Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TATA LETAK FASILITAS DI KEDAI KOPI ETIKA

Aditya Gustti Rizqi Ramadhan


Program Studi Manajemen Operasi
Fakutas Ekonomi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
adityagusti23@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tata letak sebuah properti disebuah kedai kopi,
kedai kopi yang menjadi tujuan penelitian adalah ETIKA COFFEE. Dalam penelitian ini,
obyek yang diteliti adalah tata letak yang tersusun di kedai kopi Etika. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode survey langsung ketempat. Berdasarkan analisis data dapat
disimpulkan: 1). Terdapat pengaruh siginifikan bagi penempatan suatu tata letak, 2). Adapun
kepuasan pelanggan terhadap tata letak.
Kata kunci: tata letak, kepuasan pelanggan, bisnis perkopian
INFLUENCE OF FACILITIES LAYOUT IN ETIKA COFFEE SHOP
Abstract
The purpose of this research is to find out the layout of a property in a coffee shop, the coffee
shop that is the purpose of the research is ETIKA COFFEE. In this study, the object studied
was the layout arranged in ethical coffee shop. The research method used is a direct-to-place
survey method. Based on data analysis can be concluded: 1). There is a siginifikan influence
for the placement of a layout, 2). As for customer satisfaction with the layout.
Keywords: layout, customer satisfaction, coffee business
Pendahuluan
Bisnis perkopian di era sekarang sangat diminati oleh setiap kalangan, bukan hanya dari segi
rasa, namun tata letak juga harus diperhatikan dalam perancangan usaha bisnis kopi. Tata
letak yang strategis dan tersusun akan membuat konsumen menjadi semakin tertarik terhadap
tempat tersebut.
Pentingnya tata letak bagi suatu tempat usaha yaitu memudahkan pekerja maupun konsumen
melakukan mobilitas agar tidak saling bersinggungan satu sama lain. Tata letak juga
memudahkan pekerja dalam mengerjakan pekerjaannya. Menurut Ramos et al. (2012), sistem
material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan menggangu
kelancaran terhadap proses produksi sehingga dapat memepengaruhi suatu sistem secara
menyeluruh.

Tujuan utama dari perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik adalah mengatur area kerja
dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan
nyaman, sehingga dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator
(Wignjosoebroto, 2003).
Pemilihan lokasi untuk penempatan suatu bisnis tidak kalah penting, karena lokasi yang
strategis berpengaruh bagi tempat usaha itu sendiri. Jika suatu tempat usaha tidak strategis,
maka konsumen akan kesulitan dalam mencari tempat tersebut. Menurut Handoko (2013),
Salah satu hal yang terpenting dari tata letak pabrik adalah jarak, waktu dan biaya, jarak
perpindahan material yang jauh akan menyebabkan rentang waktu yang dibutuhkan cukup
tinggi maka dapat menyebabkan tingginya ongkos yang dikeluarkan, karena lamanya proses
yang dilakukan. Dengan kata lain melakukan perencanaan tata letak yang baru, jarak dapat
diperpendek lagi, sehingga pemborosan waktu semakin kecil.
Maka dari itu, peran dari tata letak sangatlah penting bagi bisnis di era sekarang. Penelitian
ini diteliti menggunakan survey ketempat usaha tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Tata Letak
Pengertian Tata Letak
Seperti yang diungkapkan oleh James M. Apple, tujuan keseluruhan rancang fasilitas
adalah membawa masukan (bahan-bahan) melalui setiap fasilitas dalam waktu tersingkat
yang memungkinkan. (Apple 1990: 2). Lalu menurut Sahroni (2003), kelancaran aliran
proses produksi merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap efesiensi dan
produktifitas produksi perusahaan.
Perencanaan dan pengamatan tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam
dunia industri, sebab dengan perencanaan dan pengaturan yang baik diharapkan efisiensi
dan kelangsungan hidup atau kesuksesan kerja suatu industri dapat terjaga. Hal yang
berhubungan dengan perencanaan dan pengaturan tata letak adalah sistem material
handling.
Tujuan utama dari perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik adalah mengatur area kerja
dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan
nyaman sehingga menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik
lagi suatu perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan
keuntungan dalam produksi (Wignjosoebroto, 1992: 53).

Kepuasan Pelanggan

Kotler dan Keller (2009:138-139) mengungkapkan kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau
hasil) suatu produk dan harapan harapannya. Lovelock dan Wright (2007:102) menyatakan
bahwa, kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pascapembelian mereka, dapat berupa
kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan dan kesenangan. Kepuasan
dipengaruhi oleh perbandingan layanan yang dipahami dengan pelayanan yang diharapkan,
dan sebagai reaksi emosional jangka pendek pelanggan terhadap kinerja pelayanan tertentu.

Indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan, menurut Yuliarmi dan Riyasa (2007)
adalah:
1. Kesesuaian kualitas pelayanan dengan tingkat harapan.
2. Tingkat kepuasan apabila dibandingkan dengan yang sejenis
3. Tidak ada pengaduan atau komplain yang dilayangkan.
Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai
dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Ketika pelanggan telah merasa puas maka akan
terjalin hubungan harmonis antara produsen dan konsumen, menciptakan dasar yang baik
bagi pembelian ulang dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat
menguntungkan sebuah perusahaan.
Kepuasan konsumen terhadap perusahaan jasa diartikan sebagai suatu keadaan dimana
harapan konsumen terhadap suatu pelayanan sesuai dengan kenyataan yang diterima tentang
pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Jika pelayanan suatu perusahaan jasa tersebut
jauh dibawah harapan konsumen maka konsumen akan kecewa. Sebaliknya, jika layanan
yang diberikan memenuhi harapan konsumen, maka konsumen akan senang. Harapan
konsumen dapat diketahui dari pengalaman mereka sendiri saat menggunakan pelayanan
suatu perusahaan jasa, omongan orang lain dan informasi iklan.

Menurut Tjiptono dan Diana (2003:100-101) Mendefinisikan pelanggan sebagai orang


yang membeli dan menggunakan produknya.
Menurut Dharmmesta dan Handoko (1997:12) Pelanggan adalah individu-individu yang
melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangga.
Bisnis
Menurut Griffin dan Ebert (2007) bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau
jasa untuk dijual dengan maksud agar mendapatkan laba. Sedangkan Menurut Allan Afuah
(2004) Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan
dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industri. Dari dua pengertian diatas dapat penulis
simpulkan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan menjual dan membeli suatu barang dalam
memenuhi kebutuhan manusia yang tujuannya mencari sebuah keuntungan. Dilihat dari
pengertian kewirausahaan dan pengantar bisnis pada intinya kegiatan ini adalah sama-sama
mencari sebuah keuntungan atau laba.
Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam menunjang perkembangan
ekonomi. Kata “bisnis” diambil dari bahasa Inggris “bussines”. Pengertian bisnis secara
umum dalam ekonomi yaitu bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara histori kata bisnis
berasal dari bahasa Inggris business, dari kata dasar yang berarti “sibuk” dalam konteks
individu, komunitas maupun masyarakat. Dalam artian sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana
seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan
keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan tergantung skupnya,
Penggunaan kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha yaitu kesatuan yuridis(hukum),
teknis, ekonomis yang bertujuan mencari laba. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk
pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian”. Penggunaan yang paling luas
merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Pengertian Bisnis Menurut Griffin dan Ebert (2007) bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud agar mendapatkan laba.
Sedangkan Menurut Allan Afuah (2004) Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan
keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industri. Dari dua
pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan menjual dan
membeli suatu barang dalam memenuhi kebutuhan manusia yang tujuannya mencari sebuah
keuntungan. Dilihat dari pengertian kewirausahaan dan pengantar bisnis pada intinya
kegiatan ini adalah sama-sama mencari sebuah keuntungan atau laba.
Pengertian bisnis menurut para Ahli:
1. Menurut Peterson, bisnis adalah merupakan serangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan penjualan ataupun pembelian barang dan jasa secara konsisten
2. Menurut Prof.L.R.Dicksee, bisnis adalah suatu bentuk aktivitas yang utamanya bertujuan
untuk memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakan atau yang berkepentingan dalam
terjadinya aktivitas tersebut.
Menurut pendapat Cristopher Pass,dkk., Bentuk ekonomi dari suatu bisnis terdiri dari:
1. Bisnis horizontal (horizontal business), suatu bisnis yang mengfokuskan diri pada aktivitas
tunggal, misalnya produksi roti
2. Bisnis vertikal (vertical business), suatu bisnis yang menggabungkan dua atau lebih
aktivitas yang berhubungan secara vertikal, misalnya pembuatan gandum dan roti
3. Bisnis konglomerat atau bisnis terdiversifikasi (conglomerate atau diversified business),
suatu bisnis yang menggabungkan sejumlah aktivitas produksi yang tidak berhubungan,
misalnya produksi pembuatan roti dan jasa keuangan.
Kopi
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber
devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga
merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di
Indonesia (Rahardjo, 2012). Perkembangan kopi di Indonesia mengalami kenaikan produksi
yang cukup pesat, pada tahun 2007 produksi kopi mencapai sekitar 676.5 ribu ton dan pada
tahun 2013 produksi kopi sekitar 691.16 ribu ton. Sehingga produksi kopi di Indonesia dari
tahun 2007-2013 mengalami kenaikan sekitar 2.17 % (Badan Pusat Statistik, 2015).
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses
produksi pengolahan kopi dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas
dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar
dunia (Rahardjo, 2012). Secara signifikan produksi biji kopi di Indonesia terus meningkat,
namun mutu hasil pengolahan kopi yang dihasilkan umumnya masih rendah. Oleh karena itu,
untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca panen
yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses penyangraian merupakan
salah satu tahapan yang penting dalam pengolahan kopi, yaitu untuk pembentukan aroma dan
cita rasa khas kopi dari dalam biji kopi tersebut. Namun, saat ini masih sedikit data tentang
bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi sangrai
berkualitas, dengan kebutuhan instrumen untuk menilai kualitas derajat sangrai Pengolahan
citra (image processing) dapat dijadikan salah satu alternatif pilihan dalam pemutuan. Dengan
teknologi pengolahan citra (image processing) ini diharapkan membantu untuk menentukan
kualitas mutu hasil kopi sangrai dibagi menjadi 3 penyangraian dan 60 kg biji kopi robusta
dibagi menjadi 6 penyangraian.
Pengolahan kopi di desa Sindang Jati menggunakan proses pengolahan cara kering (dry
process) proses tanpa fermentasi (Dian, 2012), untuk menekan jumlah biji pecah serendah
mungkin pada hasil pengolahan kopi rakyat telah dilaksanakan percobaan pengupasan kopi
gelondong kering dengan alat giling palu (hammermill) ditemukan oleh Hardjosuwito (1985).
Menurut Widytomo (2005) pengeringan merupakan salah satu langkah penting dalam
pengolahan kopi yang mempengaruhi final kualitas kopi, suhu udara pengeringan adalah
faktor yang menentukan pada waktu pengeringan. Lama proses pengeringan tergantung pada
bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang digunakan (Rahmawan, 2001).Menurut
Sri Mulato (1993) salah satu kendala pengolahan tingkat petani adalah tidak tersedianya
fasilitas pengeringan yang memadai. Alat bantu pengering memang sangat dibutuhkan pada
daerah dengan curah hujan tinggi.

METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi Pengumpulan Data:
1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung bagaimana tata letak
fasilitas yang ada di ETIKA COFFEE
2. Wawancara
Peneliti mewawancarai manajer dari ETIKA COFFEE yaitu bapak Zihni Kazhami
untuk menanyai seputar ETIKA COFFEE. Selain dari itu, peneliti juga mewawancarai
karyawan dan pengunjung dar ETIKA COFFEE
Tempat penelitian, obyek dalam penelitian ini adalah ETIKA COFFEE. Jenis data
yang digunakan adalah data survey langsung ke lokasi, ETIKA COFFEE. Sampel yang
diambil dari populasi tersebut adalah pengunjung, teknik pengumpulan data ini adalah
menggunakan wawancara langsung dengan pengunjung.
Operasional Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Tata Letak a). Pengunjung merasa nyaman dengan tempat parkir yang luas

b). Pengunjung merasa nyaman dengan penempatan kasir

c). Pengunjung merasa nyaman dengan penempatan kursi dan meja

Fasilitas a). Pengunjung menyayangkan tidak adanya tempat ibadah

b). Pengunjung bebas memilih untuk duduk ditempat ber AC atau non-AC

c). Pengunjung menyanyangkan tangga yang kecil dan sempit

d). Barista dan pegawai lainnya bepenampilan rapih dan menarik

Pelayanan a). Pengunjung menyayangkan jika kedai ramai pemesanan sedikit lama

b). Barista dan pegawai lainnya menerapkan SOP protokol kesehatan di


pandemi COVID-19 ini

Kepuasan a). Pengunjung puas dengan fasilitas yang diberikan


b). Pengunjung merasa puas dengan harga dari minuman

c). Pengunjung puas dengan respon yang diberikan oleh barista dan pegawai
lainnya

T a ta Le ta k
Fasilitas

Pelayanan

Kepuasan
Pelanggan

Dilihat dari diagram diatas, tata letak sangat berperan dalam fasilitas, pelayanan, dan
kepuasan pelanggan. Tata letak fasilitas memiliki peran penting bagi kelangsungan kepuasan
pelanggan. Karena jika tata letak tidak direncanakan secara baik, maka pengunjung maupun
karyawan akan mengalami kesulitan dalam melakukan mobilisasi.

Hasil dan Pembahasan

Sesuai dengan tabel, dan diagram diatas, data yang digunakan dalam pnelitian ini adalah data
survey tata letak dan kepuasan pelanggan di bulan November 2020 di kedai kopi Etika,
Sumberjaya Tambun Selatan Bekasi.

Pada data diatas diketahui bahwa, pengunjung merasa puas dengan tata letak dan fasilitas
diberikan oleh pihak kedai kopi Etika.

Tetapi pengunjung menyayangkan ketidak tersediaannya fasilitas keagamaan seperti


Mushollah, karena musholla dihancurkan dan rencana akan dibikin baru tetapi berbeda
tempat.

Untuk fasilitas seperti tangga, peneliti mengamati bahwa tangga untuk akses ke lantai dua
sangat tidak efisien. Karena tangga yang kecil, lalu sempit, dan tidak ada penerangan. Tangga
seperti itu akan mengakibatkan resiko kecelakaan kerja karena tangga yang tidak memadai.
Pengunjung juga merasa sempit jika harus menaiki tangga menuju lantai dua.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diterima oleh peneliti, Tata Letak Fasilitas sangat berpengaruh dalam
segala aspek dibidang bisnis. Karena jika tata letak tidak di susun dan direncanakan dengan
baik, mobilisasi karyawan maupun pengunjung akan sulit karena ketidak teraturannya kedai
kopi tersebut. Ketidak teraturannya tata letak fasilitas bisa mengakibatkan masalah yang fatal.
Sperti, kecelakaan kerja, pengunjung yang enggan datang kembali, dan risiko yang paling
besar adalah gulung tikar.

Saran

Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peniliti dapat mengambangkan perhitungan data agar
lebih akurat, dan lebih paham tentang jurnal yang akan dibuat selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, I., Muslimah, E., & Belakang, L. (2012). Di Industri Tahu Menggunakan Blocplan.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 11(2), 102–112.

Gautama, I. (2003). Alasan dan Langkah Pembangunan Bisnis Berbasis Web. The Winners,
4(1), 39. https://doi.org/10.21512/tw.v4i1.3801

Jember, K. (2012). Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

Dewi, R. K., Choiri, M., & Eunike, A. (2003). PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
MENGGUNAKAN METODE BLOCPLAN DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
(AHP) (Studi. 13.

Safitri, N. D., Ilmi, Z., & Amin, M. (2018). Analisis Perancangan Tataletak Fasilitas Produksi
menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC). Jurnal Manajemen, 9(1), 38.
https://doi.org/10.29264/jmmn.v9i1.2431

Bambang, H. (2012). Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...
(PETA ALIRAN PROSES).

So, I. G., Sarjono, H., & Herman, R. T. (2013). Penerapan Metode Hungarian pada
Perusahaan Jasa (Kasus Minimum). Binus Business Review, 4(2), 812–820.
https://doi.org/10.21512/bbr.v4i2.1397

Ii, B. A. B., & Letak, A. T. (2003). Mohamad Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung,
Manajemen Operasi , PT Grasindo, Jakarta, 2003, hlm. 212. 1 9. 9–33.

Leonardo, L., & Hutahaean, H. A. (2014). Penggunaan Metode Algoritma Craft dan Blocplan
untuk Perbaikan Tata Letak Fasilitas Lantai Produksi pada Industri Sparepart Sepeda
Motor. Jurnal Metris, 15, 55–64.
http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris/article/view/28

S, S. (2018). Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Pengantar Bisnis Terhadap Motivasi
Dan Minat Wirausaha (Study Kasus Mahasiswa Akademi Akuntansi Pgri Jember).
Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 4(2), 98.
https://doi.org/10.32528/jmbi.v4i2.1755

Anda mungkin juga menyukai