Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Nama Mahasiswa : - Tua Pernando Sitorus (5183250018)


- Gohan Tamba (5182250005)
- Debarnel Liberius J (5183250017)
- Afriyandi Berutu (5183250023)
Dosen Pengampu : Pdt. Luhut Simarmata
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL C 2018


FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada TUHAN yang Maha-Esa, TUHAN kita Yesus Kristus serta rahmat
nya yang di berikan oleh Rohul Kudus yang telah senantiasa memberkati kami dalam
menyelesaikan Critical Journal Review (CJR). Yang saya Hormati dosen saya, Pdt. Luhut
Simarmata yang mengajari saya dan memberikan wawasan serta pendidikan tentang
Pendidikan Agama Kristen maka dengan itu kami berucap syukur dan berterimakasih kepada
dosen pengampu. Kami juga berucap syukur dan berterimakasih pada orangtua saya yang
mengajari kami dan mampu menyekolahkan kami sehingga kami bisa masuk Universitas
Negeri Medan. Dan tidak lupa kami berucap syukur dan berterimakasih kepada teman sekelas
kami. Kami telah menyusun CJR ini dengan sebaik-baik nya mungkin, tetapi mungkin masih
ada kekurangan pada CJR ini untuk mencapai kesempurnaan. Kami selaku penulis terbuka
untuk menerima Kritik atau saran pembaca yang sifatnya membangun agar CJR ini menjadi
lebih baik lagi.
Selanjutnya, kami berharap dan semoga Critical Journal Review ini bisa memberikan
manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca CJR tersebut. Semoga CJR ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jikalau ada
kesalahan atau kata-kata yang kurang berkenan dalam CJR ini, dan juga kami minta maaf
jikalau ada penggunaan kata yang terlalu baku atau kaku, atau pengunaan nya tidak efektif atau
efisien.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................................

Bab I: Pendahulan...................................................................................................................
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR………...................................................................................
B. Tujuan Penulisan CJR...........................................................................................................
C. Manfaat CJR..........................................................................................................................
D. Identitas Artikel dan Journal yang direview.........................................................................

Bab II: Ringkasan Isi Jurnal...................................................................................................


A. Jurnal I...................................................................................................................................
B. Jurnal II..................................................................................................................................

Bab III: Pembahasan...............................................................................................................


A. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal........................................................................................

Bab IV: Penutup........................................................................................................................


A. Kesimpulan............................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Kemampuan dan Keterampilan untuk membuat CJR pada penulis dapat menguji
kemampuan dalam meringkas isi sebuah Journal dan menganilisis Journal serta
membandingkan Journal yang di analisis dengan buku/ journal pembanding, mengenali Journal
serta memberi penilaian pada journal dan mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis
Banyak dan sering kasus terjadi akibat kita bingung memilih buku/journal referensi
untuk di baca dan dipahami, sering kita hanya membaca satu journal untuk dibaca tetapi hasil
yang diperoleh tidak lengkap dan tidak memuaskan bagi para pembaca dan pengkritik dari segi
analisis dan pembahasan, maka dari situ kami membuat CJR Pendidikan Agama Kristen ini
untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku refrensi terkhusus secara teliti pada pokok
pembahasaan materi tentang Agama Kristen dalam konteks iptek.
CJR juga penting karena penulisan CJR telah melatih kita untuk melatih mengkritik
suatu journal secara positif dan terbuka, mengajari kita akan materi dan melatih untuk sering
membaca.

B. Tujuan Penulisan CJR


Mengkritisi atau membandingkan sebuah Journal tentang Agama Kristen dalam
konteks iptek serta membandingkan dengan dua journal yang berbeda dengan topik yang sama.
Penyelesaian Tugas Pendidikan Agama Kristen, Menambah wawasan terkait materi
Agama Kristen dalam konteks iptek, Meningkatkan kualitas dan mutu Mahasiswa Universitas
Negeri Medan dan anak bangsa serta menguatkan kemampuan membaca, kritikalisasi dan
menguatkan karakter agar mempunyai sifat Kepemimpinan, Kejujuran, dan Cinta Tanah Air.

C. Manfaat CBR
Manfaat- Manfaat yang kita peroleh dalam penulisan CJR Pendidikan Agama Kristen
adalah:
- Melatih mahasiswa- mahasiswi merumuskan dan mengambil keputusan atas
journal yang dianalisis tersebut
- Melatih kemampuan membaca para mahasiswa- mahasiswi dan mengajak para
mahasiswa- mahasiswi untuk sering membaca
- Mempermudah Pembaca mendapatkan intisari dari sebuah jurnal yang dilengkapi
dengan ringkasan jurnal, pembahasan isi buku serta kelebihan dan kekurangan
jurnal tersebut
- Melatih kekritikan atau Kritikalisasi mahasiswa-mahasiswi dan mengajak untuk
pikiran yang terbuka.
- Menambah wawasan dan pendidikan akan pengetahuan tentang materi Agama
Kristen dalam konteks iptek.
D. IDENTITAS JOURNAL YANG DIREVIEW

1. Identitas jurnal utama:


Judul Artikel : Agama dan IPTEK: Refleksi dan tantangan dalam
mengembangkan Moralitas kaum muda.
Nama Jurnal : Agama dan IPTEK.
Edisi Terbit : Vol. 19 No. 2 Oktober 2010
Pengarang Artikel : Ch. Suryanti
Penerbit : Orientasi Baru
Kota Terbit : Yogyakarta.

2. Identitas jurnal pembanding:


Judul Artikel : Pemahaman remaja Kristen dalam menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
Nama Jurnal : Penabiblos
Edisi Terbit : Edisi ke-16 April 2017
Pengarang Artikel : Evi Tobeli dan Zefiana F. Zelda
Penerbit : FAK UKRIM
Kota Terbit : Yogyakarta.
ISSN : 2086-6097
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

Jurnal I

1. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK) yang sedemikian pesat
berdampak pada pengembangan sistem produksi, transportasi dan komunikasi. Nyaris tidak
ada bidang kehidupan yang tidak dipengaruhi oleh kemajuan-kemajuan ini. Secara kasat mata,
perkembangan IPTEK dengan segala produk yang dihasilkan memberi pengaruh terhadap
gaya hidup. Perubahan gaya hidup itu secara mencolok tampak di kalangan kaum muda.
Perkembangan IPTEK dan perubahan gaya hidup di kalangan kaum muda berpengaruh
terhadap cara pandang dan sikap kaum muda terhadap agama. Pertanyaan mengenai peran dan
fungsi agama mulai menguat karena tidak jarang agama menjadi sangat gagap mengantisipasi
kemajuan IPTEK. Kemajuan IPTEK dapat menyebabkan manusia modern bersikap
sedemikian optimis dan yakin dapat menerangkan segala fenomena alam secara rinci, ilmiah
dan rasional. Fakta telah membuktikan bahwa teknologi yang merupakan implikasi dan
aplikasi dari ilmu pengetahuan, telah memberi sumbangan dan kemudahan yang jelas bagi
kemajuan

Perkembangan IPTEK adalah kenyataan yang bersifat ambivalen. Di satu pihak,


IPTEK membantu manusia untuk mengembangkan kehidupan individuindividu dan bersama:
tansportasi, komunikasi-multimedia, peningkatan sarana dan mutu pendidikan, dan lain-lain.
Di lain pihak, tak dapat dipungkiri bahwa I PTEK juga berpotensi besar terhadap penghancuran
hidup dan alam semesta. Keganasan senjata nuklir dan bom adalah bagian kecil dari akibat
negatif dari perkembangan IPTEK yang secara kasat mata bisa kita lihat. Selain itu, polusi
udara dan air serta kerusakan/kehancuran alam semesta (hutan) yang dari tahun ke tahun
sungguh semakin mengerikan adalah akibat negatif dari perkembangan teknologi dan
industrialisasi serta ambisi manusia untuk menguasai (mengeksploitasi) alam semesta.

2. Agama di Era IPTEK


Manusia adalah puncak dari evolusi alam. Ia terus berkembang dan dapat merencanakan
perkembangan itu. Pada saatnya ia harus merangkul kematian dan penentu kematian itu berada
di luar kuasa dirinya. Hal ini menandakan bahwa ada kekuatan adikodrati yang terlibat dalam
kehidupan manusia. Selain itu, manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain dan lingkungannya.
Konsekuensinya, ia harus menjaga dan membangun hubungan yang selaras dengan sesama,
lingkungan dan pencipta-Nya.
Pemahaman mengenai manusia sebagai pribadi yang utuh dari berbagai aspek (berciri multi
dimensi) dan bagian dari dinamika alam yang sedemikian kompleks perlu ditegaskan kembali
di tengah mentalitas modern yang cenderung menempatkan manusia sebagai penguasa alam.
Mentalitas modern yang menebarkan optimisme semakin mengisolasi manusia dari campur
tangan Allah dan menjadikan alam sebagai sapi perah bagi kepentingan kesejahteraan material
belaka. Hubungan dengan alam hanya dihayati secara fungsional untuk mendatangkan
keuntungan material-ekonomis dan tidak dihayati secara afektif berdasarkan rasa rasa kasih
sayang penuh persahabatan. Manusia menempatkan diri sebagai aktor utama pengendali dan
penguasa alam. Perkembangan ilmu fisika, geografi, kimia dan berbagai teknologi mutakhir
semakin menegaskan bahwa manusia merupakan penakluk bumi yang dianggap materi belaka.
Agama dan keyakinan iman tidak perlu dipertentangkan dengan perkembangan I
PTEK. Manusia beragama dan manusia I PTEK adalah makhluk yang sama sebagai cipataan
Tuhan, penghuni alam semesta ini. Keyakinan iman seharusnya memberi pencerahan bagi
pengembangan I PTEK agar manusia tetap menyadari keterbatasannya. Sehebat apapun
manusia dan I PTEK yang dikembangkan, ia tidak mampu menguak semua misteri kehidupan
dan alam semesta ini. Kegagalan IPTEK untuk menjelaskan peristiwa kehidupan dan berbagai
peristiwa alam semesta juga tidak perlu membuat manusia merasa pesimis terhadap hidup dan
masa depannya.

3. Agama yang peduli pada persoalan nyata


Manusia bukan hanya penghuni dunia dan alam semesta melainkan juga mengolah dan
bertanggungjawab untuk memeliharanya supaya hidupnya semakin manusiawi. Puncak dari
segala usaha manusia dalam mengolah dunia itu antara lain adalah IPTEK.
Perkembangan hidup manusia tidak bisa dipisahkan dari relasinya dengan sesama manusia dan
dengan dunia yang melingkupinya. Meskipun relasi itu memberi pengaruh terhadap sikap, pola
pikir dan tindakan manusia, namun relasi itu tidak bersifat membelenggu. Kajian empiris
dengan kaidah-kaidah ilmiah membantu untuk semakin mengenali kehidupan dan alam
semesta. Akan tetapi, tidak semua hal bisa dijelaskan dengan kaidah ilmiah. Ada sisi m isteri
yang tidak bisa diselami oleh kemampuan akal budi manusia. A gama membahasakan
pengalaman misteri itu bukan dengan penjelasan ilmiah melainkan dengan berbagai modalitas
bahasa manusia. Bahasa kultis-simbolik digunakan untuk menumbuhkan rasa kagum atas
pengalaman hidup ini dan gentar terhadap kekuatan adikodrati yang sedemikian agung
Agama membantu manusia untuk menemukan jembatan yang menghubungkan
ortodoksi (bahasa doktrin/ajaran) dengan ortopraksis (bahasa, sikap dan tindakan yang berciri
etis). Pengalaman akan dasyatnya karya Tuhan yang tampak dalam alam yang mengagumkan
sekaligus menakutkan berimplikasi pada tindakan etis, yaitu sebuah gerakan pemeliharaan dan
pelestarian alam serta menjadikan manusia semakin akrab dengan Tuhan. Dengan demikian,
manusia di era IPTEK yang semakin menyadari jati dirinya seharusnya semakin menyadari
kekerdilannya dan bersujud penuh hormat di hadapan Tuhan Sang Penguasa alam kehidupan
ini yang sedemikian akrab menakjubkan sekaligus menggentarkan.
Sebagai contoh Berhadapan dengan letusan Merapi yang dahsyat dan tsunami yang memporak
porandakan hidup, manusia modern yang sedemikian yakin akan dirinya sebagai makhluk nan
cerdas dan mampu mengkalkulasi berbagai peristiwa alam harus mengakui dengan rendah hati
segala keterbatasannya. Realitas alam yang perkasa dan kesadaran akan keterbatasan manusia
memberi pencerahan untuk mentransformasi agama yang cenderung dogmatis dan eksklusif
menuju agama yang inklusif, kontekstual dan peka terhadap berbagai persoalan manusia.
Hidup manusia tidak cukup dipahami melalui dogma-dogma dan hukum-hukum yang bersifat
beku melainkan bertautan dengan keyakinan, suara hati, tata hidup bersama, tata kerja, relasi
dengan alam sekitar, dan tindakan-tindakan moral kemanusiaan yang bertanggungjawab.
Alkitab menegaskan: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, akan masuk
ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang ada di
surga”.12 Melaksanakan kehendak Bapa di sorga berarti hidup dalam keutuhan relasi dengan
sesama, alam dan Sang Pencipta yang terwujud dalam peri kehidupan bersaudara dan damai.
Jadi agama dan I PTEK bukanlah tujuan melainkan jalan bagi manusia untuk membangun peri
kehidupan yang bermartabat.
IPTEK yang mengisolasi diri dari refleksi iman hanya akan membimbing manusia pada
orientasi hidup yang sifatnya sementara dan sesaat belaka. Sebagai konsekuensinya, dinamika
hidup manusia akan memproduksi peradaban dan mentalitas yang cenderung konsumtif,
materialistis dan hedonis.
Maka, I PTEK yang menolak refleksi iman akan memproduksi kultur kehidupan yang
dangkal dan berpotensi menumbuhkan degradasi moral serta n ilai-nilai kehidupan.
Selanjutnya, agama dan iman yang mengisolasi diri dari perkembangan IPTEK akan berhenti
pada perumusan norma-norma yang keras dan praktik-praktik kultis yang membebani serta
tidak memberi pencerahan terhadap hidup nyata
Peristiwa ganas dengan membakar Giardino (1548-1600) yang dianggap sesat akibat mengikuti
ajaran Galileo Galilei (1564-1642) merupakan bukti nyata bahwa agama yang menolak I PTEK
akan menjadi institusi yang meligitimasi kekejaman. Dengan kata lain, agama tanpa refleksi
kritis ilmiah (ilmu) dapat menjerumuskan kaum beriman dalam lembah penyembahan berhala
yang pada gilirannya berakhir pada fundamentalisme

4. Refleksi Pengalaman Iman Dalam Pembelajaran Agama


Iman adalah salah satu aspek penting dari agama, di samping institusi (organisasi),
dogma (ajaran), kultus (peribadatan), tindakan moral, dan sebagainya. Iman merupakan dasar
dari peziarahan dan makna hidup. Yang menjadi pondasi dari iman adalah keyakinan terhadap
Yang Mutlak atau Yang Transenden dan hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan tersebut.
Dalam iman Kristen, Allah yang menjadi isi iman itu diyakini sebagai Pribadi yang
menyatakan diri-Nya dan mendampingi hidup manusia. ”Allah berkenan mewahyukan diri-
Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya. Dengan wahyu itu Allah yang tidak kelihatan
dari kelimpahan cinta kasih-Nya menyapa manusia sebagai sahabat-Nya dan bergaul dengan
mereka. Dan jawaba manusia atas perwahyuan Allah itulah yang disebut dengan iman. Jadi
Iman adalah hubungan pribadi manusia secara utuh dengan Allah dan bukan hanya
pengetahuan tentang Allah. Inti iman adalah pengalaman personal tentang Allah di dalam
pengalaman hidup sehari-hari yang membentuk moralitas, yaitu pemikiran, sikap dan perilaku.
Pengalaman iman dan proses beriman juga dipengaruhi oleh budaya, n ilai-nilai, dan berbagai
peristiwa yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Jadi pengalaman iman merupakan
buah relasi interpersonal antara manusia dengan Allah dan dengan sesama (serta alam semesta).
Iman menyangkut hidup manusia seluruhnya: cipta, rasa, karsa dan karya. Iman
sekaligus bersifat afektif dan rasional. Suara hati adalah tempat manusia mendengar panggilan
untuk berjumpa dan berhubungan dengan Allah secara pribadi. Perjumpaan itu memberi
pengaruh terhadap segala k eputusan dan tindakan manusiawi. Keputusan suara hati untuk
menerima Allah dan ajaran-ajaran-Nya (pesan-pesan moral dan n ilai-nilai yang disampaikan)
melibatkan penalaran dan perasaan manusiawi. Kehadiran Allah di dalam hati yang diyakini
sebagai Pribadi yang penuh kasih dan pencinta manusia mendorong untuk menghadirkan n
ilainilai kasih dan membela martabat manusia.
IPTEK sebagai bagian tak terpisahkan dari peradaban modern adalah potensi besar
untuk membantu manusia dalam mengembangkan agama yang berwajah manusiawi dan
semakin relevan. Berbagai sarana komunikasi dan multimedia yang merupakan produk dari
IPTEK telah dimanfaatkan oleh agama untuk menyampaikan pesan-pesan moral. Dengan
demikian, dogma dan norma-norma moral bisa disampaikan tidak hanya melalui bahasa
diskursif-doktriner (instruktif) melainkan juga dalam bahasa yang populis pesuasit-dialogis.
IPTEK tanpa iman dapat mengarah pada penyalahgunaan IPTEK. Penyalahgunaan IPTEK
untuk tindak kejahatan seperti penggunaan bom atom untuk perang, teknologi pencurian data
dan informasi, teknik aborsi, dan penghancuran alam dengan menggunakan dinamit merupakan
bukti bahwa IPTEK yang dipisahkan dari norma-norma moral (dan agama) jugstu akan
menghancurkan manusia dan masa depan kehidupan. Maka pendidikan dan kuliah agama bagi
kaum mudah akan lebih menyentuh nurani melalui pembelajaran bersama secara dialogis
(learning Community).
Dengan demikian pendidikan dan kuliah agama merupakan kesempatan untuk
mengembangkan komunitas belajar tentang makna hidup dan mewujudkan nilai nilai secara
nyata.
Pertentangan antara agama dan I PTEK terjadi karena adanya sikap curiga dan sikap
kurang terbuka baik dari sisi pemeluk agama dan ilmuwan. Hal itu terjadi ketika agama
dipahami secara sempit sebagai aturan beku dan peribadatan belaka yang tidak boleh dikritisi
dan ilmu menempatkan diri sebagai oposisi terhadap agama. Meskipun agama dan IPTEK
masing-masing bersifat otonom, artinya masingmasing memiliki hukum-hukum dan n ilai-nilai
sendiri, keduanya mempunyai subyek yang sama, yaitu manusia. Manusia sebagai makhluk
yang berakal budi dan berhati nurani mempunyai tanggungjawab moral untuk mengembangkan
IPTEK supaya dapat membantu memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan. Bagi umat
beragama tidak ada alasan untuk mempertentangkan atau menolak IPTEK. Justru dengan
mengembangkan I PTEK manusia ikut terlibat dalam pekerjaan Allah untuk membangun dan
menyelamatkan dunia. Bagi para ilmuwan juga tidak ada alasan untuk menolak agama, karena
inti pokok agama adalah iman yang harus dipertanggungjawabkan dalam perbuatan di segala
bidang kehidupan, termasuk pengembangan IPTEK. Tanggungjawab dan tindakan untuk
menggembangkan hidup pribadi dan bersama dalam segala dimensinya merupakan inti
moralitas hidup manusia.

Jurnal II

1. Pendahuluan
Sejak abad ke-20, manusia sangat dipengaruhi oleh norma-norma moral yang
melibatkan tindakan-tindakan etisnya dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). IPTEK dapat menimbulkan dilema bagi manusia jika tidak tepat mempertimbangkan
manfaatnya, terlebih dari pada itu manusia dituntut agar dapat bertanggung jawab
memanfaatkan IPTEK sesuai dengan berbagai disiplin ilmu. Pada abad ke 21 ini di mana era
globalisasi, IPTEK mendominasi dunia termasuk Indonesia, sehingga tidak ada lagi batas-batas
negara dan batas-batas wilayah karena batas-batas tersebut menjadi kabur karena teknologi
informasi. Kemajuan IPTEK telah memasuki masa yang diungkapkan oleh para ilmuwan
dengan istilah “Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi.” John Naisbitt mengemukakan
adanya hubungan yang rumit dan sering kali bertentangan antara teknologi dan pencarian akan
makna. Apa yang dikemukakan oleh Naisbitt juga berdampak pada kehidupan saat ini sebagai
akibat dari globalisasi

2. Pandangan Alkitab terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Tujuan manusia mempelajari IPTEK tidak saja untuk menguasainya, tetapi agar
penguasaan IPTEK itu dapat menyumbang untuk perkembangan manusia secara pribadi dan
juga pengembangan dan kemajuan masyarakat secara bersama-sama. Peran gereja bagi
perkembangan IPTEK adalah mampu mengendalikan warga jemaat agar tidak terjerumus
kepada pendewaan IPTEK dengan segala perwujudannya, tetapi juga memanfaatkan serta ikut
mengembangkan sesuai dengan nilai-nilai kristiani yang ada. Ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat berkaitan erat dengan gereja. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan, teknologi dan gereja
harus berjalan selaras dan sesuai dengan pandangan Tuhan, yaitu Alkitab
3. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang dimaksud dengan
atau pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta
di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar
Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala
tertentu.
Dalam buku yang ditulis oleh Sitompul, Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu
adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan
percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang
sedang dikaji.
Teknologi, teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berarti pekerjaan,
dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai
cabang industri. Teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material
yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang
belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga
masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan
individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.Teknologi juga didefenisikan
sebagai perkembangan suatu media atau alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna
memproses serta mengendalikan suatu masalah.
Dapat disimpulkan, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumusrumus yang
tetap, sedangkan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teoriteori yang berasal
dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi saling mempunyai hubungan
Dampak Positif Perkembangan IPTEK. Tidak bisa disangkal, berkat adanya ilmu dan teknologi
manusia memperoleh banyak kemudahan dan kemajuan bagi kehidupan manusia.

4. Dampak postif yang dihasilkan dari perkembangan IPTEK


Antara lain: Pertama, memberikan berbagai kemudahan. Perkembangan IPTEK mampu
membantu manusia dalam beraktifitas.Terutama yang berhubungan dengan kegiatan
perindustrian dan telekomunikasi, itu contoh kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam
membantu aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, mempermudah meluasnya berbagai informasi. Informasi merupakan hal yang
sangat penting bagi setiap orang. Terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik
berkembang pesat. Hal ini memaksa setiap orang mau tidak mau harus bisa dan selalu
mendapatkan berbagai informasi.
Ketiga, bertambahnya pengetahuan dan wawasan. Komputer dahulu termasuk jenis
peralatan yang sangat canggih, di mana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya
apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan IPTEK, peralatan elektronik
seperti Komputer, internet, dan telepon genggam sudah menjadi benda yang menjamur. Di
mana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di
bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan IPTEK di era
globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat.
5. Dampak Negatif Perkembangan IPTEK
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi antara lain:
Pertama, Mempengaruhi pola pikir. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan
penasaran serta menyukai hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada
berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak
terhadap pola berpikir orang dewasa tetapi juga berdampak terhadap pola piker anak. Terlebih
lagi setiap harinya masyarakat disajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
berbagi media elektronik.
Kedua, Munculnya gaya hidup modern. Gaya hidup modern memang tidak salah, karena
pola tingkah laku masyakarat yang disesuaikan dengan tuntutan zaman, yang menjadi
persoalan ialah bentuk dari gaya hidup modern yang menimbulkan pergeseran nilai
diantaranya, individualis, gaya hidup instan, orientasi diri serta tingkat hedonis yang tinggi.
Ketiga, IPTEK pedang bermata dua. Penemuanpenemuan IPTEK bagi kesejahteraan
sungguh sangat menakjubkan, tetapi ada dampak yang tidak dikehendaki dari
perkembangannya karena hanya didasarkan pada kepentingan pribadi untuk mencari
keuntungan atau kesenangan pribadi seingga IPTEK dapat menghancurkan kehidupan.
Di samping kemajuan yang luar biasa, IPTEK juga menimbulkan masalah dan kesulitan
baru. Tidak bisa dipungkiri, problem dan kesulitan ini sering mempunyai konotasi etis.
Perkembangan IPTEK menimbulkan masalah baru bagi lingkungan hidup, ekologi serta
pengembangan bioteknologi yang melanggar etika kemanusiaan, yang dibawa oleh ilmu dan
pengetahuan tidak hanya kemajuan, melainkan kemunduran, bahkan kehancuran, jika manusia
tidak mau membatasi diri

6. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada di Alkitab walaupun belum secanggih sekarang
ini. Fakta-fakta mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang tercatat di dalam Alkitab
antara lain adalah sebagai berikut:
Pertama, dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh membuat
kapal untuk menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat air bah dan kebobrokan
moral dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal ataupun bahan telah ditentukan oleh
Allah (Kej. 6:14-15). Kedua, Ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Kel.
25:9), Allah sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan
untuk kemah suci tersebut (Kel. 25:1-27:21) dan bahwa kemuliaan Allah memenuhi Kemah
Suci tersebut (Kel. 40:35). Ketiga, Tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo.
Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi ataupun
menutup segala perkembangan IPTEK.
Ada dua dampak dari perkembangan IPTEK yaitu dampak positif dan dampak negatif .
Dampak positif dari perkembangan IPTEK adalah: pertama, memberikan berbagai kemudahan.
Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Kedua, mempermudah
meluasnya berbagai informasi. Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang.
Ketiga, bertambahnya pengetahuan dan wawasan. Dampak negatif dari perkembangan IPTEK
adalah: pertama, mempengaruhi pola pikir. Kedua, munculnya gaya hidup modern. Ketiga,
IPTEK seperti pedang bermata dua. Penemuanpenemuan IPTEK bagi kesejahteraan sungguh
sangat menakjubkan, tetapi ada dampak yang tidak dikehendaki dari perkembangannya karena
hanya didasarkan pada kepentingan pribadi untuk mencari keuntungan atau kesenangan pribadi
sehingga IPTEK dapat menghancurkan kehidupan.
Pemahaman remaja Kristen dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
diharapkan remaja Kristen bukan hanya dapat menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga
mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari serta mampu
memahami konsep dari pelajaran tersebut kemudian diwujud nyatakan dalam bentuk sikap.
Dunia sekarang ini telah menginjak tahapan baru dalam perkembangan teknologi dan
tahap ini disebutnya gelombang ketiga. Salah satu ciri yang menandai tahap ini adalah
perkembangan teknologi. Dihadapkan pada masalah-masalah yang secara radikal baru,
generasi masa kini merasa kehilangan pegangan. Melalui proses pengajaran yang disampaikan
di gereja yang baik dan benar tentunya akan berpengaruh pada pemahaman remaja Kristen,
sehingga dapat mengubah pola pikir dan cara pandang terhadap IPTEK serta cara bersikap
menghadapi IPTEK. Adapun sikap remaja dalam menghadapi IPTEK sebagai berikut:
pertama, menggunakan IPTEK dengan nilai-nilai etis; kedua, menggunakan IPTEK dengan
tanggung jawab; ketiga, menggunakan IPTEK dengan tujuan konstruktif; keempat,
menggunakan IPTEK untuk keperluan gereja.

BAB III
PEMBAHASAN

Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

1. Jurnal I

a. Kelebihan : Di jurnal 1 lebih lengkap dan lebih mudah dipahami maksud dan
tujuan pembahasannya.

b. Kekurangan : Pembahasan yang digunakan sedikit bertele tele.

2. Jurnal II

a. Kelebihan : Di jurnal kedua terdapat asal usul iptek dan lebih sedikit pembahasan
tetapi dapat dipahami.

b. Kekurangan : dari segi kata yang digunakan sedikit susah dipahami.


BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah dua hal yang saling berkesinambungan. Ilmu
pengetahuan telah ada dalam alkitab sejak dulu, dan Allah tidak pernah menghalangi ataupun
menutup segala perkembangan IPTEK. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentu
memiliki dampak positif yang dapat membantu aspek aspek kehidupan manusia, termasuk
orang Kristen. Namun, IPTEK juga memiliki dampak negative jika kita menggunakannya
tidak secara bijak. Seperti yang tertulis dalam Amsal 1:7 “Takut akan Tuhan adalah
permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Jadi, hendaknya
kita mempergunakan IPTEK sesuai dengan kebutuhan kita, serta kita harus tetap membatasi
penggunaan IPTEK agar terjauh dari penyalah-gunaan IPTEK.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-jurnal.ukrimuniversity.ac.id/file/4_Evi_VIII_2_042017.pdf
http://e-journal.usd.ac.id/index.php/job/article/download/1378/1120

Anda mungkin juga menyukai