Anda di halaman 1dari 52

3BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kurikulum yang wajib harus
ditempuh oleh mahasiwa program D-3 jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Malang.
Selain memenuhi kewajiban akademik, diharapkan kegiatan tersebut dapat menambah
pengetahuan tentang dunia industri sehingga mahasiswa mempunyai pandangan tentang arah
dan tujuan perkembangan teknologi dan mampu berkreativitas sehingga dapat memahami
permasalahan yang terjadi didunia industri dan mampu menumbuhkan ide-ide baru yang
nantinya berguna bagi kemajuan perkembangan IPTEK di indonesia yang akan menunjang
perkembangan dunia industri.

Mahasiswa sebagai insan akademis yang mempelajari ilmu-ilmu dasar dan rekayasa
sebatas teori saja sangat kurang memahami dan mengetahui secara mendalam aktualisasi di
lapangan. Sedangkan dalam dunia kerja memerlukan pengalaman dan pengetahuan yang
menyeluruh dan kompleks.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


meperkenalkan secara langsung akan dunia kerja, sesuai bidang yang ditekuni, sehingga
diiharapkan mampu meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Hal ini dapat dicapai dengan
dikenalkanya segala kegiatan kelengkapan pada dunia kerja, disertai dengan permasalahn
yang ada. Oleh karena itu kemampuan akademis yang dimiliki oleh kami sebagai mahasiswa
diharapkan mampu merespon secara tepat setiap permasalahan yang ada dalam ruang lingkup
pekerjaan. Dengan adanya pemikkiran tersebut maka, kami memilih PT. BARATA
INDONESIA (Persero) sebagai tempat praktik kerja lapangan, dikarenakan perusahaan ini
merupakan salah satu perusahaan (BUMN) tekenal yang bergerak di bidang, pengecoran
logam (foundry), Manufaktur, dan Construction dimana proses produksi di perusahaan ini
sangat dibutuhkan dimana ke-3 (tiga) bidang usaha tersebut ada pada kurikulum jurusan
teknik mesin konsentrasi produksi politeknik negeri malang.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Judul Laporan Diatas, dan kegiatan yang dilakukan di PT. BARATA
INDONESIA (Persero) maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana Proses Pemesinan Top Cap Body.


2) Bagaimana Sistem Manajemen Perusahaan menyangkut Sistem Pemeliharaan,
Keselematan dan Kesehatan Kerja, serta sistem Kendali Mutu.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dalam penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan ini terdapat beberapa batasan masalah, agar penulisan laporan berfokus pada
kegiatan yang telah dilakukan, yaitu:

1) Proses Finishing Milling pada profil Top Cap Body.


2) Proses pemesinan menggunakan mesin CNC SHIBAURA dengan sistem operasi
Fanuc.
3) Proses pemesinan hanya berfokus pada penghilangan sisa pegecoran yang tidak
sesuai dengan ukuran benda yang diinginkan.
1.4 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan Kami melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) ini pada dasarnya
adalah :
1) Sebagai masukan bagi mahasiswa dalam mempelajari kaidah-kaidah yang
berlaku menurut teori di bangku kuliah dan praktik di lapangan.
2) Membentuk sikap profesional sebagai calon lulusan yang siap
menghadapi dunia kerja.
3) Untuk memenuhi tuntuan kurikulum yang berlaku di jurusan teknik mesin
politeknik negeri malang.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 2
1.4.2 Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mengetahui proses produksi, pemeliharaan / perawatan Serta
susunan manajemen yang ada di perusahaan.
2) Mahasiswa mampu menerapkan metode-metode penyelesaian masalah
untuk memperoleh solusi secara optimal.
3) Mahasiswa Memperkenalkan diri kepada perusahaan-perusahaan.
1.5 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1) Sebagai latihan bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
2) Membentuk pribadi yang mandiri dan mampu mengaktualisasikan diri
dalam sejumlah aktifitasnya dengan dunia kerja.
3) Mengembangkan pola pikir yang progresif dan berkualitas dalam
mengambil setiap keputusan yang menyangkut dalam menyelesaikan
masalah.
4) Membentuk diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang bijak
dalam menanggapi suatu permasalahan serta mampu permasalahan
dengan menyelesaikanya.
5) Membina keahlian tidak di salah satu bidang kerja tetapi lebih fleksibel
terhadap jumlah keahlian yang menuntut kita untuk dapat belajar dan
mampu mengaplikasikanya.

1.5.2 Bagi Perusahaan


1) Memperoleh sejumlah pengalaman dalam menggali potensi di bidang
perindustrian sehingga terjamin kelanjutan upaya pengembangan dan
pembangunan perindustrian.
2) Dapat memanfaatkan bantuan tenaga mahasiswa selama pelaksanaan
praktik kerja lapangan (PKL).
3) Memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang potensial untuk
perusahaan.
4) Memperkenalkan perusahaan pada masyarakat umum melalui kerja sama
dengan perguruan-perguruan tinggi.
5) Merupakan perwujudan nyata perusahaan dalam mengembangkan bidang
pendidikan.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 3
1.5.3 Bagi Politeknik Negeri Malang
1) Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana
kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja
yang terampil di bidangnya.
2) Sebagai sarana pengenalan institusi pendidikan Politeknik Negeri Malang
khususnya Jurusan Teknik Mesin kepada bagian usaha perusahaan yang
nmembutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh Politeknik
Negeri Malang.
1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, yaitu:
Waktu : 2 Maret s/d 29 April 2016
Tempat : PT. BARATA INDONESIA (Persero)
Jl. Veteran No. 241 Gresik 61123

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 4
BAB II

DATA UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan dan Struktur Manajemen Perusahaan.

PT. BARATA INDONESIAmemulai masuk industri dari bulan Juni tahun 1901.
Seorang kebangsaan belanda, bernama J. Braat, membuka usaha dagang, ijzenwaren, mesin-
mesin dan membuat berbagai macam benda-benda di Boomstraat. Perlu diketahui, bahwa
pada waktu itu Braat & Co sudah dapat melayani keperluan alat-alat mesin pabrik-pabrik
gula dengan menjual barang email untuk laboratorium-laboratorium.

Lalu pada tahun 1903 pindah ke Krembangan, Westerkade (Gatotan Baru), dengan
luas persil ±7.000 M2. Mendapat order penting yang pertama dari pembangunan pabrik
Garam di Kalianget Madura, berupa pekerjaan tempa, bubutan dan ketam, sehingga jumlah
mesin dan tempat kerjanya perlu untuk ditambah.

Tahun 1904 karena adanya pengaduan dari masyarakat disekitarnya yang merasa
terganggu tidur siangnya, maka perusahaan tersebut diperintahkan untuk menutup dengan
mencabut ijin kerjanya. Akhirnya setelah Tuan Braat menghadap Gouvernear General Van
Houtz dan mengadakan suatu commisie dari 3 (tiga) perang inginier, yang harus menyelidiki
persoalan tersebut maka pada tahun 1905, Braat mendapatkan ijin usaha baru. Tahun 1908
usaha dagang Braat & Codiubah menjadi CV. BRAAT & CO dengan B.Braat Jzn dan J.J.
Braat sebagai comanditaire Venenten.

Tahun 1910 CV. Braat & Co diubah lagi menjadi MACHINE FABRIEK BRAAT
dibawah pimpinan Vennot, telah dibuka Inkoop kantor (kantor perbelanjaan) di Roterdam
dan New York, disamping mendirikan cabang-cabang pabrik mesin di Roterdam, Surabaya,
Tegal, Yogya, dan Medan. Luas persilnya sudah menjadi ± 24.000 M2.

Lalu 24 Juni 1924 seluruh pabrik yang berada di surabaya di pindahkan ke jalan
Ngagel, setelah pada tahun 1920 bagian kontruksinya lebih dahulu dipindahkan. Tanah yang
dibeli untuk penempatan pabrik baru ini seluas 150.000 M2 (68.000 M2 terletak disebelah
Timur kali Brantas dan sebelah Barat jalan kereta api, sisanya ± 82.000 M 2 terletak disebelah
Timur jalan kereta api).

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 5
1942-1945 diambil alih oleh Jepang, nama pabrik dirubah menjadi DAIHATSU KIKAI
SEISAKU SHO, jumlah karyawan mencapai 1500. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
selain order-order yang biasa dikerjakan sebelumnya juga mengerjakan: Alat-alat perang
untuk tentara jepang, motor minyak, pemisah biji, kipas dan kereta angin (sepeda).
Melaksanakan perluasan bangunan yaitu bangunan pengecoran.

1945 jepang mengalami kalah perang, pabrik ini kemudian dikuasai oleh pemerintah
Republik Indonesia dan diberi nama PAMRI (Pabrik Alat Mesin Republik Indonesia).
Setelah kota surabaya diduduki kembali oleh tentara sekutu, maka oleh sekutu perusahaan ini
dikembalikan kepada pemiliknya semula dan dibangun kembali dengan nama NV.
MACHINEFABRIEK BRAAT.

1958 dalam situasi konfrontasi dengan belanda, karena persoalan Irian Barat, maka
perusahaan-perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan berdasarkan Undang-Undang No.
89 tahun 1958 (LN 1958 No. 162) menjadi Perusahaan Milik Negara. Penyelenggara
perusahaan diserahkan kepada BAPPIT (Badan Penyelenggara Perusahaan Industri Teknik).
Sejak itu NV. MACHINEFABRIEK BRAAT berubah namanya menjadi BAPPIT BARATA.
Berdasarkan UU No.1960 (LN. 1960 No. 59) tentang perusahaan Negara maka:

Perlu diadakan reorganisasi dalam alat-alat produksi dan distribusi yang ditunjukan
kearah pelaksanakan UU 1945, segala sesuatu kegiatan perlu diintegrasikan dengan baik.

Dalam usaha sinkronisasi tersebut, maka perlu ditinjau kembali, baik mengenaik
status maupun organisasinya, sehingga ada suatu keseragaman dalam cara mengurus,
menguasai serta bentuk hukum dari perusahaan negara

Tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah (PP) 124 tahun1961 (LN 1961 No.
148), didirikan perusahaan Negara “SABANG MERAUKE”. Berdasarkan PP No.36 tahun
1962 (LN 1962 No.94), didirikan perusahaan Negara “PEPRIDA”. Berdasarkan UU No.9
tahun 1969 (LN 1969 No.40), maka perusahaan-perusahaan Negara tersebut diubah
bentuknya menjadi suatu PERUM, PERJAN atau PERSERO.

1971 berdasarkan PP No.3 tahun 1971 (LN 1971 No.3), maka PN.BARATA bersama-
sama dengan PN. SABANG MERAUKE dan PN. PEPRIDA, digabung menjadi satu persero.
Pendirian persero ini dilakukan berdasarkan Akte Notaris Eliza Pndaag No.35, tanggal 19
Mei 1971. Pendirian Persero tersebut disyahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 6
pada tanggal 15 Juni 1971No. J. A. 5/107/23, didaftarkan di Pengadilan Tinggi Jakarta pada
tanggal 31 september 1971 dibawah nomor 2640, dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 12 November 1971 nomor 91. Penggabungan PN. Barata, PN.
Sabang Merauke dan PN. Peprida tersebut diberi nama PT. BARATA METALWORKS &
ENGINEERING (persero).

Jadi secara resmi PT. BARATA METALWORKS & ENGINEERING berdiri pada
tanggal 19 mei 1971. Adapun cabang-cabangnya berada di:

Medan

Palembang

Jakarta Steel Fabrication Center

Jakarta Foundry Center

Suka Bumi

Bandung

Tegal

Semarang (General Contracting)

Surabaya Konstruksi Baja/Sipil

Surabaya Mesin& Cor

Surabaya PUSPAM

Surabaya Road Roller

Surabaya Foundry Center

Ujung Pandang (General Contracting)

23 November 1981 berdasarkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15


Juni 1971 nomor J.A 5/107/23 diumumkan dalam lembaran tambahan Nomor 513 dari Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 21 November 1981

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 7
yang menghasilkan rapat di Jakarta tanggal 21 November 1981 yang menghasilkan
keputusan untuk mengadakan perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas, dengan
merubah nama Perusahaan. Dengan tidak mengurangi persetujuan dari pihak yang berwajib
untuk memberi pengesahan, mengadakan perubahan pada anggaran dasar perseroan terbatas
“PT. BARATA METALWORK & ENGENEERING“ diganti dan berbunyi sebagai berikut:

Perusahaan Perseroan (Persero) “PT.BARATA INDONESIA“ berkedudukan dan


berkantor pusat yang di Jalan Kapten P .Tendean Nomor 12-14 A. Kebayoran Timur-Jakarta.
Perseroan ini dipimpin dan diurus oleh suatu Direksi yang terdidi dari seorang Presiden
Direktur dan sebanyak 4 (empat) orang Direktur.

Beradasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Barata Indonesia Nomor K 556 81 tanggal
22 Desember 1981,Organisasi PT. Barata Indonesia sebagaimana diatur dalam Surat
Keputusan Direksi Nomor K 271 81 tanggal 01 Desember 1981 di sempurnakan antara lain
sebagaiman berikut :

Group Usaha jasa Industri Engineering Barat:

Cabang Medan, Cabang Cilegon, Cabang Krontruksi Baja, dan Instalasi Jakarta.

Group Usaha Jasa Engineering Timur:

Cabang Semarang, Cabang Kontruksi Baja Instalasi Surabaya,Cabang Ujung Padang.

Group Usaha Mesin & Cor:

Cabang Tegal,Cabang Mesin & Cor Surabaya.

Group usaha Foundry:

Cabang Cor Jakarta, Cabang Produksi Pusat Pengecoran Baja Gresik

Group Usaha Peralatan Swagerak:

Cabang Sukabumi, Cabang Bandung,Cabang Road Roller Surabaya.

Masing-masing group Usaha tersebut dipimpin oleh seorang Manajer Eksekutif. Perwakilan-
perwakilan:

Palembang
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 8
Jakarta

Samarinda

Banjarmasin

19 Juni 1986 kantor pusat dimulai berkedudukan di jalan Ngagel 109 Surabaya Mulai
tanggal 1 Januari 1987 Group Usaha diganti nama menjadi Divisi yang dipimpin oleh
Kepada Divisi, Kantor Pusat di pindah dari Jakarta ke Surabaya.

1 Januari 1989 dengan organisasi yang baru disamping kantor pusatnya di Surabaya
dan kantor / Dit. Pemasaran di Jakarta, Cabang-cabangnya sebagai berikut:

Cabang Surabaya Kontruksi

Cabang Semarang

Cabang Ujung pandang

Cabang Jakarta Kontruksi

Cabang Cilegon

Cabang Medan

Cabang Surabaya Alat Berat

Cabang Bandung

Cabang Suka Bumi

Cabang Gresik

Cabang Jakarta Pengecoran

Cabang Surabaya Mesin

Cabang Surabaya Mesin Perkakas

Cabang Tegal

Sejak berdirinya hingga tahun 1989 PT. Barata Indonesia merupakan BUMN yang
bernaung dibawah Departemen Perindustrian, tetapi pada tahun 1989 sesuai S.S. Presiden
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 9
No.44 tahun 1989, dengan dibentuknya kelompok Industri Strategisnya bersama-sama
dengan 9 (sembilan) BUMN lainnya seperti:

IPTN

PAL

PINDAD

BIB

INTI

DAHANA

INKA

KRAKATAU STEEL

LENLIPI

Dan selanjutnya disebut kelompok Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS).

BUMNIS dibawah pengelolaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang diketuai oleh
Menristek. Prof. DR. BJ. HABIBIE.

PT Barata Indonesia mempunyai Unit Produksi Surabaya dan Unit Usaha Mandiri yang
tersebar diberbagai propinsi di indonesia seperti:

Unit Usaha Medan, Unit Usaha Mandiri Cilegon, Unit Usaha Mandiri Bandung, Unit Usaha
Mandiri Jakarta, Unit Usaha Mandiri Tegal dan Cabang Ujung Pandang, dengan jumlah
karyawan sekitar 3500 prang, dengan produk unggulan Alat Berat, Permesinan, Pengecoran.
Kontruksi, dan Jasa Pemasangan.

Sesuai dengan misi BUMNIS selain menghasilkan produk unggulan yang dikembangkan
dengan teknologi tinggi, melalui transfer teknologi. Untuk itu PT. Barata Indonesia bekerja
sama dengan perusahaan luar negri antara lain dengan Yugoslavia, Jerman Barat, Jepang,
Australia, Inggris, Amerika, Norwegia, Finlandia, dan beberapa negara lainnya. Kerja sama
ini dalam bentuk lisensi atau operasi bersama.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 10
Dalam rangka pengembangan usaha PT. Barata Indonesia membentuk Anak Perusahaan yang
hingga kini berjumlah 3 (tiga) anak perusahaan yaitu:

PT. Bani Nusantara di Bandung, yang memproduksi Piston Ring.

PT. Bitek Barata di Gresik, yang memproduksi Solid Wheels For Railway (Roda Kereta Api).

PT. ESI di Jakarta, yang mampu memproduksi Boiler dengan Kapasitas 100 T.H UP, Heat
Exchanger dan Steam Power Plant Maintenance.

Untuk mendukung tercapainya sasaran usaha dengan misi dan perkembangan


perusahaan, maka berdasarka S.K. BARATA INDONESIA ( PERSERO ), Nomor K.93.502
tanggal 01 Juli 1993, terhitung mulai tanggal 01 Juli 1993, status Cabang Bandung dan
Cabang Sukabumi, dirubah menjadi Unit Usaha Mandiri Bandung dan di pimpin oleh
General Manager dan Deputy General Manager .

Tahun 1998 PT. Barata Indonesia dikelola oleh PT. Pakarya Industri (persero).Tahun
1999 PT. Barata Indonesia menjadi anak perusahaan PT. Bahana Pakarya Industri Strategis
(persero)-BPIS.

Sesuai SK. Direksi No. K 99.066. A tanggal 4 Januari 1999 Unit Usaha Mandiri
Bandung dan Sukabumi di rubah menjadi Divisi Peralatan Irigasi & Tenaga Air (PI &TA)
Bandung .

Tahun 2002 PT BPIS dibubarkan dan PT Barata Indonesia (persero) berada dibawah
Kementrian BUMN. Dari Divisi PITA kembali lagi ke UUM Bandung-Sukabumi sesuai SK.
Direksi No. K 03 006 tanggal 06 Januari 2003 tentang penyempurnaan Organisasi PT. Barata
Indonesia Unit Usaha Mandiri Bandung-Sukabumi dengan di pimpin oleh seorang General
Manager.

Tahun 2006 seluruh Kantor dan Pabrik yang ada dijalan Ngagel Surabaya dire-
lokasikan ke jalan Veteran Gresik. Dalam perkembangannya, PT Barata Indonesia (PT
Persero) kemudian mendirikan beberapa cabang di Indonesia dimana SBU Gresik merupakan
kantor pusat dari PT Barata Indonesia (PT Persero). Cabang dari PT Barata Indonesia (PT
Persero) tersebut meliputi SBU Tegal, SBU Cilegon, SBU Bandung & Sukabumi, SBU
Medan dan SBU Makassar. Namun, pada awal tahun 2015, SBU Bandung & Sukabumi dan

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 11
SBU Makassar dijual. Sehingga tersisa 3 SUB lain yang masih menjadi bagian dari PT.
Barata Indonesia (Persero).

Struktur Organisasi PT. BARATA INDONESIA (Persero).

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Barata Indonesia (Persero)

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 12
STRUKTUR ORGANISASI DIVISI PABRIK PERALATAN INDUSTRI AGRO (PIA)
PT BARATA INDONESIA (Persero)

Keterangan :

= Fungsional

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Divisi PIA PT. Barata Indonesia (Persero)

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 13
Adapun tujuan disusunnya organisasi adalah:

1) Sebagain sarana penentuan, pengaturan, dan pembagian tugas antara orang atau
sekelompok orang. Sehingga terlihat jelas adanya pembagian hak dan kewajiban
serta wewenang dan tanggung jawab dalam setiap pekerjaan.
2) Manajemen kegiatan/pembagian kerja, untuk mengindari terjadinya tumpang
tindih dari masing-masing pekerjaan.
3) Memudahkan pengawasan atau pengontrolan pekerjaan, sehingga pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan jadwal (Time Schedule) yang telah direncakan.

2.2 Visi dan Misi PT. BARATA INDONESIA (Persero)

2.2.1 Visi PT. BARATA INDONESIA (Persero)

PT. BARATA INDONESIA (Persero) menjadi perusahaan foundry and metal


works dan engineerin, procurement and construction yang tangguh.

2.2.2 Misi PT. BARATA INDONESIA (Persero)

1) Melakukan kegiatan usaha foundry and metal works peralatan industri dan
komponen untuk Agro, Oil & Gas, Power Plant, dan Pengairan dengan
mengoptimalisasikan sumber daya, sehingga memberikan nilai tambah
bagi karyawan, pemesanan, pemegang saham dan stake holder lainya.

2) Melakukan kegiatan, Engineering, Procurement & construction, untuk


bidang industri Agro, industri migas (tankage), dan industri pembangkit
tenaga listrik.

2.3 Tujuan Perusahaan


1) Mendukung kemadirian dan kemajuan industri nasional,
2) Memberikan layanan dan produk yang berkualitas kepada pemesan dalam
rangka menciptakan nilai yang prima.
3) Menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
4) Menciptakan kesejahteraan, peningkatan kualitas dan kepuasan kerja karyawan.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 14
2.4 Proses Produksi PT. BARATA INDONESIA (Persero)

Proses produksi di PT. BARATA INDONESIA (Persero) dibagi menjadi 3 bidang


usaha yaitu :

1) Engineering procurement & construction (EPC).

Tanki = Ball tank, floating roff tank, slury tank, storage tank.

Industri gula dan minyak kelapa sawit = Sugar plant, CPO plant.

Peralatan bandara = Tankage, pipeline, instrument.

2) Manufaktur Peralatan Industri.

Minyak dan gas = Heat exchangers, pressure vessel, boilers,HRSG, condenser,


pipe.

Pabrik gula dan minyak kelapa sawit = mill tandem, roll mill, sterilizer, loading
ramp/cage boige.

Hydro mechanical = water gates, trash rack, pensetocks, hydro turbines.

Peralatan pembuatan jalan = road rollers, asphalt sprayer, stamper, stone


crusher.

Konstruksi baja = railway steel brigde, road steel bridge.

Heavy machining = gear making, heavy machining.

Industri semen = kin shell, mill body, classifier, preheater.

3) Pengecoran (Foundry).

Peralatan perkereta apian = bogie, automatic coupler, knuckle, axle bor

Industri semen = liners, hammer mills, grate plates, wobblers, nose ring, gri.

Industri pertambangan = dredge buckets, bucketh teeth, jaw crushers,


communition parts, slurry pumps.

Industri gulua = mill roll, mill check, pinion gear, scrapper, spuur gear, sliding.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 15
Industri kimia = distributor pipes, impeller, pump casing, paper factory and
component.

Industri perkapalan = rudder horn, rudder frame, anchor, bollands.

Dari ke-3 bidang usaha tersebut di PT. BARATA INDONESIA (Persero), dibagi
menjadi 4 workshop diantaranya :

1) Workshop 1

Workshop 1 merupakan salah satu plant yang terdapat di PT. BARATA INDONESIA
(Persero) , pada Divisi plant 1 pengerjaan yang dilakukan berfokus pada pengecoran logam
(foundry). Sistem kerja yang dijalankan di divisi ini adalah project based dengan kerjasama
dengan berbagai tender untuk menjalankan fungsi penerimaan order. Fungsi bisnis yang
terdapat di divisi ini meliputi departemen

2) Workshop 2

Divisi Pabrik Peralatan Industri Berat (PIB) merupakan salah satu divisi yang terdapat
di PT Barata Indonesia (Persero) yang berfokus pada pengerjaan proyek dengan salah satu
produk utama yang dikerjakan adalah Peralatan-peralatan bandara dan peralatan perkereta
apian . Sistem kerja yang dijalankan di divisi ini adalah project based dengan kerjasama
dengan berbagai tender untuk menjalankan fungsi penerimaan order. Fungsi bisnis yang
terdapat di divisi ini meliputi departemen engineering, departemen production planning and
control, departemen produksi, departemen maintenance dan departemen quality control.

3) Worshop 3

Divisi pada workshop 3 merupakan salah satu divisi yang terdapat di PT Barata
Indonesia (Persero) yang berfokus pada pengerjaan proyek dengan salah satu produk utama
yang dikerjakan adalah proses assembly. Sistem kerja yang dijalankan di divisi ini adalah
project based dengan kerjasama dengan berbagai tender untuk menjalankan fungsi
penerimaan order. Fungsi bisnis yang terdapat di divisi ini meliputi departemen engineering,
departemen production planning and control, departemen produksi, departemen maintenance
dan departemen quality control.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 16
4) Workshop 4

Divisi Pabrik Peralatan Industri Agro (PIA) merupakan salah satu divisi yang terdapat
di PT Barata Indonesia (Persero) yang berfokus pada pengerjaan proyek dengan salah satu
produk utama yang dikerjakan adalah Peralatan-peralatan pabrik gula & kelapa sawit. Sistem
kerja yang dijalankan di divisi ini adalah project based dengan kerjasama dengan berbagai
tender untuk menjalankan fungsi penerimaan order. Fungsi bisnis yang terdapat di divisi ini
meliputi departemen engineering, departemen production planning and control, departemen
produksi, departemen maintenance dan departemen quality control.

Berikut penjelasan dari departemen- departemen yang ada di PT. BARATA


INDONESIA (Persero) :

1) Engineering.

Engineering di PT. BARATA INDONESIA (Persero) bertugas sebagai pembuat


sistem, menganalisis sistem, dan melakukan optimasi terhadap kerja sistem sebagai
contoh designer. Engineering dapat mengoptimalisasikan melalui gambar kerja dan
membuat program - program seperti CNC, jadi proses produksi dapat ditingkatkan.
Adapun Program / software yang umum digunakan di perusahaan ini sebagai
designer menggunakan auto cad.

2) Departemen production planning and contro

Departemen production planning and control (ppc) merupakan salah satu bagian
penting dalam perusahaan. Dimana ppc ini berfungsi untuk merencanakan dan
mengendalikan rangkaian produksi agar berjalan sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan tanpa harus mengendalikan inventory perusahaan.

3) Departemen produksi.

Pada umumnya perusahaan manufaktur memiliki 2 jenis departemen, yaitu


departemen produksi dan departemen pembantu, ke dua departemen ini saling
berhunbungan. Departemen produksi adalah suatu depaertemen yang mengolah salah
suatu produk dengan mengubah bentuk atau sifat suatu bahan atau merakit suku
cadang menjadi produk selesai. Sedangkan departemen pembantu adalah suatu

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 17
departemen yang menghasilkan jasa dimana jasa tersebuut diperlukan oleh
departemen produksi untuk memperlancar proses produksi.

4) Departemen maintenance.

Departemen maintenance berfungsi sebagai pemelihara alat-alat maupun


komponen yang ada di dalam perusahaan. Departemen maintenance sangat penting
dalam industri manufaktur dan construction dikarenakan hampir seluruh proses
produksi dilakukan oleh mesin. Untuk peningkatan proses produksi alat-alat
perusahaan harus sering di maintenance untuk menjaga proses produktivitas dan
menghindari trouble mesin maupuun kecelakaan kerja.

5) Departemen quality control

Departemen quality control berfungsi untuk menjaga mutu dari suatu produk yang
dihasilkan dan menjaga kebijakan mutu perusahaan.

2.5 Spesifikasi Mesin

1) Mesin Las SMAW


Las SMAW atau Shielded Metal Arc Welding adalah proses pengelasan dengan
mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik antara penutup metal
(elektroda). Las SMAW merupakan pekerjaan manual dengan peralatan meliputi power
source, kabel elektroda, kabel kerja, elektroda holder, work clamp, dan elektroda.
Spesifikasi Mesin Las SMAW di PT BARATA INDONESIA (Persero) adalah
sebagai berikut:
Las (SMAW) : ESAB Welding Equipment Arc400 Laxa Sweden
Primary Volt : 36V-22,6V
Sel AMPS : 65A-400A
Frequency : 50HZ-60HZ
Duty Cycle : 40%-100%

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 18
Gambar 2.3 Mesin Las SMAW

2) Mesin Las MIG


Las MIG atau Metal Inert Gas adalah proses pengelasan dengan gas nyala yang
dihasilkan berasal dari busur nyala listrik,yang dipakai sebagai pencair metal yang di las dan
metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal
(inert) atau CO2.
Spesifikasi Mesin Mesin Las MIG di PT. BARATA INDONESIA (Persero) adalah
sebagai berikut:
Las (MIG ) : ESAB Welding current regulator RC 500 Laxa Sweden
Welding current : 18-500A
Welding circ. Voltage : 60V
Primary Input : 60V and 35V ARC VOLTAGES

Gambar 2.4 Mesin Las SMAW

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 19
3) Mesin PWHT
Mesin PWHT (Post Weld Heat Treatment) adalah peroses ini bertujuan untuk
menghilangkan tegangan sisa yang terbentuk setelah proses welding atau pengelasan. Hal ini
dapat terjadi karena siklus pemanasan dan pendinginan selama pengelasan. Fungsi PWHT
sendiri adalah sebgai berikut :
a. Meningkatkan ketahanan Korosi terutama Korosi tegangan.
b. Menghilangkan terjadinya tegangan sisa.
c. Memperkecil pengaruh terjadinya retak pada daerah las.
Type mesin PWHT di PT. BARATA INDONESIA (Persero) :Mesin PWHT BLOGIE
FURNAGE.

Gambar 2.5 Mesin PWHT

4) Mesin CNC HORIZONTAL BORING AND MILL MACH (Floor Type).


Mesin CNC HORIZONTAL BORING AND MILL MACH atau CNC (Computer
Numerical Control) adalah proses pemesinan dimana operator haya memasukan program
pada mesin dan mesin dapat bergerak secara otomatis. Arah prosesnya sendiri tergantung dari
tipe mesin. Karena mesin ini bergerak secara horizontal maka pergeraknya maju mundur
sesuai program dan desain operator. CNC ini sendiri memiliki 3 sumbu koordinat, yaitu X, Y
adalah tempat benda kerja dan Z adalah sumbu dari tool atau pahat.
Spesifikasi mesin SKODA MADE IN CZECHOSLOVAKIA. Type :W160HB/NC, 50HZ,
180KVA, 24V, 55KW, 2700MAX, 1315kg.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 20
Gambar 2.6 Mesin CNC SKODA

5) Mesin Universal Lathe Machine.


Universal lathe machine atau mesin bubut universal merupakan alat atau perkakas
yang digunakan untuk memotong benda dengan cara diputar. Mesin bubut universal bisa
dikatakan universal karena mampu membuat banyak model. Roda gigi pada bubut universal
ini disediakan untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing
roda gigi penukar bervariasi, yaitu 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metric ke ulir inchi.
Mesin bubut universal yang berada di PT. BARATA INDONESIA (persero) memiliki
kapasitas dan spesifikasi yang cukup besar karena digunakan untuk proses machining alat-
alat berat (heavy machining) seperti pembuatan poros untuk gilingan tebu, mantel untuk
gilingan tebu. Mesin ini sudah dimodifikasi dengan penambahan DRO (Digital roughing out)
dan pergerakan eretan menggunakan motor.

Universal Lathe Machine :


Maximum Turninng Diameter 1500 mm.
Distance Between Center 7500 mm.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 21
Gambar 2.7 Mesin Bubut Universal

6) Mesin CNC THOSIBA SHIBAURA VMC-85


Mesin CNC THOSIBA SHIBAURA VMC-85 tidak jauh beda dengan Mesin CNC
SKODA yang merupakan jenis vertical machinig centers. Mesin ini pada PT BARATA
INDONESIA (Persero) banyak digunakan untuk pengerjaan sproket, top cap, side cap,
pencacah tebu, mill check dll. Adapun spesifikasi mesin CNC THOSIBA SHIBAURA VMC-85
:
Control : CNC (Fanuc 16iM)
Power : 30 Hp
Rpm : 4500 rpm
Number of axes :4 (X, Y, Z, V)
Travel (X) : 78”
Travel (Y) : 33.5 “
Travel (Z) : 27.5 “

Gambar 2.8 Mesin CNC THOSIBA SHIBAURA


Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 22
7) Mesin Planner
Mesin Planner ini merupakan mesin frais semi NC (Numeric Control) dimana
pengoperasianya masih menggunakan manual seperti perganti pahat. Mesin ini di PT
BARATA INDONESIA (Persero) digunakan untuk membuat spline (lubang pasak) dan
couple pada poros gilingan. Berikut spesifikasi mesin planner yang ada di PT. BARATA
INDONESIA (Persero) :
Serial number : 20.1295.1
Total weight : 60.0 t
Circuit Diagram : 0.712-000.044-52(4)
Layout of components : 99.1037.1
Temperature range : 5ºCbis + 45 ºC
Rated Voltage : 380 V
Control Voltage : ~110 V
Auxilliary Voltage : -24 V
Connected load : 140 kW
Rated current of mac : 270 A
Code Number : 136.46.430
Made in the German Democratic Republick

Gambar 2.9 Mesin Planner Milling Type

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 23
2.6 Sistem Pemeliharaan

Pemeliharaan dalam kegiatan produksi PT. BARATA INDONESIA (Persero)


merupakan kegiatan rutin perusahaan. Penerapan sistem pemeliharaan yang tepat terhadap
mesin atau peralatan untuk proses produksi. Untuk kelancaran produksi akan sangat
berpengaruh terhadap kondisi dari peralatan atau mesin tersebut. Perencanaan sistem
pemeliharaan yang baik dan tepat akan memberikan keuntungan yang optimal bagi peralatan
dan mesin sehingga terhindar dari penurunan keadaan mesin. Setiap pabrik atau perusahaan
yang bergerak di bidang manufaktur untuk dapat menjaga dan merawat mesin-mesin yang
dimiliki oleh pabrik, maka pabrik tersebut harus mempunyai bagian maintenance atau
perawatan guna menunjang proses produksi agar terus berjalan dan operasi sesuai jadwal
yang ditentukan.

Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan, perawatan atau perbaikan yang dilakukan


secara terjadwal dengan tujuan untuk menjaga atau mempertahankan suatu fasilitas agar tetap
berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Untuk menunjang sistem pemeliharaan tersebut diperlukan faktor-faktor yang ikut


menentukan, yaitu :

1) Management pemeliharaan yang terencana.


2) Management planning part store.
3) Ahli teknik yang terampil dan berpengalaman.
4) Alat- alat pemeliharaan yang memadahi.
5) Kerjasama yang baik antar tenaga kerja pemeliharaan.
Adapun tujuan utama dari perawatan, antara lain:

1) Memperpanjang umur pakai fasilitas produksi.


2) Menjamin tingkat ketersediaan yang optimal dari fasilitas pabrik.
3) Menjamin kesiapan oprasional seluruh fasilitas yang diperlukan untuk pemakaian
darurat.
4) Memberikan informasi tentang jangka waktu penggunaan mesin kapan harus diganti baik
secara umur teknik maupun umur ekonomisnya.
5) Menjamin keselamatan operator dan pemakaian fasilitas.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 24
2.6.1 Jenis Tindakan Pemeliharaan

Adapun jenis- jenis tindakan perawatan, yaitu:

1) Pemeliharaan Terencana (Preventive Maintenance)


Pekerja di bidang maintenance yang terorganisasi dan dilakukan
dengan melihat jauh kedepan menyangkut juga masalah pengendalian dan
pendataan. Misalnya keperluan- keperluan apa saja yang harus dikerjakan
apabila mengadapi sesuatu perlatan yang diperkirakan akan mengalami
kerusakan.

Tujuan dilakukan kegiatan pemeliharaan ini adalah untuk menghindari


terjadinya kerusakan yang tidak terduga, serta untuk menemukan kondisi yang
dapat menyebabkan sistem mengalami kerusakan pada saat mengalami proses
produksi.

2) Pemeliharaan Tidak Terencana


Pekerja maintenance yang dilakukan secara mendadak yang bersifat
darurat karena terjadi kerusakan yang tiba- tiba di luar perkiraan yang tidak
direncanakan sebelumnya. Untuk menjaga akibat yang lebih serius lagi
terhadap operator atau peralatan- peralatan itu sendiri dan bisa disebut curative
maintenance. Tindakan yang diambil dapat berupa penggantian komponen,
perbaikan komponen serta overhole.

Berdasarkan waktu pelaksanaan, maka pekerjaan maintenance dapat


dibedakan:

1) Running maintenance
Yaitu aktifitas pemeliharaan yang dapat dilaksanakan tanpa mematikan
peralatan. Sebagai contoh jika mesin CNC ada yang alarm menunjukan
adanya error pada mesin ataupun program, untuk perbaikanya mesin tidak
perlu dimatikan.
2) Shut down maintenance
Merupakan kebalikan dari Running maintenance dimana perbaikan
dilakukan pada peralatan yang sudah tidak bekerja. Shut down maintenance ini

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 25
diusahakan dengan cepat agar tidak mengganggu kelancaran produksi
perusahaan.
3) Break down maintenance
Adalah suatu metode pemeliharaan dimana aktifitas perbaikan
dilakukan pada saat peralatan sudah betul- betul tidak beroperasi atau tidak
layak beroperasi, hal ini dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa
keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dengan mengoperasikan alat
sampai rusak, daripada mematikan peralatan untuk melaksanakan kegiatan
pemeliharaan.

2.7 Sistem Kendali Mutu


PT BARATA INDONESIA (Persero) berupaya menghasilkan produk dengan mutu
terbaik, sesuai standar kualitas yang ditetapkan. Tanggung jawab utama mengenai
mutuprodukdan fungsi sistem mutu berada pada General Manager, namun partisipasi untuk
pencapaian mutu merupakan kepentingan seluruh anggota organisasi, yaitu sebagai berikut.

1) Quality Assurance

Quality Assurance dalam perusahaan bertanggung jawab menerapkan kegiatan


yang sesuai dengan sistem mutu, untuk menjamin semua bahan baku dan produk
sesuai dengan standar mutu.

2) Quality Control

Divisi Quality Control bertanggung hawab menilai parameter proses dan produk
agar sesuai dengan spesifikasi. Kegiatan yang menjadi ruang lingkup Divisi QC di
antaranya pengawasan visual, evaluasi sensori, dan melakukan tindakan koreksi
dalam menjamin mutu produk yang telah ditetapkan. menyebutkan bahwa selama
proses produksi, Divisi QC mengawasi aktivitas untuk menjamin mutu, hingga
mencapai tahapan produk akhir.

3) Quality Management

Quality Management dalam perusahaan bertanggung jawab mengoordinir


semua jaminan mutu dan aktivitas kontrol mutu dalam kantor pusat dan perusahaan.
Divisi QM mengawasi dan memastikan bahwa fungsi sistem mutu telah berjalan
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 26
secara tepat dalam gambaran audit. Menjabarkan kondisi mutu secara nyata, juga
membicarakan kebijakan dan garis pedoman adalah kegiatan Divisi QM.

PT. BARATA INDONESIA (Persero) Dalam menghasil kan produk sepakat bahwa:

1) Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan persaratan mutu dari pelanggan dan
tepat waktu, sehingga dapat memenuhi kepuasan pelanggan.
2) Dalam mencapai mutu yang dipersaratkan harus menjamin efektivitas sistem
dan keselamatan, Kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH/HSE).
3) Setiap kariawan bertanggung jawap atas mutu kerja masing-masing sesuai
persaratan yang ditentukan.
4) Berusaha secara berkesinambungan dan konsisten didalam peningkatan
kemampuan karyawan dan selalu memperbaiki keefektifan sistem menejemen
mutu untuk tercapainya mutu produk yang dipersaratkan.

2.8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


PT. BARATA INDONESIA (Persero) adalah perusahaan Foundry andMetal Work
Engineering Procuremen and Construction (EPC) yang tangguh, dalam melaksanakan
kegiatan usahanya bertekad mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai
undang-undang NO1. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja dan peraturan Pemerintah/PP
NO. 50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen dan kesehatan kerja (SMK3) serta
peraturan dan norma K3. Perusahaan dalam penerapan K3 bertujuan:
1) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja (Zero Accident) dilingkungan
perusahaan.
2) Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja (PAK).
3) Terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Perusahaan dalam upaya terciptanya tujuan penerapan (K3) disetiap kegiatan personalnya
melalui :
1) Komitmen segenap pimpinan pejabat dan seluruh karyawan wajib
melaksanakan ketentuan dan pedoman (K3).
2) Tersedianya organisasi K3/P2K3 yang meliputi pembagian tugas, wewenag dan
tanggung jawab yang jelas dalam penanganan K3 di perusahaan.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 27
3) Tersedianya sumberdaya manusia yang kompeten di bidang K3 melalui
pelatihan- pelatihan K3, seminar K3 secara berkelanjutan serta di dukung
tersedianya anggaran yang memadai.
4) Sosialisasi dan komunikasi K3 secara intensif lewat : rapat-rapat K3, poster,
papan pengumuman dan prosedur (SOP) K3.
5) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala dalam kinerja sistem
manajemen K3 serta memperhatikan masukan-masukan/saran-saran dari jajaran
pimpinan dan seluruh karyawan.
6) Dalam hal terjadi keadaan darurat dan/atau bencana dilokasi pekerjaan baik
dipabrik/proyek, seluruh karyawan wajib ikut serta melakukan tindakan
penanggulangan.

2.8.1 Filosofi Dasar Penerapan K3


Pada dasarnya setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas.
1) Setiap orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya.
2) Setiap sumber-sumber produksi harus dapat digunakan secara efisien dan
aman.
3) Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua
persyaratan keselamatan kerja.
4) Pengurus/pimpinan perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua
syarat-syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku bagi usaha
dan tempat kerja yang dijalankan.
5) Tercapainya kecelakaan nihil menjadi tujuan utama dalam rangka pene-
rapan K3.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 28
Gambar 2.10 Banner K3 di workshop 4
2.8.2 Tujuan dan Sasaran K3

2.8.2.1 Tujuan K3

Tujuan dari adanya K3 adalah menciptakan sistem K3 di tempatkerja


dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan
kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman,
efisien, dan produktif.

2.8.2.2 Sasaran K3

Sasaran dari adanya K3 adalah sebagai berikut :


1) Memenuhi undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja.
2) Memenuhi peraturan menteri tenaga kerja no.
PER/05/MEN/1996 tentang sistem manajemen K3.
3) Mencapai nihil kecelakaan kerja.

2.8.3 Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri merupakan salah satu usaha untuk mencegah dan
mengurangi kontak antara bahaya dan tenaga kerja yang sesuai dengan standar kerja
yang diijinkan. Pengertian alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang atau pekerja dalam melakukan pekerjaan
yang fungsinya melindungi tubuh dari bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja.
Cara terakhir perlindungan bagi tenaga kerja setelah upaya menghilangkan sumber
bahaya tidak dapat dihilangkan. Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 29
kewajiban dan tanggung jawab bagi setiap pengusaha atau pimpinan perusahaan
sesuai dengan UU no. 1 tahun 1970.
2.8.3.1 Syarat-Syarat Alat Pelindung Diri
1) Memiliki daya cegah dan memberikan perlindungan yang efektif
terhadap jenis bahayayang dihadapi oleh tenaga kerja.
2) Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang
berlaku.
3) Efisien, ringan, dan nyaman dipakai.
4) Tidak mengganggu gerakan-gerakan saat bekerja.
5) Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.
2.8.3.2 Kelemahan penggunaan alat pelindung diri
1) Kurang nyaman bila tidak terbiasa.
2) Sensitif terhadap perubahan waktu.
3) Memiliki masa kerja tertentu.
4) Dapat menularkan penyakit bila digunakan secara bergantian.
2.8.3.3 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
1) Topi keselamatan (safety head)
Untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan
tertimpa benda atau material yang jatuh, melindungi kepala dari
kejutan listrik, atau kemungkinan terkena bahan kimia yang
berbahaya. Digunakan selama jam kerja di daerah instalasi pabrik.

Gambar 2.11 Helm keselamatan (safety helm)

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 30
2) Alat pelindung mata (eye google)
Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang,
percikan, bahan kimia, dan cahaya yang menyilaukan. Digunakan
pada saat :
1. Berada di daerah berdebu.
2. Menggerinda, memahat, mengebor,dan membubut.
3. Terdapat bahan material atau bahan kimia yang berbahaya,
seperti asam dan alkali.
4. Pengelasan.

Gambar 2.12 Safety Googles

3) Alat pelindung muka


Untuk melindungi muka (dari dahi hingga leher). Menurut
jenisnya, antara lain :
1. Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang
berbahaya (warna kuning).Digunakan pada saat menangani
bahan asam atau alkali.
2. Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu).
Digunakan di tempat kerja dimana pancaran panasnya
dapat membahayakan pekerja.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 31
3. Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan
infra merah.

Gambar 2.13 Safety Mask


4) Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan bila alat ini tidak
digunakan, dapat menuunkan daya pendengaran dan menyebabkan
ketulian yang permanen. Macammacam alat pelindung telinga,
antara lain :
1. Ear plug
Digunakan didaerah bising dengan tingkat kebisingan
sampai dengan 95 dB.
2. Ear muff
Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih
dari 95 dB.

Gambar 2.14 Ear Plug and Ear Muff


Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 32
5) Alat pelindung pernafasan.
Untuk melindungi mulut dan hidung dari berbagai macam
gangguan yang dapat membahayakan tenaga kerja, antara lain :
1. Masker kain
2. Masker filter untuk debu
3. Masker filter untuk debu dan gas
4. Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)
5. Masker gas dengan udara bertekanan tabung

Gambar 2.15 Masker

6) Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya fisik, kimia,
listrik.
1. Sarung tangan kulit
2. Sarung tangan asbes
3. Sarung tangan katun
4. Sarung tangan karet
5. Sarung tangan listrik

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 33
Gambar 2.16 Sarung tangan

7) Sepatu pengaman (safety shoes)


Digunakan untuk melindungi kaki dari gangguan yang
membahayakan para pekerja di tempat kerja. macam dari sepatu
pengaman antara lain :
1. Sepatu keselamatan
2. Sepatu karet
3. Sepatu listrik

Gambar 2.17 Sepatu pengaman (safety shoes)

8) Baju pelindung
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari
gangguan saat bekerja.Macam-macam baju pelindung, antara lain :

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 34
1. Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali
(warna kuning). Digunakan untuk melindungi seluruh
bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia yang
berbahaya.
2. Baju pelindung yang tahan terhadap percikan pasir.
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari
percikan pasir saat membersihkan logam dengan semprotan
pasir.

Gambar 2.18 Baju pelindung

2.8.4 Rambu-Rambu K3 pada di PT. BARATA INDONESIA (Persero)


Terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak kita inginkan. Menurut
Suma’mur (2000: 20), Tanda-tanda keselamatan dan kesehatan kerja adalah
merupakan tanda-tanda yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna
mengingatkan atau mengidentifikasi pada semua pelaksana kegiatan disekeliling
tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang terkait dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.1
Sehingga tanda-tanda bahaya merupakan hal yang penting yang harus dimiliki
oleh setiap perusahaan yang bergerak dibidang apapun untuk meminimalisasi angka
terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja.

1
Suma’mur. 2000. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Penerbit
Gunung Agung.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 35
Tanda-tanda K3 pada umumnya terdiri dari beberapa simbol atau kode yang
menyatakan kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja yang ada dilokasi
tersebut. Guna mempertegas suatu tanda atau tanda, dalam pelaksanaannya dibedakan
dalam bentuk warna-warna dasar yang sangat menyolok dan mudah dikenali. Warna
yang dipasang pada setiap tanda berupa warna:
Warna Merah : tanda Larangan (Pemadam Api)
Warna kuning : tanda Peringatan atau Waspada
Warna Hijau : tanda zona aman atau pertolongan
Warna Biru : tanda wajib ditaati atau prasyarat
Warna Putih : tanda informasi umum
Warna oranye : tanda beracun2
Warna-warna tersebut diatas merupakan warna dasar sebagai latarbelakang
(background), sedangkan gambar atau logo/simbol diatas warna dasar tersebut
merupakan warna kontras. Menurut standar yang berlaku secara internasional berupa
warna putih atau hitam.3
2.9 Sistem Utilitas

Sistem utilitas di PT. BARATA INDONESIA (Persero) adalah penyediaan energi


serta pemeliharaan bangunan. Energi yang di sediakan adalah listrik, air dan angin. Semua
diatur oleh sub Dep Har Utilitas, sistemnya adalah dengan pemeliharaan sistem perpipaan
dan kelistrikan dan juga penyediaan sarana penunjang proses produksi seperti air, listrik dan
angin dengan maksimal agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
gangguan atau kerusakan.

2.10 Tata Letak Pabrik

PT. BARATA INDONESIA (Persero) terletak di Jl. Veteran No,241 Gersik 61123.
Penentuan letak pabrik yang berada di kota gersik pada Jl.Veteran Berdasarkan atas beberapa
pertimbangan . pertimbangan ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan dalam
mensetabilkan kualitas produk yang di hasilkan. Untuk kepentingan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dengan PT. BARATA INDONESIA (Persero). Karena perusahaan berda
pada tengah-tengah suatu komunitas yang memiliki kedinamisan.

2
Ibid
3
Ibid
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 36
Pertimbangan di bawah ini merupakan dasar dari penentuan letak dari perusahaan di kota
Gersik :

Ditinjau dariletak kota gersik lokasi perusahaan berdiri. Sehingga perusahaan dapat memiliki
orderan dari perusahan lain dengan banyak karena banyaknya perusahaan besar dikotagersik
yang memesan pada PT. BARATA INDONESIA (Persero).

Terdapat fasilitas pembangkit tenaga listrik dari PLN, dimana dengan kemudahan tersebut
akan dapat menunjang proses produksi dalam menjalankan mesin-mesin dan fasilitas-fasilitas
yang lain, selain itu juga tersedia potensi air yang cukup memadahi.

Iklim kota gersik yang cukup mendukung untuk penentuan lokasi perusahaan. Dalam arti
panas matahari atau variasi iklim yang tidak berpengaruh terhadap proses manufakturing
pada perusahaan.

Keadaan tanah di Kota Gersik cukup baik bagi bangunan dan untuk meletakkan atau
menahan mesin-mesin berat milik perusahaan. Selain itu, keadaan tanah yang cukup tinggi,
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya banjir.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 37
BAB III
KEGIATAN

3.1 Kegiatan Umum

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 02 maret – 29 April 2016.
Selama jangka waktu tersebut kami ditempatkan di plant 4. Penempatan tersebut dilihat dari
jurusan dan konsentrasi yang diambil dalam perkuliahan dikarenakan plant 4 merupakan
bidang dimana semuanya berkaitan dengan proses produksi yang sesuai dengan konsentrasi
kami. Jenis- jenis kegiatan yang ada plant 4 sebagai berikut :

1) Proses pembuatan poros, reshelling poros.


Pembuatan poros dan reshelling poros ini merupakan kegiatan yang rutin
dikerjakan. Poros yang dikerjakan memiliki panjang minimal yaitu 7000 mm dengan
maksimal diameter 1500 mm. Pada pengerjaan pembuatan poros baru biasanya selesai
dalam 4-5 hari dengan sistem 2 shift sedangkan proses reshelling poros selesai dalam
waktu 2 hari 1 kali shift. Untuk Material poros diimpor dari luar negeri. Proses ini
dilakukan pada mesin bubut universal.

2) Proses pembuatan mantel/ selubung gilingan tebu.


Proses pembuatan mantel/selubung ini memerlukan waktu sedikit lebih lama
daripada pembuatan poros dengan kisaran 7-8 hari sistem 2 shift, dikarenakan bahan
yang dikerjakan untuk proses pembuatan mantel terbuat dari baja tuang/cor sehingga
putaran yang digunakan sedikit lambat dan dipengaruhi dengan diameter benda kerja
rata-rata memiliki diameter 900 mm. Proses ini dilakukan pada mesin bubut universal.

3) Proses pembubutan bagian dalam selubung (Borring)


Proses ini dilakukan untuk menyamakan ukuran antara ukuran poros dan ukuran
bagian dalam selubung/ mantel dengan toleransi maksimal 0 minimal 0.005 mm hal
ini bertujuan agar pada saat proses menyatukan antara poros dan selubung (crimp)
tidak longgar dan tidak sesak. Proses ini dilakukan pada mesin bubut universal.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 38
4) Proses pembuatan couple dan spline pada poros.
Proses ini dilakukan untuk memasangkan antara poros dengan penggerak
gillingan pada penggerak. Proses ini dilakukan pada mesin planner.

5) Proses pembuatan lubang pada selubung/mantel.


Proses ini dilakukan untuk mempermudah cairan tebu yang masuk kedalam
selubung/mantel (Drainase).

6) Crimp
Crimp merupakan proses dimana menyatukan antara poros dan selubung pada
suatu tungku. Cara kerja proses ini ialah dengan memanaskan selubung/mantel sampai
suhu 350º-400ºC kemudian poros dimasukan dan didingikan hingga selubung
menyatu dengan poros (menyusut).

7) Proses machining top cape, mill check, dan side cape.


Proses ini dilakukan pada mesin cnc skoda maupun cnc thosiba shibaura. Mill
check merupakan komponen utama pada peralatan penggilingan tebu, sebagai
dudukan poros dan selubung. Pada 1(satu) set gilingan terdapat 2 mill check, 3 poros
dan selubung, 4 side cape dan 2 top cape. Side cape merupakan komponen pendukung
mill check penutup samping untuk poros dan selubung. Top cape merupakan
komponen pendukung mill check pada bagian atas dan sebagai penekan poros.

8) Proses Asembly mill check bersama komponen komponen yang lainya.


Proses asembly ini dilakukan sebelum pengiriman barang ke tempat customers.
Proses asemmbly juga dapat dilakukan di tempat customers. Satu komponen dicek
langsung dilapang / uji coba secara langsung.

9) Proses pembuatan Gear


Proses pembuatan gear ini merupakan komponen pendukung untuk poros
sebagai penyambung antara poros 1 dan poros yang lainya.proses ini dilakukan pada
mesin ravamet (vertical milling and boring machine).

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 39
10) Proses pengelasan dan PWHT (post weld heat treatment).
Proses pengelasan pada plant 4 ini dilakukan untuk menutup lubang pada
komponen-komponen yang memiliki keropos, dan mesin PWHT dilakukan untuk
menghilangkan sisa-sisa tegangan pada bekas las-las an dengan cara memanaskan
pada suhu tertentu.

3.2 Kegiatan Khusus

3.2.1 Proses Machining Top Cap Body

Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang proses machining dari saat awal
mempersiapkan mesin, benda kerja, alat yang digunakan, proses pengerjaan pada
mesin CNC Shibaura sampai dengan pemeriksaan mutu dari komponen penahan pada
set gilingan tebu yaitu Top Cap Body. Top cap Body berfungsi sebagai tempat piston
yang diletakkan dibagian atas set gilingan tebu yang berguna untuk menahan getaran
pada roll gilingan tebu agar tidak berubah posisi.

1. Spesifikasi mesin:

1) Mesin yang digunakan adalah SHIBAURA TOSHIBA MACHINE CNC


Horizontal Milling dan Boring.
2) Sistem operasi Mesin menggunakan FANUC
3) Penggeseran maksimal mesin:
Sumbu X = 3000 mm
Sumbu Y = 2000 mm
Sumbu V = 1600 mm
Sumbu Z = 1000 mm

2. Langkah kerja:

1.01 Periksa gambar dan benda kerja

1.02 Setting mesin

1.03 Setting Benda kerja

1.04 Pasang benda kerja pada ragum

1.05 facing pada sisa-sisa pengecoran atau tanjek pada sisi benda kerja

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 40
2.03 Penentuan Cutting Point, untuk mendapatkan titik tengah

2.05 Lakukan pemakanan sesuai dengan program

3.01 Cek benda kerja sesuai dengan gambar

3. Alat yang digunakan:

1) Meteran.
2) Jangka sorong.
3) 1 set kunci L.
4) 1 set kunci pas.
5) Kuas dan sapu untuk membersihkan gram.
6) Cutter diameter 180 mm.
7) Cutter diameter 360 mm.
8) Cutter diameter 80 mm.
9) Cutter diameter 63 mm.
10) Cutter diameter 40 mm.
11) Cutter radius.
12) Dial indikator.
13) Angle mill dan Angle ellbow.
14) Insert TPKN.
15) Selongsong spindle.

4. Alat yang di gunakan untuk pengekleman

1) 1 set kunci pas


2) Adjust katak
3) Adjust penyangga
4) Balok V
5) Balok X
6) Baut
7) Mur

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 41
5. Program CNC

1. Proses Pemakanan benda kerja pada sisi samping bagian atas. Proses
pemakanan ini dibantu dengan menggunakan komponen mesin yaitu angle
mill yang berfungsi untuk merubah arah pemakanan yang semula horizontal
menjadi vertikal.
1) Program utama:
M4 S100
G00 G18 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y-272,55
M98 P1 L5
M30
2) Sub Program 0001
G01 G91 Y-4
G01 V-30 F100
G01 G90 V-660 F150
M29
G01 G90 X-145
M28
G01 G90 V0
M29
G00 G90 X0
M99

2. Pembuatan lubang piston


a) Proses kerja:
1) Setting atau penentuan titik tengah benda dengan acuan
sisi kanan dan kiri lubang piston menggunakan bantuan
dial dan penitik, serta meteran, dan palu.
2) Setting titik nol benda pada pusat benda dengan bantuan
dial indikator. Dengan cara mendial lubang piston secara
memutar sampai didapat nilai pada dial mendekati 0 pada
tiap sisi lubang.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 42
3) Semua proses pengerjaan dalam pembuatan lubang piston
masih menggunakan bantuan anglemill.
b) Program tahap 1
1) Program Utama:
M3 S100
G00 G18 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y0
M98 P2 L10
M30

2) Sub Program 0002


G01 G91 Y-5
G01 G90 V-30 F100
G01 G90 V-124 F150
G02 X0 V-124I0 K124
G01 V-90 F600
M99
c) Program tahap 2
1) Program Utama:
M3 S100
G00 G18 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y0
M98 P3 L13
M30
2) Sub Program 0003
G01 G91 Y-5
G01 G90 V-110 F150
G02 X0 V-110 I0 K110
G01 V-90 F600
M99
d) Untuk pembentukan sisi yang beradius 15 mm, cutter di ganti
dengan cutter khusus pemotongan radius.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 43
3. Pemakanan sisi samping sempitan bawah
a) Program
1) Program utama
M4 S100
G00 G18 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y-272,55
M98 P4 L5
M30
2) Sub Program 0004
G01 G91 Y-4
G01 V-30 F100
G01 G90 V-660 F150
M29
G01 G90 X30
M28
G01 G90 V0
M29
G0 G90 X0
M99
4. Pemakanan sisi samping bagian atas tanpa menggunakan anglemill,
yaitu dengan merubah posisi benda kerja dengan menegak luruskan posisi
permukaan yang akan dikerjakan dengan cutter. Setting titik nol benda kerja.
1) Program utama
M29
M3 S100
G0 G17 G90 G54 X0 Y120 F100
G0 V0 Z-0,2
G0 G90 Y0
M98 P5 L5
M30
2) Sub Program 0005
G00 G90 X0 Y0 S100
G01 G90 X-30 F100
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 44
G01 G90 X-780 F150
G00 G91 Z3 F100
G00 G90 X0 Y0 F200
G00 G90 Y-80 F100
G00 G91 Z-3 F100
G01 G91 Z-5 F100
G01 G91 X-30 F100
G01 G91 X-780 F150
G00 G91 Z3 F100
M99

5. Pembentukan Spei pada sisi atas bagian samping Top Cap Body.
Pada proses pembentukan spei setting titik nol benda kerja pada pojok
kanan atas penampang kerja dengan cara menyentuhkan cutter pada sumbu
x,y,z pada permukaan benda kerja, kemudian mengenolkannya. Karena lebar
spei yang diinginkan sebesar 90 mm, maka cutter yang digunakan adalah
diameter 80 mm, untuk sisa pengerjaan 10 mm nanti akan dilakukan dengan
mengganti cutter dengan cutter diameter 40 dan titik nol pada sumbu y di ubah
pada titik tengah spei.
1) Program utama
M4 S100
G00 G17 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y155,55
M98 P6 L10
M30
2) Sub Program 0006
G00 G90 X0 S100
G00 G91 Z-5 S100
G01 G90 X-30 F100
G01 G90 X-780 F150
G00 G91 Z50 F150
G00 G90 X0 F200
G00 G91 Z-50
Jurusan Teknik Mesin – Produksi
Politeknik Negeri Malang 45
M99

Sisa pemakanan sebesar 10 mm dilakukan dengan


menggunakan cutter diameter 40 mm dan titik Y0 diubah
berada pada titik tengah spei.

1) Program utama
M4 S100
G00 G17 G90 G55 X0 V0 S100
G00 G90 Y-24,9 Z30
M98 P7 L10
M30

2) Sub Program 0007


G01 G91 Z-5 F200
G01 X-30
G01 G90 X-650 F300
G01 Y24,9 F1000
G01 X0 F300
G01 Y-24,9 F1000
M99

3.2.2 Kendala dalam Proses Machining Top Cap Body

Pada proses pemesinan yang dilakukan di plant 4, terdapat beberapa kendala


yang dihadapi. Dimana kendala-kendala tersebut dapat menghambat efektifitas proses
produksi pada plant 4. Adapun beberapa kendala yang dihadapi khususnya pada
proses pemesinan yang dilakukan pada mesin CNC Shibaura, yaitu sebagai berikut:

1) Perlengkapan pendukung proses pemesinan semisal cutter, dial


indicator, meteran, dan lain sebagainya, yang seharusnya setiap mesin harus
memiliki alat tersebut sendiri-sendiri, namun kenyataannya para operator
selalu saling pinjam meminjam antar operator lain sehingga proses produksi
menjadi sedikit terhambat.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 46
2) Pada mesin CNC Shibaura sering didapati alarm mesin menyala. Hal
ini dikarenakan mesin sudah tidak dapat menahan getaran yang besar akibat
proses pemakanan benda kerja.

3) Klem meja kerja pada mesin CNC Shibaura tidak mampu menahan
beban benda kerja yang terlalu besar. Akibatnya apabila beban benda kerja
terlalu berat dan pemakanan benda kerja yang terlalu basar mengakibatkan
posisi meja kerja akan berputar.Karena klem meja kerja pada mesin ini
menggunakan klem hidrolik.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 47
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian kegiatan Praktek kerja lapangan (PKL) yang kami
laksanakan mulai 02 Maret 2016 sampai dengan 29 April 2016 di PT BARATA
INDONESIA (Persero) , kami mengambil kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1 Proses dan Kendala pada Pemesinan TOP CAP BODY
1. Proses finishing TOP CAP BODY di PT.BARATA INDONESIA (Persero)
melalui beberapa tahap proses, yaitu :
1. Proses Pemakanan benda kerja pada sisi samping bagian atas yang
dibantu dengan menggunakan angle mill.
2. Proses pembuatan lubang piston.
3. Pemakanan sisi samping sempitan bawah.
4. Pemakanan sisi samping bagian atas tanpa menggunakan angle mill.
5. Pembentukan Spei pada sisi atas bagian samping Top Cap Body.

2. Masalah atau kesulitan yang terjadi dalam proses TOP CAP BODY di
PT.BARATA INDONESIA (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Beberapa perlengkapan mesin dipakai secara bersama, sehingga
proses pemesinan sering kali terganggu dan membuat proses
finishing sering kali terlambat.
2. Mesin yang tidak mampu menahan beban yang terlalu besar, sering
kali membuat proses penyelesaian profil terhenti. Hal ini
diakibatkan oleh alarm mesin yang sering kali menyala.
3. Klemping meja yang tidak dapat menahan getaran akibat
pemakanan ada profil benda kerja, mengakibatkan meja sering kali
berputar melebihi toleransi yang diijinkan.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 48
4.1.2 Sistem Manajemen Perusahaan
1. Sistem Pemeliharaan (Maintenance)
Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan, perawatan atau perbaikan
yang dilakukan secara terjadwal dengan tujuan untuk menjaga atau
mempertahankan suatu fasilitas agar tetap berfungsi sebagaimana yang
diharapkan.
2. Sistem Kendali Mutu
Sistem Kendali Mutu adalah suatu proses yang pada intinya adalah
menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang
terlibat dalam kegiatan produksi, untuk mencapai target dan sasaran
produksi.
3. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perusahaan dalam penerapan K3 bertujuan:
1) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja (Zero Accident) dilingkungan
perusahaan.
2) Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja (PAK).
3) Terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

4.2 Kesan
Kesan Kesan yang kami dapatkan selama pelaksanaan Praktek kerja lapangan (PKL) di
PT BARATA INDONESIA(Persero) antara lain :
1. Kami merasakan suasana kerja yang akrab dan bekerjasama yang baik antar
karyawan.
2. Kami terkesan dengan kejujuran, ketelitian dan kedisiplinan pegawai dalam
melaksanakan tugas.
3. Fasilitas yang tersedia sangat mendukung kelancaran dalam bekerja.
4. Karyawan PT. BARATA INDONESIA (Persero) sangat ramah dan sopan.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 49
4.3 Saran
4.3.1 Saran untuk Mahasiswa
1. Selalu tingkatkan keahlian dengan mencoba melakukan hal-hal baru yang
ditemui di tempat praktek kerja lapangan (PKL).
2. Selalu menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap proses kegiatan yang
dilakukan pada masa praktek kerja lapang (PKL).
3. Jangan malu untuk bertanya kepada para pembimbing lapangan tentang
proses pemesinan yang ada di dalam pabrik.
4. Selalu meningkatkan sikap disiplin dan selalu menjaga hubungan dengan
para karyawan yang ada pada tempat praktek kerja lapangan (PKL).
4.3.2 Saran untuk PT. BARATA INDONESIA (Persero) :
1. Tingkatkan pelayanan yang memuaskan bagi costumer.
2. Hubungan kerjasama antar karyawan harus dijaga dan dipertahankan serta
ditingkatkan.
3. Tingkatkan terus kedisiplinan serta kerjasama antar pegawai
4.3.3 Saran untuk Politeknik Negeri Malang
1. Tingkatkan bakat dan keahlian yang ada dengan menambah fasilitas –
fasilitas penunjang praktek mahasiswa.
2. Berusaha agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi segala persoalan
atau masalah.
3. Jadikan Prakerin sebagai ajang penerapan ilmu yang telah diperoleh di
sekolah.
4. Meningkatkan daya pikir dan mental siswa, pihak sekolah harus senantiasa
memberikan dorongan dalam melaksanakan Prakerin.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 50
DAFTAR REFERENSI
http://www.barata.co.id/id/profil -perusahaan.php diakses tanggal 2 mei 2016
jam 12:30.

Rochim, taufiq. 1993. Klasifikasi dan elemen dasar proses pemesinan.Bandung : Instititut
Teknologi Bandung.

Suma’mur. 2000. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.


Jakarta: Penerbit Gunung Agung.

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 51
LAMPIRAN

Jurusan Teknik Mesin – Produksi


Politeknik Negeri Malang 52

Anda mungkin juga menyukai