SKOR NILAI:
DISUSUN OLEH
Nama : RIZKY RAMADHANI SIREGAR
NIM : 1182111041
Dosen Pengampu : Drs. Effendi Manalu, M.Pd.
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya rahmat
kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyelesaikan tugas CBR (CRITICAL
BOOK RIVIEW). Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas CBR pada
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karna itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membatu dan secara khusus saya berterima kasih kepada bapak Drs. Effendi Manalu, M.Pd.
karena telah memberikan bimbingannya kepada saya untuk menyelesaikan tugas CBR ini
hingga selesai.
DAFTAR ISI..................................................................................................................
Keterampilan Kreatif
Penerbit : -
ISBN : -
Kota : Medan
Bahasa : Indonesia.
A. Pendahuluan
1. Sejarah Pedagogik
Sejarah perkembangan pedagogi sangat mungkin berbeda di masing-masing
negara meski esensi pedagogi itu sama di semua tempat dan situasi. Dalam
keragaman sejarah dan replika pedagogi sebagai cermin dari standar kerja pemerintah
dan penguasa birokrasi setempat, pembakaran teoritis pedagogik bagi guru dan calon
guru merupakan keniscayaan. Menurut N. Canon (2002) dalam rangka pengembangan
kemampuan dan keterampilan pedagogik perlu upaya pengembangan etika profesi
guru dengan mengemas program yang mengalami beberapa dimensi yaitu :
Penguasaan ilmu pengetahuan, budaya, keterampilan, nilai dan sikap dalam
integrasi sekolah dan pendidikan.
Penguasaan nilai nilai humanistik dan etika profesi.
penguasaan program pendidikan berbasis proses dan hasil dalam perilaku dan
pekerjaan kependidikan.
Penguasaan pengembangan kegiatan belajar mengajar berdasarkan perspektif
secara aksiologis dengan menggunakan perangkat teknologi.
2. Pengertian Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa yang berarti pergaulan dengan anak-anak. di
Yunani kuno kata pedagogi biasanya diterapkan pada Budha yang mengawasi
pendidikan anak majikannya. Termasuk di dalam mengantarkan ke sekolah atau
tempat latihan. Pedagagos berasal dari kata "paid" yang artinya anak dan "agogos"
yang artinya memimpin atau membimbing. Gladys valdivia (1988) mendefinisikan
proses pedagogik erat kaitannya dengan tujuan sosial yang dikembangkan dan
berhubungan satu sama lain. unit dialektik yang ada di antara pendidikan dan
pengajaran serta sifat umum pendidikan itu sendiri yang menunjukkan kehadiran
pedagogi ada di dalam dan luar proses sekolah. Menurut prof. Dr. J. Hoogveld
(Belanda) pedagogi adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke
arah tujuan tertentu yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan tugas
hidupnya jadi pedagogi adalah ilmu untuk mendidik anak.
4. Azaz Didaktik-Metodik
Didaktik
Didaktik adalah ilmu mengajar yang memberikan prinsip-prinsip tentang cara-
cara penyampaian bahan pelajaran sehingga dikuasai dan dimiliki oleh anak-anak.
pengertian didaktik dalam ilmu mengajar untuk menentukan atau
menumbuhkembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan yang berkaitan
dengan konsep, prinsip, prosedur, struktur, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
materi pembelajaran tertentu kepada peserta didik.
Azas motivasi Azas aktivitas
Azas apersepsi Azas peragaan
Azas ulangan Azas korelasi
Azas konsentrasi Azas individualisasi
Asas sosialisasi Azas evaluasi
Metodik
metode yang berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti
mengajar, menyelidik,i cara melakukan sesuatu dan prosedur. Metodik adalah
ilmu bagaimana cara menyajikan materi pembelajaran. Misalnya metode umum,
metode diskusi kelompok, metode tanya jawab, tugas dan prestasi. Yang
menyangkut metodik khusus misalnya mengarang, sosiodrama atau bermain
peran. perlu diingat metode ini dalam pelaksanaannya tidak bisa berdiri sendiri
harus digabungkan dengan metode metode lain yang relevan.
2. Teori Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta
penguasaan kemahiran tabiat dan juga pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Proses pembelajarandengan kata lain yaitu proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan.
Variabel Pembelajaran
Seorang ilmuwan pengajaran yang bernama glaser mengemukakan empat
komponen yaitu analisis isi bidang studi, diagnosis kemampuan awal siswa dan
proses pengajaran serta pengukuran hasil belajar. Variabel-variabel yang
dikelompokkan ke dalam kondisi pengajaran adalah karakteristik siswa,
karakteristik lingkungan pengajaran dan tujuan institusional. Variabel bidang studi
mencakup karakteristik isi tugas. Variabel strategi pengajaran mencakup strategi
penyajian isi bidang studi. Variabel hasil pengajaran mencakup semua efek yang
dihasilkan dari pengajaran, apakah itu pada diri siswa, lembaga atau masyarakat.
Kondisi Belajar
Satu alasan yang kuat sekali mengapa kategori kapabilitas ini penting bagi
rancangan pembelajaran adalah bahwa siswa setiap kapabilitas memperlihatkan
unjuk kerja yang berbeda. kondisi belajar internal mengacu kepada pemerolehan
dan penyimpanan kapabilitas yang telah dipelajari. Pembelajar yang mendukung
belajar kapabilitas lainnya. kondisi belajar eksternal mengacu kepada berbagai
cara yang dirancang untuk mempermudah proses proses internal dalam diri ketika
belajar.
Advance arganizer (AUSUBEL)
ausubel juga adalah salah satu dari sedikit psikolog pendidikan yang
membahas pembelajaran, pengajaran dan kurikulum. teorinya tentang
pembelajaran verbal berhubungan dengan tiga hal yaitu bagaimana pengetahuan
kurikulum dikelola, bagaimana pikiran bekerja dalam memproses informasi baru,
bagaimana guru dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan pada kurikulum dan
pembelajaran ketika mereka mempresentasikan materi baru pada siswa. menurut
ausubel dalam diri seorang pelajar sudah ada organisasi dan kejelasan tentang
pengetahuan di bidang objek tertentu dan menyebut organisasi sebagai struktur
kognitif dan percaya bahwa struktur ini menentukan kemampuan pelajar untuk
menangani berbagai ide dan hubungan baru.
Teori Elaborasi
Teori ini mendeskripsikan cara mengorganisasikan pembelajaran dari umum
ke rinci urutan umum kerinci dimulai dari epitome kemudian mengolaborasikan
dalam epitome ke lebih rinci.
.
Pertanyaan (Questioning)
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan bertanya
dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu sedangkan
menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
Keterampilan bertanya atau disebut dengan question skills keterampilan bertanya
merupakan keterampilan yang harus diperhatikan oleh guru karena batangnya
dapat dijadikan stimulus sebagai guru untuk mendorong peserta didik untuk
berpikir sehingga akan menimbulkan proses belajar yang efektif.
Masyarakat Belajar (Learning Community.)
Konsep masyarakat belajar atau learning community dalam CTL menyarankan
agar hasil pembelajaran di diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.
Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan azas pemodelan adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik
misalnya pendidik memberikan contoh Bagaimana cara melafalkan sebuah
kalimat asing dan lain sebagainya.
Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke
belakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian aktivitas atau pengetahuan yang baru
diterima pada akhir pembelajaran guru menyesuaikan waktu sejenak agar siswa
melakukan refleksi.
Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan
dibandingkan dengan tes pilihan ganda.
5. kelebihan dan kelemahan CTL.
kelebihan CTL (Contekstual Teaching Learning)
pembelajaran menjadi lebih bermakna dimana siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan di
kehidupan nyata.
pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
pada siswa karena model pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme
dimana siswa dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
kelemahan CTL atau kontekstual teaching And learning.
Dalam metode CTL memerlukan waktu yang banyak untuk membimbing
siswa Namun waktu yang tersedia tidak terlalu banyak sedangkan siswa harus
mampu mengembangkan ide-ide yang mereka punya Jadi waktu adalah
kelemahan utama dalam pembelajaran kontekstual.
6. Langkah-langkah pembelajaran CTL
Pendidik menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.
Pendidik menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.
Peserta didik dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik .
Peserta didik berdiskusi dengan kelompok masing-masing.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain .
Dengan bantuan pendidikan peserta didik menyimpulkan hasil diskusi sesuai
dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.
Penilaian.
F. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan
berdasarkan teori tertentu. pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi
atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik
yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (Saintifik teaching) merupakan bagian
dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang
melandasi penerapan metode ilmiah. Penerapan metode ilmiah merupakan proses
berfikir logis berdasarkan fakta dan teori.
Metode ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya
melalui kegiatan observasi dan melakukan percobaan. dalam penerapan metode
ilmiah terdapat aktivitas yang dapat di observasi seperti mengamati, menanya,
mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
Pelaksanaan metode ilmiah tersusun dalam 7 langkah sebagai berikut:
Merumuskan pertanyaan.
Merumuskan hipotesis.
jika hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian makkah melakukan
pengujian kembali.
Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penawaran tertentu.
Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis
Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
"tahu mengapa"
Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang di konstruksi
siswa dalam struktur kognitifnya.
O. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menentukan
patokan-patokan tertentu untuk mencapai satu tujuan evaluasi hasil belajar
pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar pembelajar
dengan menentukan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditentukan sebelumnya. Adapun batasan mengenai evaluasi pendidikan menurut
lembaga administrasi negara yaitu:
Proses kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan dibanding tujuan yang
telah ditentukan.
Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik atau feedback bagi
penyempurnaan pendidikan.
3. Jenis evaluasi
4 Diagnostik mengetahui masalah- untuk mengatasi hasil belajar, latar setiap saat
masalah apa yang atau membantu belakang kehidupan sesuai
diderita atau yang pemecahan anak, keadaan dengan
keluarga, lingkungan
mengganggu anak kesulitan atau kebutuhan.
dan lain-lain.
didik sehingga ia hambatan yang
mengalami kesulitan dialami anak di
hambatan atau waktu mengikuti
gangguan ketika kegiatan belajar
mengikuti program mengajar pada
tertentu dan suatu bidang studi
Bagaimana usaha atau keseluruhan
untuk program
memecahkannya. pengajaran.
4. Fungsi evaluasi
Fungsi umum evaluasi adalah:
Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikannya.
Untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilakukan.
Untuk guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi baik dalam rangka
menentukan jenis pendidikan jurusan maupun kenaikan tingkat.
6. Skala sikap
Skala sikap adalah penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan
sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berkala. misalnya skala 3, 4
atau 5.
Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya, misalnya sikap
terhadap kebersihan.
Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dan objek
penilaian sikap misalnya menarik menyenangkan mudah dipelajari dan
sebagainya.
Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala 4 menentukan
skala dan penskoran.
7. Hasil belajar sebagai objek penilaian
Ranah kognitif: 1) tipe-tipe hasil pengetahuan 2) tipe hasil belajar pemahaman 3)
tipe hasil belajar aplikasi 4) tipe hasil belajar analisis 5) tipe hasil belajar sintesis
6) tipe hasil belajar evaluasi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada berapa jenis kategori ranah
afektif sebagai hasil belajar yaitu:
Reciving/ attending: semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah situasi
gejala dan sebagainya.
Responding atau jawaban: reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar.
Following atau penilaian: berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus.
Organisasi: pengembangan dan nilai ke dalam satu sistem organisasi termasuk
hubungan nilai dengan nilai yang lain menetapkan dan prioritas nilai yang
telah dimiliki.
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, keterpaduan Semua sistem nilai
yang telah dimilikinya.
Ranah psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan atau skill dan
kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yakni:
Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak disadari.
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
Kemampuan perseptual didalamnya membedakan visual, auditif, motoris.
kemampuan di bidang fisik misalnya kekuatan keharmonisan dan ketepatan.
Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi dan koersif seperti gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Yang membedakan RPP buatan KTSP dengan kurikulum 2013 tentang proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik pendekatan ilmiah pada
kegiatan inti yaitu komponen mengamati menanya mencoba mengolah
mengomunikasikan di dalam teknik pembuatan RPP setiap mata pelajaran harus
menunjukkan kompetensi inti.
Instrumen penilaian hasil belajar
Sebuah instrumen evaluasi hasil belajar hendaknya memenuhi syarat sebelum
digunakan untuk mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar terhindar dari
kesalahan dan hasil yang tidak valid alat evaluasi yang kurang baik dapat
mengakibatkan hasil penilaian menjadi bisa atau tidak sesuainya hasil penilaian
dan kenyataan yang sebenarnya.
Instrumen evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa
kaidah antara lain:
Validitas, dikatakan baik manakala memiliki kualitas yang tinggi. Kualitas
disini adalah kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur pada tiga aspek yang hendak diproduksi dalam evaluasi hasil belajar.
Yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. tinggi rendahnya validitas
instrumen dapat dihitung dengan uji validitas dan dinyatakan dengan koefisien
validitas.
Reliabilitas yang tinggi dapat menghasilkan hasil pengukuran yang tepat.
Objektifitas, evaluasi hendaknya terhindar dari pengaruh pengaruh
subjektivitas pribadi dari evaluator dalam menetapkan hasilnya.
Praktikabilitas, dikatakan praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat praktis
mudah dan memiliki ciri mudah dilaksanakan tidak menuntut peralatan yang
banyak dan memberikan kebebasan kepada audiens mengerjakan yang
dianggap mudah terlebih dahulu.
Ekonomis, dalam instrumen tidak biaya yang mahal tenaga yang banyak dan
waktu yang lama.
Taraf kesukaran, instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar bukti soal yang terlalu muda tidak
mampu merangsang audiensi mempertinggi usahanya memisahkannya
sebaliknya kalau terlalu sukar membuat audience putus asa tidak memiliki
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauan.
Daya pembeda, daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan
instrumen tersebut membedakan antara audiensi yang pandai dengan audiens
yang tidak pandai.
Penilaian sikap hasil belajar
Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu komponen afektif, komponen kognitif,
dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang atau penilaian terhadap suatu objek. Komponen kognitif adalah
kepercayaan atau keyakinan seseorang menjadi objek. Sedangkan Komponen
konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau dibuat dengan cara-cara
tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap-sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
Sikap terhadap materi pembelajaran.
Sikap terhadap pendidik
Sikap terhadap proses pembelajaran.
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma tertentu berhubungan dengan suatu
mata pelajaran.
Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan
dengan mata pelajaran.
Penilaian afektif hasil belajar
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai dengan
dengan arti lain bahwa siswa dapat menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam
sebuah pelajaran yang sehingga menyatu dengan dirinya. Adapun tahap-tahap
dalam ranah kognitif ini mencakup 5 aspek menurut pengembangan ranah kognitif
yaitu:
Penerimaan: adalah tahap dimana kepekaan siswa dalam menerima tamu dari
akan suatu fenomena yang datang dari luar dalam bentuk masalah situasi dan
gejala.
Respon: mengandung arti adanya partisipasi aktif jadi kemampuan
menanggapi adalah kemampuan berpartisipasi aktif terhadap sesuatu yang
menjadi simbol sebagainya.
Penghargaan pada tahap ini siswa sudah memberikan nilai tertentu pada
sesuatu yang diterimanya.
Pengorganisasian setelah serta didik Mampu memberi nilai dan makna tertentu
terhadap sesuatu yang diterima kemudian peserta didik menyelaraskannya
kedalam sistem dan struktur yang sudah ia memiliki.
Karakter pada tahap ini menetapkan suatu nilai menjadi bagian terpadu dalam
dirinya hal itu tercermin pada pola perilakunya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
1. Materi lengkap.
2. Terdapat banyak lampiran berupa contoh-contoh dalam penskoran nilai.
3. Menggunakan bahasa yang mudah di pahami.
B. Kekurangan Buku
1. Menggunakan bahasa yang kaku.
2. Warna kurang menarik.
3. Pengeditan ketikan yang kurang rapi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian ringkasan di atas bahwa dalam mengadakan pembelajaran diperlukan
berbagi macam strategi mengajar yang umpuni agar guru dapat memfasilitasi kegiatan
pembelajaran peserta diidknya sebagaimna mestinya.
4.2 Saran
Diharapkan kepada semua guru baik calon maupun yang sedang menjadi guru agar
embaca buku ini karna dalam buku ini memaparakan berbagia macam strategi yang kelak
dapat menjadi referensi guru dalam membuat strategi pembelajarannya
DAFTAR PUSTAKA
Manalu, E. (2016). Strategi Belajar Mengajar Dari didaktik Metodik modren dengan
Kreatif. Medan.