Disusun oleh :
KELOMPOK
Novia (4173121036)
JURUSAN FISIKA
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum. Kami juga
berterima kasih pada Bapak Marabangun Harahap selaku Dosen mata kuliah
Fisika Kuantum Universitas Negeri Medan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fisika Kuantum, Kami juga menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
teratasi. Di dalam makalah ini mungkin terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga Mata
kuliah Fisika Kuantum Universitas Negeri Medan ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika kuantum adalah cabang fisika yang hadir untuk menjawab teori
yang tidak bisa dijawab dengan persamaan fisika newton/fisika klasik.diawali
dengan adanya bencana ultraviolet.Diawali dengan radiasi benda hitam yang
mampu menyerap semua energi yang masuk ke dalamnya. Dalam percobaan
rayleigh-jeans dengan menggunakan rongga persegi yang dipanaskan sehingga
elektron-elektron di dalamnya akan dipercepat dan memancarkan gelombang
elektromagnetik. Dengan menggunakan gelombang elektromagnetik Rayleigh-
jeans membuktiakn bahwa gelombang-gelombang elektron yang memenuhi
rongga adalah gelombang berdiri.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Efek Fotolistrik
Secara umum yang disebut efek fotolistrik adalah gejala yang bersangkutan
dengan pengaruh penyinaran cahaya pada permukaan logam terhadap sifat-sifat
kelistrikan logam. Pada efek fotolistrik, pengaruh cahaya terhadap sifat kelistrikan
bahan bukan hanya disebabkan oleh sifat cahaya sebagi gelombang
ekektromagnetik, tetapi juga sifat cahaya sebagai pembawa tenaga. Meskipun
gelombang elektromagnetik juga pembawa arus tenaga, namun hal ini tidak
dapat digunakan untuk menjelaskan gejala fotolistrik. Albert Einstein
mengemukakan hipotesa bahwa untuk menerangkan gejala efek fotolistrik cahaya
harus dipandang pula sebagai pancaran unit-unit tenaga atau kuantum-kuantum
tenaga yang disebut foton. Kemudian, muncullah istilah baru dalam ilmu fisika
mengenai dualisme partikel gelombang. (Soedojo,1998) beberapa penemuan
tentang efekfotolistrik adalah sebagai berikut :.
2
kuningan, biaya dengan cepat akan berosilasi bolak-balik, memancarkan radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang mirip dengan ukuran konduktor sendiri.
Penelitian ini sangat sukses - Hertz mampu mendeteksi radiasi hingga lima
belas meter jauhnya, dan dalam serangkaian percobaan cerdik ditetapkan bahwa
radiasi tercermin dan membias seperti yang diharapkan, dan bahwa itu
terpolarisasi. Masalah utama - faktor pembatas dalam deteksi - sedang dapat
melihat percikan kecil dalam receiver.Dalam upaya untuk meningkatkan percikan
Deteksi, dia datang atas sesuatu yang sangat misterius. Untuk kutipan dari Hertz
lagi (dia disebut pemancar percikan A, B penerima): "Aku kadang-kadang
tertutup percikan B dalam kasus gelap sehingga lebih mudah membuat
pengamatan, dan dengan demikian saya mengamati bahwa percikan panjang
maksimum menjadi jelas lebih kecil dalam kasus ini daripada sebelumnya. Pada
menghapus berturut-turut berbagai bagian kasus, terlihat bahwa hanya sebagian
saja yang melakukan ini adalah efek merugikan yang ditayangkan percikan B dari
percikan A. Partisi pada sisi yang dipamerkan efek ini, tidak hanya ketika berada
di lingkungan langsung dari spark B, tetapi juga ketika sela pada jarak yang lebih
besar dari B antara A dan B. fenomena A begitu luar biasa disebut untuk
penyelidikan lebih dekat. "
3
Hertz kemudian memulai investigasi yang sangat teliti.Ia menemukan
bahwa penerima percikan kecil lebih kuat jika terkena sinar ultraviolet dari
pemancar percikan. Butuh waktu lama untuk mencari ini keluar - ia pertama kali
diperiksa untuk beberapa jenis efek elektromagnetik, tetapi menemukan selembar
kaca efektif terlindung percikan. Dia kemudian menemukan sepotong kuarsa tidak
perisai percikan, dimana ia menggunakan prisma kuarsa untuk memecah cahaya
dari besar percikan ke dalam komponen-komponennya, dan menemukan bahwa
panjang gelombang yang membuat percikan sedikit lebih kuat berada di luar
terlihat, di ultraviolet.
Sebuah logam ketika diberi cahaya akan melepaskan elektron, yang akan
menghasilkan arus listrik jika disambung ke rangkaian tertutup. Jika cahaya
adalah gelombang seperti yang telah diprediksikan oleh Fisika klasik, maka
seharusnya semakin tinggi intensitas cahaya yang diberikan maka semakin besar
arus yang terdeteksi.Namun hasil eksperimen menunjukkan bahwa walaupun
intensitas cahaya yang diberikan maksimum, elektron tidak muncul juga dari plat
logam.
4
Tetapi ketika diberikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek
(frekuensi lebih tinggi, ke arah warna ungu dari spektrum cahaya) dari
sebelumnya, tiba-tiba elektron lepas dari plat logam sehingga terdeteksi arus
listrik, padahal intensitas yang diberikan lebih kecil dari intensitas
sebelumnya.Berarti, energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan
elektronnya tergantung pada panjang gelombang.Fenomena ini tidak dapat
dijelaskan oleh para Fisikawan pada waktu itu. Kalau cahaya itu memang benar-
benar gelombang, yang memiliki sifat kontinyu, bukankah seharusnya energi yang
bisa diserap darinya bisa bernilai berapa saja ?Tapi ternyata hanya jumlah energi
tertentu saja yang bisa diserap untuk melepaskan elektron bebas.
5
Pada tahun 1902, Lenard mempelajari bagaimana energi foto elektron yang
dipancarkan bervariasi dengan intensitas cahaya.Dia menggunakan lampu karbon
busur, dan dapat meningkatkan intensitas seribu kali lipat.Elektron dikeluarkan
dari pelat logam, kolektor, yang terhubung ke katoda melalui kawat dengan
ammeter sensitif, untuk mengukur arus yang dihasilkan oleh iluminasi.Untuk
mengukur energi elektron dikeluarkan, Lenard dibebankan pelat kolektor negatif,
untuk mencegah elektron datang ke arah itu. Jadi, elektron hanya dikeluarkan
dengan energi kinetik yang cukup untuk bergerak ini adalah bukti potensial akan
berkontribusi pada saat ini. Lenard menemukan bahwa ada tegangan minimum
didefinisikan dengan baik yang berhenti setiap elektron mendapatkan melalui, kita
akan menyebutnya Vstop. Yang mengejutkan, ia menemukan bahwa Vstop tidak
tergantung sama sekali pada intensitas cahaya! Menggandakan intensitas cahaya
dua kali lipat jumlah elektron yang dipancarkan, tetapi tidak mempengaruhi energi
dari elektron yang dipancarkan. Bidang berosilasi lebih kuat terlontar elektron
lebih, tapi energi individu maksimum elektron dikeluarkan adalah sama seperti
untuk bidang lemah.
Tapi Lenard melakukan sesuatu yang lain. menggunakan lampu busur yang
sangat kuat, ada intensitas yang cukup untuk memisahkan warna dan memeriksa
efek fotolistrik menggunakan lampu warna yang berbeda. Dia menemukan bahwa
energi maksimum dari elektron dikeluarkan tidak bergantung pada warna namun
panjang gelombang pendek, cahaya dengan frekuensi yang lebih tinggi
menyebabkan elektron akan dikeluarkan dengan lebih banyak energi. Hal ini,
bagaimanapun, sebuah kesimpulan yang cukup kualitatif --- pengukuran energi
tidak terlalu direproduksi, karena mereka sangat sensitif terhadap kondisi
permukaan, di negara khususnya oksidasi parsial.Dalam vacua terbaik tersedia
waktu itu, oksidasi signifikan dari permukaan segar terjadi di puluhan menit.
(Rincian permukaan sangat penting karena elektron yang dipancarkan tercepat
adalah mereka dengan mudah ke permukaan, dari ikatan mereka pada benda padat
sangat bergantung pada sifat permukaan --- itu logam murni atau campuran logam
dan atom oksigen ?)
6
Pertanyaan: Pada gambar di atas, baterai merupakan potensi Lenard
digunakan untuk mengisi pelat kolektor negatif, yang sebenarnya akan menjadi
sumber tegangan variabel. Karena elektron dikeluarkan oleh sinar biru yang
sampai ke plat kolektor, jelas potensi yang disediakan oleh baterai kurang dari
Vstop untuk cahaya biru. Tampilkan dengan panah pada kawat arah arus listrik
dalam kawat.
7
E = hf - W.
E = h v....................................(2.1)
Dimana :
E = Energi Kuantum
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s)
v = Frekuensi
Pada tegangan negatif pada plat kolektor sampai arus berhenti, untuk itu
Vstop, elektron energi kinetik tertinggi harus memiliki eVstop energi ketika
meninggalkan katoda. Dengan demikian,
eVstop = hf – W
Hal ini juga jelas bahwa ada frekuensi cahaya minimum untuk suatu logam
tertentu, bahwa untuk yang kuantum energi sama dengan fungsi kerja. Cahaya di
bawah ini frekuensi itu, tidak peduli seberapa terang, tidak akan menyebabkan
photoemission.
8
2.3 Teori Kuantum Cahaya
Cahaya merupakan frekuensi tertentu yang terdiri dari foton yang
energinya berbanding lurus dengan frekuensi itu.Teori elektromagnetik cahaya
dapat menerangkan dengan baik banyak sekali gejala, sehingga teori itu
mengandung kebenaran.Namun teori yang berdasarkan kokoh ini tidak cocok
untuk menerangkan efek fotolistrik. Dalam tahun 1905 Einstein menemukan
bahwa paradoks yang timbul dalam efek fotolistrik dapat dimengerti hanya
dengan memasukan radikal yang telah diusulkan lima tahun sebelumnya oleh
fisika teoritis Jerman Max Planck (Halliday dan Resnick, 1996).
Ketika itu Planck menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan
benda mampat. Kita mengenal pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan
cahaya tampak, tetapi panjang gelombang yang lain yang tak terlihat maya juga
terdapat. Sebuah benda tidak perlu sangat panas untuk dapat memancarkan
gelombang elektromagnetik semua benda memancarkan energi seperti seperti itu
secara kontinu tidak peduli seberapa besar temperaturnya.Pada temperatur kamar
sebagian besar radiasiny6a terdapat inframerah dari spektrum, sehingga tak
terlihat.
Sifat yang dapat diamati dari radiasi benda hitam ini persamaan serupa itu
akan ditemukan alasannya (Halliday dan Resnik, 1996). Planck dapat menurunkan
rumus yang dapat menerangkan radiasi spektrum ini (yaitu kecerahan relatif dari
berbagai panjang gelombang yang terdapat) sebagai fungsi dari temperatur benda
ytang meradiasikannya jika dianggap bawa radiasi yang dipancarkan secara
diskontinu.
Planck mendapatkan bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi
tertentu sebesar f dari cahaya, semuanyta harus berenergi samadan bawa energi ini
E berbanding lurus dengan f.
9
B. Efek Compton
2.4 Foton
A. Pengertian Foton
Satu fakta menarik yang perlu kita ketahui tentang foton adalah
keberadaannya yang memiliki sifat dualisme. Foton dapat kita kenali sebagai
sebuah partikel, dan juga sebagai gelombang. Penjelasan sederhananya adalah,
foton dapat dianggap sebagai gelombang karena sifatnya yang dapat dibiaskan,
atau dibelokkan, seperti fenomena bengkoknya pensil yang kita masukkan ke
dalam gelas berisi air. Selain itu, foton juga dapat dipantulkan dengan besar sudut
pantul yang sama dengan sudut datang, jika bertabrakan dengan sebuah
permukaan benda. Fenomena inilah yang menyebabkan sehingga kita dapat
melihat suatu benda. Nah, sifat tersebut juga hanya bisa dijelaskan jika foton
adalah sebuah gelombang.
10
B. Proses Foton
11
puluh nm, yang berkaitan dengan daerah spectrum sinar –X . Distribusi kontinu
sinar-X ini disebutbremsstrahlung, yang adalah istilah bahasa jerman bagi radiasi
rem atau melukiskan beberapa cuplikan spektrum bremsstrahlung ini dapat ditulis
sebagai berikut:
Bagi elektron bebas, tidak satu pun dari proses ini dapat terjadi. Agar kedua
proses ini dapat terjadi, haruslah terdapat sebuah atom berat di sekitar elektron
yang berperan memasok momentumlah pental yang diperlukan Produksi Pasangan
proses lain yang dapat terjadi apabila foton menumbuk atom adalah produksi
pasanagan, dimana seluruh energi foton hilang dan dalam proses ini dua partikel
terciptakan, yakni sebuah sebuah elektron dan sebuah positron, (positron adalah
sebuah partikel yang massanya sama dengan masaa elektron, tetapi memiliki
muatan positif, proses ini merupakan contoh penciptaan energi massa. Energi
foton yang hilang dalam proses ini berubah menjadi energi relativistik positron E+
dan Elektron E-
Karena K+ dan K- selalu positif , maka foton harus memiliki energi sekurang-
kurangnya 2 = 1,02 MeV agar proses ini dapat terjadi : foton yang berenergi
setinggi ini berada dalam daerah sinar gamma inti atom . secara perlambang,
juga terjadi : proses ini dikenal sebagai pemusnahan positron* dan dapat terjadi
bagi elektron dan positron bebas dengan persyaratan harus tercipta sekurang-
kurangnya dua buah foton dalam proses ini. Kekekalan energi mensyaratkan
bahwa, jika E1 dan E2 adalah energi masing-masing Foton.
Karena dan K- sangar kecil sehingga positron dan electron dapat dianggap
diam, maka kekekalan momentum mensyaratkan bahwa kedua foton memiliki
energi sama,dan bergerak segaris dalam arah yang berlawanan. Ia tidak memiliki
12
massa diam : foton bergerak dengan laju cahaya : ia memenuhi hubungan E=hv ,
p=h/λ dan E=pc: bahkan merasa tarikan gravitasi seperti partikel-partikel lain itu
merupakan sifat-sifat yang jelasnya. Foton mentransmisikan gaya elektromagnet:
dalam sudut pandang ini dua muatan listrik berintereaksi dengan mempertukarkan
― foton (foton dipancarkan oleh salah satu muatan dn10diterima oleh muatan
lainnya). Foton ini adalah foton khayal yang hanya ada dalam kerangka
matematik rumusan fisika teori, namun mereka memiliki semua sifat foton nyata.
Foton tidak memiliki ukuran fisik dan tidak dapat dibelah karena mereka tidak
memiliki unsur-unsur penyusun dirinya. Beberapa percobaan, seperti yang
menyangkut efek interferensi seperti gelombang, sejumlah percobaan ini
memperlihatkan bahwa radiasi electromagnet berintereaksi seperti kuantum
partikel yang dikenal sebagai foton. Tentu saja tafsiran gelombang dan partikel
tidaklah seasas—partikel melepaskan energi nya dalam sejumlah paket yang
terpusat, sedangkan energi sebuah gelombang terbesar merata dalm seluruh muka
gelombangnya,. Sebagai contoh , jika cahaya kita bayangkan berupa partikel-
partikel belaka , maka akan sulit sekali bagi kita untuk menerangkan pola
interferensi yang diamati dalam percobaan dua celah. Sebuah partikel hanya dapat
melewati dua celah : karena sebuah gelombang dapat terpisahkan , maka ia dapat
melewati kedua celah itu dan kemudian berpadu kembali.
1. Efek Compton
Dalam teori kuantum cahaya dianggap bahwa foton dalam perjalannya
dalam ruang dengan kecepatan c tidak menyebar sebagaimana gelombang, tetapi
tetap terkonsentrasi dalam ruang yang sangat kecil.
13
Teori Campton saat ini bertopang pada pengandaian bahwa setiap elektron
yang berperan dalam proses ini menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh
(foton).
Teori ini berlandaskan pada hipotesa bahwa kuantum-kuantum cahaya datang
dari berbagai arah tertentu dan dihamburkan pula dalam arah-arah tertentu
(tidak acak).
Hasil eksperimen yang dilakukan untuk menyelidiki teori tersebut dengan
sangat menyakinkan telah menunjukkan bahwa gumpalan radiasi (kuantum
radiasi, foton), kecuali membawa energi juga memiliki momentum linear.
Hal di atas adalah suatu kesimpulan yang memiliki dampak yang
mendasar, karna foton juga ditandai dengan suatu besaran fisik lain yaitu
momentum linear.
14
gelombang tidak berubah). Panjang gelombang sinar x terhambur sama dengan
panjang gelombang sinar x asal. Puncak kanan berasal dari hamburan Compton
(panjang gelombang berubah).
Compton dapat menerangkan terjadinya pergeseran panjang gelombang
dengan menganggap bahwa berkas sinar x terdiri dari foton-foton yang
berperilaku sebagai zarah. Foton-foton tersebut dalam tumbukannya dengan
elektron-elektron bahan penghambur mengikuti hukum-hukum mekanika.
15
partikel secara klasik)antaras ebuah foton dan sebuah elektron,yang kita anggap
diam.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) efek fotolistrik adalah gejala yang bersangkutan dengan pengaruh penyinaran
cahaya pada permukaan logam terhadap sifat-sifat kelistrikan logam.
2) energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya
tergantung pada panjang gelombang,hal ini dikarenakan ketika frekuensi
cahaya yang diberikan lebih tinggi, maka walaupun terdapat hanya 1 foton
saja (intensitas rendah) dengan energi yang cukup, foton tersebut mampu
untuk melepaskan 1 elektron dari ikatannya.
3) Foton (photon) adalah elemen terkecil dari segala bentuk radiasi
elektromagnetik. Foton adalah material quantum dari radiasi elektromagnetik.
4) Teori Campton saat ini bertopang pada pengandaian bahwa setiap elektron
yang berperan dalam proses ini menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh
(foton).
5) Compton mempelajari hamburan radiasi dengan mengamati seberkas radiasi
yang dikenakan pada lempeng (plattipis) logamakan mengalami hamburan.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Herman, dkk. 2016. Identifikasi Model Mental Mahasiswa Pada Materi Atom
Berelektron Tunggal. Journal Of Innovative Science Education. No 5(2)
:163-169.
18