Anda di halaman 1dari 65

Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perguruan tinggi merupakan ujung tombak terdepan untuk memajukan bangsa
sehingga di harapkan dimasa yang akan datang menghasilkan lulusan yang bermutu
dan mampu bersaing ditengah kemajuan teknologi yang kian pesat. Mahasiswa
merupakan generasi penerus bangsa ditangan mereka kelak bangsa ini akan dibawa
sehinggga mahasiswa dituntut untuk memahami apa yang terjadi dan apa yang harus
mereka kerjakan. Pada kenyataannya masih banyak lulusan perguruan tinggi yang
kesulitan dalam menghadapi kenyataan dilapangan karena kurangnya pengalaman
dalam implementasi ilmu yang mereka dapat selama kuliah dan kenyataan industri.
Dari masalah tersebut menyebabkan mahasiswa mau tidak mau harus mampu
menyesuaikan diri dengan industri dan perkembangan teknologi yang kian pesat.
Untuk mendapatkan lulusan yang mampu bersaing dan mempunyai daya
adaptasi yang cepat mahasiswa dituntut untuk melaksanakan Kerja Praktik sesuai
dengan kesepakatan dan aturan perguruan tinggi supaya mengetahui bagaimana
kondisi kerja di kapangan. Karena hal tersebut Fakultas Teknik Jurusan Mesin
Universitas Muhammadiyah Surakarta mewajibkan mahasiswanya menempuh Kerja
Praktek. Selain itu kerja praktek juga diharapkan dapat menjadi wahana latihan bagi
mahasiswa untuk beradaptasi dan mensinergikan ilmu yang mereka dapat dengan
kenyataan di dunia industri.
Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut penulis mengajukan PT INKA
(persero) madiun sebagai tempat pelaksaan kerja praktek. Adapun latar belakangnya
adalah PT INKA adalah salah satu BUMN di Indonesia yang cukup maju dan
menggunakan teknologi permesinan modern untuk memproduksi kereta api maupun
beberapa bidang non kereta api seperti BTS, Medical Mobil, Garbarata dan lain-lain.
Sehingga perusahaan tersebut dapat menjadi barometer kemajuaan teknologi di
Indonesia dan menjadi tempat belajar yang baik bagi calon – calon sarjana teknik di
Indonesia. Sehingga nantinya mahasiswa dapat mengetahui proses manufaktur dari
perancangan, pemotongan plat, perakitan finishing hingga quality control.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
1
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

1.2 Tujuan
Adapun Tujuan Kerja Praktik adalah :
1. Bagi mahasiswa
a. Membandingkan ilmu yang didapat selama kuliah dan di dunia kerja.
b. Mendapatkan ilmu baru baik sosial maupun teknologi yang tidak didapat
selama perkuliahan.
c. Mengetahui secara singkat proses produksi kereta api.
d. Menambah pengetahuan dalam proses produksi khususnya tentang produksi
bogie.
2. Bagi perusahaan
a. Sebagai media tanggung jawab sosial untuk masyarakat.
b. Sebagai sarana untuk memberi gambaran kondisi kerja di suatu perusahaan.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah dalam Kerja Praktek ini adalah :
1. Apa fungsi dari bogie sebagai salah satu komponen pada kereta api ?
2. Apa fungsi dari bolster sebagai komponen pada bogie ?
3. Bagaimana proses machining bolster sesuai dengan prosedur yang baik dan
benar ?

1.4 Batasan Masalah


Adapun Batasan Masalah dalam Kerja Praktek ini adalah :
1. Bolster adalah part bogie yang di buat di PT INKA.
2. Bolster yang digunakan type KAI 438.
3. Material yang digunakan adalah SS400.
4. Unit kerja praktek di bagian metal working/pemesinan 2.

1.5 Manfaat
Pada penulisan laporan Kerja Praktek didapatkan manfaat diantaranya :
1. Sebagai perbandingan ilmu yang telah diperoleh pada waktu perkuliahan
dengan praktek dilapangan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
2
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

2. Dapat menambah wawasan serta meningkatkan kualitas skill atau keahlian


yang tidak diperoleh di perkuliahan.
3. Mahasiswa diharapkan mampu berfikir positif dan kreatif dalam menghadapi
suatu permasalahan yang terjadi pada suatu industri.

1.6 Waktu dan Tempat Kerja Praktek


Waktu : Kerja praktek di PT INKA Jl.Yos Sudarso No. 71 Madiun, Jawa Timur
dilaksanakan pada tanggal 1 September 2018 – 30 September 2018.
Kerja Praktek dimulai pukul 07.30 – 16.30 WIB dan waktu 15 menit
untuk apel pagi. Kerja praktek dilaksanakan pada hari Senin-Jum’at
dan pada hari sabtu dan minggu libur.
Tempat : Secara spesifik tempat pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di
Departemen Metal working bagian Machining, pada unit ini fokus pada
machining komponen-komponen bogie sebelum dilakukan assembly,
terdapat mesin CNC Milling, Milling Konvensional, Lathe, Bor Planel,
CNC Plano.

1.7 Teknik Pengumpulan Data


Selama melakukan kerja praktek teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
1. Observasi
Dalam observasi, kegiatan yang dilakukan utama adalah tentang pengamatan,
mengamati proses produksi dan urutan proses kerja mesin pada suatu bagian dari
bogie kereta api serta apa yang dilakukan selama kegiatan kerja praktek yang
berhubungan dengan unit.
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan mempelajari hal yang belum didapatkan
diperkuliahan dan mempelajari dokumen-dokumen yang diberikan dari PT INKA
melalui pembimbing lapangan
3. Konsultasi
Konsultasi dilakukan untuk memcahkan masalah yang dihadapi, konsultasi
dilakukan dengan pembimbing lapangan/supervisor, Dosen Pembimbing atau
Karyawan yang bersangkutan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
3
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

1.8 Sistematika Laporan


Sistematika penulisan laporan kerja praktek sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Waktu dan Tempat Kerja Praktek, Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Pada bab ini akan dibahas tentang sejarah PT INKA, lokasi, Visi dan Misi, struktur
organisasi, dll.
BAB III Pembahasan
Pada bab ini akan membahas pelaksanaan PKL di bagian pemesinan 2.
BAB IV Penutup
Pada bab ini akan membahas kesimpulan dari tugas khusus ini dan saran dalam suatu
perencanaan berdasarkan analisa penulisan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
4
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat di PT INKA


PT Industri Kereta Api atau PT INKA merupakan Badan Usaha Milik Negara
Industri Strategis yang bergerak dibidang Industri sarana kereta api diantaranya kereta
penumpang, gerbong barang, KRL, KRD/KRDE, Lokomotif, dan produk lainnya
yang berkaitan dengan perkeretaapian. PT INKA didirikan pada tanggal 18 Mei 1981
(Akte Notaris Imas Fatimah, SH No. 51) dengan luas area 225.000 m² dan luas
bangunan 93.634 m². PT INKA bertempat di Jl. Yos Sudarso No. 71 Madiun Lor,
Kecamatan Mangunharjo Kotamadya Madiun. Pemilihan letak lokasi ini berdasarkan
hasil studi tahun 1977 yang dilakukan oleh Nippon Sharyo Seizo Kaisha Ltd. Jepang.
Pada awal berdiri, PT INKA merupakan pengembangan dari Balai Yasa
Lokomotif Uap milik PJKA (sekarang PT Kereta Api Indonesia) yang pada saat itu
berlokasi di Madiun. Aktivitas bisnis PT INKA yang ada kini berkembang mulai dari
penghasil produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa perkeretaapian dan
transportasi yang bernilai tinggi. Dalam Persaingan global, PT INKA
mengembangkan berbagai jenis produk di bawah kendali sistem manajemen mutu
ISO 9001 dan kemitraan global.
Melalui perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan secara berkesinambungan
sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, PT INKA memasuki dunia
bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai integritas, professional, dan kualitas.
Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis kedepan, PT INKA tidak hanya bergelut
dalam produk-produk perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih
luas yang mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan
sarana transportasi. Salah satu yang sudah menampakkan hasil adalah produk
otomotif berupa bus gandeng atau articulated bus (ATC).
Dalam perjalanannya, PT INKA juga pernah melakukan joint venture dengan
general electric dalam memproduksi lokomotif. Selain untuk kebutuhan dalam negeri,
produksi juga ditujukan untuk ekspor terutama ke Malaysia, Bangladesh, Afrika, dan
lain-lain.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
5
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

2.2 Visi dan Misi PT INKA (Persero) Madiun


Dalam menjalankan usahanya PT INKA (Persero) Madiun memiliki Falsafah,
Visi dan Misi. Adapun Falsafah, Visi dan Misi PT INKA sebagai berikut :
a. Falsafah perusahaan
Profesionalisme yang berdasarkan iman dan takwa, menghargai orang lain dan
bersahabat, menjunjung tinggi kejujuran, memiliki daya saing berkelanjutan,
serta menghasilkan nilai tambah bagi lingkungan.
b. Visi
Menjadi perusahaan kelas dunia yang unggul dibidang transportasi keret api
dan perkotaan di Indonesia.
c. Misi
Menciptakan solusi terpadu untuk transportasi kereta api dan perkotan dengan
keunggulan kompetitif bisnis dan teknologi produk yang tepat guna
mendorong pembangunan transportasi yang berkelanjutan.

2.3 Lokasi PT INKA


Berikut merupakan profil lengkap PT INKA
Nama : PT INKA
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 71, Madiun Jawa Timur-Indonesia 63122
Telp.(0351)452271/452272 Fax. (0351)452275

2.4 Kondisi PT INKA


Luas Area : 225.000 m²
Luas Bangunan : 93.634 m²
Fasilitas Produksi : 660 mesin produksi dan 290 mesin las
Status Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara
Kapasitas produksi : 400 unit/tahun

2.5 Motto Perusahaan PT INKA


Motto PT INKA (Persero) adalah I’M PRO yang merupakan singkatan dari
Integritas, Mutu dan Profesional.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
6
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

2.6 Logo Perusahaan


Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai logo yang digunakan oleh PT
INKA (Persero). Berikut ini merupakan logo beserta penjelasannya :

Gambar 2.1 Logo PT INKA


Sumber : Website PT INKA

Lingkaran panah yang bergerak dua arah dan dilengan lingkaran tersebut
terdapat dua keping dan garis berwarna putih memberi gambaran mengenai fungsi dan
misi PT INKA (Persero) sebagaimana berikut :
1. Karakter kokoh, kuat, secara visual tampil dalam pemakaian garis tebal yang
membantu gerak lingkaran yang menyatu.
2. Karakter dinamis menjalankan aktifitasnya, digambarkan oleh anak panah
bergerak melingkar ke dua arah dengan tujuan tanpa batas memberikan
gambaran pencapaian, pengembangan usaha secara umum.
3. Karakter industri kereta api digambarkan oleh elemen dua kepingan dalam
lingkaran disertai garis berwana putih sebagai porosnya memberikan kesan
gerak roda kereta api dan industri berat.
4. Falsafah pancasila diungkapkan dengan lima undur yang terdiri dari dua
panah, dua keping dalam lingkaran dan garis putih.
5. Penampilan logo yang abstrak dan sederhana member kesan intelektual dan
jangkauan luas.
6. Melalui logo yang ilustratif menggambarkan identitas dan aktifitas usaha PT
INKA (Persero) perpaduan berbagai elemen dalam logo tersebut
menggambarkan bahwa PT INKA (Persero) berperan dalam pembangunan
Indonesia. Makna logo secara keseluruhan adalah memberi kesan industri

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
7
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

yang dinamis dengan kemajuan yang pesat sebagai industri berat/logam besar.
Dalam logo tersebut jika dilihat bahwa terdapat 2 warna yaitu merah dan
hitam dengan warna dasar putih. Berikut merupakan penjabaranya :
7. Warna hitam : menggambarkan karakter kokoh, kuat atau padat dan berbagai
warna logam yang merupakan bahan baku utama produksi perusahaan.
8. Warna merah : menggambarkan karakter api, semangat, dinamis, serta sumber
kekuatan yang merupakan tekat PT INKA (Persero) dalam menyukseskan
pembangunan Indonesia.

2.7 Divisi PT INKA


1) Divisi Sekretaris Perusahaan
Divisi Sekretaris membawahi 2 departemen yaitu :
1. Departemen Humas Protokoler dan PKBL
2. Departemen Management Resiko dan Legal
2) Divisi Audit Internal
Divisi Audit Internal membawahi 2 departemen yaitu :
1. Departemen Audit.
2. Departemen Manajemen Mutu dan Lingkungan Hidup
3) Divisi Logistik
Divisi Logistik membawahi 3 departemen yaitu :
1. Departemen Pengendalian Barang Produksi
2. Departemen Pengadaan Jasa Produksi
3. Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi
4) Divisi Pengendalian Kualitas
Divisi Pengendalian Kualitas membawahi 2 departemen yaitu
1. Departemen Pengendalian Kualitas Incoming dan Inprocess
2. Departemen Quality Engineering dan Final Test
5) Direktorat Keuangan dan Sumber Daya
Direktorat Keuangan dan Sumber Daya membawahi 3 divisi yaitu :
1. Divisi Keuangan membawahi 3 departemen yaitu :
a) Departemen Akutansi
b) Departemen Pendanaan da Pembendaharaan

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
8
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

c) Departemen Pengendalian Anggaran


2. Divisi Human Capital
Divisi Human Capital membawahi 3 departemen yaitu :
a) Departemen Pengembangan Organisasi dan Sistem
b) Departemen Kesejahteraan SDM dan HUBIN
c) Departemen Pengembangan SDM dan DIKLAT
3. Divisi Perencanaan Perusahaan dan Generals Affairs
Divisi Perencanaan Perusahaan membawahi 3 departemen yaitu :
a) Departemen Perencanaan Perusahaan
b) Departemen Generals Affairs dan Sekretariat
c) Departemen Teknologi Informasi
6) Direktoran Komersial dan Teknologi
Direktoran Komersial dan Teknologi membawahi 3 divisi yaitu :
1. Divisi Pemasaran 1
Divisi Pemasaran 1 membawahi 2 departemen yaitu :
a) Departemen Pemasaran KA Dalam Negeri
b) Departemen Riset dan Pengembangan Pasar
2. Divisi Pemasaran 2
Divisi Pemasaran 2 membawahi 2 departemen yaitu :
a) Departemen Pemasaran KA Luar Negeri
b) Departemen Pemasaran Produk Pengembangan
3. Divisi Teknologi
Divisi Teknologi membawahi 4 departemen yaitu :
a) Departemen Litbang dan Rekayasa
b) Departemen Desain Mekanik
c) Departemen Desain Elektrik
d) Departemen Teknologi Produksi
7) Direktorat Produksi
Direktorat Produksi membawahi 3 divisi yaitu :
1. Divisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Divisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi membawahi 3 departemen
yaitu :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
9
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

a) Departemen Perencanaan dan Pengendalian Proses Produksi


b) Departemen Perencanaan dan Pengendalian Material dan Fasilitas
Produksi
c) Departemen Pemeliharaan
2. Divisi Fabrikasi
Divisi Fabrikasi membawahi 2 departemen yaitu :
a) Departemen Metal Working, Departemen memiliki 2 unit yaitu :
 Unit Bogie Machining
 Unit Steel Work
b) Departemen Asembling
 Bagian Minor Assembling
 Bagian Sub Assembling
 Bagian Carbody

2.8 Struktur Organisasi PT INKA

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT INKA

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
10
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

2.9 Struktur Organisasi PT INKA Divisi Fabrikasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT INKA Divisi Fabrikasi

2.10 Ketenagakerjaan
Sistem karyawan PT INKA terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Karyawan Tetap yaitu karyawan yang lulus masa percobaan atau Trainee atas
keputusan perusahaan yang kemudian diangkat menjadi karyawan tetap.
2. Karyawan PKWT (Pekerja Kontrak Waktu Tertentu) yaitu karyawan yang bersifat
sementara dan bekerja dalam kurun waktu tertentu.
3. Karyawan Trainee yaitu karyawan yang sedang dilatih dengan berbagai pekerjaan
baik On The Job Training ataupun diluar tugas yang ditugaskan oleh perusahaan.
4. Karyawan IMS (Inka Multi Solusi) yaitu anak perusahaan PT INKA

2.11 Produk Kereta PT INKA


PT INKA merupakan perusahaan yang memproduksi kereta api, jasa
perawatan kereta api perdagangan yang berhubungan dengan
perkeretaapian. Berikut ini merupakan beberapa contoh produk dari PT INKA.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
11
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

1. Lokomotif Diesel Hidrolik

Gambar 2.4 Lokomotif Diesel Hidrolik


DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Beban gandar : 15 ton
Panjang kereta : 20.000 mm
Lebar kereta : 3.000 mm
Tinggi kereta : 3.700 mm
Berat kosong : 33 ton
Berat maksimum : 84 ton
Mesin
Traksi : 200 kN@ 18 km/h
Traksi maksimum : 270 kN (dengan asumsi µ = 0.287)
Type transmisi : Hydrodynamic input power
Jenis putaran : 45° V-6, 4-stroke Turbocharged and after
cooled
Gross Horsepower : 1700 KW @ 1800 rpm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
12
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

2. Lokomotif Diesel Elektrik

Gambar 2.5 Lokomotif Diesel Elektrik


DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar sepur : 1.067 mm
Jarak antar alat perangkai : 15.214 mm
Tinggi alat perangkai : 770 mm
Jarak antar pivot : 7.680 mm
Berat kosong maksimal : 88 ton
Panjang kereta : 14.134 mm
Lebar kereta : 2.642 mm
Tinggi maksimum : 3.636 mm
Motor traksi : GE FDL-8T
Sistem pengereman : Pressured Air brake
Kapasitas bahan bakar : 3.028 liter

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
13
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3. Lokomotif Diesel Elektrik Ekspor ke Filipina

Gambar 2.6 Lokomotif Diesel Elektrik Ekspor ke Filipina

DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Diameter roda : 914 mm
Bogie wheel base : 2.304 mm
Panjang antar muka coupler : 15.214 mm
Berat kosong maksimal : 80,2 ton
Panjang kereta : 4.134 mm
Lebar kereta : 2.642 mm
Tinggi maksimum : 3.637 mm
Motor traksi : SGE761A19 (6 buah)
Generator utama : GE SGT581C11, DC (arus searah)
Sistem pengereman : Air brake system, Dynamic brake, Handbrake
Daya motor diesel : 2.150 HP
Kapasitas maksimum
Bahan bakar : 3.028 liter
Minyak pelumas : 84 liter
Air pendingin : 681 liter

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
14
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

4. Kereta Ekonomi

Gambar 2.7 Kereta Ekonomi

DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : TB-1014
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
15
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

5. Kereta Ekonomi Premium

Gambar 2.8 Kereta Kelas Ekonomi Premium

DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : TB-1014
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
16
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

6. Kereta Kelas Eksekutif

Gambar 2.9 Kereta Kelas Eksekutif

DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 120 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : TB-1014
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
17
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

7. Kereta Ekspor ke Bangladesh

Gambar 2.10 Kereta Ekspor ke Bangladesh

DATA TEKNIS
Lebar sepur : 1.676 mm
Beban gandar : 12,8 ton
Kecepatan maksimum : 120 km/jam
Berat kereta : 37 - 44 ton
Material carbody : Stainless steel
Bogie : MD 53 M Lisensi Bombardier
Sistem pengereman : Automatic air brake, Standar UIC
Coupler : Draw hook, Screw coupling, Side
buffer
Material cat : Polyurethene

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
18
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

8. Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI)

Gambar 2.11 Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI)

DATA TEKNIS
Konfigurasi : MeC - T - T - MeC
Desain kecepatan maksimum : 120 km / jam
Kecepatan maksimum operasional : 100 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Berat carbody : MeC = 41 ton
T = 32 ton
Panjang kereta : 20.000 mm
Lebar kereta (side wall) : 2.990 mm
Lebar kereta (termasuk sinyal samping) : 3.142 mm
Tinggi kereta dari atas rel : 3.830 mm
Tempat duduk : MeC = 64 seats
T = 72 seats
Penumpang : MeC = 178 penumpang
T = 178 penumpang

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
19
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

9. Kereta Rel Listrik (KRL)

Gambar 2.12 Kereta Rel Listrik (KRL)

DATA TEKNIS
Konfigurasi : Tc1-M1-M2-M2"-M1"-Tc2
Kecepatan maksimum : 100 km / jam
Lebar sepur : 1.067 mm
Beban gandar : 14 ton
Panjang kereta : Tc = 20.219 mm
Mc = 20.000 mm
Lebar kereta (side wall) : 2.992 mm
Lebar kereta (termasuk sinyal samping) : 3.142 mm
Tinggi kereta dari atas rel : 3.800 mm
Tinggi lantai dari atas rel : 1.100 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Berat kosong maksimal : Tc1 & Tc2 = 39 ton
M1, M2, M2"-M1 = 45 ton
Tempat duduk : Tc1 & Tc2 = 40 seats
M1, M2, M2"-M1=48 seats

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
20
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

10. Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE)

Gambar 2.13 Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE)

DATA TEKNIS
Konfigurasi : TeC 1 - M - T - TeC 2
Kecepatan maksimum operasional : 100 km/jam
Lebar sepur : 1.067 mm
Panjang carbody kereta : TeC = 20.458 mm
M, T = 20.708 mm
Lebar carbody kereta : 2.990 mm
Tinggi lantai diukur dari kepala rel
Dimensi umum : 1.100 mm
Khusus pada area engine : 1.200 mm
Tinggi atap dari kepala rel (termasuk AC) : 3.820 mm
Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm
Jarak sumbu roda bogie : 2.200 mm
Diameter roda baru : 860 mm
Diameter roda minimum : 780 mm
Berat kosong maksimal : TeC = 43,5 ton
M = 43, 5 ton

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
21
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

T = 38,5 ton
Tempat duduk : TeC 1 = 46 kursi
M = 56 kursi
T = 52 kursi
TeC 2 = 46 kursiRailbus

11. Railbus

Gambar 2.14 Railbus

DATA TEKNIS
Konfigurasi : TeC - T – TC
Desain kecepatan maksimal : 120 km/jam
Kecepatan maksimal operasional : 100 km/jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Kapasitas penumpang : TeC = 28 seats, 28 berdiri
T = 24 seats, 24 berdiri
TC = 28 seats, 28 berdiri
Sistem pengereman : Electro pneumatic
Propulsi : Diesel electric
Power supply : 660 Volt

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
22
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

11. Gerbong Datar (PPCW)

Gambar 2.15 Gerbong Datar (PPCW)

DATA TEKNIS
Kecepatan maksimum : 80 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Kapasitas beban : 57.000 kg
Berat kosong maksimal : 15.000 kg
Panjang kereta : 12.495 mm
Lebar kereta : 2.435 mm
Tinggi coupler : 775 (+10/-0) mm
Bogie : Barber Type - 3 piece
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
23
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

12. Kereta Bagasi

Gambar 2.16 Kereta Bagasi

DATA TEKNIS
Desain kecepatan maksimum : 120 km / jam
Kecepatan maksimum operasional : 100 km / jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Kapasitas beban maksimal : 33.000 kg
Panjang kereta : 20.920 mm
Lebar kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta : 3.610 mm
Bogie : TB-398, Pedestial type with bolster
Sistem pengereman : Air brake
Coupler Device : Automatic Coupler, AAR 10A
Sistem elektrikal : 80 Volt, 3 fase, 50 Hz

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
24
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

13. Gerbong Tangki Bahan Bakar

Gambar 2.17 Gerbong Tangki Bahan Bakar

DATA TEKNIS

Kapasitas maksimum : 40.000 kg / 50.6 m kubik

Kecepatan maksimum : 80 km / jam

Lebar kereta : 1.067 mm

Panjang kereta : 12.800 mm

Lebar kereta : 2.420 mm

Diameter tangki : 2.400 mm

Bogie : Barber type

Sistem pengereman : Air brake

Coupler Device : Automatic Coupler

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
25
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

14. Kereta Inspeksi

Gambar 2.18 Kereta Inspeksi


DATA TEKNIS
Desain kecepatan maksimum : 120 km/jam
Kecepatan maksimum operasional : 100 km/jam
Lebar kereta : 1.067 mm
Panjang carbody kereta : 20.000 mm
Lebar carbody kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta dari atas rel : 3.528 mm
Berat kosong maks. : 46.000 kg
Propulsi : Mesin Diesel dan Transmisi
Hidromekanikal

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
26
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

15. Articulated Bus

Gambar 2.19 Articulated Bus


DATA TEKNIS
Panjang keseluruhan : 18.000 mm
Tinggi lantai : 1.100 mm
Tinggi lantai ke langit-langit : 2.140 mm
Berat maksimum : 30.000 kg
Berat kosong : 19.300 kg
Kapasitas penumpang : 38 seats
120 berdiri
Mesin : Cummins
Max. Power : 320 Hp -2.300 rpm
Control System : Integrated CAN Bus System

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
27
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

2.12 Proses Produksi di PT INKA (Persero)


Proses produksi merupakan kegiatan mentransformasi bahan baku (material)
dengan sumber daya (resources) yang dimilik oleh perusahaan dengan standart mutu
dan pengawasan yang ketat dan berkesinambungan guna menghasilkan suatu produk
yang bernilai tinggi.proses produks merupakan kegiatan yang kompleks,karena
melibatkan seluruh aktivitas-aktivitas produksi yang saling terintegrasi.proses
produksi di PT INKA bisa dilihat pada gambar 2.20 di bawah ini

Gambar 2.20 Proses Pembuatan Kereta Api


Secara umum bahwa proses produksi di perusahaan PT INKA, pada prinsipnya
sama dengan sistem produksi pada umumnya, yaitu kegiatan mentransformasi input
menjadi output yang menjadi niai tambah (value added).
Proses produksi di industri PT INKA (Persero) Madiun dibagi menjadi 5 proses
yaitu :
1. Proses Detail Part Manufactur
Merupakan proses awal dalam proses pembuatan kereta api,yaitu berupa
potong plat,pelubangan plat dan pembentukan body kereta yang berbahan dasar plat
baja yang dibuat berdasarkan dengan dimensi yang ada pada manufactur drawing
(MD) yang pada akhirnya menjadi bagian –bagian kecil penyusunan kereta api yang
disebut single part.
2. Proses Minor Assembly
Merupakan proses perakitan single part yang akan menjadi part yang lebih
komplek seperti end center sil, bold ster cros bim, center sil.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
28
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3. Proses Sub Assembly


Merupakan proses penggabungan dari minor assembly yang telah dirakit
menjadi satu kesatuan misalnya penggabungan minor assembly seperti underframe.
4. Proses Main Assembly
Merupakan proses penggabungan dari beberapa sub assembly yang telah
diproses sebelumnya sehingga terakit mrnjadi car body.
5. Proses Finishing
Proses finishing produk pada PT INKA terbagi menjadi beberapa proses yaitu
:
a) Proses pemasangan komponen kereta.
b) Proses pengecatan.
c) Pemasangan interior.
d) Uji kelayakan (quality control).

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
29
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata dimulai pada pukul 07.30 – 16.30 dengan
waktu istirahat 09.30 – 10.00 dan 11.30 – 12.30 untuk waktu makan dan sholat.
Sedangkan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Nyata dilaksanakan di PT INKA
(Persero) di Divisi Fabrikasi Bagian Bogie Machining yang memproduksi part bogie
menggunakan mesin computer numeric control maupun konvensional.

3.2 Pengertian Bogie TB 1014


Bogie adalah sistem kesatuan roda pada kereta api. Baik di kereta penggerak
maupun kereta tidak berpenggerak. Bogie pada umumnya digunakan untuk roda yang
jumlahnya lebih dari 2 gandar (As) dalam satu kereta.
Bogie adalah suatu kesatuan kontruksi yang terdiri dari dua perangkat roda
atau lebih yang digabungkan oleh rangka (Frame) dilengkapi sistem pemegasan,
pengereman, dengan atau tanpa peralatan penggerak (gear box), serta berfungsi
sebagai pendukung rangka dasar dari badan kereta. Bogie dapat dilepas dan
dipasangkan kembali jika dilakukan perawatan.
Pengertian Bogie TB 1014 yaitu TB yang dimaksud “Trailer Bogie” dan 1014
adalah bogie generasi ke-10 dengan mulai dinas 2014. Bogie buatan INKA ini
diperkenalkan tahun 2014 dan diujicoba pada K2 0 86 27 milik Dipo Semarang
Poncol. Bogie ini merupakan perpaduan antara Bogie TB 398 dengan NT 60. Bogie
ini menggunakan pegas karet NT 60, mengkombinasikannya dengan TB 398.

3.3 Material
Dalam proses produksi komponen kereta api PT INKA menggunakan material
logam. Material logam seperti baja karbon tinggi, baja karbon rendah, stainless steel,
alumunium dll. Baja SS 400 merupakan material untuk pembuatan kerangka kereta
api. Baja SS 400 dengan panduan rendah dengan kadar karbon 0,165 % dan 0,167 %.
Pada bagian Carbody kereta api K1 eksekutif menggunakan material plat stainless

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
30
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

steel yang memiliki karakter anti korosif sehingga body kereta tanpa ada pengecatan
lagi.
3.4 Pengertian Machining
Machining adalah proses pembuatan benda kerja dengan menghilangkan
material yang tidak diinginkan dari benda kerja dalam bentuk chip dan dengan
menyesuaikan gambar kerja yang telah dirancang sesuai dengan toleransi yang
ditentukan.
Jika benda kerja logam seringkali dikenal dengan metal cutting atau metal
removal. Dalam proses metal cutting akan selalu dijumpai istilah Speed, Feed dan
Deep of Cut. Berikut ini penjelasan tentang istilah-istilah dalam proses machining.
1. Speed (V) adalah gerakan potong utama dimana berhubungan dengan kecepatan
putar benda kerja terhadap pahat potong. Satuannya Inch Per Minute (in/min),
Meter Per Minute (m/min).
2. Feed adalah jumlah material yang hilang per putaran. Dalam proses pemakanan
gerakan Feed sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Satuannya : Inch Per Rev
(In/Rev), Inch Per Cycle, Inch Per Minute.
3. Depth of Cut (DOC) menyatakan perpindahan pahat terhadap kedalaman
permukaan benda kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
31
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5 Bolster
Bolster adalah bagian dari part bogie yang berfungsi sebagai bantal panjang
yang digunakan untuk mendukung frame bogie.

Gambar 3.1 Bolster Sebelum Machining

Gambar 3.2 Bolster Sesudah Machining

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
32
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.1 Mesin yang digunakan untuk Pengerjaan Bolster


a. Mesin BP (Bor Planer)
Mesin yang memiliki kontruksi besar dengan prinsip pengeboran
horizontal menggunakan sumbu memanjang dan juga melintang. Mesin ini
digunakan untuk pengeboran material Bolster dan untuk diameter yang
besar.

Gambar 3.3 Mesin BP (Bor Planer)


b. Mesin BT (Bor Table)
Mesin bor yang digunakan untuk membuat lubang benda kerja dengan
prinsip kerja putaran motor listrik diteruskan ke poros pada suatu mesin

Gambar 3.4 Mesin BT (Bor Table)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
33
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

c. Mesin CNC Milling


Mesin CNC Milling adalah mesin industri yang memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi dengan menggunakan Numeric Control dengan
perintah yang dimasukkan ke program CNC yang memiliki beberapa
perintah seperti fungsi G-code, M-code. Mesin ini memiliki prinsip seperti
mesin milling konvensional hanya saja mesin ini menggunakan perintah
komputer

Gambar 3.5 Mesin CNC Milling


d. Mesin Bor Radial
Mesin Bor Radial adalah mesin yang dirancang untuk pengeboran
Benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung diapasang pada
lantai, sedangkan meja mesin ini telah terpasang permanen pada landasan
mesin.

Gambar 3.6 Mesin Bor Radial

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
34
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.2 Alur Proses Machining Bolster Pada Mesin Bor Planer

Start
Sub Proses
Proses

Proses marking Bolster

Setting posisi bolster

Proses Roughing ø40mm

Proses Facing ø160mm

Proses Bor ø24mm Proses Bor ø21mm Proses Bor ø21mm

Proses Tap m24 Proses Bor ø32mm Proses Bor ø32mm

Proses Bor ø81mm

Proses Bor ø89mm

Proses Spot Facing

Finish

Gambar 3.7 Alur Proses Machining Bolster Mesin Bor Planer

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
35
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.3 Urutan Proses Machining Bolster Pada mesin BP (Bor Planer)


a. Proses Marking Bolster
Alat yang digunakan :
 Height Gauge

Gambar 3.8 Height Gauge


 Rool Mater

Gambar 3.9 Rool Mater


 Penggaris Siku

Gambar 3.10 Penggaris Siku

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
36
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

b. Proses Roughing I
Alat yang digunakan :
 Cutter Roughing Diameter 40 mm

Gambar 3.11 Cutter Roughing Diameter 40 mm


c. Proses Facing I
Alat yang digunakan :
 Cutter Diameter 160 mm

Gambar 3.12 Cutter Diameter 160 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
37
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

d. Proses Pengeboran I
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 24 mm

Gambar 3.13 Mata Bor Diameter 24 mm


e. Proses Pengeboran II
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 21 mm

Gambar 3.14 Mata Bor Diameter 21 mm


f. Proses Pengeboran III
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 32 mm

Gambar 3.15 Mata Bor Diameter 32 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
38
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

g. Proses Tap
Alat yang digunakan :
 Tap M24

Gambar 3.16 Tap M24


h. Proses Pengeboran IV
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 81 mm

Gambar 3.17 Mata Bor Diameter 81 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
39
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

i. Proses Pengeboran V
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 89 mm

Gambar 3.18 Mata Bor Diameter 89 mm


j. Proses Spot Facing
Alat yang digunakan :
 Spot Face Diameter 86 mm

Gambar 3.19 Spot Face Diameter 86 mm

3.5.4 Langkah Machining Bolster pada Mesin BP (Bor Planer)


1. Pertama yang dilakukan adalah pasang Bolster kemudian setting benda
kerja dan tools yang akan digunakan.
2. Kedua lakukan proses roughing dengan menggunakan cutter diameter 40
mm dengan putaran 200 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
40
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3. Ketiga lakukan proses facing dengan menggunakan cutter diameter 160


mm dengan putaran 90 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
4. Keempat lakukan proses pengeboran dengan mata bor diameter 21 mm
dengan putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
5. Kelima lakukan proses pengeboran dengan mata bor diameter 24 mm
dengan putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
6. Keenam lakukan proses Tap dengan Tap M24 dengan putaran 10 rpm
pengerjaan sesuai gambar kerja.
7. Ketujuh lakukan proses pengeboran dengan mata bor diameter 81 mm
dengan putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
8. Selanjutnya lakukan proses pengeboran dengan mata bor diameter 89 mm
dengan putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
9. Terakhir lakukan proses spot facing diameter 86 mm dengan putaran 10
rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
41
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.5 Alur Proses Machining Bolster pada Mesin BT (Bor Table)

Start Sub Proses


Proses

Proses marking Bolster

Penempatan Bolster Pada bed Mesin BT

Proses Facing ø160mm

Proses Bor ø14mm

Proses Gerinda

Finish

Gambar 3.20 Alur Proses Machining Bolster Mesin BT (Bor Table)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
42
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.6 Urutan Proses Machining Bolster pada mesin BT (Bor Table)


a. Proses Facing I
Alat yang digunakan :
 Cutter Diameter 160 mm

Gambar 3.21 Cutter Diameter 160 mm


b. Proses Pengeboran I
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 14 mm

Gambar 3.22 Mata Bor Diameter 14 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
43
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.7 Langkah Machining Bolster pada Mesin BT (Bor Table)


1. Pertama yang dilakukan adalah pasang Bolster kemudian setting benda
kerja dan tools yang akan digunakan.
2. Kedua Facing pada Bolster menggunakan cutter diameter 160 mm dengan
putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
3. Ketiga lakukan proses pengeboran dengan mata bor diameter 14 mm
dengan putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
44
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.8 Alur Proses Machining Bolster pada Mesin CNC Milling

Start Sub Proses


Proses

Proses marking Bolster

Penempatan Bolster Pada bed Mesin CNC Milling

Setting ketinggian Bolster

Setting titik nol Bolster

Program Ready

Proses Facing ø20mm

Proses Facing ø70mm

Proses Facing ø100mm

Proses Roughing ø40mm

Proses Spot Facing

Finish

Gambar 3.23 Alur Proses Machining Bolster Mesin CNC Milling

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
45
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.9 Urutan Proses Machining Bolster pada mesin CNC Milling


a. Proses Facing I
Alat yang digunakan :
 Cutter Diameter 100 mm

Gambar 3.24 Cutter Diameter 100 mm


b. Proses Pengeboran I
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 20 mm

Gambar 3.25 Mata Bor Diameter 20 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
46
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

c. Proses Roughing II
Alat yang digunakan :
 Cutter Roughing Diameter 40 mm

Gambar 3.26 Cutter Roughing Diameter 40 mm


.d. Proses Facing I
Alat yang digunakan :
 Cutter Diameter 70 mm

Gambar 3.27 Cutter Diameter 70 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
47
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

e. Proses Spot Facing


Alat yang digunakan :
 Spot Face Diameter 80 mm

Gambar 3.28 Spot Face Diameter 80 mm

3.5.10 Langkah Machining Bolster pada Mesin CNC Milling


1. Pertama yang dilakukan adalah pasang Bolster kemudian setting benda
kerja dan tools yang akan digunakan.
2. Kedua Facing pada Bolster menggunakan cutter diameter 100 mm dengan
putaran 300 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
3. Ketiga lakukan proses pengeboran dengan mata bor diameter 20 mm
dengan putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
4. Keempat Facing pada Bolster menggunakan cutter diameter 70 mm dengan
putaran 300 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja
5. Kelima lakukan proses roughing menggunakan cutter diameter 40 mm
dengan putaran 200 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
6. Terakhir lakukan proses spot facing yaitu proses untuk meratakan
permukaan tertentu benda kerja yang menonjol terutama setelah proses
drilling.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
48
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.11 Alur Proses Machining Bolster pada Mesin Bor Radial

Start Sub Proses


Proses

Proses marking Bolster

Penempatan Bolster Pada bed Bor Radial

Proses Facing ø86mm

Proses Bor ø21mm

Proses Bor ø34mm

Proses Bor ø40mm

Proses Bor ø58mm

Finish

Gambar 3.29 Alur Proses Machining Bolster Mesin Bor Radial

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
49
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3.5.12 Urutan Proses Machining Bolster Pada mesin Bor Radial


a. Proses Pengeboran I
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 21 mm

Gambar 3.30 Mata Bor Diameter 21 mm


b. proses Pengeboran II
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 34 mm

Gmbar 3.31 Mata Bor Diameter 34 mm


c. Proses Pengeboran III
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 40 mm

Gambar 3.32 Mata Bor Diameter 40 mm

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
50
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

d. Proses Pengeboran IV
Alat yang digunakan :
 Mata Bor Diameter 58 mm

Gambar 3.33 Mata Bor Diameter 58 mm


e. Proses Spot Facing
Alat yang digunakan :
 Spot Face Diameter 40 mm

Gambar 3.34 Spot Face Diameter 40 mm

3.5.13 Langkah Machining Bolster pada Mesin Bor Radial


1. Pertama yang dilakukan adalah pasang Bolster pada ragum mesin Bor
Radial.
2. Kedua lakukan proses pengeboran dengan diameter 21 mm dengan putaran
250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
51
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3. Ketiga lakukan proses pengeboran dengan diameter 34 mm dengan putaran


250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
4. Kelima lakukan proses pengeboran dengan diameter 40 mm dengan
putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
5. Keenam lakukan proses pengeboran dengan diameter 58 mm dengan
putaran 250 rpm pengerjaan sesuai gambar kerja.
6. Terakhir lakukan proses spot facing dengan menggunakan diameter 40 mm
dengan pengerjaan sesuai gambar kerja.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
52
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN

4.1 Proses machining bolster pada mesin Bor Planer


a. Proses Roughing
Data yang diketahui di lapangan
n = 200 rpm
f = 0,5
d = 40 mm
z =6
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.40.200
= 1000

= 25,12 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 200
= 600 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
600
= 6.200

= 0,5 mm/menit
b. Proses Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 90 rpm
f = 0,2
d = 160 mm
z =6
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
53
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3,14.160.90
= 1000

= 45,2 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,2 . 6 . 90
= 108 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
108
= 6.90

= 0,2 mm/menit
c. Proses Pengeboran
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
z =2
d1 = 21 mm
d2 = 24 mm
d3 = 81 mm
d4 = 89 mm
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑1.𝑛 3,14.21.250
V1 = = = 16,5 m/menit
1000 1000
𝜋.𝑑2.𝑛 3,14.24.250
V2 = 1000
= 1000
= 18.84 m/menit
𝜋.𝑑3.𝑛 3,14.81.250
V3 = = = 63,6 m/menit
1000 1000
𝜋.𝑑4.𝑛 3,14.89.250
V4 = = = 69,8 m/menit
1000 1000

 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n
= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
54
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )


𝑉𝑓 250
fz = 𝑧.𝑛 = = 0,5 mm/menit
2.250

d. Proses Tap
Data yang diketahui di lapangan
n = 10 rpm
f = 0,2
d = M24
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.24.10
= 1000

= 0,75 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.n
= 0,2 . 10
= 2 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
2
= 10

= 0,2 mm/menit

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
55
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

Tabel 1 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin Bor Planer
NO Proses n f Z D1 D2 D3 D4
Machining (rpm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 Proses 200 0,5 6 40 - - -
Roughing
2 Proses 90 0,2 6 160 - - -
Facing
3 Proses 250 0,5 2 21 24 81 89
Pengeboran
4 Proses Tap 10 0,2 - 24 - - -

No V1 V2 V3 V4 Vf Fz
(m/menit) (m/menit) (m/menit) (m/menit) (mm/menit) (mm/menit)
1 25,12 - - - 600 0,5

2 45,2 - - - 108 0,2

3 16,5 18,84 63,6 69,8 250 0,5

4 0,75 - - - 2 0,2

Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin Bor Planer akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf), dan besar
pemakanan atau bergesernya pahat (f) berbanding lurus dengan besarnya kecepatan
gerak makan per gigi (Fz).

4.2 Proses machining bolster pada mesin Bor Table


a. Proses Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
d = 160 mm
z =6
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
56
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

3,14.160.250
= 1000

= 125,6 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 250
= 750 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
750
= 6.250

= 0,5 mm/menit
b. Proses Pengeboran
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
d = 14 mm
z =2
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.14.250
= 1000

= 10,99 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n
= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
250
= 2.250

= 0,5 mm/menit

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
57
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin Bor Table
NO Proses n f z d V Vf Fz
Machining (rpm) (mm) (m/menit) mm/menit mm/menit
1 Proses 250 0,5 6 160 125,6 750 0,5
Facing
2 Proses 250 0,5 2 14 10,99 250 0,5
Pengeboran

Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin Bor Table akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf), dan besar
pemakanan atau bergesernya pahat (f) berbanding lurus dengan besarnya kecepatan gerak
makan per gigi (Fz).

4.3 Proses machining bolster pada mesin CNC Milling


a. Proses Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 300 rpm
f = 0,5
d1 = 100 mm
d2 = 70 mm
z =6
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑₁.𝑛
V1 = 1000
3,14.100.300
= 1000

= 94,2 m/menit
𝜋.𝑑₂.𝑛
V2 = 1000
3,14.70.300
= 1000

= 65,94 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 300

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
58
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

= 900 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
900
= 6.300

= 0,5 mm/menit
b. Proses Pengeboran
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
d = 20 mm
z =2

 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.20.250
= 1000

= 15,7 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n
= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
250
= 2.250

= 0,5 mm/menit
c. Proses Roughing
Data yang diketahui di lapangan
n = 200 rpm
f = 0,5
d = 40 mm
z =6

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
59
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.40.200
= 1000

= 25,12 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf = f.z.n
= 0,5 . 6 . 200
= 600 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
600
= 6.200

= 0,5 mm/menit
d. Proses Spot Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 10 rpm
f = 0,2
d = 80 mm
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.80.10
= 1000

= 2,512 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.n
= 0,2 . 10
= 2 mm/menit

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
60
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

Tabel 3 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin CNC Milling
NO Proses n f z D1 D2 V1 V2 Vf Fz
Machining (rpm) (mm) (mm) (m/menit) (m/menit) mm/menit mm/menit
1 Proses 300 0,5 6 100 70 94,2 65,94 900 0,5
Facing
2 Proses 250 0,5 2 20 - 15,7 - 250 0,5
Pengeboran
3 Proses 200 0,5 6 40 - 25,12 - 600 0,5
Roughing
4 Proses Spot 10 0,2 - 80 - 2,512 - 2 -
Facing

Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin CNC Milling akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf).

4.4 Proses machining bolster pada mesin Bor Radial


a. Proses Pengeboran
Data yang diketahui di lapangan
n = 250 rpm
f = 0,5
d1 = 21 mm
d2 = 34 mm
d3 = 40 mm
d4 = 58 mm
z =2
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑1.𝑛 3,14.21.250
V1 = = = 16,49 m/menit
1000 1000
𝜋.𝑑2.𝑛 3,14.34.250
V2 = = = 26,69 m/menit
1000 1000
𝜋.𝑑3.𝑛 3,14.40.250
V3 = = = 31,4 m/menit
1000 1000
𝜋.𝑑4.𝑛 3,14.58.250
V4 = = = 45,53 m/meni
1000 1000

 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.z.n

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
61
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

= 0,5 . 2 . 250
= 250 mm/menit
 Kecepatan gerak makan per gigi ( fz )
𝑉𝑓
fz = 𝑧.𝑛
250
= 2.250

= 0,5 mm/menit
b. Proses Spot Facing
Data yang diketahui di lapangan
n = 10 rpm
f = 0,2
d = 40 mm
 Kecepatan Potong ( V )
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000
3,14.40.10
= 1000

= 1,256 m/menit
 Kecepatan Makan ( Vf )
Vf =f.n
= 0,2 . 10
= 2 mm/menit

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
62
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

Tabel 4 Data Hasil Perhitungan Proses Machining Bolster pada Mesin Bor Radial
NO Proses n f z D1 D2 D3 D4
Machining (rpm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 Proses 250 0,5 2 21 34 40 58
Pengeboran
2 Proses Spot 10 0,2 - 40
Facing

No V1 V2 V3 V4 Vf Fz
(m/menit) (m/menit) (m/menit) (m/menit) mm/menit mm/menit
1 16,49 26,69 31,4 45,53 250 0,5

2 1,256 - - - 2 -

Dari tabel hasil diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya kecepatan potong (V) pada
mesin Bor Radial akan bertambah juga besarnya kecepatan makan (Vf).

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
63
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1. Fungsi Bogie yaitu sebagai komponen yang menghasilkan fleksibilitas kereta
terhadap rel sehingga roda dapat tetap mengikuti arah rel saat melewati tikungan
(curve).
2. Fungsi Bolster yaitu bagian dari part bogie yang berfungsi sebagai bantal panjang
yang digunakan untuk mendukung frame bogie. Dalam boster kereta api terdapat
rumah pegas yang terkait dengan spring plank.
3. Urutan proses machining bolster yang baik dan benar ialah yang pertama proses
marking dengan height gauge sebagai penanda untuk setting kesejajaran bolster
dengan menyesuaikan garis marking baik pada proses machining pada mesin Bor
Planer , mesin Bor Table, mesin CNC milling, dan mesin Bor Radial. Setiap
bagian bolster memiliki bagian masing-masing sehingga untuk membentuk
bagian tersebut menggunakan beberapa tools untuk proses machining bolster.
Setelah proses marking, bolster mengalami proses machining pada mesin Bor
Planer, setelah selesai pada mesin Bor Planer, bolster mengalami proses
machining pada mesin Bor Table, kemudian proses machining bolster pada mesin
CNC milling, dan proses machining terakhir dari bolster pada mesin Bor Radial.
Seluruh proses machining bolster harus sesuai perencanaan awal yang sudah
ditentukan sehingga tidak terjadi penyimpangan ukuran.

5.2 SARAN
1. Penerapan APD harus lebih diperhatikan untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
2. Penerapan K3 juga harus diperhatikan agar melancarkan proses produksi.
3. Sebaiknya ditingkatkan lagi tentang kedisiplinan, terutama disiplin waktu bagi
seluruh karyawan.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
64
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Laporan Praktek Kerja Nyata

PT INKA (Persero)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dina. 2017. “Pengertian Proses Produksi.”

Perkeretaapian Indonesia. 2014. “Bogie TB 1014.”

Indra, Salman. 2014. “Pengertian Machining.”

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
65
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai