( DEMOKRASI )
KEWARGANEGARAAN
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan tugas Mini Riset mengenai Demokrasi yang Ada di dalam
organisasi di Universitas Multimedia Nusantara.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan yang telah diberikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Tugas ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Mini riset ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya Mini riset
ini.
Semoga mini riset ini memberikan informasi bagi semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya para
generasi muda.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........…………………………………………………...…………………….……..… 1
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………............. 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………………...…… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………….…… 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………..……………………………………………… 5
1.4 Metode Penelitian ...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 6
2.1 Analisis Data ………………..........…………………………………………………………...…… 6 - 7
2.2 Landasan Teori ...............................………………………………………………………………… 8
2.2.1 Pengertian Demokrasi ....…………………………………………………………………...…… 8 - 9
2.2.2 Prinsip Demokrasi…………………………………………………………………………………….. 9
2.2.3 Asas Pokok Demokrasi …………………………………………………………………..…… 10 - 14
2.2.4 Ciri Khas Demokrasi …………………………………………………...……………………..... 14 - 17
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………… 18
3.1 Simpulan .......………………………………………………………......................................... 18
3.2 Saran…………………………………………………………………………………...………............ 18
BAB IV LAMPIRAN………………………………………………………………………………………... 19
4.1 Hasil Wawancara dengan Narasumber……………………………………………………..…. 19 – 28
4.2 Daftar Pertanyaan……………………………………………………………………….……….. 29 - 31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
1. Komentar: Dari hasil wawancara ini, dapat dilihat bahwa mahasiswa UMN memang
memahami kata demokrasi. Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berawal dari
kata Demos ( rakyat ) dan Kratos ( kekuasaan ). Dalam demokrasi memang mencerminkan sikap
adil, jujur, dan terbuka.
2. Komentar: Menurut kelompok demokrasi itu adalah Demokrasi bentuk pemerintahan yang
semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi- baik secara
langsung atau melalui perwakilan - dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
3. Komentar: Menurut kelompok kami, keiikutsertaan mereka dalam organisasi hanya untuk
meneliti keadaan organisasi dari segi kesosialisasian, apakah berjalan lancar atau tidak dan
mereka ingin berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dan belajar untuk berdemokrasi dalam
organisasi.
5. Komentar: Menurut kelompok kami, suatu organisasi sangat membutuhkan demokrasi dan
harus menjalankan prinsip demokrasi, karena hal tersebut sangat penting dalam berjalannya
suatu organisasi agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan bersama tanpa mementingkan pihak –
pihak tertentu dan dapat berjalan dengan adil.
6. Komentar: Menurut kelompok kami, kami lebih memilih demokrasi Pancasila karena dengan
demokrasi ini setiap individu memiliki kebebasan untuk berpendapat sesuai dengan
kemampuannya dan setiap pendapat mereka akan dihargai dan setiap anggotanya memiliki
kedudukan sama rata. Dalam demokrasi Pancasila juga sangat sesuai dengan karakter masyarakat
Indonesia yang menjunjung nilai – nilai Pancasila
7. Komentar: Menurut kelompok , jalannya demokrasi hampir sempurna, namun terkendala oleh
suatu hal namun sangat berpengaruh , seperti pemimpin terkadan bersikap kurang adil dan hanya
mementingkan beberapa orang saja dan selebihnya berjalan dengan baik.
8. Komentar: Menurut kelompok kami, kami sudah merasa puas dengan jalannya organisasi yang
ada di kampus, hal ini terlihat saat organisasi di UMN sangat aktif dalam menjalankan rencana
tahunan mereka dan semua itu berjalan dengan baik.
9. Komentar : Menurut kelompok kami, demokrasi sangat penting untuk dilakukan, karena
demokrasi merupakan kunci agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, tanpa demokrasi
suatu organisasi tidak akan mampu untuk menjalankan tugasnya dalam mencapai tujuannya,
tetapi setiap organisasi harus menjalankan prinsip-prinsip demokrasi yang baik dan tidak
merugikan anggota organisasi.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—
dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politiksecara bebas dan
setara.Kata demokrasi (dēmokratía) berasal dari bahasa yunani yang berarti (dêmos)
"rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan".
Menurut Morlino (2004):
Demokrasi yang baik paling tidak harus memenuhi 3 kualitas:
1. Kualitas hasil
Pemerintahan yang memiliki legitimasi yang dapat memuaskan warga negaranya.
2. Kualitas isi/substansi
Warga negara memiliki kebebasan dan kesetaraan
3. Kualitas prosedur
Warga negara memiliki kebebasan untuk memeriksa dan mengevaluasi bagaimana
pemerintahnya mencapai tujuan-tujuan kebebasan dan kesetaraan sesuai dengan hukum yang
berlaku .
Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan "soko guru demokrasi." Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah sebagai berikut :
Kedaulatan rakyat;
Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
Kekuasan mayoritas
Hak-hak minoritas
Jaminan hak asasi manusia
Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
Persamaan di depan hukum
Proses hukum yang wajar;
Pembatasan pemerintah secara konstitusional
Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
2.2.3 Asas Pokok Demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan
hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam
hubungan sosial
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
1. Demokrasi diawal masa kemerdekaan
Praktek demokrasi sebenarnya sudah dilakukan menjelang proklamasi kemerdekaan RI
atau bahkan jauh sebelum itu, hal ini terlihat dalam;
Rembuk desa dimasyarakat pedesaan
Sidang BPUPKI dalam rangka menyusun dasar Negara dan UUD 1945, melalui musyawarah
dengan prinsip demokrasi.
Sidang PPKI yang memutuskan UUD serta memilih presiden dan wakilnya.
b. Demokrasi dari tanggal 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949
Setelah terbentuknya pemerintahan tanggal 18 agustus 1945, pemerintahan diatur
berdasarkan hukum nasional, terlihat dalam pasal 1 ayat 2 dinyatakan “kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Namun karena MPR belum terbentuk
maka, dalam aturan peralihan pasal IV ditegaskan “sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD, segala kekuasaanya dijalankan oleh presiden dengan bantuan komite nasional”.
Dilihat dari dasar Negara dan UUD 1945 tersebut Negara Indonesia antara tahun 1945-1949
adalah Negara demokrasi, walaupun pelaksanaanya belum sesuai dengan prinsip-prinsip yang
diharapkan dalam UUD 1945. Hal ini terlihat kekuasaan presiden terlalu luas. Untuk
mengembalikan prinsip demokrasi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
KNIP diberi wewenang menjalankan fungsi legislative (didasarkan maklumat wakil presiden
no X tanggal 5 november).
Rakyat diberi kebebasan untuk mendirikan partai politik (dasar maklumat pemerintah tanggal
3 november 1945)
Maklumat presiden tanggal 14 november 1945 tentang perubahan sistem perubahan
presidensil menjadi parlementer.
e. Demokrasi pancasila pada masa orde baru (11 maret 1966 – 21 mei 1998)
Dengan terjadinya penyimpangan yang menonjol terhadap pancasila dan UUd 1945
menyebabkan terjadinya kekacauan dari seluruh lapisan masyarakat, bangsa dan Negara yang
meliputi segala aspek kehidupan bahkan hampir saja menghancurkan Negara proklamasi atau
NKRI. Hal ini yang mendorong munculnya TRITURA yang akhirnya melandasi lahirnya orde
baru yang tertekat melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.Dengan
semangat itu seluruh kegiatan penyelenggaraan Negara diupayakan dengan ketentuan yang
bersumber pada pancasila dan UUD 1945 (disebut demokrasi pancasila).
Pada masa ini terjadi perubahan yang mendasar, partai politik mengalami penyederhanan
sehingga peran partai politik dalam Negara dpat dimaksimalkan. Bagi kepentingan rakyat,
pemilu dapat diselenggarakan secara periodik tiap 5 tahun, pembangunan berencana dapat
berjalan dengan lancar yang desebut PELITA, kestabilan pemerintah terjamin bahkan
pertumbuhan ekonomi pun sangat menggembirakan. Kelemahan yang terjadi pada masa orde
baru adalah dalam menafsirkan dan menerapkan UUD 1945.
Demokrasi pancasila pada masa orde baru memilki ciri-ciri sebagai berikut;
Pelaksanaan UUD 1945 secara formalitas sedangkan substansinya atau makna sebenarnya
untuk menjamin kepentingan penguasa. Hal ini sulit bila dikatakan sebagai penyimpangan secara
formal atau konstitusional.
Pemilu berjalan secara periodic dan lancar. Namun dalam draft real terjadi
ketidakseimbangan kesempatan untuk berkembang dari setiap parpol karena adanya single
mayority.
Control sosial dari masyarakat kurang berjalan lancar karena adanya penerapan manajemen
tertutup sehingga budaya ABS (asal bapak senang)
Pada masa orde baru stabilitas politik dan keamanan terjamin sebab memang pemerintah
cenderung menerapkan pendekatan keamanan.
Munculnya praktek-praktek KKN (korupsi, Kolusi, dan nepotisme) dalam tubuh
pemerintahan.
f. Pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi
Reformasi merupakan istilah periode pemerintahan paska orde baru yang dartikan
sebagai suatu gerakan untuk menata kembali kehidupan pemerintahan berdasarkan sandi-sandi
kehidupan yang dicita-citakan demi terwujudnya masyarakat madani, yaitu tata kehidupan
masyarkat sipil yang tentram, damai, aman, dan demokratis serta terjaminnya HAM.
Selama masa yang singkat itu bangsa Indonesia berhasil menetapkan berbagai peraturan
perundang-undangan yang penting bagi pengembangan demokrasi. Perkembangan yang pesat
dalam sendi-sendi demokrasi antara lain:
Adanya jaminan kebebasan pers
Adanya jaminan tata cara penyampaian pendapat dimuka umum (kebebasan mimbar) yang
diatur dalam UU. Seperti aksi unjuk rasa, pawai, mogok kerja dan sebagainya.
Kebebasan berpolitik dibuka seluas-luasnya
Terbukanya kontrol sosial dari masyarkat terhadap pemerintah seperti LSM, perorangan,
organisasi/lembaga maupun dari DPR
Terselenggaranya pemilu yang transparan untuk memilih anggota legislatif, presiden dan
wakil presiden langsung oleh rakyat.
a. Pengertian pemilu
Pemilihan umum merupakan suatu cara untuk memilih wakil rakyat yang duduk dalam
lembaga perwakilan dan sekaligus perwujudan Negara demokrasi. Jadi pemilu merupakan
sarana untuk mewujudkan demokrasi disamping sarana yang lain.
b. Asas pemilu
Asas pemilu menurut UU No. 12 tahun 2003, tentang pemilu antara lain:
Jujur, artinya setiap pemilih yang terkait dengan pelaksanaan pemilu harus bersikap jujur
sesuai aturan permainan.
Adil, artinya setiap pemilih dan parpol mendapat perlakuan yang sama
Langsung, setiap pemilih dapat langsung memberikan suara tanpa perwakilan
Umum, artinya pemilihan itu berlaku menyeluruh bagi semua warga Negara yang memenuhi
syarat dan diskriminatif.
Bebas, artinya setiap warga Negara yang berhak memilih memilih dapat menggunakan
haknya berdasarkan hati nuraninya tanpa adanya paksaan pengaruh dari manapun.
Rahasia, setiap pemilih dijamin tak akan diketahui apapun pilihannya.
c. Tujuan Dan Fungsi Pemilu
a. Tujuan pemilu
Melaksanakan kedaulatan rakyat
Sebagai perwujudan hak asasi politik
Untuk memilih wakil-wakil rakyat
Melaksanakan mekanisme pemerintah dengan konstitusional.
Menjamin kesinambungan pembangunan nasional.
b. Fungsi pemilu
Mempertahankan & mengembangkan sendi-sendi demokrasi di Indonesia
Mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila
Menjamin suksesnya perjuangan Indonesia
Pelaksanaan/penyelenggaraan pemilu di Indonesia
Agar pelaksanaan pemilu berjalan lancar , tertib, aman maka sesuai UU no 12 tahun 2003
dibentuklah organisasi penyelenggaraan pemilu mulai dari tingkat pusat sampai ketempat
pemungutan suara yaitu KPU, PPI, PPD I, PPD II, PPK, dan PPS dilihat dari pengertian asas
tujuan dan fungsi serta penyelenggaraan pemilu tersebut, maka nampak dengan jelas bahwa
pemilu merupakan suatu perwujudan dari Negara demokrasi.
1. Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
2. Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.
3. Di Lingkungan kampus
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kampus dapat diwujudkan dalam bentuk
sebagai berikut:
Bersedia bergaul dengan teman kampus tanpa membeda-bedakan;
Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;
Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
Sikap anti kekerasan.
4. Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat warganya;
Memiliki kejujuran dan integritas;
Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
Menghargai hak-hak kaum minoritas;
Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalah-
masalah kenegaraan.
2.2.4 Ciri Khas Demokrasi
Adapun ciri khas demokrasi adalah sebagai berikut:
Adanya pembagian kekuasaan.
Adanya undang-undang yang demokratis.
Adanya rule of law, bukan rule of power.
Partai politik lebih dari satu.
Pers yang bebas.
Pemilu yang bebas.
Nilai-nilai Demokrasi
Untuk dapat menjamin tetap tegaknya nilai-nilai demokrasi tersebut maka perlu
diselenggarakan lembaga-lembaga sebagai berikut:
Pemerintah yang bertanggung jawab.
Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan pengawasan
(kontrol) terhadap pemerintah.
Pembentukan organisasi/partai politik.
Pers dan media masa yang bebas untuk menyatukan pendapat.
Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan.
Penerapan Demokrasi dalam Organisasi
Membangun pribadi yang demokratis merupakan salah satu fungsi pendidikan nasional
seperti yang tercantum dalam pasal 3 UU Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas. Di tengah-tengah
gencarnya tuntutan dan suara untuk membangun Indonesia baru yang lebih demokratis di bawah
pemerintahan yang bersih, berwibawa dan reformatif justru banyak politisi yang berkarakter
oportunis, arogan dan mau menang sendiri, yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip
demokrasi yang mengembangkan nilai kebebasan, kesamaan, persaudaraan, kejujuran, dan
keadilan. Padahal harus diakui, mereka memiliki kualifikasi pendidikan formal yang
tinggi.Fenomena ini tentu sangat menarik untuk disimak, sebab ada kecenderungan asumsi,
tinggi-rendahnya tingkat pendidikan kurang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tumbuhnya iklim demokrasi yang sehat.
Diperlukan upaya agar dunia pendidikan mampu menaburkan benih-benih demokrasi
kepada peserta didik dan melahirkan demokrat-demokrat yang ulung, cerdas, dan andal.
Sehingga dunia pendidikan perlu diberi ruang yang cukup untuk membangun budaya demokrasi
bagi peserta didik, sehingga kelak mereka sanggup menjadi demokrat sejati yang rendah hati,
berjiwa besar, toleran, memiliki landasan etik moral dan spiritual. Apalagi di era millennium
ketiga yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan akselerasi
keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia, ranah
demokrasi tentu akan menjadi penentu citra, kredibilitas, dan akseptibilitas bangsa kita sebagai
salah satu komunitas masyarakat dunia. Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak
sumberdaya manusia yang bermutu dan profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis,
sehingga memiliki resistence yang kokoh di tengah-tengah.
Oleh karena itu Univeritas Multimedia Nusantara membuat beberapa organisasi –
organisasi yang diikuti oleh para mahasiswa- mahasiswi nya untuk belajar berdemokrasi dalam
berorganisasi, walaupun organisasi yang dterapkan belum mencapai tingkat kesempurnaan, tentu
masih banyak kekurangan – kekurangan yang ada.
Pada dasarnya Universitas Multimedia Nusantara sudah menerapkan demokrasi Liberal,
karena bebas mengaspirasikan pendapat masing – masing dan dilakukan dengan cara
musyawarah mufakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan