Anda di halaman 1dari 34

Tugas kelompok

TUGAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Disusun Oleh:

NAMA KELOMPOK

1. LYONI SANDA PASORONG (D221 16 002)


2. PUTRI NUR AMALIA (D221 16 020)
3. YULFITA DATU PARURA (D221 16 514)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2019
A. PENGERTIAN TATA LETAK
1) Pengertian Perancangan Tata Letak
Menurut Wignjosoebroto (2009), perancangan tata letak pabrik atau tata letak
fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan coba memanfaatkan luas area
untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun
permanen, personal pekerja, dan sebagainya.
Tujuan utama di dalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk
meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai
berikut:
a. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas
produksi lainnya.
b. Biaya pemindahan bahan (material handling cost).
c. Biaya produksi, maintenance, safety dan biaya penyimpanan produk setengah jadi.
d. Selain itu pengaturan tata letak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan
kemudahan dalam proses supervise serta menghadapi rencana perluasan pabrik
kelak di kemudian hari.
Lebih spesifik lagi stau tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan
keuntungan dalam system produksi, yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Menaikkan output produksi
b. Mengurangi waktu kerja
c. Menghemat penggunaan area untuk produksi, gudang dan servis
d. Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau
fasilitas produksi lainnya.
e. Mengurangi inventory in-process
f. Proses manufaktur yang lebih singkat
g. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamanatan kerja dari operator
h. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja
i. Mempermudah aktivitas supervise
j. Mengurangi kemacetan dan kesimpang siuran
k. Mengurangi factor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku
atau produk jadi.

2) Prinsip-Prinsip Dalam Perancangan Tata Letak Fasilitas


Ada 2 hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan
lokasi pabrik dan rancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur
pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan penanganan material. Lokasi pabrik perlu
dilakukan perencanaan dengan tujuan memberikan dukungan bagi tercapainya tujuan
industri secara makro.
Menurut Wignjosoebroto (2009), prinsip-prinsip Tata Letak Fasilitas yaitu:
a. Prinsip integrasi secara total
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara
total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit produksi yang besar.
b. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal
Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi yang lain, waktu dapat
dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mencoba menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin
dengan operasi yang sebelumnya.
c. Prinsip aliran dari suatu proses
Prinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang seminimal
mungkin yang telah disebutkan pada butir (b). Dengan prinsip ini diusahakan untuk
menghindari adanya gerakan balik (back-tracking) gerakan memotong (cross-
movement), kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin bergerak terus tanpa ada
interupsi.
d. Prinsip pemanfaatan ruangan
Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan ruangan
yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin, dan peralatan penunjang proses
produksi lainnya. Ketiga subyek tersebut memiliki dimensi tiga yaitu aspek volume,
dan tidak hanya aspek luas (floor space). Dengan demikian dalam merencanakan tata
letak dimensi ruangan ini juga harus dipertimbangkan.
e. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja
Suatu layout tidak dapat dikatakan baik apabila akhirnya justru membahayakan
keselamatan orang yang bekerja di dalamnya.
f. Prinsip fleksibilitas
Maksud dari prinsip fleksibilitas adalah tata letak yang direncanakan cukup fleksibel
untuk diadakan penyesuaian dan pengaturan kembali atau suatu layout yang baru
dapat dibuat dengan cepat dan murah.
3) Macam-Macam Tata Letak Fasilitas
a. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (product layout)
Merupakan layout suatu garis operasi yang artinya mesin disusun berdasarkan urutan
proses operasi yang dibutuhkan. Produk-produk bergerak secara terus menerus
dalam suatu garis perakitan. Produk layout digunakan bila volume produksi cukup
tinggi dan variasi produk tidak banyak dan sangat sesuai untuk produksi yang
kontinyu. Contohnya dapat dijumpai dalam proses manufacturing ataupun proses
perakitan mobil; peralatan elektronik seperti TV, radio, dan lain-lain
(Wignjosoebroto, 2009).
b. Fixed Position Layout
Fixed Position Layout merupakan layout yang berposisi tetap dimana mesin–mesin
dan manusia bergerak menuju lokasi material untuk menghasilkan produk. Layout
ini biasanya digunakan untuk memproses barang yang relatif besar dan berat
sedangkan peralatan yang digunakan mudah untuk dilakukan pemindahan.
Contohnya industri pesawat terbang, penggalangan kapal dan konstruksi bangunan
(Wignjosoebroto, 2009).
c. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk
Merupakan penggabungan layout proses dengan layout produk dengan cara
penyelesaian suatu operasi pada suatu departemen kemudian dilanjutkan dengan
proses berikutnya. Contohnya bagian manufaktur pembuatan mur, baut, dan lain
sebagainya (Wignjosoebroto, 2009).
d. Proses layout
Adalah tipe layout yang digunakan dengan mengelompokkan tiap jenis mesin dalam
satu kelompok untuk melaksanakan jenis pekerjaan yang sejenis. Process Layout
dilakukan bila volume produksi kecil dan terutama untuk jenis produk ulang tidak
standart, biasanya berdasarkan order. Contohnya, banyak dijumpai baik dalam
sector industry manufacturing maupun jasa, seperti rumah sakit, bank, universitas,
dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2009).
4) Analisa Teknik Perancangan dan Pengukuran Aliran Bahan
Dalam melakukan analisa mengenai perencanaan dan pengukuran aliran bahan
dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.
a. Metode Kuantitatif
Metode ini akan diukur berdasarkan kuantitas material yang dipindahkan seperti
berat, volume dan jumlah unit. Salah satu teknik konvensional yang umum
digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam proses
produksi adalah from to chart. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi yang
mana banyak produk yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel
permesinan, kantor dan lain-lain. Angka-angka yang terdapat dalam suatu from to
chart menunjukkan beberapa ukuran yang perlu diketahui untuk dianalisa. Angka-
angka itu antara lain jumlah dari berat beban yang harus dipindahkan, jarak
perpindahan bahan, volume, dan faktor-faktor lain (Heragu, 2008).
1) String Diagram
String diagram adalah suatu alat untuk menggambarkan elemen-elemen
aliran dari suatu layout dengan menggunakn alat berupa tali, kawat atau benang
untuk menunjukkan lintasan perpindahan bahan dari suatu lokasi area yang lain.
Dengan memperhatikan panjang tali yang menunjukkan jarak lintasan yang
harus ditempuh untuk memindahkan bahan tersebut. Dengan menggunakan
beberapa jenis aliran bahan atau komponen yang perlu dipindahkan dalam
proses pengerjaannya, pada lintasan-lintasan tertentu (dimana tali atau kawat
tersebut akan saling bersilangan satu sama lain padat atau mengumpul jadi satu)
kita dapat memperkirakan kemungkinan terjadinya kemacetan atau bottle neck
pada lokasi lokasi tersebut.

Gambar 2.6 String Diagram Pembuatan Produk X dan Y dengan Produk Layout
(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)
2) Triangular Flow Diagram
Diagram aliran segitiga atau umunya dikenal sebagai triangular flow
diagram adalah suatu diagram yang dipergunakan untuk menggambarkan
(secara grafis) aliran material, produk, informasi, manusia dan sebagainya atau
bisa juga dipergunakan untuk menggabarkan hubungan kerja antara satu
departmen (fasilitas kerja) dengan department lainnya.

Gambar 2.7 Bentuk Umum Triangular Flow Diagram (TFD)


(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)

3) From to Chart
From to chart jiga biasa disebut sebagai trip frequency chart atau travel
chart adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan untuk
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses
produksi. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi kondisi dimana banyak item
yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor
dan lain lain. Pada dasarnya from to chart adalah merupakan adaptasi dari
“mileage chart” yang dijumpai pada suatu peta perjalanan, angka angka yang
terdapat dalam from to chart akan menunjukkan total dari berat beban yang
harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi kombinasi
dari faktor ini.
Berikut ini contoh penggunaan metode from to chart
Gambar 2.7 Penggunaan metode from to chart
(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)

Gambar 2.8 Penggunaan metode from to chart


(Sumber: Wignjosoebroto, 2009)

b. Metode Kualitatif
Pada umumnya relationship chart ini dibutuhkan jika faktor “other-than-flow”
mempengaruhi layout decision. Banyak masalah layout nyata yang mempunyai
beberapa faktor “other-than-flow” sehingga pendekatan kualitatif selalu dibutuhkan
untuk menyusun relationship chart-nya.
Aliran bahan diukur secara kualitatif dengan menggunakan tolak ukur derajat
kedekatan hubungan antara satu fasilitas dengan lainnya. Nilai-nilai yang
menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang
mendasari dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Wignjosoebroto, 2009).
1) Activity Relation Chart (ARC)
Activity Relation Chart (ARC) adalah salah satu cara yang sederhana
dalam merencanakan tata letak fasilitas berdasarkan derajat hubungan aktivitas
dan cenderung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif
(Wignjosoebroto, 2009).
Menurut Wignjosoebroto (2009), Activity Relation Chart (ARC) sangat
berguna untuk perencanaan dan analisa hubungan aktivitas antar masing-masing
departemen. Langkah-langkah dalam penentuan Activity Relation Chart (ARC)
adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi semua departemen yang akan diatur tata letaknya.
b) Mendefinisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur
letaknya.
c) Membuat peta tata letak departemen dengan menilai hubungan aktivitas.
d) Melakukan perbaikan yang dianggap perlu untuk mendapatkan tata letak
pabrik yang optimal.
Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan dalam peta hubungan antar
bagian:
A = Mutlak didekatkan (Absolutely important)
E = Sangat penting (Especially important)
I = Penting (Important)
O = Biasa (Ordinary important)
U = Tidak penting (Unimportant)
X = Tidak diinginkan untuk didekatkan (Undesirable)
Gambar 2.9 Contoh Activity Relation Chart (ARC)
(Sumber : Wignjosoebroto, 2009).
Tabel 2.2 Perhitungan Luas Lantai
Kode Alasan Keterangan
1 Aliran Informasi
2 Derajat Pengawasan
3 Urutan Aliran Kerja
4 Aliran Material
5 Fungsi Saling Menunjang
6 Tidak Berhubungan
7 Fasilitas Saling Terkait
8 Bising, kotor, debu dan bau
9 Safety

Sebagai hasilnya, data yang didapat selanjutnya akan dimanfaatkan untuk


penentuan letak masing-masing departemen tersebut dengan menggunakan
activity relation diagram. Diagram ini menjelaskan mengenai hubungan pola
aliran bahan dan lokasi dari masing-masing departemen penunjang terhadap
departemen produksinya (Wignjosoebroto, 2009).
2) Activity Relationship Diagram
Activity Relationship Diagram (ARD) adalah hubungan antar aktivitas
yang ditunjukkan dengan pendekatan keterkaitan kegiatan, yang menunjukkan
setiap kegiatan sebagai satu model kegiatan tunggal ke dalam model diagram.
ARD merupakan lanjutan/pengembangan dari ARC (Wignjosoebroto, 2009).

Gambar 2.10 Contoh Activity Relation Diagram (ARD)

: Mutlak Penting (A)


: Sangat penting (E)
: Penting (I)
: Biasa (O)
: Tidak Penting (U)
: Tidak Diharapkan (X)
5) Tahap-Tahap Dalam SLP (Systematic Layout Planning)
Systematic layout planning merupakan salah cara untuk menghasilkan aliran
barang yang efisien melalui perancangan layout. Metode ini mencoba merancang layout
fasilitas dengan memperhatikan urutan proses serta derajat kedekatan antar unit
pelayanan yang terdapat pada fasilitas yang akan dirancang.
Systematic layout planning terdiri dari empat tahap perancangan sebagai berikut:
Tahap I : Menentukan lokasi dimana fasilitas akan dibangun
Tahap II : Membuat rancangan fasilitas secara keseluruhan
Tahap III : Menentukan perancangan tata letak fasilitas secara detail
Tahap IV : Persiapan dan penginstalasi hasil rancangan
Adapun masukan (input) data yang dibutuhkan oleh SLP dikelompokkan dalam
lima kategori:
P: Product : Jenis dari produk (barang/jasa) yang dihasilkan.
Q: Quantity : Volume setiap jenis barang/ komponen yang dihasilkan.
R: Route : Urutan operasi untuk setiap produk.
S: Service :Pelayanan pendukung, seperti locker rooms, stasiun pengawasan, dll.
T: Timing : Kapan jenis komponen produk tersebut diproduksi, mesin apa yang
digunakan untuk memproduksinya pada waktu tersebut.
Menurut Adi (2009), Systematic Layout Planning (SLP) banyak diaplikasikan
untuk berbagai macam persoalan meliputi antara lain problema produksi, transportasi,
pergudangan, suporting services dan aktivitas-aktivitas yang dijumpai dalam
perkantoran.
Langkah awal: Pengumpulan Data Awal dan Aktivitas.
Agar supaya analisa layout bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka
terlebih dahulu perlu dikumpulkan data yang berkaitan dengan aktivitas pabrik seperti
desain produk yang akan dibuat, proses dan penjadwalan kerja, dll. Data yang berkaitan
dengan desain produk sangat penting dan berpengaruh besar terhadap layout yang akan
dibuat. Untuk itu dalam langkah awal ini perlu diperoleh data informasi yang berkaitan
dengan gambar kerja, assembly charts, part list, bill of materials, route sheet,
operation/flow charts, dll. Penjadwalan kegiatanpun perlu informasinya, karena hal ini
akan berkaitan dengan problematika berapa jumlah produk yang harus dibuat dan kapan
harus dipenuhi. Informasi yang berkaitan dengan volume produksi ini akan menentukan
kapasitas produksi atau lebih tepatnya untuk menentukan jumlah mesin atau operator
yang diperlukan untuk proses produksi. Berdasarkan jumlah mesin atau fasilitas kerja
yang diperlukan maka analisis layout selanjutnya akan dapat dilaksanakan.
Langkah 1: Analisa Aliran Material.
Analisa aliran material (flow of materials analysis) akan berkaitan dengan usaha-
usaha analisa pengukuran kuantitatif untuk setiap perpindahan gerakan material diantara
departemen-departemen atau aktifitas-aktifitas operasional. Langkah ini diawali dengan
penggambaran aliran material yang bergerak dari satu tahapan proses keproses
berikutnya dalam sebuah proses chart.
Langkah 2: Analisa Hubungan Aktifitas Kerja (Activity Relationship).
Analisa aliran material dengan aplikasi dalam bentuk peta proses cendrung untuk
mencari hubungan aktifitas pemindahan material secara kuantitatif. Sebagai tolak ukur
disini adalah total material handling yang minimal. Selain faktor material handling yang
bersifat kuantitatif ini, adapula faktor lain yang bersifat kualitatif yang harus
dipertimbangkan dalam perancangan layout. Untuk ini Activity Relation Chart (ARC)
atau sering pula disebut sebagai Relation Chart bisa dipakai untuk memberi
pertimbangan-pertimbanagan kualitatif didalam perancangan layout tersebut.
Langkah 3: Penyususnan String Diagram.
Langkah ini mencoba merangkum langkah 1 dan 2 dimana posisi mesin (bisa juga
posisi kelompok fasilitas kerja atau departemen) akan diatur letaknya dan kemudian
dihubungkan dengan garis (string) sesuai dengan jarak pemindahan materialnya. Garis
akan digambarkan sesuai dengan derajat hubungan antara departemen yang satu dengan
yang lainnya yang sudah dinilai terlebih dahulu dil`angkah 2. String diagram ini akan
menggambarkan pengaturan/penempatan fasilitas seoptimal mingkin dibuat tanpa
mempertimbangkan luasan area yang diperlukan. Penempatan dilaksanakan dengan cara
trial and error.
Langkah 4: Kebutuhan Luas Area
Langkah ini bisa disebut sebagai “langkah penyesuaian”. Disini penyesuaian harus
dilaksanakan dengan memperhatikan luas are yang diperlukan. Hal ini dilakukan dengan
menganalisa dan menghitung kebutuhan luas area untuk penempatan fasilitas produksi
dengan memperhatikan luasan area per mesin dan kelonggaran (allowance) luasan
lainnya. Langkah 4 merupakan langkah kritis, tetapi untuk hampr semua organisasi
industri luasan area untuk fasilitas produksi akan dapat diprediksi sehingga luas area
yang diperlukan ini masih harus dilihat kemungkinannya dengan mempertimbangkan
luasan area yang tersedia.
Langkah 5: Pertimbangan Terhadap Luas Yang Tersedia.
Dalam beberapa kasus tertentu, khususnya untuk problem relayout seringkali
layout yang di desain harus disesuaikan dengan luas bangunan pabrik yang tersedia.
Demikian juga untuk kasus yang lain dimana biaya serba terbatas, maka luas area yang
bisa disediakan pun akansangat terbatas sekali. Disini antara luas area yang dibutuhkan
dan luas area yang tersedia harus dipertimbangkan secara seksama.
Langkah 6: Pembuatan Space Relationship Diagram.
Langkah 6 sebenarnya merupakan modifikasi dari langkah 3. Dengan
menggunakan pertimbangan yang dilakukan di langkah 4 dan 5 maka layout yang
direncanakan dapat dikonstruksikan secara sebenarnya berdasarkan string diagram yang
sudah tersusun dalam langkah 3 tersebut. Meskipun demikian tetap diperlukan beberapa
percobaan (trial and error) sebelum layout yang layak dibuat. Selanjutnya dari luas area
yang diperlukan dari setiap departemen bisa dibuat space REL Diagram dan final
layoutnya.
Langkah 7 & 8: Modifikasi Layout Berdasarkan Pertimbangan Praktis.
Disini pertimbangan-pertimbangan praktis dibuat untuk modifikasi layout. Hal-hal
yang berkaitan dengan bentuk bangunan, letak kolom penyangga, lokasi piping system,
dan lain-lain merupakan dasar pertimbangan untuk memperbaiki alternatif desain layout
yang diusulkan.
Langkah 9 & 10: Pemilihan dan Evaluasi Alternatif Layout.
Langkah terakhir ini adalah untuk mengambil keputusan terhadap usulan desain
layout yang harus dipilih atau diaplikasikan. Disini evaluasi terhadap alternatif layout
yang dipilih juga juga dilaksanakan untuk memberikan keyakinan bahwa keputusan yang
diambil sudah memberikan alternatif layout yang optimal. Bilamana ternyata dijumpai
ketidakefisienan layout, maka tentu saja harus dilaksanakan aktivitas relayout sesuai
dengan langkah-langkah sebelumnya. (Adi, 2009)
B. STUDI KASUS (Putri Taylor Dan Textile)
1. Penggunaan SLP pada Usaha Konveksi “Putri Taylor Dan Textile”
a) Layout Awal
Usaha Konveksi “Putri Taylor Dan Textile” terletak di Jl. Antang Raya No. 109
Makassar. Usaha konveksi ini merupakan milik dari Bapak Mappeasse, dengan luas
bangunan 9 x 4 m, serta tidak memiliki karyawan. Jam kerja Konveksi “Putri Taylor
Dan Textile” ini di mulai dari jam 08.00 – 22.00 dengan jam istirahat yang tidak
ditentukan, dimana jam istirahat pada tempat ini tidak di tetapkan secara pasti. Pada
tempat ini terdapat beberapa fasilitas yang digunakan, diantaranya beberapa jenis
mesin jahit, mesin obras, beberapa meja, dan lemari penyimpanan. Adapaun gambar
denah layout dari tempat ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini
2.80 cm
2.80 cm

2.80 cm
2.80 cm

A1 A2

0.99 cm
5.00 cm

17.00 cm
11.50 cm

C 1.11 cm B

6.60 cm

3.80 cm 14.00 cm
7.00 cm

8.00 cm
E D
0.49 cm

5.90 cm

4.30 cm
F 1.94 cm
4.30 cm

H1 H2
10.00 cm

1.30 cm
J
1.01 cm
85.00 cm

3.80 cm

12.20 cm
4.00 cm
4.00 cm

I
2.02 cm

5.10 cm

19.00 cm

2.50 cm
5.30 cm

L
2.01 cm

4.10 cm
6.30 cm

M1
6.30 cm

4.10 cm

Ket :
4.10 cm

N 3.00 cm M3 3.00 cm M2 1:10

6.30 cm
40.00 cm

Gambar 2.1 Layout Awal


Berikut adalah tabel keterangan ukuran fasilitas di Konveksi “Putri Taylor Dan
Textile”:

Tabel Ukuran Fasilitas


Kode Fasilitas Ukuran (Cm)
A1 Patung 28 x 28
A2 Patung 28 x 28
B Kursi Tamu Panjang 170 x 66
C Meja Tamu 115 x 50
D Meja Menggunting 140 x 80
E Meja Kain 70 x 38
F Kursi Untuk Menggunting 60 x 60
G Meja Resepsionis 122 x 38
H1 Kursi Tamu 43 x 43
H2 Kursi Tamu 43 x 43
I Kursi Resepsionis 40 x 40
J Lemari Baju Jadi 100 x 59
K Lemari Kain 190 x 51
L Lemari Sepatu 53 x 25
M1 Meja Mesin Jahit 63 x 41
M2 Meja Mesin Jahit 63 x 41
M3 Meja Mesin Jahit 63 x 41
N Meja Mesin Obras 63 x 41
O Meja Setrika 63 x 41
Adapun masukan (input) data pada usaha Konveksi “Putri Taylor Dan
Textile”, yaitu:
Product (P) : Produk yang dihasilkan adalah pakaian khususnya jas
Quantity (Q) : Kuantitas barang yang biasa diproduksi dalam jangka waktu satu
bulan adalah sekitar kurang lebih 3-4 pcs/bulan.
Route (R) : Urutan proses produksinya yaitu dimulai dari adanya pesanan yang
masuk dari konsumen, kemudian dilakukan pengukuran,
pembuatan pola pada kain, setelah itu dilakukan proses
pemotongan kain. Setelah kain di potong dilakukan proses
penjahitan, yang kemudian di obras dan jika ada bagian yang perlu
di necci maka pakaian tersebut di necci. Setelah itu dilakukan
proses penyelesaian, yaitu pemasangan bisban ataupun
pemasangan kancing. Proses penyelesaian dilakukan berdasarkan
jenis pakaian yang dibuat. Selanjutnya dilakukan pembersihan
sisa-sisa benang, yang kemudian tahap terakhir yaitu
packing/pengepakan.
Service (S) : Pada Konveksi “Putri Taylor Dan Textile” ini menerima jahitan
berupa jas, dengan kualitas yang terjamin, serta pelayanan yang
sangat baik.
Timing (T) : Konveksi “Putri Taylor Dan Textile” buka pada jam 08.00 WITA
dan tutup pada jam 22.00 WITA.
b) Activity Relation Chart (ARC)
Berdasarkan hasil observasi dan denah, maka dapat dinyatakan dalam Activity
Relation Chart (ARC) yaitu:
A1 I
7 U
A2
U 6 U
6 U 6 U
B A 6 U 6 U
5 U 6 U 6 U
C U 6 U 6 U 6 U
6 U 6 U 6 U 6 U
D 6 6 6 U 6 U
A X I
3,5,7 I 6 U 3,5 I 6 U 6 U
E I 3,5 I 6 I 3,5 I 6 U 6 O
3,5 3,7 O 3,5 I 3,5 U 6 O 7 U
E
F O 3,7 O 6 O 3,5 I 6 I 7 U 6 U
6 O 6 O 6 I 6,7 X 6 U 6 U 6 U
G A 6 O 6 O 3,5
U 6 U 6 U 6 U 6 U
O 6 O 6 6 U 6 O 6 U 6 U
5 A 6 U
H1 E 5 A 6 O 6 E 6 X 6 U 7 O 6 U 6 U
I 6 3,7 X 6 A 6 U 7 O 6 U 6 O
5 A 5 O
H2 A 5 O 5 A 6 U 6 O 3 A 6 U 7 O 6 3
3,5 6 3 A 6 U 7 O 3
5 O 6 O O 6 O O
I 6 O 6 O 6 O 6 O 6 O 3 A 6 U 7
I
6 6 O 6 O 6 O 6 O 3 A 6
5 O O
J 6 6 O 6 O 6 O 6 O 6 O 3
I O 6
O 6 O 6 O 6 O 6 O
5 O 6
K 6 I 6 O 6 O 6 O 6 O 6
X 6
6 O 3,5 I 6 O 6 O 6 O
L X 6 O 3,5 I 6 O 6 O 6
6 X 6 O 3,5 I 6 O 6
M1 A 6 X 6 O 3,5 I 6
6 X 6 O 3,5
3,5,7 A
M2 A 3,5,7 A 6 X 6
3,5,7 A 3,5,7 A 6
M3 A 3,5, 7 A 3,5,7
3,5,7 A 3,5, 7
N 3,5,7
A
3,5,7
O
a.

Gambar 2.2 ARC Layout Awal


Keterangan Simbol Alasan
A = Mutlak Didekatkan 1 = Aliran Informasi
E = Sangat Penting 2 = Derajat pengawasan
I = Penting 3 = urutan aliran kerja
O = Biasa 4 = aliran material
U = Tidak penting 5 = fungsi saling menunjang
X = Tidak diinginkan untuk 6 = tidak berhubungan
didekatkan 7 = fasilitas saling berhubungan
8 = Safety
c) Worksheet Activity Relation Diagram (ARC)
Berikut ini adalah tabel worksheet Activity Relati on Chart (ARC) pada
fasilitas Konveksi “Putri Taylor Dan Textile”.
Tabel 3.2 Worksheet Activity Relation Chart (ARC)
Worksheet Activity Relation Chart (ARC)
Simbol Fasilitas
A E I O U X
A1 Patung - - 2 12,19 3,4,5,6,7,8 -
,9,10,11,
13,14,15,
16,17,18
A2 Patung - - 1 12,19 3,4,5,6,7,8 -
,9,10,11,
13,14,15,
16,17,18
B Kursi Tamu 4 - 8,9,10,12 15,16,17,18,19 1,2,5,6,7, -
Panjang 11,13,14
C Meja Tamu 3 9,10,11, 5,6,8, 7,12,
13,14,15,16,17,
18,19
D Meja 6,15,16,17, 7,8,11, 9,10 1,2,3,4,12, 14
Menggunting 18,19 13,
E Meja Kain 5 8,13 7 9,10,11,12, 1,2,3,4, 14
15,16,17,18,19
F Kursi - - 5,6 8,9,10,11,12, 1-3,14 4
Menggunting 13, 15-19
G Meja 9,10,11,13 6 3,5,12 7,14,15,16,17, 1,2,4 -
Resepsionis 18,19
H1 Kursi Tamu 8,11 10 3,4 5,6,7,12,13,14, 1,2 -
15,16,17,18,19
H2 Kursi Tamu 8,11 9 3,4 5,6,7,12,13,14, 1,2 -
15,16,17,18,19
I Kursi 8-10 - 4,5,12 6,7,13,14,15, 1-3 -
Resepsionis 16,17,18,19
J Lemari Baju 3,8,11,13, 1,2,6,7,9,10,14 5 4
Jadi 15,16,17,
18, 19
K Lemari Kain 8 6 12 7,9,10,11,15, 1,2,3,4,5, 14
16,17,18,19
L Lemari - - - 8,9,10,11,12, 1,2,3,4,7 5,6,13,15,16,
Sepatu 17,18, 19
M1 Meja Mesin 5,16,17, 12 3,6,7,8,9,10, 1,2,4 14
Jahit 18,19 11,13
M2 Meja Mesin 5,15,17, 12 3,6,7,8,9,10, 1,2,4 14
Jahit 18,19 11,13
M3 Meja Mesin 5,15,16,18, 12 3,6,7,8,9,10, 1,2,4 14
Jahit 19 11,13
N Meja Mesin 5,15,16, 12 3,6,7,8,9,10, 1,2,4 14
Obras 17,19 11,13
O Meja Setrika 5,15,16, 12 3,6,7,8,9,10, 1,2,4 14
17,18 11,13
3)
d) Activity Relation Diagram (ARD)
Berdasarkan Activity Relation Chart (ARC) yang telah dibuat, maka dapat
dibuatkan Activity Relationship Diagram (ARD)-nya sebagai berikut:

A1 A2

C B

E D

F
H1 H2
J

M1
O

Ket :
N M3 M2 1:10

Gambar 2.3 ARD Layout Awal


Ket:
: Mutlak Penting (A)
: Sangat penting (E)
: Penting (I)
: Biasa (O)
: Tidak Penting (U)
: Tidak Diharapkan (X)
2. Penggunaan SLP pada Alternatif Layout Usaha Konveksi “Textile and Taylot Putri”
 Alternatif 1
a. Layout Alternatif 1
1) Patung (A1, A2)
Patung A1, A2 dipindahkan ke bagian kanan ruangan
2) Kursi Tamu Panjang (B)
Kursi tamu panjang B tetap berada pada tempat sebelumnya
3) Meja Tamu (C)
Meja tamu C tetap berada pada tempat sebelumnya
4) Meja Gunting (D)
Meja gunting D tetap berada pada tempat sebelumnya.
5) Meja Kain (E)
Meja kain E tetap berada pada tempat sebelumnya.
6) Kursi Menggunting (F)
Kursi Menggunting F tetap berada pada tempat sebelumnya.
7) Meja Resepsionis (G)
Meja Resepsionis G tetap berada pada tempat sebelumnya
8) Kursi Tamu (H1,H2)
Kursi tamu H1,H2 tetap berada pada tempat sebelumnya.
9) Kursi Resepsionis (I)
Kursi resepsionis I tetap berada pada tempat sebelumnya
10) Lemari Baju Jadi (J)
Lemari baju jadi J berpindah ke kiri depan meja resepsionis
11) Lemari Kain (K)
Lemari kain K tetap berada pada tempat sebelumnya
12) Lemari Sepatu (L)
Lemari sepatu L berpindah, ke belakang samping kursi menggunting
13) Meja Mesin Jahit (M1,M2,M3)
Meja mesin jahit M1,M2,M3, berpindah sedikit dari tempat awal.
14) Meja Obras (N)
Meja obras N berpindah sedikit dari tempat awal
15) Meja Setrika (O)
Meja setrika O berpidah sedikit dari tempat awal.
b. Gambar Layout
Adapun layout alternatif 1 untuk fasilitas Konveksi “Putri Taylor Dan
Textile” dapat dilihat pada gambar dibawah ini .

A1 A2

C B

H1 H2

E D
G

I
F

K L

M1

M2

Ket :
O N M3 1:10

Gambar 2.4 alternatif 1


c. Activity Relation Chart
Berdasarkan layout alternatif 1, maka dapat dinyatakan dalam Activity
Relation Chart (ARC) yaitu:
A1 A
7 O
A2
O 6 O
6 O 6 O
B 6 O 6 O
A
3,5,7 O 6 O 6 O
C O 6 O 6 O 6 O
6 O 6 O 6 O 6 O
D 6 6 O 6 O 6 O
A O
3,5,7 E 6 O 6 I 6 O 6 O
E E 3,5,7 O 6 I 3,7 I 6 O 6 I
3,7 6 3,7 3,7 O 6 I 5,7 I
E O I
F U 3,7 O 6 O 3,7 O 6 O 5,7
I
5,7 O
U 6 O 6 O 6 O 6 O 5,7 O 6 I
6
G O 6 U 6 O 6 O 6 O 6 X 6 I 3 I
U 6 O 6 6 X 6 O 3 I 3 I
6 O 6 E
H1 A 6 O 6 O 6 A 3,7 U 6 O 6 O 3 I 3 I
6 3,5,7 X 6 A 6 O 6 O 3 I 3 I
5,7 E O 6 I
H2 O 7 O 6 O 3,5 X 6 O 3,5,7 A 6 O 6 O 3 I 3
6 6 3,5, 7 A 6 O 6 O 3
6 O 6 O X 6 O O
I 6 O 6 X 6 U 6 O 6 O 3,5,7 O 6 O 6
O
6 6 U 6 U 6 O 6 O 6 O 6
6 O X
J 6 6 U 6 U 6 U 6 O 6 O 6
E O 6
O 6 U 6 U 6 U 6 O
5,7 X 6
K 6 I 6 O 6 U 6 U 6 O 6
X 6
6 O 7 I 6 O 6 U 6 O
L X 6 O 7 I 6 O 6 O 6
6 X 6 O 7 I 6 O 6
M1 A 6 X 6 O 7 E 6
6 X 6 O 5,6
3,5,7 A
M2 A 3,5,7 A 6 X 6
3,5,7 A 3,5,7 A 6
M3 A 3,5, 7 A 3,5,7
3,5,7 A 3,5, 7
N 3,5,7
A
3,5,7
O

Keterangan Simbol Alasan


A = Mutlak Didekatkan 1 = Aliran Informasi
E = Sangat Penting 2 = Derajat pengawasan
I = Penting 3 = urutan aliran kerja
O = Biasa 4 = aliran material
U = Tidak penting 5 = fungsi saling menunjang
X = Tidak diinginkan untuk 6 = tidak berhubungan
didekatkan 7 = fasilitas saling berhubungan
8 = Safety
d. Worksheet Activity Relation Chart
Berikut ini adalah tabel worksheet Activity Relation Chart (ARC)
untuk layout alternatif 1, pada fasilitas Konveksi “Putri Taylor Dan
Textile”
Tabel Worksheet Activity Relation Chart (ARC) Layout Alternatif 1
Worksheet Activity Relation Chart (ARC)
Simbol Fasilitas
A E I O U X
A1 Patung 2 - 12,13,15, 3,4,5,6,7,8,9, - -
16,17,18, 10,11,14
19
A2 Patung 1 - 12,13,15, 3,4,5,6,7,8,9, - - -
16,17,18, 10,11,14
19
B Kursi Tamu 4 - 9,10 1,2,5,6,7,8,11, - 14
Panjang 12,13,15,16,17
,18,19
C Meja Tamu 3 - 9,10 1,2,5,6,7,8, 11, - 14
12,13,15,16,17
,18,19
D Meja 6,15, 7,13 - 1,2,3,4,8,9,10, 14 -
Menggunting 16,17 11,12,18,19
E Meja Kain 5,13, 7,8 - 1,2,3,4,9,10,11 - 14
,12,15,16,17,
18,19
F Kursi - 5,6 13 1,2,3,4,12,15, 8,9,10,11 14
Menggunting 16,17, 18,19
G Meja - 6 1,2,3,4,5,9,10, 7,15,16,17 14
Resepsionis 11,12,13,19 ,18
H1 Kursi Tamu 10 11 3,4 1,2,5,6,8, 12 7,15,16,17 14
,13,19 ,18
H2 Kursi Tamu 9 - 3,4 1,2,5,6,8,11, 7,15,16,17 14
12 ,13,19 ,18
I Kursi - - 9 1,2,3,4,5,6,8, 7 -
Resepsionis 10,12,13,14,15
,16,17,18,19
J Lemari Baju - 13, 1,2,15,16, 3,4,5,6,7,8,9, - 14
Jadi 19 17,18 10,11
K Lemari Kain 6 5,12 1,2,7 3,4,8,9,10,11, 14 -
15,16,17,18,19
L Lemari - - 5,13 1,2,11 - 3,4,6,7,8,9,10,
Sepatu 12,15,16,17,18
,19
M1 Meja Mesin 5,16, 1,2,12 3,4,6,7,11,13 8,9,10 14
Jahit 17,18,
19
M2 Meja Mesin 5,15, 1,2,12 3,4,6,7,11,13 8,9,10 14
Jahit 17,18,
19
M3 Meja Mesin 5,15,16, 1,2,12 3,4,6,7,11,13 8,9,10 14
Jahit 18,19
N Meja Mesin 5,15,16, 1,2,12 3,4,6,7,11,13 8,9,10 14
Obras 17,19
O Meja Setrika 15,16,1 12 1,2 3,4,5,6,7,8,9, - 14
\\
7, 18 10,11,13
e. Activity Relation Diagram (ARD)
Berdasarkan Activity Relation Chart (ARC) yang telah dibuat, maka
dapat dibuatkan Activity Relation Diagram (ARD)-nya sebagai berikut:

A1 A2

C B

H1 H2

E D
G

I
F

K L

M1

M2

M3 Ket :
O N
1:10

Ket:
: Mutlak Penting (A)
: Sangat penting (E)
: Penting (I)
: Biasa (O)
`````` : Tidak Penting (U)
: Tidak Diharapkan (X)
 Alternatif 2
a. Layout Alternatif 2
1) Patung (A1, A2)
Patung A1, A2 tetap berada pada tempat sebelumnya
2) Kursi Tamu Panjang (B)
Kursi tamu panjang B tetap berada pada tempat sebelumnya
3) Meja Tamu (C)
Meja tamu C tetap berada pada tempat sebelumnya
4) Meja Gunting (D)
Meja gunting D tetap berada pada tempat sebelumnya.
5) Meja Kain (E)
Meja kain E tetap berada pada tempat sebelumnya.
6) Kursi Menggunting (F)
Kursi Menggunting F tetap berada pada tempat sebelumnya.
7) Meja Resepsionis (G)
Meja Resepsionis G tetap berada pada tempat sebelumnya
8) Kursi Tamu (H1,H2)
Kursi tamu H1,H2 tetap berada pada tempat sebelumnya.
9) Kursi Resepsionis (I)
Kursi resepsionis I tetap berada pada tempat sebelumnya
10) Lemari Baju Jadi (J)
Lemari baju jadi J berpindah ke kiri depan meja resepsionis, belakang
dari patung A2
11) Lemari Kain (K)
Lemari kain K tetap berada pada tempat sebelumnya
12) Lemari Sepatu (L)
Lemari sepatu L berpindah ke depan meja setrika
13) Meja Mesin Jahit (M1,M2,M3)
Meja mesin jahit M1,M2,M3, berpindah sedikit dari tempat awal.
14) Meja Obras (N)
Meja obras N berpindah sedikit dari tempat awal
15) Meja Setrika (O)
Meja setrika O berpidah sedikit dari tempat awal.
b. Gambar Layout
Adapun layout alternatif 2 untuk Konveksi “Putri Taylor Dan Textile”
dapat dilihat pada gambar dibawah.

A1 A2

J
C B

E D

F
H1 H2

M1
L

M2

O
N M3 Ket :
1:10
c. Activity Relation Chart (ARC)
Berdasarkan layout alternatif 2, maka dapat dinyatakan dalam Activity
Relation Chart (ARC) yaitu:
A1 A
7 O
A2
O 6 O
6 O 6 O
B 6 O 6 O
A
3,5,7 U 6 O 6 O
C O 6 U 6 O 6 O
6 O 6 U 6 O 6 O
D 6 6 U 6 O 6 O
A O
3,5,7 A 6 O 6 A 6 O 6 O
E E 3,5,7 E 6 A 3 A 6 O 6 A
3,7 1,3,7 3 3 U 6 A 3,7 E
E O A
F O 1 O 6 O 3 U 6 A 3,7
E
7 X
6 U 6 O 6 O 6 A 1 A 7 X 6 I
G A 6 U 6 O 6 O 1 A 1 X 6 I 3,5 I
U 6 O 6 1 X 6 O 3,5 I 3,5 I
5,7 A 6 E
H1 A 5,7 A 6 U 6 E 1,3 U 6 O 6 O 3,5 I 3,5 I
5,7 1 U 6 A 6 O 6 O 3,5 I 3,5 I
5,7 E E 6 U
H2 A 7 U 1 E 6 U 6 E 3,5,7 A 6 O 6 O 3,5 I 3,5
1 7 3,5, 7 A 6 O 6 O 3,5
5,7 U 6 U X 6 U E
I 6 U 6 X 6 O 6 U 7 E 3,5,7 O 6 O 6
O
6 6 O 6 O 6 U 7 E 6 O 6
6 O X
J 6 6 O 6 O 6 O 6 X 7 E 6
E O 7
O 6 O 6 O 6 X 6 U
5,7 X 6
K 6 O 6 O 6 O 6 O 6 U 6
X 6
6 E 7 O 6 O 6 O 6 O
L X 3 E 7 O 6 O 6 O 6
6 3 E 7 O 6 U 6
X
M1 A 6 X 3 E 7 E 6
6 X 3 I 3
3,5,7 A
M2 A 3,5,7 A 6 X 7
3,5,7 A 3,5,7 A 6
M3 A 3,5, 7 A 3,5,7
3,5,7 A 3,5, 7
N 3,5,7
A
3,5,7
O

Keterangan Simbol Alasan

A = Mutlak Didekatkan 1 = Aliran Informasi

E = Sangat Penting 2 = Derajat pengawasan

I = Penting 3 = urutan aliran kerja

O = Biasa 4 = aliran material

U = Tidak penting 5 = fungsi saling menunjang

X = Tidak diinginkan untuk 6 = tidak berhubungan

didekatkan 7 = fasilitas saling berhubungan


8 = Safety
d. Worksheet Activity Relation Chart (ARC)
Berikut ini adalah tabel worksheet Activity Relation Chart (ARC)
untuk layout alternatif 2, pada fasilitas Konveksi “Putri Taylor Dan Textile”
Tabel Worksheet Activity Relation Chart (ARC) Layout Alternatif 2
Worksheet Activity Relation Chart (ARC)
Simbol Fasilitas
A E I O U X
A1 Patung 2,12 13 15,16,17, 3,4,5,6,7,8,9 - 14
18,19 , 10,11
A2 Patung 1,12 13 15,16,17, 3,4,5,6,7,8,9 - 14
18,19 , 10,11
B Kursi Tamu 4,9,10,12, 15,16,17, 1,2 5,6,7,8,11 14
Panjang 13 18,19
C Meja Tamu 3,9,10,12, 15,16,17, 1,2,5,6,7,8, 11 14
13 18,19
D Meja 6,7,15,16, 8,13 9,10,11, 1,2,4 3,14 -
Menggunting 17,18,19 12
E Meja Kain 5,7 13,15, 9,10,11, 1,2,4 3,8,14 -
16,17, 12
18,19
F Kursi 5,6 - - 1,2,4,8,17 3,9,10,11, 18
Menggunting 12,13,14,
15,16,19
G Meja 9,10,11 5,6,12, - 1,2,4,7,15, 3,19 14,18
Resepsionis 13 16,17
H1 Kursi Tamu 3,4,8,10 11 - 1,2,5,6,15, 7,12,13 14
16,17,18,19
H2 Kursi Tamu 3,4,8,9,11 - 1,2,5,6,15, 7,12,13 14
16,17,18,19
I Kursi 8,10 9 - 1,2,5,6,12, 3,4,7,19 18
Resepsionis 13,14,15,16,
17
J Lemari Baju 1,2,3,4 8,13,17, 5,6,11,15,16 7,9,10 14
18,19
K Lemari Kain 3,4 1,2,5,6, 19 11,17,18 7,9,10 14
8,12,15,
16
L Lemari - - - 11 5,6,7,19 1,2,3,4,8,
Sepatu 10,12,13,1
5,16,17,18
M1 Meja Mesin 5,16,17,18, 6,13 1,2 3,4,8,9,10,1 7 14
Jahit 19 1, 12
M2 Meja Mesin 5,15,17,18, 6,13 1,2 3,4,8,9,10,1 7 14
Jahit 19 1, 12
M3 Meja Mesin 5,15,16,18, 6,13 1,2 3,4,8,9,10,1 7 14
Jahit 19 1, 12
N Meja Mesin 5,15,16,17, 6,13 1,2 3,4,9,10,11, - 7,8,14
Obras 19 12
O Meja Setrika 5,15,16,17, 6,12 1,2,13 3,4,9,10 7,8,11,14
18
e. Activity Relation Diagram (ARD)
Berdasarkan Activity Relation Chart (ARC) yang telah dibuat, maka
dapat dibuatkan Activity Relation Diagram (ARD)-nya sebagai berikut:

A2 A2

J
C B

E D

F
H1 H2

M1

M2

O
N M3 Ket :
1:10

Ket:
: Mutlak Penting (A)
: Sangat penting (E)
: Penting (I)
: Biasa (O)
`````` : Tidak Penting (U)
: Tidak Diharapkan (X)
 Alternatif 3
a. Layout Alternatif 3
1) Patung (A1, A2)
Patung A1, A2 tetap berada pada tempat sebelumnya
2) Kursi Tamu Panjang (B)
Kursi tamu panjang B tetap berada pada tempat sebelumnya
3) Meja Tamu (C)
Meja tamu C tetap berada pada tempat sebelumnya
4) Meja Gunting (D)
Meja gunting D tetap berada pada tempat sebelumnya.
5) Meja Kain (E)
Meja kain E tetap berada pada tempat sebelumnya.
6) Kursi Menggunting (F)
Kursi Menggunting F tetap berada pada tempat sebelumnya.
7) Meja Resepsionis (G)
Meja Resepsionis G tetap berada pada tempat sebelumnya
8) Kursi Tamu (H1,H2)
Kursi tamu H1,H2 tetap berada pada tempat sebelumnya.
9) Kursi Resepsionis (I)
Kursi resepsionis I tetap berada pada tempat sebelumnya
10) Lemari Baju Jadi (J)
Lemari baju jadi J berpindah ke kiri depan meja resepsionis, belakang
dari patung A2
11) Lemari Kain (K)
Lemari kain K tetap berada pada tempat sebelumnya
12) Lemari Sepatu (L)
Lemari sepatu L berpindah ke depan meja setrika
13) Meja Mesin Jahit (M1,M2,M3)
Meja mesin jahit M1,M2,M3, berpindah sedikit dari tempat awal.
14) Meja Obras (N)
Meja obras N berpindah sedikit dari tempat awal
15) Meja Setrika (O)
Meja setrika O berpidah sedikit dari tempat awal.
b. Gambar Layout
Adapun layout alternatif 3 untuk Konveksi “Putri Taylor Dan Textile”
dapat dilihat pada gambar dibawah.

A1 A2

C B

E D

F
H1 H2

L
M1

M2

O
N M3 Ket :
1:10
c. Activity Relation Chart (ARC)
Berdasarkan layout alternatif 2, maka dapat dinyatakan dalam Activity
Relation Chart (ARC) yaitu:
A1 A
7 O
A2
O 6 O
6 O 6 O
B 6 O 6 O
A
3,5,7 U 6 O 6 O
C O 6 U 6 O 6 O
6 O 6 U 6 O 6 O
D 6 6 U 6 O 6 O
A O
3,5,7 A 6 O 6 A 6 O 6 O
E E 3,5,7 E 6 A 3 A 6 O 6 A
3,7 1,3,7 3 3 U 6 A 3,7 E
E O A
F O 1 O 6 O 3 U 6 A 3,7
E
7 X
6 U 6 O 6 O 6 A 1 A 7 X 6 I
G A 6 U 6 O 6 O 1 A 1 X 6 I 3,5 I
U 6 O 6 1 X 6 O 3,5 I 3,5 I
5,7 A 6 E
H1 A 5,7 A 6 U 6 E 1,3 U 6 O 6 O 3,5 I 3,5 I
5,7 1 U 6 A 6 O 6 O 3,5 I 3,5 I
5,7 E E 6 U
H2 A 7 U 1 E 6 U 6 E 3,5, 7 A 6 O 6 O 3,5 I 3,5
1 7 3,5,7 A 6 O 6 O 3,5
5,7 U 6 U X 6 U E
I 6 U 6 X 6 O 6 U 7 E 3,5,7 O 6 O 6
O
6 6 O 6 O 6 U 7 E 6 O 6
6 O X
J 6 6 O 6 O 6 O 6 X 7 E 6
A O
O 6 X 6 U 7
1,5,7 X 6 O 6 O 6
K 6 O 6 O 6 O 6 O 6 U 6
X 6
6 E 7 O 6 O 6 O 6 O
L X 3 E 7 O 6 O 6 O 6
6 3 E 7 O 6 U 6
X
M1 A 6 X 3 E 7 E 6
6 X 3 I 3
3,5, 7 A
M2 A 3,5,7 A 6 X 7
3,5,7 A 3,5,7 A 6
M3 A 3,5,7 A 3,5,7
3,5,7 A 3,5,7
N 3,5,7
A
3,5,7
O

Keterangan Simbol Alasan


A = Mutlak Didekatkan 1 = Aliran Informasi
E = Sangat Penting 2 = Derajat pengawasan
I = Penting 3 = urutan aliran kerja
O = Biasa 4 = aliran material
U = Tidak penting 5 = fungsi saling menunjang
X = Tidak diinginkan untuk 6 = tidak berhubungan
didekatkan 7 = fasilitas saling berhubungan
8 = Safety
d. Worksheet Activity Relation Chart (ARC)
Berikut ini adalah tabel worksheet Activity Relati on Chart (ARC) pada
fasilitas Konveksi “Putri Taylor Dan Textile”.
Tabel Worksheet Activity Relation Chart (ARC) Layout Alternatif 2
Worksheet Activity Relation Chart (ARC)
Simbol Fasilitas
A E I O U X
A1 Patung 2,12 13 15,16,17, 3,4,5,6,7,8,9 - 14
18,19 , 10,11
A2 Patung 1,12 13 15,16,17, 3,4,5,6,7,8,9 - 14
18,19 , 10,11
B Kursi Tamu 4,9,10,12, 15,16,17, 1,2 5,6,7,8,11 14
Panjang 13 18,19
C Meja Tamu 3,9,10,12, 15,16,17, 1,2,5,6,7,8, 11 14
13 18,19
D Meja 6,7,15,16, 8,13 9,10,11, 1,2,4 3,14 -
Menggunting 17,18,19 12
E Meja Kain 5,7 13,15, 9,10,11, 1,2,4 3,8,14 -
16,17, 12
18,19
F Kursi 5,6 - - 1,2,4,8,17 3,9,10,11, 18
Menggunting 12,13,14,
15,16,19
G Meja 9,10,11 5,6,12, - 1,2,4,7,15, 3,19 14,18
Resepsionis 13 16,17
H1 Kursi Tamu 3,4,8,10 11 - 1,2,5,6,15, 7,12,13 14
16,17,18,19
H2 Kursi Tamu 3,4,8,9,11 - 1,2,5,6,15, 7,12,13 14
16,17,18,19
I Kursi 8,10 9 - 1,2,5,6,12, 3,4,7,19 18
Resepsionis 13,14,15,16,
17
J Lemari Baju 1,2,3,4 8,17,18, 5,6,11,15,16 7,9,10 14
,13 19
K Lemari Kain 3,4,12 1,2,5,6, 19 11,17,18 7,9,10 14
8,15,16
L Lemari - - - 11 5,6,7,19 1,2,3,4,8,
Sepatu 10,12,13,1
5,16,17,18
M1 Meja Mesin 5,16,17,18, 6,13 1,2 3,4,8,9,10,1 7 14
Jahit 19 1, 12
M2 Meja Mesin 5,15,17,18, 6,13 1,2 3,4,8,9,10,1 7 14
Jahit 19 1, 12
M3 Meja Mesin 5,15,16,18, 6,13 1,2 3,4,8,9,10,1 7 14
Jahit 19 1, 12
N Meja Mesin 5,15,16,17, 6,13 1,2 3,4,9,10,11, - 7,8,14
Obras 19 12
O Meja Setrika 5,15,16,17, 6,12 1,2,13 3,4,9,10 7,8,11,14
18
e. Activity Relation Diagram (ARD)
Berdasarkan Activity Relation Chart (ARC) yang telah dibuat, maka
dapat dibuatkan Activity Relation Diagram (ARD)-nya sebagai berikut:

A1 A2

C B

E D

F
H1 H2

M1

M2

O
N M3 Ket :
1:10

Ket:
: Mutlak Penting (A)
: Sangat penting (E)
: Penting (I)
: Biasa (O)
`````` : Tidak Penting (U)
: Tidak Diharapkan (X)

Anda mungkin juga menyukai