui bahwa upah
riil ditentukan dari produktivitas yang dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi
produktivitas maka akan semakin tinggi upah riil mereka.
b. Dalam unit-unit apakah upah riil yang dibahas dalam bagian (a) diukur?
Jawaban:
Di bagian a dijelaskan bagaimana Unit pada sektor Pertanian atau
produktivitas petani meningkat tajam akibat kemajuan teknologi. Dan teori
neoklasik mengatakan upah riil yang dinikmati oleh pekerja sama dengan
produktivitas pekerja itu. Jika diukur dengan perhitungan upah rill harus
mengkoversikan upah nominal dengan indeks harga yang terjadi pada tahun yang
bersangkutan.
Indeks harga yaitu suatu indeks yang memberikan gambaran tentang
tingkat rata-rata dari perubahan harga-harga dari waktu ke waktu. Contoh dari
indeks harga tersebut adalah indeks harga barang konsumen. Indeks harga ini
dapat digunakan untuk menaksir upah riil para pekerja dari tahun ke tahun
Contoh:
Tingkat Upah
W1 E1
MRP1= D1
W0 E0
MRP0 = D0
0 S
Jumlah tenaga kerja
( Tingkat Produktivitas dan Upah Riil)
c. Persentase output tenaga kerja adalah proporsi output yang masuk ke tenaga kerja.
Total output yang masuk ke tenaga kerja adalah upah riil (yang, di bawah
persaingan sempurna, sama dengan produk marjinal tenaga kerja), kali kuantitas
tenaga kerja. Kuantitas ini dibagi dengan jumlah total output untuk menghitung
pangsa tenaga kerja:
1 1 1
1 3 3 3
Tenaga kerja = 3 (
K L H L
= 1/3 )
K 1 /3 L1 /3 H 1/ 3
Pembagian modal manusia:
1 1 1
1 3 3 3
Pembagian Modal manusia = 3
K L H H (
= 1/3 )
K 1 /3 L1 /3 H 1/ 3
Sehingga tenaga kerja mendapat sepertiga dari output, dan modal manusia
mendapat sepertiga dari output. Karena para pekerja memiliki modal manusia
mereka. Maka akan muncul bahwa tenaga kerja dua pertiga dari output.