Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REPORT

IDENTITAS BANGSA
jcjsljc

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

LISA SONIA HUTAULU (4172121026)

NOVIA (4173121036)

NOVRIKA MAWARNI (4171121022)

DOSEN PENGAMPU

Dra. NURLIANI MANURUNG, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER, 2018

MEDAN
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan rahmatnyalah penulis dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical journal
report ini dalam keadaan sehat.

Critical journal report ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”. Harapan penulis hasil dari cjr ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan pada khususnya juga pada pada
teman-teman di program studi Pendidikan Fisika. Cjr ini disusun untuk membahas tentang
identitas nasional.

Demikian lah cjr ini penulis susun, penulis sadar bahwa cjr ini masih sangat jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca.

Medan , 15 Oktober 2018

Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CJR.............................................................................................1
C. Manfaat CJR...........................................................................................................1

BAB II RINGKASAN JURNAL......................................................................................2

A. Jurnal Pertama.........................................................................................................2
B. Jurnal Kedua...........................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................10

A. Kelebihan Jurnal.....................................................................................................10
B. Kekurangan Jurnal..................................................................................................11

BAB IV PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Critical Journal Report adalah salah satu penugasan dari keenam tugas KKNI.
Adapun yang di maksud denga CJR adalah mengkritisi isi jurnal dengan melihat
kekurangan serta kelebihan isi jurnal tersebut dengan jurnal lain.
Dalam CJR ini kami mengambil judul Identitas Nasional . Penerapan dalam
kehidupan sehari-hari seperti pada generator mini sebagai mesin pendingin dan Energi
Pada Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Pltu) Dengan Cycle Tempo.
Dengan adanya penugasan CJR ini, maka akan semakin mudah dipahami karena
semakin banyak referensi untuk membandingkan materi dalam jurnal yang satu dengan
yang lain.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
2. Menambah wawasan mengenai materi penerapan Identitas Bangsa.
3. Meningkatkan kemampuan dalam membandingkan isi jurnal dengan judul yang
berbeda namun pembahasan yang sama.
4. Menguatkan opini mengenai kelebihan dan kekurangan buku dengan cara
membandingkan.

C. Manfaat CJR
Adapun manfaat penulisan CJR ini adalah untuk menambah wawasan mengenai
materi yng dibahasidentitas nasional. Selain itu adalah untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengkritisi isi jurnal dengan melihat kelebihan dan kekurangan isi jurnal.

1
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. JURNAL PERTAMA

UPAYA MENUMBUHKAN PATRIOTISME DAN NASIONALISME MELALUI


REVITALISASI MAKNA IDENTITAS NASIONAL DI KALANGAN GENERASI
MUDA

Identitas Jurnal :

1. Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)


2. Penulis : Rini Aristin
3. Tahun Terbit : 2015
4. Vol , Nomor : Vol 1, Nomor 2
5. Halaman : 1- 6 Halaman

1) Pendahuluan
Indonesia secara yuridis konstitusional merupakan negara yang sudah 73 tahun
merdeka. Merdeka dalam artian bebas dari penjajahan, berdiri sendiri dengan regulasi
yang ditetapkan oleh Negara Indonesia yang didasarkan pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun1945.
Indonesia adalah bangsa yang besar yang kaya akan sumber daya alam, kaya akan
budaya dan keragaman yang lainnya. Kekayaan ini apabila tidak dikelola dengan baik
bukan akan mendatangkan keuntungan bagi bangsa Indonesia akan tetapi justru menjadi
pintu kehancuran apabila tidak dibarengi dengan sikap bijak oleh warga negaranya,
karena warga negara cerminan dari negara (people character). Kemudian menjadi
penting bagi warga negara untuk mengetahui dan sekaligus memahami jati diri bangsa
agar cita-cita bangsa dapat terwujud.
Kenapa generasi muda yang menjadi tema utama dalam tulisan ini, karena generasi
muda adalah kunci kemajuan suatu negara dimasa mendatang. Di era revolusi perlu kita
ingat kembali bagaimana peran pemuda (Budi Utomo) dalam rangka membebaskan
Indonesia dari kekuasaan penjajah. Selain itu, lahirnya Sumpah Pemuda 1928 sehingga
peristiwa bersejarah tersebut kita kenal dengan kebangkitan nasional, peristiwa Rengas
dengklok dan lain-lain.

2
Cita-cita Pancasila dan UUD 1945 serta para the founding fathers ini tidak akan
pernah terwujud apabila dalam jiwa generasi muda tidak tertanam yang namanya
Patriotisme dan nasionalisme. Patriotisme merupakan jiwa rela berkorban untuk bangsa
dan negara sedang nasionalisme merupakan rasa cinta tanah air dan bangsa yang harus
dimiliki tidak hanya oleh generasi muda khususnya akan tetapi harus tertanam dalam
setiap jiwa warga negara Indonesia pada umumnya. Menurut penulis salah satu cara
untuk menumbuhkan rasa patriotisme ini adalah dengan memahami Identitas Nasional
Bangsa Indonesia.

2) Pembahasan
Patriotisme adalah sikap berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa
dan negara. Patriotisme berasal dari bahasa Inggris yaitu “patriotism” yang artinya
“jiwa kepahlawanan”. Jiwa patriotisme telah ditunjukkan oleh para pejuang bangsa
Indonesia dahulu kala pada saat berperang melawan penjajah. Sikap patriotisme ini
terbentuk karena adanya rasa senasib seperjuangan sehingga menimbulkan semangat
persatuan bagi para pejuang agar bisa terbebas dari penderitaan yang berkepanjangan di
bawah penjajahan negara asing.
Ciri-ciri patriotisme :
 Patriotisme adalah solider secara bertanggungjawab atas seluruh bangsa.
 Patriotisme adalah realitis.
 Patroitisme bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa, berjuang pada masa
kini, untuk menuju cita-cita yang ditetapkan.
 Patriotisme adalah rasa memiliki identitas diri.
 Patriotisme bersifat terbuka.

Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dengan beberapa
cara sebagai berikut:

 Sikap rela berkorban mempertahankan negara dari segala ancaman tantangan dan
hambatan (ATHG) baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.
 Bersikap untuk mengisi kelangsungan hidup negara, dengan cara bersedia bekerja
sesuai denga bidangnya sehingga mampu meningkatkan harkat derajat dan
martabat tujuan bangsa.

3
Nasionalisme adalah sikap cinta tanah air dan bangsa serta rasa bangga terhadap
bangsa dan negaranya. Nasionalisme ini dapat dibedakan menjadi dua:

 Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu rasa cinta tanah air yang berlebihan terhadap
negaranya dan merendahkan negara lain hal ini dikenal dengan Chauvinisme
 Nasionalisme dalam arti luas sikap cinta tanah air dan negaranya akan tetapi tidak
merendahkan negara lain dan menganggap semua negara memiliki derajat yang
sama.

Generasi muda adalah generasi harapan bangsa karena di pundak mereka cita-cita
bangsa di gantungkan sebagai regenerasi dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara.
Peran pemuda (baca: generasi muda) dalam suatu negara sangat penting karena pemuda
adalah:

1. Agen of change: pemuda bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan ke arah


yang lebih baik, perubahan kemanusiaan.
2. Agen of development: pemuda bertugas untuk melancarkan dan melaksanakan
pembangunan dalam segala bidang baik pembnagunan fisik maupun non fisik.

Untuk itulah sangat perlu bagi generasi muda khususnya ditanamkan nilai-nilai
patriotis dan nasionalis sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 agar
mereka tidak mudah terpengaruh arus tranformasi budaya yang takterbendung
kehadirannya di tengah-tengah kehidupan bangsa Indonesia. Dan dengan begitu peran
mereka dapat terlaksana dengan baik.

Solusi dalam upaya menumbuhkan rasa Patriotisme dan Nasionalisme dikalangan


Generasi Muda
Sebagai langkah preventif maka kali ini penulis menawarkan solusi untuk tetap
menumbuhkan dan menjaga jiwa patriotisme dan nasionalisme di kalangan generasi muda
dengan cara menanamkan kembali pentingnya (revitalisasi) memahami makna identitas
nasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Makna Identitas Nasional

Identitas adalah ciri khas yang membedakan suatu subyek dengan yang lainnya.
Sedangkan identitas nasional adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
membedakan suatu bangsa tersebut dengan bangsa yang lain

4
Unsur-unsur Identitas Nasional :

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan ini merupakan


gabungan unsur-unsur pembentuk identitas nasional yang meliputi:

1. Suku bangsa merupakan salah satu unsur pembentuk identitas nasional. Di Indonesia
khususnya terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak
kurang tiga ratus dialek bahasa.
2. Agama merupakan salah satu unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa Indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama).
3. Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
4. Bahasa merupakan salah satu unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang.

Dari unsur-unsur identitas nasional dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga


bagian yaitu:
1. Identitas fundamental, yaitu Pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan
ideologi negara.
2. Identitas instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perudang-undnagannya. Dalam
hal ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bendera negara Indonesia,
lambang negara Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya.
3. Identitas alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya,
bahasa dan agama serta kepercayaan.

Hubungan Identitas Nasional dengan Patriotisme dan Nasionalisme

Dengan adanya revitalisasi makna identitas nasional dikalangan generasi muda


diharapkan:

1. Generasi muda lebih mencintai negaranya. Khususnya terhadap berbagai ciri khas yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia berupa identitas nasional. Meliputi identitas
fundamental, identitas instrumental dan identitas alamiah.
2. Mampu menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme, sehingga para generasi
muda memiliki mental yang tangguh dan pendirian yang kuat, rasa memiliki dan
bangga akan bangsanya dan melahirkan generasi muda yang tidak akan mudah
terpengaruh berbagai macam budaya asing yang masuk ke negara kita Indonesia.

5
B. JURNAL KEDUA

PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL MELALUI PENDIDIKAN


MULTIKULTURAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Identitas Jurnal :

1. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan


2. Penulis : Ari Setiarsih
3. Tahun Terbit : 2016
4. Vol , Nomor : Vol 7, Nomor 2
5. Halaman : 1-12 Halaman

1) Pendahuluan

Dewasa ini Indonesia dihadapkan pada beberapa persoalan seperti krisis identitas,
konflik horizontal, konflik multikultur, disintegrasi bangsa, instabilitas politik, kekerasan,
dan kriminalitas sebagai gejala krisis multidimensional. Hal yang tak kalah penting adalah
lunturnya nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai moral dikalangan
generasi muda.

Pendidikan adalah bidang yang dipandang strategis untuk memperkuat indentitas


nasional melalui transfer of knowledge nilai-nilai kemajemukan dan pelestarian budaya
bangsa secara holistik dan komprehensif. Institusi pendidikan berperan sebagai agen
sosialisasi politik yang dapat menyatukan peserta didik dari berbagai latar belakang sosial
dan budaya sehingga nilainilai kebangsaan, toleransi, humanisme, demokratis, pluralisme,
dan multikulturalisme dapat diinternalisasikan secara aplikatif.

Guna memperkokoh identitas nasional, maka penyelenggaraan sistem pendidikan dapat


mengadopsi semangat multikultural yang berakar pada nilai-nilai kearifan lokal.
Pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang melindungi,
menghargai, dan memelihara kearifan lokal untuk memperkuat identitas nasional dalam
bangunan kemajemukan bangsa.

6
2) Pembahasan

Identitas Nasional Bangsa

Indonesia Identitas nasional berasal dari kata identity yang berarti ciri, tanda atau
jati diri yang melekat pada sesuatu yang membedakan dengan yang lain dan kata nasional
yang berarti kelompok lebih besar yang diikat oleh kesamaan fisik seperti budaya, agama,
dan bahasa dan kesamaan non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Pada hakikatnya
identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dengan suatu ciri khas yang menjadikannya berbeda
dengan bangsa lain.

Pada konteks ke-Indonesiaan, identitas nasional bangsa Indonesia adalah identitas


yang bersumber dari nilai luhur Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Unsur-unsur pembentuk identitas nasional, meliputi

1. Suku bangsa yaitu kelompok sosial dan kesatuan hidup yang mempunyai sistem
interaksi, sistem norma, kontinuitas, dan rasa identitas yang mempersatukan semua
anggota dan memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
2. Agama yang tumbuh dan berkembang di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
3. Bahasa yaitu anak kebudayaan yang menjadi sarana manusia untuk meneruskan nilai-
nilai budaya dari generasi ke generasi.
4. Budaya nasional. Kebudayaan adalah kegiatan dan penciptaan batin manusia berisi
nilai yang dijadikan sebagai rujukan hidup.
5. Wilayah nusantara yaitu wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang
terbentang dikhatulistiwa.
6. Ideologi Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.

Selanjutnya unsur identitas nasional dirumuskan menjadi 3 bagian yaitu: 1.Identitas


fundamental, yaitu Pancasila sebagai falsafah bangsa, dasar negara dan ideologi negara. 2.
Identitas instrumental, yaitu UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia,
lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan“Indonesia Raya”. 3. Identitas alamiah,
yaitu ruang hidup bangsa sebagai negara kepulauan yang pluralis dalam suku, bahasa,
agama, dan kepercayaan.

7
Konsep dan Tujuan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural merupakan salah satu langkah dalam merespon


multikulturalisme. Banks mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai konsep, ide
atau falsafah dari suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang
mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya
hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan-kesempatan pendidikan dari
individu, kelompok maupun negara.

Paul C. Gorski (dalam Amirin, 2012: 4) menekankan bahwa tujuan utama


pendidikan multikultural adalah 1) meniadakan diskriminasi pendidikan dan memberi
peluang sama bagi setiap anak untuk mengembangkan potensinya (tujuan instrumental); 2)
menjadikan anak bisa mencapai prestasi akademik sesuai potensinya (tujuan terminal
internal); 3) menjadikan anak sadar sosial dan aktif sebagai warga masyarakat lokal,
nasional, dan global (tujuan terminal akhir ekstern).

Kearifan Lokal Sebagai Jati Diri Bangsa

Kebudayaan lokal yang dimiliki setiap daerah merupakan pilar kebudayaan


nasional. Kebudayaan lokal atau yang disebut kearifan lokal (local wisdom) adalah usaha
manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap
terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu . Sementara itu,
Wagiran mendefinisikan kearifan lokal diantaranya: 1) kearifan lokal adalah sebuah
pengalaman panjang, yang diendapkan sebagai petunjuk perilaku seseorang; 2) kearifan
lokal tidak lepas dari lingkungan pemiliknya; dan 3) kearifan lokal bersifat dinamis, lentur,
terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan zamannya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kearifan lokal adalah kemampuan manusia menggunakan akal budi
sesuai dengan lingkungannya sebagai pedoman hidup yang bersifat dinamis dan fleksibel
dalam berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penguatan Identitas Nasional melaui Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan


Lokal

Sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan nasional adalah sistem


pendidikan yang dinilai tepat untuk mengajarkan ilmu pengetahuan tentang kemajemukan
bangsa.Integrasi pendidikan dan kebudayaan nasional akan memperkokoh identitas
nasional yang dapat menumbuhkan rasa kebanggaan, sikap nasionalisme dan sikap

8
patriotisme terhadap bangsa dan negara. Hal ini tentu akan memperkuat persatuan dan
kesatuan dalam bingkai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Oleh karena itu, integrasi
pendidikan multikultural dan pendidikan berbasis kearifan lokal memiliki kontribusi yang
penting karena kearifan lokal atau local wisdom adalah pilar dari kebudayaan nasional
yang diadopsi menjadi nilai-nilai luhur Pancasila.

Penguatan identitas nasional melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan


lokal bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang memiliki kesadaran
kewarganegaraan multikultural yaitu warga negara yang sadar terhadap arti penting
identitas nasional, persamaan harkat dan martabat manusia, serta penghargaan terhadap
keberagaman dan kebhinekaan dengan tetap mengakui, melindungi dan memelihara nilai-
nilai kearifan lokal dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN ISI JURNAL

 Jurnal pertama
1. Keterkaitan konsep dengan isi jurnal sangat baik. Judul jurnal mewakili
pembahasan yang ada pada jurnal. Di pendahuluan jurnal, di jelaskan apa yang
dicantumkan pada Judul jurnal. Penjelasan atau keterkaitan bahan materi yang satu
dengan yang lain mempermudah tahapan dalam mengerti setiap istilah yang ada
pada jurnal tersebut. Contohnya didalam pendahuluan dijelaskan mengapa generasi
muda yang menjadi objek utama dalam peningkatan nilai yang menunjukkan
identitas nasional bangsa Indonesia.
2. Pada pembahasan telah diuraikan dengan sangat jelas yang didukung oleh beberapa
teori yang disampaikan oleh para ahli. Dan pada pembahasan ini materi yang
dimuat sangat lengkap dang sangat berkaitan. Mulai dari pengertian identitas
nasional, unsure-unsur pembentuk serta pembagian dari unsure tersebut.
3. Materi yang disampaikan pada jurnal tersebut sangat menarik. Mengapa sangat
menarik? Karena diera sekarang ini sangat banyak generasi muda yang tidak
mengerti nilai moral, rasa patriotism sera rasa nasionalis terhadap bangsa
Indonesia.
4. Di dalam jurnal, penulis memnerikan solusi untuk mengenalkan identitas bangsa
kepada generasi muda dengan menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme
kepada bangsa.
5. Abstrak dari jurnal ini sangat lengkap. Menggambar isi jurnal secara keseluruhan.

 Jurnal Kedua
1. Keterkaitan konsep pada jurnal tersebut sudah sangat baik. Judul pada jurnal telah
menjelaskan isi dari jurnal tersebut . Di pendahuluan jurnal, di jelaskan apa yang
dicantumkan pada Judul jurnal. Penjelasan atau keterkaitan bahan materi yang satu
dengan yang lain mempermudah tahapan dalam mengerti setiap istilah yang ada
pada jurnal tersebut. Contohnya apa yang dimaksud dengan pendidikan
multicultural, bagaiaman cara pengerjaannya, serta tujuan dari pendidikan itu.
2. Abstrak dari jurnal ini sangat lengkap. Menggambar isi jurnal secara keseluruhan.

10
3. Dalam jurnal diberikan contoh yang menguatkan pengetahuan mengenai identitas
nasional yaitu melalui kearifan local di Indonesia.
4. Jurnal kedua juga menghungungkan perilaku generasi muda terhadap kearifan local
sebagai salah satu bentuk identitas nasional.

3.2. Kelemahan Jurnal

 Jurnal Pertama
 Didalam jurnal tidak ada kesimpulan dan saran dari isi jurnal nya . Pembagian dari
jurnal hanya ada pendahuluan serta pembahahasan. Sehingga terkesan sangat
sederhana.

 Jurnal Kedua
 Didalam jurnal juga tidak ada kesimpulan dan saran dari isi jurnal nya . Pembagian
dari jurnal hanya ada pendahuluan serta pembahahasan. Sehingga terkesan sangat
sederhana.

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil critical journal report diatas dapat disimpulkan bahwa identitas
nasional atau identitas bangsa sangat erlu dijaga serta dikembangkan teruama untuk kaum
generasi bangsa. Karena generasi bangsa lah yang akan membawa negara kita maju. Oleh
sebab itu generasi bangsa harus mengerti yang dimaksud dengan Identitas nasional.

B. SARAN

Saran penulis kepada pembaca dan generasi muda unuk tidsak menghilangkan
identitas dari bangsa Indonesia itu sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aristin, Rini. 2015. Upaya Menumbuhkan Patriotisme Dan Nasionalisme Melalui


Revitalisasi Makna Identitas Nasional Di Kalangan Generasi Muda. Jurnal Ilmiah
Mandala Education (JIME). Vol 1(2) : 1-6.

Setiarsih, Ari. 2016. Penguatan Identitas Nasional Melalui Pendidikan Multikultural


Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Vol 7(2) : 1-12.

13

Anda mungkin juga menyukai