Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JURNAL REPORT FISIKA SMA

MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK PARABOLA

DISUSUN OLEH :

NAMA : NOVIA

NIM : 4173121036

MATA KULIAH : FISIKA SMA

DOSEN PENGAMPU : IDA WAHYUNI, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat
dan rahmatnyalah penulis dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical journal report ini
dalam keadaan sehat.

Critical journal report ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“FISIKA SMA”. Harapan penulis hasil dari cbr ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan pada khususnya juga pada pada teman-teman di program studi Pendidikan
Fisika. Cjr ini disusun untuk membahas tentang MISKONSEPSI PADA MATERI ERAK
PARABOLA.

Demikian lah cjr ini penulis susun, penulis sadar bahwa cjr ini masih sangat jauh dari
kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Medan , 26 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan CJR...........................................................................................................1

C. Manfaat CJR...........................................................................................................................1

BAB II RINGKASAN JURNAL............................................................................................2

A. JURNAL PERTAMA......................................................................................................................2

B. JURNAL KEDUA..........................................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................

BAB IV PENUTUP...................................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................................

B. Rekomendasi..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gerak parabola merupakan gerak dua dimensi suatu benda yang bergerak membentuk sudut
elevasi dengan sumbu x atau sumbu y. Sumbu x (horizontal) merupakan GLB dan sumbu y
(vertikal) merupakan GLBB .

Miskonsepsi merupakan suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang


tidak dapat diterima. Secara rinci miskonsepsi dapat merupakan pengertian yang tidak akurat
tentang konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang
penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda, kekacauan konsep-konsep yang berbeda,
dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.

Dalam penulisan critical jurnal ini maka dapat dilihat atau diketahui miskonsepsi apa yang sering
terjadi pada siswa serta solusi untuk mengatasi miskonsepsi tersebut.

B. TUJUAN CJR

1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Fisika SMA.
2. Menambah wawasan mengenai gerak parabola
3. mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi mengenai materi Gerak Parabola pada siswa.
4. Menguatkan opini mengenai kelebihan dan kekurangan Jurnal dengan cara mereport atau
membandingkan Jurnal tersebut.

C. MANFAAT CJR

Manfaat dari penulisan critical jurnal ini sangat banyak. Sebagai calon guru yang baik maka
untuk mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada siswa haruslah tau. Karena
dengan mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi tersebut guru dapat memperbaiki metode atau
model pembelajaran yang dilakukan untuk meminimalisir terjadinya miskonsepsi pada siswa
atau peserta didik.

BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

A. JURNAL PERTAMA

Identitas Jurnal

Judul : Mengajarkan Pemahaman Konsep Gerak Parabola Berbantuan Alat Peraga

Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika

Penulis :N Khoiri, A Rusilowati , Wiyanto dan Sulhadi

Tahun terbit : 2018

Vol (No) : Vol. 9 No. 2

Halaman : 119-124

ISSN : p-ISSN 2086-2407, e-ISSN 2549-886X

Abstrak.

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui dampak penggunaan alat peraga gerak
parabola terhadap pemahaman konsep gerak parabola, penelitian dilakukan secara kuasi
eksperiment pada kelas XI, di hasilkan kesimpulan bahwa penggunaan alat peraga mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep siswa kelas XI pada pokok bahasan
gerak parabola. Hal ini didukung oleh peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas
eksperimen yang ditinjau dari akumulasi nilai seluruh kelas dan dari tiap indikator pemahaman
konsep. Ditinjau dari ketujuh indikator pemahaman konsep, pada kelas eksperimen terdapat
lima indikator yang mengalami peningkatan dalam kategori tinggi, yakni indikator
menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, menduga dan menjelaskan. Peningkatan
pemahaman konsep ini sangat besar kemungkinanya karena dipengaruhi penggunaan alat
peraga sederhana sebagai media pembelajaran pada kelas eksperimen.
1. Pendahuluan

Pengajaran sains yang efektif haruslah bisa membantu siswa untuk membedakan antara
kesalahan yang berguna dan miskonsepsi, antara kesalahan yang berada dijalur yang benar
dengan pemahaman yang tidak lengkap, dan ide yang benar – benar salah yang perlu diganti
dengan konsep yang benar – benar akurat [2]. Banyak hal yang membuat siswa memiliki
pemahaman yang salah atau terjadi miskonsepsi. Salah satu hal yang mungkin terjadi adalah
kesalahn guru dalam menyampaikan materi. Pengalaman me¬nunjukkan bahwa pembelajaran
IPA yang meng¬gunakan alat peraga lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dibandingkan dengan tanpa menggunakan alat peraga.

2. Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian ini dilakukan
untuk menyelidiki pengaruh penggunaan alat peraga terhadap pemahaman konsep siswa.
Desain eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Kelompok
dipilih secara acak dengan kelompok pertama diberi perlakuan dengan pembelajaran
menggunakan alat peraga sebagai media dan kelompok yang lain secara konvensional. Desain
ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control.

3. Hasil dan Pembahasan

Dari ketiga ranah kognitif yang dijelaskan Bloom, lebih rinci dijelaskan kembali oleh Anderson &
Krathwohl kedalam 7 indikator yang digunakan sebagai acuan dalam proses memahami konsep-
konsep yang dilakukan oleh siswa, yaitu :1) Menginterpretasi (interpreting) yakni mengubah
bentuk penyajian dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain, 2) Mencontohkan (exemplifying)
merupakan upaya untuk menemukan contoh khusus atau ilustrasi dari suatu konsep atau
prinsip, 3) Mengklasifikasikan (classifying) yaitu usaha untuk menggolongkan atau
mengidentifikasi sifat-sifat dari sesuatu hal yang relevan atau sesuai dengan sifat-sifat atau pola
dari suatu konsep atau prinsip, 4) Merangkum merupakan usaha menyusun suatu penyajian dari
suatu informasi kemudian merangkum informasi tersebut atau pengabstrakan tema-tema
umum atau poin - poin utama, 5) Menduga (inferring) adalah proses menemukan suatu pola
dari serangkaian contoh atau kasus atau penggambaran kesimpulan logis dari informasi yang
disajikan, 6) Membandingkan (comparing) merupakan proses mendeteksi adanya persamaan
atau perbedaan antara dua atau lebih objek atau mencari hubungan antara dua ide, objek atau
hal hal serupa, 7) Menjelaskan (explaining) merupakan usaha untuk menyusun suatu
pemodelan sebab akibat.

Dari ketujuh indikator pemahaman konsep tersebut, maka peneliti mengambil indikator
pembelajaran sebagai tolak ukur pemahaman konsep siswa mengenai gerak parabola, yaitu :

1. Menyajikan kembali konsep gerak parabola pada bentuk yang lain


2. Menggambarkan gerak benda yang membentuk lintasan parabola
3. Mengkategorikan gerak benda yang termasuk gerak parabola dan bukan gerak parabola
4. Menganalisis peristiwa yang berkaitan dengan gerak parabola
5. Menentukan suatu pola dari kasus yang berhubungan dengan gerak parabola
berdasarkan informasi yang disajikan
6. Mendeteksi adanya perbedaan atau persamaan suatu objek dalam gerak parabola
7. Menyusun sebab akibat dari suatu kasus yang berhubungan dengan gerak parabola

Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pembelajaran menggunakan media alat peraga
pada kelas eksperimen lebih menarik minat siswa. Penggunaan alat peraga pada kelas
eksperiment dilakukan dengan kegiatan praktikum. Sebelum kegiatan praktikum dilakukan,
siswa diberi arahan tentang cara menggunakan alat peraga hingga pengambilan data. Dalam
kegiatan praktikum ini, diberikan lembar kegiatan siswa sebagai pendamping siswa dalam
melakukan praktikum. Pada lembar kegiatan siswa terdapat beberapa pertanyaan yang dapat
membangun konsep siswa.
Dari kegiatan ini, siswa dituntut menganalisa rumus hingga diperoleh rumus untuk mencari
kecepatan awal dan tinggi maksimum peluru. Dalam kegiatan ini pula siswa diminta untuk
menyimpulkan percobaan yang telah dilakukan. Pada kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional, minat belajar siswa agak kurang. Hal ini disebabkan karena guru hanya
menjelaskan secara klasikal. Dalam pembelajaran pada kelas kontrol ini, terlihat beberapa siswa
lebih asik bercerita dengan temannya.

Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tahap berikutnya adalah
mengadakan tes akhir (posttest) untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil rekapitulasi nilai pretest dan posttest siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

4. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang diajukan, serta hasil penelitian
yang didasarkan pada analisis data dan pengujian hipotesis, maka dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan alat peraga terhadap
pemahaman konsep siswa kelas XI pada pokok bahasan gerak parabola. Hal ini didukung oleh
peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen yang ditinjau dari akumulasi nilai
seluruh kelas dan dari tiap indikator pemahaman konsep. Ditinjau dari ketujuh indikator
pemahaman konsep, pada kelas eksperimen terdapat lima indikator yang mengalami
peningkatan dalam kategori tinggi, yakni indikator menginterpretasi, mencontohkan,
mengklasifikasi, menduga dan menjelaskan. Peningkatan pemahaman konsep ini dipengaruhi
penggunaan alat peraga meriam sederhana sebagai media.

B. JURNAL KEDUA

Judul : Penerapan Game Angry Bird untuk Materi Gerak Parabola pada Pembelajaran fisika

Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan: riset dan konseptual


Penulis :Nira Nurwulandari

Tahun terbit : 2018

Vol (No) : Vol. 2 No. 4

Halaman : 399-408

ISSN : E-ISSN: 2598-2877 P-ISSN: 2598-5175

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan game Angry Bird untuk materi gerak
parabola pada Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Energi. Desain penelitian yang
digunakan adalah penelitian mix-method dengan embedded experimental, dengan populasi
seluruh siswa SMA kelas X semester ganjil angkatan 2018/2019. Sampel penelitian adalah kelas
X IPA 1 yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling. Berdasarkan hasil analisis uji-t
berpasangan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar kognitif fisika siswa sebelum dan setelah pembelajaran.

1) PENDAHULUAN

Motivasi siswa sangat penting dalam pembelajaran fisika. Game adalah salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi. Faktanya, game disenangi
oleh semua siswa. Salah satu contoh game yang sangat terkenal di kalangan siswa adalah Angry
Bird. Banyak orang yang mengetahui bahkan sering memainkan Angry Bird di gadgetnya masing-
masing, biasanya di tablet atau smarthphone. Cara memainkan Angry Bird adalah
menembakkan burung dengan ketapel menuju sasaran yang berupa babi.

Pembelajaran menggunakan game Angry Bird cocok diterapkan pada materi gerak parabola.
Penggunaan game Angry Bird pada pembelajaran fisika diharapkan siswa dapat memahami
konsep tentang gerak parabola. Materi gerak parabola merupakan materi yang cukup sulit
diterapkan pada mata pelajaran fisika, sehingga perlu visualisasi menggunakan media
pembelajaran. Game angry bird dirancang untuk menjelaskan beberapa konsep tentang gerak
parabola, seperti pengaruh sudut lontar terhadap jarak benda dan ketinggian. Pengaruh
kecepatan awal terhadap jarak tempuh dan waktu. Pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan game Angry bird, Peserta didik tetap diminta untuk menentukan sudut lontar dan
waktu tempuh, sehingga esensi dari kegiatan pembelajaran tetap dilakukan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penting untuk dilakukan penelitian game Angry bird
terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa pada materi gerak parabola. Penelitian ini berusaha
meningkatkan hasil belajar kognitif tentang bagaimana dampak penggunaan game Angry bird
terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan
judul penerapan game Angry bird untuk materi gerak parabola terhadap pembelajaran fisika.

2) METODE

Penelitian ini merupakan penelitian mixed method dengan populasi penelitian yaitu seluruh
siswa SMA kelas X semester ganjil angkatan 2018/2019 SMA Mamba’us Sholihin Blitar. Sampel
penelitian ini adalah siswa X IPA 2 yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling. Teknik
cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara mengundi dari dua
kelas X IPA. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 2 kelas diambil 1 kelas secara acak sebagai
sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas X IPA2 sebagai sampel penelitian. Jenis penelitian
ini adalah penelitian mixed method dengan embedded experimental. Data yang dikumpulkan
terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif.

Penelitian diawali dengan pre-test untuk mengetahui hasil belajar kognitif dengan
menggunakan tes kognitif fisika siswa dan dilanjutkan wawancara. Kemudian dilaksanakan
intervensi dengan penerapan game Angry Bird.Data pre-test dan pos-test hasil belajar kognitif
dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitaif.

3) HASIL
Pada umumnya siswa telah belajar konsep fisika yang berhubungan dengan gerak parabola.
Walaupun demikian masih ada siswa yang tidak memahami konsep fisika. Siswa tidak
memahami konsep fisika dapat dilihat dari jawaban siswa ketika diberi masalah saat
pembelajaran. Tabel-tabel berikut mendeskripsikan distribusi jawaban siswa tentang hasil
belajar kognitif fisika dengan game Angry Bird yang berhubungan dengan gerak parabola.

Tabel 1

Tabel 2 Deskripsi Jawaban Pre-test dan Post-test

4) PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif fisika yang diperoleh melalui percobaan game
Angry Bird telah baik.
Hasil belajar kognitif
fisika materi gerak
parabola telah baik
ditunjukkan dari rata-
rata jawaban siswa yang
ada pada LKS adalah
sebesar 80,7 %. Dengan
demikian, melalui
pembelajaran dengan
game Angry Bird ini hasil
belajar kognitif fisika
siswa yang diperoleh
pada konsep gerak
parabola adalah baik.

Tabel 2 menunjukkan
bahwa hasil belajar
kognitif fisika yang diperoleh melalui kuis antara 63% - 80%. Siswa diberikan kuis pada akhir
kegiatan pembelajaran untuk menguji apakah mereka benar-benar memahami konsep yang
diperoleh dari pembelajaran untuk diterapkan pada masalah yang baru. Berdasarkan hasil
analisis kuis diperoleh rata-rata nilai hasil belajar kognitif fisika adalah 73,57%. Berarti siswa
telah memahami konsep yang berhubungan dengan gerak parabola. Dengan demikian, setelah
melalui pembelajaran dengan game Angry Bird ini hasil belajar kognitif fisika mengalami
peningkatan.Secara kuantitatif, hasil belajar kognitif fisika dapat diamati dari setiap subtopik
materi gerak parabola pada pre-test dan post-test.

5) KESIMPULAN

Terdapat pengaruh penerapan game Angry Bird terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa. Hal
ini ditunjukan melalui hasil kuis diperoleh skor rata-rata hasil belajar kognitif fisika siswa sebesar
73,57%. Selain itu, dari hasil LKS diperoleh skor rata-rata hasil belajar kognitif fisika siswa
sebesar 80,7 %. Dengan demikian, setelah menerapkan game Angry Bird ini siswa dapat belajar
konsep gerak parabola dengan baik.Hasil belajar kognitif fisika siswa mengalami perubahan
setelah penerapan game Angry Bird. Perubahan ini ditunjukkan melalui perubahan skor rata-
rata hasil belajar kognitif fisika siswa pada post-test yang lebih baik daripada pre-test. Hasil ini
juga di dukung oleh hasil analisis uji-t berpasangan yang menunjukkan bahwa terdaat
perbedaan antara skor rata-rata hasil belajar kognitif fisika siswa pada pre-test dan pos-test.

6) SARAN

Perlu menciptakan suasana yang menarik dalam fase mengorientasi siswa pada masalah dengan
menggunakan kegiatan bervariasi yang didukung dengan video dan animasi sehingga siswa
dapat dengan mudah mengamati orientasi permasalahan awal yang diberikan. Bimbingan yang
inten perlu dilakukan ketika siswa melakukan eksperimen dan diskusi kelompok agar tidak
terjadi kesalahan dalam prosedur percobaan yang dilakukan. Rancangan percobaan yang akan
diberikan ke siswa sebaiknya diuji cobakan terlebih dahulu agar kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan di kelas dapat memperoleh data yang diinginkan. Perlu adanya metode yang tepat
untuk diterapkan ketika siswa melakukan kegiatan eksperimen dan menjawab pertanyaan
diskusi agar alokasi waktu yang digunakan pada kegiatan ini tidak terlalu banyak. Perlu adanya
metode yang tepat untuk diterapkan ketika siswa melakukan presentasi agar siswa lain dapat
bertanya dan mengemukakan pendapat.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Jurnal Pertama

Identitas jurnal pada jurnal pertama ini lengkap dan jelas. Jurnal ini telah memiliki ISSN, nama
jurnal, volume dan nomor dari jurnal disajikan dengan jelas. Sistematika penulisan rapi dan
indah untuk di baca.

Pada jurnal ini, subjek dari penelitian yang dilakukan kurang jelas. Didalam jurnal hanya di
cantumkan kelas dari penelitian tidak dengan nama sekolah yang diteliti. Namun pada jurnal ini
teknik penelitian dijelaskan dengan sangat baik. Jenis dari teknik dijelaskan dengan
menyampaikan pengertian serta pembagian dari teknik tersebut.

Kelebihan dari jurnal ini persentase dari penelitian ditampilkan dalam bentuk diagram bewarna
yang mempermudah pembaca mengerti isi dari jurnal tersebut. Pada jurnal ini dijelaskan ketiga
ranah kognitif yang dijelaskan Bloom, lebih rinci dijelaskan kembali oleh Anderson & Krathwohl
kedalam 7 indikator yang digunakan sebagai acuan dalam proses memahami konsep-konsep
yang dilakukan oleh siswa. Ketujuh konsep tersebut dikaitkan dengan pembelajaran fisika
dengan materi gerak parabola sebagai tolak ukur dalam menentukan kemampuan siswa dalam
materi tersebut.
Analisis dari penghitungan penelitian tersebut juga baik, menggunakan metode perhitungan
dalam statistik . Namun dalam jurnal ini tidak diberikan contoh dan gambar dari alat peraga
yang digunakan dalam penelitian tersebut. Didalam jurnal ini juga tidak memiliki saran .

B. Jurnal Kedua

Identitas jurnal pada jurnal pertama ini lengkap dan jelas. Jurnal ini telah memiliki ISSN, nama
jurnal, volume dan nomor dari jurnal disajikan dengan jelas. Sistematika penulisan rapi dan
indah untuk di baca.

Pada jurnal ini, subjek dari penelitian yang dilakukan jelas. Didalam jurnal di cantumkan kelas
dari penelitian dan nama sekolah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian mixed
method dengan populasi penelitian yaitu seluruh siswa SMA kelas X semester ganjil angkatan
2018/2019 SMA Mamba’us Sholihin Blitar. Sampel penelitian ini adalah siswa X IPA 2 yang
diambil dengan teknik Cluster Random Sampling.

Ide dalam jurnal ini sangat menarik dalam pelajaran fisika dengan materi gerak parabola.
Dengan mengaplikasikan nya pada game angry bird mempermudahkan siswa dalam
mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Lintasan dari game ini lah yang menjadi salah
satu penerapan dari gerak parabola tersebut.

Penjabaran dari hasil penelitian sangat jelas. Setiap tabel dari jurnal menunjukkan keberhasilan
dari ide yang dimuat dalam jurnal. Namun pembahasan nya kurang jelas karena yang dijelaskan
hanya 2 tabel saja. Tidak dijelaskan semua tabel yang ada didalam jurnal .

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari critical jurnal ini adalah miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat
diatasi dengan menggunakan game sebagai alternatif untuk mengurangi terjadinya miskonsepsi
pada siswa. Dengan adanya game maka siswa dapat mengaplikasikan materi pada game
tersebut sehingga materi yang diajarkan lebih real atau nyata. Selain itu game juga
menumbuhkan niat siswa dalam mempelajari materi.

Selain dengan menggunakan game sebagai alternatif, alat peraga juga mampu mengurangi atau
meminimalisir miskonsepsi pada siswa. Alat peraga sebagai gambaran bagaimana konsep materi
tersebut. Penggunaan alat peraga akan menanti siswa untuk lebih memahami hal-hal yang
membuatnya miskonsepsi.

B. SARAN

Saran penulis sebagai calon guru harus mampu melihat miskonsepsi yang terjadi pada siswa dan
juga calon guru harus memiliki ide untuk meminimalisir terjadinya miskonsepsi pada siswa .
Karena ketika terjadi miskonsepsi pada siswa maka untuk memahami materi selanjutnya dia
akan merasa bingung.

DAFTAR PUSTAKA

Khoiri,N., Dkk . 2018. Mengajarkan Pemahaman Konsep Gerak Parabola Berbantuan Alat
Peraga. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. Vol 9(2) : 119 -124.

Nira, Nurwulani. 2018. Penerapan Game Angry Bird untuk Materi Gerak Parabola pada
Pembelajaran fisika. Jurnal Pendidikan: riset dan konseptual. Vol. 2 (4) : 399-408.

Anda mungkin juga menyukai