Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja praktik di Program Studi D3-Teknik Mesin UNIMED merupakan kegiatan
wajib yang dilaksanakan setiap mahasiswa sebelum sidang diploma. Kerja praktik
diperlukan untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja. Kerja
praktik akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati,
membandingkan, menganalisis, dan menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan
dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Melalui kerja praktik mahasiswa juga dapat
memahami bagaimana ilmu yang didapat di perkuliahan diaplikasikan di industri dan
mampu menganalisa keadaan untuk mencari alternatif solusi. Dengan melakukan kerja
praktik mahasiswa dapat melihat dan mempelajari hal-hal yang tidak didapat di bangku
kuliah, seperti etika, kemampuan berkomunikasi, dan kerjasama tim.
Pendidikan pada jenjang universitas adalah pendidikan dengan oritentasi
menghasilkan para akademis yang mampu menguasai materi dengan baik dan mampu
mengaplikasikannya.
Sebuah keharusan bagi Mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED)
untuk mengikuti kerja praktek yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus
diikuti dan dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Sesuai dengan kurikulum yang
berlaku di UNIMED saat ini,yang merupakan salah satu syarat untuk meneruskan
tugas/mata kuliah ke tingkat berikutnya.Kerja praktek ini merupakan salah satu
kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk melihat,mengenal secara langsung segala
peralatan yang digunakan dalam dunia industri.
Sebagaimana yang telah diketahui selama dalam bangku perkuliahan mahasiswa
telah banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia industri,
namun hal inihanya merupakan teori dasar saja, maka dengan diadakannya kerja
praktek lapangan sehingga mahasiswa dapat memahami dan mengetahui aplikasi
lapangan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Secara umum yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek ini diharapkan
mahasiswa dapat mengikuti, mengamati dan melaksanakan kegiatan rutin di lapangan
1
serta dapat mengerjakan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah masalah di lapangan.
Beberapa tujuan lain yangdiharapkan :
1. Tujuan Umum
a. Memperkenalkan mahasiswa pada situasi kerja yang sesungguhnya
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tepat sasaran pada saat terjun
kedunia usaha atau lapangan pekerjaan.
b. Menguji dan mengukur kemampuan individu atas system maupun
ekonomisme yang berlaku.
c. Mengembangkan ilimu pengetahuan yang didukung dengan
pemahaman terhadap disiplin ilmu lainnya yang mempunyai relevansi
terhadap ilmu tertentu.
d. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir, menganalisa secara
sistematis serta sebagai pendorong semangat kerja menyonsong masa
depan.
e. Menjadi mitra kerja antar lembaga pendidikan khususnya Universitas
dengan dunia usaha dan industri.

2. Tujuan Khusus
a. Membangun kesiapan Mahasiswa dalam menghadapi situasi dan
kondisi kerja diperusahaan atau dapat sebagai tahap perkenalan pertama
terhadap situasi kerja, sehingga Mahasiswa dapat melatih komunikasi
dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
b. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan
kedalam lingkungan pekerjaan yang sesungguhnya, sehingga
Mahasiswa bukan hanya mengetahui teori, tetapi juga mengetahui
sebagaimana teori tersebut dapat diterapkaqn kedalam perusahaan,
sehingga dapat diatasi adanya kesenjangan antara kurikulum pendidikan
dengan yang sebenarnya dibutuhkan dilapangan pekerjaan.
c. Melatih Mahasiswa untuk menyelesaikan masalah yang timbul didalam
pekerjaan yang dihadapinya dan beradaptasi dengan lingkungan
masalah tersebut.
d. Salah satu syarat yang diwajibkan bagi setiap Mahasiswa Universitas
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III.
2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Manfaat Praktek Kerja Lapangan antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan dan membandingkan secara langsung teori-teori
yang telah diterima dibangku kuliah dengan instansi yang berkaitan dan
menambah pengetahuan yang didapatkan selama pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
b. Mendewasakan cara bersikap dan berperilaku serta meningkatkan daya berpikir
dalam melakukan pekerjaan dan menyelesaikan masalah secara terperinci.
c. Sebagai pembelajaran diri pada saat menghadapi dunia kerja nantinya.

2. Bagi Universitas Negeri Medan


a. Mengenalkan kepada Mahasiswa terhadap dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Menciptakan Mahasiswa yang berhasil dan berdaya guna sesuai dengan
perkembangan zaman.
c. Mendidik Mahasiswa yang bertanggung jawab kepada pekerjaan.

3. Bagi Perusahaan
a. Mengajak mahasiswa untuk mengenal bidang operasional perusahaan dalam
perusahaan.
b. Mempromosikan produk-produk dan jasa yang ada pada perusahaan tersebut.
c. Untuk mengetahui kualitas Mahasiswa yang telah dihasilkan oleh suatu
lembaga pendidikan.

1.4 Perumusan Masalah


Mengingat luasnya masalah untuk menghasilkan produk pulp yang sesuai dengan
target perusahaan, maka penulisan laporan ini difokuskan pada masalah-masalah yang
sering terjadi pada saat produksi chip agar dapat beroperasi secara optimal.
Dalam hal mengatasi masalah ini penulis telah meninjau langsung ke lapangan PT
Toba Pulp Lestari, Tbk. Oleh karena itu penulis membatasi ruang linggkup
pembahasan dan disesuaikan dengan permasalahan yang timbul secara garis besarnya
antara lain:
3
1. Apa saja bahan baku pembuatan chip?
2. Bagaimana uraian umum proses produksi chip?

1.5 Metodelogi Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini antara lain :
1.5.1 Observasi
Melakukan tinjauan langsung tentang alat alat permesinan pada PT.Toba Pup
Lestari di bawah pengawasan dari Wood Yard Department.
1.5.2 Berdiskusi
Melakukan diskusi dengan para mekanik engineer yang ada di kawasan mill
PT. Toba Pulp Lestari.
1.5.3 Referensi
Berdasarkan buku, power point dan data-data pendukung lainnya yang terkait
dengan materi maintenancd khususnya mesin produksi di PT. Toba Pulp Lestari
Tbk.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan


Dalam penulisan laporan ini, penulis mencoba membahasa susunan laporan dengan
berdasarkan pada sistematika berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II PELASANAAN MAGANG INDUSTRI I


Pada bab ini akan dibahas mengenai informasi-informasi penting tentang PT.
Toba Pulp Lestari Tbk.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang teori-teori pendukung untuk pembahasan tentang
Wood Yard, bahan baku pembuatan chip, proses pembuatan chip dan mengatasi
trouble/masalah yang terjadi di area mill PT. Toba Pulp Lestari Tbk
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini menuliskan kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat
berguna bagi kemajuan PT. Toba Pulp Lestari Tbk untuk kedepannya.

4
1.7 Pengertian Magang Industri
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang besar disegala
bidangterutama pada perusahaan-perusahaan modern. Kemajuan inilah yang menjadi
faktor utama para pemilik perusahaan menaikkan skil karyawan mereka agar
perusahaan bisa berkembang lebih baik.
Magang merupakan suatu sarana bagi mahasiswa untuk menambah ilmu
pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dengan cara
menerapkannya secara langsung ke dunia kerja di perusahaan atau instansi yang
menggunakan teknologi komputer. Bagi siswa magang kerja wajib dilaksanakan oleh
mahasiswanya, agar lulusan yang dihasilkan nantinya mempunyai kualitas yang tinggi,
sehingga mampu menerapkan ilmu ke dalam dunia kerja.
Harapan setelah melaksanakan magang mahasiswa dapat memiliki tanggung jawab
yang tinggi terhadap diri sendiri maupun orang lain, mampu menguasai emosi dalam
menjalani kehidupan dengan lingkungan umum dan dapat dijadikan sebagai tolak ukur
apakah kelak setelah lulus mampu terjun langsung dalam dunia kerja yang nyata.

1.8 Lingkup Pekerjaan Magang


Magang dilaksanakan pada perusahaan/industri yang bergerak dibidang jasa atau
non jasa yang disesuiakan dengan jurusan masing-masing mahasiswa. Pemilihan
tempat direkomendasikan dari mahasiswa kemudian dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing magang dan disetujui oleh Ketua Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan. Penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT Toba Pulp
Lestari di departement WOOD YARD yang alamat di Desa Sosor Ladang,
Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

1.9 Jadwal Pelaksanaan Magang


Magang dilaksanakan pata tanggal 19 Desember 2018 sampai dengan 18 Januari
2019 dengan ketentuan jam kerja untuk hari senin s.d jum’at masuk kerja praktek
pukul 08.00-17.00 wib dan jam istirahat 12.00-13.24 wib, untuk hari sabtu tidak
diwajibkan sedangkan hari minggu diliburkan.

5
BAB 11
PELAKSANAAN MAGANG INDUSTRI 1

2.1 Profil Perusahaan


PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah industri dibidang produksi pulp untuk bahan
baku kertas dan bahan baku serat rayon. Pabrik ini merupakan salah satu industri
strategis penghasil devisa di antara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di dunia
dengan target produksi 550 ton pulp per hari. Dari jumlah tersebut di atas,5.258 unit
terdapat di Asia.
Lokasi pabrik ini terletak di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Permaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia ini berstatus Penanaman
Modal Asing (PMA) yang dioperasikan berdasarkan surat keputusan bersama
Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Ketua BPPT dan Menteri Negara
kependudukan dan Lingkungan Hidup No. SK/681/M/BPPT/XI/1986 dan
No.KEP/43/MNKLH/11/1986 bertanggal 13 November 1986.
Berdasarkan keputusan menteri investasi/ Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal No.07/V/1990, status perusahaan ini telah berubah dari
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDL) menjadi Penanaman Modal Asing
(PMA). Saham Perusahaan ini telah dijual di Bursa Saham Jakarta dan Surabaya
sejak 1992 dan New York Stock Exchange (NYSE).
Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai 1989, dimana produksi sekitar
70% diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan pasar domestik. Kapasitas
produksi terpasang pabrik adalah 180.000 sampai 240.000 ton pulp/tahun. Dalam
upaya mendukung kegiatan produksi, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk mendapat izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) yang
didasari SK. Menteri Kehutanan SK-58/menhut-11/2011 tertanggal 28 Februari
2011 tentang pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada
Perusahaan dengan luas 188.055 Ha.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. memiliki konsesi hutan kayu terbesar pada beberapa
sektor hutan yaitu Aek Nauli, Habinsaran, Aek Raja, Tele dan Padang Sidempuan
yang meliputi sebelas kabupaten dan satu kotamadya di Provinsi Sumatera Utara,
Indonesi

6
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Visi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ialah menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus
yang dikelola dengan terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan
kami dan pemilik perusahaan yang disukai para karyawan.
2. Misi
Adapun misi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. yaitu:
a. Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
b. Prosedur dengan biaya yang efektif.
c. Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi masyarakat
sekitar dan regional.
d. Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan
sumber daya manusia.

2.3 Managemen Perusahaan


PT. Toba Pulp Lestari, Tbk memiliki tiga lokasi penting dalam menjalankan
operasinya, yaitu :
1. Areal usaha PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang terdiri atas dua bagia, yaitu :
Mill Site dan Toba Fiber. Pabrik pembuatan pulp (Mill Site) termasuk Chemical
Plant sebagai pusat produksi yang berlokasi didesa sosor ladang, Kecamatan
Porsea, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
dibangun diatas lahan seluas ± 200 Ha, termasuk perumahan karyawan dan nursery
seluas ± 10 Ha. Sedangkan areal hutan (Toba Fiber) saat ini meliputi 11 kabupaten
yaitu : Kabupaten Simalungun, Dairi, Pakpak Barat, Karo, Mandailing Natal,
Tapanuli Selatan, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli
Tengah, dan Toba Samosir.
2. Kantor pemasaran yang berlokasi digedung BNI lantai 20, yang berada dijalan
jendral sudirman Kav.1, Jakarta Selatan.
3. Kantor perwakilan yang berlokasi dijalan MT. Haryono (Uni Plaza), Medan.

7
2.4 Ruang lingkup bidang usaha
Ruang lingkup bidang usaha yang dijalankan oleh PT. Toba Pulp Lestari adalah
sebagai :

1. PT. Toba Pulp Lestari merupakan industri terintegrasi dibidang produk pulp.

2. Pabrik tempat beroperasinya pembuatan pulp terletak di desa Sosor Ladang,


Kecamatan Porsera, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara.

3. PT. Toba Pulp Lestari mengolah Hutan Tanaman Industri terdapat di 5 (lima)
Kabupaten dengan 5 sektor yaitu, sector Tele (Dairi), sektor Aek Raja (Tapanuli
Utara), sector Aek Nauli (Simalungun), sector Habinsaran (Toba Samosir), Padang
Sidempuan.

4. Pabrik hanya memproduksi jenis Toba cell Eucaplyotus pulp yang berbentuk
lembaran – lembaran kertas.

5. PT. Toba pulp Lestari memproduksi bahan – bahan kimia (chemical plant) sendiri,
untuk proses produksinya dan menyediakan supply energi (Power &Liquor Plant)
untuk produksi pulp. Supplay energi digunakan oleh perusahaan ini tidak lain dari
PLN tetapi memproduksi sendiri.

2.5 Bahan Baku Perusahaan


Adapun bahan- bahan yang akan digunakan dlam pembuatan pulp tersebut terdiri atas
bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yaitu:
1. bahan baku
Bahan baku merupakan semua bahan yang membetuk bagian integral dari
suatu produk. dimana bahan tersebut mudah ditelusuri sampai ke barang jadi atau
dengan kata lain bahan utama dalam proses produksi dimana sifat dan bentuknya
akan mengalami perubahan. Proses persiapan bahan baku meliputi semua kegiatan
yang menyangkut pengambilan kayu untuk diolah manjadi bentuk chips .
Persiapan bahan baku ini dilakukan di word yard section. Serat selulosa
merupakan bahan dasar untuk membuat pulp. Serat ini diperoleh sebagian besar
dari kayu, baik itu dari kayu berdaun jarum dan berserat panjang seperti pinus
maupun kayu berdaun lebar dan berserat pendek seperti eucalyptus atau acasia sp.
8
Bahan baku proses pembuatan pulp yang digunakan PT. Toba Pulp Lestari
saat ini adalah kayu berdaun lebar dan berserat pensek yaitu eucalyptus hutan
tanaman industry atau HTI yang dimilki oleh perusatraan.
Kayu merupakan bahan alami berupa komposisi yang terdiri dari sel- sel
yang merupakan polimer alami. Bahan organik yang terkandung dalam kayu yaitu

karbon 9C0 4g%, Hidrogen (H) 6%, Oksigen (O) 44% dan sedikit unsure organic.

Distribusi komponen kimia pada kayu yaitu :


a) Komponen dinding sel terdiri atas :
- Golonganpolisakarida : sellulosa dan henisellulosa
- Non karbohidrat : lignin
b) Komponen luar dinding se/bahan tambahan terdiri atas :
- Organik : zat ekstraktif
- Anorganik : abu/mineral

Terdapat 3 jenis tanaman eucalyptus yaitu:


a. Eucalyptus grandies, dengan ciri- cirri kulit tipis dan sulit dikupas bahkan sukit
untuk diputus.
b. Eucalyptus eroppilla dengan ciri- ciri berkulit tebal mudah lepas tetapi sulit
dihancurkan seperti tali.
c. Eucalyptus hibrit merupakan hasil perkawinan anatara eucalyptus grandies dan
eucalyptus eroppilla dengan cirri- cirri kulit tipis mudah lepas dan lebi mudah
hancur.
Kayu yang digunakan PT. Toba Pulp Lestari sebagai bahan dasar saat ini
adalah jenis eucalyptus hibrit karena memberikan keuntungan dibandingkan
dengan dua jenis lain. Hal ini yang menjadi dasar dari perusahaan untuk menanam
dan mengembangkan eucalyptus hibrit sebagai tanaman utama.

2. Bahan tambahan
Bahan trambahan adalah bahan dasar yang digunakan dan ditambahkan pada
proses produksi untuk membantu untuk manghasilkan produk namun pada produk
akhir bahan tersebut tidak kelihatan. Bahan tambahan yang dipergunakan dalam
proses produksi pulp adalah:

9
a.) Cairan pemasak yang digunakan yang terdiri dari:
 Lindi putih (white liquor) sebagai bahan pemasak kimia utama dengan
komposisi causric soda (NaoH), Natrium Karbonat (Na2co3),
Natrium Sulfur (Na2S).
 Lindi hitam (black liquor) yang merupakn cairan bekas pencuci diarea
pencucian yang mengandung lignin dan bahan kimia dari lindi putih.
b.) Uap panas (steam), digunakan sebagai sumber panas pada proses
pemasakan.
c.) Bahan kimia pemutih, untuk meningkatkan derajat keputihan pulp. Bahan
kimia putih yanbg digunakan klorin dioksida (CIO2), Bisulfit (SO2) dan
Amipax.
d.) air yang digunakan sebagai bahan pengencer pada saat produksi dengan sifat
khusus yang ditetapkan perusahaan.

3. Bahan penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu
menyelesaikan suatu produk dan keberadaan dari bahan penolong ini tidak
mengurangi nilai produk yang dihasilkan.
Adapun bahan penolong yang dipakai adalah :
a. Kertas pembungkus
Kertas pembungkus digunakan unutk membungkus bale pulp ayng dipesan
dan didatangkan khusus dari luar negeri.
b. Kawat Baja
Kawat baja digunakan untuk mengikat setiap unit pulp yang terdiri ball
pulp, unutk per unit pulp hanya memerlukan 6 utas kawat saja. Berat setiap
gulungan kawat adalah 900-950 kg.
c. Kertas Label
Kertas label untuk memberikan keterangan produksi yaitu keterangn jenis
produksi, tanggal diproduksi.

10
2.6 Produk Perusaahan
PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah produsen pulp industri atau yang biasa dikenal
dengan pulp. Produksinya dijual di pasar domestik dan luar negeri (ekspor). Kapasitas
lisensi 165 ribu ton / tahun dengan toleransi 30%.

2.7 Aktifitas Pekerja Dan Jam Kerja Perusahaan


A. Uraian tugas dan wewenang
1. Managing Director
a. Mengelola perusahaan secara keseluruhan.
b. Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek,
penjualan, dan pembelanjaan.
c. Memberikan wewenang dan persetujuan atas surat-surat ekstern dan intern,
pesanan pembelian, penjualan, pengeluaran keuangan serta bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris.
2. Officer Service Coordinator
a. Bertugas mengkoordinir segala kegiatan yang erhubungan dengan
pelayanan kantor
b. Bertanggung jawab kepada managing director.

3. Deputy General Manager


a. Bertugas membantu managing director dalam mengkordinir dan
mengontrol kegiatan pabrik sehari-hari seperti bagian-bagian teknisi dan
juga menerima usulan-usulan proyek
b. Bertanggung jawab kepada managing director.
4. Fiber General Marketing
a. Bertugas menyediakan bahan baku untuk dikirim ke area pabrik seluruh
sektor.
b. Bertugas terhadap administrasi yang berkaitan dengan proses produksi.
Departmen ini membawahi lima departemen yaitu: Plantation Departmen,
Wood Supply Department, Planning Department, PIR Department dan
Sector Departmen.
o Plantation Department

11
Bertugas melakukan penanaman hutan kembali untuk hutan
tanaman industry yang hasilnya telah dimanfaatkan sebelumnya
oleh perusahaan
o Wood Supply Department
Bertugas mempersiapkan penyediaan jumlah bahan baku yang
akan diproses pada pembuatan pulp.
o Planning Department
Bertugas untuk membuat rencana kerja dan perbaikan material
kayu sebagai bahan baku. Dalam departemen inilah dipersiapkan,
diatur, dan direncanakan kegiatan-kegiatan dalam Forestry
Department, dan membahas setiap persoalan departemen dan
merencanakan penangananannya.
o PIR Department
Bertugas untuk membuat rencana kerja dan bekerja sama dengan
masyarakat dalam usaha pembibitan tanaman, pemberian pupuk,
serta tenaga skill yang dibutuhkan.
o Sector Department
Bertugas melakukan koordinasi kepada seluruh sektor tanaman
industri dan bertugas mengetahui beberapa areal tanaman yang
kosong dan beberapa areal tanaman yang telah ditebang.

5. Mill General Manager


Bertugas terhadap kebijaksanaan produksi dan kelancaran produksi
dimulai dari persiapan kayu menjadi lembaran pulp yang siap dipasarkan dan
bertanggung jawab pada managing director.
Departemen ini membawahi beberapa departemen yaitu: Production
Department, Maintenance and Engineer Department, Technical
Department, LP & C Department, Material Department dan Sales and
Adminitration Department.
o Production Departmen
Bertugas mengawasi jalannya proses produksi antara lain: wood
preparation, fiberline, chemical plant dan departemen ini
bertanggung jawab terhadap kepada General Manager Mill.
12
o Maintenance dan Engineer Department
Bertanggungjawab kepada kegiatan pemeriksaan dan perbaikan
peralatan produksi dan melaporkan perbaikan tersebut serta
bertanggungjawab kepada General Manager Mill.
o LP & C Department
Bertugas menjaga keselamatan kerja karyawan serta lingkungan
kerja dan membentuk tim pemadam kebakaran untuk
menghindarkan terjadinya kebakaran serta bertanggungjawab
kepada General Manager Mill.
o Technical Department
Bertugas untuk memeriksa dan menganalisa bahan baku yang
masuk, mengawasi dan mengontrol proses pengolahan bahan baku
dan membuat laporan hasil quality control produk dan pengolahan
limbah.
o Material Department
Bertugas membantu kelancaran proses dalam pabrik dalam hal
menyediakan material ataupun sparepart (logistic) serta
bertanggungjawab kepada General Manager Mill.
o Sales and Administration Department
Bertugas dalam memasarkan produk dan menentukan beberapa
jumlah order serta stok produk yang dikirim.

6. Society Security Lisence Director


Bertugas menangani masalah keamanan, perizinan dan persoalan- persoalan
dengan masyarakat serta bertanggung jawab terhadap managing director.

7. Human Resource Department (HRD)


Bertugas dalam mengatur masalah personal administrasi yang meliputi
bagian penerimaan, pemindahan pegawai, pemutusan hubungan kerja (PHK)
dan hal lain yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, training serta
menyediakan fasilitas bagi kesejahteraan karyawan.
8. Financial Director

13
a. Bertugas menyusun budget pendapatan kerja dan belanja perusahaan
sesuai dengan hasil yang diharapkan
b. Bertugas terhadap pengaturan, pencatatan dan pelaporan keuangan
perusahaan.
c. Melaporkan segala jenis pengeluaran biaya-biaya perusahaan dalam
prosesnya.
d.
B. Jam kerja
1. General time
Pada jam kerja ini tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja tidak tetap
diberlakukan jam kerja kantor. Dimana jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB–
17.00 WIB pada hari senin sampai jumat dengan jam istirahat dari jam 12.00
WIB – 13.30 WIB , khusus hari Sabtu jam kerja hanya setengah hari dan setiap
dua minggu sekali karyawan mendapat giliran libur yang disebut “Day Off”.
2. Shift time
Perusahaan menjalan jam kerja shift time untuk menjalankan
kegiatan produksi 24 jam yang dibagi menjadi tiga bagian jam kerja yaitu
 shift 1 : pukul 08.00 – 16.00 WIB
 shift 2 : pukul 16.00 – 24.00 WIB
 shift 3 : pukul 24.00 – 08.00 WIB

Jam kerja diatas telah diatur oleh perusahaan sehingga produksi dapat
berjalan sangat lancar dan sangat baik dalam melaksanakan kegiatan
produksi untuk mencapai tujuan dengan mematuhi tugas dan tanggung
jawab yang telah diberikan pada setiap departemen pabrik.

2.8 ruang lingkup pemasaran perusahaan


Perusahaan saat ini memproduksi pulp yang dipasarkan di pasar dalam negeri dan luar
negeri.Perusahaan juga memiliki konsesi tanah untuk menanam dan memanen kayu untuk
pembuatan pulp.

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bahan baku pembuatan chip


Pada dasarnya semua bahan baku (kayu) mengandung selulosa yang dapat
digunakan menjadi bahan baku atau bahan dasar dalam pembuatan pulp, semakin
tinggi kadar selulosanya, maka semakin baik pula mutu dari pulp yang
dihasilkan. Selulosa merupakan senyawa terbesar dalam tanaman keras (pohon)
yang memiliki kandungan lebih dari 50% jumlah selulosa yang terkandung
bervariasi antara jenis tanaman dan selulosa merupakan bahan baku kertas,
karton dan serat tekstil. Eucalyptus dan Acasia Mangium merupakan jenis pohon
yang mengandung selulosa untuk menghasilkan pulp.
Terdapat 3 jenis tanaman eucalyptus yaitu :
1. Eucalyptus Grandies, dengan ciri-ciri kulit tipis dan kulit sulit dikupas bahkan
sulit untuk diputus.
2. Ecualyptus Eroppillia, dengan ciri-ciri berkulit tebal mudah lepas tetapi sulit
dihancurkan seperti tali.
3. Ecualyptus Hibrit merupakan hasil perkawinan antara Ecualyptus Grandies dan
Ecualyptus Eroppillia dengan ciri-ciri kulit tipis mudah dilepas dan lebih
mudah hancur.

Berikut ini adalah ciri-ciri kayu Ecualyptus :


1. Merupakan kayu berserat pendek dan tergolong kayu keras.
2. Tidak mudah terbakar.
3. Memiliki pertumbuhan yang cepat dan dapat ditebang tiga kali untuk sekali
penanaman.
4. Cocok untuk penghijauan.

Kayu yang digunakan PT. TPL sebagai bahan dasar saat ini adalah jenis
Ecualyptus Hibrit karena memmberikan keuntungan dibandingkan dengan dua
jenis lain. Hal ini yang menjadi dasar dari perusahaan untuk menanam dan
mengembangkan eucalyptus hibrit melalui tanaman utama.
Kayu Eucalyptus yang saat ini digunakan sebagai bahan baku diperoleh
dari HTI ( Hutan Tanaman Industri ) yang dikelola sendiri oleh PT. Toba Pulp

15
Lestari, Tbk. HTI ditanami dengan bibit kayu yang unggul, baik dari segi benih
yang terseleksi dengan baik dari kebun sendiri, maupun perbanyakan benih
dengan teknik Clone seperti yang telah dimulai pada berbagai sektor. Kayu yang
sudah siap untuk dijadikan bahan baku adalah yang telah berumur 6-8 tahun,
yang berdiameter maksimal 70 cm serta panjang 5,5 m. Kebutuhan bahan baku
serpih Chip setiap tahun adalah 1.100.100 ton chip/tahun atau sekitar 1,5 juta m³
volume kayu tegakan/tahun, sedangkan kapasitas pabrik pulp maksimum adalah
sebesar 240.000 ton/tahun dengan proses kraft dan dapat diganti menjadi 180.000
ton/tahun dengan proses dissolving yang telah dimulai sejak tahun 1997/1998.

3.2 Proses produksi chip wood preperation plant


Wood preperation plant merupakan bagian/langkah awal dalam
pengolahan kayu menjadi chip, pada departemen ini kayu disimpan pada bagian
wood yang akan dipotong-potong menjadi chip-chip kayu dengan ukuran yang
lebih kecil untuk memudahkan pengolahan selanjutnya. Unit ini adalah langkah
awal dalam proses pembuatan pulp, dimana meliputi proses penyediaan kayu
yang berasal dari berbagai HTI (Hutan Tanaman Industri), dan kemudian dibawa
kelokasi pabrik dengan menggunakan truk-truk pengangkut kayu. Kayu tersebut
kemudian ditumpukkan di Wood Stroge. Sebagian besar lapangannnya ditimbuni
oleh kayu sehinngga sering disebut dengan Wood Yard.
Kayu dari timbunan atau kayu dari truk dimasukkan kedalam infeed
chain, dikuliti di debarking drum, dicuci washing station, dicincang dichipper dan
diayak di chip screen untuk mendapatkan chip yang diharapkan.
Wood preperation dioperasikan secara Distribution Control System
(DCS) oleh seorang operator dibantu 3 (tiga) orang operator lapangan, satu orang
grinder, 5 (lima) orang operator alat berat dan diawasi oleh seorang leader shift,
untuk satu shift.

16
Gambar 1. Wood Stroge

17
Gambar 2. Proses Pemasukkan Kayu Ke Infeed Chain
18
3.3 Wood Preperation Quality Plant Overview

Line 1

Log Deck Infeed Debarking Outfeed Washing


Chipper
Yard System Chain Drum Chain Station

Oversize Chip

Screening

Bark
Crusher

Logging Side Effluen


Truck Wall Treatment
Plant
(ETP)
Chip
Bark Pile
Pile

Digester
Boiler

19
3.4. Line 1
Pada line 1, jenis kayu yang diolah adalah jenis kayu yang masih memiliki
kulit. Berikut ini proses pengolahan kayu menjadi chip menggunakan line 1.
a. Infeed chain
Kayu yang berada ditimbunan dimasukkan kedalam chain infeed drum
menggunakan alat berat yang kemudian kayu akan bergerak ke debarking
drum. Chain infeed drum digerakkan oleh motor dengan system hidrolik atau
minyak yang bertekanan tinggi ± 100 bar.
Spesifikasi :
Kapasitas : 250 m³/jam
Panjang : 59,5 m
Lebar bawah/atas : 1,6/2,8 m
Kemiringan awal/akhir : 1ᴼ/18,2ᴼ
Kecepatan maks : 12 m/s
Daya listrik motor pompa hidrolik : 55 kW
Isi tangki minyak : 800 liter

Gambar 3. Infeed Chain Debarking Drum


20
b. Debarking drum
Debarking drum berfungsi untuk menguliti kayu, berbentuk cylinder kosong
dibangun keseluruhan dengan besi yang tebal.

Gambar 4. Debarking Drum


Spesifikasi :
Kapasitas : 220 m³
Panjang : 33 m
Diameter : 5,6 m
Motor power : 2 x 650 kW
Kecepatan drum : 5 – 7 rpm
Tegangan listrik : 660 v0lt
Kemiringan : 0,57 derajat
Motor speed : 992 rpm
Daya listrik pompa air : 75 kW
Daya listrik pompa pelumas gear : 3 kW
Tekanan pompa air : 7 – 8 bar
21
Drum dilengkapi dengan cerlah – celah disekeliling bagiannya, untuk
tempat jatuh (keluar) kulit. Pada sisi dalam dilengkapi dengan batangan besi
(lock lifter) yang dipasang sejajar (paralel) untuk mengangkat atau membawa
kayu ketika drum berputar. Drum disokong dengan 4 unit hydrostatic bearing
untuk mengangkat sewaktu operasi.
Debarking drum mempunyai tayer yang berfungsi untuk mengangkat
drum, untuk menggerakkan drum dipasang cincin roda gigi pada lingkaran
drum, yang dihubungkan dengan roda – roda gigi gila (bull gear) dan
terhubung pada dua pasang motor pengerak.
Kayu – kayu meluncur dari infeed chain kemulut drum, jatuh kedalam
drum dan menyebabkan kulit – kulitnya terlepas ketika bergerak kearah
depan atau keluar dari drum. Untuk mengatur jumlah kayu yang keluar ke
outfeed chain dipasang sebuah pintu yang dikontrol oleh seorang operator
DCS.
Rumah roda – roda gigi drum pengulit dilengkapi dengan sistem
pelumasan secara otomatis, pompa hydrostatic dimana membantu debarking
drum disaat debarking sedang berputar yaitu yang bertujuan untuk membuat
debarking seolah – olah mengapung. Sistem ini harus dihidupkan terlebih
dahulu sebelum motor penggerak dihidupkan. Untuk mengatur kecepatan
putaran drum dipasang coupling hidrolik dan aktuator pneumatik.
Sementara proses pengulitan ini berlangsung, kemudian kayu keluar ke
outfeed chain. Debarking drum ini dilengkapi dengan slot – slot pada dinding
– dindingnya untuk tempat keluarnya kulit kayu yang terkelupas. Kulit dan
patahan kayu yang sudah terkelupas jatuh ke conveyor 633, sedangkan kayu
yang dikuliti akan dikirim ke proses washing station melalui roller washing
station dan dikirim ke infeed belt chipper.

c. Outfeed chain
Alat ini terletak diantara drum pengulit (debarking drum) dengan roller
washing station yang berfungsi untuk mengantar kayu ke washing station,
alat ini digerakkan oleh system hidrolik.

22
Gambar 5. Outfeed Chain
Spesifikasi :
Kecepatan : 1 m/sec
Kapasitas : 250 m³/h
Daya listrik motor : 90 kW
Kecepatan motor : 1480 rpm

d. Washing station
Washing station adalah sebuah alat untuk mencuci kayu yang lewat berurutan
melalui roller – roller, yang terletak sebelum infeed belt chipper. Semua
permukaan kayu disemprot sehingga saat keluar dari washing station sudah
bersih dari kotoran/pasir yang biasanya disebut dengan silica. Alat ini
mempunyai sebuah pompa yang dinamakan spray water pump dengan jenis
pompa Dinamic yang dinamakan sentifugal pump. Pipa – pipa saluran air ini
dilengkapi dengan valve – valve pengatur.
23
Gambar 6. Washing Station

Gambar 7. Spike Station


24
Spesifikasi :
Motor : 37 kW
Kapasitas : 12 m³/jam
Tekanan air : 8 – 10 bar
Roller washing station : 11 item
Panjang roller : 7,5 m
Kecepatan roller : 1.0 menit
Kapasitas roller : 250 m³/detik
Daya listrik motor : 3 x 7,5 kW
Speed roller : 1450 rpm

e. Infeed belt chipper


Berfungsi untuk membawa kayu dari washing ke chipper. Pada jalur infeed
belt chipper terdapat metal detector yang berguna untuk mengetahui atau
mendeteksi benda – benda metal atau logam yang terikut dengan kayu yang
lewat. Apabila tedapat logam dalam kayu maka conveyor secara otomatis
akan berhenti, dan operator akan mengambil logam yang terdeteksi tersebut
sehingga nantinya logam tersebut tidak masuk kedalam chipper.

Gambar 8. Infeed Belt chipper


25
Spesifikasi ;
Kapasitas : 250 m³/jam
Panjang : 19 m
Kecepatan : 1 m/s
Motor power : 17 kW

Gambar 9. Metal Detector Line 1

f. Chipper
Chipper adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memotong – motong
atau mencincang kayu sehingga menjadi serpihan – serpihan kecil yang
disebut chips. Alat ini biasa disebut dengan pencincang, dengan jumlah mata
pisau 10 buah yang terdapat pada disc chipper.

26
Gambar 10. Chipper
Kayu jatuh dari infeed belt dan meluncur kemulut chipper (feed spout)
dicincang menjadi serpihan – serpihan kecil atau (chip) dengan bantuan
sebuah bantalan atau (anvil). Disc chipper mempunyai blowing yang
berfungsi untuk menghantar atau menghembus chip ke chip duckting dengan
bantuan blower, menghembuskan chip – chip ke equalizing bin (tempat
penampungan sementara chip), chip tersebut jatuh ke screw dan diantarkan ke
chip screen.
Spesifikasi :
Kapasitas : 250 m³/jam
Jumlah pisau : 10 ( P = 1000 mm, L = 152,5 mm)
Kecepatan : 256 rpm
Diameter disc : 3352 mm
Motor power : 2250 kW/ 1000 rpm
Chipper memiliki : 10 blowing , 10 pisau, 10 chip guide, 10 wear
Plate, 10 chip slot, 10 caset.

27
g. Equalizing bin
Equalizing bin merupakan tempat menampung chip dari chipper yang
kemudian masuk ke screw equalizing bin yang digerakkan oleh motor dan
menghantarkan chip ke chip screen.

Gambar 11. Equalizing Bin


Spesifikasi :
Kapasitas : 45 m³/jam
Diameter : 4000 mm

h. Chip screen
Chips screening system atau chip screen berfungsi untuk memisahkan chip
yang memenuhi ukuran dengan chip – chip yang oversize, Accept Chip, dan
Saw dust.
Chip screen memiliki kapasitas 800 m³/jam dan memiliki 3 plate/decks yakni:
28
Lobang plate pertama berukuran 55 mm
Lobang plate kedua berukuran 19 mm
Lobang plate ketiga berukuran 5,5 mm
Jarak antara plate 60 mm (plate 1 ke 2), 22 mm ( plate ke 3),
6 mm ( plate 3 ke dasar).
Pada bagian ini, potongan – potongan chip disaring yang menggunakan 3
lapisan yaitu :
- Lapisan I : Untuk memisahkan chip yang over size ( ukuran 55 mm)
- Lapisan II : Untuk membagi – bagi chip (accept chip) yang
memenuhi syarat (ukuran 19 mm).
- Lapisan III : Untuk memisahkan abu (dust), (chip yang berukuran
5.5 Mm

Chip yang memiliki ukuran 5.5 mm akan jatuh ke srapper conveyor, yang
selanjutnya akan dibawa pallman melalui conveyor 633. Chip yang berukuran
> 55 mm (over size) tersebut akan dibawa kembali ke chipper untuk dipotong.
Accept chip akan dibawa oleh belt conveyor kebagian penimbuna chip, yang
berukuran 19 mm dengan ketebalan 2 – 5 mm.

Gambar 12. Chip Screen


29
3.5 Wood Preperation Quality Plant Overview

Line 2

Log Feeder Long Log Washing


Chipper
Yard Deck Conveyor Station

Screening

Oversize Chip

Logging Rechipper
Truck Chip
Pile

Digester

30
3.6 Line 2
Pada line 2, jenis kayu yang diolah adalah jenis kayu yang sudah dikupas.
Berikut ini proses pengolahan kayu menjadi chip menggunakan line 2.
A. Feeder deck
Peralatan ini adalah alat yang pertama menerima kayu dari alat berat seperti
escavator atau knuckle boom untuk diproses menjadi chip. Alat ini menerima
kayu yang berukuran panjang maks 4,5 m.

Gambar 13. Feeder Deck

B. Long log belt conveyor


Long log belt conveyor adalah conveyor yang berfungsi untuk mengangkut
kayu yang jatuh dari feeder deck menuju ke washing station.

31
Gambar 14 Long Log Belt Conveyor

C. Roller washing station


Roller washing station adalah peralatan yang digunakan untuk menghantar
kayu supaya dapat tercuci oleh air dari washing station, dengan tekanan pompa
air sebesar 10 bar.

Gambar 15. Roller Washing Station


32
Setelah melewati roller washing station terdapat metal detector yang
berguna untuk mengetahui/mendeteksi benda – benda metal/logam yang terikut
dengan kayu – kayu yang lewat. Apabila terdapat logam dalam kayu maka
conveyor secara otomatis akan berhenti, dan operator akan mengambil logam
yang terdeteksi tersebut sehingga nantinya logam tersebut tidak masuk kedalam
chipper.

D. Infeed belt conveyor


Infeed belt conveyor dalah peralatan yang digunakan sebagai alat
transportasi kayu yang baru dibersihkan dari roller washing station menuju
chipper yang dilengkapi dengan detector untuk mendeteksi magnet yang
terdapat di kayu, apabila terdapat logam maka secara otomatis conveyor
tersebut akan berhenti, dan operator akan mengambil metal tersebut keluar.

Gambar 16. Infeed Belt Conveyor

33
Gambar 17. Metal Detector Line 2

E. Chipper
Chipper adalah peralatan yang berfungsi sebagai alat pencincang kayu sehingga
menjadi chip. Kayu yang jatuh dari infeed belt meluncur ke feed spout dimana
pisau – pisau dipasang di disc chipper yang memotong kayu dengan bantuan
anvil.

Gambar 18. Chipper Line 2


34
F. Chip pocket
Screw chip pocket adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghantarkan
dan membawa chip ke chip screen

Gambar 19. Chip Pocket

G. Chip screen
Chip sscreening system atau chip screen berfungsi untuk memisahkan chip
yang memenuhi ukuran dengan chip – chip yang kebesaran atau kekecilan.
Chip screen memiliki lapisa 800 m³/jam dan memiliki 3 plate/decks yakni :
Lubang plate pertama berukuran 55 mm
Lubang plate kedua berukuran 19 mm
Lubang plate ketiga berukuran 5,5 mm
Jarak antara plate 60 mm (plate 1 ke 2), 22 mm (plat ke 3), 6 mm (plat 3 ke
Dasar)
Pada bagian ini, potongan – potongan chip disaring yang menggunakan 3 (tiga)
lapisan yaiti :
- Lapisan I : Untuk memisahkan chip yang oversize (ukuran 55 mm).
- Lapisan II : Untuk membagi – bagi chip (accept chip) yang memenuhi
syarat (ukuran 19 mm).
35
- Lapisan III : Untuk memisahkan abu (dust), (chip yang berukuran
5,5 mm).

Chip yang memiliki ukuran < 5 mm akan jatuh ke scrapper conveyor, yang
selanjutnya akan dibawa bark shredder. Chip yang berukuran > 35 mm
tersebut akan dibawa kembali ke chipper untuk dipotong. Accept chip akan
dibawa oleh belt conveyor kebagian penimbun chip, yang berukuran 5 – 35
mm dengan ketebalan 2 – 5 mm.

Gambar 20. Chip Screen Line 2

H. Rechipper
Rechipper adalah alat yang berfungsi untuk mencacah chip yang oversize atau
yang tidak lolos tersaring di screening, dan hasil dari rechipper akan
dikembalikan lagi ke screening untuk diayak kembali.

36
Gambar 21. Rechipper Line 2

37
I. Accept conveyor
Accept conveyor berfungsi untuk menghantar atau membawa chip dari chip
screen line 2 menuju conveyor 631.
Spesifikasi :
Kapasitas : 700 m³/jam
Panjang : 40 m
Lebar belt : 1200 mm
Daya listrik motor : 12 Kw
Belt speed : 90 m/menit

Gambar 22. Accept Conveyor

38
3.7 Conveyor Penghantar Chip
Conveyor yang fungsinya menghantarkan chip dari chip screen ke chip pile
menggunakan conveyor sebagai berikut :
A. Conveyor 631
B. Conveyor 632
C. Conveyor 403
D. Conveyor 405
E. Conveyor 407
F. Conveyor 408

Conveyor pengantar chip pada line 1 dan line 2 adalah sama.


A. Conveyor 631
Spesifikasi
Kapasitas : 800 m³/jam
Panjang : 76 m
Lebar belt : 1200 m
Daya listrik motor : 15 Kw
Belt speed : 105 m/menit
B. Conveyor 632
Spesifikasi
Kapasitas : 800 m³/jam
Panjang : 138 m
Lebar belt : 1200 mm
Daya motor : 22 Kw
Belt speed : 127 m/menit
Chip yang berada di belt conveyor ini akan melewati timbangan chip
(weightometer), dimana timbangan ini digunakan untuk mengukur berat chip
yang lewat menuju chip pile.

39
Gambar 23. Timbangan Chip

C. Conveyor 403
Spesifikasi :
Kapasitas : 800 m³/jam
Panjang : 185 m
Lebar belt : 1200 m
Daya listrik motor : 45 Kw
Belt speed : 130 m/menit

D. Conveyor 405
Spesifikasi :
Kapasitas : 800 m³/jam
Panjang : 60 m
Lebar belt : 1200 m
Daya listrik motor : 7.5 Kw
Belt speed : 130 m/menit

E. Conveyor 407
Spesifikasi :
Kapasitas : 800 m³/jam
40
Panjang : 145 m
Lebar belt : 1200 m
Daya listrik motor : 22 Kw

F. Conveyor 408
Spesifikasi :
Kapasitas : 800 m³/jam
Panjang : 78 m
Lebar : 1200 m
Daya listrik motor : 7.5 Kw
Belt speed : 133 m/menit

3.8 Chip Pile


Chip – chip yang melewati timbangan akan bergerak terus dengan
menggunakan conveyor ke tempat penimbunan chip yang disebut chip pile.
Tempat penyimpanan serpihan kayu (stocker) ada 4 stocker dan berkapasitas
36.000 m³. Dimana stocker (1,2) berkapasitas ± 10.000 m³, stocker (3,4)
berkapasitas ± 10.000 m³, stocker (5,6) berkapasitas ± 8.000 m³, stocker (7,8)
berkapasitas ± 8.000 m³.

Gambar 24. Chip Pile


41
3.9 Sketsa Gambar Aliran Chip

Oversice chip
Screening

Chipping
Chip < 5 mm
Con 633

Con 631

Con 632

Con 403

Con 407 Con 405

Con 408

42
3.10 Aliran Kulit
Kulit – kulit kayu yang telah dikupas didalam debarking drum akan jatuh
kedala conveyor 633 dan diantar ke pallman chipper yang nantinya akan
dikumpulkan ke tempat timbunan kulit (bark pile) untuk dijadikan bahan bakar
dimulti power boiler, dibantu dengan menggunakan conveyor. Berikut aliran kulit
dari proses pengolahan kayu dari debarking drum sampai timbunan kulit (bark pile)
:

A. Conveyor 633
Conveyor 633 adalah conveyor penampungan kulit dan kayu – kayu patah
dari debarking drum, dewatering conveyor, dan dari conveyor pengantar saw
dust.
Spesifikasi :
Panjang : 220 m
Lebar belt : 1200 m
Daya motor listrik : 18.5 Kw
Belt speed : 80 m/menit

B. Conveyor 205
Conveyor 205 dalah conveyor penampung kulit yang datang dari conveyor
633 untuk dilanjutkan dibawa ke disc screen.
Spesifikasi :
Kapasitas : 150 m³/jam
Panjang : 110 m
Lebar belt : 1200 m
Daya motor listrik : 11 Kw
Belt speed : 83 m/menit

C. Disc screen
Disc screen adalah sebuah mesin yang terletak sebelum pallman chipper
yang berfungsi untuk memisahkan bagian – bagian besar kulit kayu atau
serpihan – serpihan kulit kayu yang lewat. Kulit kayu yang berukuran < 35 mm

43
jatuh ke conveyor 209 dan > 35 mm jatuh ke infeed belt pallman chipper ( conv
207).
Spesifikasi :
Kapasitas : 150 m³/jam
Panjang : 2345 mm
Lebar belt : 1460 mm
Jumlah shaft : 7 shaft
Daya motor listrik : 5.5 Kw

Gambar 25. Disc Screen

D. Conveyor 207 (infeed belt pallman)


Infeed belt pallman berfungsi untuk membawa kulit dan patahan kayu yang
jatuh dari disc screen menuju ke segmen roller , kemudian diteruskan ke solid
roller. Solid roller adalah alat yang berfungsi untuk meremukkan atau
menghancurkan patahan kayu. Scrapper korm adalah landasan kayu dan kulit
yang sudah diremukkan, kemudian dicincang dengan pallman chipper.

44
Gambar 26. Infeed Belt Pallman

Gambar 27. Segment Roller (1), Solid Roler (2)

E. Pallman chipper
Pallman chipper adalah alat yang memotong kulit samapai berukuran
seragam. Dimana kulit ini akan digunakan untuk bahan bakar multi boiler.
Pallman chipper ini digerakkan oleh motor dengan spesifikasi berikut :
Spesifikasi :
Kapasitas :150 m³/jam
45
Daya motor listrik : 650 Kw
Kecepatan motor : 100 rpm
Kecepatan rotor : 1600 mm
Jumlah pisau rotor : 6 pcs
Jumlah clamping : 6 pcs
Jumlah wereplate : 6 pcs
Dibalik rotor pallman terdapat screen yang berfungsi untuk menyaring bark dan
jatuh ke conveyor 209.

Gambar 28. Plaman Chipper

F. Conveyor 209
Conveyor 209 berfungsi membawa kulit yang terakhir menuju tempat
timbunan kulit (bark pile), dimana kulit dijadikan bahan bakar boiler. Pada
conveyor 209 terdapat scrapper yang berfungsi untuk menscrap kulit agar jatuh
ke sistem bark.
Spesifikasi :
Kapasitas : 150 m³/jam
Panjang : 110 m
Lebar : 1200 mm
46
Dsaya motor listrik : 11 Kw
Belt speed : 63 m/menit

Gambar 29. Conveyor 209

Gambar 30. Scrapper Comb

47
Gambar 31. Bark Pile

48
3.11 Sketsa Gambar Aliran Kulit

Screening

Chipping

Fines
Conveyor

Chip < 5 mm
Con 633

Con 205

Disc Creen
207 Palman
Chipper

Con 209

Hog Pile

49
3.12 Trouble Shooting Di Area Wood Preperation Plant
No Masalah Penyebab Solusi

1. Penyemprot chipper Pisau tumpul Ganti pisau


tersumbat
Log lebih dari 90 cm Matikan chipper dan
pindahkan log
Volume log terlalu banyak
2. Chip besar banyak Pisau tumpul Ganti pisau
dan sayatan terlalu
besar Jarak landasan dengan pisau Sesuaikan jarak landasan
lebih dari 0.1 mm dengan pisau 0.8 sampai 1.0
mm

3. Chip yang terlalu Too knife and anvil Stel pisau dan anvil cleanser
besar dan accept cleanser,
chip terlalu banyak Perbaiki penyaring yang
Penyaring yang terlalu besar terlalu besar
memiliki lubang besar
4. Motor chipper Power supply cut mati Minta pasokan / suplai
berhenti tiba – tiba power
saat operasi
Terlalu banyak Periksa dan bersihkan
saluran chip
Fungsi interlock seperti,
Jangan mengumpankan log
Tekanan udara rendah 60 cmɸ - 90 cmɸ dan 5 m
atau lebih panjang
Temperatur chipper bearing
tinggi Scan OIU dan identifikasi
dan perbaiki penyebab
Pintu chipper terbuka interlock

50
Indikasi kecepatan sensor
rendah

Tombol emergency stop


hidup
5. Penyaringan tiba – Pasokan power mati Periksa penyebab trip dan
tiba berhenti atur kembali
Conveyor chip yang terlalu
besar berhenti tiba – tiba Periksa penyebab trip dan
atur kembali
Chip screw conveyor tiba –
tiba berhenti Periksa penyebab trip dan
atur kembali
Fungsi interlock,
Temperatur bearing SCA OIU, periksa penyebab
(bantalan) tinggi. kesalahan fungsi dan
perbaiki
Lubrikasi motor berhenti
6. Conveyor chip tidak Powe mati Hidupkan power
dapat berjalan
Fungsi interlock Perbaiki kesalahan fungsi

7. Chipper infeed Breaker mati Hidupkan breaker


conveyor motor
tidak dapat berjalan Metal detector hidup Atur kembali metal detector

Feed roller berhenti Jalankan feed roller

Fungsi interlock Scan OIU dan identifikasi


penyebabnya. Perbaiki
kesalahan fungsi

51
8. Chipper infeed Fungsi interlock Scan OIU dan identifikasi
conveyor tiba – tiba penyebabnya. Perbaiki
berhenti Overload terlalu banyak log kesalahan fungsi

Muatan log yang terjepit Pindahkan log dan atau


terlalu banyak disamping kembali breaker

Belt berhenti Pindahkan metal dan atur


kembali
Chipper motor tiba – tiba
berhenti Tunggu sampai level chip
bin berkurang

Perbaiki belt

Jalankan kembali chipper

9. Washing station Fungsi interlock Scan OIU dan identifikasi


roller tiba – tiba penyebabnya. Perbaiki
berhenti Terlalu banyak kesalahan fungsi

Perbaiki penyebab overload


: log diatas roller terlalu
banyak. Potongan log
terjepit diantara roller dan
plate. Kulit kayu terlalu
banyak di roller

10. Drum outfeed chain Fungsi interlock Scan OIU dan identifikasi
tiba – tiba berhenti penyebabnya. Perbaiki
Kerusakan chain swicth kesalahan fungsi

Overload Perbaiki chai dan pasang


kembali

52
Drive belt berhenti Ganti v – belt

11. Drum debarker Fungsi interlock, Scan OIU dan identifikasi


motor tidak dapat penyebabnya. Perbaiki
berjalam Main breaker mati kesalahan fungsi,

Hidupkan main breaker

12. Drum debarker Fungsi interlock, Scan OIU dan identifikasi


berhenti tiba – tiba penyebabnya. Perbaiki
Tekanan hydrostatic bearing kesalahan fungsi
rendah. Kebocoran air
terlalu banyak dibearing Scan OIU tempat bearing
dan perbaiki kebocoran air,
Kerusakan pada pompa perbaiki pompa

Beban drive motor tidak Stel bukaan hydraulic


seimbang coupling dan stel kontrol
DCS

13. Drum infeed chain Fungsi interlock, Scan OIU dan identifikasi
tidak dapat berjalan penyebabnya. Perbaiki
Power mati kesalahan fungsi

Hidupkan power

14. Drum infeed chain Fungsi interlock, Scan OIU dan idntifikasi
tiba – tiba berhenti penyebabnya. Perbaiki
Log terjepit dihead pocket kesalahan fungsi

Log terlalu banyak Pindahkan log yang terjepit

Kotoran terlalu banyak Jalankan atau hentikan


dichain guide pengoperasian sampai

53
volume log dikurangi

Kendalikan aliran log dari


slasher deck

Bersihkan chain guide

15. Slasher deck Fungsi interlock Scan dan temukan penyebab


conveyor tiba – tiba kesalahan fungsi, perbaiki
berhenti kesalahan fungsi yang tidak
berjalan

16. Disc screen berhenti Overload Bersihkan untuk


tiba – tiba mengurangi muatan

17. Disc screen terlalu Disc rusak atau using Ganti disc
banyak log atau kulit
kayu terlalu besar
18. Pallman chipper Screen memiliki lubang Ganti screen dengan lubang
yang terlalu banyak besar standart
ukuran terlalu besar
(oversize)
19. Pallman infeed Roller rusak/usang. Pisau Ganti roller. Ganti pisau
tersumbat kulit kayu tumpul. Tekanan hidrolik
terlalu rendah Sesuaikan tekanan hidrolik

3.13 Proses pemanfaatan kulit kayu


Conveyor 209 membawa kulit menuju tempat timbunan kulit (bark pile). Dimana
kulit dijadikan sebagai bahan bakar multi boiler.

54
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarakan hasil pelaksanaan kerja praktek di PT Toba Pulp Lestari, Tbk maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tujuan utama dari Departemen Wood Yard adalah untuk menghasilkan Chip
atau serpihan – serpihan Kayu.
2. Proses pembuatan chip secara garis besar dilakukan melalui tiga tahapan yaitu ;
pengulitan, pencucian, pencincangan.
3. Bahan baku yang digunakan adalah eucalyptus dari Hutan Tanaman Industri
(HTI).
4. Kulit dari kayu yang diolah dimanfaatkan sebagai bahan bakar Multi Boiler.
5. Chip atau hasil produksi digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pulp.
4.2 Saran
1. Untuk para pekerja atau karyawan hendaknya lebih disiplin dalam menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri) untuk menghindari terjadi kecelakaan kerja.
2. Perusahaan hendaknya memberikan perlengkapan APD yang lengkap di pabrik
bagai mahasiswa PKL (Praktek Kerja Lapangan).
3. Diharapkan kerjasama yang berkesinambungan antar pihak perusahaan dengan
Universita Negeri Medan untuk memperlancar Praktek Kerja Lapangan bagi
Mahasiswa yang melaksanakannya.
4. Prefentive Maintenance lebih ditingkatkan demi optimalnya kerja.

55
DAFTAR PUSTAKA

PT TOBA PULP LESTARI Tbk . 2002 Wood Preperation Training Manual. Porsea :
Training and Development Centre.

Irvan K Marpaung, dkk.2012. Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT TOBA PULP


LESTARI, Tbk. Medan. Training and Development Centre.

PT TOBA PULP LESTARI Tbk. 2002. Wood Preperation Module 1 – 2. Porsea :


Training and Development Centre.

Josua Indra dan Putra Marianus Tarigan. 2015. Laporan Hasil Kerja Lapangan Proses
Produksi Pulp. Medan. Training and Development Centre.

PT TOBA PULP LESTARI Tbk. 2001. Manual Training Washing and Screening Plant.
Porsea : Training and Development Centre.

PT TOBA PULP LESTARI Tbk. 2004. Dissolving Pulp. Porsea : Training and
Development Centre.

PT TOBA PULP LESTARI Tbk. 2000. Wood Yard and Fiber Line : Trainining and
Development Centre.

PT TOBA PULP LESTARI Tbk. 2001. Buku Manual Training, Digester Plant. Porsea.

PT TOBA PULP LESTARI, Tbk. Teknologi dan Pengetahuan Serat. Training and
Development Centre.

56

Anda mungkin juga menyukai