2016
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PEMBUATAN POROS BERTINGKAT
MENGGUNAKAN MESIN BUBUT DAE JUNG TYPE C6140
Disusun Oleh :
CANDRA ARI PUJIYANTO
NPM: 13620014
Pembimbing Perusahaan
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
PKL/magang beserta penyusunan laporan PKL. Laporan PKL ini merupakan
tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Ahli Madya program studi teknik mesin Universitas
PGRI Semarang dan sebagai salah satu tanggung jawab atas pelaksanaan PKL
yang bertempat di PT Tjokro Bersaudara Semarang selama 2 bulan (1 Februari 31 Maret 2016).
Dalam menyelesaikan penulisan ilmiah ini, penulis banyak dibantu oleh
orang-orang di sekitar penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
ilmiah ini dengan baik. Dengan penuh rasa hormat penulis menghaturkan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, diantaranya :
1. Drs. Bambang Supriyadi M.P. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
PGRI Semarang.
2. Drs. Carsoni S.T .MT., Selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas PGRI Semarang.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik
secara moril, materil maupun doa.
4. Bapak
Sugianto,selaku
pimpinan
PT.
TJOKRO
BERSAUDARA
Semarang.
5. Bapak Aan Dedi Anggoro, selaku pembimbing lapangan kerja praktek di
PT. TJOKRO BERSAUDARA Semarang.
6. Rekan rekan mahasiswaProgram Studi Teknik Mesin angkatan 2013, yang
telah memberikan semangat untuk terus menyelesaikan Penulisan Laporan
Kerja Praktek Lapangan ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu hingga terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Halaman Persetujuan /Pengesahan................................................................. iii
Kata Pengantar.............................................................................................. iv
DaftarIsi......................................................................................................... vi
Daftar Lampiran ........................................................................................... vii
Daftar Gambar.................................................................................................. viii
BABI PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1
1
3
4
4
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat permohonan PKL dari Program Studi
2. Surat jawaban dari perusahaan
3. Surat keterangan dari perusahaan yang menyatakan bahwa telah
menyelesaikan PKL
4. Laporan kegiatan harian
DAFTAR GAMBAR
10
12
15
15
16
20
20
22
23
24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Identitas Perusahaaan
Nama Perusahaan
: PT. Tjokro Bersaudara Semarang
Jenis Badan Hukum
: Perseroan Terbatas
Alamat Perusahaan
: Jl. Pengapon no. 17 Semarang, Jawa Tengah
Nomor Telepon
Fax.
: (024) 3518017
Status Permodalan
: Swasta
: Sugianto (Pimpinan)
1980-1990
PERISTIWA
Surabaya
Awal mendirikan bisnis bengkel
Jakarta
Membuka cabang pertama di cideng timur
Jakarta pulogadung
Membuka cabang kedua di pulogadung jakarta
Semarang
Memperluas dan Membuka cabang ketiga di
semarang
Gresik, Solo, Tangerang, Cilegon, Lampung ,
Batam
Berkomitmen
membuka
dan
memperluas
konsumen
Kami terus memperbaiki beberapa sektor antara
lain memperbarui mesin-mesin kerja kami dan
mesin perkakas dan SDM
2000
sistem
manajemen
mutu
ISO
2008-sekarang
jenis industri seperti pertambangan, minyak dan gas, baja, pulp dan kertas,
semen, pembangkit listrik, petrokimia, kelautan, dan lebih banyak industri.
Tjokro Group juga menempatkan usaha pada manufakturing, seperti
memproduksi banyak bagian untuk otomotif, pertanian, dan alat berat untuk
merk global. Tjokro Group telahterintegrasi pabrik di pulogadung Jakarta
yang berfungsi sebagai daerah manufaktur one stop. Lebih dari setengah
abad berlalu perusahaan kami masih terus meningkatkan diri kita sendiri
untuk pelanggan. Kami menjaga dengan teknologi baru untuk mesin,
perkakas dan sistem database dan mendidik sesama karyawan untuk
pengetahuan yang lebih tinggi dari teknologi terbaru untuk membuat diri
kita menjadi lebih efisien, handal, dan berkualitas baik untuk melakukan
layanan bagi pelanggan kami. Untuk menjamin mutu dan kepuasan
pelanggan,kami sudah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
dan telah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 dan secara berkesinambungan.
Kami bangga kita memiliki loyalitas pelanggan kami dan kepercayaan
sehingga kami bisa bertahan hidup bisnis ini dan tumbuh dengan itu selama
bertahun-tahun. Kami bangga bahwa kami melakukan jasa untuk industri
besar di Indonesia dan banyak yang mengunakan produk kami dari seluruh
dunia.
1.3. VISI dan MISI
VISI:
Menjadikan bengkel Tjokro Bersaudara sebagai yang terbaik dan terbesar
dalam inovasi, produksi, mutu, dan servis dalam bidang perbengkelan di
Indonesia.
MISI:
menerus.
Menempatkan diri sebagai patner kerja yang baik dan terpercaya bagi
industri di Indonesia.
Meningkatkan produktivitas kerja.
horizontal
dikelompokan
sendiri
,mesin
milling
vertical
BAB II
PROSES PRODUKSI
2.1. Pengertian Proses Produksi
Proses produksi adalah ilmu yang mempelajari pembuatan suatu
produk dari bahan mentah ataupun barang setengah jadi sehingga menjadi
barang jadi atau setengah jadi. Proses proses produksi ini berguna untuk
membuat suatu produk yang bermanfaat dan untuk memenuhi kebutuhan
dari konsumen, bahkan proses lanjutan kerja juga bisa dijadikan konsumen.
mandor
packing
pekerja
checking
Gambar 2.1 proses produksi
Marketing
Tugas dari marketing yaitu menerima pesanan atau mengecek ke
pabrik-pabrik yang mesinnya ada masalah atau rusak ,jadi marketing
bisa menyetahui komponen apa saja yang rusak dan harus di ganti.
Pekerja
Tugas dari pekerja yaitu mengerjakan pekerjaan sesuai job shet
yang diberikan mandor ,dan tiap-tiap pekerja mengerjakan benda kerja
yang berbeda-beda dan tiap hari berbeda karena sesuia dengan job
shet.
Checking/quality control
Yaitu pekerja yang pekerjaannya mengecek benda kerja apakah
sudah sesuai dengan yang diinginkan apa belum.
Packing
Packing yaitu proses mengemas benda kerja yang sudah lolos
checking agar siap dikirim ke konsumen atau di ambil konsumen.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
11
konstruksinya
dan
dilengkapi
dengan
12
sesuai
dengan
posisi
penyetelan
atas
eretan
13
6. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest),
dan penyang jalan (follower rest). Penyangga ini digunakan untuk
membubut benda-benda yang panjang, karena benda kerja yang panjang
apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi
berpenampang elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.
7. Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu
senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar
pemasangannya
pada
ujung
kepala
lepas
dan
senter
tetap
14
digunakan untuk
15
lainnya
sebagaimana
pada
umumnya
digunakan
untuk
16
17
garis tengah benda kerja dan banyaknya putaran tiap menit. Banyaknya
putaran tiap menit = r.p.m (rotasi per menit).
Perhitungan Element dasar Pemesinan :
1. Kecepatan Potong (Vc)
Vc =
dn
1000
= f
tc tot
= tc
banyak proses
Pemakanan x Panjang
Waktu Pemakanan ( menit )=
Putaran mesin x Kecepatan feeding
Perlu diingat :
Untuk mengerjakan benda kerja di mesin bubut, tidak hanya kecepatan
potong saja yang mempengaruhi, tetapi harus diperhatikan kecepatan
18
pahat
menuju
benda
dengan
benda
kerja berlawanan
19
arah jarum jam (putaran mesin harus berlawanan dengan arah mata
sayat alat potong).
2. Membubut Rata
Pekerjaan membubut rata untuk jenis pekerjaan yang panjangnya
relatif pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung .
3. Membubut Tirus
Membubut tirus serupa dengan membubut rata hanya bedanya
gerakan pahat disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada
eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper
attachment (perlengakapan tirus). Jenis pahatnyapun serupa yang
digunakan dalam membubut rata. Penyetelan peralatan eretan atas, atau
penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taperattachment pada
saat membubut tirus tergantung pada sudut ketirusan benda kerja yang
akan dikerjakan. Cara membuat tirus dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Eretan Atas
Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar
yakni antara 0-90 derajat dengan ketirusannya pendek, maksimum
sepanjang gerakan eretan atas. Pembubutan dengan cara ini tidak
20
( Ll ) ( Dd
2 )
x=
)
( 2 )= ( Dd
2l
4. Membubut Dalam
Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan
pengeboran atau sudah ada lubang terlebih dahulu, jadi pembubutan
dalam hanya bersifat perluasan lubang atau membentuk bagian dalam
benda. Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka pada saat awal
mata pahat hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas
sehingga tidak setiap saat harus mengukur kedalaman atau jarak tempuh
pahatnya.
22
66
mm.
Pengukuran
diameter
dilakukan
dengan
25
70 mm
1155mm
380 RPM
0,5 mm/putaran
0,5 mm/makan
(D)=70 mm , dalam
Pemakanan=
1 mm
mm
0,5
makan
Pemakanan=2 Kalimakan
Waktu Pemakanan ( t )=
2 x 35
menit
380 x 0,5
26
2.
( D)=70 mm
menjadi berdiameter
Pemakanan=
4 mm
mm
0,5
makan
Pemakanan=8 Kalimakan
Waktu Pemakanan ( t )=
8 x 238
menit
380 x 0,5
3.
(D)=66 mm
(D)=55 mm ,
sehingga
dilakukan
menjadi
pemakanan
Pemakanan=
11 mm
mm
0,5
makan
22 x 163
menit
380 x 0,5
27
4.
berdiameter
sehingga
(D)=55 mm
dilakukan
menjadi
pemakanan
Pemakanan=
5 mm
mm
0,5
makan
Pemakanan=10 Kalimakan
Waktu Pemakanan ( t )=
10 x 50
menit
380 x 0,5
Pemakanan=
4 mm
mm
0,5
makan
Pemakanan=8 Kalimakan
28
8 x 35
menit
380 x 0,5
7.
Pemakanan=
4 mm
mm
0,5
makan
Pemakanan=8 Kalimakan
Waktu Pemakanan ( t )=
8 x 238
menit
380 x 0,5
8.
29
Pemakanan=
11 mm
mm
0,5
makan
Waktu Pemakanan ( t )=
22 x 163
menit
380 x 0,5
9.
Pemakanan=
5 mm
mm
0,5
makan
Pemakanan=10 Kalimakan
Waktu Pemakanan ( t )=
10 x 50
menit
380 x 0,5
Waktu Pembubutan
0,368+10,021+18,873+2,631+1,473+10,021+18,873+2,631=65,161
30
Langkah Kerja
Persiapan
Waktu (s)
6.
Menyiapkan mesin
Mengukur benda kerja
Memasang benda kerja pada chuck
Memasang pahat
Centering
Facing 1
Mengatur pahat agar membentuk sudut 30 dengan
120
65
100
39
52
7.
benda kerja
Mengatur pahat agar tepat berada di ujung benda (facing
18
8.
9.
10.
11.
23
5
27
45
57
14.
15.
16.
dibubut
Memposisikan mata pahat pada posisi 238 mm dari
17.
18.
19.
8
10
3
2
602
5
31
20.
21.
22.
23.
24.
25.
dibubut
Memposisikan mata pahat pada posisi 163 mm dari
26.
27.
28.
29.
92
12
5
10
12
5
6
3
15
1133
32.
33.
dibubut
Memposisikan mata pahat pada posisi 50 mm dari ujung
13
34.
35.
36.
37.
(untuk menandai)
Menggoreskan mata pahat untuk menandai
Mengembalikan eretan ke ujung benda
Memposisikan mata pahat
Membubut benda kerja untuk memperkecil diameter dari
12
3
15
158
30.
31.
44.
45.
55 mm menjadi 50 mm sepanjang 50 mm
Mengembalikan eretan ke ujung benda
Mengukur diameter benda kerja
Sisi sebaliknya
Mengendurkan chuck
Melepas benda kerja
Membalik sisi benda kerja
Mengencangkan chuck dan penyangga
Memotong dan Facing
Mengukur panjang benda
Memposisikan mata pahat agar panjang menjadi 1150
46.
47.
48.
mm
Menggoreskan pahat untuk menandai
Mengembalikan eretan ke ujung benda
Membubut permukaan benda kerja untuk mengurangi
38.
39.
40.
41.
42.
43.
2
11
13
32
57
72
28
32
7
3
90
32
49.
50.
13
21
51.
benda kerja
Mengatur pahat agar tepat berada di ujung benda (facing
52.
53.
54.
55.
56.
30
2
24
40
23
57.
58.
59.
dibubut
Memposisikan mata pahat pada posisi 238 mm dari
60.
61.
3
2
602
67.
68.
dibubut
Memposisikan mata pahat pada posisi 163 mm dari
69.
70.
71.
72.
62.
63.
64.
65.
66.
73.
74.
75.
5
92
12
5
10
12
5
6
3
15
1133
33
76.
13
77.
78.
79.
80.
(untuk menandai)
Menggoreskan mata pahat untuk menandai
Mengembalikan eretan ke ujung benda
Memposisikan mata pahat
Membubut benda kerja untuk memperkecil diameter dari
12
3
15
158
81.
82.
83.
55 mm menjadi 50 mm sepanjang 50 mm
Mengembalikan eretan ke ujung benda
Mengukur diameter benda kerja
Membuka chuck, penyangga dan kepala berbentuk
2
11
120
kerucul(quill)
Melepas benda kerja
Membersihkan mesin dengan kuas
Total
43
300
5984
84.
85.
P=380 10
P=3.800 Watt=3.8 Kwh
34
Biaya=
Biaya=
3.8 x 1342.98
60
Biaya=85,05
Jadi ongkos biaya listrik adalah
Rp85,05 /menit
3. Ongkos Operator
Diketahui:
Gaji bulanan operator: Rp1.909.000,00
Jam kerja operator dalam 1 bulan : 6 hari kerja selama 7 jam per
hari 4 6 7 60=10080 menit
Perhitungan :
Gaji per min
1909000
=189,38
10080
35
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Kecepatan dan ketebalan sayatan sangat mempengaruhi halus kasarnya
hasil pembubutan.
2. Ketepatan memilih bagian mana dahulu yang hendak dikerjakan akan
sangat menentukan untuk memyelesaikan benda kerja tepat waktu.
3. Analisis teoristis dianggap kurang efektif dalam menghitung biaya
produksi ,dan di pabrik lebih sering menggunakan teori manucfacturing
karena dianggap lebih efektif.
4.2. Saran
1. Dalam membubut untuk awalan sebaiknya proses membubut dilakukan
secara manual,walaupun hasilnya kasar tidaklah masalah untuk
36
37