Anda di halaman 1dari 160

PERANCANGAN MESIN KATROL UNTUK MOBILITAS

MESIN PELONTAR PAKAN IKAN

TUGAS AKHIR
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Diploma III Teknik Mesin
Politeknik Negeri Indramayu

Oleh:
MOHAMAD GALANG ADI PRAYOGA
NIM. 1701069

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
AGUSTUS 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh:


Nama : MOHAMAD GALANG ADI PRAYOGA

NIM : 1701069

Program Studi : Diploma III Teknik Mesin

Judul : Perancangan Mesin Katrol Untuk Mobilitas Mesin Pelontar Pakan


Ikan

Pembimbing : I. Agus Sifa, S.Pd., M.T., M.Sc. …………………


NIP.198608162019031010

II. Dedi Suwandi, S.ST., M.T ………………….


NIP.198405052019031016

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji pada tanggal 13 Agustus


2020. dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Indramayu.

DEWAN PENGUJI

Ketua Penguji : Badruzzaman, S.ST., M.T . …………………


NIP. 198409162019031004

Anggota : Meri Rahmi, S.T., M.T. …………………


Penguji I NIP. 198502072019032013

Anggota : Agus Sifa, S.Pd., M.T., M.Sc …………………


Penguji II NIP. 198608162019031010

Indramayu, 7 September 2020


Ketua Jurusan Teknik Mesin,

Dedi Suwandi, S.ST., M.T.


NIP.198405052019031016

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini adalah
asli hasil karya saya sendiri serta Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Politeknik Negeri Indramayu,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

iii
ABSTRAK

Pemberian pakan terhadap ikan merupakan salah satu hal yang penting dalam
budidaya ikan. Saat ini sudah ada mesin pelontar pakan ikan yang membantu petani
dalam pemberian pakan. Namun mesin tersebut masih menggunakan tali tambang
dan tenaga manusia untuk mengatur posisi mesin pelontar pakan ikan. Tujuan tugas
akhir ini adalah merancang mesin katrol yang dapat mengatur posisi mesin pelontar
pakan ikan dalam hal memposisikan dan mobilitas mesin pelontar pakan ikan.
Sistem kerja alat bantu ini dengan menggunakan mekanisme katrol tetap yang
digerakan oleh motor listrik yang dihubungkan ke kopling lalu ditransmisikan
melalui Gearbox dan di teruskan ke pulley penarik. Pada perancangan mesin katrol
utuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan dengan dimensi dimensi mesin 1224 mm
x 500 mm x 563 mm penggerak menggunakan motor dynamo dengan daya 0,74
kW, poros yang digunakan untuk mesin katrol adalah poros SC45C dengan
diameter 30 mm, kopling yang digunakan adalah kopling flexible FCL 140, gearbox
yang digunakan yaitu type helical dengan perbandingan 1:17, house bearing yang
digunakan house bearing dengan type UCP 206, pulley yang digunakan adalah type
B1 berdiameter 20,3 cm, tali tambang yang digunakan tali tambang berdiameter 12
mm dan tali sling yang digunakan yaitu tali sling baja berdiameter 5 mm. Rangka
yang dipakai yaitu besi siku ASTM A36 ukuran 45 mm x 45 mm berfungsi untuk
menopang keseluruhan komponen, dari hasil simulasi rangka tegangan maksimal
komponen masih lebih kecil dari tegangan yield material

Kata kunci: Pelontar Pakan ikan, Sistem katrol, Mobilitas, Otomatis.

iv
MOTTO

“Waktumu terbatas, jangan habiskan dengan mengurusi hidup orang lain”

“Ketika kamu merasa sendirian, ingatkan diri bahwa Allah sedang menjauhkan
mereka darimu, agar hanya ada kau dan Allah”

“Jika kamu tidak berani mengambil resiko dalam hidupmu, kamu tidak akan
pernah bisa menciptakan masa depan”

“Tidak peduli seberapa sulit atau tidak mungkin untuk dicapai, kamu tidak boleh
kehilangan pandangan terhadap tujuanmu!”

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan dan
karunianya, sehingga penulis dapat melakukan dan menyelesaikan tugas akhir ini
dengan lancar dan baik.
Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli
Madya pada Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Indramayu. Tugas akhir ini berjudul PERANCANGAN MESIN KATROL
UNTUK MOBILITAS MESIN PELONTAR PAKAN IKAN.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini banyak pihak yang telah membantu, oleh
karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada.
1. Bapak Casiman Sukardi, S.T, M.T, selaku Direktur Politeknik Negeri
Indramayu.
2. Bapak Dedi Suwandi, S.ST., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
dan selaku dosen pembimbing kedua.
3. Bapak Agus sifa, S.Pd., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing pertama.
4. Bapak Badruzzaman, S. ST., M.T. Selaku wali dosen yang kerap
memberikan arahan, nasihat, dan motivasi.
5. Orang Tua beserta Keluarga yang telah memberikan dukungan semangat
serta dukungan moril maupun materil.
6. Seluruh Dosen dan Staff Teknik Mesin Politeknik Negeri Indramayu
yang telah memberikan ilmunya selama ini tanpa henti.
7. Keluarga besar kelas D3TM3C yang selalu saling dukung dan memberi
support dalam pelaksanaan Tugas Akhir.
8. Caripan rekan satu tim yang sejak awal pelaksanaan selalu sabar, tekun
dan kerja tim yang sangat baik dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas segala bantuan, dukungan, semangat dan doa yang
diberikan kepada penulis.

Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembang
ilmu. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,

vi
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk penulis demi perbaikan ke depan.

Indramayu 13 Agustus 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
MOTTO................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 2
1.4 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ................................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 3
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
2.1 Ikan ......................................................................................................... 4
2.2 Mesin Pelontar Pakan Ikan ..................................................................... 4
2.3 Katrol ...................................................................................................... 5
2.4 Komponen Utama ................................................................................... 6
2.5 Konsep Dasar Pembebanan dan Tumpuan ........................................... 17
2.6 Momen Inersia ...................................................................................... 18
2.7 Faktor Keamanan.................................................................................. 19
BAB III. METODE PELAKSANAAN .............................................................. 20
3.1 Diagram Alir (Flow Chart)................................................................... 20
3.2 Keterangan Diagram Alir ..................................................................... 21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 23
4.1 Sistematika Perencanaan ...................................................................... 23
4.2 Pemilihan Konsep Desain ..................................................................... 23
4.3 DesainTerpilih ...................................................................................... 25
4.4 Perhitungan ........................................................................................... 26
4.5 Tali Tambang........................................................................................ 35
4.6 Tali Sling .............................................................................................. 36
4.7 Rangka .................................................................................................. 36
4.8 Simulai Analisis Kekuatan Rangka ...................................................... 36
BAB V. PENUTUP ............................................................................................. 40
5.1 Simpulan ............................................................................................... 40
5.2 Saran ..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
LAMPIRAN .......................................................................................................... 41

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2. 1 Faktor Kemanan Berdasarkan Tegangan Luluh................................... 20
Tabel 4. 1 Perbandingan Rangka .......................................................................... 24
Tabel 4. 2 Klasifikasi Momen Inersia ................................................................... 30
Tabel 4. 3 Kekuatan tali tambang nylon ............................................................... 35

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1 Ikan Bandeng...................................................................................... 4
Gambar 2. 2 Pelontar Pakan Ikan Otomatis ........................................................... 5
Gambar 2. 3 Motor DC .......................................................................................... 7
Gambar 2. 4 Komponen motor induksi .................................................................. 8
Gambar 2. 5 Besi poros .......................................................................................... 8
Gambar 2. 6 Kopling menggunakan gigi ............................................................. 10
Gambar 2. 7 Kopling Gesek ................................................................................. 10
Gambar 2. 8 Kopling Hidrolik ............................................................................. 11
Gambar 2. 9 Gearbox ........................................................................................... 12
Gambar 2. 10 Pulley ............................................................................................. 12
Gambar 2. 11 Jenis-jenis Pasak ............................................................................ 14
Gambar 2. 12 Jenis Pasak Bulat ........................................................................... 14
Gambar 2. 13 Perencanaan Pasak ........................................................................ 15
Gambar 2. 14 Gaya Tangensial Pasak .................................................................. 15
Gambar 2. 15 Tali tambang .................................................................................. 16
Gambar 2. 16 Tali Sling Baja ............................................................................... 16
Gambar 2. 17 Balok dengan Beban Merata ......................................................... 17
Gambar 2. 18 Grafik SFD dan BMD Beban Merata ............................................ 18
Gambar 2. 19 Besi Siku L ..................................................................................... 19
Gambar 3. 1 Diagram Alir .................................................................................... 20
Gambar 4. 1 Penempatan Mesin Katrol ................................................................ 23
Gambar 4. 2 Alternatif Rangka ............................................................................. 23
Gambar 4. 3 Desain Mesin Katrol terpilih ............................................................ 25
Gambar 4. 4 Rangka 2D Meja Mesin Katrol ........................................................ 26
Gambar 4. 5 Rangka Meja Mesin Katrol .............................................................. 26
Gambar 4. 6 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang A ..................................... 27
Gambar 4. 7 Diagram SFD dan BMD Rangka A.................................................. 28
Gambar 4. 8 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang B ..................................... 28
Gambar 4. 9 Diagram SFD dan BMD Rangka B .................................................. 29
Gambar 4. 10 Penampang Besi Siku ..................................................................... 30
Gambar 4. 11 Desain Rangka Meja Mesin Katrol ................................................ 36
Gambar 4. 12 Simulasi stress Meja ....................................................................... 38
Gambar 4. 13 Simulasi Displacment Meja ........................................................... 38
Gambar 4. 14 Simulasi Factor of safety Meja....................................................... 39

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Simulasi Alternatif Rangka


Lampiran 2 Drawing 3D dan 2D Mesin Katrol
Lampiran 3 Biodata Mahasiswa

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Potensi usaha ikan air tawar semakin meningkat dari tahun ke tahun karena
tingginya permintaan sedangkan produksinya belum mencukupi permintaan
tersebut. Khususnya di daerah Indramayu sabagian besar masyarakatnya bekerja
sebagai pembudidaya ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain ikan lele,
bandeng, dan gurame. Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021
konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Dari
sisi produksi, pada tahun 2019 konsumsi ikan penduduk Indonesia sudah mencapai
angka sekitar 98,0 gram/hari. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak
5,41 juta ton dan produksi perikanan budidaya 6,98 juta ton. Dari total produksi
perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan
angka hingga 1,1 juta ton atau 15,8%. Perlu adanya upaya untuk mencukupi
permintaan tersebut dengan cara peningkatan produksi ikan (Anggraeni dkk, 2015).
Pemberian pakan terhadap ikan merupakan salah satu hal yang penting,
karena seperti yang kita tahu bahwa ikan merupakan makhluk hidup yang
membutuhkan makanan yang cukup. Kegiatan yang dilakukan untuk membudidaya
ikan tidaklah gampang bahkan terkadang para peternak ikan sendiri bukan hanya
memiliki satu tambak yang mengakibatkan banyak ikan yang terlambat diberi
makanan, hal ini dapat mengakibatkan kualitas yang buruk untuk ikan. Ikan
menjadi kekurangan gizi, kerdil, pertumbuhan yang terlambat dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena peternak ikan masih
memberikan pakan ikan secara manual yang mengakibatkan keterlambatan
pemberian pakan.
Salah satu penunjang keberhasilan produksi perikanan adalah penggunaan
teknologi tepat guna. Teknologi memainkan peranan yang sangat penting dalam
peningkatan efisiensi produksi dan menunjang pelaksanaan intensifikasi perikanan.
yang akhirnya akan tercapai penerapan perikanan yang berkelanjutan. Penerapan
teknologi berupa alat bantu bagi para petani ikan untuk mencapai efisiensi

1
2

pekerjaan, antara lain pada bidang pemberian pakan. Pemberian pakan secara
manual banyak menguras tenaga, waktu, dan materi.
Saat ini sudah ada mesin pelontar pakan ikan, kekurangannya masih
menggunakan tali tambang dan tenaga manusia untuk menggeser dari pinggir
tambak ke tengah tambak. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
perlu dilakukan perancangan mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan
ikan. Tujuan dari perancangan mesin katrol yang berguna untuk mobilitas pakan
ikan, agar sistem penarikan mesin pelontar pakan ikan dapat bergerak dengan
mudah, perancangan dilakukan dengan menentukan besar beban yang mampu dapat
digerakan oleh mesin katrol, menentukan kemampuan daya motor dan komponen
utama dalam mesin sistem control penarik mesin pakan ikan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada tugas akhir tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan komponen utama pada mesin katrol penarik untuk
mesin pelontar pakan ikan?
2. Bagaimana menentukan sistem katrol penarik?
3. Bagaimana merancang meja penyangga mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan?

1.3 Batasan Masalah


Untuk mempermudah dalam perancangan, maka dalam pembuatan tugas
akhir ini terdapat batasan-batasan masalah tertentu yang membatasi ruang
lingkup yang akan dikaji, yaitu:
1. Software yang diguakan untuk membuat rancangan rangka mesin katrol
untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan yaitu SolidWork 2016.
2. Sistem kerja mesin menggunakan sistem katrol yang digerakan oleh motor
listrik.
3. Pembuatan dilakukan di bengkel POLINDRA.

1.4 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah:
1. Menentukan komponen utama pada mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan.
3

2. Menentukan sistem katrol penarik mesin pelontar pakan ikan.


3. Merancang meja penyangga mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.
1.5 Manfaat
Manfaat tugas akhir ini adalah:
1. Mampu memberikan pengetahuan dan pengalaman pada pembuat.
2. Mampu memberikan ilmu pada pembaca.
3. Mampu membuat rancangan mesin katrol untuk pelontar pakan ikan.

1.6 Sistematika Penulisan


Pembahasan dalam laporan Perancangan mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan dibagi ke dalam 5 bab dengan sistematis sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
perancangan, manfaat perancangan, sistematika penulisan laporan mengenai proses
Perancangan mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan teori dasar dari ikan, pelontar pakan ikan, katrol,
komponenkUtama yang dipakai pada perancangan alat dan perhitungan pemilihan
komponen utama.
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
Bab ini berisikan penjelasan tentang tahapan dan metode perancangan yang
ditempuh dalam proses perancangan mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.
Dalam diagram alir dijelaskan tentang konsep desain, pemilihan material, analisis
dan perhitungan serta simulasi rangka pada mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil dari pemilihan desain Mesin Katrol, perhitungan
Komponen utama dan simulasi pada rangka Mesin Katrol untuk Pelontar Pakan
Ikan.
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran terhadap rancangan mesin
katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ikan
Ikan merupakan hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah
dingin dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan
menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang (Raharjo, 1980).
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan
empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu
diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar.
Dalam perairan Indonesia yang sangat luas ini mengandung ± 6000 jenis ikan yang
belum teridentifikasi dan ini merupakan sumberdaya hayati perikanan yang
potensial bila dikelola secara maksimal. (Raharjo, 1980)
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
masyarakat karena relatif mudah didapat karena harganya yang terjangkau. Banyak
jenis ikan yang dikembangkan di Indonesia meliputi perikanan air tawar, air asin
(laut), dan air payau atau tambak (Mareta, 2011). Di Indramayu sendiri banyak yang
membudidaya ikan bandeng, dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Ikan Bandeng (Sumber: Kumparan, 2018)

2.2 Mesin Pelontar Pakan Ikan


Mesin pelontar pakan otomatis adalah perangkat yang memberi makan ikan
secara otomatis pada waktu yang telah ditentukan. Di satu sisi, itu adalah untuk
mengontrol aktivitas makan ikan dengan menggunakan pengumpan ikan yang
menggabungkan sistem mekanis dan sistem kelistrikan untuk membentuk suatu alat
yang mengganti pemberian makan ikan secara manual tangan (Sifa dkk, 2019) , dapat
dilihat pada Gambar 2.2.

4
5

Gambar 2. 2 Pelontar Pakan Ikan Otomatis (Sumber: www.Fishtech.id)

2.3 Katrol
Katrol merupakan salah satu dari jenis pesawat sederhana yang mempunyai
fungsi untuk bisa memudahkan pekerjaan manusia. Bagian utama katrol yang
terdiri dari roda kecil yang berputar pada porosnya dan juga mempunyai alur
tertentu disepanjang sisinya yang nantinya akan dililiti tali, kabel, dan rantai. Katrol
yang digunakan bersama dengan seutas tali ataupun rantai tersebut, yang
dipergunakan untuk mengangkat beban-beban yang berat ataupun untuk mengubah
arah tenaga.
Sedangkan prinsip kerja dari katrol adalah menarik ataupun mengangkat
suatu benda dengan menggunakan roda atau poros sehingga bisa terasa menjadi
lebih ringan. Kemudian ujung tali dikaitkan ke suatu beban, dan ujung yang lainnya
ditarik oleh kuasa sehingga menjadikan roda katrol akan berputar. Katrol memiliki
beberapa jenis, berikut adalah jenis jenis katrol:
A. Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang terpasang di suatu tetap (tetap). Dimana
katrol tetap tidak mengurangi gaya, melainkan memudahkan untuk mengubah arah
gaya. Misalkan katrol yang digunakan pada sumur.
B. Katrol Majemuk
Katrol majemuk merupakan paduan antara katrol tetap dengan katrol bebas.
Sedangkan pada katrol majemuk terdapat dua katrol yang masing-masingnya
mempunyai fungsi sebagai katrol tetap dan juga katrol majemuk. Tetapi ada juga
katrol majemuk yang terdiri dari dua blok katrol. Dan ada juga katrol majemuk yang
6

terdiri dari dua balok katrol. Sedangkan katrol jenis ini bisa digunakan untuk
mengangkat suatu beban yang sangat berat sehingga bisa untuk menarik tali yang
digunakan oleh mesin penarik.
C. Katrol Bebas
Katrol bebas memiliki kedudukan atau juga posisi yang berubah disaat
digunakan. Katrol jenis ini pada biasanya berada di atas tali yang kedudukannya
bisa berubah. Kemudian katrol dipasang pada tali yang bergantung sehingga mudah
untuk dipindahkan. Setelah itu salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu
misalkan, alat-alat perangkat dari peti kemas dipelabuhan.

2.4 Komponen Utama

2.4.1 Motor listrik


Motor listrik seperti pada Gambar 2.3 adalah mesin yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik atau tenaga penggerak atau tenaga pemutar. Dalam
peralatan rumah tangga motor listrik dapat ditemukan contohnya : pengering
rambut, kipas angin, mesin cuci, mesin jahit, pompa air, blender, mixer, bor listrik,
lemari es, dan penyedot debu. Sedangkan dalam industri motor listrik digunakan
untuk impeller pompa, fan, blower, menggerakan kompresor, mengangkat beban
dan lain-lain
Motor listrik yang umum digunakan di dunia industry adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor listrik asinkron
IEC berbasis metrik (millimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial
(inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt
(kW).
Motor listrik dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
A. Motor DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber
tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung dan tidak langsung. Motor DC digunakan pada
penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
7

Gambar 2. 3 Motor DC (Sumber: Adhinugroho, 2013)


Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan tegangan AC
(Alternating Current). Motor AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator”
dan “rotor”. Stator merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan
komponen motor AC yang berputar. Motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak
frekuensi variabel untuk mengendalikan kecepatan sekaligus menurunkan
konsumsi dayanya. Berdasarkan fasa dan arus listrik yang masuk motor AC dibagi
menjadi 2, yaitu:
A. Satu fasa
Motor induksi 1 fasa tidak mulai sendiri. Ketika motor terhubung ke catu daya
1 fasa, belitan utama membawa arus bolak-balik. Adalah logis bahwa jenis mesin
pemeliharaan yang paling murah dan paling dikurangi harus digunakan paling
teratur. Ini adalah jenis yang berbeda berdasarkan cara mereka memulai karena ini
bukan memulai sendiri. Yaitu split phase, shaded pole dan motor kapasitor. Sekali
lagi motor kapasitor adalah kapasitor start, kapasitor berjalan dan motor kapasitor
permanen. Motor kapasitor permanen ditunjukkan di bawah ini.
B. Tiga fasa
Motor ini memulai sendiri (otomatis) dan tidak menggunakan kapasitor,
belitan start, sakelar sentrifugal, atau perangkat penghubung lainnya. Motor induksi
3 fasa AC banyak digunakan dalam aplikasi industri dan komersial. Ini memiliki
dua jenis, sangkar tupai dan motor ring slip. Motor sangkar tupai banyak digunakan
karena konstruksi keras dan desain sederhana. Motor ring slip
memerlukan resistor eksternal untuk memiliki torsi awal yang tinggi. Motor
induksi ini banyak digunakan dalam industri dan peralatan rumah tangga karena ini
keras dalam konstruksi yang membutuhkan perawatan hampir tidak ada, bahwa
mereka relatif murah, dan memerlukan supply hanya ke stator. Komponen motor
induksi ditunjukan pada gambar 2.4.
8

Gambar 2. 4 Komponen motor induksi (Sumber: Adhinugroho, 2013)


Perhitungan untuk memilih motor yang digunakan:
P=T. (2.1)
T=Fxr (2.2)
2.𝜋.𝑛
= (2.3)
60

Dimana: P = Daya (watt)


T = Torsi (Nm)
F = Gaya/ Beban yang di putar (N)
R = Jari-jari poros (mm)
n = Putaran motor (rpm)
 = kecepatan sudut (rad/s)
(Khurmi & Gupta, 2005)

2.4.2 Poros
Poros seperti Gambar 2.5 adalah suatu bagian stasioner yang beputar,
biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang
bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward
Shigley, 1983).

Gambar 2. 5 Besi poros (Sumber: www.buildeff.com)


Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam
9

perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya: kelelahan,


tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga
ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut
harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
Perhitungan untuk menentukan diameter poros:

Torsi/moment puntir
𝑃𝑑
T = 9.74 x 105 (2.4)
𝑛2

Dimana: T = Torsi (N.m)


Pd = Daya Rencana (Kw)
n = Putaran (Rpm)
(Sularso & Suga, Poros Dan Pasak, 1978)

Tegangan Geser
σb
a = (2.5)
𝑆𝑓1 𝑥 𝑆𝑓2

Dimana : a = Tegangan geser yang di izinkan (kg/𝑚𝑚2 )


σb = Kekuatan Tarik (kg/𝑚𝑚2 )
Sf1/sf2 = Faktor keamanan
(Sularso & Suga, Poros Dan Pasak, 1978)

Diameter poros
1
5,1 3
𝑑𝑠1 = [ 𝜏𝛼 𝑥 𝑘1 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇] (2.6)

Dimana : ds = Diameter poros (mm)


a = Tegangan geser yang di izinkan (kg/𝑚𝑚2 )
𝐾𝑡 = Faktor Koreksi
𝐶𝑏 = Beban lentur
(Sularso & Suga, Poros Dan Pasak, 1978)
2.4.3 Kopling (Clutch)
Kopling (Clutch) adalah suatu bagian yang mutlak diperlukan pada kendaraan
di mana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Engine. pada tahap pertama engine dihidupkan tanpa digunakan tenaganya oleh
10

karena itu engine pada tahap pertama harus dapat berputar dahulu dan kemudian
memindahkan tenaganya perlahan-lahan pada roda belakang sehingga kendaraan
akan bergerak perlahan-lahan dan juga engine harus bebas (tidak berhubungan) bila
mengganti gigi transmisi.
Oleh karena hal tersebut maka diperlukan pemasangan clutch yang letaknya
di antara engine dan transmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan
membebaskan putaran engine. Bila tenaga dari satu engine yang sedang berputar di
pindahkan pada roda-roda penggerak pada waktu kendaraan sedang berhenti,
kendaraan akan melompat apabila tenaga terlalu besar dan mesin akan mati bila
tenaga engine terlalu kecil, juga kendaraan tidak dapat bergerak dengan lembut.
Untuk memungkinkan engine dapat hidup diperlukan kopling yang memindahkan
tenaga dengan perlahan-lahan dan sesudah tenaga sebagian besar pemindah maka
pemindahan tenaga akan berlangung tanpa terjadinya slip (tergelincir), juga kopling
harus dapat berkerja dengan sederhana. (Finalti, 2006)
Jenis kopling dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Kopling dengan menggunakan gigi
Kopling pada Gambar 2.6 ini banyak digunakan untuk hubungan gigi
transmisi jenis Syncronmesh.

Gambar 2. 6 Kopling menggunakan gigi (Sumber: Prakoso, 2016)


2. Kopling Gesek
Kopling pada Gambar 2.7 adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan
antara bagian penggerak dengan yang akan digerakkan. Konsep kopling ini
banyak digunakan pada sistem pemindahan tenaga kendaraan.

Gambar 2. 7 Kopling Gesek (Sumber: Prakoso, 2016)


11

3. Kopling Tekanan Hidrolis


Kopling pada Gambar 2.8 banyak digunakan pada kendaraan pada kendaraan
dengan transmisi otomatis. Proses kerjanya memanfaatkan tekanan hidrolis,
dan pemindahan dari satu kopling ke kopling yang lainnya, dilakukan dengan
mengatur aliran hidrolisnya.

Gambar 2. 8 Kopling Hidrolik (Sumber: Prakoso, 2016)


2.4.4 Transmisi
Transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang disebut sebagai
sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan dan mengubah
tenaga dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar spindel mesin
maupun melakukan gerakan feeding. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur
kecepatan gerak dan torsi serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan
mundur. Ada beberapa type transmisi, yaitu:
A. Transmisi manual adalah tipe transmisi yang digunakan pada kendaraan
bermotor. Sistem ini menggunakan clutch yang dioperasikan oleh pengemudi untuk
mengatur perpindahan torsi dari mesin menuju transmisi, serta pemindah gigi yang
dioperasikan dengan tangan (pada mobil) atau kaki (pada motor).
B. Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi
percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem
transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi
otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah
tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.
C. Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi
tanpa menginjak/ menekan kopling.
12

Rumus untuk menghitung rasio gearboxnya adalah :


𝑛
i = 𝑛1 (2.7)

dimana : i = rasio gearboxs


n = rpm motor listrik
n1 = Rpm tujuan
(Maarif Dedik K, M., 2015)

Gambar 2. 9 Gearbox (Sumber: Jati, 2019)


2.4.5 Pulley
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung
pergerakan belt atau sabuk lingkar untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang
berfungsi menghantarkan suatu daya. Cara kerja Pulley sering digunakan untuk
mengubah Arah dari gaya yang diberikan dan mengirimkan gerak rotasi. Pulley
ditunjukan pada Gambar 2.10.

Gambar 2. 10 Pulley (Sumber: www.surpluscenter.com)


2.4.6 Bearing
Bearing adalah salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu
secara langsung bagian mesin lain yang bergerak atau berputar, misalnya as, poros,
roda gigi dan sebagainya. Pemasangan bantalan dimaksudkan untuk menghindari
kontak langsung antara bagian-bagian yang bergerak agar :
13

A. Keausan terjadi hanya pada bantalannya, sehingga bahan bantalan pada


umumnya terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada bahan bagian mesin yang
ditumpu.
B. Memperkecil gesekan antara bagian-bagian mesin yang bergerak sehingga
kerugian daya untuk mengatasi gesekan tersebut dapat diminimasi. Dengan
demikian putaran atau gerakan bagian-bagian mesin dapat berlangsung secara
halus, aman serta panjang umur pakainya.

2.4.7 Pasak
Pasak adalah elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan bagian mesin
seperti roda gigi, puli, kopling, sproket dsb pada poros. Melalui pasak momen
puntir diteruskan dari poros ke naf atau sebaliknya. Elemen mesin lain yang
berfungsi seperti pasak adalah splin dan gerigi (serration) yang mempunyai gigi
luar pada poros dan gigi dalam pada naf nya yang saling terkait satu dengan lainnya.
A. Jenis-jenis Pasak
Berdasarkan letaknya pada poros dan bentuknya pasak dapat dibedakan
menjadi:
1. Pasak Pelana, salah satu permukaan sisinya cekung sesuai dengan
kelengkungan permukaan porosnya dan permukaan sebaiknya rata
tirus.Tidak ada alur pasak pada porosnya. Jenis ini digunakan untuk beban
kecil.
2. Pasak Rata, berpenampang segi empat. Permukaan poros diratakan sesuai
ukuran lebar pasak. Ini digunakan juga untuk beban kecil.
3. Pasak Benam, berpenampang segi empat. Sebagian tebal pasak terbenam
pada alur pasak di porosnya dan bagian lainnya terbenam pada naf. Jenis
ini paling banyak digunakan dan mampu memindahkan daya yang besar.
4. Pasak Singgung, dipasang tangensial pada poros, digunakan untuk beban
yang fluktuatif dan ada tumbukan.
5. Pasak Tembereng, berbentuk tembereng lingkaran dan dipasang pada alur
pasak yang juga berbentuk tembereng pada porosnya
6. Pasak Jarum, penampang pasak berbentuk bulat dengan ukuran kecil dan
dipasang di antara poros dan naf.
14

Gambar 2. 11 Jenis-jenis Pasak (Sumber: Sularso & Kuga, 1987)


7. Pasak Bulat (Pin) Pasak ini dipasang menembus pada penampang
melintang poros. Bentuknya ada dua yaitu silindris dan tirus. Sesuai
ukurannya yang relative kecil, maka kemampuan memindahkan torsi juga
kecil.

Gambar 2. 12 Jenis Pasak Bulat (Sumber: Sularso & Kuga, 1987)

B. Perancangan Pasak
Dalam perancangan yang perlu diperhatikan adalah memperhitungkan
kekuatan pasak terhadap gaya tangensial pada permukaan poros yang timbul karena
pemindahan beban momen puntir dari poros ke naf atau sebaliknya. Gaya tersebut
akan menimbulkan tegangan geser dan tekanan permukaan pada pasak. Di samping
itu karena secara umum harga poros jauh lebih mahal dari pada pasak, maka bahan
pasak dipilih yang lebih lunak dari pada bahan poros atau dengan lain kata pasak
dirancang akan lebih cepat rusak dari pada porosnya.
15

Gambar 2. 13 Perencanaan Pasak (Sumber: Sularso & Kuga, 1987)


Jika momen puntir (torsi) yang akan dipindahkan T (Nm) dan diameter poros d (m),
maka gaya tangensialnya F(N) adalah :

Gambar 2. 14 Gaya Tangensial Pasak (Sumber: Sularso & Kuga, 1987)


Perhitungan untuk pasak :
F = T/(d/2) (2.8)
Dimana : F = Gaya tangensial poros (kg)
T = Momen rencana (kg.mm)
d = Diameter poros (mm)

2.4.8 Tali tambang


Tali Tambang pada Gambar 2.15 adalah tali yang terbuat dari serat. Banyak
jenis serat yang berbeda, dari tanaman atau plastik, yang dipilin menjadi satu untuk
membentuk benang. Sejumlah benang kemudian dibuat menjadi untaian, dan tali
akhirnya terbuat dari sejumlah helai. Dalam perancangan menggunakan tali
tambang untuk menarik Mesin Pelontar Pakan Ikan yang disambungkan ke mesin
katrol.
16

Gambar 2. 15 Tali tambang (Sumber: Asmarines, 2017)


2.4.9 Tali sling
Tali sling adalah tali yang terbuat dari serat sintetis ataupun dari baja yang
dipotong dengan panjang tertentu dan disalah satu atau kedua ujungnya ditekuk
membentuk lingkaran atau mata yang fungsinya untuk digunakan sebagai alat kait.
Tali sling kebanyakan digunakan untuk aplikasi angkat dan aplikasi tarik,
tetapi sebagian orang menggunakan tali sling untuk aplikasi ikat dan juga dekorasi.
Tali sling banyak digunakan untuk aplikasi angkat dan tarik karena faktor mata atau
alat kait yang dia miliki, yang memang fungsinya untuk dikaitkan pada objek
angkat ataupun objek tarik. Dalam perancangan penulis menggunakan Tali sling
sebagai jalur yang dihubungkan antara 2 tiang.
Tali sling baja yang artinya tali sling ini terbuat dari bahan baja yang keras
dan kokoh, yang tentunya jenis tali sling baja ini memiliki kekuatan tarik yang
besar, sehingga dapat digunakan untuk mengangkat dan menarik beban-beban yang
sangat besar dan berat, ditunjukan pada Gambar 2.16

Gambar 2. 16 Tali Sling Baja (Sumber: Asmarines, 2017)


Tali sling baja ini dapat dibagi juga menjadi 4 jenis, yang dibedakan berdasarkan
dari fungsinya. Jenis tali sling baja tersebut diantaranya adalah :
A. Tali Sling Baja General
B. Tali Sling Baja Elevator
17

C. Tali Sling Baja High Performance


D. Tali Sling Stainless Steel
Perhitungan untuk Tali sling:
SWL = d x d x 8 (2.9)
Dimana: SWL : Safety Working Load
d : Diameter
(Sumber: binnusa, 2018)

2.5 Konsep Dasar Pembebanan dan Tumpuan

2.5.1 Pembebanan
Pembebanan merata sepanjang batang dinyatakan dalam q (kg/m atau KN/m).
Pada Gambar 2.17 menjelaskan bagaimana pembebanan terbagi merata pada
sebuah batang. (Sularso & Kuga, 1987)

Gambar 2. 17 Balok dengan Beban Merata (Sumber: Sularso & Kuga, 1987)

ΣMB = 0
RVA.L – R 1/2 . L = 0 (2.10)
RVA.L – Q.L. 1/2 = 0
RVA = 1/2./Q.L
RVB = 1/2..Q.L

SFD
SF x = RVA – Q . x (2.11)
= 1/2 . Q . L – Q . x
18

= Q (1/2. L – x)
x = 0 SF = 1/2 Q . L
x = 1/2 . L SF = 0
x = L SF = 1/2 . Q . L
BMD
BMx = RVA.x–Rx.½.x (2.12)
= RVA.x–Q.x.½.x
= ½.Q.L.x–½.Q.x2
= ½.Q(L.x–x2)
x = 0 BM = 0
x = ½.L BM=⅛.Q.L2
x = L BM=0

Gambar 2. 18 Grafik SFD dan BMD Beban Merata (Sumber: Sularso & Kuga,
1987)
2.6 Momen Inersia
Momen inersia besi siku yang digunaan untuk pembuatan rangka alat adalah
berbentuk L yang dapat dihitung dengan persamaan rumus sebagai berikut:
19

Gambar 2. 19 Besi Siku L


𝑏1 ℎ1 𝑏2 ℎ2
𝐼=( )+( ) (2.13)
12 12

Keterangan: I = Momen inersia (mm4)


b1 = b2 = Lebar besi siku (m)
h1 = h2 = Tinggi besi siku (m)

2.7 Faktor Keamanan


Faktor keamanan didefinisikan dan ditetapkan dengan berbagai cara untuk
mencegah terjadinya deformasi permanen apabila beban dihilangkan. ada kondisi
ini, faktor keamanan ditentukan berdasarkan Tegangan Yield struktur. Dimana
secara sistematis faktor keamanan adalah perbandingan antara kekuatan aktual
dengan kekuatan yang dibutuhkan. (Popov, 1996). Jensen dan Chenoweth (1989:
4) menyatakan faktor keamanan adalah perbandingan tegangan rusak terhadap
tegangan izin, sedangkan tegangan izin merupakan bagian kekuatan batas yang
biasa aman digunakan dalam perancangan.
𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Faktor kemanan (n) = 𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝐼𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 (2.14)

Sedangkan tegangan yang diizinkan adalah perbandingan tegangan yield dengan


faktor keamanan.
Tegangan 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑
Tegangan izin = (2.15)
Faktor Keamanan

Secara teoritus nilai faktor keamanan yang digunakan dalam skala industri
adalah minimal empat, adapun sebagai pedoman untuk menentukan faktor
keamanan suatu struktur yang akan dirancang dapat menggunakan aturan sebagai
berikut:
20

Tabel 2. 1 Faktor Kemanan Berdasarkan Tegangan Luluh


Sf Beban Kriteria
1,25 – 1,5 Statis Kondisi terkontrol dan tegangan ditentukan secara
pasti.
1,5 – 2,0 Dinamis Bahan yang sudah diketahui, kondisi lingkungan
beban dan tegangan yang tetap dan ditentukan
dengan mudah.
2,0 – 2,5 Dinamis dan Kejut Bahan yang beroperasi secara rata-rata dengan
batasam beban yang diketahui.
2,5 – 3,0 Kejut Bahan yang diketahui tanpa melalui tes, pada kondisi
beban dan tegangan rata-rata.
3,0 – 4,5 Kejut Bahan yang sudah diketahui, kondisi beban, tegangan
dan lingkungan yang tidak pasti.
Sumber: Dobrovolsky, 1987
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Diagram Alir (Flow Chart)


Dalam proses perancangan katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan
melewati beberapa tahapan seperti pada Gambar 3.1.

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Lapangan Studi Literatur

Konsep Desain

Pemilihan Material

Perbaikan
Analisa Dan Perhitungan

Simulasi Tidak
Desain?

Ya
Gambar 2D

Laporan

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir

20
21

3.2 Keterangan Diagram Alir


1. Identifikasi Masalah
Pada proses yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Masalah yang
diangkat adalah tentang Perancangan Mesin Katrol untuk Mobilitas Mesin Pelontar
Pakan Ikan, karena terkait dengan masalah yang terjadi di masyarakat dimana
mesin pelontar pakan ikan masih menggunakan tali tambang dan tenaga manusia
untuk memindahkan mesin pelontar pakan ikan dari pinggir tambak ke tengah
tambak. Oleh karena itulah dirancanglah mesin katrol untuk mobilitas mesin
pelontar pakan ikan.
2. Studi Literatur
Setelah mengetahui masalah yang terjadi di masyarakat mengenai pertumbuhan
ikan dan cara memberi pakan pada ikan maka tahap selanjutnya adalah mencari
sumber referensi baik dari jurnal, buku, maupun internet yang berkaitan dengan
budidaya ikan.
3. Studi Lapangan
Setelah melakukan studi literatur kemudian tahap berikutnya yaitu studi
lapangan dengan mensurvei ke tempat budidaya ikan dan melakukan wawancara
mengenai pemberian pakan pada ikan serta melihat alat pelontar pakan ikan yang
sedang digunakan.
4. Konsep Desain
Jika Studi literatur dan studi lapangan sudah selesai maka tahap selanjutnya
yaitu membuat konsep desain mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan
ikan. Dengan membuat 3 model konsep alat dan didapat 1 konsep desain yang
paling efisien dan efektif. Pada tahap ini mendesain alat ini dan mengaplikasikan
langsung hasil perhitungan komponen berupa desain gambar menggunakan
software Solidworks 2016 dalam pembuatan alat.
5. Pemilihan Material
Setelah dibuatnya desain alat langkah selanjutnya yaitu pemilihan atau
penentuan material yang akan dipakai pada mesin katrol untuk mobilitas mesin
pelontar pakan ikan.
22

6. Analisa dan Perhitungan


Setelah pemilihan material langkah selanjutnya adalah Analisa rangka yang
sudah didesain yaitu beban yang akan diterima rangka dan melakukan perhitungan.
Perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan untuk menentukan komponen yang
akan dipakai pada mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan agar
nantinya mesin tersebut dapat digunakan dengan baik sesuai keinginan.
7. Simulasi Desain
Pada tahap ini melakukan simulasi desain mesin katrol untuk mobilitas mesin
pelontar pakan ikan. Apakah seluruh komponen aman dan sesuai dengan
perhitungan.
8. Gambar 2D
Pada tahap ini membuat gambar kerja detail mengenai mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan. Yang nantinya akan diberikan kepada bagian
pembuatan.
9. Pembuatan
Pada proses pembuatan dilakukan oleh bagian pembuatan, pembuatan mesin
katrol diantaranya pembuatan rangka, dan assembly komponen yang sudah dipilih
dan dibeli.
10. Laporan
Pada tahap ini menyusun laporan Tugas Akhir mengenai Perancangan Mesin
Katrol untuk Mobilitas mesin pelontar pakan ikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistematika Perencanaan


Pada sistem mesin katrol yang dirancang untuk mobilitas mesin pelontar
pakan ikan, dengan gambaran secara umum pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Penempatan Mesin Katrol


1. Mesin Katrol pusat yang berguna untuk menggerakan tali tambang agar
menarik ataupun mengulur supaya mesin Pelontar Pakan Ikan dapat bergerak.
2. Mesin Pelontar Pakan Ikan Otomatis yang di gerakan oleh mesin katrol.
3. Tiang yang digunakan untuk dikaitkan dengan tali sling sebagai jalur untuk
mesin pelontar pakan ikan agar mesin pelontar pakan ikan stabil.
4. Mesin katrol yang digunakan sebagai lawan dari mesin katrol pusat.

4.2 Pemilihan Rangka

1 2 3
Gambar 4. 2 Alternatif Rangka
Perbandingan rangka pada Gambar 4.2 menitik beratkan pada perbandingan
jenis material yang dipakai. Perbandingan alternatif rangka dilakukan dengan
memberikan beban merata sebesar 323 N. Material yang digunakan pada
perbandingan rangka ada 3 jenis material yaitu Alumunium Alloy, Galvanis dan
ASTM A36. Penjelasan perbandingan rangka dapat dilihat pada Tabel 4.1.

23
24

Tabel 4. 1 Perbandingan Rangka


No Material Stress Diplacment Safety Of Factor

1. Material Pada saat rangka Pada saat rangka Factor of afety


menggunakan diberi beban 323 N, diberi beban sebesar (FOS) pada rangka
alumunium stress tegangan 325 N displacement ini,nilai FOS
alloy terkecil senilai 0 N/m2 atau perubahan bentuk terkecil adalah 0.86
sedangkan tegangan terbesar yang terjadi yang berarti rangka
terbesar senilai 29 adalah 2,286 mm meja ini tidak aman
KN/m2. Rangka ini ,Sedangkan di beri beban statis
menggunakan displacement atau 325N. Nilai FOS
alumunium alloy perubahan bentuk terbesar adalah 1,5.
sehingga tidak aman terkecil yang terjadi Simulasi Factor of
untuk dipergunakan, adalah 1,000 mm. afety (FOS) dapat
karna nilai tegangan displacement dapat dilihat pada
terbesarnya melebihi dilihat pada Gambar Gambar lampiran 1.
nilai Yield strength lampiran 1.
untuk material
Alumunium alloy,
nilai Yield strength
untuk material
Alumunium alloy
adalah 27 KN/m2.
Simulasi stress dapat
dilihat pada Gambar
lampiran 1.
2. Material Pada saat rangka Pada saat rangka diberi Factor of afety
menggunakan diberi beban 323 N, beban sebesar 325 N (FOS) pada rangka
stress tegangan displacement atau ini,nilai FOS
galvanis terkecil senilai 0 perubahan bentuk terkecil adalah 0,8
N/m2 sedangkan terbesar yang terjadi yang berarti rangka
tegangan terbesar adalah 8,037 mm meja ini tidak aman
senilai 22 KN/m2. ,Sedangkan di beri beban statis
Rangka ini displacement atau 325N. Nilai FOS
menggunakan perubahan bentuk terbesar adalah 1,5.
Galvanis sehingga terkecil yang terjadi Simulasi Factor of
tidak aman untuk adalah 1,000 mm. afety (FOS) dapat
dipergunakan, karna displacement dapat dilihat pada
nilai tegangan dilihat pada Gambar Gambar lampiran 1.
terbesarnya melebihi lampiran 1.
nilai Yield strength
untuk material
Galvanis, nilai Yield
strength untuk
material Galvanis
adalah 20 KN/m2.
Simulasi stress dapat
dilihat pada Gambar
lampiran 1.
25

3. Material Pada saat rangka Pada saat rangka diberi Factor of afety
menggunakan diberi beban 323 N, beban sebesar 325 N (FOS) pada rangka
stress tegangan displacement atau ini,nilai FOS
ASTM A36 terkecil senilai 0 perubahan bentuk terkecil adalah 1,5
N/m2 sedangkan terbesar yang terjadi yang berarti rangka
tegangan terbesar adalah 5,723 mm meja ini aman di
senilai 3,3 KN/m2. ,Sedangkan beri beban statis
Rangka ini displacement atau 325N. Nilai FOS
menggunakan perubahan bentuk terbesar adalah 1,5.
ASTM A36 sehingga terkecil yang terjadi Simulasi Factor of
aman untuk adalah 1,000 mm. afety (FOS) dapat
dipergunakan, karena displacement dapat dilihat pada
nilai tegangan dilihat pada Gambar Gambar lampiran 1.
terbesarnya tidak lampiran 1.
melebihi nilai Yield
strength untuk
material ASTM A36,
nilai Yield strength
untuk material
ASTM A36 adalah
25 KN/m2. Simulasi
stress dapat dilihat
pada Gambar
lampiran 1.

4.3 DesainTerpilih
Berdasarkan beberapa pertimbangan kebutuhan maka rangka yang digunakan
adalah alternatif rangka 3, karena alternatif rangka ke 3 menggunakan material
ASTM A36 dengan besi siku 45mm x 45mm dengan ketebelan 3mm dan nilai
tegangan terbesarnya tidak melebihi nilai Yield strength untuk material.

Gambar 4. 3 Desain Mesin Katrol terpilih


Keterangan Gambar:
1. Motor Listrik 1hp
2. Poros
3. Kopling / clutch flexible FCL 140
4. Gear Box
26

5. House Bearing
6. pulley
7. Meja penyangga

4.4 Perhitungan

4.5.1 Pembebanan Rangka Atas Mesin Katrol


Rangka mesin katrol untuk pelontar pakan ikan terbuat dari ASTM A36
dengan profil besi siku 45mm x 45mm. Rangka ini dijadikan kekuatan utama untuk
menopang mesin katrol, oleh karena itu dibutuhkan bahan yang benar benar kuat.

Gambar 4. 4 Rangka 2D Meja Mesin Katrol


A. Pembebanan Rangka Batang A
Perhitungan perencanaan rangka adalah sebagai berikut:
Diketahui: Beban motor = 10Kg
Beban Poros = 4Kg
Beban GearBox = 12Kg
Beban House Bearing = 1Kg
Beban Kopling = 3Kg
Total Beban = 33 Kg /323 N
Karena beban total 323 N termasuk beban merata, maka perhitungan
pembebanan pada rangkanya sebagai berikut:

Gambar 4. 5 Rangka Meja Mesin Katrol


27

Perhitungan rangka batang A sebagai berikut:


323 𝑁
q= = 646 N/m
0,50

Gambar 4. 6 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang A


1. Reaksi Tumpuan
FX =0 HB =0
MA =0 MB =0
1 1
 RVA . L – q . 2 . L =0  RVB . L + q . 2 . L =0
1 1
 RVA . 0,50 – 646 . 2 . 0,50 =0  RVB . 0,50 – 646 . 2 . 0,50 =0

 RVA . 0,50 – 161,5  RVB . 0,50 – 161,5


−161,5 161,5
 RVA =  RVB = −0,50
−0,50

 RVA = 323 N  RVB = 323 N

SFD
X = 0 SF = 1⁄2 . q . L

= 1⁄2 . 646 . 0,50


= 161,5 N

X = 1 SF = -1⁄2 . q . L

= -1⁄2 . 646 . 0,50


= -161,5 N
2. Momen bending (BMD)
M (X) = 1⁄8 . q . 𝐿2

= 1⁄8 . 646 . 0,502


= 20,18 N.m
28

Gambar 4. 7 Diagram SFD dan BMD Rangka A


Karena momen bending yang terjadi pada batang A sebanyak 2 batang maka
momen bending yang di dapat adalah 2 x 20,18 = 40,36 N.m
B. Pembebanan Rangka Batang B
Perhitungan perencanaan rangka adalah sebagai berikut:
Diketahui: Beban motor = 10Kg
Beban Poros = 4Kg
Beban GearBox = 12Kg
Beban House Bearing = 1Kg
Beban Kopling = 3Kg
Total Beban = 33 Kg /323 N
Karena beban total 323 N termasuk beban merata, maka perhitungan
pembebanan pada rangkanya sebagai berikut :

Perhitungan rangka batang B sebagai berikut:


323 𝑁
q= = 264,53 N/m
1,221

Gambar 4. 8 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang B


29

1. Reaksi Tumpuan
FX =0 HB =0
MA =0 MB =0
1 1
 RVA . L – q . . L =0  RVB . L + q . . L =0
2 2
1 1
 RVA . 1,221 – 264,53 . 2 . 1,221 =0  RVB . 1,221 – 264,53 . 2 . 1,221 =0

 RVA . 1,221 – 161,49  RVB . 1,221 – 161,49


−161,49 161,49
 RVA =  RVB = −1,221
−1,221

 RVA = 132,26 N  RVB = 132,26 N


SFD
X = 0 SF = 1⁄2 . q . L

= 1⁄2 . 264,53. 1,221


= 161,49 N
X = 1 SF = -1⁄2 . q . L

= -1⁄2 . 264,53. 1,221


= -161,49 N
2. Momen bending (BMD)
M (X) = 1⁄8 . q . 𝐿2

= 1⁄8 . 264,53. 1,2212


= 49,29 N.m

Gambar 4. 9 Diagram SFD dan BMD Rangka B


30

Karena momen bending yang terjadi pada batang A sebanyak 2 batang maka
momen bending yang di dapat adalah 2 x 49,29 = 98,58 N.m

4.5.2 Tegangan Rangka Meja


A. Perhitungan Momen Inersia Pada Besi Siku
Rangka mesin katrol untuk pelontar pakan ikan terbuat dari ASTM 36 dengan
profile besi siku 45mm x 45mm dengan tebal 3mm. Rangka ini dijadikan kekuatan
utama untuk menopang mesin katrol, oleh karena itu dibutuhkan bahan yang benar
benar kuat.

Gambar 4. 10 Penampang Besi Siku


Tabel 4 2 Klasifikasi Momen Inersia
No. A X Y AX AY d
1 135 1,5 22,5 202,5 3037,5 14,85
2 126 24 1,5 3024 189 15,91

Σ AX 3.226,5 Σ AY 3.226,5
X=
ΣA
= 261
= 12,36 Y=
ΣA
=
261
= 12,36
C = (12,36 , 12,36)
d1 = X1 = 1,5 – 12,36 = -10,86 d2 = X2 = 24 – 12,36 = 11,64
Y1 = 22,5 – 12,36 = 10,14 Y2 = 1,5 – 12,36 = -10,86

d1 = √ X12 + Y12 d2 = √X2 2 + Y22


= √(−10,86)2 + 10,142 = √11,642 + (−10,86)2
= 14,85 = 15,91
31

Maka momen inersia pada besi siku dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑏1 .ℎ1 𝑏2 .ℎ2
I= ( + 𝐴1. 𝑑1) + ( + 𝐴2 . 𝑑 2 )
12 12
3 .453 42 .33
I= ( + 135. 14,852 ) + ( + 126. 15,912 )
12 12

I = 52551,78 + 31988,60
I = 84540,38 mm4
Tegangan luluh (𝜎yield) material ASTM A36 adalah 250 Mpa. Tegangan
luluh ini digunakan untuk menentukan tegangan yang diijinkan untuk pembebanan
rangka. Untuk menentukan tegangan ijin dibutuhkan adanya nilai safety factor,
pada perencanaan ini telah ditentukan bahwa safety factor yang dipakai adalah 2,
sehingga:
𝜎ijin = 𝜎yield / safety factor
= 250 Mpa / 2
= 125 Mpa
Setelah nilai tegangan ijin didapat selanjutnya dibandingkan dengan tegangan
yang terjadi pada saat pembebanan rangka, momen maksimal yang sudah didapat
yaitu 138,94 Nm = 138940 Nmm, maka perhitungannya sebagai berikut:
𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 𝑦
𝜎 = 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
138940 Nmm .12,36mm
= 84540,38 mm4

= 19,43 N/mm2
Jadi kesimpulannya bahwa hasil dari perhitungan pembebanan rangka didapat
19,43 Mpa ≤ 125 Mpa. Dimana tegangan yang terjadi pada rangka lebih kecil
dibandingkan dengan tegangan ijin sehingga perencanaan dinyatakan aman.

4.5.3 Menghitung Daya Motor


Hasil survei dan informasi yang didapat mengenai mesin pelontar pakan ikan,
mendapatkan output:
1. Berat mesin pelontar pakan ikan ± 100Kg.
2. Menarik mesin pelontar pakan ikan masih menggunakan tenaga manusia.
3. Panjang tambak ikan pada umumnya di Kabupaten Indramayu 20 m.
4. Untuk mencapai 20 m dibutuhkan waktu 2 menit atau lebih tergantung
penarikannya.
32

Setelah mengetahui data survei dan mendapatkan informasi, perhitungan untuk


membuat mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.
1. Menghitung daya motor :
Diketahui : r = 0,1m (Rencana jari jari pully yang dipakai)
t = 1 kali putaran 1 detik (waktu manual penarikan)
2𝑥𝜋𝑥𝑟
V= 𝑡
2 𝑥 3,14 𝑥 0,1𝑚
V= 1

V= 0,628 m/s

Gaya / Beban yang diputar


𝑚 𝑥 𝑣2
Fsf= 𝑟
100 𝑥 (0,628)2
Fsf= 0,1

Fsf= 39,43 N

Torsi
T= F x r
T= 39,43 x 0,1
T= 3,943N.m

Daya Hitungan
n= 1400rpm
2𝑥𝜋𝑥𝑛
𝜔= 60
2 𝑥 3,14 𝑥 1400
𝜔=
60

𝜔 = 146,533

P= T x 𝜔
P= 3,943 x 146,533
P= 577,77 watt
P= 0,577 Kw
P= 0,774 hp
33

Maka motor yang dipilih adalah :


Daya = 1 hp
Putaran input = 1400 rpm (melihat kebutuhan output rpm)
2. Menentukan RPM yang dibutuhkan:
Perencanaan rpm dipilih dengan melihat dari putaran secara manual, dimana
pada proses manual mendapatkan 1 putaran 1 detik dengan rpm 60 rpm. Sehingga
supaya lebih cepat dari proses manual maka dipilihlah rpm 83 yang dimana
disesuaikan dengan gearbox yang ada di pasaran dengan perbandingan gearbox
1:17 dan diplihlah rpm motor dengan kecepatan 1400 rpm.
Menentukan kecepatan rpm:
Dengan 83 rpm, maka didapat kecepatan 60 detik / 83 = 0,72. Maka 1 kali
putaran 0,72 detik.

4.5.4 Menghitung Diameter Poros


Bahan rencana yang digunakan S45C dengan tegangan Tarik 𝜎𝐵 =
58 𝑘𝑔/𝑚𝑚²
1. Diketahui:
A. Daya yang ditransmisikan (P) = 0,74 kW
B. Putaran motor 𝑛1 = 1400 rpm
C. Putaran poros 𝑛2 = 83 rpm
0,74
D. 𝑇1= 9,74 x 105 x = 514,82 kg.mm
1400
0,74
E. 𝑇2= 9,74 x 105 x 83
= 8.683,85 kg.mm
𝜎𝐵 58 𝑘𝑔/𝑚𝑚²
F. 𝜏 = = = 3,22 kg/mm²
𝑆𝑓1 𝑥 𝑆𝑓2 6𝑥3

2. Poros I (dari motor ke Gear Box)


1
5,1 3
𝑑𝑠1 = [ 𝑥 𝑘1 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇]
𝜏𝛼
1
5,1 3
𝑑𝑠1 = [ 𝑥 2 𝑥 1,0 𝑥 514,82]
3,22
𝑑𝑠1 =11,77 𝑚𝑚
Karēna diameter poros motor 19 mm ditambah tinggi pin 3 mm dan
dilebihkan 2 mm sampai 5 mm agar poros aman. Dengan itu poros dari motor ke
gearbox dipilih dengan ukuran diameter 30 mm.
34

3. Poros II (Gearbox ke Pulley)


1
5,1 3
𝑑𝑠2 = [ 𝑥 𝑘1 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇]
𝜏𝛼
1
5,1 3
𝑑𝑠2 = [ 𝑥 2 𝑥 1,0 𝑥 8.683,85 ]
3,22
1
𝑑𝑠2 = [21448.50]3
𝑑𝑠2 = 30 𝑚𝑚
Karena diameter Gearbox 30mm dengan itu poros dari gearbox ke pulley
dipilih dengan ukuran diameter 30 mm.

4.5.5 Transmisi
Hasil survei dan perhitungan mendapatkan output 83 rpm, lalu mendapatkan
hitungan dengan menggunakan motor 1400 rpm. Rumus untuk menghitung rasio
gearboxnya adalah :
i = n : n1
i = 1400 : 82
i = 1 : 17
jadi transmisi yang dipakai untuk mesin katrol untuk pelontar pakan ikan
adalah berukuran 1 : 17.

4.5.6 Pemilihan Motor


Sudah dihitung pada rancangan diatas, maka daya minimum motor listrik
adalah 0.557 kW , dikarenakan tidak ada motor listrik yang memiliki daya 0.557
kW dan output rpm yang diinginkan adalah 83 rpm dan memakai gearbox dengan
perbandingan 1 : 17.. sehingga memilih motor listrik dengan daya 0,74 kW dengan
putaran 1400 rpm.

4.5.7 Pin
Pin disini menyesuaikan dengan poros bawaan motor dan transmisi bawaan
dengan keterangan sebagai berikut :
Pin motor : P= 19 mm
L= 3 mm
T= 3 mm
35

Pin Gear Box : P= 30 mm


L= 3 mm
T= 3mm

4.5.8 Kopling
Untuk kopling dipilih jenis kopling fleksibel FCL dan kita melihat dari
ketersediaan penempatan kopling dengan tipe FCL140 yang bisa dibuat lubang
untuk poros hingga 30 mm.

4.5.9 House Bearing


Karena menggunakan poros berdiameter 30 mm, oleh karena itu untuk House
Bearing dipilih type UCP 206, karena House bearing tipe UCP 206 mempunyai
diameter Bearing sebesar 30 mm.

4.5.10 Pulley
Untuk Pulley karena untuk penarikan menggunakan tali tambang, maka
menggunakan pulley type B1 berdiameter 8 inch karena jalurnya cocok untuk tali
tambang berukuran 12mm.

4.5 Tali Tambang


Untuk tali tambang penulis memilih tali tambang nylon yang ukurannya
mengikuti ketentuan ditabel berikut:
Tabel 4. 3 Kekuatan tali tambang nylon

Sumber: icismalang, 2013


Mesin pelontar pakan ikan memiliki berat ±100 kg dan berdasarkan dengan
Tabel 4.3 yang merekomendasikan menggunakan tali tambang berdiameter 12mm,
36

dengan itu meka dipilihlah tali tambang berdiameter 12mm sesuai dengan anjuran
dari Table 4.3 diatas.

4.6 Tali Sling


Menghitung kekuatan tali sling yang akan digunakan:
Diketahui : rencana diameter tali sling = 5 mm = 0,2 inch
SWL = d x d x 8
= 0,2 inc x 0,2 inc x 8
= 0,32 ton
= 320 kg
Jadi jika diameter rencana tali sling 5 mm, maka tali sling dengan diameter
5mm aman digunakan untuk beban lebih dari 100 kg- 300 kg.

4.7 Rangka
Desain rangka dibagi menjadi dua tahapan, yaitu tahapan desain dan tahap
perancangan. Untuk desain rangka ini perlu adanya survei dan pengumpulan data
dari pembimbing yang menggambarkan bagaimana keadaan di tambak ikan. Secara
umum desain rangka meja mesin katrol dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan
Lampiran.

Gambar 4. 11 Desain Rangka Meja Mesin Katrol

4.8 Simulai Analisis Kekuatan Rangka


Rangka meja mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan yang
telah dibuat akan dilakukan proses static analysis pada solidworks. Pada simulasi
rangka beberapa variabel yang harus diketahui yaitu gaya yang diterima, letak
37

tumpuan dan hasil apa saja yang akan dicari. Berikut adalah data yang diperoleh
mengenai rangka meja mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan:
Massa = 325 N
Volume = 0.01 m3
Luas = 3,89 m2
Center of mass : ( meter )
X = 0.434
Y = 0.627
Z = 0.887

4.8.1 Hasil Simulasi Rangka Dasar


1. Tegangan (Stress)
Tegangan (Stress) adalah kumpulan gaya (force) pada suatu permukaan
benda. Semakin sempit luasan permukaan namun gaya tetap sama, maka tegangan
semakin besar. Tegangan terbesar ditunjukkan pada gradiasi warna paling merah,
tegangan terkecil ditunjukan pada gradiasi warna paling biru. Sedangkan area
dengan tegangan sedang adalah area dengan warna kuning-hijau-biru muda. Pada
rangka meja mesin katrol, tegangan terbesar senilai 3.318e+006 N/m2 terjadi pada
batang rangka tengah yang terhubung dengan batang rangka depan dan belakang.
Tegangan terkecil senilai 3.2719e+000 N/m2 terjadi pada batang rangka. Yield
strength untuk material ASTM A36 adalah 2.500e+008 N/m2, maka rangka
dinyatakan aman karena stress maksimal tidak melebihi yield strength material.
Simulasi stress dapat dilihat pada Gambar 4.11.
38

Gambar 4. 12 Simulasi stress Meja


2. Perubahan Bentuk (Displacement)
Perubahan bentuk (Displacement) adalah perubahan bentuk pada benda yang
dikenai gaya. Dalam hal ini yaitu melengkung. Bagian yang paling melengkung
dari rangka ini adalah daerah yang berwarna paling merah sebesar 5.753e-002 mm
terjadi pada rangka tengah yang terkena beban tabung, seperti yang diunjukkan
pada Gambar 4.12.

Gambar 4. 13 Simulasi Displacment Meja


3. Faktor Keamanan (Safety Factor)
Faktor kemanan (safety factor) adalah patokan utama yang digunakan dalam
menentukan kualitas suatu produk. Jika nilai faktor keamanan minimal kurang dari
39

angka 1, maka produk tersebut kualitasnya jelek, tidak aman untuk digunakan dan
cenderung membahayakan. Apabila nilai kemanan mencapai 3 digit (misalnya 100
atau lebih) maka produk tersebut aman berkualitas sangat baik, namun haganya
mahal dan cenderung berbobot besar. FOS pada rangka ditentukan yaitu sebesar
1.5. seperti yang diunjukkan pada Gambar 4.14.

Gambar 4. 14 Simulasi Factor of safety Meja


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah menyelesaikan analisa hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab-bab diatas maka dapat disimpulkan:
1. Pada perancangan mesin katrol utuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan
penggerak menggunakan motor dynamo dengan daya 0,74 kW, poros yang
digunakan untuk mesin katrol adalah poros SC45C dengan diameter 30 mm,
kopling yang digunakan adalah kopling flexible FCL 140, gearbox yang
digunakan yaitu type helical dengan perbandingan 1:17, house bearing yang
digunakan house bearing dengan type UCP 206, pulley yang digunakan
adalah type B1 berdiameter 20,3 cm, tali tambang yang digunakan tali
tambang berdiameter 12 mm dan tali sling yang digunakan yaitu tali sling
baja berdiameter 5 mm
2. Sistem katrol yang dipilih untuk perancangan ini adalah sistem katrol tetap
Karena katrol tetap hanya membutuhkan satu kuasa yaitu pulley yang
digerakan oleh motor listrik, satu tumpuan yaitu pada masing masing pulley
dan satu beban yaitu pada mesin pelontar pakan ikan, hal ini menunjukan
bahwa katrol tetap cocok di gunakan untuk mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan.
3. Desain rangka menggunakan material besi siku ASTM A36 menerima beban
323N. Perhitungan pembebanan rangka didapat 19,43 Mpa N/mm2≤ 125
Mpa, yakni tegangan pada rangka lebih kecil daripada tegangan ijinnya,
sehingga perencanaan dinyatakan aman.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam perancangan mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan, untuk penyempurnaan di masa depan dapat di
sarankan sebagai berikut
1. Dalam perancangan rangka meja penopang mesin katrol disarankan tidak
over desain, supaya tidak terjadi pemborosan material.

40
41

2. Rangka meja penopang mesin katrol diharapkan diberi roda supaya dalam
pemindahannya lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Dkk (2015). Penyebaran Dan Budidaya Ikan Air Tawar Di Pulau Jawa
Berbasis Web. Prosiding SNST Fakultas Teknik, 1(1).

Ayub, M.A., Kushaini, S. and Amir, A., 2015. A new mobile robotic system for
intensive aquaculture industries. Journal of Applied Science and Agriculture,
10(8), pp.1-7.
Indrawan, 2018, Perancangan Pengaduk dodol Karang Ampel. Tugas Akhir.
Program Diploma III Politeknik Negeri Indramayu. Indramayu
Irfandi, K. (2020). Evaluasi Bilah Turbin Angin 500 Watt Dengan Melakukan
Pengujian Pada Wind Tunnel Universitas Nurtanio Bandung. Jurnal Industri
Elektro dan Penerbangan, 3(3).
Jati, K. (2019). Perencanaan Transmisi Pada Mesin Penggiling Bumbu
Pecel (Doctoral Dissertation, Itn Malang).
Khurmi RS Gupta, Jk., 2005, Text Book Of Machine Design Eurasia, Publising
House, ltd Ram Nager, New Delhi
KU. 2013 Pemilihan tali tambang plastik berbahan polypropylene untuk kekuatan
max dan pembebanan aman. sites.google.com/site/keretauapku
Luthfi Yahya. 2018. Perancangan Mesin Penebar Pakan Udang Otomatis Berbasis
Microcontroller Type Arduino Mega 2560 Kapasitas 57kg. Laporan Tugas
Akhir. Indramayu : Politeknik Negeri Indramayu
MAARIF DEDIK K, M. (2015). Analisa Kebutuhan Daya Motor Berdasarkan
Kapasitas Mesin Peniris Dan Pencampur Bumbu Makanan Ringan. Jurnal
Rekayasa Mesin, 3(01).
Nubly, M. H., Yudo, H., & Kiryanto, K. (2017). Analisa Kekuatan Coupling pada
Kapal Inspeksi Perikanan SKIPI Kelas ORCA menggunakan Metode Elemen
Hingga. Jurnal Teknik Perkapalan, 5(4).
PERIUS Y. 2008. Makalah tentang Nutrisi Ikan. Institut Pertanian Bogor
R.S. Khurmi dan J.K. Gupta. 2005. A Textbook of Machine Design. Erasia
Publishing House (PVT.) LTD. New Delhi
Suga, K., Sularso, D. P., & Pemilihan Elemen Mesin, E. (2000). ke–10, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
.
40

Sifa, A., Endramawan, T., Badruzzaman, B., Rifa'i, A., & Suhenda, S. (2019,
August). Pengujian Performansi Mesin Pelontar Pakan Ikan Otomatis.
In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 10, No.
1, pp. 53-58).
Sularso dan Kiyokatsu. 2004. Dasar Perancanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Soelarso dan Kiyikatsu Suga. 1987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Tamrin, T., Lanya, B., Oktafri, O., & Wibisono, R. (2018, August). Pengembangan
Alat Penebar Pakan Ikan Dengan Menggunakan Gaya Sentrifugal.
In Prosiding Seminar Nasional Perteta 2018 (Vol. 1, No. 1, pp. 134-144).
INSTIPER press
LAMPIRAN 1
Simulasi Alternatif Rangka
Rangka meja menggunakan material Alloy Steel

1. Simulasi Stress

2. Simulasi Diplacement
3. Simulasi Safety Of Factor
Rangka meja menggunakan material Galvanis

1. Simulasi Stress

2. Simulasi Diplacement
3. Simulasi Safety Of Factor
Rangka meja menggunakan material ASTM A36

1. Simulasi Stress

2. Simulasi Diplacement
3. Simulasi Safety Of Factor
LAMPIRAN 2
Drawing 3D dan 2D Mesin Katrol
LAMPIRAN 3
Biodata Mahasiswa
BIODATA PENULIS TUGAS AKHIR

Nama : Mohamad Galang Adi Prayoga


Nomer Induk Mahasiswa : 1701069
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 03 Maret 1999
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Asal Ijazah Sekolah : Nama Sekolah Tahun Ijazah
SD : SD IT ASSALAAM 2005-2011
SMP : SMPIT PUSPANEGARA 2011-2014
SMK : SMA PLUS PGRI 2014-2017
Program Studi / Jurusan : Teknik Mesin
Alamat : Gunung putri selatan RT 01/ RW 07.
Gang prihatin – Bogor (16961)
No.Handphone : 082114441012 (wa)
Email : Galangadip01@gmail.com
Nama Orang Tua : SULIYADI / SASMININGSIH
Pekerjaan Orang Tua : Karyawan Swata / IRT
Alamat Orang Tua : Gunung putri selatan RT 01/ RW 07.
Gang prihatin – Bogor (16961)
Judul Tugas Akhir : Perancangan Mesin Katrol Untuk Mobilitas
Mesin Pelontar Pakan Ikan
Dosen pembimbing : Agus Sifa, S.Pd., M.T., M.Sc

Indramayu, 14 Agustus 2020


Penulis

Mohamad Galang Adi Prayoga


NIM.1701069
PERANCANGAN MESIN KATROL UNTUK MOBILITAS
MESIN PELONTAR PAKAN IKAN

TUGAS AKHIR
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Diploma III Teknik Mesin
Politeknik Negeri Indramayu

Oleh:
MOHAMAD GALANG ADI PRAYOGA
NIM. 1701069

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
AGUSTUS 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh:


Nama : MOHAMAD GALANG ADI PRAYOGA

NIM : 1701069

Program Studi : Diploma III Teknik Mesin

Judul : Perancangan Mesin Katrol Untuk Mobilitas Mesin Pelontar Pakan


Ikan

Pembimbing : I. Agus Sifa, S.Pd., M.T., M.Sc. …………………


NIP.198608162019031010

II. Dedi Suwandi, S.ST., M.T ………………….


NIP.198405052019031016

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji pada tanggal 13 Agustus


2020. dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Indramayu.

DEWAN PENGUJI

Ketua Penguji : Badruzzaman, S.ST., M.T . …………………


NIP. 198409162019031004

Anggota : Meri Rahmi, S.T., M.T. …………………


Penguji I NIP. 198502072019032013

Anggota : Agus Sifa, S.Pd., M.T., M.Sc …………………


Penguji II NIP. 198608162019031010

Indramayu, 13 Agustus 2020


Ketua Jurusan Teknik Mesin,

Dedi Suwandi, S.ST., M.T.


NIP.198405052019031016

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini adalah
asli hasil karya saya sendiri serta Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Politeknik Negeri Indramayu,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

iii
ABSTRAK

Pemberian pakan terhadap ikan merupakan salah satu hal yang penting dalam
budidaya ikan. Saat ini sudah ada mesin pelontar pakan ikan yang membantu petani
dalam pemberian pakan. Namun mesin tersebut masih menggunakan tali tambang
dan tenaga manusia untuk mengatur posisi mesin pelontar pakan ikan. Tujuan tugas
akhir ini adalah merancang mesin katrol yang dapat mengatur posisi mesin pelontar
pakan ikan dalam hal memposisikan dan mobilitas mesin pelontar pakan ikan.
Sistem kerja alat bantu ini dengan menggunakan mekanisme katrol tetap yang
digerakan oleh motor listrik yang dihubungkan ke kopling lalu ditransmisikan
melalui gearbox dan di teruskan ke pulley penarik. Perancangan mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan dengan dimensi mesin 1224 mm x 500 mm x
563 mm. Penggerak menggunakan motor dynamo dengan daya 0,74 kW. Poros
yang digunakan untuk mesin katrol adalah poros S45C dengan diameter 30 mm.
Kopling yang digunakan adalah kopling flexible FCL 140. Gearbox yang digunakan
yaitu type helical dengan perbandingan 1:17. House bearing yang digunakan adalah
type UCP 206. Pulley yang digunakan adalah type B1 berdiameter 20,3 cm. Tali
tambang yang digunakan diameter 12 mm dan tali sling yang digunakan yaitu tali
sling baja diameter 5 mm. Rangka yang dipakai yaitu besi siku ASTM A36 ukuran
50 mm x 50 mm berfungsi untuk menopang keseluruhan komponen. Hasil simulasi
rangka tegangan maksimal yaitu sebesar 3.318e+006 N/m2 masih lebih kecil dari
tegangan yield material yaitu sebesar 2.500e+008 N/m2. maka rangka dinyatakan
aman karena stress maksimal tidak melebihi yield strength material.

Kata kunci: Pelontar Pakan ikan, Sistem katrol, Mobilitas, Otomatis.

iv
MOTTO

“Waktumu terbatas, jangan habiskan dengan mengurusi hidup orang lain”

“Ketika kamu merasa sendirian, ingatkan diri bahwa Allah sedang menjauhkan
mereka darimu, agar hanya ada kau dan Allah”

“Jika kamu tidak berani mengambil resiko dalam hidupmu, kamu tidak akan
pernah bisa menciptakan masa depan”

“Tidak peduli seberapa sulit atau tidak mungkin untuk dicapai, kamu tidak boleh
kehilangan pandangan terhadap tujuanmu!”

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan dan
karunianya, sehingga penulis dapat melakukan dan menyelesaikan tugas akhir ini
dengan lancar dan baik.
Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli
Madya pada Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Indramayu. Tugas akhir ini berjudul PERANCANGAN MESIN KATROL
UNTUK MOBILITAS MESIN PELONTAR PAKAN IKAN.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini banyak pihak yang telah membantu, oleh
karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada.
1. Bapak Casiman Sukardi, S.T, M.T, selaku Direktur Politeknik Negeri
Indramayu.
2. Bapak Dedi Suwandi, S.ST., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
dan selaku dosen pembimbing kedua.
3. Bapak Agus sifa, S.Pd., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing pertama.
4. Bapak Badruzzaman, S. ST., M.T. Selaku wali dosen yang kerap
memberikan arahan, nasihat, dan motivasi.
5. Orang Tua beserta Keluarga yang telah memberikan dukungan semangat
serta dukungan moril maupun materil.
6. Seluruh Dosen dan Staff Teknik Mesin Politeknik Negeri Indramayu
yang telah memberikan ilmunya selama ini tanpa henti.
7. Keluarga besar kelas D3TM3C yang selalu saling dukung dan memberi
support dalam pelaksanaan Tugas Akhir.
8. Caripan rekan satu tim yang sejak awal pelaksanaan selalu sabar, tekun
dan kerja tim yang sangat baik dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas segala bantuan, dukungan, semangat dan doa yang
diberikan kepada penulis.

Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembang
ilmu. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,

vi
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk penulis demi perbaikan ke depan.

Indramayu 13 Agustus 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
MOTTO................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 2
1.4 TujuanTugas Akhir ................................................................................. 3
1.5 Manfaat Tugas Akhir .............................................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 3
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
2.1 Ikan ......................................................................................................... 4
2.2 Mesin Pelontar Pakan Ikan ..................................................................... 4
2.3 Katrol ...................................................................................................... 5
2.4 Komponen Utama ................................................................................... 6
2.5 Konsep Dasar Pembebanan dan Tumpuan ........................................... 17
2.6 Momen Inersia ...................................................................................... 19
2.7 Faktor Keamanan.................................................................................. 19
BAB III. METODE PELAKSANAAN ............................................................... 20
3.1 Diagram Alir (Flow Chart)................................................................... 20
3.2 Keterangan Diagram Alir ..................................................................... 21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 23
4.1 Sistematika Perencanaan ...................................................................... 23
4.2 Pemilihan Rangka ................................................................................. 23
4.3 DesainTerpilih ...................................................................................... 25
4.4 Perhitungan ........................................................................................... 25
4.5 Pemilihan Komponen ........................................................................... 35
4.6 Simulai Analisis Kekuatan Rangka ...................................................... 36
BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 39
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 39
5.2 Saran ..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41
LAMPIRAN ......................................................................................................... 44

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2. 1 Faktor Kemanan Berdasarkan Tegangan Luluh................................... 20
Tabel 4. 1 Perbandingan Rangka .......................................................................... 24
Tabel 4. 2 Klasifikasi Momen Inersia ................................................................... 30
Tabel 4. 3 Kekuatan tali tambang nylon ............................................................... 35

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1 Ikan Bandeng...................................................................................... 4
Gambar 2. 2 Pelontar Pakan Ikan Otomatis ........................................................... 5
Gambar 2. 3 Motor DC .......................................................................................... 7
Gambar 2. 4 Komponen motor induksi .................................................................. 8
Gambar 2. 5 Besi poros .......................................................................................... 8
Gambar 2. 6 Kopling menggunakan gigi ............................................................. 10
Gambar 2. 7 Kopling Gesek ................................................................................. 11
Gambar 2. 8 Kopling Hidrolik ............................................................................. 11
Gambar 2. 9 Gearbox ........................................................................................... 12
Gambar 2. 10 Pulley ............................................................................................. 13
Gambar 2. 11 Jenis-jenis Pasak ............................................................................ 14
Gambar 2. 12 Jenis Pasak Bulat ........................................................................... 15
Gambar 2. 13 Perencanaan Pasak ........................................................................ 15
Gambar 2. 14 Gaya Tangensial Pasak .................................................................. 15
Gambar 2. 15 Tali tambang .................................................................................. 16
Gambar 2. 16 Tali Sling Baja ............................................................................... 17
Gambar 2. 17 Balok dengan Beban Merata ......................................................... 18
Gambar 2. 18 Grafik SFD dan BMD Beban Merata ............................................ 19
Gambar 2. 19 Besi Siku L ..................................................................................... 19
Gambar 3. 1 Diagram Alir .................................................................................... 20
Gambar 4. 1 Penempatan Mesin Katrol ................................................................ 23
Gambar 4. 2 Alternatif Rangka ............................................................................. 23
Gambar 4. 3 Desain Mesin Katrol terpilih ............................................................ 25
Gambar 4. 4 Rangka 2D Meja Mesin Katrol ........................................................ 26
Gambar 4. 5 Rangka Meja Mesin Katrol .............................................................. 26
Gambar 4. 6 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang A ..................................... 27
Gambar 4. 7 Diagram SFD dan BMD Rangka A.................................................. 28
Gambar 4. 8 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang B ..................................... 28
Gambar 4. 9 Diagram SFD dan BMD Rangka B .................................................. 29
Gambar 4. 10 Penampang Besi Siku ..................................................................... 30
Gambar 4. 11 Desain Rangka Meja Mesin Katrol ................................................ 36
Gambar 4. 12 Simulasi stress Meja ....................................................................... 37
Gambar 4. 13 Simulasi Displacment Meja ........................................................... 38
Gambar 4. 14 Simulasi Factor of safety Meja....................................................... 38

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Simulasi Alternatif Rangka


Lampiran 2 Drawing 3D dan 2D Mesin Katrol
Lampiran 3 Biodata Mahasiswa

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Potensi usaha ikan air tawar semakin meningkat dari tahun ke tahun karena
tingginya permintaan sedangkan produksinya belum mencukupi permintaan
tersebut. Khususnya di daerah Indramayu sabagian besar masyarakatnya bekerja
sebagai pembudidaya ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain ikan lele,
bandeng, dan gurame. Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021
konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Dari
sisi produksi, pada tahun 2019 konsumsi ikan penduduk Indonesia sudah mencapai
angka sekitar 98,0 gram/hari. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak
5,41 juta ton dan produksi perikanan budidaya 6,98 juta ton. Dari total produksi
perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan
angka hingga 1,1 juta ton atau 15,8%. Perlu adanya upaya untuk mencukupi
permintaan tersebut dengan cara peningkatan produksi ikan (Anggraeni dkk, 2015).
Pemberian pakan terhadap ikan merupakan salah satu hal yang penting,
karena seperti yang kita tahu bahwa ikan merupakan makhluk hidup yang
membutuhkan makanan yang cukup. Kegiatan yang dilakukan untuk membudidaya
ikan tidaklah gampang bahkan terkadang para peternak ikan sendiri bukan hanya
memiliki satu tambak yang mengakibatkan banyak ikan yang terlambat diberi
makanan, hal ini dapat mengakibatkan kualitas yang buruk untuk ikan. Ikan
menjadi kekurangan gizi, kerdil, pertumbuhan yang terlambat dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena peternak ikan masih
memberikan pakan ikan secara manual yang mengakibatkan keterlambatan
pemberian pakan.
Salah satu penunjang keberhasilan produksi perikanan adalah penggunaan
teknologi tepat guna. Teknologi memainkan peranan yang sangat penting dalam
peningkatan efisiensi produksi dan menunjang pelaksanaan intensifikasi perikanan.
yang akhirnya akan tercapai penerapan perikanan yang berkelanjutan. Penerapan
teknologi berupa alat bantu bagi para petani ikan untuk mencapai efisiensi

1
2

pekerjaan, antara lain pada bidang pemberian pakan. Pemberian pakan secara
manual banyak menguras tenaga, waktu, dan materi.
Saat ini sudah ada mesin pelontar pakan ikan, kekurangannya masih
menggunakan tali tambang dan tenaga manusia untuk menggeser dari pinggir
tambak ke tengah tambak. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
perlu dilakukan perancangan mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan
ikan. Tujuan dari perancangan mesin katrol yang berguna untuk mobilitas pakan
ikan, agar sistem penarikan mesin pelontar pakan ikan dapat bergerak dengan
mudah, perancangan dilakukan dengan menentukan besar beban yang mampu dapat
digerakan oleh mesin katrol, menentukan kemampuan daya motor dan komponen
utama dalam mesin sistem control penarik mesin pakan ikan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada tugas akhir tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan komponen utama pada mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan?
2. Bagaimana menentukan sistem katrol penarik pada mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan?
3. Bagaimana merancang rangka mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar
pakan ikan?

1.3 Batasan Masalah


Untuk mempermudah dalam perancangan, maka dalam pembuatan tugas
akhir ini terdapat batasan-batasan masalah tertentu yang membatasi ruang
lingkup yang akan dikaji, yaitu:
1. Software yang diguakan untuk membuat rancangan rangka mesin katrol
untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan yaitu SolidWorks 2016.
2. Sistem kerja mesin menggunakan sistem katrol yang digerakan oleh motor
listrik.
3. Pembuatan dilakukan di bengkel POLINDRA.
3

1.4 Tujuan Tugas Akhir


Tujuan tugas akhir ini adalah:
1. Menentukan komponen utama pada mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan.
2. Menentukan sistem katrol penarik penarik pada mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan.
3. Merancang rangka mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.

1.5 Manfaat Tugas Akhir


Manfaat tugas akhir ini adalah:
1. Mampu memberikan pengetahuan dan pengalaman pada pembuat.
2. Mampu memberikan ilmu pada pembaca.
3. Mampu membuat rancangan mesin katrol untuk pelontar pakan ikan.

1.6 Sistematika Penulisan


Pembahasan dalam laporan Perancangan mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan dibagi ke dalam 5 bab dengan sistematis sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
perancangan, manfaat perancangan, sistematika penulisan laporan mengenai proses
Perancangan mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan teori dasar dari ikan, pelontar pakan ikan, katrol,
komponenkUtama yang dipakai pada perancangan alat dan perhitungan pemilihan
komponen utama.
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
Bab ini berisikan penjelasan tentang tahapan dan metode perancangan yang
ditempuh dalam proses perancangan mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.
Dalam diagram alir dijelaskan tentang konsep desain, pemilihan material, analisis
dan perhitungan serta simulasi rangka pada mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan.
4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas hasil dari pemilihan desain Mesin Katrol, perhitungan
Komponen utama dan simulasi pada rangka Mesin Katrol untuk Pelontar Pakan
Ikan.
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran terhadap rancangan mesin
katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ikan
Ikan merupakan hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah
dingin dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan
menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang (Raharjo, 1980).
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan
empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu
diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar.
Dalam perairan Indonesia yang sangat luas ini mengandung ± 6000 jenis ikan yang
belum teridentifikasi dan ini merupakan sumberdaya hayati perikanan yang
potensial bila dikelola secara maksimal. (Raharjo, 1980)
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
masyarakat karena relatif mudah didapat karena harganya yang terjangkau. Banyak
jenis ikan yang dikembangkan di Indonesia meliputi perikanan air tawar, air asin
(laut), dan air payau atau tambak (Mareta, 2011). Di Indramayu sendiri banyak yang
membudidaya ikan bandeng, dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Ikan Bandeng


(Sumber: Kumparan, 2018)

2.2 Mesin Pelontar Pakan Ikan


Mesin pelontar pakan otomatis adalah perangkat yang memberi makan ikan
secara otomatis pada waktu yang telah ditentukan. Di satu sisi, itu adalah untuk
mengontrol aktivitas makan ikan dengan menggunakan pengumpan ikan yang
menggabungkan sistem mekanis dan sistem kelistrikan untuk membentuk suatu alat

4
5

yang mengganti pemberian makan ikan secara manual tangan (Sifa dkk, 2019), dapat
dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Pelontar Pakan Ikan Otomatis


(Sumber: www.Fishtech.id)

2.3 Katrol
Katrol merupakan salah satu dari jenis pesawat sederhana yang mempunyai
fungsi untuk bisa memudahkan pekerjaan manusia. Bagian utama katrol yang
terdiri dari roda kecil yang berputar pada porosnya dan juga mempunyai alur
tertentu disepanjang sisinya yang nantinya akan dililiti tali, kabel, dan rantai. Katrol
yang digunakan bersama dengan seutas tali ataupun rantai tersebut, yang
dipergunakan untuk mengangkat beban-beban yang berat ataupun untuk mengubah
arah tenaga.
Sedangkan prinsip kerja dari katrol adalah menarik ataupun mengangkat
suatu benda dengan menggunakan roda atau poros sehingga bisa terasa menjadi
lebih ringan. Kemudian ujung tali dikaitkan ke suatu beban, dan ujung yang lainnya
ditarik oleh kuasa sehingga menjadikan roda katrol akan berputar. Katrol memiliki
beberapa jenis, berikut adalah jenis jenis katrol:
A. Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang terpasang di suatu tetap (tetap). Dimana
katrol tetap tidak mengurangi gaya, melainkan memudahkan untuk mengubah arah
gaya. Misalkan katrol yang digunakan pada sumur.
B. Katrol Majemuk
Katrol majemuk merupakan paduan antara katrol tetap dengan katrol bebas.
Sedangkan pada katrol majemuk terdapat dua katrol yang masing-masingnya
6

mempunyai fungsi sebagai katrol tetap dan juga katrol majemuk. Tetapi ada juga
katrol majemuk yang terdiri dari dua blok katrol. Dan ada juga katrol majemuk yang
terdiri dari dua balok katrol. Sedangkan katrol jenis ini bisa digunakan untuk
mengangkat suatu beban yang sangat berat sehingga bisa untuk menarik tali yang
digunakan oleh mesin penarik.
C. Katrol Bebas
Katrol bebas memiliki kedudukan atau juga posisi yang berubah disaat
digunakan. Katrol jenis ini pada biasanya berada di atas tali yang kedudukannya
bisa berubah. Kemudian katrol dipasang pada tali yang bergantung sehingga mudah
untuk dipindahkan. Setelah itu salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu
misalkan, alat-alat perangkat dari peti kemas dipelabuhan.

2.4 Komponen Utama


2.4.1 Motor listrik
Motor listrik seperti pada Gambar 2.3 adalah mesin yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik atau tenaga penggerak atau tenaga pemutar. Dalam
peralatan rumah tangga motor listrik dapat ditemukan contohnya : pengering
rambut, kipas angin, mesin cuci, mesin jahit, pompa air, blender, mixer, bor listrik,
lemari es, dan penyedot debu. Sedangkan dalam industri motor listrik digunakan
untuk impeller pompa, fan, blower, menggerakan kompresor, mengangkat beban
dan lain-lain
Motor listrik yang umum digunakan di dunia industry adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor listrik asinkron
IEC berbasis metrik (millimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial
(inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt
(kW).
Motor listrik dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
A. Motor DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber
tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung dan tidak langsung. Motor DC digunakan pada
penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
7

Gambar 2. 3 Motor DC
(Sumber: Adhinugroho, 2013)

Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan tegangan AC


(Alternating Current). Motor AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator”
dan “rotor”. Stator merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan
komponen motor AC yang berputar. Motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak
frekuensi variabel untuk mengendalikan kecepatan sekaligus menurunkan
konsumsi dayanya. Berdasarkan fasa dan arus listrik yang masuk motor AC dibagi
menjadi 2, yaitu:
A. Satu fasa
Motor induksi 1 fasa tidak mulai sendiri. Ketika motor terhubung ke catu daya
1 fasa, belitan utama membawa arus bolak-balik. Adalah logis bahwa jenis mesin
pemeliharaan yang paling murah dan paling dikurangi harus digunakan paling
teratur. Ini adalah jenis yang berbeda berdasarkan cara mereka memulai karena ini
bukan memulai sendiri. Yaitu split phase, shaded pole dan motor kapasitor. Sekali
lagi motor kapasitor adalah kapasitor start, kapasitor berjalan dan motor kapasitor
permanen. Motor kapasitor permanen ditunjukkan di bawah ini.
B. Tiga fasa
Motor ini memulai sendiri (otomatis) dan tidak menggunakan kapasitor,
belitan start, sakelar sentrifugal, atau perangkat penghubung lainnya. Motor induksi
3 fasa AC banyak digunakan dalam aplikasi industri dan komersial. Ini memiliki
dua jenis, sangkar tupai dan motor ring slip. Motor sangkar tupai banyak digunakan
karena konstruksi keras dan desain sederhana. Motor ring slip
memerlukan resistor eksternal untuk memiliki torsi awal yang tinggi. Motor
induksi ini banyak digunakan dalam industri dan peralatan rumah tangga karena ini
keras dalam konstruksi yang membutuhkan perawatan hampir tidak ada, bahwa
mereka relatif murah, dan memerlukan supply hanya ke stator. Komponen motor
induksi ditunjukan pada gambar 2.4.
8

Gambar 2. 4 Komponen motor induksi


(Sumber: Adhinugroho, 2013)

Perhitungan untuk memilih motor yang digunakan:


P=T. (2.1)
T=Fxr (2.2)
2.𝜋.𝑛
= (2.3)
60

Dimana: P = Daya (watt)


T = Torsi (Nm)
F = Gaya/ Beban yang di putar (N)
r = Jari-jari poros (mm)
n = Putaran motor (rpm)
 = kecepatan sudut (rad/s)
(Khurmi dan Gupta, 2005)

2.4.2 Poros
Poros seperti Gambar 2.5 adalah suatu bagian stasioner yang beputar,
biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang
bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward
Shigley, 1983).

Gambar 2. 5 Besi poros


(Sumber: www.buildeff.com)
9

Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam
perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya: kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga
ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut
harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
Perhitungan untuk menentukan diameter poros:

Torsi/moment puntir
𝑃𝑑
T = 9.74 x 105 (2.4)
𝑛2

Dimana: T = Torsi (N.m)


Pd = Daya Rencana (Kw)
n = Putaran (Rpm)
(Sularso dan Suga, Poros Dan Pasak, 1978)

Tegangan Geser
σb
a = (2.5)
𝑆𝑓1 𝑥 𝑆𝑓2

Dimana: a = Tegangan geser yang di izinkan (kg/𝑚𝑚2 )


σb = Kekuatan Tarik (kg/𝑚𝑚2 )
Sf1/sf2 = Faktor keamanan
(Sularso dan Suga, Poros Dan Pasak, 1978)

Diameter poros
1
5,1 3
𝑑𝑠1 = [ 𝜏𝛼 𝑥 𝑘1 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇] (2.6)

Dimana: ds = Diameter poros (mm)


a = Tegangan geser yang di izinkan (kg/𝑚𝑚2 )
𝐾𝑡 = Faktor Koreksi
𝐶𝑏 = Beban lentur
(Sularso dan Suga, Poros Dan Pasak, 1978)
10

2.4.3 Kopling (Clutch)


Kopling (Clutch) adalah suatu bagian yang mutlak diperlukan pada kendaraan
di mana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Engine. pada tahap pertama engine dihidupkan tanpa digunakan tenaganya oleh
karena itu engine pada tahap pertama harus dapat berputar dahulu dan kemudian
memindahkan tenaganya perlahan-lahan pada roda belakang sehingga kendaraan
akan bergerak perlahan-lahan dan juga engine harus bebas (tidak berhubungan) bila
mengganti gigi transmisi.
Oleh karena hal tersebut maka diperlukan pemasangan clutch yang letaknya
di antara engine dan transmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan
membebaskan putaran engine. Bila tenaga dari satu engine yang sedang berputar di
pindahkan pada roda-roda penggerak pada waktu kendaraan sedang berhenti,
kendaraan akan melompat apabila tenaga terlalu besar dan mesin akan mati bila
tenaga engine terlalu kecil, juga kendaraan tidak dapat bergerak dengan lembut.
Untuk memungkinkan engine dapat hidup diperlukan kopling yang memindahkan
tenaga dengan perlahan-lahan dan sesudah tenaga sebagian besar pemindah maka
pemindahan tenaga akan berlangung tanpa terjadinya slip (tergelincir), juga kopling
harus dapat berkerja dengan sederhana. (Finalti, 2006)
Jenis kopling dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Kopling dengan menggunakan gigi
Kopling pada Gambar 2.6 ini banyak digunakan untuk hubungan gigi
transmisi jenis Syncronmesh.

Gambar 2. 6 Kopling menggunakan gigi


(Sumber: Prakoso, 2016)
11

2. Kopling Gesek
Kopling pada Gambar 2.7 adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan
antara bagian penggerak dengan yang akan digerakkan. Konsep kopling ini banyak
digunakan pada sistem pemindahan tenaga kendaraan.

Gambar 2. 7 Kopling Gesek


(Sumber: Prakoso, 2016)

3. Kopling Tekanan Hidrolis


Kopling pada Gambar 2.8 banyak digunakan pada kendaraan pada kendaraan
dengan transmisi otomatis. Proses kerjanya memanfaatkan tekanan hidrolis, dan
pemindahan dari satu kopling ke kopling yang lainnya, dilakukan dengan mengatur
aliran hidrolisnya.

Gambar 2. 8 Kopling Hidrolik


(Sumber: Prakoso, 2016)

2.4.4 Transmisi
Transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang disebut sebagai
sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan dan mengubah
tenaga dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar spindel mesin
maupun melakukan gerakan feeding. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur
kecepatan gerak dan torsi serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan
mundur. Ada beberapa type transmisi, yaitu:
12

A. Transmisi manual
Transmisi manual adalah tipe transmisi yang digunakan pada kendaraan
bermotor. Sistem ini menggunakan clutch yang dioperasikan oleh pengemudi untuk
mengatur perpindahan torsi dari mesin menuju transmisi, serta pemindah gigi yang
dioperasikan dengan tangan (pada mobil) atau kaki (pada motor).
B. Transmisi otomatis
Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi
percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem
transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi
otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah
tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.
C. Transmisi semi otomatis
Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi
tanpa menginjak/ menekan kopling.
Rumus untuk menghitung rasio gearboxnya adalah :
𝑛
i = 𝑛1 (2.7)

dimana : i = rasio gearboxs


n = rpm motor listrik
n1 = Rpm tujuan
(Dedik , 2015)

Gambar 2. 9 Gearbox (Sumber: Jati, 2019)


13

2.4.5 Pulley
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung
pergerakan belt atau sabuk lingkar untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang
berfungsi menghantarkan suatu daya. Cara kerja Pulley sering digunakan untuk
mengubah arah dari gaya yang diberikan dan mengirimkan gerak rotasi. Pulley
ditunjukan pada Gambar 2.10.

Gambar 2. 10 Pulley
(Sumber: www.surpluscenter.com)

2.4.6 Bearing
Bearing adalah salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu
secara langsung bagian mesin lain yang bergerak atau berputar, misalnya as, poros,
roda gigi dan sebagainya. Pemasangan bantalan dimaksudkan untuk menghindari
kontak langsung antara bagian-bagian yang bergerak agar :
A. Keausan terjadi hanya pada bantalannya, sehingga bahan bantalan pada
umumnya terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada bahan bagian mesin yang
ditumpu.
B. Memperkecil gesekan antara bagian-bagian mesin yang bergerak sehingga
kerugian daya untuk mengatasi gesekan tersebut dapat diminimasi. Dengan
demikian putaran atau gerakan bagian-bagian mesin dapat berlangsung secara
halus, aman serta panjang umur pakainya.

2.4.7 Pasak
Pasak adalah elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan bagian mesin
seperti roda gigi, puli, kopling, sproket dsb pada poros. Melalui pasak momen
puntir diteruskan dari poros ke naf atau sebaliknya. Elemen mesin lain yang
berfungsi seperti pasak adalah splin dan gerigi (serration) yang mempunyai gigi
luar pada poros dan gigi dalam pada naf nya yang saling terkait satu dengan lainnya.
14

A. Jenis-jenis Pasak
Berdasarkan letaknya pada poros dan bentuknya pasak dapat dibedakan
menjadi:
1. Pasak Pelana, salah satu permukaan sisinya cekung sesuai dengan
kelengkungan permukaan porosnya dan permukaan sebaiknya rata tirus.
Tidak ada alur pasak pada porosnya. Jenis ini digunakan untuk beban kecil.
2. Pasak Rata, berpenampang segi empat. Permukaan poros diratakan sesuai
ukuran lebar pasak. Ini digunakan juga untuk beban kecil.
3. Pasak Benam, berpenampang segi empat. Sebagian tebal pasak terbenam
pada alur pasak di porosnya dan bagian lainnya terbenam pada naf. Jenis
ini paling banyak digunakan dan mampu memindahkan daya yang besar.
4. Pasak Singgung, dipasang tangensial pada poros, digunakan untuk beban
yang fluktuatif dan ada tumbukan.
5. Pasak Tembereng, berbentuk tembereng lingkaran dan dipasang pada alur
pasak yang juga berbentuk tembereng pada porosnya
6. Pasak Jarum, penampang pasak berbentuk bulat dengan ukuran kecil dan
dipasang di antara poros dan naf.

Gambar 2. 11 Jenis-jenis Pasak


(Sumber: Sularso dan Kuga, 1987)

7. Pasak Bulat (Pin) Pasak ini dipasang menembus pada penampang


melintang poros. Bentuknya ada dua yaitu silindris dan tirus. Sesuai
ukurannya yang relative kecil, maka kemampuan memindahkan torsi juga
kecil.
15

Gambar 2. 12 Jenis Pasak Bulat


(Sumber: Sularso dan Kuga, 1987)

B. Perancangan Pasak
Dalam perancangan yang perlu diperhatikan adalah memperhitungkan
kekuatan pasak terhadap gaya tangensial pada permukaan poros yang timbul karena
pemindahan beban momen puntir dari poros ke naf atau sebaliknya. Gaya tersebut
akan menimbulkan tegangan geser dan tekanan permukaan pada pasak. Disamping
itu karena secara umum harga poros jauh lebih mahal dari pada pasak, maka bahan
pasak dipilih yang lebih lunak dari pada bahan poros atau dengan lain kata pasak
dirancang akan lebih cepat rusak dari pada porosnya.

Gambar 2. 13 Perencanaan Pasak


(Sumber: Sularso dan Kuga, 1987)

Jika momen puntir (torsi) yang akan dipindahkan T (Nm) dan diameter poros d (m),
maka gaya tangensialnya F(N) adalah :

Gambar 2. 14 Gaya Tangensial Pasak


(Sumber: Sularso dan Kuga, 1987)
16

Perhitungan untuk pasak :


F = T/(d/2) (2.8)
Dimana : F = Gaya tangensial poros (kg)
T = Momen rencana (kg.mm)
d = Diameter poros (mm)

2.4.8 Tali tambang


Tali Tambang pada Gambar 2.15 adalah tali yang terbuat dari serat. Banyak
jenis serat yang berbeda, dari tanaman atau plastik, yang dipilin menjadi satu untuk
membentuk benang. Sejumlah benang kemudian dibuat menjadi untaian, dan tali
akhirnya terbuat dari sejumlah helai. Dalam perancangan menggunakan tali
tambang untuk menarik Mesin Pelontar Pakan Ikan yang disambungkan ke mesin
katrol.

Gambar 2. 15 Tali tambang


(Sumber: Asmarines, 2017)

2.4.9 Tali sling


Tali sling adalah tali yang terbuat dari serat sintetis ataupun dari baja yang
dipotong dengan panjang tertentu dan disalah satu atau kedua ujungnya ditekuk
membentuk lingkaran atau mata yang fungsinya untuk digunakan sebagai alat kait.
Tali sling kebanyakan digunakan untuk aplikasi angkat dan aplikasi tarik,
tetapi sebagian orang menggunakan tali sling untuk aplikasi ikat dan juga dekorasi.
Tali sling banyak digunakan untuk aplikasi angkat dan tarik karena faktor mata atau
alat kait yang dia miliki, yang memang fungsinya untuk dikaitkan pada objek
angkat ataupun objek tarik. Dalam perancangan penulis menggunakan Tali sling
sebagai jalur yang dihubungkan antara 2 tiang.
17

Tali sling baja yang artinya tali sling ini terbuat dari bahan baja yang keras
dan kokoh, yang tentunya jenis tali sling baja ini memiliki kekuatan tarik yang
besar, sehingga dapat digunakan untuk mengangkat dan menarik beban-beban yang
sangat besar dan berat, ditunjukan pada Gambar 2.16

Gambar 2. 16 Tali Sling Baja


(Sumber: Asmarines, 2017)

Tali sling baja ini dapat dibagi juga menjadi 4 jenis, yang dibedakan berdasarkan
dari fungsinya. Jenis tali sling baja tersebut diantaranya adalah :
A. Tali Sling Baja General
B. Tali Sling Baja Elevator
C. Tali Sling Baja High Performance
D. Tali Sling Stainless Steel
Perhitungan untuk Tali sling:
SWL = d x d x 8 (2.9)
Dimana: SWL : Safety Working Load
d : Diameter
(Sumber: binnusa, 2018)

2.5 Konsep Dasar Pembebanan dan Tumpuan


2.5.1 Pembebanan
Pembebanan merata sepanjang batang dinyatakan dalam q (kg/m atau KN/m).
Pada Gambar 2.17 menjelaskan bagaimana pembebanan terbagi merata pada
sebuah batang. (Sularso dan Kuga, 1987)
18

Gambar 2. 17 Balok dengan Beban Merata


(Sumber: Sularso dan Kuga, 1987)

ΣMB = 0
RVA.L – R 1/2 . L = 0 (2.10)
RVA.L – Q.L. 1/2 = 0
RVA = 1/2./Q.L
RVB = 1/2..Q.L
SFD
SF x = RVA – Q . x (2.11)
= 1/2 . Q . L – Q . x
= Q (1/2. L – x)
x = 0 SF = 1/2 Q . L
x = 1/2 . L SF = 0
x = L SF = 1/2 . Q . L
BMD
BMx = RVA.x–Rx.½.x (2.12)
= RVA.x–Q.x.½.x
= ½.Q.L.x–½.Q.x2
= ½.Q(L.x–x2)
x = 0 BM = 0
x = ½.L BM=⅛.Q.L2
x = L BM=0
19

Gambar 2. 18 Grafik SFD dan BMD Beban Merata


(Sumber: Sularso dan Kuga, 1987)

2.6 Momen Inersia


Momen inersia besi siku yang digunaan untuk pembuatan rangka alat adalah
berbentuk L yang dapat dihitung dengan persamaan rumus sebagai berikut:

Gambar 2. 19 Besi Siku L


𝑏1 ℎ1 𝑏2 ℎ2
𝐼=( )+( ) (2.13)
12 12

Keterangan: I = Momen inersia (mm4)


b1 = b2 = Lebar besi siku (m)
h1 = h2 = Tinggi besi siku (m)

2.7 Faktor Keamanan


Faktor keamanan didefinisikan dan ditetapkan dengan berbagai cara untuk
mencegah terjadinya deformasi permanen apabila beban dihilangkan. ada kondisi
ini, faktor keamanan ditentukan berdasarkan Tegangan Yield struktur. Dimana
20

secara sistematis faktor keamanan adalah perbandingan antara kekuatan aktual


dengan kekuatan yang dibutuhkan. (Popov, 1996). Jensen dan Chenoweth (1989:
4) menyatakan faktor keamanan adalah perbandingan tegangan rusak terhadap
tegangan izin, sedangkan tegangan izin merupakan bagian kekuatan batas yang
biasa aman digunakan dalam perancangan.
𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Faktor kemanan (n) = 𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝐼𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 (2.14)

Sedangkan tegangan yang diizinkan adalah perbandingan tegangan yield dengan


faktor keamanan.
Tegangan 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑
Tegangan izin = (2.15)
Faktor Keamanan

Secara teoritus nilai faktor keamanan yang digunakan dalam skala industri
adalah minimal empat, adapun sebagai pedoman untuk menentukan faktor
keamanan suatu struktur yang akan dirancang dapat menggunakan aturan sebagai
berikut:
Tabel 2. 1 Faktor Kemanan Berdasarkan Tegangan Luluh
Sf Beban Kriteria
1,25 – 1,5 Statis Kondisi terkontrol dan tegangan ditentukan
secara pasti.
1,5 – 2,0 Dinamis Bahan yang sudah diketahui, kondisi lingkungan
beban dan tegangan yang tetap dan ditentukan
dengan mudah.
2,0 – 2,5 Dinamis dan Kejut Bahan yang beroperasi secara rata-rata dengan
batasam beban yang diketahui.
2,5 – 3,0 Kejut Bahan yang diketahui tanpa melalui tes, pada
kondisi beban dan tegangan rata-rata.
3,0 – 4,5 Kejut Bahan yang sudah diketahui, kondisi beban,
tegangan dan lingkungan yang tidak pasti.
Sumber: Dobrovolsky, 1987
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Diagram Alir (Flow Chart)


Dalam proses perancangan katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan
melewati beberapa tahapan seperti pada Gambar 3.1.

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Lapangan Studi Literatur

Konsep Desain

Pemilihan Material

Perbaikan
Analisa Dan Perhitungan

Simulasi Tidak
Desain?

Ya
Gambar 2D

Laporan

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir

20
21

3.2 Keterangan Diagram Alir

1. Identifikasi Masalah
Pada proses yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Masalah yang
diangkat adalah tentang Perancangan Mesin Katrol untuk Mobilitas Mesin Pelontar
Pakan Ikan, karena terkait dengan masalah yang terjadi di masyarakat dimana
mesin pelontar pakan ikan masih menggunakan tali tambang dan tenaga manusia
untuk memindahkan mesin pelontar pakan ikan dari pinggir tambak ke tengah
tambak. Oleh karena itulah dirancanglah mesin katrol untuk mobilitas mesin
pelontar pakan ikan.
2. Studi Literatur
Setelah mengetahui masalah yang terjadi di masyarakat mengenai pertumbuhan
ikan dan cara memberi pakan pada ikan maka tahap selanjutnya adalah mencari
sumber referensi baik dari jurnal, buku, maupun internet yang berkaitan dengan
budidaya ikan.
3. Studi Lapangan
Setelah melakukan studi literatur kemudian tahap berikutnya yaitu studi
lapangan dengan mensurvei ke tempat budidaya ikan dan melakukan wawancara
mengenai pemberian pakan pada ikan serta melihat alat pelontar pakan ikan yang
sedang digunakan.
4. Konsep Desain
Jika Studi literatur dan studi lapangan sudah selesai maka tahap selanjutnya yaitu
membuat konsep desain mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan.
Dengan membuat 3 model konsep alat dan didapat 1 konsep desain yang paling
efisien dan efektif. Pada tahap ini mendesain alat ini dan mengaplikasikan langsung
hasil perhitungan komponen berupa desain gambar menggunakan software
Solidworks 2016 dalam pembuatan alat.
5. Pemilihan Material
Setelah dibuatnya desain alat langkah selanjutnya yaitu pemilihan atau
penentuan material yang akan dipakai pada mesin katrol untuk mobilitas mesin
pelontar pakan ikan.
22

6. Analisa dan Perhitungan


Setelah pemilihan material langkah selanjutnya adalah Analisa rangka yang
sudah didesain yaitu beban yang akan diterima rangka dan melakukan perhitungan.
Perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan untuk menentukan komponen yang
akan dipakai pada mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan agar
nantinya mesin tersebut dapat digunakan dengan baik sesuai keinginan.
7. Simulasi Desain
Pada tahap ini melakukan simulasi desain mesin katrol untuk mobilitas mesin
pelontar pakan ikan. Apakah seluruh komponen aman dan sesuai dengan
perhitungan.
8. Gambar 2D
Pada tahap ini membuat gambar kerja detail mengenai mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan. Yang nantinya akan diberikan kepada bagian
pembuatan.
9. Laporan
Pada tahap ini menyusun laporan Tugas Akhir mengenai Perancangan Mesin
Katrol untuk Mobilitas mesin pelontar pakan ikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistematika Perencanaan


Pada sistem mesin katrol yang dirancang untuk mobilitas mesin pelontar
pakan ikan, dengan gambaran secara umum pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Penempatan Mesin Katrol


1. Mesin Katrol pusat yang berguna untuk menggerakan tali tambang agar
menarik ataupun mengulur supaya mesin Pelontar Pakan Ikan dapat bergerak.
2. Mesin Pelontar Pakan Ikan Otomatis yang di gerakan oleh mesin katrol.
3. Tiang yang digunakan untuk dikaitkan dengan tali sling sebagai jalur untuk
mesin pelontar pakan ikan agar mesin pelontar pakan ikan stabil.
4. Mesin katrol yang digunakan sebagai lawan dari mesin katrol pusat.

4.2 Pemilihan Rangka

1 2 3
Gambar 4. 2 Alternatif Rangka

Perbandingan rangka pada Gambar 4.2 menitikberatkan pada perbandingan


jenis material yang dipakai. Perbandingan alternatif rangka dilakukan dengan
memberikan beban merata sebesar 323 N. Material yang digunakan pada
perbandingan rangka ada 3 jenis material yaitu Alumunium Alloy, Galvanis dan
ASTM A36. Penjelasan perbandingan rangka dapat dilihat pada Tabel 4.1.

23
24

Tabel 4. 1 Perbandingan Rangka


Desain Material Stress Diplacment Safety 0f Factor
1. Material • Stress tegangan pada saat • displacement atau • Factor of afety
menggunakan diberi beban 323 N perubahan bentuk (FOS) pada
alumunium adalah senilai 29 KN/m2 terbesar pada rangka ini pada
alloy • Material yang digunakan rangka ini pada saat diberi
yaitu Alumunium Alloy saat diberi beban beban 323 N
dengan yield strength 323 N yang terjadi terkecil adalah
material adalah 27 adalah 2,286 mm. 0.86 yang
KN/m2 berarti rangka
• Rangka ini tidak aman meja ini tidak
untuk dipergunakan, aman untuk
karna nilai tegangan digunakan.
terbesarnya melebihi
nilai Yield strength untuk
material Alumunium
alloy.
2. Material • Stress tegangan pada saat • displacement • Factor of afety
menggunakan diberi beban 323 N atau perubahan (FOS) pada
galvanis adalah senilai 22 KN/m2 bentuk terbesar rangka ini pada
• Material yang digunakan pada rangka ini saat diberi
yaitu Galvanis dengan pada saat diberi beban 323 N
yield strength material beban 323 N terkecil adalah
2 yang terjadi 0.8 yang berarti
adalah 20 KN/m
• Rangka ini tidak aman adalah 8,037 mm. rangka meja ini
untuk dipergunakan, tidak aman
karna nilai tegangan untuk
terbesarnya melebihi digunakan.
nilai Yield strength .
untuk material
Galvanis.
3. Material • Stress tegangan pada saat • displacement • Factor of afety
menggunakan diberi beban 323 N atau perubahan (FOS) pada
ASTM A36 adalah senilai 3,3 KN/m2 bentuk terbesar rangka ini pada
• Material yang digunakan pada rangka ini saat diberi
yaitu Galvanis dengan pada saat diberi beban 323 N
yield strength material beban 323 N terkecil adalah
adalah 25 KN/m2 yang terjadi 1,5 yang berarti
• Rangka ini aman untuk adalah 5,723 mm. rangka meja ini
dipergunakan, karna tidak aman
nilai tegangan untuk
terbesarnya tidak digunakan.
melebihi nilai Yield
strength untuk material
ASTM A36.
25

4.3 DesainTerpilih
Berdasarkan beberapa pertimbangan kebutuhan maka rangka yang digunakan
adalah alternatif rangka 3. Alternatif ke 3 menggunakan material ASTM A36
dengan besi siku 50 mm x 50 mm dan rangka tegangan maksimal yaitu sebesar 3,3
KN/m2 masih lebih kecil dari tegangan yield material yaitu sebesar 25 KN/m2. maka
rangka dinyatakan aman karena stress maksimal tidak melebihi yield strength
material

Gambar 4. 3 Desain Mesin Katrol terpilih


Keterangan Gambar:
1. Motor Listrik 1hp
2. Poros
3. Kopling / clutch flexible FCL 140
4. Gear Box
5. House Bearing
6. pulley
7. Rangka

4.4 Perhitungan
4.4.1 Pembebanan Rangka Atas Mesin Katrol
Rangka mesin katrol untuk pelontar pakan ikan terbuat dari ASTM A36
dengan profil besi siku 50 mm x 50 mm. Rangka ini dijadikan kekuatan utama untuk
menopang mesin katrol, oleh karena itu dibutuhkan bahan yang benar benar kuat.
26

Gambar 4. 4 Rangka 2D Meja Mesin Katrol


A. Pembebanan Rangka Batang A
Perhitungan perencanaan rangka adalah sebagai berikut:
Diketahui: Beban motor = 10 Kg
Beban Poros = 4 Kg
Beban GearBox = 12 Kg
Beban House Bearing = 1 Kg
Beban Kopling = 3 Kg
Total Beban = 33 Kg
Karena dalam perhitungan rangka memakai satuan beban Newton, maka
perhitungan yang dilakukan adalah:
F=mxg
F = 33 kg x 9,8 𝑚/𝑠 2
F = 323 N
Karena beban total 323 N termasuk beban merata, maka perhitungan
pembebanan pada rangkanya sebagai berikut:

Gambar 4. 5 Rangka Meja Mesin Katrol


27

Perhitungan rangka batang A sebagai berikut:


323 𝑁
q= = 646 N/m
0,50

Gambar 4. 6 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang A


1. Reaksi Tumpuan
FX =0 HB =0
MA =0 MB =0
1 1
 RVA . L – q . . L =0  RVB . L + q . 2 . L =0
2
1 1
 RVA . 0,50 – 646 . . 0,50 =0  RVB . 0,50 – 646 . 2 . 0,50 =0
2

 RVA . 0,50 – 161,5  RVB . 0,50 – 161,5


−161,5 161,5
 RVA =  RVB = −0,50
−0,50

 RVA = 323 N  RVB = 323 N

SFD
X = 0 SF = 1⁄2 . q . L

= 1⁄2 . 646 . 0,50


= 161,5 N

X = 1 SF = -1⁄2 . q . L

= -1⁄2 . 646 . 0,50


= -161,5 N
2. Momen bending (BMD)
M (X) = 1⁄8 . q . 𝐿2

= 1⁄8 . 646 . 0,502


= 20,18 N.m
28

Gambar 4. 7 Diagram SFD dan BMD Rangka A


Karena momen bending yang terjadi pada batang A sebanyak 2 batang maka
momen bending yang di dapat adalah 2 x 20,18 = 40,36 N.m
B. Pembebanan Rangka Batang B
Perhitungan perencanaan rangka adalah sebagai berikut:
Diketahui: Beban motor = 10Kg
Beban Poros = 4Kg
Beban GearBox = 12Kg
Beban House Bearing = 1Kg
Beban Kopling = 3Kg
Total Beban = 33 Kg /323 N
Karena beban total 323 N termasuk beban merata, maka perhitungan
pembebanan pada rangkanya sebagai berikut :
Perhitungan rangka batang B sebagai berikut:
323 𝑁
q= = 264,53 N/m
1,221

Gambar 4. 8 Gaya yang Bekerja pada Rangka Batang B


29

1. Reaksi Tumpuan
FX =0 HB =0
MA =0 MB =0
1 1
 RVA . L – q . 2 . L =0  RVB . L + q . 2 . L =0
1 1
 RVA . 1,221 – 264,53 . 2 . 1,221 =0  RVB . 1,221 – 264,53 . 2 . 1,221 =0

 RVA . 1,221 – 161,49  RVB . 1,221 – 161,49


−161,49 161,49
 RVA =  RVB = −1,221
−1,221

 RVA = 132,26 N  RVB = 132,26 N

SFD
X = 0 SF = 1⁄2 . q . L

= 1⁄2 . 264,53. 1,221


= 161,49 N
X = 1 SF = -1⁄2 . q . L

= -1⁄2 . 264,53. 1,221


= -161,49 N
2. Momen bending (BMD)
M (X) = 1⁄8 . q . 𝐿2

= 1⁄8 . 264,53. 1,2212


= 49,29 N.m

Gambar 4. 9 Diagram SFD dan BMD Rangka B


30

Karena momen bending yang terjadi pada batang A sebanyak 2 batang maka
momen bending yang di dapat adalah 2 x 49,29 = 98,58 N.m

4.4.2 Tegangan Rangka Meja


A. Perhitungan Momen Inersia Pada Besi Siku
Rangka mesin katrol untuk pelontar pakan ikan terbuat dari ASTM 36 dengan
profile besi siku 45mm x 45mm dengan tebal 3mm. Rangka ini dijadikan kekuatan
utama untuk menopang mesin katrol, oleh karena itu dibutuhkan bahan yang benar
benar kuat.

Gambar 4. 10 Penampang Besi Siku


Tabel 4 2 Klasifikasi Momen Inersia
No. A X Y AX AY d
1 150 1,5 25 225 3750 14,85
2 141 26,5 1,5 3736,5 211,5 15,91

Σ AX 3975 Σ AY 3975
X= = = 13,65 Y= = = 13,65
ΣA 291 ΣA 291

C = (13,65 , 13,65)
d1 = X1 = 1,5 – 13,65 = -12,15 d2 = X2 = 26,5 – 13,65= 12,85
Y1 = 25 – 13,65 = 11,35 Y2 = 1,5 – 13,65= -12,15
d1 = √ X12 + Y12 d2 = √X2 2 + Y22
= √(−12,15)2 + 11,352 = √12,852 + (−12,15)2
= 16,62 = 17,68
31

Maka momen inersia pada besi siku dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑏1 .ℎ1 𝑏2 .ℎ2
I= ( + 𝐴1. 𝑑1) + ( + 𝐴2 . 𝑑 2 )
12 12
3 .503 47 .33
I= ( + 150. 16,622 ) + ( + 141. 17,682 )
12 12

I = 72.683 + 44141
I = 116.824 mm4
Tegangan luluh (𝜎yield) material ASTM A36 adalah 250 Mpa. Tegangan
luluh ini digunakan untuk menentukan tegangan yang diijinkan untuk pembebanan
rangka. Untuk menentukan tegangan ijin dibutuhkan adanya nilai safety factor,
pada perencanaan ini telah ditentukan bahwa safety factor yang dipakai adalah 2,
sehingga:
𝜎ijin = 𝜎yield / safety factor
= 250 Mpa / 2
= 125 Mpa
Setelah nilai tegangan ijin didapat selanjutnya dibandingkan dengan tegangan
yang terjadi pada saat pembebanan rangka, momen maksimal yang sudah didapat
yaitu 138,94 Nm = 138940 Nmm, maka perhitungannya sebagai berikut:
𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 𝑦
𝜎 = 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
138940 Nmm .13,65mm
= 116,824 mm4

= 16,12 N/mm2
Jadi kesimpulannya bahwa hasil dari perhitungan pembebanan rangka didapat
16,12 Mpa ≤ 125 Mpa. Dimana tegangan yang terjadi pada rangka lebih kecil
dibandingkan dengan tegangan ijin sehingga perencanaan dinyatakan aman.

4.4.3 Menghitung Daya Motor


Hasil survei dan informasi yang didapat mengenai mesin pelontar pakan ikan,
mendapatkan output:
1. Berat mesin pelontar pakan ikan ± 100Kg.
2. Menarik mesin pelontar pakan ikan masih menggunakan tenaga manusia.
3. Panjang tambak ikan pada umumnya di Kabupaten Indramayu 20 m.
4. Untuk mencapai 20 m dibutuhkan waktu 2 menit atau lebih tergantung
penarikannya.
32

Setelah mengetahui data survei dan mendapatkan informasi, perhitungan untuk


membuat mesin katrol untuk mesin pelontar pakan ikan.
1. Menghitung daya motor:
Diketahui: r = 0,1m (Rencana jari jari pully yang dipakai)
t = 1 kali putaran 1 detik (waktu manual penarikan)
2𝑥𝜋𝑥𝑟
V= 𝑡
2 𝑥 3,14 𝑥 0,1𝑚
V= 1

V= 0,628 m/s

Gaya / Beban yang diputar Torsi


𝑚 𝑥 𝑣2 T= F x r
Fsf= 𝑟
T= 39,43 x 0,1
100 𝑥 (0,628)2
Fsf= 0,1 T= 3,943N.m
Fsf= 39,43 N

Daya Hitungan
n= 1400rpm P= T x 𝜔
2𝑥𝜋𝑥𝑛
𝜔= P= 3,943 x 146,533
60
2 𝑥 3,14 𝑥 1400 P= 577,77 watt
𝜔= 60
P= 0,577 Kw
𝜔 = 146,533
P= 0,774 hp

Maka motor yang dipilih adalah:


Daya = 1 hp
Putaran input = 1400 rpm (melihat kebutuhan output rpm)
2. Menentukan RPM yang dibutuhkan:
Perencanaan rpm dipilih dengan melihat dari putaran secara manual, dimana
pada proses manual mendapatkan 1 putaran 1 detik dengan rpm 60 rpm. Sehingga
supaya lebih cepat dari proses manual maka dipilihlah rpm 83 yang dimana
disesuaikan dengan gearbox yang ada di pasaran dengan perbandingan gearbox
1:17 dan diplihlah rpm motor dengan kecepatan 1400 rpm.
33

Menentukan kecepatan rpm:


Dengan 83 rpm, maka didapat kecepatan 60 detik / 83 = 0,72. Maka 1 kali
putaran 0,72 detik.

4.4.4 Menghitung Diameter Poros


Bahan rencana yang digunakan S45C dengan tegangan Tarik 𝜎𝐵 =
58 𝑘𝑔/𝑚𝑚²
1. Diketahui:
A. Daya yang ditransmisikan (P) = 0,74 kW
B. Putaran motor 𝑛1 = 1400 rpm
C. Putaran poros 𝑛2 = 83 rpm
0,74
D. 𝑇1= 9,74 x 105 x = 514,82 kg.mm
1400
0,74
E. 𝑇2= 9,74 x 105 x = 8.683,85 kg.mm
83
𝜎𝐵 58 𝑘𝑔/𝑚𝑚²
F. 𝜏 = = = 3,22 kg/mm²
𝑆𝑓1 𝑥 𝑆𝑓2 6𝑥3

2. Poros I (dari motor ke Gear Box)


1
5,1 3
𝑑𝑠1 = [ 𝑥 𝑘1 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇]
𝜏𝛼
1
5,1 3
𝑑𝑠1 = [ 𝑥 2 𝑥 1,0 𝑥 514,82]
3,22
𝑑𝑠1 =11,77 𝑚𝑚
Karēna diameter poros motor 19 mm ditambah tinggi pin 3 mm dan
dilebihkan 2 mm sampai 5 mm agar poros aman. Dengan itu poros dari motor ke
gearbox dipilih dengan ukuran diameter 30 mm.
3. Poros II (Gearbox ke Pulley)
1
5,1 3
𝑑𝑠2 = [ 𝑥 𝑘1 𝑥 𝑐𝑏 𝑥 𝑇]
𝜏𝛼
1
5,1 3
𝑑𝑠2 = [ 𝑥 2 𝑥 1,0 𝑥 8.683,85 ]
3,22
1
𝑑𝑠2 = [21448.50]3
𝑑𝑠2 = 30 𝑚𝑚
34

Karena diameter Gearbox 30mm dengan itu poros dari gearbox ke pulley
dipilih dengan ukuran diameter 30 mm.

4.4.5 Transmisi
Hasil survei dan perhitungan mendapatkan output 83 rpm, lalu mendapatkan
hitungan dengan menggunakan motor 1400 rpm. Rumus untuk menghitung rasio
gearboxnya adalah :
i = n : n1
i = 1400 : 83
i = 1 : 17
jadi transmisi yang dipakai untuk mesin katrol untuk pelontar pakan ikan
adalah berukuran 1 : 17.

4.4.6 Pemilihan Motor


Sudah dihitung pada rancangan diatas, maka daya minimum motor listrik
adalah 0.557 kw, dikarenakan tidak ada motor listrik yang memiliki daya 0.557 kW
dan output rpm yang diinginkan adalah 83 rpm dan memakai gearbox dengan
perbandingan 1 : 17 sehingga dipilih motor listrik dengan daya 0,74 kW dengan
putaran 1400 rpm.

4.4.7 Pin
Pin disini menyesuaikan dengan poros bawaan motor dan transmisi bawaan
dengan keterangan sebagai berikut :
Pin motor : P= 19 mm
L= 3 mm
T= 3 mm

Pin Gear Box : P= 30 mm


L= 3 mm
T= 3mm

4.4.8 Kopling
Untuk kopling dipilih jenis kopling fleksibel FCL dan kita melihat dari
ketersediaan penempatan kopling dengan tipe FCL140 yang bisa dibuat lubang
untuk poros hingga 30 mm.
35

4.4.9 House Bearing


Karena menggunakan poros berdiameter 30 mm, oleh karena itu untuk House
Bearing dipilih type UCP 206, karena House bearing tipe UCP 206 mempunyai
diameter Bearing sebesar 30 mm.

4.4.10 Pulley
Untuk Pulley karena untuk penarikan menggunakan tali tambang, maka
menggunakan pulley type B1 berdiameter 8 inch karena jalurnya cocok untuk tali
tambang berukuran 12 mm.

4.5 Pemilihan Komponen


4.5.1 Tali Tambang
Untuk tali tambang penulis memilih tali tambang nylon yang ukurannya
mengikuti ketentuan ditabel berikut:
Tabel 4. 3 Kekuatan tali tambang nylon
Diameter Tali Beban Pemugtusan Pembebanan Aman Berat / panjang
Tali
(in) (mm) (lbf) (kg) (lbf) (kg) (lbm/ft) (kg/mm)
3/16 5 880 391 73.3 32.6 0.009 0.013
¼ 6 1486 661 124 55.1 0.016 0.023
5/16 8 2295 1020 191 85.1 0.025 0.036
3/8 10 3240 1440 270 120 0.036 0.053
7/16 11 4320 1920 360 160 0.048 0.071
½ 12 5670 2520 473 210 0.063 0.094
9/16 14 7200 3200 600 267 0.08 0.119
5/8 16 8910 3960 143 330 0.099 0.147
¾ 18 12780 5680 1070 476 0.143 0.213
7/8 22 17280 7690 1440 641 0.195 0.29
1 24 22230 9890 1850 823 0.253 0.377
11/16 26 25200 11200 2100 934 0.287 0.427
11/8 28 28260 12600 2360 1050 0.322 0.479
11/4 30 34830 15500 2900 1290 0.397 0.591
13/8 32 38250 17000 3190 1420 0.437 0.65
11/2 36 48600 21600 4050 1800 0.57 0.848
15/8 40 57375 25500 4780 2130 0.673 1
13/4 44 66150 29400 5510 2450 0.78 1.16
2 48 84600 37600 7050 3140 1 1.49
Sumber: icismalang, 2013 (Disalin ulang)
Mesin pelontar pakan ikan memiliki berat ±100 kg dan berdasarkan dengan
Tabel 4.3 yang merekomendasikan menggunakan tali tambang berdiameter 12 mm,
dengan itu maka dipilihlah tali tambang berdiameter 12 mm sesuai dengan anjuran
dari Tabel 4.3.
36

4.5.2 Tali Sling


Menghitung kekuatan tali sling yang akan digunakan:
Diketahui : rencana diameter tali sling = 5 mm = 0,2 inch
SWL = d x d x 8
= 0,2 inc x 0,2 inc x 8
= 0,32 ton
= 320 kg
Jadi jika diameter rencana tali sling 5 mm, maka tali sling dengan diameter
5mm aman digunakan untuk beban lebih dari 100 kg - 300 kg.

4.5.3 Rangka
Desain rangka dibagi menjadi dua tahapan, yaitu tahapan desain dan tahap
perancangan. Untuk desain rangka ini perlu adanya survei dan pengumpulan data
dari pembimbing yang menggambarkan bagaimana keadaan di tambak ikan. Secara
umum desain rangka meja mesin katrol dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4. 11 Desain Rangka Meja Mesin Katrol

4.6 Simulai Analisis Kekuatan Rangka


Rangka meja mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan yang
telah dibuat akan dilakukan proses static analysis pada solidworks. Pada simulasi
rangka beberapa variabel yang harus diketahui yaitu gaya yang diterima, letak
tumpuan dan hasil apa saja yang akan dicari. Berikut adalah data yang diperoleh
mengenai rangka meja mesin katrol untuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan:
37

Massa = 325 N
Volume = 0.01 m3
Luas = 3,89 m2
Center of mass: (meter)
X = 0.434
Y = 0.627
Z = 0.887

4.8.1 Hasil Simulasi Rangka Dasar


1. Tegangan (Stress)
Pada rangka meja mesin katrol, tegangan terbesar senilai 3.318e+006 N/m2
terjadi pada batang rangka tengah yang terhubung dengan batang rangka depan dan
belakang. Tegangan terkecil senilai 3.2719e+000 N/m2 terjadi pada batang rangka.
Yield strength untuk material ASTM A36 adalah 2.500e+008 N/m2, maka rangka
dinyatakan aman karena stress maksimal tidak melebihi yield strength material.
Simulasi stress dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4. 12 Simulasi stress Rangka

2. Perubahan Bentuk (Displacement)

Hasil yang paling melengkung dari rangka ini adalah daerah yang berwarna
paling merah sebesar 5.753e-002 mm terjadi pada rangka tengah yang terkena
beban tabung, seperti yang diunjukkan pada Gambar 4.12.
38

Gambar 4. 13 Simulasi Displacment Rangka


3. Faktor Keamanan (Safety Factor)
Nilai FOS menunjukan 1,5 yang dimana rangka ini sangat aman digunakan.
seperti yang diunjukkan pada Gambar 4.14.

Gambar 4. 14 Simulasi Factor of safety Rangka


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan analisa hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab-bab diatas maka dapat disimpulkan:
1. Perancangan mesin katrol utuk mobilitas mesin pelontar pakan ikan
penggerak menggunakan motor dynamo dengan daya 0,74 kW, poros yang
digunakan untuk mesin katrol adalah poros SC45C dengan diameter 30 mm,
kopling yang digunakan adalah kopling flexible FCL 140, gearbox yang
digunakan yaitu type helical dengan perbandingan 1:17, house bearing yang
digunakan house bearing dengan type UCP 206, pulley yang digunakan
adalah type B1 berdiameter 20,3 cm, tali tambang yang digunakan tali
tambang berdiameter 12 mm dan tali sling yang digunakan yaitu tali sling
baja berdiameter 5 mm.
2. Sistem katrol yang dipilih untuk perancangan ini adalah sistem katrol tetap
Karena katrol tetap hanya membutuhkan satu kuasa yaitu pulley yang
digerakan oleh motor listrik, satu tumpuan yaitu pada masing masing pulley
dan satu beban yaitu pada mesin pelontar pakan ikan, hal ini menunjukan
bahwa katrol tetap cocok di gunakan untuk mesin katrol untuk mesin pelontar
pakan ikan.
3. Desain rangka menggunakan material besi siku ASTM A36 menerima beban
323N. Perhitungan pembebanan rangka didapat 19,43 Mpa N/mm2≤ 125
Mpa, yakni tegangan pada rangka lebih kecil daripada tegangan ijinnya,
sehingga perencanaan dinyatakan aman. dengan dimensi mesin 1224 mm x
500 mm x 563 mm.

39
40

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam perancangan mesin katrol untuk
mobilitas mesin pelontar pakan ikan, untuk penyempurnaan di masa depan dapat di
sarankan sebagai berikut:
1. Dalam perancangan rangka meja penopang mesin katrol disarankan tidak
over desain, supaya tidak terjadi pemborosan material.
2. Rangka meja penopang mesin katrol diharapkan diberi roda supaya dalam
pemindahannya lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Dkk (2015). Penyebaran Dan Budidaya Ikan Air Tawar Di Pulau Jawa
Berbasis Web. Prosiding SNST Fakultas Teknik, 1(1).

Ayub, M.A., Kushaini, S. and Amir, A., 2015. A new mobile robotic system for
intensive aquaculture industries. Journal of Applied Science and Agriculture,
10(8), pp.1-7.
Indrawan, 2018, Perancangan Pengaduk dodol Karang Ampel. Tugas Akhir.
Program Diploma III Politeknik Negeri Indramayu. Indramayu
Irfandi, K. (2020). Evaluasi Bilah Turbin Angin 500 Watt Dengan Melakukan
Pengujian Pada Wind Tunnel Universitas Nurtanio Bandung. Jurnal Industri
Elektro dan Penerbangan, 3(3).
Jati, K. (2019). Perencanaan Transmisi Pada Mesin Penggiling Bumbu
Pecel (Doctoral Dissertation, Itn Malang).
Khurmi RS Gupta, Jk., 2005, Text Book Of Machine Design Eurasia, Publising
House, ltd Ram Nager, New Delhi
KU. 2013 Pemilihan tali tambang plastik berbahan polypropylene untuk kekuatan
max dan pembebanan aman. sites.google.com/site/keretauapku
Luthfi Yahya. 2018. Perancangan Mesin Penebar Pakan Udang Otomatis Berbasis
Microcontroller Type Arduino Mega 2560 Kapasitas 57kg. Laporan Tugas
Akhir. Indramayu : Politeknik Negeri Indramayu
MAARIF DEDIK K, M. (2015). Analisa Kebutuhan Daya Motor Berdasarkan
Kapasitas Mesin Peniris Dan Pencampur Bumbu Makanan Ringan. Jurnal
Rekayasa Mesin, 3(01).
Nubly, M. H., Yudo, H., & Kiryanto, K. (2017). Analisa Kekuatan Coupling pada
Kapal Inspeksi Perikanan SKIPI Kelas ORCA menggunakan Metode Elemen
Hingga. Jurnal Teknik Perkapalan, 5(4).
PERIUS Y. 2008. Makalah tentang Nutrisi Ikan. Institut Pertanian Bogor
R.S. Khurmi dan J.K. Gupta. 2005. A Textbook of Machine Design. Erasia
Publishing House (PVT.) LTD. New Delhi
Suga, K., Sularso, D. P., & Pemilihan Elemen Mesin, E. (2000). ke–10, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
.
Sifa, A., Endramawan, T., Badruzzaman, B., Rifa'i, A., & Suhenda, S. (2019,
August). Pengujian Performansi Mesin Pelontar Pakan Ikan Otomatis.
In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 10, No.
1, pp. 53-58).
Sularso dan Kiyokatsu. 2004. Dasar Perancanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Soelarso dan Kiyikatsu Suga. 1987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Tamrin, T., Lanya, B., Oktafri, O., & Wibisono, R. (2018, August). Pengembangan
Alat Penebar Pakan Ikan Dengan Menggunakan Gaya Sentrifugal.
In Prosiding Seminar Nasional Perteta 2018 (Vol. 1, No. 1, pp. 134-144).
INSTIPER press
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Simulasi Alternatif Rangka
Alternatif 1, pada rangka alternatif 1 ini Material yang digunakan adalah
Alumunium Alloy
1. Simulasi Stress

2. Simulasi Diplacement
3. Simulasi Safety Of Factor
Alternatif 2, pada rangka alternatif 2 ini Material yang digunakan adalah Galvanis
1. Simulasi Stress

2. Simulasi Diplacement
3. Simulasi Safety Of Factor
Alternatif 3, pada rangka alternatif 3 ini Material yang digunakan adalah Astm
A36
1. Simulasi Stress

2. Simulasi Diplacement
3. Simulasi Safety Of Factor
LAMPIRAN 2
Drawing 3D dan 2D Mesin Katrol
TOL ± 2mm

4 3
5 12
6
7 11
8
9
13
1 2
10

13 Tatakan Bearing 4 Besi Hollow Dibuat


12 Poros Meja 2 1 S45C Dibuat
11 House Bearing 4 Besi Cor Dibeli
10 Pulley 2 Besi Cor Dibeli
9 Poros dari Gearbox ke Pulley 1 S45C Dibuat
8 Sambungan Poros 1 St37 Dibuat
7 Gear Box 1 Besi Cor Dibeli
6 Poros dari kopling ke Gear Box 1 S45C Dibuat
5 Kopling 1 Besi Cor Dibeli
4 Poros dari motor ke kopling 1 S45C Dibuat
3 Motor Listrik 1 Besi Cor Dibeli
2 Meja 2 1 ASTM A36 Dibuat
1 Meja 1 1 ASTM A36 Dibuat
No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 14-06-20
Assy Mesin Katrol untuk 1 1 : 20
CHECK Agus. S 14-06-20
File Name Rev:
Mobilitas Pelontar Pakan Ikan D/Assy
00 APPR. Dedi. S 14-06-20
Mesin Katrol
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 1/29
1. TOL ± 2 mm

500
1.1
1224

1.2

1.3
50

566
566
500

500
7

300 175
643
7

500
500

1.3 Plat Bawah Meja 1 2 175 x 500 ASTM A36 Dibuat


1.2 Rangka Meja 1 1 500x1224x550 ASTM A36 Dibuat
1.1 Landasan Mesin Katrol Meja 1 1 500X1224X563 ASTM A36 Dibuat
No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1 1 : 20
Sub Assy Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan
D/meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 2/29
2. TOL ± 2 mm

2.1
254

2.2
404

2.3

560
500

200 220
7

400

2.3 Plat Bawah Meja 2 2 400 x 200 ASTM A36 Dibuat


2.2 Rangka Meja 2 1 1224 x 500 ASTM A36 Dibuat
2.1 Landasan Mesin Katrol Meja 2 1 1224 x 500 ASTM A36 Dibuat
No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1 1 : 10
Sub Assy Meja 2 File Name
CHECK Agus. S 01-08-20
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan Rev:
D/meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 3/29
1.1 TOL ± 2 mm

3 1224

500

1.1 Landasan Mesin Katrol Meja 1 1 500X1224X3 Besi Plat Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.1 1 : 10
Landasan Mesin Katrol Meja 1
Sub Assy Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Plat atas meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 4/29
1.2 TOL ± 2 mm

1.2.3
1.2.4 1.2.1
1.2.2

1.2.5

1.2.8

1.2.9 1.2.6

1.2.7

1.2.9 Batang Rangka 1 4 50x50x500 Besi Hollow Dibuat


1.2.8 Batang Rangka 1 2 45x45x300 Besi siku Dibuat
1.2.7 Batang Rangka 1 1 40x40x643 Besi Hollow Dibuat
1.2.6 Batang Rangka 1 2 50x50x222 Besi Hollow Dibuat
1.2.5 Batang Rangka 1 2 50x50x494 Besi Hollow Dibuat
1.2.4 Batang Rangka 1 4 50x50x557 Besi Hollow Dibuat
1.2.3 Batang Rangka 1 2 50x50x280 Besi Hollow Dibuat
1.2.2 Batang Rangka 1 2 50x50x1224 Besi siku Dibuat
1.2.1 Batang Rangka 1 2 50x50x500 Besi siku Dibuat
No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2 1 : 10
Rangka Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Sub Assy Meja 1
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 5/29
1.2.1 TOL ± 2mm

500
2

50 50 400

1.2.1 Batang Rangka 1 2 50x50x500 Besi Siku Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.1 1:5
Batang Rangka 1
Rangka Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 6/29
1.2.2 TOL ± 2mm

1224
2

50 50 1124

1.2.2 Batang Rangka 1 2 1224x50x50 Besi Siku Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.2 1:5
Batang Rangka 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 1
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 7/29
1.2.3 TOL ± 2mm

50 280
50

1.2.3 Batang Rangka 1 2 50X50X280 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.3 1:5
Batang Rangka 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 1
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 8/29
1.2.4 TOL ± 2mm

50 557
50

1.2.4 Batang Rangka 1 1 50X50X557 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.4 1:5
Batang Rangka 1
Rangka Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 9/29
1.2.5 TOL ± 2mm

50 494
50

1.2.5 Batang Rangka 1 2 50x50x494 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.5 1:5
Batang Rangka 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 1
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 10/29
1.2.6 TOL ± 2mm

50 222
50

1.2.6 Batang Rangka 1 2 222x50x50 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.6 1:2
Batang Rangka 1
Rangka Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 11/29
1.2.7 TOL ± 2mm

40 643
40

1,20

1.2.7 Batang Rangka 1 1 40X40X643 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.7 1:5
Batang Rangka 1
Rangka Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 12/29
1.2.8 TOL ± 2mm

300
3

45

1.2.8 Batang Rangka 1 2 300x45x45 Besi Siku Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.8 1:2
Batang Rangka 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 1
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 13/29
1.2.9 TOL ± 2mm

50 500
50

1.2.9 Batang Rangka 1 4 500x50x2 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.2.9 1:5
Batang Rangka 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 1
D/Rangka Meja 1 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 14/29
1.3 TOL ± 2 mm

7 175

500
13

1.3 Plat Bawah Meja 1 2 500X175X7 Besi Plat Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
1.3 1:5
Plat Bawah Meja 1
Sub Assy Meja 1 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Alas Kaki
Bawah Meja
00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 15/29
2.1 TOL ± 2 mm

3 404

254

2.1 Landasan Mesin Katrol Meja 2 1 404x254x3 Besi Plat Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.1 1:5
Landasan Mesin Katrol Meja 2
Sub Assy Meja 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 16/29
2.2 TOL ± 2mm

2.2.2 2.2.1

2.2.3

2.2.4

2.2.5

2.2.5 Batang Rangka 2 2 500x50x50x2 Besi Hollow Dibuat


2.2.4 Batang Rangka 2 1 220x40x40x1,2 Besi Hollow Dibuat
2.2.3 Batang Rangka 2 1 400x50x50x2 Besi Hollow Dibuat
2.2.2 Batang Rangka 2 2 400x45x45x2 Besi Hollow Dibuat
2.2.1 Batang Rangka 2 2 250x45x45x2 Besi Siku Dibuat
No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.2 1:5
Rangka Meja 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Sub Assy Meja 2
D/Rangka Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 17/29
2.2.1 TOL ± 2mm

250
2

50 45 160

2.2.1 Batang Rangka 2 2 50x50x250 Besi Siku Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.2.1 1:5
Batang Rangka 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 2
D/Rangka Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 18/29
2.2.2 TOL ± 2mm

400
2

50 45 310

2.2.2 Batang Rangka 2 2 50x50x450 Besi Siku Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.2.2 1:5
Batang Rangka 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 2
D/Rangka Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 19/29
2.2.3 TOL ± 2mm

50 400
50

2.2.3 Batang Rangka 2 1 50x50x400 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.2.3 1:5
Batang Rangka 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 2
D/Rangka Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 20/29
2.2.4 TOL ± 2mm

40 220
40

1,20

2.2.4 Batang Rangka 2 1 40x40x220 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.2.4 1:5
Batang Rangka 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 1
D/Rangka Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 21/29
2.2.5 TOL ± 2mm

50 500
50

2.2.5 Batang Rangka 2 2 50x50x500 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.2.5 1:5
Batang Rangka 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Rangka Meja 2
D/Rangka Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 22/29
2.3 TOL ± 2 mm

7 200

400

2.3 Plat Bawah Meja 2 1 400X200 Besi Plat Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
2.3 1:5
Plat Sub
Bawah Meja 2
Assy Meja 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Meja 2 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 23/29
4. TOL ± 2 mm

300
25

30

19
50 30

4. Poros dari Motor ke Kopling 1 300 x 30 S45C Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
4 1:2
Poros dari Motor ke Kopling File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan
D/Poros Mesin 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 24/29
5. TOL ± 2 mm

200

30
25

19
50 30

5. Poros dari Kopling ke GearBox 1 200x30 S45C Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
005 1:2
Poros dari Kopling ke GearBox File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan
D/Poros Mesin 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 25/29
8. TOL ± 2 mm

70

40
30

8. Sambungan Poros 1 70 x 40 St37 Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
Sambungan Poros 008 1:1
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Sambungan
Poros
00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 26/29
9. TOL ± 2 mm

370
25,40

30
70

9 Poros dari GearBox ke Pulley 1 370 x 30 S45C Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
9 1:2
Poros dari GearBox ke Pulley
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
D/Poros Mesin 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 27/29
12. TOL ± 2 mm

470
25,40

30
35

12 Poros Meja 2 1 470 x 30 S45C Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 01-08-20
012 1:2
Poros Meja 2 File Name Rev:
CHECK Agus. S 01-08-20
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan
D/Poros Mesin 00 APPR. Dedi. S 01-08-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 28/29
13. TOL ± 2mm

50 160
50

13 Dudukan House Bearing 4 160x45x45 Besi Hollow Dibuat


No.Item Name Part Quant. Dimension Material Notes
Dwg No. Scale:
DRAWN M. Galang 14-06-20
Dudukan House Bearing 13 1:2
Assy Mesin Katrol untuk Mobilitas Pelontar Pakan Ikan File Name Rev:
CHECK Agus. S 14-06-20
D/Dudukan House Bearing
00 APPR. Dedi. S 14-06-20
Sheet
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU ISO 29/29
LAMPIRAN 3
Biodata Mahasiswa
BIODATA PENULIS TUGAS AKHIR

Nama : Mohamad Galang Adi Prayoga


Nomer Induk Mahasiswa : 1701069
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 25 Maret 1999
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Asal Ijazah Sekolah : Nama Sekolah Tahun Ijazah
SD : SD IT ASSALAAM 2005-2011
SMP : SMP PUSPANEGARA 2011-2014
SMA : SMA PLUS PGRI 2014-2017
Program Studi / Jurusan : Teknik Mesin
Alamat : Gunung putri selatan RT 01/ RW 07.
Gang prihatin – Bogor (16961)
No. Handphone : 082114441012 (wa)
Email : Galangadip01@gmail.com
Nama Orang Tua : SULIYADI / SASMININGSIH
Pekerjaan Orang Tua : Karyawan Swata / IRT
Alamat Orang Tua : Gunung putri selatan RT 01/ RW 07.
Gang prihatin – Bogor (16961)
Judul Tugas Akhir : Perancangan Mesin Katrol Untuk Mobilitas
Mesin Pelontar Pakan Ikan
Dosen pembimbing : Agus Sifa, S.Pd., M.T., M.Sc

Indramayu, 14 Agustus 2020


Penulis

Mohamad Galang Adi Prayoga


NIM.1701069

Anda mungkin juga menyukai