PENDAHULUAN
Page | 1
1.2 Tujuan Penulisan
A. Meningkatkan Hard Skill dan Soft Skill mahasiswa Politeknik Gajah
Tunggal.
B. Memperkenalkan dunia kerja pada mahasiswa.
C. Agar mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara dunia kerja dan
dunia pendidikan.
D. Sebagai awal pengalaman kerja bagi Mahasiswa.
E. Mampu menggunakan dan memanfaatkan pengalaman yang didapat
untuk bekerja ketika lulus dari Politeknik Gajah Tunggal.
F. Sebagai media untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik antara
Politeknik Gajah Tunggal dan PT Gajah Tunggal, Tbk.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Mahasiswa
Page | 2
maupun keluar negeri. Pada magang ini penulis berkesempatan untuk
mengobservasi kegiatan produksi yang ada di Plant B, C, H dan I. Plant B, H
dan I memproduksi ban sepeda motor dengan 2 produk yaitu IRC dan
ZENEOS, Plant tersebut memproduksi ban dalam dan ban luar, untuk ban
luar terbagi 2 jenis yakni tube type dan tubeless. Sedangkan Plant C
memproduksi ban dalam (tube) untuk mobil. Penulis berkesempatan untuk
mengobeservasi job desc dari departemen pada Plant B, C, H dan I yaitu
Departemen Produksi Plant B dan I.
Page | 3
1. 1972, Technical Cooperation dengan IRC, Japan. Agar
dapat mempelajari teknologi ban (tire) terutama dalam hal
desain, proses dan lain-lain. PT Gajah Tunggal, Tbk
mengembangkan produksi ban sepeda motor dan scooter.
Page | 4
7. Melakukan Confidential Agreement dengan Smithers
Scientific Inc, USA untuk mengetahui informasi teknologi
ban dan referensi terbaru sesuai dengan perkembangan
jaman.
B. Plant
1. Plant B
Page | 5
2. Plant C
3. Plant H
4. Plant I
Terlampir
a. Mesin Extruder
Page | 6
d. Mesin Building
e. Mesin Curing
Page | 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian
penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran
yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda
dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan
tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.
Page | 8
Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama
perusahaan karet terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear tire.
Goodyear Tire and Rubber company yang didirikan oleh Frank
Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber Company mulai
berdiri pada tahun 1898 ketika Frank Seiberling membeli pabrik pertama
perusahaan ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah
seorang iparnya.[2]
Pada tahun 1845 Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada
waktu itu disebut ban hidup alias ban berongga udara. Sehingga Thomson
dan Dunlop disebut Bapak Ban. Dengan perkembangan teknologi Charles
Kingston Welch menemukan ban dalam, sementara William Erskine
Bartlett menemukan ban luar.[3]
2.3. Macam-Macam Ban
Ban memiliki dua jenis, dan setiap jenis ban tersebut memiliki perbedaan
pada tiap tiap jenis ban tersebut, berikut adalah jenis jenis ban yang
terdapat di pasaran :
A. Ban Tubeless
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban
dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Ban tubeless
adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban
pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus
menerus dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka
dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk menutup dengan flensa
dari velg roda logam.[4]
B. Ban Tube Type
Ban tube type adalah ban yang memiliki ban dalam (tube). Jenis ban
ini terdapat hampir disemua jenis motor. Keunggulan dari jenis ban ini
antara lain. Harga ban lebih murah ketimbang ban tubeless, biaya tambal
lebih murah ketimbang ban tubeless, dan bisa memakai velg jenis apa
saja asalkan masih velg motor. Tetapi kelemahan dari jenis ban ini antara
Page | 9
lain, bila tertancap paku ban akan langsung pecah, tidak dapat
menggunakan gas Nitrogen, bila dalam sobek harus beli baru.[5]
Page | 10
D. Bead
Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan
berfungsi seperti angkur yang melekat pada velg.
Page | 11
6. Carcas
Carcas adalah dasar pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban
yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
7. Sidewall
Sidewall adalah sisi samping kiri dan kanan ban. Berfungsi sebagai
penopang dan sebagai peredam goncangan.
8. Bead
Bead adalah sekumpulan kawat yang disisun atau disatukan dan
diselimuti yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada
velg.
9. Rimline
Rimline adalah garis yang menandakan posisi bibir velg. Dapat juga
dipakai sebagai pedoman lurusnya ban mendekap velg.
Plant Head
Department
Department PPC Department QC
Technical
Page | 12
1. Plant Head memiliki fungsi sebagai bagian dari top managers
perusahaan yang bertanggung jawab atas berbagai keputusan
organisasi dan membuat rencana-rencana serta tujuan yang
berdampak pada kemajuan perusahaan. Selain itu juga untuk
mengkoordinasi semua department head.
Page | 13
7. Departemen Production Planning Control (PPC)
Departemen PPC bertugas menjaga level stock inventory
sesuai kebutuhan, mengkalkulasi kebutuhan sarana dalam
pengembangan kapasitas regular sesuai kebutuhan serta
bertanggungjawab terhadap kebutuhan bahan baku, dan membuat
perencanaan produksi dari jumlah produksi. PPC juga bertugas
membuat Sales forecast tahunan, 6 bulanan, kwartal. Dari Sales
forecast itu PPC juga menghitung jumlah kapasitas produksi dan
menyesuaikan dengan Sales Order, apabila permintaan dari
customer tidak terpenuhi maka PPC wajib mencari solusi supaya
permintaan dari customer dapat terpenuhi, salah satunya yaitu
dengan melakukan order mesin susuai dengan permintaan
customer, sebelum melakukan order PPC harus membuat CAPEX
di setiap tahun untuk menghitung jumlah order yang akan diminta,
permintaan order tersebut diantaranya yaitu : Mold, mesin,
maupun material yang akan digunakan dalam setahun.
Tugas lain dari PPC salah satunya yaitu dengan
menganalisa 4M, yaitu machine, man, material, and method. Dari
4M tersebut apabila ada salah satu proses dari produksi terhenti
atau teidak tercapai sesuai dengan schedule PPC, maka pihak PPC
melakukan analisa dari manakah yang menyebabkan terhentinya
atau tidak tercapainya produksi, setelah itu PPC mencari solusi
dari analisa 4M itu dengan memecahkan masalah dari akar
masalah yang telah ditemukan.
PPC juga melakukan release produk dengan membuat
status pada program oracle. Yang kemudian pihak dari gudang
melakukan pengiriman barang dengan ekspedisi. Namun status
release itu dapat dibuat dengan melakukan pertemuan antara pihak
Sales, PPC, dan Finance, apabila sudah dilakukan pertemuan
tersebut dan mencapai hal yang diinginkan maka barang tersebut
siap dikirim
Page | 14
8. Departemen QC
Departemen Quality Control merupakan suatu department yang
bertanggung jawab terhadap kualitas produk sebelum, pada saat,
dan setelah proses produksi. Hal ini dilakukan agar produk yang
dihasilkan benar-benar sesuai dengan standar atau spec yang telah
ditentukan. Kegiatan pengendalian kualitas ini sendiri dilakukan
oleh petugas yang disebut sebagai inspector yang bertanggunga
jawab terhadap bagiannya masing-masing sehingga dalam
melaksanakan kegiatan pengecekan kualitas lebih optimal. Selain
itu, dalam perkembangannya plant B dari pihak department quality
control menerapkan system self QC atauoperator sebagai QC yaitu
suatu system pengendalian mutu yang secara langsung melibatkan
operator produksi, karena mutu suatu produk sangat tergantung
terhadap proses produksinya dan yang mengerti benar secara detail
proses tersebut ialah operator maka dengan kondisi kerja yang ada
operator dilibatkan untuk melakukan pengecekan terhadap produk
yang dihasilkan dari proses yang dia lakukan jadi operator dapat
lebih menjaga kinerja maupun penanganan proses terhadap produk
tersebut.
9. Departemen Produksi
Departemen produksi bertugas menjalankan proses
produksi, bertanggung jawab terhadap kuantitas dan kualitas
produksi serta pelaksanaan dan pengawasan system produksi.
Dalam proses produksi pembuatan ban ada beberapa proses
umum yang dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir yang
diharapakan. Pembagian department dilakukan berdasarkan
proses - proses yang ada disetiap department untuk memudahkan
proses lanjut ke departemen lainnya. Proses itu antara lain adalah:
topping calendar department, bias cutting department, tread
extruding department, bead grommet department, building
department, curing department, final inspection department.
Page | 15
2.8 Produk Yang Dihasilkan Plant B. H. I
Plant B. H. I memroduksi ban motor tubeless maupun tube type
dengan jenis ban biasa dipakai sehari hari. Berikut adalah total kapasitas
produksi plant B. H. I perharinya.
Total Kapasitas
NO Jenis Ban Produksi
1 MC IRC Plant B 26404
2 MC IRC Plant H 17352
3 MC Tubetype IRC Plant I 15976
4 MC Tubeless IRC Plant I 12522
5 MC Tubeless Zeneos Plant I 2271
6 MC Tubeless Zeneos HBT Plant I 2652
(Tabel 2.1. Total Kapasistas Produksi)
Page | 16
1. Ban Burry Mixing Department
Bagian ini bertanggung jawab atas proses awal dari semua
proses yang diperlukan untuk pembuatan ban. Semua material yang
dibutuhkan dicampur ke dalam mesin Ban Burry. Jenis material yang
digunakan untuk proses pencampuran ini antara lain:
a. Polimer: sebagai bahan baku utama pembuatan compound
yang terdiri dari karet yang mempunyai sifat elastis dan plastis.
b. Carbon Black: untuk memperkuat ikatan atom-atom di dalam
polimer.
c. Softener: untuk melunakan compound pada waktu proses
pembuatan dan untukmendapatkan karakteristik compound
yang sesuai (biasanya berupa oli).
d. Filler: untuk memperkuat ikatan atom penyusun karet dan
sebagai pengisi agar pori-pori bahan menjadi kecil.
e. Acelerator: untuk mempercepat proses pemasakan.
f. Activator: sebagai pengaktif ikatan kimia material penyusun
compound.
g. Antioksidant: untuk melindungi compound dari pengaruh udara,
ozon, cuaca, hujan,panas, dynamic fatique, dan crack.
h. Curing Agent: untuk mempercepat proses pematangan
compound.
i. Retarder: untuk pengaman compound agar tidak terbakar selama
proses mixing.
Tahapan proses pembentukan compound (proses mixing):
Page | 17
mixer lalu terbentuk MR yang merupakan bahan dasar compound BO
(Belum Obat).
2. Proses pembuatan compound BO (Belum Obat)
Proses ini disebut juga Non-productive Compound (NP). Dalam
proses ini bahan baku yang diolah adalah Rubber, oli, carbon black,
activator, antioxide dipanaskan selama 6 menit dengan suhu antara
(150 - 165)C.
3. Proses Pembuatan BO menjadi SO (Sudah Obat)
Proses ini disebut juga Productive Compound (PRO). Pada proses ini
compound BO dicampur dengan bahan kimia, seperti; accelerator,
sulphur, retarder yang dipanaskan selama 1-1,5 menit dengan suhu
antara (90-110)C. Compound yang dihasilkan selanjutnya diberi
identitas berupa kode huruf dan angka sesuai dengan jenis dan
penggunaannya untuk memudahkan proses selanjutnya.
Page | 18
beberapa faktor yang dapat dikategorikan sebagai faktor penting
pada internal mixer, yaitu volum bersih, putaran mesin dan rasio
friksi, tekanan ram, daya motor, dan efek pendingin. Bagian-
bagian besar dari mixer: motor, reducer gear box, casing dan
rotor, dust stop ring, drop door, side bearing dan floating
weight. Terdapat juga conveyor feeding yang berfungsi sebagai
pembawa material menuju mixer.
2. Under Roll Mill (Open Mill)
Pada prinsipnya cara kerja mesin ini sama dengan mixer yaitu
material digiling (milled) diantara 2 buah roll yang berputar
berlawanan arah. Perbedaannya dengan mixer adalah material
digiling di ruang terbuka (open milled). Bagian-bagian besar dari
open milled antara lain: motor, reduction gear box, roll mill,
dan sistem pendingin.
3. Batch Off Solution
Mesin ini berfungsi untuk mendinginkan compound yang keluar
dari open mill. Bagian-bagian besar dari mesin ini antara lain:
conveyor, bak pendingin, rak pendingin (cooling rack), roll dan
sebagai penggerak adalah motor.
4. Rheometer
Mesin ini berfungsi untuk mengetes jenis compound tertentu seperti
T30, T95, ML, MH. Sehingga dapat diketahui sifat fisik dari
compound tersebut apakah memenuhi syarat atau tidak.
Page | 19
diinginkan) selama 5 menit. Setelah compound homogen, compound
didorong oleh screw melalui sebuah die yang memiliki bentuk sesuai
dengan bentuk tread yang diinginkan. Lalu tread diberi tanda
(marking) yang kemudian didinginkan dengan air pada cooling
conveyor. Proses berikutnya adalah pemotongan tread sesuai dengan
ketentuan yang selanjutnya ujung tread diberi cement kemudian
ditempatkan pada pantruck untuk proses selanjutnya (building).
Page | 20
3. Flipper ing
Proses pembungkusan bead dengan treatment yang dipotong
dengan lebar tertentu untuk menguatkan bead agar tidak pecah
dan menguatkan posisi apex pada bead.
4. Topping Calendaring Department
Merupakan suatu proses pembuatan treatment dengan cara
pelapisan nylon cord pada kedua belah sisi atas dan bawah dengan
compound dari ban burry melalui celah 2 buah roll. Pada topping
calendaring terdiri dari 2 proses, yaitu:
a. Open mill
Auto feeder yang terletak pada tambahan pisau potong panas
(Blade Heater) yang terletak diatas roll untuk memotong
compound sebelum digiling. Arah putaran kedua buah roll
berputar secara berlawanan sehingga compound bergerak maju ke
depan.
b. Topping Calendaring
Terjadi proses pembuatan carcas yaitu lapisan dalam ban.
Setelah compound mengalami warming up pada open mill lalu
dimasukkan secara teratur di antara celah-celah roll yang berputar
dengan kecepatan tertentu. Roll-roll ini akan menekan compound
menjadi lembaran tipis dengan ketebalan yang merata dengan
permukaan yang licin. Tire cord yang sebelumnya telah
dipanaskan pada drying drum bersama dengan lapisan tipis
compound akan masuk ke celah roll. Proses pelapisan kedua
belah sisi terjadi ketika bahan itu melewati celah roll.
5. Bias Cutting Department
Proses bias cutting adalah proses pemotongan treatment dari
proses calendaring secara diagonal dengan sudut tertentu menjadi
lembaran yang disebut ply dengan lebar sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan. Proses pemotongannya membentuk sudut 60. Ply
yang telah dipotong dengan lebar dan sudut tertentu disambung
Page | 21
ujungnya dengan ujungply berikutnya menjadi lembaran, kemudian
digulung dengan linner.
6. Inner Linner
Proses inner linner adalah proses pembuatan inner yang terdiri
dari 2 compound yang di masukkan ke open mild yang berbeda
kemudian masukkan ke mesin extruder. Selanjutnya adalah proses
calendering yaitu menyatukan compound dan dikeluarkan. Proses
selanjutnya adalah cooling yaitu mendinginkan Inner ini pada drum
cooler dan setelah itu proses winding pada linner. Inner linner ini
adalah bagian yang nantinya menjadi pengganti ban dalam pada ban
tubeless.
7. Building Department
Proses building adalah proses pembentukan bagian-bagian
ban, yaitu: bead, ply, dan tread. Hasil dari proses building adalah ban
setengah jadi (green tire).
Page | 22
4. Pemasangan bead pada kedua sisinya kemudian turn up
dan pemberian cairan SBP.
5. Pemasangan tread yang kemudian akan menjadi Green
Tire.
8. Curing Department
Proses curing merupakan proses pemasakan green tire menjadi
ban jadi. Proses ini berlangsung di dalam cetakan/mold. Sebelum
proses curing green tire akan mengalami proses, yaitu:
1. Green tire Out Side Painting (GOP/PCP), yaitu penyemprotan
lapisan luar green tire agar membuat bagian luar ban licin untuk
menghindari cacat baret atau agar tidak menempel pada mold pada
saat curing berlangsung.
2. Green tire Inside Painting (GIP), yaitu proses penyemprotan
silicon pada bagian green tire untuk mencegah melekatnya green
tire dengan bladder saat proses curing berlangsung.
3. Venting, yaitu proses penusukkan green tire untuk mencegah
terjadinya udara terjebak di dalam tire.
Selama proses curing, green tire dimasak dengan panas
yang berasal dari uap atau steam dan berlangsung dalam waktu
yang telah ditentukan. Setelah curing, selesai ban mengalami
proses PCI (Post Cure Inflation), yaitu pendinginan ban dengan
memberikan tekanan agar ban tidak mengalami perubahan bentuk.
9. Finishing Department
Pada akhir dari pembuatan ban adalah proses finishing yang terdiri dari
beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Trimming, yaitu proses pemotongan rambut-rambut pada ban.
2. Checking, yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada ban yang telah
diproduksi secara visual untuk mengetahui cacat yang ada pada
produk yang disebabkan oleh proses produksi yang tidak
sempurna
Page | 23
3. Static Balance yaitu pemeriksaan titik terendah pada ban yang
nantinya akan dipasang pada valve.
4. Dynamic Balance, yaitu pemeriksaan keseimbangan bila ban
dipasang pada mobil yang sedang berjalan.
5. Uniformiy Test, yaitu proses untuk mengetahui keseragaman
struktur lapisan-lapisan penyusun ban.
Selanjutnya ban akan ditentukan statusnya oleh Departemen
Quality Control yang bertanggung jawab di bagian final inspection.
Page | 24
BAB III
METODOLOGI
3.1. Pelaksanaan
Bagian ini berisi tabel jadwal pelaksanaan magang dari tanggal 11
Januari 2016 sampai dengan 5 Februari 2016 beserta penjelasannya di setiap
kegiatan magang.
Berikut ini adalah daftar kegiatan magang di Departemen Produksi PT
Gajah Tunggal Tbk.
AREA HARI /
NO MATERI
MAGANG TANGGAL
1 Politeknik Gajah Senin, 11 Januari Pengenalan
Tunggal s/d Selasa, 12 Departemen IE,
Januari 2016 Dept. QA, Dept.
R&D, dan dept.
Logistic.
Pengenalan
Departemen
HSE, dept.
Coasting, dept.
Personalia, dan
dept. EDP
1 Plant B, H, I Rabu, 13 Januari Penjelasan
s/d Senin, 18 umum tentang
Januari 2016 produksi ban
motor
Penjelasan
tentang K3L
Pengenalan
Dept. PPC Plant
Page | 25
B
Pengenalan
Dept. Technical
plant B
Pengenalan
Dept. QC & FI
Plant B
Pengenalan
masing masing
proses tyre Plant
B
2. Plant C Selasa, 19 Januari Penjelasan
2016 materi tentang
K3L
Pengenalan
Dept. PPC Plant
C
Pengenalan
Dept. Technical
Plant C
Pengenalan
Dept. QC plant
C
Pengenalan
masing masing
proses produksi
tube Plant C
3. Plant D Rabu, 20 Januari Pengenalan
s/d Senin, 25 proses produksi
Februari 2016 ban Radial
Page | 26
TPM &
Losstime System
Pengenalan 5R
Pengarahan &
penjelasan
materi K3L
(Safety &
lingkungan)
Pengenalan PPC
Plant D
Pengenalan
Dept. Technical
Plant D
Pengenalan
proses
Inspection Plant
D
Pengenalan
masing masing
proses produksi
Plant D
4. Plant E & Selasa, 26 Februari Penjelasan materi
Mixing s/d Jumat, 29 tentang K3L
Januari 2016 Pengenalan Dept.
PPC Mixing
Pengenalan Dept.
Technical Mixing
Pengenalan Dept.
Inspection Mixing
Pengenalan Dept.
Page | 27
Produksi Mixing
BO & SO
Pengenalan
produksi flap Plant
E
5. Plant A Senin, 01 Februari Pengenalan
s/d Kamis, 04 Departement PPC
Februari 2016 Plant A
Pengenalan
Departement
Technical Plant A
Pengenalan proses
topping
calendering
Pengenalan proses
Bias Cutting &
Squeegee
Pengenalan proses
Tread Extruding
Pengenalan proses
Bead Grommet
Pengenalan proses
Building LT & TB
Pengenalan proses
Curing
Review
Page | 28
3.2.Hasil Pengumpulan & Pengolahan Data
1. Plant B
Hari :Rabu,
Hari :Kamis
Hari : Jumat
Page | 29
carian silicon agar Green Tire tidak lengketdengan cetakan ban saat
dimasak. Proses curing itu sendiri berlangsung kurang lebih 10 menit,
tergantung spesifikasi ban yang dimasak. Setelah ban dimasak
dialnjutkan ke mesin PCI , mesin ini berfungsi untuk mengembangkan
ban agar sesuai dengan ukuran velg yang sudah dibuat.
Hari : Senin
2. Plant C
Hari : Selasa
Page | 30
3. Plant D
Hari : Rabu
Hari : Kamis
Page | 31
dahulu sebelum diproduksi massal. Jam berikutnya yaitu pukul 09.30-
11.00 membahas tentang Final inspection bersama bpk. Sudrajat.
Hari : Jumat
Hari :Senin
Page | 32
Kemudian, mahasiswa kembali untuk mengikuti review yang
dilaksanakan di ruang savero plant D bersama bpk. Rinno.
Hari : Rabu
Tanggal 27 Januari 2016
Pada tanggal 27 Januari 2016 mahasiswa mengikuti kegiatan hari
kedua di Plant Mixing. Pada pukul 08.00 s/d 11.00 WIB. Kegiatan
dimulai dengan Pengenalan materi MPH bersama Bpk. Armi Eko
Prabowo. Pukul 10.00 14.00 dilanjutkan dengan materi PPC yang
disampaikan oleh Bpk. Ridwan. Kemudian pukul 14.00-17.00
dilanjutkan dengan materi Technical oleh Bpk. Ghufron.
Hari : Kamis
Tanggal 28 Januari 2016
Pada tanggal 28 Januari 2016 mahasiswa mengikuti kegiatan hari
ketiga namun kegiatan ini dilakukan di Plant M. Pada pukul 08.00 -
10.00 Kegiatan dimulai dengan Pengenalan materi mengenai proses
produksi yang ada di plant M..
Pada pukul 10.00 - 14.00 dilanjutkan materi PI yang disampaikan
oleh Bpk. Aris. Kemudian, pada pukul 14.00 s/d 17.00 Kegiatan
dilanjut dengan ke Plant E dan materi pengenalan Departement
Page | 33
Produksi Plant E yang disampaikan oleh Bpk. Suratno. Kegiatan ini
membahas tentang produk apa saja yang dihasilkan oleh Plant E,
fungsi produk tersebut, fungsi Flap sebagai produk utama Plant E,
Flow proses pembuatan Flap, dan karakteristik Flap.
Hari : Jumat
Tanggal 29 Januari 2016
Pada tanggal 29 Januari 2016 mahasiswa mengikuti kegiatan hari
terakhir di Plant E. Pada pukul 08.00 s/d 11.00, kegiatan diisi dengan
mereview semua kegiatan yang telah dilakukan selama proses
pengenalan dari berbagai departement yang ada di Plant E bersama
dengan Bpk.Karwita
Pada pukul 12.300 s/d 14.45, Kegiatan dilanjutkan dengan Plant
Tour MCA. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pemahaman
mengenai proses Mixing karena dapat langsung melihat mesin-mesin
dan material penghasil compound di Plant A bersama dengan Bpk.
Hermawan. Terakhir, Pukul 14.45-17.00 dilanjutkan dengan review
materi selama di Plant M&E bersama dengan Bpk. Rudi.
5. Plant A
Hari : Senin
Page | 34
Hari : Selasa
Tanggal : 02 Februari 2016
Kegiatan 1 : Bias Cutting dan Squeegee
Mentor : Bapak Hudi Jumono
Mahasiswa mengikuti kegiatan materi mengenai proses bias
cutting yang dimana inputnya berupa treatment yang kemudian
diprosesnya di potong dengan sudut tertentu sesuai spec dan hasilnya
adalah ply/. Setelah itu mahasiswa dijelaskan mengenai proses
pelapisan ply / breaker menggunakan compound dengan berdasarkan
pada spec.
Kegiatan 2 : Extruder dan Bead Grommet
Mentor : Bapak Fajrin MA
Mahasiswa dijelaskan mengenai proses extruder yang ada di plant
A. Input yang digunakan berupa compound. pada proses extruder di
plant A ini tread dapat disambung langsung dengan sidewall dalam
satu proses tergantung permintaan spec. Hasil dari proses extruder ini
yaitu Tread, Apex, Extruding Piggy Back.
Setelah itu seharusnya pengenalan mengenai proses bead grommet
akan tetapi di tunda dan digantikan dengan pemberian motivasi dari
plant Head Produksi Plant A.
Hari : Rabu
Tanggal : 03 Februari 2016
Kegiatan 1 : Toping Calender
Mentor : Bapak Sugeng Riyanto
Mahasiswa dijelaskan mengenai proses pembuatan treatment yang
ada di Plant A. Mahasiswa dikenalkan satu per satu mengenai fungsi
dan cara kerja setiap komponen pembentuk treatment. Mulai dari Let
Off sampai ke wind up. Berikutnya adalah sesi tanya jawab yang
dilakukan oleh mahasiswa dan mentor mengenai kendala dan defect
yang terjadi di proses produksi treatment. Setelah itu mahasiswa
dikenalkan secara langsung cara kerja mesin toping calender.
Page | 35
Kegiatan 2 : Building LT dan Building TB
Mentor : Bapak Mayu Biru
ATC adalah proses pemasakan green tyre setelah proses AGT. Ada
dua tipe mesin curing, yang pertama Platen yang memiliki 6 langkah
pemasakan, dan Dome yang memiliki 10 langkah pemasakan dengan
waktu yang sama. Setelah menjadi tyre proses selanjutnya adalah PCI.
Page | 36
AMC adalah proses pembersihan mold menggunakan beadglass
yang kemudian disemprotkan ke dalam mold hingga sisa tyre yang
menempel mengelupas.
ATR adalah proses merepair ban yang defect dengan dua cara yaitu
repair ringan, repair sedang dan repair berat.
Hari : Kamis
Tanggal : 04 Februari 2016
Kegiatan 1 : Technical
Mentor : Bapak Ngatman
Page | 37
BAB IV
Page | 38
2.3.Flipper ing
Proses pembungkusan bead dengan treatment yang dipotong
dengan lebar tertentu untuk menguatkan bead agar tidak pecah dan
menguatkan posisi apex pada bead.
4.2. Pengenalan Mesin Bead Grommet
Festoner
Former Extruder
Stand Die
Cleaning
1. Let Off
Tempat meletakkan kawat Baja.
2. Cleaning
Untuk Membersihkan Kawat baja dari kotoran debu, karat yang
dapat menimbulkan terjadinya defect.
3. Heater
Untuk memanaskan kawat agar mudah disambungkan dengan
compound
4. Stand Die
Untuk mencetak hasil penggabungan dari compound dengan
kawat
Page | 39
5. Extruder
Untuk mencampur dan memanasi compound SO sebelum
digabungkan dengan kawat.
6. Cooling Drum
Untuk mendinginkan bead wire yang sudah dicetak
7. Festoner
Alat untuk menyeimbangkan.
8. Bending Roll
Untuk meluruskan bead wire supaya tidak bengkok
9. Former
Untuk membentuk bead wire menjadi bead former
10. Stocker
untuk menampung bead former yang sudah jadi.
Page | 40
4.3. Flow Chart Proses Bead Grommet
Compund Wire
Receiving
Material WIP
Air Pressure
Solution
Wire
Lap Woll
Cleaning
Heating
Baffle
Bead Cooling
Dipping in bead
Compound
Release
agent
Pull Roll
Compound
(OES)
Feston
Water
Bending Roller
Bead Winding
Pushing Roll
Cutter
Bead Scrap Blacu
Cement
4OS
Cutting
Bead Wrapping
Bead Stocker Bead Reforming
Tape
Apex Assembly
Apex
Page | 41
4.4. Proses Produksi Bead Wire
Langkah langkah dalam membuat bead wire seperti berikut ini :
1. Prepare Material
1.1. Persiapkan kawat High Carbon Steel dengan diameter 0,95 mm.
1.2. Persiapkan Compound SO yang sudah disliter kemudian
masukkan compound SO tadi ke dalam Hopper Extruder.
2. Check Tag Wire
Pengecekan Wire
3. Let Off
Masukkan kawat tadi pada Let Off sebelum memulai proses
pembuatan Bead Wire. Banyaknya kawat ini tergantung dari spec yang
akan dibuat.
4. Mengoperasikan mesin
Langkah selanjutnya adalah mengoperasikan mesin dengan menekan
tombol power on pada panel.
5. Setelah mesin bead grommet menyala maka kawat yang sudah
dimasukkan di Let Off akan berjalan.
6. Cleaning wire
Pasang wire pada alur roll sesuai kebutuhan kemudian tempatkan pada
lap woll sebagai pembersih dari kotoran. Buka kran tank solution
sesuai kebutuhan pada wire cleaning. Supply wire ke heater
7. Heater
Bertujuan untuk memanaskan lapisan luar kawat baja yang berfungsi
sebagai perekat agar compound dan kawat menempel lebih baik pada
waktu dilakukan forming.
8. Extruder compound
Tahap ini yaitu memanaskan dan melebutkan compound yang sudah
dislitter tadi agar lebih mudah menempel dengan kawat. Compound
over flow yang keluar dari head extruder dipakai kembali setelah
melalui dipping in bead compound release agent. Extruder
dioperasikan setelah set up die dan buffle pada head selesai.
Page | 42
9. Stand Die
Proses penggabungan kawat panas dengan compund sehingga menjadi
kawat yang berlapis compund. Sisa dari compound tadi akan di
dinginkan dan dijadikan compound OES sebagai campuran compound
SO.
10. Cooling Drum
Bead wire yang sudah tercetak tadi memiliki temperature yang panas
kemudian akan didinginkan melalui cooling drum.
11. Festoner
Selanjutnya bead tadi akan melalui festoner. Cara kerjanya seperti
akumalator, apabila pada proses pencetakkan maka festoner ini akan
menyeimbangkan agar kawat selalu posisi lurus.
12. Bending Roll
Lewatkan wire melalui bending roll agar wire mudah untuk dibentuk.
Setting bead bending sesuai dengan lingkaran forming.
13. Former
Selanjutnya bead wire tadi akan dicetak menjadi bead forming pada
mesin forming.
14. Bead Stocker
Bead yang sudah di forming akan di tampung ke mesin Bead Stocker.
Apabila sudah mencapai 100 pcs maka bead stocker ini akan bergerak
secara otomatis, kemudian operator akan booking bead forming yang
sudah jadi tersebut.
15. Booking
Menempatkan bead forming yang sudah jadi pada rolly. Biasanya satu
ikat bead berjumlah 100 pcs.
4.5. Verifikasi Job Set Up
Verifikasi ini adalah laporan yang harus diisi oleh operator setiap shiftnya
dan saat memproduksi spec tertentu.
Page | 43
4.5.1. Pemakaian Materaial
a. Bead
Pemakaian Material
Bead Spec
NO Bead Wire
No No
Diameter Tgl Masuk Supplier Barcode No
409/ Langgeng
1 409 A00 0.95 07/01/2016 Baja xxxxxxxxxx
b. Compound
Pemakaian Material
Bead Spec Compound
NO
No No Batch
Compound Barcode No No Tgl/Bulan
409/
1 409 A00 BD374 xxxxxxxxxx 4 04/02/2016
Characteristics Process
Bead Spec Overlap Pull
NO
No No Former Setting Winding Setting Die Roll Bending
Code (Auto) Speed Buffle Speed Roller
409/
1 409 A00 17 120 160 03/01/1900 56 v
Page | 44
4.5.3. Karakteristik Produk
Tabel karakteristik produk ini kami ambil dari menurut spesifikasi
yang dibuat oleh teknikal
Data Bead
Inner Circle (Bic) 1372 1 mm
Layers x Strands 3x3
Width 4,5 0,5 mm
Thickness 4,2 0,5 mm
Length Overlap 150 15 mm
Weight 97 10 gram
Page | 45
Komponen Karakteristik
Kecepatan Former 52rpm 0,03 rpm / 170m/min
Kawat Bead Wire 0.95mm
Compound SO BD 374
TCU pada Extruder Head Extruder = 80 5C
Barrel Extruder = 70 5C
Screw Extruder = 55 5C
Festoner
Mengikuti gerakan Bending Roll
(Accumulator)
Available Available
Nomor Mesin mtr/d tire/d mtr/s tire/s
BBG 01.01 (2)
new - 0
BBG 02.01 (2) 31542 15771 10514 5257
BBG 03.01 (2.5) 11031 5516 3677 1839
BBG 04.01 (3) 29694 14847 9898 4949
TOTAL 72267 36134 24089 12045
(Tabel 4.6. Kapasitas Produksi Plant B)
b. Plant H
Available Available
Nomor Mesin mtr/d tire/d mtr/s tire/s
HBG 02 (2") aut 15694 7847 5235
Page | 46
c. Plant I
Available Available
Nomor Mesin mtr/d tire/d mtr/s tire/s
IBG 01.01 29694 14847 9898 4949
IBG 02.01 29694 14847 9898 4949
IBG 03.01 29694 14847 9898 4949
IBG 04.01 29694 14847 9898 4949
TOTAL 118776 59388 39592 19796
Page | 47
4.9. Defect yang Dihasilkan Oleh Bead Grommet
Defect pada sebuah pabrik adalah kerugian yang pasti akan timbul akan
tetapi defect tersebut dapat di kurangi. Arti defect itu sendiri adalah suatu
hasil produksi yang tidak sesuai dengan standart yang sudah ditentukan.
Ada dua defect pada Plant I ini, yaitu :
a. Reject
Reject yaitu hasil produksi dari suatu mesin yang tidak sesuai dengan
spesifikasi atau standart akan tetapi dapat di oleh lagi sehingga dapat
digunakan kembali menjadi bahan inputan.
b. Scrap
Scrap yaitu hasil proses produksi yang tidak sesuai dengan standard
dan tidak dapat di oleh kembali untuk menjadi bahan inputan.
Defect ini sangat merugikan pabrik, kerugian yang di dapatkan oleh pabrik
diantaranya sebagai berikut :
a. Rugi biaya
Rugi biaya yaitu pabrik akan mengeluarkan biaya yang tidak dapat
digunakan menjadi sebuah produk yang dapat di jual.
b. Rugi waktu
Rugi waktu yaitu penggunaan waktu yang tidak efektif karena yang
seharusnya mendapatkan hasil yang sesuai target akan berkurang
karena ada timbulnya defect. Serta apabila defect tersebut bisa di olah
kembali maka butuh waktu tambahan untuk mengolahnya.
c. Rugi tenaga
Rugi tenaga yaitu rugi yang dihasilkan dari penggunaan tenaga yang
dibuang tanpa ada hasil yang maksimal. Serta apabila defect dapat di
olah kembali maka tenaga yang di butuhkan akan bertambah.
d. Rugi energi
Rugi energi yaitu rugi yang dihasilkan dari penggunaan energi untuk
mengolah produk yang berkualitas akan tetapi karena adanya reject
maka akan terbuang dengan sia sia. Dan apabila defect dapat di olah
Page | 48
kembali maka energi yang diperlukan perlu ditambahkan, sehingga
biaya yang dikeluarkan pasti juga akan bertambah.
Page | 49
b. Bead wire tidak terlapis compound dan tidak memaungkinkan
untuk direpair.
8. Bead Melintir
a. Bead melintir dan masih memungkinkan untuk direpair.
b. Bead melintir dan tidak memungkinkan untuk direpair.
9. Bead Pecah
a. Bead pecah di area body dan masih memungkinkan untuk
direpair.
b. Bead pecah di area body dan tidak memungkinkan untuk
direpair.
10. Bead Bengkok
Bead tidak berbentuk lingkaran penuh dan tidak dapat untuk
direpair.
4.10. Penanganan Loss Time Akibat Compound Putus
Proses pembuatan bead forming yaitu pembuat kawat yang dilapisi dengan
compound menggunakan mesin bead grommet. Dalam pembuatan bead
forming ini tidak bisa dilepaskan oleh timbulnya gangguan yang dapat
menyebabkan loss time dalam pencapaian target. Loss time ini menurut
analisa yang sudah dilakukan ternyata ditimbulkan oleh compound yang
putus. Analisa ini diambil dari Devisi Material Depertemen Produksi Plant
I, yaitu Mesin Bead Grommet IBG 01.01.
a. Kondisi awal
Pada saat compound SO habis maka sensor proximity yang berada di
dekat hooper tidak akan bergerak sehingga mesin akan berhenti. Akan
tetapi ketika sensor tersebut tidak berfungsi maka yang akan terjadi
mesin akan tetap bekerja, kawat tetap akan berjalan akan tetapi ketika
proses pencetakan bead, kawat tidak terlapisi oleh compound.
Page | 50
Sehingga bead tersebut akan menjadi defect (Botak). Apabila sensor
tadi bekerja dengan baik, ketika compound habis maka mesin akan
berhenti. Berhentinya mesin ini merupakan salah satu kerugian yang
akan diterima oleh operator karena operator harus menyalakan mesin
kembali. Waktu yang digunakan untuk menyalakan mesin tersebut
adalah 5 menit. Waktu tersebut belum dihitung apabila ketika mesin
berhenti bead wire yang di accumulator lepas dari jalur dan perlu
waktu perbaikan yang bisa mencapai 10 20 menit.
b. Perhitungan kerugian
Dari penjelasan diatas, jumlah kerugian yang dapat dihitung menurut
sumber yang ada. Perhitungan ini adalah estimasi hitungan per setiap
pengisian compound yang habis apabila operator tidak mengetahuinya
serta matinya mesin secara otomatis.
Page | 51
= (5 2(60))
= 600
Dan jika itu terjadi tiga kali perharinya dengan estimasi per
shiftnya terjadi satu kejadian lupa mengisi compound maka total
loss time per harinya adalah.
= 600 3
= 1800
Page | 52
Perhitungan di atas adalah estimasi maksimal yang mungkin
terjadi.
c. Solusi dari kelomok 19
Dari jumlah kerugian yang diterima oleh pabrik akibat masalah yang
sudah dijelaskan, maka kelompok 19 memberikan solusi untuk
mengatasi scrap. Solusi yang kami buat yaitu menambah conveyor
pada hooper extruder agar memberikan informasi kepada operator
bahwa compound hampir habis. Dan operator dapat segera mengisi
compound SO kembali. delay waktu sampai compound itu habis
adalah 1 menit 12 detik. Waktu yang digunakan operator untuk
berjalan dari titik indikator sampai hooper adalah 17 detik. Design
untuk extruder yang sudah kami modifikasi seperti dibawah ini.
Page | 53
d. Cara Kerja
Ketika compound SO habis maka sensor photoelectric yang berada di
ujung conveyor akan bekerja. Sensor tersebut akan memberikan
perintah pada relay. Kemudian relay tersebut akan menyalakan lampu
indikator. Lampu indikator ini akan dipasang dekat dengan operator
sehingga operator akan segera mengisi kembali compound. Apabila
operator tidak berada dekat dengan indikator dan compound hampir
habis maka indikator ini akan tetap menyala hingga sensor proximity
kerja. Sensor proximity berfungsi untuk menonaktifkan mesin bead
grommet.
e. Keuntungan
1. Operator akan mendapatkan pemberitahuan apabila compound SO
sudah habis dan tidak membuat mesin mati.
2. Membantu operator untuk mencapai target produksi Bead.
3. Mengurangi kerugian akibat scrap Bead.
4. Memaksimalkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
5. Mengurangi loss time sehingga operator dapat bekerja secara
maksimal.
Page | 54
BAB V
5.1. Kesimpulan
Page | 55
6. PT Gajah Tunggal tidak hanya berisi departement produksi dalam
membuat suatu produk berupa ban tetapi juga dibantu atau di support
oelh beberapa departement lain seperti departement PPC ( Production
Planning Control ), departement Technical, Departement Research
and development , departement QC, serta di supprot oleh bagian k3L
dan plan Engineering. Kesemua departement tersebut saling
berhubungan dan bekerja sama untuk memajukan PT Gajah Tunggal
Tbk serta memproduksi ban yang berkualitas tinggi serta mampu
bersaing di pasar lokal maupun internasional.
5.2. Saran
Page | 56
DAFTAR PUSTAKA
3. 2011.Bridgestone.http://www.bridgestone.co.id/03tireinfo/03tireknow
ledge.php (diakses tanggal 2 February 2014, 20.00 WIB)
Page | 57
Page | 58