Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“DEMOKRASI”

MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengajar : Julkawait, SE, MM,

Disusun Oleh Kelompok 2:

Muhammad Rafi’i Aditya (D010322070)


Nabila Raidha (D010322071)
Nazwa Hayati (D010322072)
Rizkia Azzahra (D010322075)

KELAS 2C
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2023/2024
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW. yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “Demokrasi” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Penulis berharap makalah tentang
Demokrasi ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar diterapkan dalam
kehidupan-Nya.
Penulis menyadari makalah yang berjudul “Demokrasi” ini perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik
dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan dan penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca.

Banjarmasin, 3 Mei 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................v
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................v
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................vi
C. Tujuan..........................................................................................................................vi
D. Manfaat.......................................................................................................................vi
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................1
A. Konsep Dan Prinsip Demokrasi.....................................................................................1
B. Pengertian Demokrasi & Pendidikan Demokrasi Khususnya di Indonesia....................3
C. Nilai Kemanusiaan Dalam Menjalankan Tugas Berdasarkan Agama, Moral dan Etika. 4
D. Sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta
rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa....................................................................6
E. Kontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila...............................................7
BAB III..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat.
Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat.

Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun,


dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai
saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan
diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah
menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak
menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan


suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang
dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan


adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa


Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di
Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan
iv

berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya
merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.

B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan
diangkat sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan prinsip demokrasi?


2. Bagaimana penjelasan tentang demokrasi dan Pendidikan demokrasi
khususnya di Indonesia?
3. Bagaimana menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral dan etika?
4. Bagaimana peran sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa?
5. Apa saja kontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep dan prinsip demokrasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan tentang demokrasi dan Pendidikan
demokrasi khususnya di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam
menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara
dan bangsa.
5. Untuk mengetahui apa saja kontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan kemajuan peradaban berdasarkan
Pancasila.
v

D. Manfaat
Makalah ini memiliki 2 manfaat :

1. Manfaat teoritis

Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan teori keilmuan di bidang pendidikan


dan pengetahuan , khususnya tentang demokrasi.

2. Manfaat praktisi

Makalah ini diharapkan dapat membuat semua orang tau tentang demokrasi.
1

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dan Prinsip Demokrasi


Prinsip-prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara
demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi negara kesatuan republik
Indonesia. Prinsip- prinsip demokrasi,dapat dilihat dari pendapat Almadudi
yang kemudian dikenal sebagai “soko guru demokrasi” menurutnya prinsip-
prinsip demokrasi yaitu :
1. Kedaulatan rakyat.
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari perintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas,adil dan jujur
7. Persamaan didepan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah serta konstitusional
10. Pluralisme sosial,ekonomi,dan politik
11. Nilai nilai toleransi,pragmatisme, kerjasama dan mufakat
Tujuan dari demokrasi adalah untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang sejahtera,adil dan makmur dengan konsep yang
mengedepankan keadilan,kejujuran dan keterbukaan.pada konsepnya tujuan
demokrasi dalam kehidupan bernegara juga meliputi kebebasan berpendapat
dan kedaulatan rakyat. Ada beberapa tujuan dari demokrasi yaitu Memberikan
kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi, mencegah perselisihan antar
kelompok, menciptakan keamanan dan ketertiban bersama,mendorong
masyarakat aktif dalam pemerintahan, membatasi kekuasaan pemerintah.
2

Demokrasi dibedakan dari sudut pandang tugas-tugas dan hubungan antara


alat-alat perlengkapan negara yaitu ada beberapa :
1. Demokrasi dengan sistem parlementer,yakni dalam demokrasi ini
terdapat hubungan erat antara badan legislatif dengan badan eksekutif, hanya
badan eksekutif yang biasa disebut “kabinet” dipimpin oleh seorang perdana
menteri yang dibentuk berdasarkan dukungan suara terbanyak yang dapat
dalam dewan perwakilan rakyat atau parlemen.
2. Demokrasi dengan sistem pemisah kekuasaan yakni demokrasi
dalam arti kekuasaan dipisahkan menjadi kekuasaan legislatif,eksekutif dan
yudikatif Demokrasi dengan sistem referendum yakni demokrasi perwakilan
dengan kontrol rakyat secara langsung terhadap wakil-wakilnya di dewan
perwakilan rakyat,ada 2 macam referendum yakni referendum obligator dan
referendum fakultatif. Dalam referendum obligator kebijakan atau undang
undang yang diajukan oleh pemerintah atau dibuat dewan perwakilan rakyat
dapat dijalankan setelah disetujui oleh rakyat dengan suara terbanyak.
Referendum fakultatif, undang undang yang dibuat dewan perwakilan rakyat
baru diminta persetujuan rakyat, apabila dalam jangka waktu tertentu setelah
undang-undang diumumkan sejumlah rakyat memintanya.
Konsep demokrasi yang ada Indonesia merupakan demokrasi
pancasila yang memiliki ciri khusus yang sesuai dengan ideologi negara
pancasila yakni adanya musyawarah dan mufakat. Musyawarah sendiri
berawal dari sila yang keempat pancasila. Musyawarah merupakan salah satu
nilai luhur dari bangsa Indonesia yang dikenal di semua daerah yang ada di
Indonesia meskipun dengan istilah yang berbeda-beda tidak salah
musyawarah menjadi utama dari demokrasi pancasila. Musyawarah sebagai
proses mempertemukan seluruh pihak untuk membicarakan suatu masalah
atau memperbincangkan suatu rencana merupakan sangat ideal untuk
mewujudkan suatu keputusan yang baik dan sejalan dengan kepentingan para
anggota masyarakat. Demokrasi Indonesia lebih mengedepankan musyawarah
mufakat, hal ini dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan baik dari
3

desa sampai pusat,Indonesia menjunjung tinggi musyawarah mufakat bukan


mayoritas. Dengan adanya musyawarah ini secara langsung telah melibatkan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah.Saat ini sistem demokrasi
yang dipandang paling baik di dunia, hal ini dikarenakan sistem demokrasi
hampir sebagai asas fundamental dalam memfasilitasi peran masyarakat
dalam menyelenggarakan pemerintah.

B. Pengertian Demokrasi & Pendidikan Demokrasi Khususnya di


Indonesia
Kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos dan cratein
atau cratos. Kemudian diserap ke dalam bahasa inggris democracy. Demos
berarti rakyat, cratein berarti pemerintahan (cratos = pemerintah). Jadi
demokrasi diartikan sebagai pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan dimana
rakyat secara keseluruhan memegang peranan di dalamnya atau pemerintahan
dimana kedaulatan ada di tangan rakyat. Kata demokrasi kini sudah menjadi
kosa kata umum yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Demokrasi sebagai sistem pemerintahan pertama kali dilaksanakan di
negara Yunani kuno (4-5 SM) pada sistem negara kota (city state) dengan
penerapan sistem demokrasi langsung.
Istilah demokrasi baru muncul kembali dalam politik pemerintahan
setelah revolusi Amerika (1776) dan revolusi Perancis (1789). Lewat revolusi
Amerika diumumkan bahwa sistem pemerintahan yang baru adalah the
government by the people yang berbeda dengan sistem monarki absolut.
Namun demikian, menurut Winataputra (2005) demokrasi merupakan konsep
yang masih disalah pahami dan disalah gunakan manakala rezim-rezim
totaliter dan diktator militer berusaha memperoleh dukungan rakyat dengan
menempelkan label demokrasi pada kepentingan pemerintahan mereka
sendiri.
4

Demokrasi berdasarkan makna harfiahnya berarti pemerintahan rakyat.


Maksudnya adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
kepentingan rakyat (government from the people, by the people, and for the
people).
Demokrasi Pendidikan diartikan sebagai hak setiap warga negara atas
kesempatan yang seluas-luasnya untuk menikmati Pendidikan, yang sesuai
dengan bunyi pernyataan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat (1)
yaitu “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asai manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Dua hal yang penting
dalam mengikuti pendidikan yaitu: pertama, memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan dalam batas tertentu yakni pada level
pendidikan dasar 9 tahun; kedua, adanya peluang untuk memilih satuan
pendidikan sesuai dengan karakteristiknya. Pengakuan terhadap hak asasi
setiap individu anak bangsa untuk menuntut pendidikan pada dasarnya telah
mendapatkan pengakuan secara legal sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen
bangsa yang mencakupi orang tua, masyarakat, dan pemerintah memiliki
kewajiban dalam bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pendidikan.

C. Nilai Kemanusiaan Dalam Menjalankan Tugas Berdasarkan


Agama, Moral dan Etika
1. Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan
Prof. Nina Lubis (2008), seorang sejarawan menyatakan
dahulu, musuh itu jelas (penjajah) yang tidak memberikan ruang untuk
mendapatkan keadilan, kemanusiaan yang sama bagi warga negara.
Kini, musuh bukan dari luar, tetapi dari dalam negeri sendiri yang
5

dimana korupsi merajalela, ketidakadilan, pelanggaran HAM,


kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi, penyalahgunaan kekuasaan,
tidak menghormati harkat dan martabat orang lain, dan suap-menyuap,
dll. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan adalah keadilan
dan keadaban.
2. Pentingnya Menuntut Ilmu Agama
Akhlak adalah tolak ukur kesempurnaan iman seseorang “orang
mukmin yang paling sempurna imannya adalah baik akhlaknya”.
(HR. Tarmizi & Abu Hurairah). Agama bangsa Indonesia dikenal
sebagai bangsa yang religious. Kepercayaan bangsa kita kepada
tuhan yang maha esa telah ada semenjak zaman prasejarah,
sebelum datangnya pengaruh agama-agama besar ke tanah air kita.
Karena itu dalam perkembangannya, bangsa kita mudah menerima
penyebaran agama-agama besar itu. Rakyat bangsa kita menganut
berbagai agama berdasarkan kitab suci yang diyakininya. Undang-
undang Dasar merupakan dokumen hukum yang mewujudkan cita-
cita bersama setiap rakyat Indonesia. Dalam hal ini cita-cita
bersama untuk mewujudkan kehidupan beragama juga merupakan
bagian yang diatur dalam UUD.
3. Moral
Tanggung jawab merupakan sikap moral berfungsi sebagai
alamiah dan sukarela terhadap kebebasan yang dimiliki orang lain.
Dalam setiap masyarakat tiada kebebasan tanpa pembatasan.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Istilah lain
untuk moral adalah akhlak, budi pekerti, susila.
4. Etika
Etika adalah aturan atau norma yang mengatur tentang tingkah
laku manusia. Etika berfungsi mengatur sikap seseorang kepada
6

orang lain, sehingga tercipta keadaan lingkungan yang harmonis.


Etika diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sebab berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang hidup.
Contoh etika dalam kehidupan sehari-hari yaitu; menunjukkan
sikap hormat kepada orang lain, tidak memandang rendah orang
lain, berperilaku sopan, menghargai perbedaan pendapat, dan
membantu orang lain yang membutuhkan.

D. Sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,


memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara
dan bangsa.
Perwujudan usaha Bela Negara dalam konteks perjuangan bangsa merupakan
kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan
kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan
wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Kesemuanya itu merupakan kewajiban setiap warga negara yang
hidup di bumi Indonesia. Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar 1945 bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3 UUD 1945). Pasal tersebut memiliki dua makna,
yakni :

a. Bahwa setiap warga negara memiliki hak sekaligus kewajiban dalam menentukan
kebijakan-kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan
sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.

b. Setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai
dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

menunjukan semangat dan sikap Bela Negara tidak hanya dilakukan melalui
peperangan yang menghasilkan kemerdekaan saja, akan tetapi dapat ditunjukan
dengan menampilkan perilaku-perilaku dan sikap yang sesuai dengan kerangka
ideologis dan konstitusional bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
7

Mengisi kemerdekaan dapat dikatakan sebagai usaha Bela Negara, sebab melalui
usaha-usaha positif dalam mengisi kemerdekaan dapat membuat keberlangsungan
Indonesia sebagai sebuah negara dapat tetap dipertahankan dan senantiasa mampu
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ditengah kerasnya tantangan globalisasi yang
justru mengikis rasa kebangsaan dan kecintaan warga negara terhadap tanah airnya.

E. Kontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan kemajuan
peradaban berdasarkan pancasila.
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa yang menjiwai segala aspek kehidupan
manusia. Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat beranekaragam suku,
agama, ras, budaya, dan adat-istiadat. Dengan keagamannya tersebut semestinya
dapat menumbuh kembangkan rasa nasionalisme dan persatuan yang tinggi dengan
beranekaragam suku, agama, ras, budaya, serta adat-istiadat yang dimiliki. Akan
tetapi tidak dapat dipungkiri pula jika dengan keragaman tersebut sering kali terjadi
konflik yang rentan sekali dapat merusak persatuan dan persaudaraan bangsa
Indonesia. Sehingga dalam hal ini, sangat perlu dan penting sekali bagi seluruh
masyarakat Indonsia untuk dapat menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
dalam menjalankan segala aspek kehidupannya demi mewujudkan serta
meningkatkan mutu kehidupan bemasyarakat. Adapun nilai-nilai yang tekandung
dalam Pancasila yang dapat dijadikan sebagai solusi dari berbagai konflik sosial yang
terjadi, sebagai pandangan hidup bangsa dan untuk meningkatkan mutu kehidupan
masyarakat yaitu, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai pesatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan (Aminullah: 621).
1. Nilai Ketuhanan
Dalam sila pertama Pancasila ini terkandung nilai agama atau nilai religius. Nilai
ketuhanan atau nilai religius ini meliputi dan menjiwai nilai-nilai Pancasila yang
lainnya, seperti nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan. Artinya bahwa nilai ketuhanan ini sebagai dasar utama terbetuknya
nilai-nilai yang lainnya. Hal ini mengandung arti bahwa tanpa adanya nilai
Ketuhanan sebagai sila pertama Pancasila, maka nilai-nilai yang lainnya tidak
8

mungkin akan ada. Karena pada dasarnya nilai ketuhanan inilah yang merupakan
sumber daripada nilai-nilai yang lainnya. Maka dari itu, Pancasila dalam
kaitannya sebagai pandangan hidup bangsa berarti bahwa seluruh masyarakat
Indonesia dalam menjalankan segala aspek kehidupannya harus berpegang teguh
dan berpedoman pada sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hal ini sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 yang
mengatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain
itu, senada juga dengan maksud dari pokok pikiran keempat pembukaan UUD
1945 yang mengatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Melihat Negara Indonesia yang kaya akan perbedaan, termasuk perbedaan dalam
agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakatnya, selain memiliki keyakinan
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menurut agama yang dianutnya
masing masing, juga harus berkeja sama dalam :
(1) Mengembangkan sikap hormat meghormati dan bekeja sama meski memiliki
agama dan keyakinan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
relevan dengan QS.Yunus ayat 40-41 yang artinya “dan diantara mereka ada
orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an) dan diantaranya ada pula
orang-orang yang tidak beriman kepadanya, sedangkan tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.” Artinya bahwa didunia
ini, khususnya di Indonesia tidak hanya ada orang yang beragama Islam saja,
melainkan ada pula orang-orang yang diluar agama islam, atau tidak mengimani
AL-Qur’an. Dalam hal ini, ada dua tipe manusia yaitu orang yang beriman dan
orang yang tidak beriman. Maka sudah seharusnya bagi masyarakat Indonesia
yang memiliki keragaman agama untuk saling menghormati meskipun memiliki
kepercayaan dan keyakinan yang berbeda-beda demi terwujudnya kerukunan
dalam kehidupan beragama.
(2) Membina Kerukunan hidup antar dan inter umat beragama dan kepecayaan
tehadap Tuhan Yang Maha Esa.
9

(3) Mengembangkan sikap saling meghormati kebebasan dalam menjalankan


ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini sesuai
dengan BAB X pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang mengatakan bahwa negara
menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Diterangkan
pula pada Undang-Undang HAM pasal 22 ayat 1 dan 2 dengan nada yang sama.
Selain itu, juga relevan dengan QS.Al-Kafirun ayat 1-6, bahwa jika telah berbeda
dalam iman dan keyakinan, maka amal dan perbuatannya pun tentu berbeda, dan
saling memberikan kebebasan untuk menjalankan agama dan keyakinan masing-
masing dalam melakukan ibadah tanpa saling mencela dan berpecah belah.
(4) Tidah memaksakan orang lain untuk memasuki agama dan kepercayaan, karna
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa merupakan urusan
pribadi masing-masing orang dan temasuk hak dasar setiap orang untuk
menetukan pilihannya dalam beragama sesuai degan keyakinannya tanpa ada
unsur paksaan dari luar, baik negara maupun sesama. Hal tesebut sangat perlu dan
penting sekali untuk ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengantisipasi
terjadinya konflik antar umat beragama, sehingga dapat meningkatkan mutu
kehidupan bermasyarakat dengan harmonis dalam bingkai “Bhineka Tunggal
Ika”. Walaupun hidup penuh perbedaan, akan tetapi persatuan harus tetap
dijunjung tinggi dengan kedamaian.
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab didasari dan dijiwai oleh nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, serta meliputi dan menjiwai nilai pesatuan, nilai
kerakyatan dan nilai keadilan. Manusia sebagai subjek pendukung pokok negara,
sementara negara adalah lembaga kemanusiaan. Dalam kaitannya dengan negara
Indonsia yang didalamnya terdapat beranekaragam suku, ras, maupun status sosial
yang terkadang dijadikan sebagai bahan perbedaan yang dapat mengakibatkan
perselisihan antar yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat merendahkan
mutu kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya nilai kemanusiaan ini menuntut
seluruh masyarakat Indonesia untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat antar
10

sesamanya sebagai manusia yang beradab. Artinya bahwa nilai kemanusiaan ini
mengandung nilai sikap moral, kesadaran masyarakat indonesia terhadap norma-
norma dan kebudayaan, baik terhadap dirinya sendiri, antar sesama, dan antar
lingkungannnya. Sehingga dalam hal ini seluruh masyarakat Indonesia diharapkan
untuk dapat mejalankan Social Welfare dan Justice Welfare secaya beiringan.
Social Welfar menuntut setiap orang untuk mengadakan hubungan baik secara
intepersonal, interlasi, dan intedependesi antar warga negara dan antara warga
negara dengan negaranya. Dalam menjalankan Social welfare harus diiringi
dengan Justice Welfare, yaitu dengan memperhatiakan dan menghormati hak
asasi orang lain, karena jika seseorang tidak menghormati hak orang lain, maka
orang tersebut dapat kehilangan haknya sesuai dengan apa yang telah ia perbuat
pada orang lain tesebut. Contohnya ketika seseorang secara terencana telah
menghilangkan hak hidup orang lain, maka orang tersebut pun akan dapat
kehilangan hak hidupnya melalui hukuman mati (Hariyanto, 2020: 37- 38). Selain
melaksanakan Social dan Justice Welfare, juga diharapkan bagi seluruh
masyarakat Indonesia untuk : (1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Karena
sebagaimana yang dimaksud pada UU HAM Pasal 3 ayat (1) bahwa setiap
dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat
serta dikaruniai akal dan hati murni untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam semangat persaudaraan. Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi
seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat saling menghormati, menghargai dan
sama-sama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, harkat dan martabat
manusia sebagai mahkluk Tuha Yang Maha Esa. (2) Mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan
suku, agama, keyakinan, keturunan, adat-istiadat, kedudukan sosial, maupun
warna kulit. Hal ini relevan dengan Q.S. Al-Hururat ayat 13 yang artinya “wahai
manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara
11

kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah maha
mengetahui, maha teliti. Ayat ini menerangkan bahwa semua manusia itu sama
dihadapan Allah SWT, sama sama merupakan anak cucu Adam. namun yang jadi
pembedanya ialah tingkat ketakwaannya saja. Selain itu, Allah juga sengaja
menciptakan manusia itu secara berpasang pasangan, ada laki-laki dan ada pula
perempuan, juga berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku. Sungguh, hal tersebut
sengaja diciptakan Allah agar ciptaannya bisa saling mengenal. Hal ini perlu
sekali untuk dipahami dan dihormati agar tidak terjadi konflik-konflik sosial yang
dapat merusak persatuan, serta untuk menciptakan suatu kerukunan dan
keharmonisan, dan mempererat persatuan dalam menjalani kehidupan, baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (3) Mengembangkan sikap
saling mencintai, tenggang rasa, tepat selira, dan tidak semena-mena terhadap
orang lain. (4) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan, serta
mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain. Hal ini relevan dengan QS. Al-Isra’ Ayat 70, bahwa pada ayat tersebut Allah
SWT mengingatkan kepada seluruh umat manusia tentang kedudukannya yang
begitu mulia dibanding makhluk yang lainnya. Hal tersebut sesuai dengan butir-
butir atau nilai yang terkadung dalam sila ke-2 Pancasila yaitu kemanusiaan yang
adil dan beradab, yang harus diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa
membeda-bedakan agama, keyakinan, warna kulit, adat istiadat, mapun status
sosialnya guna membetuk dan meningkatkan mutu kehidupan dalam
bermasyarakat.
2. Nilai Persatuan
Nilai Pesatuan ini diliputi dan dijiwai oleh nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan,
serta meliputi dan mejiwai nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, hal utama yang harus diralisasikan juga ialah
mewujudkan suatu persatuan menjalani kehidupan bermasyarakat dalam sebuah
negara. Oleh karna itu, persatuan itu merupakan suatu akibat dari adanya makhluk
Tuhan Yang maha Esa. Maka dari itu, untuk mewujudkan suatu persatuan
12

tersebut, seluruh masyarakat Indonesia dituntut untuk : (1) Mampu menempatkan


persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa sebagai
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. (2) Sanggup dan
rela bekorban demi kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan. Hal ini
relevan dengan Q.S. At-Taubah ayat 111, yang menjelaskan bahwa Allah SWT
menjanjikan surga bagi hamba-hambanya yang rela mengorbankan harta benda
serta jiwanya dijalan Allah, termasuk berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara. Berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara itu artinya pengorbanan
itu untuk kepentingan semua orang yang ada dalam negara tersebut. (3)
Mengembangkan rasa cinta terhadap sesama, bangga sebagai bangsa dan bertanah
air di Indonesia. (4) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini relevan dengan Q.S. Al-Baqarah
ayat 126, ketika Nabi Ibrahim mendoakan sebuah negari agar menjadi negari
yang aman, damai, adil dan sejahtera. (5) Mengembangkan persatuan Indonesia
atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Hal ini relevan dengan Q.S. Al-Hururat ayat 13,
yang menjelaskan bahwa Allah SWT sengaja menciptakan manusia dengan jenis
kelamin, bangsa, dan suku yang berbeda-beda agar bisa saling mengenal dan
menjalin persatuan dengan kerukunan hidup bersama dalam menjalani kehidupan
baik kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun dalam kehidupan bernegara.
Manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Artinya bahwa
semua manusia khususnya masyarakat Indonesia dalam menjalani hidup dan
kehidupannya sangat memerlukan orang lain untuk saling membantu satu sama
lain, sehingga hal ini sangat menuntut masyarakat Indonesia untuk tetap menjalin
persatuan dan meningkatkan rasa persaudaraan terhadap sesama, meski berbeda-
beda dalam hal agama, suku, ras, maupun jenis kelamin, agar mutu kehidupan
dalam bersanyarakat terut dapat terus ditingkatkan.
3. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan ini terkristalisasi dalam sila ke-4 Pancasila yaitu “kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Nilai ini didasari dan dijiwai oleh nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan,
13

serta menjiwai nilai keadilan. Rakyat pada dasarnya merupakan sebuah akibat
dari bersatunya masyarakat yang merupakan manusia ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Nilai kerakyatan ini tidak terlepas dari nilai musyawarah. Ada beberapa nilai
kerakyatan yang harus diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, yaitu : (1)
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, karena semua masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. (2) Harus
megutamakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk kepentingan
bersama, dan diiringi dengan semangat kekeluargaan. Hal ini relevan dengan Q.S.
Ali-Imran ayat 159, yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw
diperintahkan oleh Allah swt untuk memaafkan orang-orang yang menentangnya,
dan mendoakannya, serta diperintahkan untuk bermusyawarah dengan mereka.
Dalam ayat tersebut, sungguh Allah SWT sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
musyawarah. Oleh karena itu, sudah semestinya bagi semua orang khususnya
masyarakat Indonesia untuk selalu bermusyawarah dalam mengambil suatu
keputusan untuk kepentingan bersama. (3) Menghormati dan menjunjung tinggi
setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah serta menjalankannya
degan baik dan penuh rasa tanggungjawab. (4) Keputusan yang diambil harus
dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, megutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. (5)
Membeikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melakukan
permusyawaratan. Hal tersebut relevan dengan Q.S. Ali-Imran ayat 159, yang
menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Allah swt untuk
memaafkan orang-orang yang menentangnya, dan mendoakannya, serta
diperintahkan untuk bermusyawarah dengan mereka. Dalam ayat tersebut,
sungguh Allah SWT sangat menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah. Oleh
karena itu, sudah semestinya bagi semua orang khususnya masyarakat Indonesia
untuk selalu bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk
kepentingan bersama, dan hasil dari musyawarah tersebut hendaklah dijalankan
dengan tekad, sungguh-sungguh, ikhlas dan rasa tanggung jawab dalam upaya
14

mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah disepakati bersama. Sesungguhnya


Allah SWT senang kepada orang-orang yang bermusyawarah dan menyerahkan
diri kepadanya.
4. Nilai Keadilan
Nilai keadilan sebagaimana bunyi sila ke-5 Pancasila yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indoneisa yang memiliki makna pokok yaitu keadilan. Nilai
keadilan ini didasari dan dijiwai oleh nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
dan nilai kerakyatan. Artinya bahwa nilai keadilan ini meupakan tujuan dari nilai-
nilai Pancasila yang lainnya. Ada tiga macam bentuk keadilan sosial yang harus
terwujud, terutama dalam kehidupan bermasyarakat , yaitu keadilan distributif,
keadilan legal, dan keadilan komutatif. Keadilan distributif adalah suatu
hubungan keadilan negara terhadap warga negaranya, keadilan legal yaitu suatu
hubungan keadilan warga negara terhadap negaranya, dan keadilan komutatif
yang merupakan suatu hubungan keadilan antar sesama warga negaranya
(Asmaroni, 2016:444). Artinya bahwa, seluruh masyarakat Indonesia sangat
dituntut untuk bersikap adil, baik bersikap adil terhadap sesama maupun terhadap
negara, akantetapi terlebih dahulu perlu ditekankan untuk lebih bersikap adil
terhadap sesama masyarakat, karena keharmonisan suatu masyarakat suatu negara
pasti akan berimpek kepada kualitas negaranya. Oleh karna itu, untuk dapat
meningkatkan keadilan sosial yang dapat meningkatkan mutu kehidupan
masyarakat ialah degan mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila, termasuk nilai keadilan, diantaranya yaitu: (1) Megembangkan
perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
gotong royong. (2) Menghormati hak orang lain dan mengembangkan sikap adil
terhadap sesama, dan saling menghargai satu sama lain. (3) Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta saling tolong menolong antar
sesama. (4) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan atau merusak
kepentingan umum. (5) Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial. Hal tersebut relevan dengan QS. An-Nahl
ayat 90 yang artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
15

berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan dia melarang


(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberikan
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Pada ayat tersebut
sudah jelas bahwa kita sebagai manusia khususnya masyarakat Indonesia sudah
semestinya untuk berlaku adil, saling membantu antar sesama serta berperilaku
yang baik agar tetap terciptanya kedamaian dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Meralisasikan nilai-nilai Pancasila
adalah salah satu upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa dan negara
Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-
II yaitu merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Oleh karna itu, untuk
memelihara persatuan dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika” tersebut, sangat
perlu dan penting sekali bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk
megimplemetasikan nilai-nilai Pancasila yang terbetuk dari nilai budaya, nilai
religius, dan nilai adat-istiadat bangsa Indonesia itu sendiri dalam kehidupan
sehari-hari, guna mewujudkan, memelihara dan meningkatkan mutu kehidupan
bermasyarakat.
Untuk membangun peradaban Indonesia, Pancasila sebagai Dasar Negara RI dan
Jati Diri Bangsa harus mendapat penanganan berbeda dari yang selama ini
dilakukan bangsa Indonesia, terutama para pemimpinnya. Pancasila harus
mengalami Restorasi sehingga menjadi kebudayaan bangsa yang mampu
mendukung pembangunan peradaban Indonesia. Dalam kondisi sekarang ketika
Pancasila tidak dihiraukan dan bahkan dilecehkan oleh masyarakat dan para
pemimpinnya, Pancasila tak akan mungkin menghasilkan kebudayaan yang
diperlukan untuk proses pembangunan peradaban.
Restorasi Pancasila mempunyai tiga aspek; aspek pertama adalah pendalaman dan
pemahaman nilai-nilai Pancasila yang jauh lebih intensif di seluruh masyarakat
Indonesia, khususnya di kalangan terpelajar dan kalangan pimpinan bangsa dan
daerah. Itu sangat diperlukan agar Pancasila mempengaruhi pembangunan
peradaban Indonesia. Aspek kedua Restorasi Pancasila menjadikan Pancasila
berperan sebagai faktor utama dalam pembangunan Manusia Indonesia dan
16

Masyarakat dan Bangsa Indonesia (Nation and Character Building), yang dulu
selalu dikumandangkan Bung Karno tapi tak pernah dilaksanakan secara serius
dan intensif. Aspek ketiga Restorasi Pancasila adalah menjadikan Pancasila
referensi utama untuk memperkaya kebudayaan Indonesia ketika hendak
mengadopsi nilai-nilai bukan-Indonesia. Karena Pancasila adalah paham terbuka,
maka tidak mustahil bangsa Indonesia merasa perlu mengadopsi hasil kebudayaan
bangsa lain untuk peningkatan kehidupan sendiri, seperti dilakukan bangsa
Indonesia di masa dahulu ketika mengadopsi nilai-nilai agama Hindu, Buddha
dan Islam.
17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari demokrasi adalah untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang
sejahtera, adil dan makmur dengan konsep yang mengedepankan keadilan,
kejujuran dan keterbukaan pada konsepnya tujuan demokrasi dalam kehidupan
bernegara juga meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat. Ada
beberapa tujuan dari demokrasi yaitu Memberikan kebebasan dalam berpendapat
dan berekspresi, mencegah perselisihan antar kelompok, menciptakan keamanan
dan ketertiban bersama,mendorong masyarakat aktif dalam pemerintahan,
membatasi kekuasaan pemerintah.

Konsep demokrasi yang ada di Indonesia merupakan demokrasi pancasila


yang memiliki ciri khusus yang sesuai dengan ideologi negara pancasila yakni
adanya musyawarah dan mufakat. Musyawarah sendiri berawal dari sila yang
keempat pancasila. Musyawarah merupakan salah satu nilai luhur dari bangsa
Indonesia yang dikenal di semua daerah yang ada di Indonesia meskipun dengan
istilah yang berbeda-beda tidak salah musyawarah menjadi utama dari demokrasi
pancasila.

Demokrasi Indonesia lebih mengedepankan musyawarah mufakat, hal ini


dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan baik dari desa sampai
pusat,Indonesia menjunjung tinggi musyawarah mufakat bukan mayoritas.
Dengan adanya musyawarah ini secara langsung telah melibatkan masyarakat
dalam penyelenggaraan pemerintah. Saat ini sistem demokrasi yang dipandang
paling baik di dunia, hal ini dikarenakan sistem demokrasi hampir sebagai asas
fundamental dalam memfasilitasi peran masyarakat dalam menyelenggarakan
pemerintah.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah tentang demokrasi ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
18
19

DAFTAR PUSTAKA

http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-
demokrasi-dan-jenis-jenis.html (Diakses pada tanggal 4/11/2017).

http://www.informasi-pendidikan.com/2016/02/ciri-ciri-demokrasi.html
(Diakses pada tanggal 4/11/2017).

https://www.kemhan.go.id/pothan/2018/08/28/bentuk-dan-wujud-penerapan-
sikap-dan-perilaku-bela-negara.html (Diakses pada tanggal 2/05/2023).

Humaira Annisa (2021). Konsep Negara Demokrasi.


https://osf.io/j5ugf/download (diakses pada tanggal 30/03/2023).

Anda mungkin juga menyukai