PT INKA (Persero)
BAB I
PENDAHULUAN
PT INKA (Persero)
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan Kerja Praktik adalah :
1. Bagi mahasiswa
a. Membandingkan ilmu yang didapat selama kuliah dan di dunia kerja.
b. Mendapatkan ilmu baru baik sosial maupun teknologi yang tidak didapat
selama perkuliahan.
c. Mengetahui secara singkat proses produksi kereta api.
d. Menambah pengetahuan dalam proses produksi khususnya tentang produksi
bogie.
2. Bagi perusahaan
a. Sebagai media tanggung jawab sosial untuk masyarakat.
b. Sebagai sarana untuk memberi gambaran kondisi kerja di suatu perusahaan.
1.5 Manfaat
Pada penulisan laporan Kerja Praktek didapatkan manfaat diantaranya :
1. Sebagai perbandingan ilmu yang telah diperoleh pada waktu perkuliahan
dengan praktek dilapangan.
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
Lingkaran panah yang bergerak dua arah dan dilengan lingkaran tersebut
terdapat dua keping dan garis berwarna putih memberi gambaran mengenai fungsi dan
misi PT INKA (Persero) sebagaimana berikut :
1. Karakter kokoh, kuat, secara visual tampil dalam pemakaian garis tebal yang
membantu gerak lingkaran yang menyatu.
2. Karakter dinamis menjalankan aktifitasnya, digambarkan oleh anak panah
bergerak melingkar ke dua arah dengan tujuan tanpa batas memberikan
gambaran pencapaian, pengembangan usaha secara umum.
3. Karakter industri kereta api digambarkan oleh elemen dua kepingan dalam
lingkaran disertai garis berwana putih sebagai porosnya memberikan kesan
gerak roda kereta api dan industri berat.
4. Falsafah pancasila diungkapkan dengan lima undur yang terdiri dari dua
panah, dua keping dalam lingkaran dan garis putih.
5. Penampilan logo yang abstrak dan sederhana member kesan intelektual dan
jangkauan luas.
6. Melalui logo yang ilustratif menggambarkan identitas dan aktifitas usaha PT
INKA (Persero) perpaduan berbagai elemen dalam logo tersebut
menggambarkan bahwa PT INKA (Persero) berperan dalam pembangunan
Indonesia. Makna logo secara keseluruhan adalah memberi kesan industri
PT INKA (Persero)
yang dinamis dengan kemajuan yang pesat sebagai industri berat/logam besar.
Dalam logo tersebut jika dilihat bahwa terdapat 2 warna yaitu merah dan
hitam dengan warna dasar putih. Berikut merupakan penjabaranya :
7. Warna hitam : menggambarkan karakter kokoh, kuat atau padat dan berbagai
warna logam yang merupakan bahan baku utama produksi perusahaan.
8. Warna merah : menggambarkan karakter api, semangat, dinamis, serta sumber
kekuatan yang merupakan tekat PT INKA (Persero) dalam menyukseskan
pembangunan Indonesia.
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
2.10 Ketenagakerjaan
Sistem karyawan PT INKA terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Karyawan Tetap yaitu karyawan yang lulus masa percobaan atau Trainee atas
keputusan perusahaan yang kemudian diangkat menjadi karyawan tetap.
2. Karyawan PKWT (Pekerja Kontrak Waktu Tertentu) yaitu karyawan yang bersifat
sementara dan bekerja dalam kurun waktu tertentu.
3. Karyawan Trainee yaitu karyawan yang sedang dilatih dengan berbagai pekerjaan
baik On The Job Training ataupun diluar tugas yang ditugaskan oleh perusahaan.
4. Karyawan IMS (Inka Multi Solusi) yaitu anak perusahaan PT INKA
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Diameter roda : 914 mm
Bogie wheel base : 2.304 mm
Panjang antar muka coupler : 15.214 mm
Berat kosong maksimal : 80,2 ton
Panjang kereta : 4.134 mm
Lebar kereta : 2.642 mm
Tinggi maksimum : 3.637 mm
Motor traksi : SGE761A19 (6 buah)
Generator utama : GE SGT581C11, DC (arus searah)
Sistem pengereman : Air brake system, Dynamic brake, Handbrake
Daya motor diesel : 2.150 HP
Kapasitas maksimum
Bahan bakar : 3.028 liter
Minyak pelumas : 84 liter
Air pendingin : 681 liter
PT INKA (Persero)
4. Kereta Ekonomi
DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : TB-1014
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : TB-1014
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : TB-1014
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Lebar sepur : 1.676 mm
Beban gandar : 12,8 ton
Kecepatan maksimum : 120 km/jam
Berat kereta : 37 - 44 ton
Material carbody : Stainless steel
Bogie : MD 53 M Lisensi Bombardier
Sistem pengereman : Automatic air brake, Standar UIC
Coupler : Draw hook, Screw coupling, Side
buffer
Material cat : Polyurethene
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Konfigurasi : MeC - T - T - MeC
Desain kecepatan maksimum : 120 km / jam
Kecepatan maksimum operasional : 100 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Berat carbody : MeC = 41 ton
T = 32 ton
Panjang kereta : 20.000 mm
Lebar kereta (side wall) : 2.990 mm
Lebar kereta (termasuk sinyal samping) : 3.142 mm
Tinggi kereta dari atas rel : 3.830 mm
Tempat duduk : MeC = 64 seats
T = 72 seats
Penumpang : MeC = 178 penumpang
T = 178 penumpang
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Konfigurasi : Tc1-M1-M2-M2"-M1"-Tc2
Kecepatan maksimum : 100 km / jam
Lebar sepur : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : Tc = 20.219 mm
Mc = 20.000 mm
Lebar kereta (side wall) : 2.992 mm
Lebar kereta (termasuk sinyal samping) : 3.142 mm
Tinggi kereta dari atas rel : 3.800 mm
Tinggi lantai dari atas rel : 1.100 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Berat kosong maksimal : Tc1 & Tc2 = 39 ton
M1, M2, M2"-M1 = 45 ton
Tempat duduk : Tc1 & Tc2 = 40 seats
M1, M2, M2"-M1=48 seats
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Konfigurasi : TeC 1 - M - T - TeC 2
Kecepatan maksimum operasional : 100 km/jam
Lebar sepur : 1.067 mm
Panjang carbody kereta : TeC = 20.458 mm
M, T = 20.708 mm
Lebar carbody kereta : 2.990 mm
Tinggi lantai diukur dari kepala rel
Dimensi umum : 1.100 mm
Khusus pada area engine : 1.200 mm
Tinggi atap dari kepala rel (termasuk AC) : 3.820 mm
Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm
Jarak sumbu roda bogie : 2.200 mm
Diameter roda baru : 860 mm
Diameter roda minimum : 780 mm
Berat kosong maksimal : TeC = 43,5 ton
M = 43, 5 ton
PT INKA (Persero)
T = 38,5 ton
Tempat duduk : TeC 1 = 46 kursi
M = 56 kursi
T = 52 kursi
TeC 2 = 46 kursiRailbus
11. Railbus
DATA TEKNIS
Konfigurasi : TeC - T – TC
Desain kecepatan maksimal : 120 km/jam
Kecepatan maksimal operasional : 100 km/jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Kapasitas penumpang : TeC = 28 seats, 28 berdiri
T = 24 seats, 24 berdiri
TC = 28 seats, 28 berdiri
Sistem pengereman : Electro pneumatic
Propulsi : Diesel electric
Power supply : 660 Volt
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 80 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Kapasitas beban : 57.000 kg
Berat kosong maksimal : 15.000 kg
Panjang kereta : 12.495 mm
Lebar kereta : 2.435 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : Barber Type - 3 piece
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
Desain kecepatan maksimum : 120 km / jam
Kecepatan maksimum operasional : 100 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Kapasitas beban maksimal : 33.000 kg
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Bogie : TB-398, Pedestial type with bolster
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A
Sistem elektrikal : 80 Volt, 3 fase, 50 Hz
PT INKA (Persero)
DATA TEKNIS
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
BAB III
PEMBAHASAN
3.3 Material
Dalam proses produksi komponen kereta api PT INKA menggunakan material
logam. Material logam seperti baja karbon tinggi, baja karbon rendah, stainless steel,
alumunium dll. Baja SS 400 merupakan material untuk pembuatan kerangka kereta
api. Baja SS 400 dengan panduan rendah dengan kadar karbon 0,165 % dan 0,167 %.
Pada bagian Carbody kereta api K1 eksekutif menggunakan material plat stainless
PT INKA (Persero)
steel yang memiliki karakter anti korosif sehingga body kereta tanpa ada pengecatan
lagi.
3.4 Pengertian Machining
Machining adalah proses pembuatan benda kerja dengan menghilangkan
material yang tidak diinginkan dari benda kerja dalam bentuk chip dan dengan
menyesuaikan gambar kerja yang telah dirancang sesuai dengan toleransi yang
ditentukan.
Jika benda kerja logam seringkali dikenal dengan metal cutting atau metal
removal. Dalam proses metal cutting akan selalu dijumpai istilah Speed, Feed dan
Deep of Cut. Berikut ini penjelasan tentang istilah-istilah dalam proses machining.
1. Speed (V) adalah gerakan potong utama dimana berhubungan dengan kecepatan
putar benda kerja terhadap pahat potong. Satuannya Inch Per Minute (in/min),
Meter Per Minute (m/min).
2. Feed adalah jumlah material yang hilang per putaran. Dalam proses pemakanan
gerakan Feed sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Satuannya : Inch Per Rev
(In/Rev), Inch Per Cycle, Inch Per Minute.
3. Depth of Cut (DOC) menyatakan perpindahan pahat terhadap kedalaman
permukaan benda kerja.
PT INKA (Persero)
3.5 Bolster
Bolster adalah bagian dari part bogie yang berfungsi sebagai bantal panjang
yang digunakan untuk mendukung frame bogie.
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
Start
Sub Proses
Proses
Finish
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
b. Proses Roughing I
Alat yang digunakan :
Cutter Roughing Diameter 40 mm
PT INKA (Persero)
d. Proses Pengeboran I
Alat yang digunakan :
Mata Bor Diameter 24 mm
PT INKA (Persero)
g. Proses Tap
Alat yang digunakan :
Tap M24
PT INKA (Persero)
i. Proses Pengeboran V
Alat yang digunakan :
Mata Bor Diameter 89 mm
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
Proses Gerinda
Finish
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
Program Ready
Finish
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
c. Proses Roughing II
Alat yang digunakan :
Cutter Roughing Diameter 40 mm
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
Finish
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
d. Proses Pengeboran IV
Alat yang digunakan :
Mata Bor Diameter 58 mm
PT INKA (Persero)
PT INKA (Persero)
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
= 25,12 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 200
= 600 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
600
= 6.200
= 0,5 mm/menit
b. Proses Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 90 rpm
f = 0,2
d = 160 mm
z =6
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
PT INKA (Persero)
3,14.160.90
= 1000
= 45,2 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,2 . 6 . 90
= 108 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
108
= 6.90
= 0,2 mm/menit
c. Proses Pengeboran
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
z =2
d1 = 21 mm
d2 = 24 mm
d3 = 81 mm
d4 = 89 mm
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑1.𝑛 3,14.21.250
V1 = = = 16,5 m/menit
1000 1000
𝜋.𝑑2.𝑛 3,14.24.250
V2 = 1000
= 1000
= 18.84 m/menit
𝜋.𝑑3.𝑛 3,14.81.250
V3 = = = 63,6 m/menit
1000 1000
𝜋.𝑑4.𝑛 3,14.89.250
V4 = = = 69,8 m/menit
1000 1000
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n
= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit
PT INKA (Persero)
d. Proses Tap
Data yang diketahui di lapangan
n = 10 rpm
f = 0,2
d = M24
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.24.10
= 1000
= 0,75 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.n
= 0,2 . 10
= 2 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
2
= 10
= 0,2 mm/menit
PT INKA (Persero)
Tabel 1 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin Bor Planer
NO Proses n f Z D1 D2 D3 D4
Machining (rpm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 Proses 200 0,5 6 40 - - -
Roughing
2 Proses 90 0,2 6 160 - - -
Facing
3 Proses 250 0,5 2 21 24 81 89
Pengeboran
4 Proses Tap 10 0,2 - 24 - - -
No V1 V2 V3 V4 Vf Fz
(m/menit) (m/menit) (m/menit) (m/menit) (mm/menit) (mm/menit)
1 25,12 - - - 600 0,5
4 0,75 - - - 2 0,2
Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin Bor Planer akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf), dan besar
pemakanan atau bergesernya pahat (f) berbanding lurus dengan besarnya kecepatan
gerak makan per gigi (Fz).
PT INKA (Persero)
3,14.160.250
= 1000
= 125,6 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 250
= 750 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
750
= 6.250
= 0,5 mm/menit
b. Proses Pengeboran
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
d = 14 mm
z =2
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.14.250
= 1000
= 10,99 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n
= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
250
= 2.250
= 0,5 mm/menit
PT INKA (Persero)
Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin Bor Table
NO Proses n f z d V Vf Fz
Machining (rpm) (mm) (m/menit) mm/menit mm/menit
1 Proses 250 0,5 6 160 125,6 750 0,5
Facing
2 Proses 250 0,5 2 14 10,99 250 0,5
Pengeboran
Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin Bor Table akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf), dan besar
pemakanan atau bergesernya pahat (f) berbanding lurus dengan besarnya kecepatan gerak
makan per gigi (Fz).
= 94,2 m/menit
𝜋.𝑑₂.𝑛
V2 = 1000
3,14.70.300
= 1000
= 65,94 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 300
PT INKA (Persero)
= 900 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
900
= 6.300
= 0,5 mm/menit
b. Proses Pengeboran
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
d = 20 mm
z =2
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.20.250
= 1000
= 15,7 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n
= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
250
= 2.250
= 0,5 mm/menit
c. Proses Roughing
Data yang diketahui di lapangan
n = 200 rpm
f = 0,5
d = 40 mm
z =6
PT INKA (Persero)
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.40.200
= 1000
= 25,12 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 200
= 600 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
600
= 6.200
= 0,5 mm/menit
d. Proses Spot Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 10 rpm
f = 0,2
d = 80 mm
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.80.10
= 1000
= 2,512 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.n
= 0,2 . 10
= 2 mm/menit
PT INKA (Persero)
Tabel 3 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin CNC Milling
NO Proses n f z D1 D2 V1 V2 Vf Fz
Machining (rpm) (mm) (mm) (m/menit) (m/menit) mm/menit mm/menit
1 Proses 300 0,5 6 100 70 94,2 65,94 900 0,5
Facing
2 Proses 250 0,5 2 20 - 15,7 - 250 0,5
Pengeboran
3 Proses 200 0,5 6 40 - 25,12 - 600 0,5
Roughing
4 Proses Spot 10 0,2 - 80 - 2,512 - 2 -
Facing
Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin CNC Milling akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf).
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n
PT INKA (Persero)
= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit
Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
250
= 2.250
= 0,5 mm/menit
b. Proses Spot Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 10 rpm
f = 0,2
d = 40 mm
Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.40.10
= 1000
= 1,256 m/menit
Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.n
= 0,2 . 10
= 2 mm/menit
PT INKA (Persero)
Tabel 4 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin Bor Radial
NO Proses n f z D1 D2 D3 D4
Machining (rpm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 Proses 250 0,5 2 21 34 40 58
Pengeboran
2 Proses Spot 10 0,2 - 40
Facing
No V1 V2 V3 V4 Vf Fz
(m/menit) (m/menit) (m/menit) (m/menit) mm/menit mm/menit
1 16,49 26,69 31,4 45,53 250 0,5
2 1,256 - - - 2 -
Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin Bor Radial akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf).
PT INKA (Persero)
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Fungsi Bogie yaitu sebagai komponen yang menghasilkan fleksibilitas kereta
terhadap rel sehingga roda dapat tetap mengikuti arah rel saat melewati tikungan
(curve).
2. Fungsi Bolster yaitu bagian dari part bogie yang berfungsi sebagai bantal panjang
yang digunakan untuk mendukung frame bogie. Dalam boster kereta api terdapat
rumah pegas yang terkait dengan spring plank.
3. Urutan proses machining bolster yang baik dan benar ialah yang pertama proses
marking dengan height gauge sebagai penanda untuk setting kesejajaran bolster
dengan menyesuaikan garis marking baik pada proses machining pada mesin Bor
Planer , mesin Bor Table, mesin CNC milling, dan mesin Bor Radial. Setiap
bagian bolster memiliki bagian masing-masing sehingga untuk membentuk
bagian tersebut menggunakan beberapa tools untuk proses machining bolster.
Setelah proses marking, bolster mengalami proses machining pada mesin Bor
Planer, setelah selesai pada mesin Bor Planer, bolster mengalami proses
machining pada mesin Bor Table, kemudian proses machining bolster pada mesin
CNC milling, dan proses machining terakhir dari bolster pada mesin Bor Radial.
Seluruh proses machining bolster harus sesuai perencanaan awal yang sudah
ditentukan sehingga tidak terjadi penyimpangan ukuran.
5.2 SARAN
1. Penerapan APD harus lebih diperhatikan untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
2. Penerapan K3 juga harus diperhatikan agar melancarkan proses produksi.
3. Sebaiknya ditingkatkan lagi tentang kedisiplinan, terutama disiplin waktu bagi
seluruh karyawan.
PT INKA (Persero)
DAFTAR PUSTAKA