PENDAHULUAN
1
1.2. Perumusan Masalah
Pokok pembahasan dalam kerja praktek ini adalah melihat lebih jauh proses
produksi yang terjadi diindustri pesawat terbang PT. Dirgantara Indonesia dengan
permasalahannya dan juga membandingkan data lapangan dengan tinjauan
Termodinamika.
2
10. Melatih diri dalam beradaptasi untuk terjun langsung di dunia kerja secara
nyata.
1.5. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai tempat untuk mengetahui lebih jauh proses produksi disuatu
perusahaan dan Industri.
b. Sebagai sarana pembelajaran dalam menyelesaikan suatu masalah yang
terjadi pada proses produksi.
c. Sebagai bekal dalam menghadapi tantangan dalam dunia kerja serta
menambah Ilmu Pengetahuan yang tidak diperoleh dibangku kuliah.
d. Sebagai salah satu cara menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari
perkuliahan.
2. Bagi Perusahaan
a. Untuk menjalin kerjasama yang baik antara Dunia Industri dengan Dunia
Pendidikan dalam rangka ikut serta dalam mencerdaskan bangsa
khususnya generasi muda.
b. Sebagai salah satu cara menjalin hubungan yang baik dengan dunia
pendidikan khususnya perguruan tinggi untuk mendapatkan sumber
tenaga kerja baik dan berkualitas.
c. Diharapkan adanya saran atau masukan ke perusahaan khususnya untuk
peningkatan produksi maupun mutu produksi.
d. Diharapkan dapat meyebarkan informasi yang baik dan akurat kepada
masyarakat khususnya perguruan tinggi tentang Industri pesawat terbang
satu-satunya yang ada di Indonesia dan merupakan tempat pengembangan
3
Teknologi tinggi dibidang kedirgantaraan, agar tetap bisa bertahan dan
berjaya dimasa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
4
1.4. Ruang Lingkup Penulisan
1.5. Manfaat
1.6. Metode Penelitian
1.7. Waktu dan Tempat
1.8. Sistematika Penulisan
5
4.8 Komponen Fuel System
4.9 Tinjauan Termodinamika pada Pesawat CN 235
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian manajemen
Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno
ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara
terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya:
Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) mengartikan manajemen sebagai seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stoner yang dikutip
oleh Wijayanti (2008: 1) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Gulick dalam Wijayanti
(2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan
(science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat
sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Schein (2008: 2) memberi definisi
manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi
yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para
profesional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para
profesional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi
kerja tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.
Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Hal tersebut
meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara
bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya
dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan. Dari beberapa
definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan
usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai
7
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling). Manajemen merupakan sebuah kegiatan;
pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.
Manajemen dibutuhkan setidaknya untuk mencapai tujuan, menjaga
keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajemen terdiri dari berbagai unsur, yakni
man, money, method, machine, market, material dan information.
1) Man : Sumber daya manusia
2) Money : Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
3) Method : Cara atau sistem untuk mencapai tujuan
4) Machine : Mesin atau alat untuk berproduksi
5) Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan
6) Market : Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi
7) Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan.
b. Fungsi-fungsi manajerial
Menurut Terry (2010: 9), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat
bagian, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan), dan controlling (pengawasan) :
1) Planning (Perencanaan)
a) Pengertian Planning
Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning
mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan
alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan
visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan
tindakan untuk masa mendatang.
b) Proses Perencanaan
Proses perencanaan berisi langkah-langkah:
(1) Menentukan tujuan perencanaan
(2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
(3) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang
8
(4) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
(5) Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
c) Elemen Perencanaan
Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan
rencana (plan).
(1) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
(2) Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai
tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan
tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan,
jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaanya.
d) Unsur-unsur Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang
tercakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu:
(1) tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala sesuatu
yang akan dilakukan
(2) apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-
faktor penyebab dalam melakukan tindakan
(3) tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi
(4) kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksanaan
tindakan
(5) siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan pelaku yang
akan melakukan tindakan; dan
(6) bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu menentukan metode
pelaksanaan tindakan.
e) Klasifikasi perencanaan
Rencana-rencana dapat diklasifikasikan menjadi:
(1) rencana pengembangan. Rencana-rencana tersebut menunjukkan arah (secara
grafis) tujuan dari lembaga atau perusahaan
9
(2) rencana laba. Jenis rencana ini biasanya difokuskan kepada laba per produk
atau sekelompok produk yang diarahkan oleh manajer. Maka seluruh rencana
berusaha menekan pengeluaran supaya dapat mencapai laba secara maksimal
(3) rencana pemakai. Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan sekitar cara
memasarkan suatu produk tertentu atau memasuki pasaran dengan cara yang
lebih baik; dan
(4) rencana anggota-anggota manajemen. Rencana yang dirumuskan untuk
menarik, mengembangkan, dan mempertahankan anggota-anggota
manajemen menjadi lebih unggul.
f) Tipe-tipe Perencanaan
Tipe-tipe perencanaan terinci sebagai berikut:
(1) perencanaan jangka panjang (Short Range Plans), jangka waktu 5 tahun atau
lebih
(2) perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka waktu 1 s/d 2 tahun
(3) perencanaan strategi, yaitu kebutuhan jangka panjang dan menentukan
komprehensif yang telah diarahkan
(4) perencanaan operasional, kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi
tersebut
(5) perencanaan tetap, digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang kali (terus-
menerus);dan
(6) perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik.
g) Dasar-dasar Perencanaan
Dasar-dasar perencanaan yang baik meliputi:
(1) forecasting, proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang
(2) penggunaan skenario, meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa
yang akan datang atau peristiwa yang mungkin terjadi
(3) benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik
suatu arus kinerja dan menentukan kemungkinan tindakan yang dilakukan
untuk masa yang akan datang
10
(4) partisipan dan keterlibatan, perencanaan semua orang yang mungkin akan
mempengaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan membantu
mengimplementasikan perencanaan-perencanaan tersebut
(5) penggunaan staf perencana, bertanggung jawab dalam mengarahkan dan
mengkoordinasi sistem perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan atau
untuk salah satu komponen perencanaan yang utama.
h) Tujuan Perencanaan
(1) untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-
manajerial
2) untuk mengurangi ketidakpastian
3) untuk meminimalisasi pemborosan
4) untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi
selanjutnya.
i) Sifat Rencana yang Baik
Rencana dikatakan baik jika memiliki sifat sifat-sifat sebagai berikut:
(1) pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas
(2) fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya
(3) stabilitas, setiap rencana tidak setiap kali mengalami perubahan, sehingga
harus dijaga stabilitasnya
(4) ada dalam pertimbangan
(5) meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, meliputi fungsi-fungsi yang ada
dalam organisasi.
11
b) Ciri-ciri Organisasi
Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:
(1) mempunyai tujuan dan sasaran
(2) mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
(3) adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan
(4) mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.
c) Komponen-komponen Organisasi
Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata
“WERE” (Work, Employees, Relationship dan Environment).
(1) Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal dari sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan.
(2) Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang ditugaskan untuk
melaksanakan bagian tertentu dari seluruh pekerjaan.
(3) Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam organisasi.
Hubungan antara pegawai dengan pekerjaannya interaksi antara satu pegawai
dengan pegawai lainnya dan unit kerja lainnya dan unit kerja pegawai dengan
unit kerja lainnya merupakan hal-hal yang peka.
(4) Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang mencakup sarana
fisik dan sasaran umum di dalam lingkungan dimana para pegawai
melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, alat tulis kantor, dan sikap
mental yang merupakan faktor-faktor yang membentuk lingkungan.
d) Tujuan organisasi
Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi
yang tidak terdapat sekarang, tetapi dimaksudkan untuk dicapai pada waktu yang
akan dating melalui kegiatan-kegiatan organisasi.
e) Prinsip-prinsip organisasi mengemukakan pendapat bahwa prinsip-
prinsip organisasi meliputi :
(1) prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
(2) prinsip skala hirarki
(3) prinsip kesatuan perintah
(4) prinsip pendelegasian wewenang
(5) prinsip pertanggungjawaban
12
(6) prinsip pembagian pekerjaan
(7) prinsip rentang pengendalian
(8) prinsip fungsional
(9) prinsip pemisahan
(10) prinsip keseimbangan
(11) prinsip fleksibilitas
(12) prinsip kepemimpinan.
f) Manfaat pengorganisasian
Pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut:
(1) dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain
(2) setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab
(3) setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan
tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur
organisasi
(4) dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas,
sehingga setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk
berkembang
(5) akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota organisasi, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan dengan mudah.
3) Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan bersama.
4) Controlling (Pengawasan)
a) Pengertian Controlling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan
alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
b) Tahap-tahap Pengawasan
Tahap-tahap pengawasan terdiri atas:
13
(1) penentuan standar
(2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
(3) pengukuran pelaksanaan kegiatan
(4) pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
(5) pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
c) Tipe-tipe Pengawasan
(1) Feedforward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan
penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi sebelum suatu
kegiatan tertentu diselesaikan
(2) Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari suatu
prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan atau untuk
menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
(3) Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan.
14
Fuel system di bagi menjadi dua bagian :
- Airframe Fuel System
- Engine Fuel System
Airframe Fuel System berfungsi untuk menyimpan, menyatukan fuel
secara bebas tanpa gangguan pada jumlah takaran, suhu ke setiap engine selama
bekerja di ground dan selama terbang. Yang di maksud penyimpanan adalah
penyimpanan di dalam tanki fuel di mana penempatan fuel sesuai dengan titik
center of grafity dan tidak menggangu kestabilan pesawat. Yang di maksud
penyediaan adalah penyimpanan yang tersedia di dalam fuel cell tidak terkena
kontaminasi dari luar maupun dari dalam. Yang di maksud menyatukan secara
bebas yaitu untuk aliran fuel bebas mengalir dan saling mensuplai dari saling
bersebelahan dan berhubungan. Tanpa gangguan pada jumlah yang di maksud
adalah jumlah banyak atau sedikit dapat mengalir atau mensuplai dengan baik
karena di dukung adanya sistem ventilasi .
Yang di maksud Engine Fuel System adalah aliran fuel ke engine sesuai
kebutuhan atau sesuai pengaturan fuel. Untuk mensuplai fuel ke engine berjalan
dengan normal dan baik di dukung dari beberapa komponen sesuai fungsi masing-
masing. Sistem pengaturan bahan bakar atau maupun penyaluran bahan bakar di
kontrol secara otomatis.
SFC
3600.M b
(... 1)
BHP.t
15
b. Thrust Specific Fuel Consumption
Dorongan specific fuel consumption (TSFC) atau terkadang cukup specific
fuel consumption. SFC, adalah istilah teknik yang digunakan untuk
mendeskripsikan efisiensi bahan bakar dari desain mesin dengan memperhatikan
dorongan keluar. Itu memungkinkan efisiensi dari mesin berukuran beda untuk
langsung dibandingkan. TSFC mungkin juga dapat dianggap sebagai konsumsi
bahan bakar (gram / detik) per unit dorong (kilonewtons, atau kN). Dengan
demikian dorongan spesifik, yang berarti bahwa konsumsi bahan bakar itu dibagi
dengan dorongan.
Misalnya, Concorde melaju dengan kecepatan Mach 2,05 dengan mesin
yang memberi SFC dari £ 1,195 (lbf • h) / (lihat di bawah), ini setara dengan SFC
0,51 lb (lbf • h) / untuk pesawat terbang dengan kecepatan Mach 0,85 , yang akan
lebih baik daripada mesin bahkan modern, itu mesin jet yang paling efisien di
dunia. Namun, pada akhirnya Concorde memiliki badan pesawat-jatuh tempo
kurang aerodinamis efisien dan lebih berat untuk menjadi supersonik lift untuk
menyeret rasio jauh lebih rendah.. Secara umum bahan bakar total pesawat
lengkap adalah penting jauh lebih kepada pelanggan.
TSFC
f
(…2)
Fs
TSFC
m f
(…3)
F
Keterangan :
m f = fuel mass flow rate
Fs = specific thrust ( F m a )
F = net thrust
16
Tabel 1.1 Satuan Specific Fuel Consumption
Specific fuel consumption (SFC), specific impulse, and effective exhaust velocity
numbers for various rocket and jet engines.
Specific Effective
SFC in SFC in
Engine type Scenario impulse exhaust
lb/(lbf·h) g/(kN·s)
(s) velocity (m/s)
NK-33 rocket
Vacuum 10.9 309 331 3,240
engine
Space
SSME rocket
shuttle 7.95 225 453 4,423
engine
vacuum
Ramjet Mach 1 4.5 127 800 7,877
SR-71 at
J-58 turbojet Mach 3.2 1.9 53.8 1,900 18,587
(Wet)
Rolls- Concorde
Royce/Snecma Mach 2 1.195 33.8 3,012 29,553
Olympus 593 cruise (Dry)
CF6-80C2B1F Boeing 747-
0.605 17.1 5,950 58,400
turbofan 400 cruise
General Electric
Sea level 0.307 8.696 11,700 115,000
CF6 turbofan
17
c. Break Spesific Fuel Consumption
Konsumsi bahan bakar spesifik pengereman adalah campuran dari
efisiensi bahan bakar dalam poros mesin repciprocating. Ini rata-rata dari
konsumsi bahan bakar terbagi oleh tenaga yang dihasilkan. Ini mungkin juga ide
dari tenaga konsumsi bahan bakar spesifik, untuk alasan ini. BSFC
memungkinkan efisiensi bahan bakar dari mesin reciprokasi menjadi langsung
terbandingkan.
Perhitungan rata - rata BSFC :
BSFC
r
(…4)
P
keterangan :
r = konsumsi bahan bakar rata – rata dalam gram per sekon(g/s)
P = tenaga yang dihasilkan dalam watt, dimana P =
= torsi mesin dalam Newton meter (Nm)
= kecepatan mesin dalam radian per sekon (rad/s)
Satuan hasil dari BSFC adalah gram per joule (g/J). Umumnya BSFC
dijelaskan dalam satuan gram per kilowatt-jam. Faktor konversi meliputi:
BSFC [g/(kW·h)] = BSFC [g/J]×(3.6×106)
Konversi antara metris dan imperial:
BSFC [g/(kW·h)] = BSFC [lb/(hp·h)]×608.277
BSFC [lb/(hp·h)] = BSFC [g/(kW·h)]×0.001644
18
Vinlet : kecepatan masuk udara
m : laju aliran masa udara pada engine
W p FVaircraft m
(Vexit Vinlet )Vaircraft (Kw) (…6)
Dengan demikian kita dapat menentukan efisiensi dari mesin, kita harus
menggunakan defenisi umum efisiensi, yang merupakan rasio dari output yang
diinginkan untuk masukan yang diperlukan. Output yang diinginkan dalam mesin
turboprop adalah untuk mendorong pesawat W p , dan input yang dibutuhkan
adalah nilai kalor bahan bakar Q in . Jadi untuk mencari efisiensi propulsi dapat
dirumuskan :
P
WP
(…7)
Q in
h2 h1
V22 V12
(…8)
2 2
0 c p (T2 T1 )
V12
2
T2 T1
V12
2c p
h3 h2 h4 h5
c p (T3 T2 ) c p (T4 T5 )
19
Rumus temperatur udara keluar nozzle :
P
( k 1) / k
T6 T5 6
P5
(…10)
h6 h5 5 dimana V5 0
V62 V2
2 2
0 c p (T6 T5 )
V62
2
V6 2c p T5 T6
jadi ;
P
W P
(…11)
Qin
20
BAB III
21
April 1957, dengan keputusan dari para staff Angkatan Udara No. 68, seksi
percobaan ditingkatkan ke dalam organisasi yang lebih besar diberi nama sub
depot penyelidikan, percobaan dan pembuatan.
Di tahun berikutnya 1958, prototype dari latihan dasar ”Belalang 89”
dengan sukses dierbangkan. Pesawat dengan nomor seri berikutnya diproduksi 5
unit dan diberi nama ”Belalang 90”, pesawat itu digunakan untuk pelatihan
kandidat pilot utama Akademi Angkatan Udara dari pusat penerbangan angkatan
darat (Akademi of air force and center of army aviation), di tahun yang sama,
pesawat terbang sport ”Kunang 25” telah diterbangkan. Philosopi dari pesawat ini
adalah untuk memotifasi generasi muda Indonesia yang tertarik dengan area
pembuatan pesawat terbang.
a. Usaha Penetapan Industri Pesawat Terbang
Sejalan dengan perolehan prestasi yang telah didapat, dan dalam rangka
memungkinkan perkembangan industri pesawat terbang lebih cepat, berdasarkan
keputusan Kepala Staff Angkatan Udara Indonesia No.488, bulan agustus 1960,
maka lembaga ilmu persiapan industri penerbangan ( LAPIP ) atau Badan Untuk
Persiapan Ilmu Penerbangan Industri dibentuk, yang dilantik pada 16 Desember
1961. Badan itu mempunyai fungsi mempersiapkan penetapan dari suatu ilmu
penerbangan industri dengan kemampuan untuk mendukung aktifitas penerbangan
nasional di Indonesia. Berkenaan dengan ini, pada 1961 LAPIP menandatangani
suatu persetujuan kooperasi dengan CEKOP ( Suatu industri semi pesawat terbang
) untuk membangun suatu industri pesawat terbang di Indonesia. Kontrak
mencakup pembangunan fasilitas pabrik pesawat terbang, pelatihan sumber daya
manusia, dan produksi. Di bawah lisensi dari PZL – 104 Wilga yang mana adalah
Gelatik ( Burung Beras ). Pesawat terbang berikutnya diproduksi sebanyak 44 unit
dan digunakan untuk mendukung aktifitas pertanian dan alat angkut.
Hampir pada periode yang sama 1965, melalui Keputusan Presiden
KOPELAPIP ( Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang ) memerintahkan
untuk mempersiapkan ilmu penerbangan untuk industri dan PN.Industri pesawat
terbang berdikari didirikan.
Pada maret 1966, Nurtanio meninggal pada saat melakukan uji terbang,
dan dalam rangka menghargai jasa – jasanya kepada bangsa dan negaranya
22
KOPELAPIP dan PN. Industri pesawat terbang Berdikari bergabung dan berubah
menjadi LIPNUR ( Lembaga Penerbangan Nurtanio ). Dalam perkembangannya
LIPNUR memproduksi sebuah pesawat latih LT-200 dan membangun Workshop
untuk after-sales-services, perawatan, perbaikan, dan overhauls.
Pada tahun 1962, berdasarkan KEPPRES teknik penerbangan ITB
didirikan sebagai bagian dan departemen yang sudah ada. Oetardjo Diran dan
Liem Keng Kie adalah perintis bagian penerbangan ini. Kedua tokoh ini
memberikan bea siswa bagi pelajar ke luar negeri. Pada th. 1958 melalui progam
tersebut beberapa pelajar Indonesia dikirim ke luar negeri (Eropa dan Amerika).
Pada waktu yang sama, beberapa upaya lain dan perintisan pendirian
industri pesawat telah dilanjutkan oleh seorang pemuda Indonesia yang bernama
B.J. Habibie dari tahun 1964-1970
b. Pendirian Industri Pesawat Terbang Indonesia
1. Tahap Perintisan
Lima faktor utama untuk mendirikan PT. DI adalah ada beberapa
orang Indonesia yang telah lama mendambakan untuk membuat pesawat terbang
dan mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia beberapa orang Indonesia
yang ahli di bidang IPTEK untuk membuat pesawat dan mendirikan industri
pesawat terbang.
Semua ini diprakarsai oleh B.J. Habibie, lelaki yang lahir di pare –
pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau adalah lulusan dari
departemen Konstruksi Pesawat, dan kemudian bekerja di MMB ( Masserchmitt
Bolkow Blohm), sebuah industri pesawat di Germany sejak tahun 1965.
Pada september 1974, ATTP menandatangani persetujuan awal
sebagai ijin kerjas sama dengan MBB ( Jerman ), CASA ( Spanyol ) untuk
memproduksi helikopter BO – 105 dan pesawat berbaling – baling NC–212.
2. Tahap Pendirian
Pada tanggal 26 April 1976, berdasar akte notaris No. 15, Di jakarta,
PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara secara resmi didirikan oleh Dr. BJ
Habibie sebagai presiden direkturnya. Setelah fasilitas – fasilitas fisiknya telah
lengkap, pada tanggal 23 agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan Industri
Pesawat Terbang ini dengan jumlah karyawan 1.000 orang.
23
Selanjutnya, dengan penguasaan teknologi serta keahlian yang terus
berkembang. Dirgantara Indonesia merancang bangun N-250, generasi pesawat
penumpang SubSonik dengan daya angkut 64-68 penumpang dengan Fly By Wire
System.
Pada 1998, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter pada
tahun sebelumnya, Industri ini mempersiapkan paradigma baru.
3. Paradigma dan nama baru
Selama 24 tahun terakhir setelah berdirinya PT. DI telah sukses dalam
mentransfer teknologi penerbangan yang mutakhir, yang mana sebagian teknologi
ini berasal dari dunia barat.
Itulah sebabnya sehingga IPTN beubah nama menjadi PT. Dirgantara
Indonesia atau Indonesian Aerospace (IAe) yang diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid di Bandung pada tanggal 24
Agustus 2000.
A. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri dirgantara yang berbasis
pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global,
dengan mengandalkan keunggulan biaya.
B. Misi Perusahaan
1. Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan
komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan
biaya
2. Sebagai pusat keunggulan di bidang industri dirgantara, terutama dalam
rekayasa, rancang bangun, manufaktur, produksi dan militer dan juga aplikasi di
luar industri Dirgantara.
3. Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industri global
yang mampu bersaing dan melakukan aliansis strategis dengan industri dirgantara
kelas dunia lainnya.
24
3.3 Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia
Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut :
DIREKTUR
UTAMA
ASSISTEN DIREKTUR UTAMA SEKRETARIS SATUAN PENGAWAS INTERN UNIT BISNIS STRATEGIS
BIDANG HUBUNGAN PERUSAHAAN AIRCRAFT SERVICES
PEMERINTAH
DIVISI MANAJEMEN
LOGISTIK AIRCRAFT
DIVISI KEUANGAN DIVISI PENGEMBANGAN SUMBER
SERVICES
PERUSAHAAN DAYA MANUSIA
DIVISI
DIVISI REKAYASA MANUFAKTUR
DIVISI PUSAT TEKNOLOGI
PEMASARAN
DIVISI
MANAJEMEN PROGRAM &
DIVISI PERENCANAAN
DIVISI PUSAT RANCANG
PENJUALAN BANGUN
DIVISI
PENGADAAN DAN LOGISTIK
DIVISIPUSAT UJI
TERBANG
DIVISI RESTRUKTURISASI
DIVISI
DETAIL PART MANUFACTURING
DIVISI
PERAKITAN AKHIR & PUSAT
DELIVERI
25
3.3.1 Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
1. Direktur
Tugas / tanggung jawab :
Memimpin perusahaan agar menjadi lebih mandiri secara bisnis
serta mampu bersaing dipasar internasional serta dapat penguasaan
teknologi kedirgantaraan beserta pengembangan untuk mengurangi
ketergantungan dari luar.
2. Direktorat Keungan
Tugas / tanggung jawab :
- Merencanakan, melaksanakan, menetapkan arah, sasaran dan
strategi yang jelas untuk masa depan perusahaan dalam menghadapi
perubahaan lingkungan eksternal dan internal.
- Mengatur likuiditas perusahaan dan bertanggung jawab atas
kelancaran, pelaksanaan pengamanan baik penerimaan maupun
pembayaran, serta melakukan pengembangan terhadap penjajagan
sumber pendanaan yang baru yang menguntungkan bagi perusahaan.
- Merencanakan, menyusun, memelihara prosedur, sistem akuntansi
dan kebijakan akuntansi sesuai perkembangan proses bisnis perusahaan.
- Mengimplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan prinsip –
prinsip akuntansi yang ditetapkan Ikatan Akuntansi dalam proses
pencatatan akuntansi.
3. Direktorat Umum dan Sumber Daya Manusia
Tugas / tanggung jawab :
- Sebagai pedoman dan arahan untuk pengolahan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mengakomodasikan prinsip – prinsip manajemen
SDM sehingga terdapat ketersediaan SDM secara efektif dan efisien
sesuai kebutuhan perusahaan dan peraturan perundang – undangan yang
berlaku dalam mendukung tujuan perusahaan.
- Merencanakan, mengkoordinir, dan mengendalikan pembuatan
pemrosesan semua produk hukum perusahaan dalam bentuk ketentuan /
peraturan hukum guna kelancaran pelaksanaan aktivitas perusahaan
serta menerbitkan produk hukum dalam bidang bisnis untuk
26
melegimitasi bisnis perusahaan dan berkewajiban menyelesaikan
permasalahan hukum yang timbul berdasarkan ketentuan perundang –
undangan nasional dan internasional yang berlaku.
- Menciptakan, mengelola, dan mengembangkan bisnis umum yang
menjadi bidang usaha Divisi Fasilitas : Penyewaan Gedung,
Transportasi Darat atau Udara, Kesehatan, Telekomunikasi, dll.
- Membuat perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan, renovasi
dan pengembangan fasilitas.
4. Direktorat Teknologi dan Pengembangan
Tugas / Tanggung Jawab :
- Sebagai pedoman dan arahan dalam proses pemilihan dan penetuan
langkah yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi yang akan
diintegrasikan ke dalam produk dan produk yang terkait dengan
teknologi kedirgantaraan serta menjaga kesiapan seluruh peralatan
pengembangan teknologi sehingga dalam mengintegrasikan seluruh
proses pengembangan teknologi dan perlatan yang dipilih akan dicapai
rangkaian proses yang paling efisien, efektif dan kompetitif.
- Pedoman dan arahan dalam merancang, mengelola serta
melaksanakan publikasi dan komunikasi antara perusahaan dengan
public perusahaan, baik internal maupun eksternal melalui berbagai
media komunikasi massa untuk menciptakan hubungan baik dan
harmonis dalam upaya menjaga meningkatkan citra perusahaan.
- Sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan penyediaan dan
pengelolaan sistem informasi manajemen di dalam perusahaan, sehingga
dapat mendukung bisnis perusahaan secara efektif, efisien dan pada
tingkat resiko yang dapat dikelola perusahaan serta dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan.
- Sebagai pedoman dan arahan tentang hirarki, penyiapan,
pemeriksaan, persetujuan dan penerbitan command media,tulisan dinas
serta sistem administrasinya agar tercapai visi, misi dan tujuan
perusahaan secara efektif dan efisien.
27
5. Direktorat Produksi
Tugas / Tanggung Jawab :
- Menghimpun, menganalisa supplier yang masih bermasalah baik
secara sistem maupun manual.
- Membuat proposal pengganti material pesawat ke Engineering.
- Sebagai pedoman dan arahan pengelolaan pengadaan barang /
material, properti dan jasa dengan menjamin pelaksanaan yang
transparan, memperhatikan mutu yang tinggi, harga yang optimal, etika
bisnis yang layak, tepat waktu, menjaga citra perusahaan serta
kepercayaan dari pelanggaran dan pemasok.
6. Direktorat Manufacturing Engineering
Adapun Direktorat Manufacturing Engineering (ME) dan Aircraft
Integration (AI) adalah Direktorat yang mempunyai kemampuan tinggi
dalam manufaktur pesawat, dilengkapi dengan kapasitas manufaktur
dengan ketepatan tinggi (high precision), seperti : mesin – mesin
canggih, bengkel sheet metal, pengelasan, komposit dan bonding
center, jig dan tool shop,calibration, peralatan tes dan uji kualitas,
pemeliharaan dan lain sebagainya. Kemampuan Direktorat
Manufacturing Engineering meliputi :
- Pembuatan komponen aero structure (machined part,
subassembly,assembly).
- Perancangan dan pembuatan alat – alat (tooling desain and
manufacturing).
28
DIVISI MANUFACTURING
ENGINEERING (PE0000)
DEPT. CONFIGURATION
MANAGEMENT (PE2000)
DEPT. MANUFACTURING
INFORMATION TECHNOLOGIE
(PE5000)
DEPT. MANUFACTURING
PLANNING ASSEMBLY & TEST
(PE7000)
29
7. Departemen Engineering Liaison for FAL & DC - Divisi Rekayasa
Manufaktur - Direktorat Produksi adalah
30
2. Wewenang dan Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Rekayasa Manufaktur
2. Mengkoordinir seluruh kegiatan di lingkungan Engineering
Liaison terutama dalam mengevaluasi, menganalisa dan
menyelesaikan masalah produksi ( produceability, production
difculty dan mismatch assembly) akibat – akibat kesalahan design,
proses, human error, dan ketersediaan material sehingga bisa
mengusulkan atau menetapkan solusi gar memenuhi standard
requirements.
Dan jika diperlukan, mengkomunikasikan permasalahan tersebut
dengan Design Engineer / licensor.
3. Mengelola interpretasi dan klasifikasi Dokumen engineering yang
juga mencakup Engineering Specification ( Material,Standard
parts & equipment ) agar dapat diterapkan pada proses produksi.
4. Mengelola authorisasi ( kewenangan ) dalam Subtitution Of
Material ( SOM ) dan Material Review Board ( MRB ) serta
mengomtrol Corrective Action terhadap penyebab non –
conformance.
5. Berperan aktif dalam product certification pada pesawat terbang
dari aspek teknis
6. Memberikan masukan dalam pembuatan standard repair manual.
7. Membina potensi dan menghargai secara adil kontribusi setiap
staf yang menjadi tanggung jawab penugansan – koordinasinya
8. Menjamin pelaksanaan TQI ( Total Quality Improvement ) dan
K3LH untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas
Department Engineering.
9. Mengamankan data / informasi dan assets milik perusahaan yang
berada dalam tanggung jawab pengawasannya.
10. Membuat laporan berkala serta membuat saran – saran
penyelesaian masalah yang terjadi dalam kegiatan Liaison
Engineering kepada Kepala Departemen Engineering.
31
Gambar 3.4 Flow of Engineering Liaison Activities
32
Material Tiket : digunakan untuk pengambilan material.
Detail part production proces sheet : berisikan tentang
proses pengerjaan part secara keseluruhan yang bisa
digunakan untuk pertimbangan penggantian material.
Drawing : berisi gambar dari part yang akan digunakan.
33
Drawing Change Activity
Aktivitas merubah gambar termasuk mengevauasi,
memnbuat resolusi da koreksi dari kesalahan
Engineerimg/Desain pada drawing dan dokumen yang
terjadi selam proses manufacturing.
Drawing Interpretation
Termasuk memberikan pengertian untuk membantu
operasi/proses manufacturing agar sesuai dengan keinginan
desain (drawing atau dokumen yang berlaku).
Troubleshooting
Menyelesaikan masalah yang terjadi di area produksi
termasuk mengevaluasi dan mengkoreksi pada saat
melakukan functional test atau predelivery flight acceptance
dan experimental flight testing jika terjadi malfunction, jika
diperlukan bisa berkoodinasi dengan desainer atau teknikal
asisten yang mengerti atau lebih menguasai dari system
yang tidak berfungsi tersebut.
Customizing and DGAC/IMA support
Termasuk mengevaluasi dan membuat resolusi yang terkait
dengan aspek engineering yang diinginkan oleh konsumen
atau authority.
a. Product Improvement
Berpartisipasi dalam progam untuk meningkatkan
kualitas dan mengurangi pengeluaran produk dari PT.
Dirgantara.
b. Mockup coordination
Menjembatani antara engineering desain dan mockup
untuk suatu fase rancang bangun atau desain.
Kini, PT Dirgantara Indonesia telah berhasil sebagai industri manufaktur
dan memiliki diversifikasi produknya, tidak hanya bidang pesawat terbang, tetapi
juga dalam bidang lain, seperti teknologi informasi, telekomunikasi, otomotif,
maritim, militer, otomasi dan kontrol, minyak dan gas, turbin industri, teknologi
34
similasi dan engineering service. Pada awal tahun 2004, program restrukturisasi
perusahaan yang mencakup reorientasi bisnis dan penataan ulang SDM
digulirkan, jumlah karyawan menyusut dari 9670 menjadi sekitar 3500 orang; dan
Dirgantara Indonesia memfokuskan bisnisnya dari 18 unit menjadi 5 direktorat
yang meliputi:
1. Direktorat Produksi
2. Direktorat Niaga & Restrukturisasi
3. Direktorat Aircraft Services
4. Direktorat Teknologi dan Pengembangan
5. Direktorat Keuangan dan Administrasi
Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi institusi bisnis
yang adaptif dan efisien.
1. Direktorat Produksi
Adapun Direktorat Produksi adalah Direktorat yang
mempunyai kemampuan tinggi dalam manufaktur pesawat,
dilengkapi dengan kapasitas manufaktur dengan ketepatan tinggi (
high precision ), seperti : mesin – mesin canggih, bengkel sheet
metal, pengelasan, komposit dan bonding center, jig dan tool shop,
calibration, peralatan tes dan uji kualitas, pemeliharaan dan lain
sebagainya.
35
Hasil produksi diantaranya :
a. Pesawat C212-400
36
Fungsi Pesawat C212-400 antara lain:
37
Gambar 3.7 CLB dan Landing C212-400
38
b. Pesawat CN235-220
39
Fungsi Pesawat CN235-220 antara lain:
40
Dimensi dan berat Pesawat CN235-220 :
41
Keunggulan Pesawat CN235-220 MPA
Memilki senjata untuk bertempur (terpedo dan depth
charge)
Memiliki beberapa peralatan elektronik yang mutakhir
seperti Data Processing and Display (Tactical Computer
System), ESM (Electronic Support Measure), FLIR
(Forward Looking Infra Red), MAD (Magneto Anomaly
Detector) dan IFF (Identification Friend or Foe)
42
Performance pesawat CN235-220
43
Dimensi dan Berat Pesawat CN235-220 MPA
44
Memiliki tingkat keamanan yang tinggi
Menggunakan mesin yang efisien sehingga hemat bahan
bakar
Mudah dilakukan perawatan dengan high TBO’s
45
Dimensi dan berat Helikopter NAS 332 Super Puma :
e. Pesawat C212-200
46
Memiliki ketahanan yang kuat dan perawatannya murah
Dapat digunakan untuk berbagai tujuan dan kegunaan
Memiliki konfigurasi yang dapat dirubah dengan cepat
Fungsi Pesawat C212-200 antara lain:
Digunakan untuk segala macam kegiatan ketentaraan
Inspeksi udara
Air ambulance
Parachute operations
Alat transportasi VIP dan warga sipil
Performance Pesawat C212-200
Kecepatan maksimal operasi : 197 KIAS
Kecepatan maksimal cruising : 188 KIAS
Jarak untuk Take Off (MTOW, SL, ISA) : 750 m
Jarak untuk mendarat (MLW, SL, ISA) : 560 m
Jarak yang dapat ditempuh dengan bahan bakar max :901
nm
47
Dimensi dan berat Pesawat C212-200 :
48
4. Direktorat Teknologi & Pengembangan
Direktorat Teknologi & Pengembangan adalah tempat untuk
merancang/mendesign pesawat terbang, mulai dari merancang single part,
komponen sistem pesawat (Hydraulic, Propulsion, Environment,
Protective) dan AEI (Avionic, Electric & Instrument) hingga pembuatan
prosedur fungsi dari suatu sistem pesawat (Functional Test) sampai pada
proses sertifikasi pesawat terbang.
49
5. Direktorat Adminisrasi dan Keuangan
Direktorat Administrasi dan Keuangan bertugas menangani
masalah :
A. Divisi Keuangan
Mengawasi kegiatan keuangan perusahaan dan
memaksimalkan nilai pemegang saham melalui perencanaan
jangka panjang dan jangka pendek keuangan sesuai dengan
RKAP dan kebijakan Direksi serta mengimplementasikan
berbagai strategi.
B. Divisi Perbendaharaan
Merencanakan kebijakan perusahaan dalam pengelolaan
likuiditas perusahaan, mengelola seluruh fungsi manajemen
keuangan, memperkirakan kebutuha kas harian dan menjamin
kepastian kecukupan likuiditas dan kebutuhan modal kerja serta
investasi dengan menerapkan SAP baik produk maupun
pelayanan untuk meningkatkan perputaran kas dan
penyederhanaan operasi perusahaan Mengelola seluruh pungutan
pajak, melaporkan masalah perpajakan secara tepat waktu, dan
memberikan advise manajemen tentang dampak perpajakan.
Mengendalikan verifikasi dokumen transaksi keuangan untuk
memastikan kepatuhan terhadap kontrol internal, kebijakan dan
prosedur serta melakukan pembayaran, mengembangkan dan
memantau kebijakan operasional treasury.
C. Divisi Akutansi
- Merencanakan, menyusun, memelihara sistem, dan
prosedur akutansi sesuai perkembangan proses bisnis
perusahaan.
- Mengimplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan
Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) yang
50
berbasis pada Internasional Finance Reporting System
(IFRS) dalam proses pencatatan akutansi.
- Menyajikan dan menerbitkan laporan keuangan Perusahaan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berbasis
IFRS secara periodik sesuai dengan norma atau kaidah-
kaidah akutansi secara umum.
- Memelihara dan menjaga system dan prosedur akutansi
dalam mendukung kegiatan operasi perusahaan.
51
3.4 Logo PT. Dirgantara Indonesia
52
3.5 Lokasi Perusahaan
PT. DI berlokasi di Jl. Pajajaran No. 154 Bandung, Jawa Barat. Lokasi
tersebut sangat strategis, karena terletak di kawasan yang tak jauh dari pusat kota
Bandung sehingga memudahkan karyawan menuju tempat kerja.
Sedangkan untuk kawasan produksi (KP) PT. DI memiliki 4 buah lokasi,
yaitu KP I, II, dan IV di Bandung serta KP III di Tasikmalaya dan Surabaya.
53
kerja, mesin, bahan-bahan, dan daya) yang ada. Proses manufaktur meliputi 3
langkah, yaitu :
(1) Perancangan produk
(2) pemilihan material
(3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan
produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi,
mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang
diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu
aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan
aktifitas sebagai berikut :
Perancangan Produk – Pembelian – Pemasaran
Mesin dan perkakas – Manufacturing – Penjualan
Perancangan proses – Production control – Pengiriman
Material – Support services – Customer service
1.Pengerolan (Rolling)
Rolling baiasanya merupakan proses pertama yang digunakan untuk
mengubah material menjadi produk kasar. Material yang tebal diroll menjadi
blooms, billets, atau slab.
54
Gambar 3.24 Mesin Rolling
Bahan dasar :
Bloom: mempunyai penampang melintang segi empat atau bujur sangkar
dengan ketebalan lebih besar dari 6 inches dan lebarnya ≤ 2x tebal.
Billet: biasanya lebih kecil dari bloom, penampang lintang bujur sangkar
atau lingkaran. Dibuat dengan beberapa kali forming seperti rolling atau
ekstrusi.
Slab: segiempat utuh dengan lebar penampang ≥ 2x tebal. Slab dapat
diproses lebih lanjut menjadi plate, sheet, atau strip.
55
dihentikan bila suhu jatuh sekitar 100 – 200 °F (50 - 100°C) di atas suhu
rekristalisasi material. Suhu finishing sebesar itu menjamin produk dengan ukuran
butir bagus seragam dan tidak ada kemungkinan strain hardening yang tak
diinginkan. Sedangkan proses pengerolan dingin (cold working) yang merupakan
pembentukan plastis logam di bawah suhu rekristalisasi pada umumnya dilakukan
di suhu kamar jadi tanpa pemanasan benda kerja. Cold working sangat baik untuk
produksi missal, mengingat diperlukannya mesin-mesin yang kuat dan perkakas
yang mahal produk-produk yang dibuat biasanya harganya sangat rendah. Selain
itu material yang menjadi sampah relatif lebih kecil daripada proses permesinan.
2.Pembengkokan (Bending)
Proses perubahan bentuk logam secara plastik dengan cara penekanan dan
tarik lewat roll penjepit (Die) sebagai pelengkung dengan menggunakan press
hidrolik dinamakan proses roll bending. Pengerjaan ini banyak digunakan pada
proses pengerjaan logam khususnya pada pengerjaan dingin logam (metal cold
working).
56
Hot Forging (Pada T tinggi, sehingga logam mudah dibentuk dan
kerapuhan lebih rendah)
Warm Forging (25°C > Forging <100°C)
Impression Die Drop Forging adalah memaksa logam panas yang plastis
memenuhi dan mengisi bentuk die dengan cara penempaan. Die umumnya dibagi
dua bagian dimana satu bagian diletakkan pada hammer, yang lainnya pada anvil
(landasan). Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban
impact, keausan, dan temperatur. Umumnya die terbuat dari campuran baja
dengan krom, molybdenum dan nickel.
4.Deep Drawing
Deep Drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis proses
pembentukan logam, dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu
57
mempunyai kedalaman tertentu, sedangkan defenisi menurut P. CO Sharma
seorang professor production technology drawing adalah proses pembentukan
logam dari lembaran logam ke dalam bentuk tabung (hollow shape).
58
B. Peta Proses Operasi
Pada dasarnya, urutan dalam pembuatan pesawat terbang dapat
digambarkan secara umum sebagai berikut:
Keterangan :
1. Desain pesawat : Merupakan desain dan spesifikasi dari pesawat yang
nantinya akan dibuat. (Responsible : Direktorat Teknologi)
2. Manufacturing : Merupakan proses pembuatan single part (Responsible
Direktorat Aerostructure).
3. Major Assembly : Tempat tools dan jigs sebagai alat bantu untuk
melakukan assembly beberapa single part menjadi suatu komponen, di
sini ada proses assembly dari semua bagian rangka pesawat terbang
misalnya outer wings; center wings; tail unit; fuselage (badan pesawat) .
(Responsible : Direktorat Produksi)
4. Final Assembly : Pengintegrasian dari komponen – komponen major
assembly ditambah dengan AEI (Avionic Electrical Instrument) dan
part – part dari vendor setelah semua part dipasang maka dilakukan
ground test. (Responsible: Direktorat Produksi)
5. Flight Test : Melakukan pengujian pesawat terhadap desain yang telah
ditentukan oleh bagian engineering desain. (Divisi Flight Test Center)
6. Pesawat Terbang.
59
C. Proses-proses yang terjadi diarea produksi pembuatan sebuah pesawat
terbang
60
Kemudian material ( metal/non metal) akan mengalami proses sub assy
yaitu single part yang dirangkai menjadi bagian ( mis:Wing ). Lalu
akan mengalami major assembly yaitu penggabungan hasil rangkaian
sub assy ( mis: penggabungan fuselage dengan wing ).
Tahap akhir adalah proses final assy yaitu menghaluskan bagian yang
kemudian akan mengalami proses painting. Selain itu di final assy akan
dipasang engine dari type pesawat tersebut. Kemudian akan dilakukan
proses painting yaitu pengecatan sesuai desain yang diinginkan
costumer
Kemudian dilakukan ground and flight test.
61
High and alloys
Heavy alloys
2) Cutting Shop
Setelah itu material dibawa ke cutting shop. Di dalam shop ini
material dipotong berdasarkan bentuk yang diinginkan, terdapat
proses-proses sebagaiberikut :
CNC router
Horisontal& vertical router
Guilotine & Shear
Material Storage
62
3) Metal Forming
Metal Forming Process
63
Proses berikutnya adalah penetran yaitu pengecekan material
setelah part mengalami proses machining. Penetran ini dapat
mendeteksi adanya crack pada material dengan menggunakan
sinar ultraviolet.
Kemudian akan dilakukan proses Alodine yaitu proses
melapisi permukaan agar tahan karat dengan cara dicelup ke
cairan kimia.
Tahap akhir adalah proses painting yaitu proses pengecatan.
Pada shop ini terdapat proses-proses sbb:
Stretch forming
Eccentric Press
Fluid Cell Press
Welding
Roll,Folding
Tube Center
Heat treatment
Stretch Forming
4) Machining Shop
Machining Process
64
5) Surface Treatment
Surface Treatment Process
65
Cara Kerja Shot Peen Machine :
Gambar di atas adalah gambar proses kerja mesin dry shot peening, shot
particle dimasukkan ke dalam pressure tank, kemudian menggunakan udara
bertekanan yang dibagi ke dalam 2 saluran. Saluran yang pertama digunakan
untuk menyalurkan udara bertekanan ke dalam pressure tank berfungsi untuk
mendorong shot particel turun dari pressure tank, dan saluran yang kedua
berfungsi untuk mendorong shot particle yang telah turun dari pressure tank,
keluar melalui nozzel, shot particle yang telah terdorong dari atas pressure tank
akan kembali terdorong oleh tekanan udara dari saluran kedua, maka didapatkan
bola-bola baja yang memiliki kecepatan. Inilah proses dry shot peening dimana
terjadi penembakan bola baja ke arah benda kerja.
Shot particel yang telah menumbuk kerja kemudian akan ditampung
dalam slurry tank yang kemudian akan dibersihkan dengan udara, kemudian akan
disaring menggunakan oscilating screen dimana akan dipisahkan antara partikel
yang masih dapat digunakan dan tidak dapat digunakan. Partikel yang
diameternya telah berkurang akibat gesekan benda kerja akan tersaring dan tidak
dapat digunakan kembali, sedangkan shot particle yang masih dapat digunakan
akan kembali masuk ke pressure tank, dan begitu seterusnya.
66
kecenderungan mengalami korosi maka pada proses ini
dilakukan proses untuk mempasifkan besinya.
Untuk proses shot peen, anodize dan alodine dilakukan
pengecetan primer kembali agar cat yang nantinya akan
dipakai tidak mudah terlepas. Setelah proses ini maka single
part sudah jadi dan dapat digunakan pada proses assembly.
Pada shop initerdapat proses – proses sbb :
Aluminium line
- Cleaning
- Alodine
- Sulpheric
- Chromic
- Chemical
- Anodizing
- Milling
Steel line
- Cadmium plating
- Hard chrome plating
- Nikel plating
- Copper plating
- Silver plating
- Titanium plating
- Phospatizing
- Hard anodizing
Painting
Shot peen
Bonding & Composit shop
67
Gambar 3.34 Single Part
Di area CA terdapat shop-shop untuk pengerjaan pembuatan
komponen mekanikal, hidrolik, pneumatic dan komponen kelistrikan
sesuai konfigurasi atau dari perintah kerja (process sheet yang
berlaku),antara lain :
Shop Harnesssing
Shop Pengujian Komponen AEI & Electric Box
Shop Mechanical & Power Plant
Shop Special Process & Interior
68
Gambar 3.36 Process Major Assy
69
sesuai dengan rancang bangun pesawat yg telah ditetapkan berdasarkan
kontrak pembelian dengan customer.
Setelah selesai uji terbang kemudian dilakukan painting sesuai
dgn color scheme yg telah disetujui oleh customer sebelum diserahkan
(Delivery) ke mereka.
70
BAB IV
TUGAS KHUSUS
PROSES ENGINE FUEL SYSTEM DAN TINJAUAN TERMODINAMIKA
PADA PESAWAT CN 235
71
4.3 Tujuan Tugas Khusus
Adapun tujuan dalam tugas khusus ini adalah :
1. Mengetahui spesifikasi pesawat CN 235
2. Mengetahui spesifikasi mesin GE CT7-9C
3. Mengetahui Engine Fuel System pada pesawat CN 235
4. Mengetahui Tinjauan Termodinamika pada Pesawat CN 235
CN-235 adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri
Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja
sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan purwarupa milik Spanyol
pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan purwarupa
milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Produksi di
kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-
235 Series 100 dan varian peningkatan CN-235 Seri 100/110 yang menggunakan
dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A
berdaya 1700 shp pada model sebelumnya. Kedua perusahaan ini membentuk
perusahaan Airtech Company untuk menjalankan program pembuatan CN-
235.Desain dan produksi dibagi rata antara kedua perusahaan. Versi-versi
berikutnya dikembangankan secara terpisah oleh masing-masing perusahaan.
Pesawat CN-235 yang memiliki nama sandi Tetuko (nama lain Gatotkaca),
merupakan pesawat angkut turboprop bermesin dua, yaitu masuk kategori kelas
menengah. Berikut ini adalah negara-negara pengguna CN-235 :
Indonesia, Botswana, Brunei, Chili, Colombia, Ekuador, Perancis, Gabon,
Irlandia, Malaysia, Maroko, Pakistan, Panama, Papua New Guinea, Arab Saudi,
Afrika Selatan, Korea Utara, Thailand, Turki, UAE, dan Amerika Serikat.
72
menggunakan mesin GE CT7-7A. Dan berikut varian hasil pengembangan PT.
Dirgantara Indonesia :
73
Tabel 1.3 Karakteristik Umum Pesawat CN-235 :
74
4.5 Mesin GE CT7-9C Turboprop
Mesin turboprop adalah mesin turbin gas yang didepannya dipasang
baling-baling (propeller). Kelebihan mesin ini adalah efisiensi tenaga yang
dihasilkan cukup tinggi dan pesawat yang menggunakan turboprop tidak
membutuhkan landasan yang panjang untuk tinggal landas. Mesin turbin ada
beberapa macam jenisnya antara lain: ramjet, scramjet, turbojet, turbofan,
turboshaft, propfan, dan turboprop. Daya mesin turboprop dipergunakan untuk
menggerakkan baling-baling (propeller).
Komponen utama pada mesin turboprop adalah: intake, kompresor, ruang
bakar, turbin, and nozzle. Cara kerja mesin ini pada awalnya udara masuk dari
atmosfer ke dalam intake. Kemudian tekanan udara tersebut dinaikkan dengan
menggunakan compressor. Tujuan peningkatan tekanan adalah untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran sebab pada saat pesawat udara beroperasi
yaitu terbang di ketinggian maka temperatur udaranya sangat rendah sehingga
sangat sulit untuk dilakukan pembakaran. Selanjutnya udara bertekanan tinggi
diumpankan ke ruang bakar dan dicampur dengan bahan bakar kemudian
dilakukan pembakaran.Selanjutnya gas panas hasil pembakaran diumpankan ke
turbin.
Pesawat CN 235 menggunakan mesin GE CT7-9C sebagai penggerak
utama pesawat. GE CT7-9C menghasilkan performansi yang luar biasa, efisiensi
yang baik, dan sesuai dengan kapasitas CN 235. Mesin ini digunakan baik oleh
pesawat untuk kepentingan komersil maupun militer, dan telah teruji selama 13
juta jam terbang.
75
Nama-nama Komponen Mesin GE CT7-9C Turboprop :
1. Propeller Gearbox (PGB)
2. PGB Support Struts
3. Accessory Gearbox
4. Power Unit
5. PGB Drive Shaft and Housing
76
pump, dan dapat dimodifikasi sebagai tambahan bantalan untuk alternator 30
KVA atau Hydraulic Pump.
Unit daya terdiri dari General Electric CT7-9C Turbo-prop Engine yang
termasuk sebuah standar Hamilton Propeller Gearbox. Mesin terdiri dari 5 stage
aksial compressor dan single stage centrifugal flow compressor, dan sebuah ruang
pembakaran annular; dua stage axial flow tubin yang menggerakkan kompresor;
dan dua stage axial flow power turbin menyuplai daya ke Propeller Gearbox.
Mesin terdiri dari konsturksi modular dan terdiri dari 4 modul, yaitu : cold
section, hot section, power turbine, dan accesory section.
77
Tabel 1.4 Spesifikasi Mesin GE CT7-9C :
Model CT7-9C
Tipe Mesin Turboprop
Daya Keluar
APR Takeoff
( Flat Rated to 34° ) 1870 SHP
Normal Maximum Takeoff
( Flat Rated to 41° ) 1750 SHP
Maximum Continuous
( Flat Rated to 41° ) 1750 SHP
Type of Compressor Axial Centrifugal
Number of Compressor Stages 5 Axial dan 1 Centrifugal
Variable Geometry Inlet Guide Vanes, Stages 1 and 2
Stator Vanes
Type of Combustion Chamber Ruang Annular Tunggal dengan arah
Axial
Gas Generator Turbine Stages 2 Cooled
Power Turbine Stages 2 Uncooled
Arah Putaran Mesin
( antara generator gas dan daya Searah jarum jam (Clockwise)
turbin, serta poros propeller )
Kecepatan Propeller ( 100% Rated ) 1384 Rpm
Berat Mesin ( Max. Dry ) 795 lbs
Panjang Mesin 96 inchi
Tinggi Mesin Maksimum 29 inchi
Lebar Mesin Maksimum 26 inchi
78
4.6 Definisi Engine Fuel System
Engine Fuel System merupakan sebuah mekanisme yang dirancang
untuk mensuplai kebutuhan mesin dengan jumlah bahan bakar yang diperlukan,
ruang bakar yang dipertahankan dalam keadaaan bersih, kondisi temperatur dan
tekanan yang ideal. Ketika bahan bakar disuplai dengan baik, gaya dorong
pesawat juga akan optimal. Selain itu fungsi dari Engine Fuel System adalah
untuk mempersiapkan bahan bakar masuk kedalam mesin dalam kondisi prima
sehingga sesuai dengan kebutuhan mesin ketika menyalakan, melakukan
akselerasi, dan berjalan dengan stabil pada semua kondisi operasi mesin.
79
→ Bahan bakar kemudian mengalir masuk ke High Pressure Pump dalam HMU
tersebut.
→ Bahan bakar dari HMU melewati selang eksternal ke AGB .
→ Setelah melewati selang eksternal AGB bahan bakar masuk ke Oil Cooler.
→ Aliran kemudian memasuki Overspeed Drain Valve (ODV).
→ Bahan bakar tersebut langsung disalurkan melalui main fuel manifold ke Fuel
Injector untuk operasi mesin.
80
4.8 Komponen Fuel System
81
f. Oil Cooler
g. Double Walled Fuel Manifold
h. Fuel Injectors
82
Sistem Operasi Hydromechanical Control Unit :
HMU mendeteksi kecepatan generator gas engine dan memberikan
tekanan, menghitung pasokan bahan bakar menuju engine. HMU juga
menyediakan modulasi yang dihitung untuk mengkompensasi perubahan suhu
kompresor saat udara masuk. Dengan menerima sinyal modulasi dari engine
digital electrical control unit (DECU), HMU mampu mengendalikan pengukuran
bahan bakar untuk menyeimbangkan beban antara mesin pesawat.
Karena mesin tidak dapat mentolerir berbagai perubahan jumlah aliran
bahan bakar, HMU membatasi laju perubahan ke tingkat yang dapat diterima,
menetapkan jumlah aliran bahan bakar minimal selama perlambatan sebagai
fungsi dari kecepatan generator gas. Hal ini juga menetapkan laju aliran bahan
bakar maksimal selama percepatan sebagai fungsi dari kecepatan generator gas
dan suhu kompresor saat udara masuk. Diantara fungsi lain dari HMU terdapat
juga kontrol otomatis dari sistem geometri variable, perlindungan otomatis
terhadap overspeed, dan penerimaan masukan untuk keluar masuk uap sebelum
startup, start, idle, normal flight, dan shutdown. HMU juga memiliki kemampuan
mekanis untuk mengunci sinyal keluar dari DECU dalam DECU failure. Sistem
perhitungan bahan bakar memungkinkan katup bahan bakar menghitung bahan
bakar yang masuk ke mesin berdasarkan compressor discharge pressure (P3) dan
kecepatan generator gas (Ng).
83
4.8.2 Fuel Boost Pump :
Fuel Boost Pump dipasang di AGB sisi depan. Tujuannya untuk
memberikan umpan hisap dari tangki bahan bakar pesawat ke mesin . Hal ini juga
menyediakan discharge pressure untuk tekanan tinggi vain type pump. . Pada 100
persen Ng ( 44.700 RPM ) bahan bakar meningkatkan operasi pompa menjadi
10.678 RPM. Pump discharge pressure berkisar antara 45-90 psi pada kecepatan
maximum continous dan 20 psi pada minimal ground idle speed. Pompa inlet
berada antara engine-airframe fuel interface.
84
oil mist yang dipompa melalui splines oleh lubang pompa radial di pompa quill
shaft dan poros yang sesuai dengan engine gearbox. Unsur-unsur pemompa
adalah ejector atau jet pump, menggabungkan aliran centrifugal inducer dan
impeller aliran radial. Sebuah jalur aliran dari discharge impeller disediakan
untuk aliran ejector motive pump.
85
Gambar 4.13 Komponen pada Fuel Filter
86
Gambar 4.14 Fuel Filter Bypass Indicator System
87
Gambar 4.16 Overspeed and Drain Valve (ODV)-Normal Operating Mode
88
4.8.5 Fuel Manifold (Double-Walled)
Fuel Manifold (Saluran Bahan Bakar) adalah saluran yang dipasang pada
midframe assembly. Fuel Manifold menyediakan bahan bakar yang dikirimkan
dari HMU ke fuel injector.
89
Gambar 4.18 Fuel Injector
90
4.8.8 Power Lever Inputs (PL)
Power Lever (PL) spindle terletak disisi belakang HMU yang terdapat
tepat dibawah Condition Lever (CL) spindle. Power Lever (PL) spindle dari HMU
merespon masukan pesawat untuk menyediakan automatic starting dan untuk
mengatur aliran bahan bakar yang diperlukan. PL juga menyediakan kontrol
melalui koneksi mekanik ke unit kontrol baling-baling (PCU) dalam kisaran Beta.
Rentang Beta adalah dari Max Reverse pitch menuju Flight Idle.
Contoh Soal :
1) Sebuah pesawat turboprop terbang dengan kecepatan 509 ft / s pada ketinggian
dimana udara berada pada 5 psia dan -40 ° F, kompresor memiliki rasio tekanan
10 , dan suhu gas di inlet turbin adalah 1652 ° F . Udara memasuki kompresor
pada tingkat 100 lbm / s . Memanfaatkan asumsi udara dingin standar , kami
mencoba membandingkan dengan menggunakan tinjauan Termodinamika ( a )
suhu dan tekanan gas keluar turbin , ( b ) kecepatan gas keluar nozzle , dan ( c )
efisiensi propulsi dari siklus.
Asumsi : (1) Kondisi operasi stedy.
91
(2) Asumsi udara dingin standar berlaku, dengan demikian dapat
diasumsikan udara panas spesifik konstan pada suhu kamar ( c p 0.240 Btu / lbm ·
° F dan k 1.4 ).
(3) Energi kinetik dan potensial diabaikan , kecuali pada inlet diffuser
dan keluar nozzle.
(4) Output kerja turbin sama dengan kerja masuk kompresor.
Solusi
92
Gambar 4.22 T-s diagram untuk siklus Turboprop
Proses 1-2 : udara masuk melalui propeller
Proses 2-3 : udara masuk ke kompresor setelah melalui propeller
Proses 3-4 : udara masuk ke ruang bakar
Proses 4-5 : udara pada ruang bakar bercampur dengan bahan bakar dan terjadi
proses pembakaran
Proses 5-6 : udara panas dan bertekanan dari ruang bakar masuk ke turbin yang
menghasilkan kerja untuk memutar poros
Proses 6-1 : udara sisa hasil pembakaran keluar melalui exhaust
(a) Sebelum kita dapat menentukan suhu dan tekanan pada keluar turbin, kita
perlu mencari suhu dan tekanan pada keadaan saat akan memasuki turbin :
Proses 1-2 ( kompresi isentropik dari gas ideal dalam diffuser ) : Untuk lebih
mudah , kita dapat mengasumsikan bahwa pesawat diam dan udara bergerak
menuju pesawat dengan kecepatan V 1 509 ft/s . Idealnya , udara keluar dari
diffuser dengan kecepatan diabaikan (V 2 0) :
h2 h1 1
V22 V2
2 2
0 c p (T2 T1 )
V12
2
93
T2 T1
V12
2c p
1Btu / lbm
2
(509 ft / s) 2
25,037 ft / s
= 420 R + 2
2(0.240 Btu / lbm.R)
= 441 R
T 441R
k /( k 1) 1, 4 /(1, 4 1)
P2 P1 2 = (5 psia)
T1 420 R
= 6,0 psia
P
( k 1) / k
h3 h2 h4 h5
c p (T3 T2 ) c p (T4 T5 )
T 2051R
k /( k 1) 1, 4 /(1, 4 1)
P5 P4 5 = (60 psia)
T4 2460 R
= 31,75 psia
(b) Untuk menentukan kecepatan udara keluar nozzle, kita harus terlebih dahulu
menentukan suhu keluar nozzle dan kemudian menerapkan persamaan energi
aliran stabil :
Proses 5-6 (ekspansi isentropik dari gas ideal di nozzle ) :
P 5 psia
( k 1) / k (1, 4 1) / 1.4
T6 T5 6 = (2051 psia)
P5 31,75 psia
= 1211 R
h6 h5 5
V62 V2
2 2
94
0 c p (T6 T5 )
V62
V6 2c p T5 T6
2
25,037 ft 2 / s 2
2(0.240 Btu / lbm.R)[(2051 1211) R]
1Btu / lbm
=
= 3178 ft/s
(c) Efisiensi Propulsi dari mesin turboprop adalah rasio daya pendorong
dikembangkan W P dengan total laju perpindahan panas ke fluida kerja :
1Btu / lbm
= (100 lbm / s) [ (3178 – 509) ft/s] (509 ft/s)
25,037 ft / s
2 2
= 5426 Btu/s
(h4 h3 ) = m c p ( T4 T3 )
Q in = m
P
WP 5426 Btu / s
= = 14 %
Qin 38.640 Btu / s
95
Contoh Soal SFC dan BSFC :
2) Diketahui sebuah pesawat CN235 terbang dari kota A ke kota B yang berjarak
570 Km, dengan waktu yang di tempuh sekitar 2 jam. Konsumsi bahan bakar di
asumsikan : Mb=226 gr/s ; daya efektif=1,395 Kw=1,87 HP.
Berapakah Specific Fuel Ratio (SFC) dari pesawat tersebut?
Berapakah Break Specifik Fuel Ratio (BSFC) dari pesawat tersebut?
Penyelesaian:
3600 Mb
SFC
BHP t
SFC 217,540kg / HP h
BSFC
r 226 gr / s
P 1395Watt
BSFC 0,16200 gr / J
BSFC 162 10 3 gr / J
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pesawat CN-235 merupakan pesawat terbang hasil kerja sama
antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI)
dengan CASA dari Spanyol. CN 235 mampu membawa kurang lebih 45
personel. Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 7925 m
dengan kecepatan maksimum 509 km/jam (317 mph) dengan jarak tempuh
yang dicapai 796 km(496 mil). Dengan menggunakan 2 mesin General
Electric CT7-9C turboprop dengan daya 1,395 kW(1,850 bhp) untuk masing
masing mesin. Pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan
melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/Short Take
Off & Landing).
2. Mesin CT7-9C turboprop merupakan mesin turboprop dengan daya 1,395
kW, yang berdimensi 96 inchi x 26 inchi x 29 inchi. Ruang bakar (burner)
bertipe annular dengan arah aliran axial. Kecepatan propeller mencapai
1384 rpm. Berat total mesin adalah 795 lbs.
3. Engine Fuel System merupakan sebuah mekanisme yang dirancang untuk
mensuplai kebutuhan mesin dengan jumlah bahan bakar yang diperlukan,
ruang bakar yang dipertahankan dalam keadaan bersih, kondisi temperature
dan tekanan yang ideal. Ketika bahan bakar disuplai dengan baik, gaya
dorong pesawat juga akan optimal. Selain itu fungsi dari Fuel System adalah
untuk mempersiapkan bahan bakar masuk kedalam mesin dalam kondisi
prima sehingga sesuai dengan kebutuhan mesin ketika menyalakan,
melakukan akselerasi, dan berjalan dengan stabil pada semua kondisi
operasi mesin.
4. Tinjauan Termodinamika ini kami lakukan agar lebih mengetahui
perbandingan dari beberapa nilai yang ada pada data yang telah ada di
perusahaan dengan hitungan yang telah dipelajari dalam ilmu
Termodinamika yang ada di lingkungan kampus.
97
5.2 Saran
1. Perhitungan umur pakai komponen dirasa perlu untuk mencegah terjadinya
kerusakan mendadak, sehingga jika memang sudah saatnya, PT.
DIRGANTARA INDONESIA tidak perlu ragu untuk mengganti komponen
pesawat walaupun belum rusak atau crack dan itu semua bisa diketahui dari
spesifikasi pesawat yang telah ada.
2. Untuk komponen yang ada pada mesin GE CT7-9C juga perusahaan harus
lebih memperhatikan, seperti lebih sering dicek komponen yang kira-kira
sudah rusak dan yang sudah tidak bekerja optimal karena mesin pesawat
yang rusak bisa mengancam keselamatan penumpang.
3. Sama halnya dengan mesin pesawat, pada komponen Engine Fuel System
pun perusahaan perlu memperhatikan komponen apa yang perlu diperbaiki
atau hanya di cek kondisinya.
4. Perusahaan sebaiknya fleksibel dan terbuka di dalam memberikan data pada
mahasiswa yang sedang melaksanakan Kerja Praktek agar mahasiswa lebih
mengerti dan memahami perhitungan-perhitungan yang akan dilakukan.
98
DAFTAR PUSTAKA
99
15. Wahyu, Adi Fitra. “Fuel System”. 23 Februari 2016.
http://tujuh-tujuh77.blogspot.co.id/2012/02/fuel-system.html
16. Nicho, Eka. “Teori Manajemen”. 16 Maret 2016.
http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/teori-teori-manajemen-kelebihan-
dan.html
100