Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FISIKA KUANTUM

“EFEK FOTOLISTRIK DAN EFEK COMPTON”

Disusun oleh :

KELOMPOK

Hileri F Situmorang (4172121022)

Malik Alfatah Sembiring (4172121027)

Monarisa Napitupuluh (4173121030)

Novia (4173121036)

Nur Afnia Br Surbakti (4173321035)

Nur Hasanah (4173321037)

Parningotan Situmorang (4171121023)

Prapti Ningsih (4173321041)

Regina Yesgia Purba (4173321042)

Sari Devi Aruan (4173321047)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum. Kami juga
berterima kasih pada Bapak Marabangun Harahap selaku Dosen mata kuliah
Fisika Kuantum Universitas Negeri Medan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fisika Kuantum, Kami juga menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
teratasi. Di dalam makalah ini mungkin terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga Mata
kuliah Fisika Kuantum Universitas Negeri Medan ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, Agustus 2019

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

A. Efek Fotolistrik ........................................................................................................ 2


2.1 Efek fotolistrik ......................................................................................................... 2
2.2 Penjelasan dan keterangan Einstein ......................................................................... 7

2.3 Teori kuantum cahaya .............................................................................................. 9

B. Efek Compton ............................................................................................................ 10

2.4 Foton ........................................................................................................................ 10

2.5 Hamburan Comton ................................................................................................... 15

2.6 Aplikasi Comtons ..................................................................................................... 16

BABIV PENUTUP 17 .................................................................................................. 17

4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 17

4.2 Saran ......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Fisika kuantum adalah cabang fisika yang hadir untuk menjawab teori
yang tidak bisa dijawab dengan persamaan fisika newton/fisika klasik.diawali
dengan adanya bencana ultraviolet.Diawali dengan radiasi benda hitam yang
mampu menyerap semua energi yang masuk ke dalamnya. Dalam percobaan
rayleigh-jeans dengan menggunakan rongga persegi yang dipanaskan sehingga
elektron-elektron di dalamnya akan dipercepat dan memancarkan gelombang
elektromagnetik. Dengan menggunakan gelombang elektromagnetik Rayleigh-
jeans membuktiakn bahwa gelombang-gelombang elektron yang memenuhi
rongga adalah gelombang berdiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa defenisi efekfotolistrik ?


2. Bagaimana penjelasan dan keterangan einstein mengenai efek fotolistrik ?
3. Apa itu foton dan bagaimana prosesnya?
4. Apa yang menjadi efek dari Compton serta hamburannya?
5. Bagaimana aplikasi efek Compton?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui defenisi efekfotolistrik.


2. Mengetahui penjelasan dan keterangan einstein mengenai efek fotolistrik.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan foton dan prosesnya.
4. Mengetahui efek Compton dan hamburannya.
5. Mengetahui aplikasi efek Compton.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Efek Fotolistrik

2.1 Efek fotolistrik

Secara umum yang disebut efek fotolistrik adalah gejala yang bersangkutan
dengan pengaruh penyinaran cahaya pada permukaan logam terhadap sifat-sifat
kelistrikan logam. Pada efek fotolistrik, pengaruh cahaya terhadap sifat kelistrikan
bahan bukan hanya disebabkan oleh sifat cahaya sebagi gelombang
ekektromagnetik, tetapi juga sifat cahaya sebagai pembawa tenaga. Meskipun
gelombang elektromagnetik juga pembawa arus tenaga, namun hal ini tidak
dapat digunakan untuk menjelaskan gejala fotolistrik. Albert Einstein
mengemukakan hipotesa bahwa untuk menerangkan gejala efek fotolistrik cahaya
harus dipandang pula sebagai pancaran unit-unit tenaga atau kuantum-kuantum
tenaga yang disebut foton. Kemudian, muncullah istilah baru dalam ilmu fisika
mengenai dualisme partikel gelombang. (Soedojo,1998) beberapa penemuan
tentang efekfotolistrik adalah sebagai berikut :.

2.1.1 Penemuan Hertz Gelombang Maxwell

Prediksi paling dramatis teori Maxwell elektromagnetisme, diterbitkan pada


tahun 1865, adalah adanya gelombang elektromagnetik bergerak pada kecepatan
cahaya, dan kesimpulan bahwa cahaya itu sendiri hanya seperti
gelombang.Eksperimentalis ini ditantang untuk menghasilkan dan mendeteksi
radiasi elektromagnetik menggunakan beberapa bentuk aparatus listrik.Usaha
jelas pertama yang berhasil adalah dengan Heinrich Hertz pada tahun 1886. Dia
menggunakan sebuah kumparan induksi tegangan tinggi menyebabkan percikan
discharge antara dua lembar kuningan, mengutip dia, "Bayangkan tubuh silinder
kuningan, 3 cm diameter 26 cm, ditengah sela sepanjang panjangnya oleh celah
percikan yang kutub pada sisinya dibentuk oleh lingkup radius 2 cm. " Idenya
adalah bahwa sekali percikan membentuk jalur melakukan antara dua konduktor

2
kuningan, biaya dengan cepat akan berosilasi bolak-balik, memancarkan radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang mirip dengan ukuran konduktor sendiri.

Untuk membuktikan bahwa memang ada radiasi yang dipancarkan, itu


harus terdeteksi. Hertz menggunakan sepotong kawat tembaga 1 mm tebal
membungkuk ke lingkaran diameter 7,5 cm, dengan lingkup kuningan kecil di
salah satu ujungnya, dan ujung kawat itu menunjuk, dengan titik dekat bola. Dia
menambahkan mekanisme sekrup sehingga titik bisa bergerak sangat dekat
dengan lingkungan secara terkendali. Ini "penerima" dirancang sehingga arus
berosilasi bolak-balik di kawat akan memiliki periode alami dekat dengan dari
"pemancar" yang dijelaskan di atas. Adanya muatan berosilasi di penerima akan
ditandai dengan percikan di seluruh perbedaan (kecil) antara titik dan lingkungan
(biasanya, kesenjangan ini seratus milimeter). (Disarankan untuk Hertz bahwa
kesenjangan ini percikan bisa diganti sebagai detektor oleh kaki seekor katak yang
sesuai disiapkan, tapi itu ternyata tidak berhasil.)

Penelitian ini sangat sukses - Hertz mampu mendeteksi radiasi hingga lima
belas meter jauhnya, dan dalam serangkaian percobaan cerdik ditetapkan bahwa
radiasi tercermin dan membias seperti yang diharapkan, dan bahwa itu
terpolarisasi. Masalah utama - faktor pembatas dalam deteksi - sedang dapat
melihat percikan kecil dalam receiver.Dalam upaya untuk meningkatkan percikan
Deteksi, dia datang atas sesuatu yang sangat misterius. Untuk kutipan dari Hertz
lagi (dia disebut pemancar percikan A, B penerima): "Aku kadang-kadang
tertutup percikan B dalam kasus gelap sehingga lebih mudah membuat
pengamatan, dan dengan demikian saya mengamati bahwa percikan panjang
maksimum menjadi jelas lebih kecil dalam kasus ini daripada sebelumnya. Pada
menghapus berturut-turut berbagai bagian kasus, terlihat bahwa hanya sebagian
saja yang melakukan ini adalah efek merugikan yang ditayangkan percikan B dari
percikan A. Partisi pada sisi yang dipamerkan efek ini, tidak hanya ketika berada
di lingkungan langsung dari spark B, tetapi juga ketika sela pada jarak yang lebih
besar dari B antara A dan B. fenomena A begitu luar biasa disebut untuk
penyelidikan lebih dekat. "

3
Hertz kemudian memulai investigasi yang sangat teliti.Ia menemukan
bahwa penerima percikan kecil lebih kuat jika terkena sinar ultraviolet dari
pemancar percikan. Butuh waktu lama untuk mencari ini keluar - ia pertama kali
diperiksa untuk beberapa jenis efek elektromagnetik, tetapi menemukan selembar
kaca efektif terlindung percikan. Dia kemudian menemukan sepotong kuarsa tidak
perisai percikan, dimana ia menggunakan prisma kuarsa untuk memecah cahaya
dari besar percikan ke dalam komponen-komponennya, dan menemukan bahwa
panjang gelombang yang membuat percikan sedikit lebih kuat berada di luar
terlihat, di ultraviolet.

Pada tahun 1887 Heinrich Rudolf Hertz menemukan fenomena efek


Fotolistrik yang membingungkan para Fisikawan waktu itu.

Sebuah logam ketika diberi cahaya akan melepaskan elektron, yang akan
menghasilkan arus listrik jika disambung ke rangkaian tertutup. Jika cahaya
adalah gelombang seperti yang telah diprediksikan oleh Fisika klasik, maka
seharusnya semakin tinggi intensitas cahaya yang diberikan maka semakin besar
arus yang terdeteksi.Namun hasil eksperimen menunjukkan bahwa walaupun
intensitas cahaya yang diberikan maksimum, elektron tidak muncul juga dari plat
logam.

4
Tetapi ketika diberikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek
(frekuensi lebih tinggi, ke arah warna ungu dari spektrum cahaya) dari
sebelumnya, tiba-tiba elektron lepas dari plat logam sehingga terdeteksi arus
listrik, padahal intensitas yang diberikan lebih kecil dari intensitas
sebelumnya.Berarti, energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan
elektronnya tergantung pada panjang gelombang.Fenomena ini tidak dapat
dijelaskan oleh para Fisikawan pada waktu itu. Kalau cahaya itu memang benar-
benar gelombang, yang memiliki sifat kontinyu, bukankah seharusnya energi yang
bisa diserap darinya bisa bernilai berapa saja ?Tapi ternyata hanya jumlah energi
tertentu saja yang bisa diserap untuk melepaskan elektron bebas.

2.1.2 Penemuan Mengejutkan oleh Lenard

5
Pada tahun 1902, Lenard mempelajari bagaimana energi foto elektron yang
dipancarkan bervariasi dengan intensitas cahaya.Dia menggunakan lampu karbon
busur, dan dapat meningkatkan intensitas seribu kali lipat.Elektron dikeluarkan
dari pelat logam, kolektor, yang terhubung ke katoda melalui kawat dengan
ammeter sensitif, untuk mengukur arus yang dihasilkan oleh iluminasi.Untuk
mengukur energi elektron dikeluarkan, Lenard dibebankan pelat kolektor negatif,
untuk mencegah elektron datang ke arah itu. Jadi, elektron hanya dikeluarkan
dengan energi kinetik yang cukup untuk bergerak ini adalah bukti potensial akan
berkontribusi pada saat ini. Lenard menemukan bahwa ada tegangan minimum
didefinisikan dengan baik yang berhenti setiap elektron mendapatkan melalui, kita
akan menyebutnya Vstop. Yang mengejutkan, ia menemukan bahwa Vstop tidak
tergantung sama sekali pada intensitas cahaya! Menggandakan intensitas cahaya
dua kali lipat jumlah elektron yang dipancarkan, tetapi tidak mempengaruhi energi
dari elektron yang dipancarkan. Bidang berosilasi lebih kuat terlontar elektron
lebih, tapi energi individu maksimum elektron dikeluarkan adalah sama seperti
untuk bidang lemah.

Tapi Lenard melakukan sesuatu yang lain. menggunakan lampu busur yang
sangat kuat, ada intensitas yang cukup untuk memisahkan warna dan memeriksa
efek fotolistrik menggunakan lampu warna yang berbeda. Dia menemukan bahwa
energi maksimum dari elektron dikeluarkan tidak bergantung pada warna namun
panjang gelombang pendek, cahaya dengan frekuensi yang lebih tinggi
menyebabkan elektron akan dikeluarkan dengan lebih banyak energi. Hal ini,
bagaimanapun, sebuah kesimpulan yang cukup kualitatif --- pengukuran energi
tidak terlalu direproduksi, karena mereka sangat sensitif terhadap kondisi
permukaan, di negara khususnya oksidasi parsial.Dalam vacua terbaik tersedia
waktu itu, oksidasi signifikan dari permukaan segar terjadi di puluhan menit.
(Rincian permukaan sangat penting karena elektron yang dipancarkan tercepat
adalah mereka dengan mudah ke permukaan, dari ikatan mereka pada benda padat
sangat bergantung pada sifat permukaan --- itu logam murni atau campuran logam
dan atom oksigen ?)

6
Pertanyaan: Pada gambar di atas, baterai merupakan potensi Lenard
digunakan untuk mengisi pelat kolektor negatif, yang sebenarnya akan menjadi
sumber tegangan variabel. Karena elektron dikeluarkan oleh sinar biru yang
sampai ke plat kolektor, jelas potensi yang disediakan oleh baterai kurang dari
Vstop untuk cahaya biru. Tampilkan dengan panah pada kawat arah arus listrik
dalam kawat.

2.2 Penjelasan dan keterangan Einstein

Pada tahun 1905 Einstein memberikan penafsiran yang sangat sederhana


dari hasil Lenard's.Dia hanya menduga bahwa radiasi yang masuk harus dianggap
sebagai kuanta dari frekuensi hf, dengan f frekuensi. Dalam photoemission, satu
kuantum tersebut diserap oleh satu elektron.Jika elektron adalah beberapa jarak
menjadi bahan katoda, beberapa energi akan hilang ketika bergerak ke arah
permukaan. Akan selalu ada beberapa biaya elektrostatik dengan elektron
permukaan daun, ini biasanya disebut fungsi kerja, W. elektron yang paling
energik yang dipancarkan akan menjadi sangat dekat dengan permukaan, dan
mereka akan meninggalkan katoda dengan energi kinetik

7
E = hf - W.

E = h v....................................(2.1)
Dimana :
E = Energi Kuantum
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s)
v = Frekuensi

Pada tegangan negatif pada plat kolektor sampai arus berhenti, untuk itu
Vstop, elektron energi kinetik tertinggi harus memiliki eVstop energi ketika
meninggalkan katoda. Dengan demikian,

eVstop = hf – W

Dengan demikian teori Einstein membuat prediksi kuantitatif yang sangat


jelas: jika frekuensi cahaya insiden yang bervariasi, dan Vstop diplot sebagai
fungsi frekuensi, kemiringan garis harus h / e.

Hal ini juga jelas bahwa ada frekuensi cahaya minimum untuk suatu logam
tertentu, bahwa untuk yang kuantum energi sama dengan fungsi kerja. Cahaya di
bawah ini frekuensi itu, tidak peduli seberapa terang, tidak akan menyebabkan
photoemission.

Dari Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa energi yang dibutuhkan


oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya tergantung pada panjang
gelombang, dan diungkap oleh Einsten bahwa hal ini dikarenakan ketika frekuensi
cahaya yang diberikan lebih tinggi, maka walaupun terdapat hanya 1 foton saja
(intensitas rendah) dengan energi yang cukup, foton tersebut mampu untuk
melepaskan 1 elektron dari ikatannya. Intensitas cahaya dinaikkan berarti akan
semakin banyak jumlah foton yang dilepaskan, akibatnya semakin banyak
elektron yang akan lepas. Einstein menjawab teka-teki mengenai fotolistrik.

8
2.3 Teori Kuantum Cahaya
Cahaya merupakan frekuensi tertentu yang terdiri dari foton yang
energinya berbanding lurus dengan frekuensi itu.Teori elektromagnetik cahaya
dapat menerangkan dengan baik banyak sekali gejala, sehingga teori itu
mengandung kebenaran.Namun teori yang berdasarkan kokoh ini tidak cocok
untuk menerangkan efek fotolistrik. Dalam tahun 1905 Einstein menemukan
bahwa paradoks yang timbul dalam efek fotolistrik dapat dimengerti hanya
dengan memasukan radikal yang telah diusulkan lima tahun sebelumnya oleh
fisika teoritis Jerman Max Planck (Halliday dan Resnick, 1996).
Ketika itu Planck menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan
benda mampat. Kita mengenal pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan
cahaya tampak, tetapi panjang gelombang yang lain yang tak terlihat maya juga
terdapat. Sebuah benda tidak perlu sangat panas untuk dapat memancarkan
gelombang elektromagnetik semua benda memancarkan energi seperti seperti itu
secara kontinu tidak peduli seberapa besar temperaturnya.Pada temperatur kamar
sebagian besar radiasiny6a terdapat inframerah dari spektrum, sehingga tak
terlihat.
Sifat yang dapat diamati dari radiasi benda hitam ini persamaan serupa itu
akan ditemukan alasannya (Halliday dan Resnik, 1996). Planck dapat menurunkan
rumus yang dapat menerangkan radiasi spektrum ini (yaitu kecerahan relatif dari
berbagai panjang gelombang yang terdapat) sebagai fungsi dari temperatur benda
ytang meradiasikannya jika dianggap bawa radiasi yang dipancarkan secara
diskontinu.
Planck mendapatkan bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi
tertentu sebesar f dari cahaya, semuanyta harus berenergi samadan bawa energi ini
E berbanding lurus dengan f.

9
B. Efek Compton
2.4 Foton
A. Pengertian Foton

Foton (photon) adalah elemen terkecil dari segala bentuk radiasi


elektromagnetik. Foton adalah material quantum dari radiasi elektromagnetik.
Mengingat cahaya adalah salah satu bentuk radiasi elektromagang hanya dapat
menangkap suara dengan frekuensi 20 hingga 20.000 Hz, mata kitapun hanya
dapat menangkap cahaya dengan frekuensi 430 hingga 750 Terahertz (THz). Jika
dikonversikan ke panjang gelombang, maka cahaya yang dapat kita lihat adalah
cahaya dengan panjang gelombang 400 hingga 700 nanometer (nm), atau di antara
sinar infra-merah (panjang gelombang panjang) dan sinar ultraviolet (panjang
gelombang pendek).

Kembali ke pengertian foton, dan jika kita diperbolehkan sedikit melakukan


imajinasi ekstrim, maka saya akan mengajak Anda untuk membayangkan bahwa
kita saat ini sedang memegang pedang cahaya yang mampu membelah cahaya
menjadi tiga bagian. Lalu bagian yang tengah kita belah lagi menjadi bagian kecil-
kecil. Lalu bagian kecil tersebut kita belah lagi menjadi kecil, lalu dibelah lagi
menjadi kecil, dan lebih kecil lagi, dan terus kita belah, maka apa yang akan kita
temukan? Hanya sekumpulan energi. Energi apakah itu? Energi elektromagnetik,
mengingat apa yang kita belah tadi adalah cahaya yang merupakan salah satu
contoh bentuk dari radiasi elektromagnetik.

Satu fakta menarik yang perlu kita ketahui tentang foton adalah
keberadaannya yang memiliki sifat dualisme. Foton dapat kita kenali sebagai
sebuah partikel, dan juga sebagai gelombang. Penjelasan sederhananya adalah,
foton dapat dianggap sebagai gelombang karena sifatnya yang dapat dibiaskan,
atau dibelokkan, seperti fenomena bengkoknya pensil yang kita masukkan ke
dalam gelas berisi air. Selain itu, foton juga dapat dipantulkan dengan besar sudut
pantul yang sama dengan sudut datang, jika bertabrakan dengan sebuah
permukaan benda. Fenomena inilah yang menyebabkan sehingga kita dapat
melihat suatu benda. Nah, sifat tersebut juga hanya bisa dijelaskan jika foton
adalah sebuah gelombang.

10
B. Proses Foton

Teori foton sebagai kuantum radiasi elektromagnet didukung hamburan


compton dan efek fotoelektrik , terdapat pula sejumlah percobaan lain yang hanya
dapat ditafsirkan secara benar jika dianggap berlaku kuantisasi (perilaku partikel)
radiasi electromagnet. Bremsstrahlung dan Produksi Sinar –X apabila sebuah
muatan elektrik, misalnya elektron, dipercepat atau diperlembat , maka ia
memancarkan energi electromagnet : dalam kerangka pemahaman kita sekarang
menggatakan bahwa ia memancarkan foton. Andaikan kita mempunyai seberkas
elektron , yang telah mencapai energi eV Setelah dipercepat melalui suatu
potensial V ketika menumbuk suatu sasaran , elektronnya diperlambat sehingga
pada akhirnya berhenti, karena bertumbukan dengan atom-atom materi sasaran.

Elektron dari katoda C dipercepat menuju anoda A melalui beda potensial V.


ketika sebuah elektron menumbuk suatu atom sasaran dari anoda, ia mengalami
perlambatan, dengan memancarkan sebuah foton sinar-X. Karena pada tumbukan
seperti itu terjadi transfer momentum dari elektron ke atom , maka kecepatan
elektron menjadi berkurang dan electron dengan demikian memancarkan foton.
Mengingat energi kinetic pental atom sangatlah kecil (karena massa atom cukup
besar), kita dapat saja mengabaikannya. Jika energi kinetic elektron sebelum
tumbukan adalah K,dan setelah tumbukan menurun menjadi K’, maka energy
foton adalah jumlah energi yang hilang dan dengan Demikian energi dan panjang
gelombang foton yang dipancarkan,tidak dapat ditentukan secara tunggal, karena
hanyalah K yang diketahui dalam persamaan Karena elektron biasanya akan
melakukan banyak tumbukan, maka sebelum diam elektron tersebut akan
memancarkan pula banyak dengan energi yang berbeda-beda ; energy foton itu
dengan demikian akan berkisar dari yang paling rendah (panjang gelombang yang
panjang ), yang berkaitan dengan kehilangan energi yang kecil hingga suatu
energi maksimum K, yang berkaitan dengan kehilangan seluruh energielektron
dalam hanya satu tumbukan.

Oleh karena itu,panjang gelombang terpendek yang dipancarkan ditentukan


oleh kehilangan energi maksimum yang mungkin untuk tegangan-tegangan
pemercepat khas dalam rentang 10.000 V, λmin berada dalam rentang beberapa

11
puluh nm, yang berkaitan dengan daerah spectrum sinar –X . Distribusi kontinu
sinar-X ini disebutbremsstrahlung, yang adalah istilah bahasa jerman bagi radiasi
rem atau melukiskan beberapa cuplikan spektrum bremsstrahlung ini dapat ditulis
sebagai berikut:

Elektron → elektron + foton

Reaksi di atas adalah proses kebalikan dari efek fotoelektrik :

Elektron + foton → elektron

Bagi elektron bebas, tidak satu pun dari proses ini dapat terjadi. Agar kedua
proses ini dapat terjadi, haruslah terdapat sebuah atom berat di sekitar elektron
yang berperan memasok momentumlah pental yang diperlukan Produksi Pasangan
proses lain yang dapat terjadi apabila foton menumbuk atom adalah produksi
pasanagan, dimana seluruh energi foton hilang dan dalam proses ini dua partikel
terciptakan, yakni sebuah sebuah elektron dan sebuah positron, (positron adalah
sebuah partikel yang massanya sama dengan masaa elektron, tetapi memiliki
muatan positif, proses ini merupakan contoh penciptaan energi massa. Energi
foton yang hilang dalam proses ini berubah menjadi energi relativistik positron E+
dan Elektron E-

Karena K+ dan K- selalu positif , maka foton harus memiliki energi sekurang-
kurangnya 2 = 1,02 MeV agar proses ini dapat terjadi : foton yang berenergi
setinggi ini berada dalam daerah sinar gamma inti atom . secara perlambang,

Elektron + positron → foton

juga terjadi : proses ini dikenal sebagai pemusnahan positron* dan dapat terjadi
bagi elektron dan positron bebas dengan persyaratan harus tercipta sekurang-
kurangnya dua buah foton dalam proses ini. Kekekalan energi mensyaratkan
bahwa, jika E1 dan E2 adalah energi masing-masing Foton.

Karena dan K- sangar kecil sehingga positron dan electron dapat dianggap
diam, maka kekekalan momentum mensyaratkan bahwa kedua foton memiliki
energi sama,dan bergerak segaris dalam arah yang berlawanan. Ia tidak memiliki

12
massa diam : foton bergerak dengan laju cahaya : ia memenuhi hubungan E=hv ,
p=h/λ dan E=pc: bahkan merasa tarikan gravitasi seperti partikel-partikel lain itu
merupakan sifat-sifat yang jelasnya. Foton mentransmisikan gaya elektromagnet:
dalam sudut pandang ini dua muatan listrik berintereaksi dengan mempertukarkan
― foton (foton dipancarkan oleh salah satu muatan dn10diterima oleh muatan
lainnya). Foton ini adalah foton khayal yang hanya ada dalam kerangka
matematik rumusan fisika teori, namun mereka memiliki semua sifat foton nyata.
Foton tidak memiliki ukuran fisik dan tidak dapat dibelah karena mereka tidak
memiliki unsur-unsur penyusun dirinya. Beberapa percobaan, seperti yang
menyangkut efek interferensi seperti gelombang, sejumlah percobaan ini
memperlihatkan bahwa radiasi electromagnet berintereaksi seperti kuantum
partikel yang dikenal sebagai foton. Tentu saja tafsiran gelombang dan partikel
tidaklah seasas—partikel melepaskan energi nya dalam sejumlah paket yang
terpusat, sedangkan energi sebuah gelombang terbesar merata dalm seluruh muka
gelombangnya,. Sebagai contoh , jika cahaya kita bayangkan berupa partikel-
partikel belaka , maka akan sulit sekali bagi kita untuk menerangkan pola
interferensi yang diamati dalam percobaan dua celah. Sebuah partikel hanya dapat
melewati dua celah : karena sebuah gelombang dapat terpisahkan , maka ia dapat
melewati kedua celah itu dan kemudian berpadu kembali.

1. Efek Compton
Dalam teori kuantum cahaya dianggap bahwa foton dalam perjalannya
dalam ruang dengan kecepatan c tidak menyebar sebagaimana gelombang, tetapi
tetap terkonsentrasi dalam ruang yang sangat kecil.

Pada tahun 1923, Compton memberikan kesimpulannya mengenai


hamburan sinar x oleh materi. Dalam naskah ilmiahnya “A Quatum Theory of
Scattering of X-Rays by Light”, Compton menerangkan percobaannya tentang
hamburan sinar x oleh materi. Diamatinya bahwa panjang gelombang sinar x yang
terhambur berbeda dengan panjang gelombang sinar x sebelum terhambur.
Perubahan panjang gelombang tersebut ternyata juga bergantung dari sudut
hamburan. Kesimpulan yang dicantumkan dalam naskah Campton tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut :

13
 Teori Campton saat ini bertopang pada pengandaian bahwa setiap elektron
yang berperan dalam proses ini menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh
(foton).
 Teori ini berlandaskan pada hipotesa bahwa kuantum-kuantum cahaya datang
dari berbagai arah tertentu dan dihamburkan pula dalam arah-arah tertentu
(tidak acak).
 Hasil eksperimen yang dilakukan untuk menyelidiki teori tersebut dengan
sangat menyakinkan telah menunjukkan bahwa gumpalan radiasi (kuantum
radiasi, foton), kecuali membawa energi juga memiliki momentum linear.
Hal di atas adalah suatu kesimpulan yang memiliki dampak yang
mendasar, karna foton juga ditandai dengan suatu besaran fisik lain yaitu
momentum linear.

Untuk dapat memahami kesimpulan-kesimpulan tersebut berikut ini akan


dibahas tentang percobaan Compton.

 Sinar X yang dipancarkan oleh sumbernya dijadikan sinar monokhromatis


lebih dahulu, kemudian dijatuhkan pada suatu zat penghamburan S.
 Dari S berkas sinar X dihambur ke segala arah. Celah pengkolimator dan
sistem analisator di belakangnya memilih bekas yang terhambur dalam suatu
arah tertentu ().
 Dengan menggerakkan pengkolimator dan sistem analisator secara bersama
dengan S sebagai sumbu gerak perputaran maka dapat dipelajari baik
intensitas maupun panjang gelombang  sinar x yang dihamburkan.
Kedudukan pengkolimator terhadap penghamburan S mendefinisikan sudut
hamburan .
 Kristal C dan detektor D merupakan bagian penganalisa sinar x terhambur.
Pengukuran ini dilakukan dengan sangat teliti melalui metoda refleksi Bragg,
terutama mengenai nilai panjang gelombang terhambur .
 Hasil percobaan Compton menunjukkan bahwa besar panjang gelombang
terhambur  tergantung pada sudut .
Hasil percobaan menunjukkan bahwa panjang gelombang terhambur 
sebagai fungsi . Puncak kiri berasal dari hamburan Thomson (panjang

14
gelombang tidak berubah). Panjang gelombang sinar x terhambur sama dengan
panjang gelombang sinar x asal. Puncak kanan berasal dari hamburan Compton
(panjang gelombang berubah).
Compton dapat menerangkan terjadinya pergeseran panjang gelombang
dengan menganggap bahwa berkas sinar x terdiri dari foton-foton yang
berperilaku sebagai zarah. Foton-foton tersebut dalam tumbukannya dengan
elektron-elektron bahan penghambur mengikuti hukum-hukum mekanika.

2.5 Hamburan Compton

Pada tahun 1923,Compton mempelajari hamburan radiasi dengan mengamati


seberkas radiasi yang dikenakan pada lempeng (plattipis) logamakan mengalami
hamburan. Intensitas radiasi terhambur tergantung pada sudut hamburannya.
Radiasi yang dikenakan pada lempeng logam berinteraksi dengan elektron bebas
dalam logam (tidak selalu menimbulkan efekfotolistrik walaupun tenaganya
cukup). Interaksi antara radiasi dengan elektron bebas dalam logam berperilaku
seperti tumbukan elastis antara dua partikel.

Mekanisme hamburan radiasi (kemudian disebut hamburan Compton atau


efek Compton) tersebut diatas dapat dijelaskan dengan memberlakukan hukum-
hukum kekekalan tenaga dan momentum linear secara relativistik. Percobaan
Compton merupakan salah satu dari tiga proses yang melemahkan energi suatu
sinarionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu materi sebagian dari
pada energinya akan diberikan kepada materi tersebut, sedangkan sinar itu sendiri
akan disebarkan, sehingga energy radiasi yang dipancarkan lebih kecil dari energi
radiasi yang datang (panjang gelombang lebih panjang dari pada sebelumnya).

Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi


sebuah penyinaran terhadap suatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari
tiga proses yang melemahkan energi suatu sinarionisasi. Bila suatu sinar jatuh
pada permukaan suatu materi sebagian dari pada energinya akan diberikan kepada
materi tersebut, sedangkan sinar itu sendiri akan disebarkan. Proses hamburan
Compton dianalisis sebagai suatu interaksi (―tumbukan‖ dalam pengertian

15
partikel secara klasik)antaras ebuah foton dan sebuah elektron,yang kita anggap
diam.

2.6 Aplikasi Efek Compton

Efek Compton merupakan gejala hamburan dari penembakan suatu materi


dengan sejumlah elektron yang dipancarkan ditembak dengan sinar-X, maka
sinar-X ini akan terhambur. Hamburan sinar-X ini memiliki frekuensi yang lebih
kecil daripada frekuensi semula.
Aplikasiefek Compton yaitu, Nuklir Compton Telescope (NCT) adalah
eksperimen balloon-borne untuk mendeteksi sinar gamma dari sumber astrofisika
seperti supernova, pulsar, AGN, dan lain-lain. Teleskop ini diluncurkan dengan
balon ketinggian tinggi ke ketinggian mengambang sekitar 40km. Teleskop
Compton menggunakan sebuah array-12-3D kadar tinggi Germanium Detektor
spektral resolusi untuk mendeteksi sinar gamma. Pada bagian bawahnya setengah
detector dikelilingi oleh Bismuth germanate sintilator untuk melindungi dari sinar
gamma atmosfer.
Teleskop memiliki medan pandang (FOV) dari 25% dari langit. Dua prototipe
detektor berhasil diuji dan diterbangkan pada tanggal 1 Juni 2005 dari Scientific
Balloon Flight Facility, Fort Sumner, New Mexico. Pada tanggal 19 Mei 2009,
instrumen penuh berhasil diluncurkan dari Fort Sumner di New Mexico dan
mampu mengamati kepiting pulsar. Sayangnya itu gagal untuk memulai pada
bulan April 2010 di Alice Springs , Australia, ketika balon pecah menambatkan
untuk derek di angin tinggi.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) efek fotolistrik adalah gejala yang bersangkutan dengan pengaruh penyinaran
cahaya pada permukaan logam terhadap sifat-sifat kelistrikan logam.
2) energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya
tergantung pada panjang gelombang,hal ini dikarenakan ketika frekuensi
cahaya yang diberikan lebih tinggi, maka walaupun terdapat hanya 1 foton
saja (intensitas rendah) dengan energi yang cukup, foton tersebut mampu
untuk melepaskan 1 elektron dari ikatannya.
3) Foton (photon) adalah elemen terkecil dari segala bentuk radiasi
elektromagnetik. Foton adalah material quantum dari radiasi elektromagnetik.
4) Teori Campton saat ini bertopang pada pengandaian bahwa setiap elektron
yang berperan dalam proses ini menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh
(foton).
5) Compton mempelajari hamburan radiasi dengan mengamati seberkas radiasi
yang dikenakan pada lempeng (plattipis) logamakan mengalami hamburan.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penlulis menyarankan kepada pembaca


untuk mempelajari efek fotolistrik dan efek Compton . dan dalam penulisan
makalah ini, penulis meminta saran kepada pembaca dalam memperbaiki pola
penyusunan makalah ini agar lebi baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Herman, dkk. 2016. Identifikasi Model Mental Mahasiswa Pada Materi Atom
Berelektron Tunggal. Journal Of Innovative Science Education. No 5(2)
:163-169.

Juwono, Alamsyah M. 2017. Pendahuluan Fisika Kuantum. Malang : UBMedia

Sirefar, Rustman E. 2018. Fisika Kuantum. Jatinangor. UNIVERSITAS


PADJADJARAN

18

Anda mungkin juga menyukai