Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

DEMOKRASI INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :
Ibu Asti Sri Mulyani, M. H

Disusun oleh :
Dika Ananda Prasetyo 2141211007
Mahesa Arya Pradana 2141211012
Najlaa Hasnaa Nisriina 2141211011
Rafika Hafidya Faza 2141211009

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50, Cikole, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat
43113
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada junjungan alam Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai


“Demokrasi Indonesia”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh kami dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya Mahasiswa/i Universitas
Muhammadiyah Sukabumi. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu,
kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Sukabumi, April 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................1
1. Latar Belakang Masalah............................................................1
2. Rumusan Masalah.....................................................................2
3. Tujuan........................................................................................2
4. Kerangka Pembahasan...............................................................3
BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................4
A. KONSEPSI KEMOKRASI......................................................4
1. Pengertian Demokrasi........................................................4
2. Prinsip Demokrasi..............................................................5
3. Norma-Norma yang Mendasari Demokrasi.......................7
..............................................................................................
4. Jenis-Jenis Demokrasi........................................................7
5. Ciri-Ciri Demokrasi..........................................................10
B. DEMOKRASI INDONESIA..................................................11
1. Pengertian Demokrasi Indonesia......................................11
2. Perkembangan Demokrasi di Indonesia...........................12
C. PEMILU..................................................................................20
1. Pilkada..............................................................................21
2. Pemilu di Indonesia..........................................................23
BAB III : PENUTUPAN.............................................................................24
1. Kesimpulan..............................................................................24
2. Saran........................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Negara merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat wilayah,
masyarakat, dan pemerintah. Negara dikatakan suatu organisasi karena di
dalamnya terdapat stuktur contohnya presiden yang dibantu oleh wakil presiden
dan menteri - menterinya. Terbentuknya suatu negara harus mempunyai tiga
syarat utama yaitu wilayah, masyarakat, dan pemerintah. Setiap negara memiliki
sistem atau bentuk pemerintahan tersendiri. Bentuk-bentuk pemerintahan itu
diantaranya Oligarki,Anarki, Moboraksi, Diktator, dan Demokrasi.

Indonesia adalah negara yang paling Indonesia adalah salah satu negara
yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di Asia Tenggara, Indonesia adalah
negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya. Demokrasi adalah
kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya. Dari beberapa bentuk pemerintahan ini, demokrasi
yang paling umum digunakan dalam suatu sistem pemerintahan termasuk
Indonesia. Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang


ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut
sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Berbicara mengenai
demokrasi adalah memperbincangkan tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya
pengelolaan kekuasaan secara beradab.

Di Indonesia sendiri, demokrasi telah melewati banyak fase-fase di mana


demokrasi semakin berkembang sesuai perkembangan zaman. Demokrasi
Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Dalam
pelaksanaannya, demokrasi selalu menimbulkan pro dan kontra, baik dalam
kebijakan maupun realisasinya. Maka dari itu, penulis mengangkat masalah
demokrasi, khususnya demokrasi di Indonesia.

1
2. Rumusan Masalah
Kami telah menyusun beberapa rumusan masalah antara lain :
a) Apa itu demokrasi?
b) Apa saja prinsip demokrasi?
c) Apa norma- norma yang mendasari demokrasi?
d) Apa saja jenis- jenis demokrasi?
e) Apa saja ciri- ciri demokrasi?
f) Apa demokrasi Indonesia itu?
g) Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
h) Apa itu pemilu?
i) Apa pilkada itu?
j) Apa saja asas-asas pemilu di Indonesia?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui dan memahami pengertian demokrasi.
b) Untuk mengetahui dan memahami prinsip- prinsip demokrasi.
c) Untuk mengetahui norma- norma yang mendasari demokrasi.
d) Untuk mengetahui jenis- jenis demokrasi.
e) Untuk mengetahui ciri- ciri demokrasi.
f) Untuk mengetahui dan memahami pengertian demokrasi di Indonesia.
g) Untuk mengetahui dan memahami perkembangan serta pelaksanaan
demokrasi di Indonesia.
h) Untuk mengetahui dan memahami pemilu di Indonesia.
i) Untuk mengetahui dan memahami pilkada
j) Untuk mengetahui dan memahami asas-asas pemilu di Indonesia.
k) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
l) Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi semua orang khususnya
Mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Sukabumi program studi D3
Perpajakan.

2
4. Kerangka Pembahasan

Pengertian Demokrasi

Prinsip Demokrasi

Norma- Norma yang


Konsepsi Demokrasi
Mendasari Demokrasi

Jenis- Jenis
Demokrasi

Ciri- Ciri Demokrasi

Pengertian Demokrasi
Indonesia

Demokrasi Indonesia
Perkembangan
Demokrasi di
Indonesia

Pemilukada

Pemilu

Pemilu di Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEPSI DEMOKRASI
1. Pengertian Demokrasi
Istilah Demokrasi pertama sekali diperkenalkan oleh Herodotus
sekitar 3000 tahun yang lalu di Mesir Kuno, kemudian dikembangkan oleh
para pemikir Yunani Kuno pada masa klasik. Secara etimologi, kata
demokrasi berasal dari kata Demos (rakyat) dan Kratos
(kekuasaan/pemerintahan), dari bahasa Yunani. Dalam sejarah, istilah
demokrasi telah dikenal sejak abad ke-5 SM, yang merupakan respon
terhadap pengalaman buruk sistem monarkhi dan kediktatoran di negara-
negara kota Athena (Yunani Kuno).1
Menurut Henry B. Mayo, demokrasi sebagai system politik ialah
dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil
yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik. Adapun hakikat dari demokrasi
sebagai mana kita pahami terdapat pada makna pemerintahan dari rakyat
(government of the people), pemerintahan oleh rakyat (government by
people) dan pemerintahan untuk rakyat (government for people). Hakikat
yang terkandung pada government of the people adalah untuk menunjukan
bahwa dalam negara demokrasi, keabsahan/legitimasi terhadap siapa yang
memerintah (pemerintah) berasal dari kehendak rakyat. Sementara makna
dari government by people yakni bahwa dalam penyelenggaraan
pemerintah yang dilakukan pemerintah prosesnya diawasi oleh rakyat.
Dan untuk government for people terkandung makna bahwa dalam
penyelenggaraan suatu pemerintahan oleh pemerintah adalah harus
dilangsungkan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Jika

1
Saiful Idris, Islam dan Demokrasi, (Banda Aceh, 2011), Jurnal
http://www.researchgate.net/publication/283268877

4
dipandang dari orientasinya, demokrasi dapat dibedakan atas demokrasi
liberal, demokrasi terpimpin dan demokrasi sosial. Demokrasi liberal
merupak demokrasi yang begitu menjungjung tinggi kebebasan dan
individualism, sementara demokrasi terpimpin ialah demokrasi yang
dipimpin oleh pemimpin Negara, dimana pemimpin.Negara tersebut
beranggapan bahwa rakyatnya telah memercayakan kepada untuk
memimpin demokrasi di negaranya, sedangkan demokrasi sosial adalah
demokrasi yang begitu menaruh kepedulian yang besar terhadap keadilan
sosial dan egalitarian. Sedangkan kalau di pandang mekanisme
pelaksanaannya, demokrasi dapat dibedakan atas demokrasi langsung dan
demokrasi tidak langsung.2

2. Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli.
Jika kita mengungkap kembali prinsip demokrasi sebagaimana dinyatakan
Sukarna (1981), ia menunjuk pada prinsip demokrasi sebagai suatu sistem
politik. Conttoh lain, misalnya Robert Dahl yang menyatakan terdapat dua
dimensi utama demokrasi, yakni:
1) kompetisi yang bebas diantara para kandidat, dan
2) partisipasi bagi mereka yang telah dewasa memiliki hak politik.
Berkaitan dengan dua prinsip demokrasi tersebut, secara umum dapat
dikatakan bahwa demokrasi memiliki dua ciri utama, yakni:
1) keadilan (equality), dan
2) kebebasan (freedom).
Hendra Nurtjahyo merangkum sejumlah prinsip demokrasi yang
dikemukakan para ahli dengan menyataan adanya nilai-nilai yang
substansial dan nilai-nilai yang bersifat prosedural dari demkrasi. Kedua
kategori nilai tersebut baik substansial dan prosedural sama pentingnya
dalam demokrasi. Tanpa adanya nilai tersebut, demokrasi tidak akan eksis,

2
Ibnu Huri dan Asep Munajat, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bekasi: CV Nurani,
2016), P. 72-74.

5
yang selanjutnya dikatakan sebagai prinsip eksistensial dari demokrasi.
Prinsip eksistensial tersebut, yaitu: kebebasan, kesamaan, dankedaulatan
suara mayoritas (rakyat).
Pendapat yang sejenis dikemukakan oleh Maswadi Rauf bahwa
demokrasi itu memiliki dua prinsip utama demokrasi yaitu:
kebebasan/persamaan (freedom/equality), dan kedaulatan rakyat (people’s
sovoreignty).3
Prinsip budaya demokrasi antara lain sebagai berikut:
a. Kebebasan
Adalah kekuasaan untuk membuat pilihan terhada beragam pilihan atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas
kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak manapun.
b. Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam
negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan
harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik.
c. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan
adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan
kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat
karena adanya tujuan bersama.
d. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan
sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian.4
3
Jimmy Hasoloan, dkk. Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: CV BUDI
UTAMA 2016), P. 73 https://books.google.co.id/books?
id=kLWYDwAAQBAJ&pg=PA73&dq=prinsip-
prinsip+demokrasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi67a3_hoTqAhUXVH0KHSNNAt4Q6AEIOzA
D#v=onepage&q=prinsip-prinsip%20demokrasi&f=false
4
https://www.academia.edu/36213227/
MAKALAH_PENDIDIKAN_KEWARGANEGARAAN_DEMOKRASI_DI_INDONESIA
diakses pada 22 Maret 2022, pukul 13.00 WIB

6
3. Norma- Norma yang Mendasari Demokrasi
Banyak para ahli yang berpendapat tentang norma- norma yang
mendasari demokrasi, diantaranya:
a) Henry B. Mayo
Demokrasi didasari oleh beberapa norma :
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
4) Mengakui serta menganggap secara wajar adanya keanekaragaman
dalam masyarakat yang tercermin dalam keanekaragaman
pendapat, kepentingan, serta tingkah laku.
5) Menjamin tegaknya keadilan.
b) Nurcholish Madjid
Demokrasi didasari tujuh norma :
1) Kesadaran atas pluralisme.
2) Musyawarah.
3) Pemufakatan yang jujur dan sehat.
4) Kerjasama.
5) Pemenuhan segi-segi ekonomi.
6) Pertimbangan moral.
7) Sistem pendidikan yang menunjang.5
c)
d)
1.
2.
3.

4. Jenis- Jenis Demokrasi

5
https://slidetodoc.com/konsepsi-demokrasi-dan-demokrasi-di-indonesia-konsepsi-
demokrasi-2/ diakses pada 22 Maret 2022, pukul 17.04 WIB

7
Jenis-jenis demokrasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
antara lain yaitu demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat,
demokrasi berdasar titik perhatian atau prioritas, demokrasi berdasarkan
prinsip ideologi, dan demokrasi berdasarkan wewenang dan kelembagaan.
Adapun penjelasan jenis demokrasi dibawah ini.

1) Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat.


a. Demokrasi langsung.
Demokrasi langsung rakyat diikut sertakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.
Dalam demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat
yang dipilihnya melalui pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk
membuat keputusan politik aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-
wakil rakyat yang duduk dilembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari
rakyat.
Demokrasi ini campuran antara demokrasi langsung dengan
demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk
didalam lemabaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam
menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat. Referendum dibagi menjadi tiga macam :
1) referendum wajib,
2) referendum non wajib,
3) referendum konsultatif.
2) Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas.
a. Demokrasi formal.
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam
kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi
kesenjangan ekonomi. Individu diberikan kebebasan yang luas,
sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
b. Demokrasi material.

8
Demokrasi ini memandang manusia mem[unyai kesamaan dalam
bidang sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak
menjadi prioritas. Demokrasi semacam ini dikembangkan dinegara
sosialis-komunis.
c. Demokrasi campuran.
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi diatas.
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat
dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.

3) Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi.


a. Demokrasi liberal.
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu.
Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak.
Tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya
dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum
dasar).
b. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar.
Demokrasi ini bertujuan mensejahterakan rakyat. Negara yang
dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara
mempunyai persamaan dalam hukum.politik.
4) Berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan
negara.
a. Demokrasi sistem parlementer.
Ciri-ciri pemerintahan parlementer, yaitu :
1) DPR lebih kuat dari pemerintah.
2) Menteri bertanggung jawab pada DPR.
3) Program kebijaksanaan kabinet disesaikan dengan tujuan
politik anggota parlemen.
4) Kedudukan kepala negara sebagai simbolm tidak dapat
diganggu gugat.
b. Demokrasi sistem pemisahan/pembagian kekuasaan (presidensial)

9
Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial,
yaitu :
1) Negara dikepalai presiden.
2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan
kedaulatan yang dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan
perwakilan.
3) Presiden mempunyai kekuasaan memngangkat dan
memberhentikan mentri.
4) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan
kepada presiden.
5) Presiden dan DPR berkududukan sama sebagai lembaga
negara, dan tidak dapat saling membubarkan.6

5. Ciri- Ciri Demokrasi


Menurut para ahli hukum, suatu pemerintahan negara yang menganut
paham demokrasi diantaranya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Melindungi dan menjamin hak asasi warga negaranya.
b) Mempunyai perwakilan rakyat yang representatif.
c) Adanya wakil-wakil rakyat dalam DPR yang dipilih oleh rakyat
melalui pemilu yang demokratis.
d) Adanya pendidikan kewarganegaraan (civic education).
e) Masa jabatan pemegang pemerintahan dibatasi periode tertentu.
Dalam ruang lingkup tertentu, masyarakat juga memiliki sifat-sifat
tersebut. Misalnya ikut dalam melindungi hak asasi manusia karena dalam
masyarakat yang demokratis hak asasi manusia dijamin sepenuhya. Oleh
karena itu, dalam negara demokratis kepentingan rakyat sangatlah
diperhatikan.7
6
Khoirul Muslimin, Buku Ajar Komunikasi Politik, (Yogyakarta: UNISNU PRESS
2019), P. 85 https://books.google.co.id/books?id=4yjGDwAAQBAJ&pg=PA85&dq=jenis-
jenis+demokrasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiz68e1mYTqAhUFA3IKHZL1DgsQ6AEILTAB#
v=onepage&q=jenis-jenis%20demokrasi&f=false
7
Mochlisin, pendidikan kewarganegaraan, (Jakarta: Interplus 2007), P. 106
https://books.google.co.id/books?id=RL2amK-
yYssC&pg=PA106&dq=ciri+ciri+demokrasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjd5pbDwYTqAhUw8

10
A.

HMBHaekCMMQ6AEIVDAH#v=onepage&q=ciri%20ciri%20demokrasi&f=false

11
B. DEMOKRASI INDONESIA
1. Pengertian Demokrasi Indonesia
Sesuai dengna semangat UUD-1945, sistem demokrasi yang dianut
Indonesia disebut dengan Demokrasi Pancasila, yakni suatu sistem
demokrasi yg bersumber pada falsafah hidup bangsa. Indonesia Pancasila
yg perwujudannya sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD-1945.
Agar lebih memahami mengenai sistem demokrasi ini, maka kita dapat
merujuk pada pendapat para ahli berikut:
a) Drs. C.S.T. Kansil, SH.
Menurut Drs. C.S.T. Kansil, SH., pengertian demokrasi Pancasila
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, yang merupakan sila keempat dari
dasar Negara Pancasila seperti yang tercantum dalam alinea ke 4
Pembukaan UUD 1945.
b) Prof. R.M. Sukamto Notonagoro
Menurut Prof. R.M. Sukamto Notonagoro, pengertian demokrasi
Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan yang berKetuhanan YME, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan
Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c) Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
Berdasarkan GBHN tahun 1978 dan tahun 1983, demokrasi Pancasila
adalah tujuan dari pembangunan politik di Indonesia dimana dalam
pelaksanaannya diperlukan pemantapan kehidupan konstitusional
kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum. 8
Secara sederhana dapat ditegaskan Demokrasi Pancasila adalah sistem
demokrasi yg religius, humanis, nasionalis, menjunjung tinggi nilai-nilai
musyawarah mupakat serta berkeadilan sosial.

8
https://rumusrumus.com/prinsip-demokrasi-pancasila/, diakses pada 22 Maret 2022,
pukul 19.34 WIB

11
2. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Dalam sejarah Indonesia perkembangan demokrasi telah mengalami
pasang surut. Masalah pokok yang harus dihadapi bangsa Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan ekonomi, dan membant kehidupan sosial dan
politik yang demokrastis dalam masyarakat. Perkembanagn demokrasi
indoensia dibagai menjadi lima periode yaitu sebagai berikut:
a) Periode 1945-1949 dengan sistem demokrasi pancasila.
Pada priode ini sistem pemerintaahn demokrasi pancasila
dilaksanakan karena Negara dalam keadaan darurat dalam
mempertahankan kemerdekaan. Misalnya Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang semula berfungsi sebagai pembantu
presiden menjadi berubah fungsi menjadi MPR.9
b) Periode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer.
Dalam sistem tersebut, perdana menteri bertugas menjalankan
pemerintahan, sedangkan presiden berperan sebagai kepala negara.
Demokrasi parlementer dapat diartikan pula sebagai sistem
demokrasi yang pengawasannya dilakukan oleh parlemen. Dalam
sistem ini, posisi kepala negara dan kepala pemerintahan diduduki
oleh dua figur yang berbeda, Kepala pemerintahan merupakan
perdana menteri atau kanselir. Sementara itu jabatan kepala negara
dipegang oleh presiden atau raja. Presiden dipilih oleh rakyat,
sedangkan jabatan raja diwariskan secara turun-temurun. Demokrasi
parlementer dapat menerapkan teori trias politik di dalamnya, baik
lewat pemisahan kekuasaan atau pembagian kekuasaan. Beberapa
negara yang menerapkan sistem tersebut, di antaranya India, Inggris,
dan Malaysia.
Ciri-ciri Sistem Parlementer:
a) Pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri dan presiden atau
raja berperan sebagai kepala negara.

9
Maulana Arafat Lubis, PEMBELAJARAN PPKN TEORI PENGAJARAN ABAD 21
SD/MI, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), Hlm. 48.

12
b) Lembaga eksekutif, presiden, dipilih oleh lembaga legislatif.
Lalu, raja dipilah berdasarkan peraturan atau undang-undang.
c) Perdana menteri punya hak istimewa (prerogatif) yang bisa
mengangkat dan menurunkan menteri.
d) Menteri terbatas tanggung jawabnya pada lembaga legislatif.
e) Lembaga eksekutif bertanggung jawab atas kekuasaan
legislatif.
f) Lembaga legislatif bisa menurunkan lembaga eksekutif.
g) Parlemen dianggap penguasa utama negara.
Kekurangan Demokrasi Parlementer:
a) Jabatan kuasa eksekutif (kabinet) bergantung pada dukungan
parlemen yang berakibat suatu waktu bisa dijatuhkan parlemen.
b) Periode pemerintahan eksekutif tidak selalu berjalan sesuai
tergantung suara dari parlemen.
c) Waktu pelaksanaan Pemilu (Pemilihan Umum) selalu berubah-
ubah.
d) Eksekutif berpotensi mengendalikan parlemen ketika mayoritas
pendukung atau teman partainya ternyata banyak yang menjadi
parlemen.
e) Parlemen dijadikan wadah kaderisasi para calon eksekutif.
Mereka dimanfaatkan untuk mengisi jabatan eksekutif dan
menteri dengan pengalamannya selama parlemen.
Kelebihan Demokrasi Parlementer :
a) Pembentukan kebijakan dapat dilakukan dengan cepat karena
adanya musyawarah antara eksekutif dan legislatif yang
merupakan satu bagian partai.
b) Pelaksanaan, tanggung jawab dan pembuatan kebijakan jelas.
c) Pengawasan parlemen terhadap kabinet ketat sehingga
mengurangi potensi kesalahan dalam pelaksanaan
pemerintahan.

13
d) Keputusan jika terjadi suatu masalah dapat didapatkan tanpa
memakan banyak waktu.
Pada kenyataannya, Demokrasi ini tidak cocok dengan jiwa
bangsa . Untuk itu, pada 5 Juli 1959, Presiden mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden ini, Demokrasi Parlementer pun berakhir.
Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer memberi peluang
untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya persatuan
bersama untuk melawan musuh bersama akan menjadi lemah.10
c) Periode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpimpin.
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS
No.VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di antara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom.
Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi presiden.
2) Terbatasnya peran partai politik.
3) Berkembangya pengaruh PKI.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, banyak terjadi penyelewengan
terhadap Pancasila dan UUD 1945 seperti:
1) Pembentukan Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis).
2) Tap MPRS Nomor III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan
Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup.
3) Pembubaran DPR hasil pemilu oleh Presiden.
4) Pengangkatan ketua DPRGR/MPRS menjadi menteri negara
oleh Presiden.

10
Ani Sri Rahayu, PENDIDKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN (PPKn),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), Hlm.64.

14
5) GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17
Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi
Kita” ditetapkan oleh DPA, bukan MPRS.
Dalam demokrasi terpimpin, jika tidak terjadi mufakat dalam sidang
DPR, maka permasalahan yang ada akan diserahkan kepada Presiden
sebagai pemimpin besar revolusi untuk diputuskan sendiri. Dengan
demikian, rakyat atau wakil rakyat yang duduk dalam lembaga
legislatif tidak mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan
Demokrasi Terpimpin.
Pada akhirnya, pemerintahan Orde Lama beserta demokrasi
terpimpinnya jatuh setelah terjadinya peristiwa G-30-S/PKI 1965
dengan diikuti krisis ekonomi yang cukup parah. 11
d) Periode 1965-1998 dengan demokrasi pancasila (orde baru).
Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 maret 1996. Demokrasi pada masa Orde Baru ini
dianggap gagal dengan alasan:
1)Tidak addanya rotasi kekuaan eksekutif
2)Rekrutmen politik yang tertutup
3)Pengakuan HAM yang terbatas
Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila Dikutip dari buku Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (2014) terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, azas atau prinsip utama Demokrasi
Pancasila adalah pengambilan keputusan melalui musyawarah
mufakat. Musyawarah berarti bahwa pengambilan keputusan dengan
pembahasan bersama untuk menyelesaikan masalah bersama.
Mufakat adalah hasil yang disetujui dari pembahasan bersama untuk
membulatkan pendapat bersama. Jadi, musyawarah mufakat berarti
pengambilan keputusan berdasarkan kehendak (pendapat) orang
banyak (rakyat) sehingga tercapai kebulatan pendapat bersama.
11
https://www.suara.com/news/2020/12/11/090111/sejarah-demokrasi-terpimpin-latar-
belakang-dan-kondisi-ekonomi?page=all, diakses pada 22 Maret 2022, pukul 20.27 WIB

15
Musyawarah mufakat harus berpegang teguh pada hal-hal sebagai
berikut:
1) Musyawarah mufakat bersumberkan inti kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
2) Pengambilan keputusan harus berdasarkan kehendak rakyat
melalui hikmat kebijaksanaan.
3) Cara mengemukakan hikmat kebijaksanaan harus berdasarkan
akal sehat dan hati nurani luhur serta mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat.
4) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan dan menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dan keadilan.
5) Keputusan harus dilaksanakan secara jujur dan bertanggung
jawab.
Terdapat 10 pilar atau prinsip demokrasi konstitusional Indonesia
menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni
sebagai berikut:
1) Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa Seluk beluk
sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan RI
harus taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-nilai dan
kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Demokrasi dengan Kecerdasan Mengatur dan
menyelenggarakan demokrasi menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu bukan dengan
kekuatan naluri, kekuatan otot, atau kekuatan massa semata-
mata. Pelaksanaan demokrasi itu justru lebih menuntut
kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqliyah, kecerdasan rasional,
dan kecerdasan emosional.
3) Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat Kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyat

16
memiliki/memegang kedaulatan itu. Dalam batas-batas tertentu
kedaulatan rakyat itu dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat di
MPR (DPR/DPD) dan DPRD.
4) Demokrasi dengan Rule of Law Hal ini mempunyai empat
makna penting. Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia
harus mengandung, melindungi, serta mengembangkan
kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan,
demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif. Kedua,
kekuasaan negara memberikan keadilan hukum (legal justice)
bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-
pura. Ketiga, kekuasaan negara menjamin kepastian hukum
(legal security) bukan demokrasi yang membiarkan
kesemrawutan atau anarki. Keempat, kekuasaan negara
mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal
interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi
yang justru mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan
perpecahan, permusuhan, dan kerusakan.
5) Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara Demokrasi
menurut UUD 1945 bukan saja mengakui kekuasaan negara
Republik Indonesia yang tidak tak terbatas secara hukum,
melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan pembagian
kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan negara
yang bertanggung jawab. Jadi, demokrasi menurut UUD 1945
mengenal semacam pembagian dan pemisahan kekuasaan
(division and separation of power), dengan sistem pengawasan
dan perimbangan (check and balances).
6) Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia Demokrasi menurut
UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan
saja menghormati hak-hak asasi manusia, melainkan terlebih-
lebih untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia
seutuhnya.

17
7) Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka Demokrasi
menurut UUD 1945 menghendaki diberlakukannya sistem
pengadilan yang merdeka (independen) yang memberi peluang
seluas-luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk
mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka
pengadilan yang merdeka penggugat dengan pengacaranya,
penuntut umum dan terdakwa dengan pengacaranya mempunyai
hak yang sama untuk mengajukan konsideran (pertimbangan),
dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat pembuktian, dan petitumnya.
8) Demokrasi dengan Otonomi Daerah Otonomi daerah merupakan
pembatasan terhadap kekuasaan negara, khususnya kekuasaan
legislatif dan eksekutif di tingkat pusat, dan lebih khusus lagi
pembatasan atas kekuasaan presiden. UUD 1945 secara jelas
memerintahkan dibentuknya daerah-daerah otonom pada
provinsi dan kabupaten/kota. Dengan peraturan pemerintah,
daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk mampu
mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan
sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
9) Demokrasi dengan Kemakmuran Demokrasi bukan hanya soal
kebebasan dan hak, bukan hanya soal kewajiban dan tanggung
jawab, bukan pula hanya soal mengorganisir kedaulatan rakyat
atau pembagian kekuasaan kenegaraan. Demokrasi itu bukan
pula hanya soal otonomi daerah dan keadilan hukum.
Bersamaan dengan itu semua, demokrasi menurut UUD 1945
ternyata ditujukan untuk membangun negara kemakmuran
(welfare state) oleh dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat Indonesia.
10) Demokrasi yang berkeadilan Sosial Demokrasi menurut UUD
1945 menggariskan keadilan sosial di antara berbagai kelompok,
golongan, dan lapisan masyarakat. Tidak ada golongan, lapisan,

18
kelompok, satuan, atau organisasi yang jadi anak emas, yang
diberi berbagai keistimewaan atau hakhak khusus
Ciri-ciri Demokrasi Pancasila:
Pada dasarnya Demokrasi Pancasila memiliki kesamaan dengan
demokrasi secara universal. Namun, terdapat ciri-ciri demokrasi
Pancasila yang membedakan dengan demokrasi lainnya sebagai
berikut:
1) Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi
yang berlaku. Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu)
secara berkesinambungan.
2) Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi
hak masyarakat minoritas.
3) Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide
dan cara menyelesaikan masalah.
4) Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, bukan
berdasarkan suara terbanyak. 12
e) Periode 1998- sekarang (demokrasi pancasila era reformasi)
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada
tanggal 21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil
presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden
Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari
rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi
yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal
bagi transisi demokrasi Indonesia.

C. PEMILU
Sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah pengertian pemilihan umum diuraikan secara detail.
12
https://bobo.grid.id/read/082887595/penerapan-pancasila-dari-masa-ke-masa-mulai-
dari-awal-kemerdekaan-hingga-sekarang?page=all, diakses pada 22 Maret 2022, pukul 21.57 WIB

19
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945. Dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk
menjalankan kedaulatan dan merupakan lembaga demokrasi.
Alasan dan fungsi pemilu Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu
aspek yang penting untuk dilaksanakan secara demokratis. Semua demokrasi
modern melaksanakan pemilihan. Namun tidak semua pemilihan adalah
demokratis. Karena pemilihan secara demokratis bukan sekedar lambang,
melainkan pemilihan yang harus kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan
definitif untuk menentukan pemerintah.
Terdapat dua alasan mengapa pemilu menjadi variabel penting suatu
negara, yakni:
1) Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara
damai. Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu
tidak diperoleh dengan cara kekerasan. Namun kemenangan terjadi
karena suara mayoritas rakyat didapat melalui pemilu yang fair.
2) Demokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu dalam
konteks ini, artinya konflik yang terjadi selama proses pemilu
diselesaikan melalui lembaga-lembaga demokrasi.
Pemilu sebenarnya memiliki empat fungsi utama, yaitu:
a) Pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah.

b) Pembentukan perwakilan politik rakya.

c) Sirkulasi elite penguasa

d) Pendidikan politik. 13

a) Pemilukada
1) Pengertian Pemilukada
Pemilukada atau bisa disebut dengan pilkada adalah kepanjangan dari
pemilihan kepala daerah maksudnya pemilihan yang dilakukan secara

13
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum, diakses pada 22 Maret 2022, pukul
13.00 WIB

20
langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang telah
memenuhi persyaratan.
Pilkada atau pemilihan kepala daerah diselenggarkan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota serta
diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi
dan Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota.
Adapun khusus untuk daerah Aceh, pilkada diselenggarakan oleh
Komisi Independen Pemilihan (KIP) dan diawasi oleh Panitia
Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh).
Pemilihan kepala daerah ini dilakukan satu paket bersama dengan
pemilihan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala
daerah tersebut terdiri atas :
 Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi.
 Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten.
 Wali kota dan wakil wali kota untuk kota.
Selain itu, pilkada juga dapat diartikan sebagai Pemilihan Gubernur
dan pemilihan Bupati/Walikota yang merupakan sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat di provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih
Gubernur dan Bupati/Walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Undang-Undang yang mengatur tentang Dasar Hukum
Penyelenggaraan PILKADA adalah sebagai berikut.
 Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang Pemerintah Daerah.
 Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang Penjelasan
Pemerintahan Daerah.
 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 17 tentang Perubahan atas
Peraturam Pemerintah nomor 6 tahun 2005tentang pemilihan,
pengesahan pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan
wakil kepala daerah.
 PP Pengganti UU Nomor: 3 tentang PERPU NO 3 TAHUN 2005.

21
Peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik, hal ini didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Ketentuan ini kemudian diubah
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan
bahwa peserta pilkada juga bisa berasal dari pasangan calon
perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang.
b) Makna Pilkada
Makna pilkada terbagi menjadi 3 makna, yakni :
 Perspektif Tujuan. Pilkada dimaksudkan sebagai pemindahan
konflik. Pemindahan dari masyarakat kepada perwakilan politik
dengan tujuan menjamin integrasi masyarakat.
 Perspektif Tingkat Perkembangan Negara. Pilkada diadakan sebagai
alat untuk membenarkan rezim yang berkuasa.
 Perspektif Demokrasi Liberal. Pilkada merupakan upaya
meyakinkan serta melibatkan individu dalam setiap proses politik.
c) Tujuan Pilkada
Tujuan pilkada adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah
untuk membentuk pemerintahan yang demokratis. Selain itu, pilkada
juga bertujuan untuk kuat dan memperoleh dukungan rakyat guna
mewujudkan tujuan nasional yang tertera pada UUD 1945.
d) Manfaat Pilkada
 Pilkada ditujukan sebagai perwujudan kedaulatan rakyat. Serta
menunjukan demokrasi terletak di tangan rakyat.
 Pilkada dijadikan sebagai sarana untuk membentuk perwakilan
politik. Sehingga rakyat dapat memilih wakil yang bisa dipercaya.
Serta bisa mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat yang
memilihnya. Sehingga semakin tinggi kualitas pemilu akan
semakin baik juga kualitas para wakil rakyatnya.
 Pilkada dijadikan sebagai sarana guna melakukan penggantian
pemimpin secara konstitusional.

22
 Pilkada sebagai sarana pemimpin politik dalam memperoleh
legitimasi. Pemimpin yang terpilih akan mendapatkan legitimasi
(keabsahan) dari rakyat.
 Pemilu dijadikan sarana partisipasi politik masyarakat.14

b) Pemilu di Indonesia
Asas Pemilu di Indonesia:
1) Langsung, rakyat yang berperan sebagai pemilih mempunyai hak yakni
memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan hati serta tidak
memakai perantara.
2) Umum, asas umum membuat semua warga berhak mengikuti pemilu.
Warga yang berhak mengikuti pemilu harus sudah memenuhi
perdyaratan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Dalam pemilu,
tidak ada diskriminasi seperti suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, kedaerahan, pekerjaan, status sosial dan lain-lain.
3) Bebas, rakyat bebas dalam menentukan pilihannya. Tidak ada paksaan
dari siapapun, setiap warga negara akan dijamin keamanannya.
4) Rahasia, suara dari pemilih akan dijamin kerahasiannya.
5) Jujur, dalam penyelenggaraan pemilu, Baik penyelenggara pemilu,
aparat pemerintah, peserta pemilu, pengawas pemilu pemilu
dilaksanakan secara jujur sesuai dengan peraturan perundang-undang.
6) Adil, Setiap pemilu dan orang yang di pilih mendapatkan peralatan
yang sama dan pasti terbebas dari kecurangan pihak manapun.15

14
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-pilkada, dakses pada 23 Maret 2022,
pukul 21.50 WIB
15
https://www.kpu.go.id/dmdocuments/modul_1c.pdf diakses pada 23 Maret 2022, pukul
18.41 WIB

23
BAB III
PENUTUPAN

1. Kesimpulan
Secara etimologi, kata demokrasi berasal dari kata Demos (rakyat) dan
Kratos (kekuasaan/pemerintahan), dari bahasa Yunani.
Demokrasi di Indonesia berkembang selaras dengan pergejolakan politik
yang terjadi pasca kemerdekaan. Prinsip-prinsip demokrasi yaitu kebebasan,
persamaan, solidaritas dan toleransi. Kemudian sejarah perkembangan
demokrasi terbagi atas lima periode yaitu:
1. Periode 1945-1949 dengan sistem demokrasi pancasila.
2. Periode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer.
3. Periode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpimpin.
4. Periode 1965-1998 dengan demokrasi pancasila (orde baru).
5. Periode 1998- sekarang.
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam NKRI berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dengan
kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan
dan merupakan lembaga demokrasi.
Pemilukada atau bisa disebut dengan pilkada (Pemilihan Kepala Daerah)
adalah pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah
administratif setempat yang telah memenuhi persyaratan.
Asas Pemilu di Indonesia:
1) Langsung.
2) Umum.
3) Bebas.
4) Rahasia.
5) Jujur.
6) Adil.

24
2. Saran

Disarankan bagi mahasiswa yang menkaji materi mengenai Demokrasi


Indonesia, mampu menerapkan atau mengambil hikmah yang telah
dikemukakan di atas, agar menjadi seorang pemuda Indonesia yang berilmu
mengenal sejarah Indonesia salah satunya sejarah mengenai demokrasi
Indonesia seperti yang diharapkan.

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami sadari masih banyak
kekurangannya. maka dari itu, saran dan kritikan yang membangun sangat kami
harapakan untuk menyempurnakan makalah ini.Selain saran dan kritikan dari
pembaca kami juga mengharapkan saran, kritikan serta bimbingan dari Ibu Ibu
Asti Sri Mulyani, M. H sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Saiful Idris, Islam dan Demokrasi, (Banda Aceh, 2011), Jurnal


http://www.researchgate.net/publication/283268877.
Ibnu Huri dan Asep Munajat, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bekasi: CV
Nurani, 2016), P. 72-74.
Jimmy Hasoloan, dkk. Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: CV BUDI
UTAMA 2016), P. 73 https://books.google.co.id/books?
id=kLWYDwAAQBAJ&pg=PA73&dq=prinsip-
prinsip+demokrasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi67a3_hoTqAhUXVH0
KHSNNAt4Q6AEIOzAD#v=onepage&q=prinsip-prinsip
%20demokrasi&f=false
Handayani Tri Anisa, MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI DI Indonesia, (Tanggerang,2018). Diakses pada 22 Maret
2022, pukul 13.00 WIB
https://www.academia.edu/36213227/MAKALAH_PENDIDIKAN_KEW
ARGANEGARAAN_DEMOKRASI_DI_INDONESIA
Slide to doc, KONSEPSI DEMOKRASI DAN DEMOKRASI DI Indonesia
Konsepsi Demokrasi, diakses pada 22 Maret 2022, pukul 17.04 WIB
https://slidetodoc.com/konsepsi-demokrasi-dan-demokrasi-di-indonesia-
konsepsi-demokrasi-2/
Khoirul Muslimin, Buku Ajar Komunikasi Politik, (Yogyakarta: UNISNU PRESS
2019), P. 85 https://books.google.co.id/books?
id=4yjGDwAAQBAJ&pg=PA85&dq=jenis-
jenis+demokrasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiz68e1mYTqAhUFA3IK
HZL1DgsQ6AEILTAB#v=onepage&q=jenis-jenis%20demokrasi&f=false
Mochlisin, pendidikan kewarganegaraan, (Jakarta: Interplus 2007), P. 106
https://books.google.co.id/books?id=RL2amK-
yYssC&pg=PA106&dq=ciri+ciri+demokrasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUK
Ewjd5pbDwYTqAhUw8HMBHaekCMMQ6AEIVDAH#v=onepage&q=c
iri%20ciri%20demokrasi&f=false

26
Dhea Posted Fina, Prinsip Demokrasi Pancasila¸(2022). Diakses pada 22 Maret
2022, pukul 19.34 WIB https://rumusrumus.com/prinsip-demokrasi-
pancasila/
Ani Sri Rahayu, PENDIDKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN (PPKn),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), Hlm.64.
Aditya Rivan, Sejaran Demokrasi Terpimpin, Latar Belakang, dan Kondisi
Ekonomi, (2020). Diakses pada 22 Maret 2022, pukul 20.27 WIB
https://www.suara.com/news/2020/12/11/090111/sejarah-demokrasi-
terpimpin-latar-belakang-dan-kondisi-ekonomi?page=all,
Nafisah Sarah, penerapan pancasila dari masa ke masa mulai dari awal
kemerdekaan hingga sekarang, (2021). Diakses pada 22 Maret 2022,
pukul 21.57 WIB https://bobo.grid.id/read/082887595/penerapan-
pancasila-dari-masa-ke-masa-mulai-dari-awal-kemerdekaan-hingga-
sekarang?page=all
Wiki Pedia, Pemilihan Umum, (2022). Diakses pada 22 Maret 2022, pukul 13.00
WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum
Sumberpengertian.id, Pengertian pilkada secara umum, (2020). Diakses pada 23
Maret 2022, pukul 21.50 WIB
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-pilkada
KPU, BAB II PEMILU Indonesia, Modul. Diakses pada 23 Maret 2022, pukul
18.41 WIB https://www.kpu.go.id/dmdocuments/modul_1c.pdf
Indonesia, Sistem Pemerintahan. Pengertian Demokrasi dan Jenis-jenis
Demokrasi. Oktober 2015. Diakses 19 Maret 2022 .
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id
Jimmy Hasoloan, dkk. Pancasila dan Kewarganearaan. Yogyakarta: CV BUDI
UTAMA, 2016.
Mochlisin. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Interplus, 2007.
Muslimin, Khoirul. Buku Ajar Komunikasi Politik. Yogyakarta: UNISNU PRESS,
2019.
Idris, S. (2011). Islam dan Demokrasi. Banda Aceh, 9-13.

27
Aswata, Putu Ari, Demokrasi Indonesia, Tersedia Secara Online
Https://Www.Academia.Edu/9906484/Demokrasi_Di_Indonesia?
Show_App_Store_Popup=True
Lubis,Maulana Arafat, PEMBELAJARAN PPKN TEORI PENGAJARAN ABAD
21 SD/MI, Yogyakarta: Samudra Biru, 2018
Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah, Bandung: Manggu Makmur
Tanjung Lestari, 2019.
Rahayu, Ani Sri, PENDIDKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN (PPKn),
Jakarta: Bumi Aksara, 2017

28

Anda mungkin juga menyukai