PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kurikulum yang wajib harus
ditempuh oleh mahasiwa program D-3 jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Malang.
Selain memenuhi kewajiban akademik, diharapkan kegiatan tersebut dapat menambah
pengetahuan tentang dunia industri sehingga mahasiswa mempunyai pandangan tentang arah
dan tujuan perkembangan teknologi dan mampu berkreativitas sehingga dapat memahami
permasalahan yang terjadi didunia industri dan mampu menumbuhkan ide-ide baru yang
nantinya berguna bagi kemajuan perkembangan IPTEK di indonesia yang akan menunjang
perkembangan dunia industri.
Mahasiswa sebagai insan akademis yang mempelajari ilmu-ilmu dasar dan rekayasa
sebatas teori saja sangat kurang memahami dan mengetahui secara mendalam aktualisasi di
lapangan. Sedangkan dalam dunia kerja memerlukan pengalaman dan pengetahuan yang
menyeluruh dan kompleks.
Berdasarkan Judul Laporan Diatas, dan kegiatan yang dilakukan di PT. BARATA
INDONESIA (Persero) maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dalam penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan ini terdapat beberapa batasan masalah, agar penulisan laporan berfokus pada
kegiatan yang telah dilakukan, yaitu:
PT. BARATA INDONESIAmemulai masuk industri dari bulan Juni tahun 1901.
Seorang kebangsaan belanda, bernama J. Braat, membuka usaha dagang, ijzenwaren, mesin-
mesin dan membuat berbagai macam benda-benda di Boomstraat. Perlu diketahui, bahwa
pada waktu itu Braat & Co sudah dapat melayani keperluan alat-alat mesin pabrik-pabrik
gula dengan menjual barang email untuk laboratorium-laboratorium.
Lalu pada tahun 1903 pindah ke Krembangan, Westerkade (Gatotan Baru), dengan
luas persil ±7.000 M2. Mendapat order penting yang pertama dari pembangunan pabrik
Garam di Kalianget Madura, berupa pekerjaan tempa, bubutan dan ketam, sehingga jumlah
mesin dan tempat kerjanya perlu untuk ditambah.
Tahun 1904 karena adanya pengaduan dari masyarakat disekitarnya yang merasa
terganggu tidur siangnya, maka perusahaan tersebut diperintahkan untuk menutup dengan
mencabut ijin kerjanya. Akhirnya setelah Tuan Braat menghadap Gouvernear General Van
Houtz dan mengadakan suatu commisie dari 3 (tiga) perang inginier, yang harus menyelidiki
persoalan tersebut maka pada tahun 1905, Braat mendapatkan ijin usaha baru. Tahun 1908
usaha dagang Braat & Codiubah menjadi CV. BRAAT & CO dengan B.Braat Jzn dan J.J.
Braat sebagai comanditaire Venenten.
Tahun 1910 CV. Braat & Co diubah lagi menjadi MACHINE FABRIEK BRAAT
dibawah pimpinan Vennot, telah dibuka Inkoop kantor (kantor perbelanjaan) di Roterdam
dan New York, disamping mendirikan cabang-cabang pabrik mesin di Roterdam, Surabaya,
Tegal, Yogya, dan Medan. Luas persilnya sudah menjadi ± 24.000 M2.
Lalu 24 Juni 1924 seluruh pabrik yang berada di surabaya di pindahkan ke jalan
Ngagel, setelah pada tahun 1920 bagian kontruksinya lebih dahulu dipindahkan. Tanah yang
dibeli untuk penempatan pabrik baru ini seluas 150.000 M2 (68.000 M2 terletak disebelah
Timur kali Brantas dan sebelah Barat jalan kereta api, sisanya ± 82.000 M 2 terletak disebelah
Timur jalan kereta api).
1945 jepang mengalami kalah perang, pabrik ini kemudian dikuasai oleh pemerintah
Republik Indonesia dan diberi nama PAMRI (Pabrik Alat Mesin Republik Indonesia).
Setelah kota surabaya diduduki kembali oleh tentara sekutu, maka oleh sekutu perusahaan ini
dikembalikan kepada pemiliknya semula dan dibangun kembali dengan nama NV.
MACHINEFABRIEK BRAAT.
1958 dalam situasi konfrontasi dengan belanda, karena persoalan Irian Barat, maka
perusahaan-perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan berdasarkan Undang-Undang No.
89 tahun 1958 (LN 1958 No. 162) menjadi Perusahaan Milik Negara. Penyelenggara
perusahaan diserahkan kepada BAPPIT (Badan Penyelenggara Perusahaan Industri Teknik).
Sejak itu NV. MACHINEFABRIEK BRAAT berubah namanya menjadi BAPPIT BARATA.
Berdasarkan UU No.1960 (LN. 1960 No. 59) tentang perusahaan Negara maka:
Perlu diadakan reorganisasi dalam alat-alat produksi dan distribusi yang ditunjukan
kearah pelaksanakan UU 1945, segala sesuatu kegiatan perlu diintegrasikan dengan baik.
Dalam usaha sinkronisasi tersebut, maka perlu ditinjau kembali, baik mengenaik
status maupun organisasinya, sehingga ada suatu keseragaman dalam cara mengurus,
menguasai serta bentuk hukum dari perusahaan negara
Tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah (PP) 124 tahun1961 (LN 1961 No.
148), didirikan perusahaan Negara “SABANG MERAUKE”. Berdasarkan PP No.36 tahun
1962 (LN 1962 No.94), didirikan perusahaan Negara “PEPRIDA”. Berdasarkan UU No.9
tahun 1969 (LN 1969 No.40), maka perusahaan-perusahaan Negara tersebut diubah
bentuknya menjadi suatu PERUM, PERJAN atau PERSERO.
1971 berdasarkan PP No.3 tahun 1971 (LN 1971 No.3), maka PN.BARATA bersama-
sama dengan PN. SABANG MERAUKE dan PN. PEPRIDA, digabung menjadi satu persero.
Pendirian persero ini dilakukan berdasarkan Akte Notaris Eliza Pndaag No.35, tanggal 19
Mei 1971. Pendirian Persero tersebut disyahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 6
pada tanggal 15 Juni 1971No. J. A. 5/107/23, didaftarkan di Pengadilan Tinggi Jakarta pada
tanggal 31 september 1971 dibawah nomor 2640, dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 12 November 1971 nomor 91. Penggabungan PN. Barata, PN.
Sabang Merauke dan PN. Peprida tersebut diberi nama PT. BARATA METALWORKS &
ENGINEERING (persero).
Jadi secara resmi PT. BARATA METALWORKS & ENGINEERING berdiri pada
tanggal 19 mei 1971. Adapun cabang-cabangnya berada di:
Medan
Palembang
Suka Bumi
Bandung
Tegal
Surabaya PUSPAM
Beradasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Barata Indonesia Nomor K 556 81 tanggal
22 Desember 1981,Organisasi PT. Barata Indonesia sebagaimana diatur dalam Surat
Keputusan Direksi Nomor K 271 81 tanggal 01 Desember 1981 di sempurnakan antara lain
sebagaiman berikut :
Cabang Medan, Cabang Cilegon, Cabang Krontruksi Baja, dan Instalasi Jakarta.
Masing-masing group Usaha tersebut dipimpin oleh seorang Manajer Eksekutif. Perwakilan-
perwakilan:
Palembang
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 8
Jakarta
Samarinda
Banjarmasin
19 Juni 1986 kantor pusat dimulai berkedudukan di jalan Ngagel 109 Surabaya Mulai
tanggal 1 Januari 1987 Group Usaha diganti nama menjadi Divisi yang dipimpin oleh
Kepada Divisi, Kantor Pusat di pindah dari Jakarta ke Surabaya.
1 Januari 1989 dengan organisasi yang baru disamping kantor pusatnya di Surabaya
dan kantor / Dit. Pemasaran di Jakarta, Cabang-cabangnya sebagai berikut:
Cabang Semarang
Cabang Cilegon
Cabang Medan
Cabang Bandung
Cabang Gresik
Cabang Tegal
Sejak berdirinya hingga tahun 1989 PT. Barata Indonesia merupakan BUMN yang
bernaung dibawah Departemen Perindustrian, tetapi pada tahun 1989 sesuai S.S. Presiden
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 9
No.44 tahun 1989, dengan dibentuknya kelompok Industri Strategisnya bersama-sama
dengan 9 (sembilan) BUMN lainnya seperti:
IPTN
PAL
PINDAD
BIB
INTI
DAHANA
INKA
KRAKATAU STEEL
LENLIPI
Dan selanjutnya disebut kelompok Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS).
BUMNIS dibawah pengelolaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang diketuai oleh
Menristek. Prof. DR. BJ. HABIBIE.
PT Barata Indonesia mempunyai Unit Produksi Surabaya dan Unit Usaha Mandiri yang
tersebar diberbagai propinsi di indonesia seperti:
Unit Usaha Medan, Unit Usaha Mandiri Cilegon, Unit Usaha Mandiri Bandung, Unit Usaha
Mandiri Jakarta, Unit Usaha Mandiri Tegal dan Cabang Ujung Pandang, dengan jumlah
karyawan sekitar 3500 prang, dengan produk unggulan Alat Berat, Permesinan, Pengecoran.
Kontruksi, dan Jasa Pemasangan.
Sesuai dengan misi BUMNIS selain menghasilkan produk unggulan yang dikembangkan
dengan teknologi tinggi, melalui transfer teknologi. Untuk itu PT. Barata Indonesia bekerja
sama dengan perusahaan luar negri antara lain dengan Yugoslavia, Jerman Barat, Jepang,
Australia, Inggris, Amerika, Norwegia, Finlandia, dan beberapa negara lainnya. Kerja sama
ini dalam bentuk lisensi atau operasi bersama.
PT. Bitek Barata di Gresik, yang memproduksi Solid Wheels For Railway (Roda Kereta Api).
PT. ESI di Jakarta, yang mampu memproduksi Boiler dengan Kapasitas 100 T.H UP, Heat
Exchanger dan Steam Power Plant Maintenance.
Tahun 1998 PT. Barata Indonesia dikelola oleh PT. Pakarya Industri (persero).Tahun
1999 PT. Barata Indonesia menjadi anak perusahaan PT. Bahana Pakarya Industri Strategis
(persero)-BPIS.
Sesuai SK. Direksi No. K 99.066. A tanggal 4 Januari 1999 Unit Usaha Mandiri
Bandung dan Sukabumi di rubah menjadi Divisi Peralatan Irigasi & Tenaga Air (PI &TA)
Bandung .
Tahun 2002 PT BPIS dibubarkan dan PT Barata Indonesia (persero) berada dibawah
Kementrian BUMN. Dari Divisi PITA kembali lagi ke UUM Bandung-Sukabumi sesuai SK.
Direksi No. K 03 006 tanggal 06 Januari 2003 tentang penyempurnaan Organisasi PT. Barata
Indonesia Unit Usaha Mandiri Bandung-Sukabumi dengan di pimpin oleh seorang General
Manager.
Tahun 2006 seluruh Kantor dan Pabrik yang ada dijalan Ngagel Surabaya dire-
lokasikan ke jalan Veteran Gresik. Dalam perkembangannya, PT Barata Indonesia (PT
Persero) kemudian mendirikan beberapa cabang di Indonesia dimana SBU Gresik merupakan
kantor pusat dari PT Barata Indonesia (PT Persero). Cabang dari PT Barata Indonesia (PT
Persero) tersebut meliputi SBU Tegal, SBU Cilegon, SBU Bandung & Sukabumi, SBU
Medan dan SBU Makassar. Namun, pada awal tahun 2015, SBU Bandung & Sukabumi dan
Keterangan :
= Fungsional
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Divisi PIA PT. Barata Indonesia (Persero)
1) Sebagain sarana penentuan, pengaturan, dan pembagian tugas antara orang atau
sekelompok orang. Sehingga terlihat jelas adanya pembagian hak dan kewajiban
serta wewenang dan tanggung jawab dalam setiap pekerjaan.
2) Manajemen kegiatan/pembagian kerja, untuk mengindari terjadinya tumpang
tindih dari masing-masing pekerjaan.
3) Memudahkan pengawasan atau pengontrolan pekerjaan, sehingga pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan jadwal (Time Schedule) yang telah direncakan.
1) Melakukan kegiatan usaha foundry and metal works peralatan industri dan
komponen untuk Agro, Oil & Gas, Power Plant, dan Pengairan dengan
mengoptimalisasikan sumber daya, sehingga memberikan nilai tambah
bagi karyawan, pemesanan, pemegang saham dan stake holder lainya.
Tanki = Ball tank, floating roff tank, slury tank, storage tank.
Industri gula dan minyak kelapa sawit = Sugar plant, CPO plant.
Pabrik gula dan minyak kelapa sawit = mill tandem, roll mill, sterilizer, loading
ramp/cage boige.
3) Pengecoran (Foundry).
Industri semen = liners, hammer mills, grate plates, wobblers, nose ring, gri.
Industri gulua = mill roll, mill check, pinion gear, scrapper, spuur gear, sliding.
Dari ke-3 bidang usaha tersebut di PT. BARATA INDONESIA (Persero), dibagi
menjadi 4 workshop diantaranya :
1) Workshop 1
Workshop 1 merupakan salah satu plant yang terdapat di PT. BARATA INDONESIA
(Persero) , pada Divisi plant 1 pengerjaan yang dilakukan berfokus pada pengecoran logam
(foundry). Sistem kerja yang dijalankan di divisi ini adalah project based dengan kerjasama
dengan berbagai tender untuk menjalankan fungsi penerimaan order. Fungsi bisnis yang
terdapat di divisi ini meliputi departemen
2) Workshop 2
Divisi Pabrik Peralatan Industri Berat (PIB) merupakan salah satu divisi yang terdapat
di PT Barata Indonesia (Persero) yang berfokus pada pengerjaan proyek dengan salah satu
produk utama yang dikerjakan adalah Peralatan-peralatan bandara dan peralatan perkereta
apian . Sistem kerja yang dijalankan di divisi ini adalah project based dengan kerjasama
dengan berbagai tender untuk menjalankan fungsi penerimaan order. Fungsi bisnis yang
terdapat di divisi ini meliputi departemen engineering, departemen production planning and
control, departemen produksi, departemen maintenance dan departemen quality control.
3) Worshop 3
Divisi pada workshop 3 merupakan salah satu divisi yang terdapat di PT Barata
Indonesia (Persero) yang berfokus pada pengerjaan proyek dengan salah satu produk utama
yang dikerjakan adalah proses assembly. Sistem kerja yang dijalankan di divisi ini adalah
project based dengan kerjasama dengan berbagai tender untuk menjalankan fungsi
penerimaan order. Fungsi bisnis yang terdapat di divisi ini meliputi departemen engineering,
departemen production planning and control, departemen produksi, departemen maintenance
dan departemen quality control.
Divisi Pabrik Peralatan Industri Agro (PIA) merupakan salah satu divisi yang terdapat
di PT Barata Indonesia (Persero) yang berfokus pada pengerjaan proyek dengan salah satu
produk utama yang dikerjakan adalah Peralatan-peralatan pabrik gula & kelapa sawit. Sistem
kerja yang dijalankan di divisi ini adalah project based dengan kerjasama dengan berbagai
tender untuk menjalankan fungsi penerimaan order. Fungsi bisnis yang terdapat di divisi ini
meliputi departemen engineering, departemen production planning and control, departemen
produksi, departemen maintenance dan departemen quality control.
1) Engineering.
Departemen production planning and control (ppc) merupakan salah satu bagian
penting dalam perusahaan. Dimana ppc ini berfungsi untuk merencanakan dan
mengendalikan rangkaian produksi agar berjalan sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan tanpa harus mengendalikan inventory perusahaan.
3) Departemen produksi.
4) Departemen maintenance.
Departemen quality control berfungsi untuk menjaga mutu dari suatu produk yang
dihasilkan dan menjaga kebijakan mutu perusahaan.
1) Running maintenance
Yaitu aktifitas pemeliharaan yang dapat dilaksanakan tanpa mematikan
peralatan. Sebagai contoh jika mesin CNC ada yang alarm menunjukan
adanya error pada mesin ataupun program, untuk perbaikanya mesin tidak
perlu dimatikan.
2) Shut down maintenance
Merupakan kebalikan dari Running maintenance dimana perbaikan
dilakukan pada peralatan yang sudah tidak bekerja. Shut down maintenance ini
1) Quality Assurance
2) Quality Control
Divisi Quality Control bertanggung hawab menilai parameter proses dan produk
agar sesuai dengan spesifikasi. Kegiatan yang menjadi ruang lingkup Divisi QC di
antaranya pengawasan visual, evaluasi sensori, dan melakukan tindakan koreksi
dalam menjamin mutu produk yang telah ditetapkan. menyebutkan bahwa selama
proses produksi, Divisi QC mengawasi aktivitas untuk menjamin mutu, hingga
mencapai tahapan produk akhir.
3) Quality Management
PT. BARATA INDONESIA (Persero) Dalam menghasil kan produk sepakat bahwa:
1) Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan persaratan mutu dari pelanggan dan
tepat waktu, sehingga dapat memenuhi kepuasan pelanggan.
2) Dalam mencapai mutu yang dipersaratkan harus menjamin efektivitas sistem
dan keselamatan, Kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH/HSE).
3) Setiap kariawan bertanggung jawap atas mutu kerja masing-masing sesuai
persaratan yang ditentukan.
4) Berusaha secara berkesinambungan dan konsisten didalam peningkatan
kemampuan karyawan dan selalu memperbaiki keefektifan sistem menejemen
mutu untuk tercapainya mutu produk yang dipersaratkan.
2.8.2.1 Tujuan K3
2.8.2.2 Sasaran K3
6) Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya fisik, kimia,
listrik.
1. Sarung tangan kulit
2. Sarung tangan asbes
3. Sarung tangan katun
4. Sarung tangan karet
5. Sarung tangan listrik
8) Baju pelindung
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari
gangguan saat bekerja.Macam-macam baju pelindung, antara lain :
1
Suma’mur. 2000. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Penerbit
Gunung Agung.
PT. BARATA INDONESIA (Persero) terletak di Jl. Veteran No,241 Gersik 61123.
Penentuan letak pabrik yang berada di kota gersik pada Jl.Veteran Berdasarkan atas beberapa
pertimbangan . pertimbangan ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan dalam
mensetabilkan kualitas produk yang di hasilkan. Untuk kepentingan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dengan PT. BARATA INDONESIA (Persero). Karena perusahaan berda
pada tengah-tengah suatu komunitas yang memiliki kedinamisan.
2
Ibid
3
Ibid
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 36
Pertimbangan di bawah ini merupakan dasar dari penentuan letak dari perusahaan di kota
Gersik :
Ditinjau dariletak kota gersik lokasi perusahaan berdiri. Sehingga perusahaan dapat memiliki
orderan dari perusahan lain dengan banyak karena banyaknya perusahaan besar dikotagersik
yang memesan pada PT. BARATA INDONESIA (Persero).
Terdapat fasilitas pembangkit tenaga listrik dari PLN, dimana dengan kemudahan tersebut
akan dapat menunjang proses produksi dalam menjalankan mesin-mesin dan fasilitas-fasilitas
yang lain, selain itu juga tersedia potensi air yang cukup memadahi.
Iklim kota gersik yang cukup mendukung untuk penentuan lokasi perusahaan. Dalam arti
panas matahari atau variasi iklim yang tidak berpengaruh terhadap proses manufakturing
pada perusahaan.
Keadaan tanah di Kota Gersik cukup baik bagi bangunan dan untuk meletakkan atau
menahan mesin-mesin berat milik perusahaan. Selain itu, keadaan tanah yang cukup tinggi,
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya banjir.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 02 maret – 29 April 2016.
Selama jangka waktu tersebut kami ditempatkan di plant 4. Penempatan tersebut dilihat dari
jurusan dan konsentrasi yang diambil dalam perkuliahan dikarenakan plant 4 merupakan
bidang dimana semuanya berkaitan dengan proses produksi yang sesuai dengan konsentrasi
kami. Jenis- jenis kegiatan yang ada plant 4 sebagai berikut :
6) Crimp
Crimp merupakan proses dimana menyatukan antara poros dan selubung pada
suatu tungku. Cara kerja proses ini ialah dengan memanaskan selubung/mantel sampai
suhu 350º-400ºC kemudian poros dimasukan dan didingikan hingga selubung
menyatu dengan poros (menyusut).
Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang proses machining dari saat awal
mempersiapkan mesin, benda kerja, alat yang digunakan, proses pengerjaan pada
mesin CNC Shibaura sampai dengan pemeriksaan mutu dari komponen penahan pada
set gilingan tebu yaitu Top Cap Body. Top cap Body berfungsi sebagai tempat piston
yang diletakkan dibagian atas set gilingan tebu yang berguna untuk menahan getaran
pada roll gilingan tebu agar tidak berubah posisi.
1. Spesifikasi mesin:
2. Langkah kerja:
1.05 facing pada sisa-sisa pengecoran atau tanjek pada sisi benda kerja
1) Meteran.
2) Jangka sorong.
3) 1 set kunci L.
4) 1 set kunci pas.
5) Kuas dan sapu untuk membersihkan gram.
6) Cutter diameter 180 mm.
7) Cutter diameter 360 mm.
8) Cutter diameter 80 mm.
9) Cutter diameter 63 mm.
10) Cutter diameter 40 mm.
11) Cutter radius.
12) Dial indikator.
13) Angle mill dan Angle ellbow.
14) Insert TPKN.
15) Selongsong spindle.
1. Proses Pemakanan benda kerja pada sisi samping bagian atas. Proses
pemakanan ini dibantu dengan menggunakan komponen mesin yaitu angle
mill yang berfungsi untuk merubah arah pemakanan yang semula horizontal
menjadi vertikal.
1) Program utama:
M4 S100
G00 G18 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y-272,55
M98 P1 L5
M30
2) Sub Program 0001
G01 G91 Y-4
G01 V-30 F100
G01 G90 V-660 F150
M29
G01 G90 X-145
M28
G01 G90 V0
M29
G00 G90 X0
M99
5. Pembentukan Spei pada sisi atas bagian samping Top Cap Body.
Pada proses pembentukan spei setting titik nol benda kerja pada pojok
kanan atas penampang kerja dengan cara menyentuhkan cutter pada sumbu
x,y,z pada permukaan benda kerja, kemudian mengenolkannya. Karena lebar
spei yang diinginkan sebesar 90 mm, maka cutter yang digunakan adalah
diameter 80 mm, untuk sisa pengerjaan 10 mm nanti akan dilakukan dengan
mengganti cutter dengan cutter diameter 40 dan titik nol pada sumbu y di ubah
pada titik tengah spei.
1) Program utama
M4 S100
G00 G17 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y155,55
M98 P6 L10
M30
2) Sub Program 0006
G00 G90 X0 S100
G00 G91 Z-5 S100
G01 G90 X-30 F100
G01 G90 X-780 F150
G00 G91 Z50 F150
G00 G90 X0 F200
G00 G91 Z-50
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 45
M99
1) Program utama
M4 S100
G00 G17 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y-24,9 Z30
M98 P7 L10
M30
3) Klem meja kerja pada mesin CNC Shibaura tidak mampu menahan
beban benda kerja yang terlalu besar. Akibatnya apabila beban benda kerja
terlalu berat dan pemakanan benda kerja yang terlalu basar mengakibatkan
posisi meja kerja akan berputar.Karena klem meja kerja pada mesin ini
menggunakan klem hidrolik.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian kegiatan Praktek kerja lapangan (PKL) yang kami
laksanakan mulai 02 Maret 2016 sampai dengan 29 April 2016 di PT BARATA
INDONESIA (Persero) , kami mengambil kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1 Proses dan Kendala pada Pemesinan TOP CAP BODY
1. Proses finishing TOP CAP BODY di PT.BARATA INDONESIA (Persero)
melalui beberapa tahap proses, yaitu :
1. Proses Pemakanan benda kerja pada sisi samping bagian atas yang
dibantu dengan menggunakan angle mill.
2. Proses pembuatan lubang piston.
3. Pemakanan sisi samping sempitan bawah.
4. Pemakanan sisi samping bagian atas tanpa menggunakan angle mill.
5. Pembentukan Spei pada sisi atas bagian samping Top Cap Body.
2. Masalah atau kesulitan yang terjadi dalam proses TOP CAP BODY di
PT.BARATA INDONESIA (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Beberapa perlengkapan mesin dipakai secara bersama, sehingga
proses pemesinan sering kali terganggu dan membuat proses
finishing sering kali terlambat.
2. Mesin yang tidak mampu menahan beban yang terlalu besar, sering
kali membuat proses penyelesaian profil terhenti. Hal ini
diakibatkan oleh alarm mesin yang sering kali menyala.
3. Klemping meja yang tidak dapat menahan getaran akibat
pemakanan ada profil benda kerja, mengakibatkan meja sering kali
berputar melebihi toleransi yang diijinkan.
4.2 Kesan
Kesan Kesan yang kami dapatkan selama pelaksanaan Praktek kerja lapangan (PKL) di
PT BARATA INDONESIA(Persero) antara lain :
1. Kami merasakan suasana kerja yang akrab dan bekerjasama yang baik antar
karyawan.
2. Kami terkesan dengan kejujuran, ketelitian dan kedisiplinan pegawai dalam
melaksanakan tugas.
3. Fasilitas yang tersedia sangat mendukung kelancaran dalam bekerja.
4. Karyawan PT. BARATA INDONESIA (Persero) sangat ramah dan sopan.
Rochim, taufiq. 1993. Klasifikasi dan elemen dasar proses pemesinan.Bandung : Instititut
Teknologi Bandung.