Anda di halaman 1dari 38

PENENTUAN

BIAYA PROSES
BAB 4 PENENTUAN BIAYA PROSES: PENGANTA
R
Add an image
Kelompok 3

1 Lili Angeline Fatoni


190810301089

2 Devy Ira Bayu Octora


190810301131

3 Angelina Shintya Dewi


190810301135

4 Willy Daiva
190810301148

2
A. SISTEM AKUMULASI BIAY
A PROSES
1. PERHITUNGAN BIAYA PER DEPARTEME
Karakteristik process costing adalah:

a) Proses produksi bersifa b) Biaya produksi dikumpu c) Harga pokok per unit produ
t terus menerus dan prod lkan & dicatat dalam setia k dihitung dari harga pokok pr
uk yang dihasilkan bersifa p departemen produksi ya oduk selesai periode dibagi de
t ng dilalui untuk jangka wa ngan unit produk selesai dala
standar. ktu tertentu. m periode tersebut.

d) Produk yang belum e) Pada akhir periode dibuat


f) Pada umumnya barang
selesai pada akhir per laporan harga pokok produk
jadi departemen satu me
iode dicatat ke dalam si untuk setiap
njadi bahan baku departe
rekening departemen yang dibebank
men
persediaan barang da an pada persediaan barang j
berikutnya sampai produ
lam proses. adi dan persediaan
k selesai.
barang dalam proses.

4
2. ALUR FISIK PRODUKSI

a) Aliran Produk Berurutan (Sequential Prod


uct Flow)
b) Aliran produk paralel (Parallel Product Flo
w)

c) Aliran Produk Selektif (Selective Product Flow)

5
3. AKUNTANSI U Biaya dibebankan ke departem
NTUK BIAYA BA en (atau pusat biaya) dan bukanny
a ke pesanan dan jika ada lebih da
HAN BAKU, TEN ri satu departemen yang dibutuhk
an untuk memproduksi produk itu,
AGA KERJA & biaya ditransfer dari suatu departe
OVERHEAD PAB men ke departemen berikutnya da
n akhirnya ke barang jadi.
RIK
6
Pengertian Pembentukan Modal

Biaya bahan baku dalam perhitungan


Biaya bahan baku biaya berdasarkan proses, rincian
dikurangi karena bahan baku dibebank
an ke departemen.

Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja dalam perhitungan biaya berdas
arkan proses dapat ditelusuri pada setiap departem
en dan nantinya perhitungan ini akan menambah b
eban gaji dalam pencatatannya.

Biaya overhead pabrik


Biaya overhead pabrik aktual yang terjadi berbeda setiap bulannya
dan tidak bersifat variabel sempurna terhadap aktivitas produksi, m
aka tarif overhead pabrik yang ditentukan di muka seringkali diguna
kan untuk merata-ratakan biaya overhead secara proporsional terh
adap aktivitas produksi selama tahun tersebut. 7
Laporan Biaya Produksi
A. Isi laporan Biaya Produksi
1. Biaya total dan per unit produk diterima dari satu atau lebih depar
tment lain
2. Biaya total dan per unit bahan baku, tenaga kerja dan overhead pa
brik ditambahkan oleh department yang bersangkutan
3. Biaya persediaan produk dalam proses awal dan akhir
4. Biaya yang ditransfer ke department berikutnya atau ke persediaa
n barang jadi

8
TIGA BAGIAN LAPORAN BIAYA PRODUKSI

1. DATA KUANTITAS
Data kuantitas yang dimuat dalam bagian pertama laporan harus menunjukkan jumlah
unit produk yang diproses oleh suatu department dalam satu periode dan hasil
pemrosesan terhadap unit produk tersebut

2. BIAYA YANG HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN


Menyajikan Informasi mengenai biaya total dan per unit yang diakumulasikan dalam
suatu department.

3. PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA
Menyajikan informasi pertanggungjawaban biaya yang diakumulasikan dalam suatu
department.
B. Satu Departemen: Tanpa unit dalam proses awal dan akhir

Berarti pabrik yang dimiliki oleh perusahaan tidak dibagi ke departemen atau hanya terdiri at
as satu departeme produksi.
ALIRAN FISIK
BAHAN PABRIK BARANG JADI
PRODUK

Contoh: Data produksi bulan januari 2010 perusahaan PT Mutiara ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

UNIT DALAM PROSES PERSEDIAAN 0 UNIT


UNIT MASUK PROSES 40.000 UNIT
UNIT SELESAI DIROSES DAN DITRANSFER KE PERSEDIAAN BARANG JADI 40.000 UNIT
UNIT DALAM PROSES,PERSEDIAAN AKHIR 0 UNIT

Data biaya produksi bulan januari 2010 adalah sebagai berikut:


BIAYA YANG DITAMBAHKAN KE DALAM PROSES BULAN INI :
BAHAN Rp.100.000
TENAGA KERJA Rp.150.000
OVERHEAD PABRIK Rp.70.000
Laporan biaya produksi nya adalah sebagai berikut:
Penjurnalannya adalah sebagai berikut:

A. Biaya bahan baku yang dipakai untuk produksi


Barang dalam proses Rp.100.000
Bahan Rp.100.000
B. Distribusi biaya tenaga kerja produksi
Barang dalam proses Rp150.000
Gaji dan upah rp150.000
c. Biaya overhead pabrik dibebankan
Barang dalam proses Rp70.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp70.000
D. Biaya unit selesai yang ditransfer ke persediaan barang jadi
Barang jadi Rp320.000
Barang dalam proses Rp320.000
Satu Departemen: Tanpa Unit Dalam Proses Awal dan Ada
Unit dalam Proses akhir
Karena perhitungan biaya dalam sistem penentuan biaya proses dilakukan secara periodik (setiap akhir bulan)
maka dapat terjadi ada sebagian unit produk yang sudah diproses tetapi pada akhir bulan masih dalam prose
s.
Unit dalam proses adalah unit yang belum selesai 100% selesai diproses.Contohnya masih 50% jadi atau 30%
jadi
Unit Ekuivalen adalah penyetaraan semua unit hasil pemrosesan kedalam unit selesai. Misalnya apabila proses
produksi sebuah perusahaan dalam satu periode menghasilkan 2 unit selesai dan 4 unit dalam proses yang ba
ry 50%, berarti perusahaan tersebut ekuivalen( setara dengan menghasilkan) 4 unit selesai
Contoh Satu Department Tanpa Unit dalam Proses Awal dan A
da Unit Dalam Proses Akhir
Misalkan data produksi Pt Mutiara bulan Februari 2010 adalah sbg berikut

Unit dalam proses, persediaan awal 0 unit


Unit masuk proses bulan ini 60.000 unit
Unit selesai diproses dan ditransfer ke pers. Barang jadi 50.000 unit
Unit dalam proses, pers.akhir(bahan100% selesai,T.kerja 60% selesai,overhead pabrik 60% selesai)10.000
unit

Biaya ditambahkan ke dalam proses bulan ini

Bahan Rp 150.000
Tenaga kerja Rp 224.000
Overhead Pabrik Rp 112.000

Data Kuntitas produksi dapat dirumskan sebagai berikut

Masukan Keluaran
Unit dalam proses awal 0 unit Unit selesai dan ditransfer 50000 unit
+ +
Unit masuk proses 60.000 unit Unit dalam Proses akhir 10000 unit

60.000 unit 60.000 unit


Karena unit produk yang diproses tersebut sebagian telah selesai dan sebagian masih dalam proses, jumla
h biaya produksi harus dibebankan ke unit produk selesai dan unit produk dalam proses. Untuk mengalokasi
jumlah biaya tersebut, perlu dihitung biaya per unit untuk setiap jenis biaya. Sebelum menghitung biaya per
unit, terlebih dahulu harus dihitung jumlah unit ekuivalen produksi untuk setiap elemen biaya.Perhitungan u
nit ekuivalennya yaitu:

Bahan Tenaga Overhead


kerja
Unit selesai dan ditransfer ke pers 50.000 unit 50.000 unit 50.000 unit
barang
Unit dalam proses persediaan akhir:
Bahan 10.000 unit
Tenaga Kerja 6.000 unit
Jumlah unit ekuivalen 60.000 unit 56.000 unit 56.000
Overhead Pabrik 6.000 unit
unit
Laporan Biaya Produksi PT Mutiara:
PENJURNALAN
A.Biaya bahan baku yang dipakai untuk produksi
Barang dalam proses Rp 150.000
Bahan Rp 150.000
B. Distribusi biaya tenaga kerja produksi
Barang dalam proses Rp 224.000
Gaji dan Upah Rp 224.000
C. Biaya overhead pabrik dibebankan
Barang dalam proses Rp 112.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp 112.000
D. Biaya unit selesai dan ditransfer ke pers barang jadi
Barang jadi Rp 425.000
Barang dalam proses Rp 425.000
DUA DEPARTEMEN: TANPA UNIT DALAM PROSES AWAL D
AN ADA UNIT DALAM PROSES AKHIR

Departemen Departemen Barang


Bahan Pertama Lanjutan Jadi
CONTOH DUA DEPARTEMEN TANPA UNIT DALAM PROSES AWAL DA
N ADA UNIT DALAM PROSES AKHIR
Data Produksi PT Sinar Mentari bulan juni 2010
Departemen A (Pertama) Departemen B(Lanjutan)
DATA UNIT
Dimasukkan ke dalam proses 60.000 unit
Diterima dari Departemen A 46.000 unit
Ditransfer ke Departemen B 46.000 unit
Ditransfer ke persediaan barang jadi 40.000 unit
Dalam proses persedian akhir periode:
Departemen A(Bahan 100%selesai,tenaga kerja 14.000 unit
dan overhead pabrik 40% selesai
Departemen B (tenaga kerja dan overhead pabrik 6.000 unit
70% selesai)
DATA BIAYA
Bahan Rp 330.000
Tenaga kerja Rp 361.200 Rp 353.600
Overhead pabrik Rp 335.400 Rp 331.500
Laporan Biaya Produksi Departemen Pertama
Laporan Biaya Departemen Lanjutan
Penjurnalan
A. Biaya bahan baku yang dipakai oleh Departemen A
Barang dalam proses Departemen A Rp 330.000
Bahan Rp 330.000
B. Biaya tenaga kerja yang didistribusikan ke departemen A dan Departemen B
Barang dalam proses Departemen A Rp 361.200
Barang dalam proses Departemen B Rp 331.500
Gaji dan Upah Rp 714.800
C. Biaya overhead pabrik yang dibebank an ke Departemen A dan Departemen B
Barang dalam proses Departemen A Rp 335.400
Barang dalam proses Departemen B Rp 331.500
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp 666.900
D. Biaya ditransfer dari Departemen A ke Departemen B
Barang dalam proses Departemen B Rp 874.000
Barang dalam proses Departemen A Rp 874.000
E Biaya yang ditransfer dari Departemen B ke persediaan barang jadi
Barang jadi Rp 1.380.000
Barang dalam proses Departemen B Rp 1.380.000
A. PERSEDIAAN UNIT DALAM PROSES AW
AL
Persediaan unit dalam proses awal terdiri atas dua unsur :
1.Biaya yang terjadi pada periode sebelumnya yang sudah
dibebankan ke persediaan unit dalam proses awal.

2.Biaya yang ditambahkan pada periode bersangkutan.

Ada dua asumsi aliran biaya yang dapat digunakan, yaitu :


1. Metode Rata – Rata
2. Metode MPKP (FIFO)
1. METODE RATA RATA
Rumus perhitungan biaya per unit dalam metode rata – rata yaitu :

Biaya per unit


Biaya persediaan dalam
proses awal
+ Biaya yg ditambahkan selama
periode yg bersangkutan
=
Unit ekuivalen

2. METODE MPKP
Rumus perhitungan biaya per unit dalam metode MPKP yaitu :

Biaya ditambahkan selama satu periode yang bersangkutan


Biaya per unit
= Unit
ekuivalen
PERBANDINGAN METODE RATA – RATA DAN MPKP
Metode Rata - Rata MPKP
Deskripsi Tidak membedakan antara unit Unit dan biaya persediaan barang
selesai dari persediaan BDP awal dalam proses awal dilaporkan
dan unit selesai dari unit masuk terpisah dari unit dan biaya periode
proses pada periode yang yang bersangkutan
bersangkutan
Laporan biaya produksi
1. Data kuantitas Prosedurnya sama dalam kedua metode
2. Unit produksi ekuivalen Semua unit selesai dari BDP awal Persediaan BDP awal dimasukkan ke
selama satu periode dimasukkan unit ekuivalen sebesar yang
dalam unit ekuivalen 100% selesai diperlukan untuk menyelesaikan
unit tsb pada periode bersangkutan
3. Biaya yang harus Biaya persediaan BDP awal + biaya Biaya persediaan BDP awal
dipertanggungjawabkan yg ditambahakan selama periode disendirikan dan tidak dimasukkan
3. Pertanggungjawaban Biaya Biaya yang ditransfer keluar dihitung
bersangkutan Biaya
dalamditransfer keluarbiaya
perhitungan diasumsikan
per unit
dengan mengalikan unit ditransfer pertama
ekuivalenberasal dari persediaan
dengan biaya per unit ekuivalen BDP awal dan kemuadian dari unit
masuk proses periode bersangkutan
B. LAPORAN BIAYA PRODUKSI : SATU DEPARTE
MEN
Aliran fisik produk pada perusahaan satu departemen :

Bahan Barang Jadi


Pabrik
Contoh Kasus
PT Mutiara mempunyai sebuah pabrik yang menghasilkan satu jenis produk. Produk tersebut di
produksi secara terus menerus dan hanya mempunyai satu departemen produksi. Data prodiksi PT
Mutiara adalah sebagai berikut:
Unit dalam proses, persediaan awal (bahan 100% selesai, tenaga kerja dan 10.000 unit
overhead pabrik 60% selesai)
Unit masuk proses bulan ini 80.000 unit
Unit selesai diproses dan ditransfer ke persediaan barang jadi 75.000 unit
Unit dalam proses, persediaan akhir ( bahan 100% selesai, tenaga kerja 80% 15.000 unit
selesai, dan overhead pabrik 40% selesai
Data biaya produksi perusahaan bulan Maret 2010 adalah sebagai berikut :
Biaya unit dalam proses, persediaan awal
Bahan Rp 25.000,-
Tenaga kerja Rp 40.020,-
Overhead pabrik Rp 12.000,-
Biaya ditambahkan selama Maret 2010
Bahan Rp 200.000,-
Tenaga kerja Rp 281.880,-
Overhead pabrik Rp 150.000,-
Laporan Biaya Produksi Metode Rata - Rata
Laporan Biaya Produksi Metode MPKP
C. Laporan Biaya Produksi: Dua Departemen

1. Metode Rata-
Rata: Departemen
Pertama
Laporan biaya produksi
Departemen Pengolahan bulan
berjalan.

Dengan metode rata-rata, biaya


persediaan unit dalam proses
awal digabungkan dengan biaya
yang ditambahkan selama bulan
berjalan untuk menghitung biaya
per unit rata-rata.
2. Metode Rata-Rata:
Departemen Lanjutan

Setelah laporan biaya


produksi Departemen
Pengolahan selesai dibuat,
dapat disusun laporan
biaya produksi
Departemen Penyelesaian.
3. Metode Rata-Rata: Penjurnalan

 Jurnal untuk mencatat biaya produksi yang


terjadi di kedua departemen pada bulan berjalan:

1. 3. 5.

Biaya tenaga kerja Biaya overhead


Biaya bahan yang produksi yang Biaya yang Biaya yang
pabrik yang ditransfer dari
dipakai oleh didistribusikan ke ditransfer dari
dibebankan ke Departemen
Departemen Departemen Departemen
Departemen Penyelesaian ke
Pengolahan dan Pengolahan dan Pengolahan dan
Pengolahan dan persediaan
Departemen Departemen Departemen
Departemen barang jadi
Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian
Penyelesaian
• mendebit Barang • mendebit Barang Jadi,
• mendebit Barang
dalam Proses 2. dalam Proses 4. mengkredit Barang
Departemen dalam Proses
Departemen • mendebit Barang
Pengolahan dan • mendebit Barang Departemen
Pengolahan dan dalam Proses
Departemen dalam Proses Penyelesaian.
Departemen Departemen
Penyelesaian, Departemen
Penyelesaian, Penyelesaian,
mengkredit Bahan Pengolahan dan
mengkredit Biaya mengkredit Barang
Departemen
Overhead Pabrik Dalam Proses
Penyelesaian,
Dibebankan Departemen
mengkredit Gaji dan
Upah. Pengolahan.
4. Metode Rata-Rata:
Aliran Biaya

Saldo akun Barang Dalam Proses menunjukkan


jumlah biaya yang dibebankan ke unit dalam
proses awal dan akhir seperti yang tercantum
dalam laporan biaya produksi masing-masing
departemen.
5. Metode MPKP: Departemen Pertama

Laporan biaya produksi


Departemen Pengolahan bulan
berjalan dengan metode MPKP.

Dengan metode MPKP, biaya persediaan


unit dalam proses awal dipisahkan dengan
biaya yang ditambahkan selama bulan
berjalan.
Biaya produksi ditransfer menurut urutan
waktu terjadinya, biaya yang lebih dahulu
terjadi adalah biaya yang lebih dahulu
ditransfer.

• Data kuantitas Departemen Pengolahan sama


dengan metode rata-rata
• Unit ekuivalen dalam metode MPKP hanya dihitung
terhadap biaya yang ditambahkan pada bulan
berjalan saja.
6. Metode MPKP: Departemen Lanjutan

Setelah biaya yang ditransfer dari Departemen


Pengolahan ke Departemen Penyelesaian dihitung,
dapat dibuat laporan biaya produksi Departemen
Penyelesaian.

• Data kuantitas Departemen Penyelesaian


dengan metode MPKP sama dengan
metode rata-rata
7. Metode MPKP: Penjurnalan
Jurnal untuk mencatat biaya produksi dalam aliran MPKP
sama dengan metode rata-rata. Perbedaan hanya terjadi
dalam jumlah biaya yang ditransfer dari Departemen
Pengolahan ke Departemen Penyelesaian dan dari
Biaya bahan yang dipakai oleh
Departemen Penyelesaian ke persediaan barang jadi.
1.
Departemen Pengolahan dan
Departemen Penyelesaian.

Biaya tenaga kerja produksi yang


didistribusikan ke Departemen
Pengolahan dan Departemen
Penyelesaian
2.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke

3. Departemen Pengolahan dan Departemen


Penyelesaian

Biaya yang ditransfer dari


Departemen Pengolahan dan
Departemen Penyelesaian 4.
Biaya yang ditransfer dari Departemen
5. Penyelesaian ke persediaan barang jadi
8. Metode MPKP: Aliran
Biaya

Metodenya juga sama dengan rata-rata. Tapi


karena jumlah biaya yang ditransfer ke
departemen berikutnya dan ke persediaan
barang jadi antara kedua metode tersebut
berbeda, saldo akun Barang Dalam Proses
dalam kedua metode juga berbeda.
Saldo akun Barang Dalam Proses
menunjukkan jumlah biaya yang dibebankan
ke unit dalam proses awal dan akhir seperti
yang tercantum dalam laporan biaya
produksi masing-masing departemen.
Terima Kasih
Proses Costing – Pengantar, Persediaan Unit dalam Proses Awal

Anda mungkin juga menyukai