Oleh:
Audi Medianegara (2165101014)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah Perkembangan Demokrasi
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu dari Dr.
Tedi Sukmana Harun, M.Si. pada mata kuliah Demokrasi & Kearifan Lokal. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Demokrasi bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Tedi Sukmana Harun, M.Si. selaku
dosen mata kuliah Demokrasi & Kearifan Lokal yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan.....................................................................................5
1.4 Metode Penulisan........................................................................................................5
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Demokrasi.................................................................................................6
2.2 Prinsip dan Jenis-jenis Demokrasi...............................................................................7
2.3 Macam-macam Demokrasi..........................................................................................8
2.4 Sejarah perkembangan demokrasi...............................................................................9
2.5 Sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia........................................................13
BAB III....................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan................................................................................................................20
3.2 Saran..........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat. Demokrasi juga
dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Banyak kegiatan yang
dilaksanakan atau diselenggarakan oleh negara Indonesia dalam rangka mewujudkan
kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilainilai demokrasi,
meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum
demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini
adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan
tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem
domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-
bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-
masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh
pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan
yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi
baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain
itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita
temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu
banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis dan mendeskipsikan
bagaimana sejarah perkembangan demkorasi secara umum serta untuk menganalisis dan
mendeskripsikan bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia.
Penulis menggunakan metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah
ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain
seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan
dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan sejarah perkembangan demokrasi secara
umum dan sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia dan bagaimana hal tersebut
memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa ini. Terakhir, bab penutup terdiri atas
kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat dan
Kratos yang memiliki arti kekuasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Berikut ini adalah
pengertian demokrasi menurut beberapa ahli:
Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno, democratia. Plato yang memiliki asli
Aristocles (427–347 M) sering disebut sebagai orang pertama yang memperkenalkan
istilah democratia itu. Demos berarti rakyat, kratos berarti pemerintahan. Demokrasi
menurut Plato kala itu adalah adanya sistem pemerintahan yang dikelola oleh para filosof.
Hanya para filosofislah yang mampu melahirkan gagasan dan mengetahui bagaimana
memilih antara yang baik dan yang buruk untuk masyarakat. Belakangan diketahui
sebetulnya yang diinginkan oleh Plato adalah sebuah aristokrasi.
Sebelum Abad Pertengahan berakhir dan di Eropa Barat pada permulaan abad ke-16
muncul negara-negara nasional (national state) dalam bentuk yang modern, maka Eropa
Barat mengalami beberapa perubahan sosial dan kultural yang mempersiapkan jalan
untuk memasuki zaman yang lebih modern dimana akal dapat memerdekakan diri dari
pembatasan-pembatasannya. Dua kejadian ini ialah Renaissance32 (1350-1650) yang
terutama berpengaruh di Eropa Selatan seperti Italia, praktik demokrasi mula-mula yang
terjadi di sini kira-kira sama waktunya dengan yang terjadi di Yunani. Kalau orang
Yunani mengatakannya sebagai polis atau negara-kota, orang Romawi menyebut sistem
pemerintahan mereka sebagai republik.33 Maknanya, res dalam bahasa Latin berarti
kejadian atau peristiwa, dan publicus berarti publik atau masyarakat. Jika dimaknai secara
bahasa maka kata „republik‟ itu adalah „sesuatu yang menjadi milik rakyat‟ Dan.
Reformasi (1500-1650) yang mendapat banyak pengikutnya di Eropa Utara, seperti
Jerman, Swiss dan sebagainya.
Kedua aliran pikiran tersebut mempersiapkan orang Eropa Barat dalam masa 1650-
1800 menyelami masa “Aufklarung” (Abad Pemikiran) beserta Rasionalisme yaitu suatu
pikiran yang ingin memerdekakan pikiran manusia dari batas-batas yang ditentukan oleh
Gereja dan mendasarkan pemikiran atas akal (ratio) semata-mata. Kebebasan berpikir
membuka jalan untuk meluaskan gagasan ini di bidang politik. Timbullah gagasan bahwa
manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak boleh diselewengkan oleh raja dan
mengakibatkan dilontarkannya kecaman-kecaman terhadap raja, yang menurut pola yang
sudah lazim pada masa itu mempunyai kekuasaan tak terbatas.36 Pendobrakan terhadap
kedudukan raja-raja absolut ini didasarkan atas suatu teori rasionalistis yang umumnya
dikenal sebagai social contract (kontrak sosial).
Pada hakekatnya, teori-teori kontrak sosial merupakan usaha untuk mendobrak dasar
dari pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat. Filsuf-filsuf yang
mencetuskan gagasan ini antara lain John Locke dari Inggris (1632-1704) dan
Montesquieu dari Perancis (1689-1755). Menurut John Locke, hak-hak politik mencakup
hak atas hidup, atas kebebasan dan hak untuk mempunyai milik (life, liberty and
property).
Montesquieu mencoba menyusun suatu sistem yang dapat menjamin hak-hak politik
itu, yang kemudian dikenal dengan istilah trias politica.Ide-ide bahwa manusia
mempunyai hak-hak politik menimbulkan revolusi Perancis pada akhir abad ke-18, serta
Revolusi Amerika melawan Inggris.
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan istilah
(terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan
“cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa
demos-cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara di mana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat dan oleh rakyat.
Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl Demokrasi sebagai suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka
diwilayah publik oleh warganegara, yang bertindak secara tidak langsung melalui
kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.
1. Demokrasi Konstitusional
Ciri khas dari demokrasi konstitusional ialah gagasan bahwa pemerintah yang
demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan
bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Dan menekankan pada
proteksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama
yang erat di antara elite yang mewakili bagian budaya masyarakat utama49; dan
2. Demokrasi Komunisme
Dalam pandangan kelompok aliran demokrasi yang mendasarkan dirinya atas
paham komunis selalu bersikap ambivalen terhadap negara. Negara dianggapnya
sebagai suatu alat pemaksa yang akhirnya akan lenyap sendiri dengan munculnya
masyarakat komunis.
Dari segi pelaksanaannya, demokrasi terdiri dari 2 (dua) model, yaitu :
Dan dari segi dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara,
demokrasi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Dianutnya sistem demokrasi bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945, yang menyatakan bahwa “Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
yang berkedaulatan rakyat” dalam suatu “Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia”. Pernyataan tersebut sekaligus merupakan penegasan bahwa demokrasi dianut
bersama- sama dengan prinsip negara konstitusional. Pilihan sistem demokrasi
konstitusional dimaksudkan untuk mencapai tujuan nasional, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Sistem
demokrasi di Indonesia dibagi menjadi 6 (enam) periode demokrasi, yaitu:
Istilah “kearifan lokal” dikenal dengan sebutan “local wisdom” dan “local genius”.
Istilah “local wisdom” (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat
(local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya (Sudaryat, 2015: 122). Istilah kearifan lokal sebagai terjemahan dari
“local genius” dan diperkenalkan pertama kali oleh Quaritch Wales pada tahun 1948-1949
dengan arti “kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan
asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan” (Rosidi, 2011: 29). Sedangkan
pemakaian istilah “kearifan lokal” baru menjadi wacana di kalangan masyarakat Indonesia
pada tahun 1980-an, ketika nilainilai budaya lokal yang terdapat dalam masyarakat Indonesia
sebagai warisan nenek moyang sudah hampir digerus oleh modernisasi (Rosidi, 2011: 35)
bahkan saat sekarang oleh perkembangan teknologi informasi di era globalisasi. Pada
masyarakat setempat atau bangsa tertentu memiliki kebudayaan tersendiri, namun dalam
perkembangannya sering terjadi interaksi dan komunikasi sehingga menyebabkan dua jenis
atau lebih kebudayaan bisa saling berpengaruh dan akhirnya tidak bisa dihindari terjadi
perpaduan di antara keduanya. Misalnya kebudayaan Indonesia dipengaruhi oleh kebudayaan
Islam yang dibawa oleh orang-orang Timur Tengah (Arab) atau oleh bangsa Cina dan bangsa
India. Jelas pengaruhnya begitu kentara pada masyarakat di Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki berbagai aneka ragam etnik (suku bangsa) dengan
kepemilikan budaya yang juga beragam. Namun secara khusus masing-masing daerah
tersebut memiliki budayanya sendiri-sendiri. Dalam istilah yang popular yaitu “kearifan
lokal” dan “cultural identity” (Rosidi, 2011: 33). Dikenal pula dengan sebutan atau istilah
“budaya daerah” (Lutan, 2011: 70; Rosidi, 2004: 9). Konsep kebudayaan daerah
menunjukkan identitas suatu kebudayaan yang lahir, berkembang dan mapan di suatu wilayah
yang jelas batas-batasnya dalam konteks geografi dan didukung oleh suatu komunitas
tertentu. Kebudayaan daerah juga mengandung konotasi kebudayaan suku bangsa (etnis)
(Lutan, 2001: 70, 72).
Kearifan lokal dipandang penting untuk digali karena sebagai bahan dasar yang
tersimpan dalam budaya masyarakat/adat/daerah. Potensi ini perlu digali dan dapat
dikembangkan untuk menumbuhkan jati diri, keyakinan pada nilai-nilai budaya, sikap
toleransi, kemandirian dan tanggung jawab. Potensi kearifan lokal ini bisa berbentuk lisan,
tulisan, simbol, upacara adat ritual, pertunjukan, gambar, dan lain-lain yang disampaikan dan
dilakukan secara turun temurun. Nilai-nilai kearifan lokal dihawatirkan hilang atau
mengalami kepunahan apabila tidak digali dan diwariskan oleh suatu generasi kepada
generasi pelanjutnya. Sebagai salah satu contoh kemampuan anak Sekolah Dasar bahkan
siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam menggunakan bahasa Sunda di tataran
Pasundan dirasakan amat rendah, apalagi mengenal berbagai konsep yang bertalian dengan
“pepernian (parabot dapur), alat-alat kasenian Sunda, sisindiran, kaulinan, paribasa Sunda,
dll…….” Anak-anak hampir tidak mengenali konsep tersebut apalagi untuk memainkan atau
mempraktekannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno, democratia. Demos berarti rakyat,
kratos berarti pemerintahan. Penerapan demokrasi dalam kehidupan bernegara,
pertama kalinya ditemukan di negara kota (city state/polis/civitas) di kota Athena,
Yunani Kuno. Pada waktu itu, demokrasi yang dipraktekkan bersifat langsung (direct
democracy); artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik
dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan
prosedur mayoritas. Dianutnya sistem demokrasi bagi bangsa Indonesia dituangkan
dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yang menyatakan bahwa
“Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang berkedaulatan rakyat” dalam suatu
“Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia”. Sistem demokrasi di
Indonesia dibagi menjadi 6 (enam) periode demokrasi, yaitu demokrasi di era
revolusi nasional (1945-1949), demokrasi di era liberal (1950-1959), demokrasi di era
terpimpin (1959-1965), demokrasi di era orde baru (1966-1998), demokrasi di era
reformasi (1999-2009) dan demokrasi di era orde reformasi (2009-sekarang).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
5c38de8a798f624eab38b1fe6f7e97ff.pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/DEMOKRASI%20INDONESIA.pdf
https://jurnal.unsur.ac.id/jpphk/article/view/389/292