Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

PADA PERUSAHAAN SHOWROOM MOBIL

Manajemen Rantai Pasokkan (MRP) Kelas C


Jenji Gunaedi Argo, SE, MM.

DISUSUN OLEH :
M. Ridwan Rafif 19101111076
Noah Stanly 19101111078
Andyni Rahmadhani 1910111115

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Study Sarjana Manajemen
Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberkahi kami sehingga makalah ini dapat diselesaikdan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah
ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Harapan
kami bahwa makalah penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan seputar implementasi supply chain management pada showroom
mobil.

Jakarta, April 2021

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 6
1.5. Metode Penelitian……………………………………………….…….. 6

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Definisi Supply Chain Management .................................................. 9
2.2. Komponen dari Supply Chain Management (SCM) ..………………. 9
2.3. Tujuan Supply Chain Management (SCM) ……………………….... 10
2.4. Proses Supply Chain Management (SCM) ………........................... 10
2.5. Penggerak Supply Chain Management (SCM) …………………….. 10

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN


3.1. Deskripsi Usaha ……………………………………………………….. 12
3.1.1. Foto Perusahaan
3.2. Input Supply ………………………………………………………………. 13
3.3. Proses Dalam SCM Perusahaan ………………………………………... 13
3.4. Output Dalam SCM …………………………………………………….... 14
3.5. Strategi Penjualan ………………………………………………………... 15
3.6. Biaya Perusahaan ……………………………………………………….. 16

BAB IV PELAKSANAAN SISTEM SUPPLY CHAIN

4.1. Strategi Supply Chain Management …………………………………..... 18

3
4.1.1. Supplier

4.1.2. Distribusi

4.1.3. Retail

4.1.4. Konsumen

4.2 Rangkaian Alur Support Chain Management …………………………… 20

BAB V PENUTUP
4.1. Simpulan................................................................................................. 21
4.2. Saran...................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 22

4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan yang akan meningkatkan daya saing melalui penyesuaian produk, mutu
tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan distribusi maka harus memperhatikan rantai
pasokan (supply chain). Supply Chain Management (SCM) merupakan pengelolaan berbagai
kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi
sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan
pengiriman kepada konsumen melalui sistem distribusi. Tujuan utama dari strategi Supply
Chain Management (SCM) adalah memperpendek siklus supply chain, mengembangkan atau
membangun servis, menurunkan biaya, dan harga.

Sekarang ini konsumen semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara
tepat tempat, tepat waktu. Sehingga menyebabkan perusahaan manufaktur yang antisipatif
akan hal ini akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan
pelanggan. Supply chain management menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat
produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang berbeda.

Perusahaan showroom mobil PT. RSF Garage adalah perusahaan yang bergerak di
bidang otomotif, lebih tepatnya showroom atau perusahaan yang menjual dan membeli mobil
bekas. Kegiatan perusahaan yang dilaksanakan setiap hari adalah menjual dan membeli
mobil, yang harus memiliki SCM yang baik agar demand dan supply dapat terpenuhi secara
baik. Pada penelitian ini akan menjelaskan bagaimana perancangan Supply Chain
Management (SCM) yang digunakan oleh perusahaan showroom mobil PT. RSF Garage.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan definisi supply chain management?

2. Bagaimana perancangan supply chain management pada perusahaan showroom mobil


PT. RSF Garage?

3. Bagaimana implementasi supply chain management pada perusahaan showroom


mobil PT. RSF Garage?

5
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perancangan dan implementasi
dari Supply Chain Management (SCM) yang dijalankan oleh perusahaan showroom mobil PT.
RSF Garage. Penelitian ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
rantai pasokan.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui tentang definisi supply chain management.

2. Untuk mengetahui perancangan supply chain management pada perusahaan


showroom mobil PT. RSF Garage.

3. Untuk mengetahui implementasi supply chain management pada perusahaan


showroom mobil PT. RSF Garage.

1.5. Metode Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Perusahaan yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan showroom mobil PT. RSF
Garage pada tanggal 15 April - 27 April 2021.

2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena penelitian ini akan mendeskripsikan
atau menjelaskan keadaan tentang manajemen rantai pasok dan implementasi pelaksanaan
supply chain management yang ada pada perusahaan showroom mobil PT RSF Garage pada
saat ini.

3. Pengumpulan Data
Untuk mempermudah penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan
data, diantaranya adalah :
a. Observasi
Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara peneliti langsung terjun
kelapangan untuk mengetahui bagaimana manajemen rantai pasok yang diterapkan yang
diwakili oleh salah satu tim peneliti.

6
b. Wawancara
Dalam metode wawancara ini peneliti akan melakukan wawancara kepada pihak
-pihak yang langsung berkaitan dengan masalah manajemen rantai pasok yang diterapkan
pada PT RSF Garage

4. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian
(lokasi penelitian) dan merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama yaitu seperti hasil
wawancara dan observasi yang berupa keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang terkait
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang bersifat saling
melengkapi dan data primer ini dapat berupa dokumen-dokumen dan literature yang terkait
dengan permasalahan yang akan diteliti. Dan dalam data skunder ini peneliti menggunakan
literature berupa buku-buku yang membahas mengenai manajemen rantai pasok.

5. Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dilakukan setelah terkumpulnya data-data yang dibutuhkan. Kemudian tahap
tahap yang dilakukan dalam pengolahan data diantaranya adalah :
a. Editing
Peneliti akan mengumpulkan dari keseluruhan data yang sudah peneliti peroleh
melalui metode wawancara dan observasi setelah peneliti akan melakukan editing terhadap
data-data yang kurang lengkap ataupun data-data yang kurang sempurna yang berkaitan
dengan manajemen rantai pasok.
b. Tabulasi
Peneliti bisa mengklasifikasikan dari buku-buku dan jurnal yang peneliti peroleh.
Selain itu peneliti juga akan menyusun dan mensistematikan data-data yang telah diperoleh
kedalam pola tertentu guna untuk mempermudah bahasan yang ada kaitannya dengan
bahasan yang dilakukan.
c. Verifikasi
Setelah mereduksi data dan mengklasifikasikannya langkah yang kemudian dilakukan
adalah verifikasi data yaitu mengecek kembali dari data-data yang sudah terkumpul untuk

7
mengetahui keabsahan datanya apakah benar benar sudah valid sesuai dengan yang
diharapkan oleh peneliti.

6. Menganalisa Data
Langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data yang sudah terkumpul kemudian
mengkaitkan antara data-data yang sudah terkumpul dari proses pengumpulan data yaitu
melalui wawancara dan observasi dengan sumber datanya seperti buku buku , jurnal dan
lainya untuk memperoleh hasil yang lebih efisien dan sempurna sesuai dengan yang peneliti
harapkan.

7. Kesimpulan
Setelah langkah langkah di atas dilakukan maka langkah yang terakhir yang harus
dilakukan adalah membuat kesimpulan dari analisis data untuk menyempurnakan penelitian
tersebut.

8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Supply Chain Management
Supply chain adalah jaringan dari organisasi-organisasi yang dilibatkan melalui
hubungan arus ke atas dan hubungan arus ke bawah, pada proses berbeda-beda dan aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk produk dan jasa di tangan konsumen. (Christopher,
1998, hal. 15 dalam Pangeran H.A.F, 2012).

Supply Chain Management adalah usaha untuk mengintegrasikan pihak – pihak yang
terlibat dalam aktifitas supply chain pembuatan suatu produk untuk meningkatkan efisiensi
operasi, kualitas dan layanan kepada pelanggan.

Prinsip dari penerapan Supply Chain Management adalah merangkul semua entitas
pada supply chain menjadi satu kesatuan, mendorong integrasi dan sinkronisasi dari aliran
material, aliran kas, dan aliran informasi serta menekankan setiap entitas dalam supply chain
seharusnya membangun hubungan kemitraan dan strategis dalam rangka mereduksi biaya
total dan meningkatkan kepuasan konsumen (Fengyu & Shengyue, 2006, hal. 2 dalam
Pangeran H.A.F, 2012)

2.2. Komponen dari Supply Chain Management (SCM)


Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga
komponen utama, yaitu :
a. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufacturing dengan para penyalurnya (seperti manufacturers, assemblers atau
kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur
second-tier).
b. Internal Supply Chain
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses - proses in house yang
digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran
organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Didalam internal
supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian
persediaan.
c. Downstream Supply Chain

9
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Didalam downstream supply chain,
perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi dan after-sale service.

2.3. Tujuan Supply Chain Management (SCM)


Tujuan dari supply chain management adalah untuk memaksimalkan nilai keseluruhan
yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. (Chopra dan Meindl,
2004). Sedangkan tujuan dari supply chain management menurut Miranda
(2001) adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan perusahaan dan keseluruhan
anggotanya, termasuk pelanggannya.

2.4. Proses Supply Chain Management (SCM)


Proses Supply Chain Management merupakan proses dimana produk dari bahan
mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui
fasilitas-fasilitas yang terhubung oleh mata rantai sepanjang arus produk dan material.

2.5. Penggerak Supply Chain Management (SCM)


Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply
chain itu sendiri.
Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai berikut :
a. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah
diselesaikan.
Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang sangat penting karena
perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan
efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl, 2004)
b. Transportasi
Transportasi adalah memindahkan inventory dari titik ke titik dalam supply chain.
Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsivitas dan
efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl, 2004)
c. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory
disimpan, dirakit atau diproduksi. Penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam
tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl, 2004)

10
d. Informasi
Informasi terdiri dari data dan analisis berkaitan dengan inventory, transportasi,
fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi memberikan kesempatan
kepada pihak manajemen untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien.
Informasi secara potensial menjadi penggerak terbesar performa supply chain. (Chopra dan
Meindl, 2004).

11
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

3.1. Deskripsi Usaha

Perusahaan yang akan kami lakukan analisis


adalah RSF Garage. Perusahaan ini bergerak di
bidang otomotif, lebih tepatnya showroom atau
perusahaan yang menjual dan membeli mobil
bekas. RSF Garage berlokasi di Bursa Mobil
Blok M Mall dan memiliki spesialisasi dalam
menjual mobil bekas bertahun tua (rata-rata
tahun 1990 - 2008). Kegiatan perusahaan yang
dilaksanakan setiap hari adalah menjual dan
membeli mobil, yang harus memiliki SCM yang
baik agar demand dan supply dapat terpenuhi
secara baik.

3.1.1. Foto Perusahaan

Foto mobil yang dijual

12
Foto Lokasi Penjualan

3.2. Input Supply

Karena RSF Garage adalah perusahaan yang menjual dan membeli mobil bekas,
maka hal yang merupakan input dari perusahaan tersebut adalah kendaraan beroda empat atau
mobil. Untuk menyediakan supply mobil bekas kepada customer tentu banyak hal yang harus
diperhatikan dari pihak penjual. Mulai dari pemilihan mobil yang harus sesuai dengan
anggaran, kondisi, serta target penjualan. Sebuah showroom mobil tidak dapat menjual mobil
apabila harga beli terlalu tinggi, begitu juga apabila kondisi mobil tidak layak pakai. Lalu
dikarenakan spesialisasi RSF Garage adalah mobil bekas (terutama mobil eropa) yang
rata-rata tahun pembuatannya adalah dari tahun 1990 sampai 2009, maka perusahaan tersebut
juga harus mempertimbangkan jenis mobil dengan kebutuhan perusahaan dan konsumen.

Selain faktor-faktor tersebut, RSF Garage juga harus mempertimbangkan waktu yang
diperlukan untuk menyediakan supply mobil. Faktor tersebut ditentukan oleh lokasi, serta
kondisi mobil secara keseluruhan. Waktu dapat menentukan kelancaran cashflow perusahaan
dan uang yang harus dikeluarkan sampai mobil siap untuk dijual.

3.3. Proses Dalam SCM Perusahaan

Dalam pelaksanaan SCM, RSF Garage harus memproses bahan baku yang berupa
mobil, menjadi barang jadi. Bahan baku dalam hal ini adalah mobil bekas yang didapatkan

13
yang mempunyai beberapa hal yang perlu diperbaiki agar mobil tersebut siap untuk dijual
dan dipakai oleh konsumen. Contohnya adalah apabila RSF membeli mobil dengan kondisi
pajak mati, oli bocor, mesin kasar, maka pihak penjual harus memproses mobil tersebut
sampai mayoritas dari kerusakan yang ada dapat diperbaiki.

Standar kualitas mobil yang dijual di RSF Garage adalah tingkat kualitas mesin,
eksterior, dan interior. Kondisi mesin pada mobil yang dijual harus memenuhi beberapa
indikator seperti kondisi mesin apakah ada kebocoran, suara kasar, temperatur, dan banyak
indikator lainnya yang mengacu kepada kondisi mobil layak pakai. Serta kondisi eksterior
yang mencakup cat, apakah ada penyok, mobil bekas tabrak, dan lainnya. Sama seperti
kondisi interior yang dilihat dari kondisi jok mobil apakah ada robek dan/atau retak, indikasi
mobil bekas banjir, kelengkapan aksesoris, dan banyak hal lainnya yang dapat menentukan
kondisi mobil secara keseluruhan. Kondisi mobil yang dijual oleh RSF Garage harus dalam
kondisi yang layak, namun dikarenakan perusahaan menjual mobil yang berumur diatas 10
tahun, maka kondisi mobil tidak akan sama dengan mobil kondisi baru.

Selain itu pihak RSF Garage juga harus mengatur perputaran mobil yang dijual.
Bagaimana caranya agar showroom tidak kehabisan mobil untuk dijual, hal tersebut
dilakukan dengan cara pencarian mobil melalui berbagai supplier. Untuk melakukan SCM
dalam hal penyediaan mobil, RSF Garage akan melakukan pencarian mobil sebelum mobil
yang sedang dijual terjual. Hal itu berguna untuk kelancaran supply chain yang artinya adalah
apabila ada mobil yang terjual, maka perusahaan akan langsung menyediakan mobil sesuai
dengan kandidat mobil yang sudah direncanakan sebelum mobil tersebut terjual.

3.4. Output Dalam SCM

Dalam pelaksanaan jual-belinya, RSF Garage mempunyai target dalam hal jumlah
mobil yang terjual dalam waktu satu bulan. Dalam waktu satu bulan showroom harus menjual
minimal empat mobil yang didapatkan dari biaya perbulan showroom. Pada bulan April 2021,
RSF Garage berhasil menjual 5 unit mobil yaitu:

1. BMW E36 1996


2. Toyota Camry 2004
3. Audi A6 2011

14
4. BMW E46 2003
5. CRV 2007
Dari data tersebut, RSF Garage telah melampaui target penjualan yang ditentukan.
Maka kelebihan dari target tersebut akan dipindahkan ke biaya bulan berikutnya (Mei 2021).

3.5. Strategi Penjualan

Strategi RSF Garage dalam melakukan kegiatan jual-beli adalah untuk menyediakan
mobil yang sesuai dengan target pemasaran yang disesuaikan dengan selera, trend, serta
lokasi showroom. Lalu dalam melakukan pemasaran RSF Garage mempunyai 2 metode,
yaitu offline dan online. Pemasaran offline dilakukan dengan memanfaatkan wadah lokasi
yaitu showroom dan/atau ruang pamer yang dilewati banyak calon pembeli berhubung lokasi
showroom berdekatan dengan pusat onderdil Blok M Mall. Dalam pemasaran secara online,
RSF Garage mempunyai tim untuk membuat iklan, dan memasarkannya di berbagai platform
jual beli online seperti Instagram, OLX, dan Mobil123.

OLX

Instagram

15
3.6. Biaya Perusahaan

Kewajiban RSF Garage 1 Bulan:

Fixed Cost
Biaya Sewa : Rp 15.000.000
Biaya Listrik : Rp 2.000.000
Biaya Parkir : Rp 750.000

Total : Rp 17.750.000

Variable Cost
Biaya Iklan : Rp 150.000 per mobil
Biaya Salon : Rp 500.000 per mobil
Biaya Lainnya : Rp 200.000 per mobil

Total : Rp 850.000 per mobil

Target Penjualan : 4 Unit Mobil

16
Break Even Point :Rp 17.750.000 + (Rp 850.000 x 4 Unit)
: Rp 21.150.000

Charge Penjualan per mobil : Rp 5.287.500 (BEP : 4 Unit Mobil)

17
BAB IV

PELAKSANAAN SISTEM SUPPLY CHAIN

4.1. Strategi Supply Chain Management

Dalam pelaksanaan Supply Chain Management yang efektif dan efisien, diperlukan
koordinasi yang baik antara penjual (RSF Garage), supplier, distribusi, retail, serta customer.
Berikut ini adalah data yang menunjukkan pihak-pihak yang berhubungan dengan SCM RSF
Garage.

4.1.1. Supplier
-Pemilik
Mobil yang dijual dan dimiliki oleh pemilik dan pemegang saham (internal) showroom RSF
Garage

-Pemodal
Mobil yang dijual dan dimiliki oleh pemodal yang modalnya dapat berupa uang maupun
mobil.

-Titip Jual
Mobil yang dijual oleh showroom dan dimiliki oleh individu diluar internal showroom.

4.1.2. Distribusi
Distribusi dilakukan dengan menggunakan tempat usaha RSF Garage yang
merupakan showroom dan/atau ruang pamer. RSF Garage mendistribusikan mobil-mobil
yang akan dijual dengan menempatkannya pada showroom dengan tujuan agar dapat dilihat
dan dicoba oleh calon pembeli secara langsung.

4.1.3. Retail
Dalam melakukan retailing, RSF Garage menyerahkannya kepada perusahaan lain
yang bergerak di bidang jual-beli online yang bertujuan untuk meraih audience yang luas.

18
Dengan biaya iklan yang dikeluarkan setiap bulannya untuk menempatkan iklan di platform
tersebut, perusahaan mengefisiensi waktu dan biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemasaran secara konvensional

Perusahaan Retail:
- OLX Indonesia
- Instagram
- Mobil123

4.1.4. Konsumen
Target pemasaran RSF Garage adalah masyarakat yang menggemari mobil tua
maupun eropa yang berkualitas serta unik. EKarena perusahaan ini merupakan perusahaan
offline yang mempunyai toko fisik, maka sudah pasti konsumen berasal dari pengunjung
showroom (offline). Namun, untuk memperluas area pemasaran, RSF Garage juga memasang
iklan di berbagai platform jual-beli online. Berikut adalah data sasaran audiens pemasaran
RSF Garage:

a. Umur : 13-65 Tahun


b. Kelamin : Pria
c. Ketertarikan : Otomotif, Mobil, Sedan, Mobil Klasik, Mobil Bekas
d. Daerah : DKI Jakarta, Jakarta Selatan, Pulau Jawa, Bali, Sumatera
e. Ekonomi : Menengan Keatas - Atas

19
4.2 Rangkaian Alur Supply Chain Management
Berikut merupakan rangkaian alur Supply Chain Management pada RSF Garage yaitu

20
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Supply Chain Management adalah usaha untuk mengintegrasikan pihak – pihak yang terlibat
dalam aktifitas supply chain pembuatan suatu produk untuk meningkatkan efisiensi operasi,
kualitas dan layanan kepada pelanggan. Tujuan utama dari strategi Supply Chain
Management (SCM) adalah memperpendek siklus supply chain, mengembangkan atau
membangun servis, menurunkan biaya, dan harga.

Dalam pelaksanaan SCM, RSF Garage harus memproses bahan baku yang berupa mobil,
menjadi barang jadi. Dalam hal ini adalah mobil bekas yang didapatkan yang mempunyai
beberapa hal yang perlu diperbaiki agar mobil tersebut siap untuk dijual dan dipakai oleh
konsumen. Untuk melakukan SCM dalam hal penyediaan mobil, RSF Garage akan
melakukan pencarian mobil sebelum mobil yang sedang dijual terjual. Hal itu berguna untuk
kelancaran supply chain yang artinya adalah apabila ada mobil yang terjual, maka perusahaan
akan langsung menyediakan mobil sesuai dengan kandidat mobil yang sudah direncanakan
sebelum mobil tersebut terjual. Lalu dalam melakukan pemasaran RSF Garage mempunyai 2
metode, yaitu offline dan online. Pemasaran offline dilakukan dengan memanfaatkan wadah
lokasi. Dalam pemasaran secara online, RSF Garage mempunyai tim untuk membuat iklan,
dan memasarkannya di berbagai platform jual beli online seperti Instagram, OLX, dan
Mobil123.

5.2. Saran
Terkait dengan hal tersebut, penulis dapat menyarankan bahwa RSF Garage harus berhati-hati
didalam menyuplai bahan baku, karena harus mempertimbangkan stock dan leadtime. Dan
strategi didalam mendapatkan bahan baku harus benar-benar mempertimbangkan aspek
tersebut
dan untuk anggaran dana yang dikeluarkan untuk operasional seperti perawatan mobil
sehingga tidak menimbulkan kerugian dimasa yang akan datang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hayati, Enty Nur dan Mumpuni Wijiasih Fitriyah (2015). "Penerapan E-Supply Chain
Management Pada Industri (Studi Kasus Pada PT Maitland-Smith Indonesia)". Semarang:
Universitas Stikubank, Vol. IX, No. 2.

Maddeppungeng, Andi., Rahman Abdullah., Kaswan (2015). "Analisis Integrasi Supply


Chain Management (Scm) Terhadap Kinerja Dan Daya Saing Pada Industri Konstruksi
(Studi Kasus Kontraktor – Kontraktor Di Daerah Banten Dan Dki Jakarta)". Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Jurnal Fondasi., Vol. 4 No. 2.

Anwar, Sariyun Naja (2011). "Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) :
Konsep Dan Hakikat" Vol.3, No.2., Diakses pada 27 April 2021, pukul 20:00 WIB melalui
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti2/article/view/1315

22

Anda mungkin juga menyukai