Anda di halaman 1dari 11

1.

SUDIRMAN

Stie Amkop Makassar


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap negara pasti memiliki sumber daya yang berbeda-beda yang menjadi
kekayaan dari negaranya. Kemudian sumber daya – sumber daya tersebut menjadi
keunggulan dari negaranya yang membedakannya dari negara – negara yang lain. Karena
hal tersebut maka ada sifat saling membutuhkan diantara negara – negara tersebut
sehingga diperlukan adanya pertukaran untuk melengkapi kebutuhan yang ada, sebab
seperti yang kita ketahui bahwa kebutuhan manusia itu tidak terbatas.
Pada awalnya motif untuk melakukan pertukaran karena adanya manfaat dari
perdagangan itu sendiri. Sumber yang utama dari manfaat itu adalah adanya perbedaan –
perbedaan diantara tiap – tiap individu di dunia ini, misalnya saja perbedaan selera dan
hal / pola konsumsi. Untuk itu tiap – tiap negara saling melengkapi kebutuhan tersebut
sehingga hal ini menyebabkan adanya perdagangan internaional. Tetapi secara
fundamental sebenarnya perdagangan terebut tercipta karena suatu negara dapat
menghasilkan barang tertentu secara lebih efisien dari pada negara lain. Dengan
demikian berarti suatu negara dapat memproduksi suatu barang dengan lebih banyak dan
lebih cepat serta menggunakan sumber daya yang ada secara tepat dibandingkan dengan
negara lain.
Dalam hal ini efisien untuk memproduksi guna perdagangan internasional ada dua
dilihat dari macam kasusnya yaitu efisien secara mutlak (keunggulan mutlak) dan efisien
secara relatif (keunggulan komparatif).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian teori keunggulan mutlak dan komparatif?
2. Bagaimana mengoptimalkan keunggulan komparatif?
3. Apa saja keunggulan komparatif yang dimiliki di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian teori keunggulan mutlak dan komparatif.
2. Untuk mengetahui cara mengoptimalkan keunggulan komparatif.
3. Untuk mengetahui keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Keunggulan Perdagangan Internasional


Manfaat atau keuntungan dan perdagangan internasional dapat dijelaskan dengan
dua teori, yaitu:
1. Teori keunggulan mutlak (Absolut Advantage Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations
(1776) yang menyebutkan bahwa suatu negara dikatakan mempunyai keunggulan mutlah
atas barang tertentuapabila negara tersebut mampu memproduksinya dengan biaya lebih
rendah dibanding negara lain. Dalam rangka mencaai keunggulan mutlak, Adam Smith
mengemukakan ide tentang pembagian kerja internasional (spesialisasi). Dengan adanya
spesialisasi internasional ini akan memiliki keuntungan antara lain:
a. Dapat memberikan hasil beruoa manfaat (gains from trade) yang berupa
kenaikan produksi dan konsumsi barang/jasa.
b. Setiap negara akan menekankan produksi barang yang memiliki keuntungan
alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan.

Dengan demikian setiap negara akan melakukan spesialisasinya dalam produksi


yang memiliki keuntungan mutlak, yaitu keuntungan yang dinyatakan dalam banyaknya
jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang tersebut. Keuntungan ini
baru akan diperoleh apabila suatu negara mampu memproduksi suatu barang dengan
jam/hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan dengan negara lain.

Misalnya, ada dua negara yang sama-sama menghasilkan mobil dan televisi. Mobil
dan televisi yangdihasilkan oleh kedua negara tersebut pada bulan tertentu sebagai
berikut
Negara Mobil TV
A 100 Unit 1000 Unit
B 400 Unit 200 Unit

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa negara A menghasilkan lebih banyak


televisi dibandingkandengan negara B sehingga dalam hal ini negara A memiliki

2
keuntungan mutlak dalam menghasilkantelevisi terhadap negara B. Sementara itu, negara
B lebih banyak menghasilkan mobil dibandingkandengan negara A, dalam hal ini negara
B memiliki keuntungan mutlak dalam menghasilkan mobil. Dengandemikian, jika kedua
negara itu sepakat untuk melaksanakan perdagangan, sebaiknya negara Amengekspor
televisi dan mengimpor mobil dari negara B. Sebaliknya, negara B mengekspor mobil
kenegara A dan mengimpor televisi dari negara A

2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Adventage Theory)


Teori keunggulan komparatif pertamakali diperkenalkan pada tahun 1817 oleh
David Ricardo, karena itu biasa disebut juga sebagai prinsip keunggulan komparatif
Ricardian. Dalam teori ini Ricardo merasa kurang puas dengan teori Adam Smith,
kemudian diperbaiki dengan mengajukan dua perbedaan dalam perdagangan:
a. Perdagangan dalam negeri
b. Perdagangan luar negeri

Untuk perdagangan luar negeri menurut Ricardo baru bisa berlaku teori keuntungan
mutlak Adam Smith, sehingga untuk perdagangan luar negeri keuntungan itu kurang bisa
terpakai, sehingga dalam perdagangan luar negeri harus menggunakan
keuntungan/ongkos komparatif.
Menurut teori ini kedua negara masih dapat melakukan perdagangan meskipun
salah satunya mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi barang, asalkan biaya
relatif untuk memproduksi barang di kedua negara tersebut berbeda.

Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan jika setiap negara yang
terlibat memilikikeunggulan absolut yang berbeda-beda. Jika hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut untukbarang yang dihasilkan, tidak akan terjadi
perdagangan internasional yang menguntungkan.Inilah kelemahan pola pikir keunggulan
absolut. Namun, kelemahan teori Adam Smith ini disempurnakanoleh David Ricardo
dengan teori comparative advantage atau keunggulan komparatif, baik secara
cost comparative (labor efficiency) maupun production comparative (labor productivity)
.Menurut David Ricardo, walaupun suatu negara mampu memproduksi seluruh jenis
barang dengan hargalebih murah dari negara lainnya, negara tersebut masih bisa
memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional

3
B. Mengoptimalkan Keunggulan Komperatif
Pemerintah perlu mengoptimalkan keunggulan komparatif Indonesia untuk
menumbuh kembangkan industri berbasis sumber daya lokal yang berdaya saing tinggi di
pasar internasional. Kecepatan dan ketepatan pemerintah mengidentifikasi industri yang
kompetitif dan memfasilitasi perkembangannya dapat memacu pertumbuhan jangka
panjang ekonomi nasional.
Kepala Ekonom Bank Dunia Justin Yifu Lin menyampaikan hal itu di Jakarta,
Selasa (28/6), saat bertemu Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal, pengusaha, dan Komite Ekonomi Nasional dalam
kunjungan dua hari di Indonesia.Indonesia dapat menjadi pusat pertumbuhan besar tahun
2025. Bahkan, Indonesia diprediksi menjadi salah satu dari enam negara dengan
kontribusi separuh pertumbuhan ekonomi global.
Akan tetapi, sebelum mencapai titik tersebut, pemerintah harus lebih intens
membenahi upaya dalam mencapai target yang dibuat dalam sektor dengan keuntungan
komparatif itu.”Indonesia adalah negara dengan banyak keuntungan, misalnya, sumber
daya alam, angkatan kerja berpendidikan yang besar, sektor swasta yang bergairah, dan
pasar domestik yang besar. Kemampuan Indonesia membangun industri otomotif adalah
contoh keberhasilan Indonesia mengelola potensinya sehingga bisa mengekspor ke
negara lain,” ujarnya.
Contoh lainnya adalah Indonesia mengimpor kapas dari Amerika Serikat untuk
diproduksi menjadi tekstil dan produk tekstil. Produk tersebut kemudian diekspor
kembali ke Amerika Serikat.Angkatan kerja yang besar menjadikan Indonesia memiliki
keunggulan komparatif di industri padat karya.”Pemerintah perlu membenahi berbagai
persoalan yang menyelimuti iklim investasi industri padat karya untuk mengembangkan
industri lokal, menjaga pertumbuhan pendapatan, dan mengurangi kemiskinan,” ujar
Justin.”Indonesia adalah negara dengan berbagai keunggulan, di antaranya angkatan
kerja yang besar dan cukup terdidik, komunitas bisnis yang dinamis, dan secara geografis
dekat dengan beberapa sentra pertumbuhan. Industri otomotif adalah contoh baik
bagaimana semua keunggulan tersebut kemudian mendukung satu sektor yang tepat,”
kata Justin.”Mengikuti keunggulan komparatif adalah cara terbaik untuk memperluas
industri lokal, mempertahankan pertumbuhan pendapatan, dan mengurangi kemiskinan,”
katanya (HAM)

4
C. Contoh Keunggulan Komperatif Yang Di Miliki Indonesia

Sektor pertanian adalah sektor yang banyak memanfaatkan keunggulan komparatif.


Kegiatan ekonomi di sektor pertanian diharapkan mampu mendayagunakan keunggulan
komparatif menjadi keunggulan kompetitif jika disertai dengan pengembangan industri
hulu pertanian, industri hilir pertanian serta jasa-jasa pendukung secara harmonis dan
simultan artinya sektor pertanian secara terpisah tidak akan mampu menjadi penggerak
ekonomi masa depan. Pertanian dapat menjadi kekuatan yang besar apabila dikombinasi
dengan agroindustri, perdagangan dan jasa-jasa penunjang.
Agroindustri merupakan sub sistem agribisnis pengolahan yang mengolah produk
pertanian primer menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk
akhir.Agroindustri terkait erat ke sisi hulu maupun ke hilir dalam produksi pertanian
primer.Dalam era globalisasi diharapkan agroindustri Indonesia memiliki daya saing di
pasar internasional. Produk kakao (kakao biji) merupakan salah satu produk agroindustri
yang diekspor oleh Indonesia, disamping jenis produk kakao lain yang diekspor dalam
jumlah kecil. Jenis produk kakao yang diekspor oleh Indonesia dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1. Jenis Kakao Yang Diekspor Indonesia Tahun 2003-2004 (kg)


No Jenis Kakao Tahun
2003 % 2004 %
1 Kakao Biji 265.838.100 85,98 275.484.500 86,44
2 Kakao Pasta 1.954.609 0,63 863.466 0,27
3 Lemak Kakao 20.854.210 6,74 22.726.313 7,13
4 Kakao Bubuk 18.456.780 5,97 17.078.752 5,36
5 Lain-lain 2.088.601 0,68 2.557.769 0,80
Sumber : BPS, 2006
Indonesia berpotensi sebagai pemasok utama kakao dunia (10,96%). Pada tahun
2003, Indonesia merupakan negara pemasok kakao ketiga di dunia setelah Pantai Gading
(39,08%) dan Ghana (14,79%). Dalam persaingan di pasar dunia yang semakin ketat,
peningkatan produksi kakao di Indonesia manghadapi tantangan yang semakin keras dari
segi rendahnya mutu, produktivitas dan efisiensi mulai dari produksi sampai dengan
pemasaran.

5
Kakao biji Indonesia harus mampu bersaing dengan produk kakao sejenis dari
negara lain. Jika kakao biji Indonesia memiliki daya saing di pasar internasional
diharapkan akan lebih banyak lagi negara yang membutuhkan kakao biji dari Indonesia
dan produsen akan lebih bersemangat untuk memproduksi kakao biji dengan mutu yang
lebih baik dan biaya produksi yang cukup rendah sehingga pada harga-harga yang terjadi
di pasar internasional dapat diproduksi dan dipasarkan oleh produsen dengan
memperoleh laba yang mencukupi, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan
produksinya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori keunggulan komparatif pada dasarnya merupakan perluasan dari teori keunggulan
“absolut” yang dikemukakan oleh Adam Smith, dimana keunggulan absolute merupakan kasus
khusus dari dari keunggulan kkomparatif. Menurut teori keunggulan absolute, setiap Negara
mampu memproduksi barang tertentu secara lebih efisien daripada Negara lain (dengan kata lain
memiliki keunggulan absolute untuk barang tersebut) melalui spesialisasi dan pengelompokan
kerja secara internasional (international division of labor). Perdagangan diantara dua Negara,
dimana masing-masing memilikii keunggulan absolute dalam produksi barang yang berbeda,
akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Keunggulan absolute bias diperoleh
karena adanya perbedaan dalam factor-faktor seperti ikllim, kualitas tanah, anugerah sumber daya
alam, tenaga kerja, modal, teknologi atau kewirausahaan (entrepreneurship). Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya disadari bahwa perdagangan yang saling menguntungkan tidak selalu
menuntut setiap Negara harus memiliki keunggulan absolute disbanding mitra dagangnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://heheoye-heheoye.blogspot.com/2011/10/teori-teori-manfaat-keuntungan.html
http://www.scribd.com/doc/159918603/Konsep-Keunggulan-Absolut-Mutlak-dan-
Komparatif
http://fithatyho.blogspot.com/2012/07/perbedaan-antara-keunggulan-komperatif_22.html

8
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kehadirat Ilahi Robbi Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,
Nabi akhiruzzaman yang telah mengajarkan umat manusia khususnya umat Islam menuju
shirathal mustaqim, jalan yang di ridoi oleh Allah SWT.
Dalam makalah ini kami mengangkat judul Konsep Keunggulan Absolut dan
Komparatif. Yang mana membahastentang pngertian pasar modal dan sejarah dari pasar
modal.
Kami sebagai pemakalah mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Apabila banyak kesalahan kami
mohon ma`af yang sebesar besarnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Batumarta, Oktober 2013

Penulis

ii
9
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Keunggulan Perdagangan Internasional .......................................... 2
B. Mengoptimalkan Keunggulan Komparatif ............................................... 4
C. Contoh Keunggulan Komparatif yang dimiliki Indonesia ........................ 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

iii
10

Anda mungkin juga menyukai