Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MKU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI”
Dosen Ampu : Dr. Dewi Sulistianingsih, S.H., M.H.

Disusun guna memenuhi tugas MKU Pendidikan Kewarganegaraan


Oleh :
1. Arrum Prabawati (7101419080)
2. Windi Puji Astuti (7101419116)
3. Angga Setiawan (7101419152)
4. Rizka Dwi Cahyani (7101419153)
5. Kartikasari Eka Putri (7101419167)
6. Rio Bangkit Pratama (7111420211)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi penjelasan mengenai Demokrasi dan pelaksanaannya di Indonesia, yang disusun
guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari penggunaan bahasa
dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Semarang, 11 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
2.1 Sejarah dan Latar Belakang Demokrasi di Indonesia....................................... 2
2.2 Ciri-Ciri dan Prinsip Sistem Demokrasi........................................................... 2
2.3 Pilar Demokrasi di Indonesia............................................................................ 3
2.4 Sistem Demokrasi di Indonesia dari Masa ke Masa......................................... 4
2.5 Implementasi Demokrasi di Indonesia Saat Ini................................................ 6
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 8
3.2 Saran................................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi merupakan salah satu bentuk sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara yang dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu
dari sepuluh pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi tiga kekuasaan negara
(eksekutif, yudikatif, legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Dalam sistem pemerintahan ini, semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan supremasi hukum di negaranya sendiri. Demokrasi mencakup berbagai lingkup, dalam hal
ini sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas
dan setara.
Belakangan ini, sistem pemerintahan Demokrasi yang terjadi di indonesia selalu mengalami
pergolakan. Banyak masyarakat yang mengeluhkan sistem pemerintahan ini karena masih banyak dari
mereka yang tidak merasakan arti demokrasi yang sesungguhnya. Padahal, demokrasi di Indonesia
dipandang memang perlu dan nampaknya sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Demokrasi dan bagaimana sejarah demokrasi?
2. Bagaimana latar belakang munculnya Demokrasi di Indonesia?
3. Apa ciri-ciri dan prinsip Demokrasi?
4. Bagaimana sistem Demokrasi di Indonesia dari masa ke masa?
5. Bagaimana impelementasi Demokrasi di Indonesia saat ini?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah demokrasi
2. Untuk mengetahui latar belakang munculnya demokrasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan prinsip demokrasi
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem demokrasi di Indonesia dari masa ke masa
5. Untuk mengetahui impelementasi sistem demokrasi di Indonesia saat ini

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Latar Belakang Demokrasi di Indonesia

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “kratos”
yang berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, yang
mana rakyat memegang kedaulatan tertinggi dalam suatu negara. Rakyat ikut serta dalam penambilan
keputusan yang dilakukan oleh negara dan negara memiliki kewajiban untuk mengambil keputusan
yang memihak kepada rakyat. Abraham Lincoln menyatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan
“dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.”
Demokrasi sudah muncul sejak abad ke-2 sebelum masehi. Ketika itu, demokrasi dijalankan oleh
kota Athena di Yunani. Kota itu menjalankan pemerintahan langsung oleh rakyat. Kota Athena
menjalankan demokrasi langsung dan memiliki dua karakteristik utama, yaitu memilih acak warga
negara untuk mengisi posisi di pemerintahan dan kekuasaan legislatif terdiri dari semua warga Athena.
Semua warga Athena memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat di pemerintahan sehingga tercipta
hukum yang selarasa di kota Athena.
Sementara di Indonesia, kemunculan sistem pemerintahan demokrasi pada awalnya berasal pada
prinsip ideologi yang semula ingin berhaluan komunis namun ditentang oleh para tokoh pahlawan lain
karena dianggap tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa indonesia pada saat itu. Di Indonesia
sendiri, pergerakan nasional sejatinya mencita-citakan pembentukan negara yang demokratis, yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan untuk membentuk masyarakat madani.
Maka pada saat awal mula kepemimpinan Presiden Soekarno, diputuskanlah sistem pemerintahan yang
berlaku di Indonesia adalah sistem pemerintahan demokrasi.
Dalam proses perjalannya, sistem pemerintahan demokrasi ini tentu tidak berjalan dengan mulus.
Banyak sekali pergolakan-pergolakan yang terjadi di Indonesia ketika menerapkan sistem
pemerintahan ini. sehingga dalam perjalanannya, sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia sempat
berganti sistem pemerintahan demokrasi sebelum menjadi sistem pemerintahan demokrasi yang seperti
sekarang ini.

2.2 Ciri-Ciri dan Prinsip Sistem Demokrasi

Adapun ciri-ciri pokok sistem demokrasi menurut Syahrial Sarbini (2006 : 122) antara lain :
1. Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat
2. Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan bersama lebih penting
daripada kepentingan individu atau golongan.
3. Kekuasaan merupakan amanah rakyat, segala sesuatu yang dijalankan pemerintahan adalah untuk
kepentingan rakyat.

2
4. Kedaulatan ada di tangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai kedudukan penting dalam
sistem kekuasaan negara.
Dalam hal ini berarti sistem pemerintahan demokrasi memiliki beberapa ciri yang lebih
mengedepankan sikap untuk menerima orang lain, terbuka terhadap pengalaman dan ide-ide baru,
bertanggung jawab, waspada terhadap kekuasaan, bisa toleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang
ada, dan bisa menaruh kepercayaan terhadap lingkungan.
Salah satu pilar demokrasi adalah trias politica, yaitu membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif, dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling
lepas (independen) dan berada dalam peringkat yan sejajar satu sama lain. Ketiga lembaga
pemerintahan tersebut adalah lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan
melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan
kekuasaan yudikatif, dan lembaga perwakilan rakyat yang memiliki kewenangan menjalankan
kekuasaan legislatif. Selain itu, sistem pemerintahan demokrasi juga memiliki prinsip dalam
pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut :
1. Kedaulatan di tangan rakyat
2. Pengakuan dan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
3. Pemerintahan berdasarkan hukum (konstitusi)
4. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
5. Pengambilan keputusan atas musyawarah mufakat
6. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik
7. Pemilihan umum yang demokratis

2.3 Pilar Demokrasi di Indonesia

Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sanusi (2006) menyebutkan ada sepuluh
pilar demokrasi yang dipesankan oleh para pembentuk negara sebagaimana diletakkan di dalam UUD
1945 sebagai berikut :

1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Demokrasi dengan kecerdasan
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
4. Demokrasi dengan rule of law
5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
7. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
8. Demokrasi dengan otonomi daerah
9. Demokrasi dengan kemakmuran
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial

3
2.4 Sistem Demokrasi di Indonesia dari Masa ke Masa

Di Indonesia, pelaksanaan sistem pemerintahan demokrasi ini terbagi menjadi beberapa periode,
yaitu :

1. Masa Republik Indonesia I ( 1945 – 1959 )

Sistem pemerintahan demokrasi yang digunakan pada masa ini adalah demokrasi parlementer
(liberal). Sistem pemerintahan ini diberlakukan karena pada masa ini merupakan kejayaan
parlemen dalam sejarah politik di Indonesia. Demokrasi parlementer mulai berlaku satu bulan
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
1950. Undang-Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem perlementer dimana badan
eksekutif yang terdiri atas presiden sebagai Kepala Negara dan menteri-menterinya mempunyai
tanggung jawab politik.
Namun, dalam pelaksanaannya, kehidupan politik dan pemerintahan tidak berjalan dengan
baik dan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat dijalankan dengan
baik dan berkesinambungan. Persatuan masyarakat indonesia melemah dan tidak dapat dibina
menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif setelah kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya
demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk di dominasi oleh partai-partai politik dan
Dewan Perwakilan Rakyat. Disamping itu, ternyata ada beberapa kekuatan sosial dan politik yang
tidak mendapat saluran dan tempat yang realistis dalam kehidupan berpolitiknya, padahal hal itu
merupakan kekuatan yang sangat penting saat itu. Faktor-faktor semacam inilah yang mendorong
Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli yang menentukan
berlakuny kembali Undang-Undang Dasar 1945 dan menandakan berakhirnya sistem
pemerintahan demokrasi parlementer di Indonesia.

2. Masa Republik Indonesia II ( 1959 – 1965 )

Adanya demokrasi terpimpin ini berawal dari ketidaksenangan Presiden Soekarno terhadap
partai-partai politik yang dinilai lebih mengedepankan kepentingan partai dan ideologinya masing-
masing, serta kurang memperhatikan kepentingan yang lebih luas. Sistem demokrasi yang
digunakan pada masa ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Dominasi presiden
2. Terbatasnya peran partai poolitik
3. Berkembangnya pengaruh komunis
4. Meluasnya peran ABRI sebagai unsur sosial-politik

Ternyata dalam praktiknya, demokrasi terpimpin ini mengalami penyimpangan dari prinsip-
prinsip negara demokrasi, diantaranya penyelewengan di bidang perundang-undangan yang mana
berbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden yang memakai Dekrit 5

4
Juli sebagai sumber hukum. Kemudian didirikn badan-badan ekstra konstitusional seperti Front
Nasional yang ternyata dipakai oleh pihakk komunis sebagai arena kegiatan mereka. partai politik
dan pers banyak yang ditutup dan dibatasi pergerakannya, dan puncaknya adalah peristiwa G
30S/PKI yang menandakan bubarnya sistem pemerintahan ini.

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965 – 1998 )

Sistem demokrasi pada masa ini dikenal dengan Demokrasi Pancasila pada era Orde Baru.
Latar belakang terjadinya sistem pemerintahan ini karena adanya berbagai penyimpangan dan
permasalahan yang terjadi pada masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin. Landasan
formal dari periode ini adalah pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, serta ketetapan-ketetapan
MPRS. Pada periode ini menunjukkan peranan presiden yang semakin besar, karena pemusatan
kekuasaan berada di tangan presiden yang saat itu sudah berganti kepemimpinan. Presiden
Soeharto yang saat itu menjadi Kepala Negara menjelma sebagai tokoh yang paling dominan
dalam sistem politik Indonesia, tidak saja karena jabatannya sebagai Presiden dalam sistem
presidensial, tetapi juga karena pengaruhnya yang dominan dalam elit politik Indonesia.
Keberhasilannya dalam memimpin penumpasan G 30S/PKI dan kemudian membubarkan
PKI dengan menggunakan Surat Perintah 11 Maret (Super Semar) memberikan peluang yang
besar baginya untuk menjadi tokoh yang paling berpengruh di Indonesia dan menggantikan
Soekarno pada saat itu. Pada periode ini, pembangunan di Indonesia sangat baik karena
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan swasembada beras pada pertengahan dasawarsa
1980-an. Namun, seiring dengan keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut, ternyata banyak
sekali pergolakan yang terjadi pada masa ini. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme juga berkembang
pesat.
Dalam bidang politik, dominasi Soeharto membuatnya menjadi penguasa mutlak, karena
tidak ada satu lembaga pun yang dapat menjadi penguasa negara selama enam kali pelaksanaan
Pemilihan Umum, sehingga tidak ada yang bisa menggugatnya untuk melakukan penyimpangan
kekuasaan. Akibatnya, sistem demokrasi yang seharusnya berjalan sesuai dengan pribadi bangsa
Indonesia, tidak berhasil diterapkan. Dan puncaknya adalah ketika terjadi kerusuhan pada tahun
1998 yang mengakibatkan negara mengalami krisis moneter yang sangat berdampak bagi
kelangsungan Indonesia.

4. Masa Republik Indonesia IV ( 1998 – Sekarang )

Setelah kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 yang dilatar belakangi oleh semakin
menguatnya kelompok-kelompok yang menentang Presiden Soeharto, terutama kelompok yang
didominasi oleh Mahasiswa dan Pemuda. Pada masa ini dikenal juga dengan Masa Reformasi.
Dimana para pemuda dan mahasiswa menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya
dan mengembalikan sistem pemerintahan Indonesia ke jalan yang benar.

5
Pada periode ini, indonesia memasuki babak baru dalam sistem pelaksanaan demokrasi. Jika
masa sebelumnya demokrasi di Indonesia diwarnai oleh kekuasaan presiden yang sangat dominan,
pada era ini ada beberapa hal yang diterapkan oleh Presiden pengganti Soeharto, yaitu B.J. Habibie,
diantaranya :

1. Sistem Pemilihan Umum yang lebih demokratis


2. Partai politik lebih mandiri
3. Kebebasan berpendapat dan media pers
4. Lembaga demokrasi yang lebih berfungsi
5. Konsep trias politica yang masing-maisng bersifat otonom penuh.

Selain itu, langkah terobosan yang dilakukan pada periode ini untuk melakukan perubahan
sistem pemerintahannya adalah melakukan amandemen pada UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR
hasil pemilu 1999 serta pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung pada
tahun 2004. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, menandakan sistem demokrasi
Indonesia telah mempunyai dasar yang kuat untuk lebih berkembang.

2.5 Implementasi Demokrasi di Indonesia saat ini

Demokrasi di Indonesia dari masa ke masa sudah beberapa kali mengalami pergantian, dan saat
ini sudah megalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan dibebaskan
menyelenggarakan kebebasan pers, kekebasan masyarakat dalam berkeyakinan, berbicara, berkumpul,
mengeluarkan pendapat, mengkritik bahkan mengasawi jalannya pemerintahan. Praktik demokrasi
pada saat ini dapat dilihat sebagai gaya hidup serta tatanan bermasyarakat. Suatu masyarakat yang
demokratis mempunyai nilai-nilai, yakni menyelesaikan permasalahan dengan damai dan secara
melembaga, menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur, menekan terjadinya
kekerasan, serta mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman. Bangsa Indonesia tentu
menginginkan perkembangan sistem pemerintahan ini yang semakin baik ke depannya. Meski begitu,
bukan berarti demokrasi di Indonesia saat ini sudah berjalan sempurna. Masih banyak persoalan yang
muncul terhadap pemerintah yang belum sepenuhnya bisa menjamin kebebasan warga negaranya.
Seperti meningkatnya angka pengangguran, bertambahnya kemacetan di jalan, semakin parahnya banjir
yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, dan masalah utama dalam pemerintahan, yaitu korupsi.

Demokrasi adalah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis yang terkait erat
dengan perubahan. Jika suatu negara mampu menerapkan kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan
dengan sempurna, maka negara tersebut adalah negara yang sukses menjalankan sistem pemerintahan
demokrasi ini. Sebaliknya, jika suatu negara itu gagal menggunakan sistem pemerintahan demokrasi,
maka negara tersebut tidak layak disebut sebagai negara demokrasi.

Belakangan ini demokrasi Indonsia di uji oleh wabah virus COVID-19 yang tidak hanya
menimpa Indonesia saja, tetapi juga seluruh negara di dunia. Tingkat penularan yang begitu pesat

6
membuat pemerintah kembali menerapkan negara pengawasan yang cenderung otoriter. Pandemi ini
tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga berpotensi membahayakan demokrasi. Beberapa negara
menerapkan tindakan yang sangat eksesif dengan alasan memutus rantai penyebaran. Kemudian terjadi
abnormalitas dalam demokrasi. Masyarakat di masa krisis tidak lagi mengkhawatirkan diskriminasi,
pembatasan sosial dan kekerasan oeh aparat, bahkan melanggar norma demokrasi secara legal. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya demi bertahan hidup di masa sulit seperti ini. secara
interaksi, covid-19 juga memaksa kita untuk merubah komunikasi kita yang semula dilakukan secara
langsung menjadi virtual. Kebebasan masyarakat untuk berkumpul dengan orang lain, mengemukakan
pendapat di forum-forum diskusi atau organisasi dibatasi, membuat demokrasi ini harus dijalankan
dengan sistem digitalisasi. Kondisi seperti ini membuat sejumlah pihak merasa khawatir. Dalam hal
pemilihan umum, kekhawatiran sejumlah pihak akan adanya influencer dan buzzer sudah seringkali
terjadi. Untuk itu, sebagai warga negara yang baik, kita harus bisa mengambil sikap yang sudah
sewajarnya kita lakukan. Selektif dalam menerima dan memilah informasi yang kita peroleh agar dapat
terhindar dari informasi yang memiliki unsur negatif atau hoax.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demokrasi merupakan salah satu bentuk sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara yang dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu
dari sepuluh pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi tiga kekuasaan negara
(eksekutif, yudikatif, legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Dalam sistem pemerintahan ini, semua warga
negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Dalam pelaksanaannya di Indonesia, sistem pemerintahan demokrasi sudah mengalami beberapa
kali pergantian. Setidaknya ada empat kali pergantian sistem pemerintahan demokrasi yang
diberlakukan di Indonesia, mulai dari demokrasi perlementer (liberal), demokrasi terpimpin, demokrasi
pancasila masa Order Baru, dan demokrasi pancasila masa Reformasi yang sampai saat ini masih kita
gunakan.
Tentunya dalam pelaksanaan sistem pemerintahan, tidak selalu berjalan dengan apa yang kita
harapkan. Ada berbagai macam persoalan yang dialami Indonesia saat menganut sistem pemerintahan
demokrasi ini. pergolakan-pergolakan yang terjadi di Indonesia itulah yang membuat sistem
pemerintahan di Indonesia mengalami pergantian.
Namun, saat ini sistem demokrasi sudah mulai menujukkan sifatnya dan seiring berjalannya
waktu, sistem pemerintahan demokrasi yang digunakan Indonesia mengalami peningkatan. Hal itu
dibuktikan dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan
umum, media pers yang semakin hari semakin berkembang pesat dan sistem pemerintahan yang
semakin memperjelas fungsi dari setiap elemen nya.

3.2 Saran
Demokrasi bukan hanya merupakan sistem pemerintahan, tetapi demokrasi adalah sebuah proses
yang akan terus menerus menjadi gagasan dinamis yang terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu,
sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, sudah seharusnya kita yang menjadi
warga negara Indonesia juga bisa mengambil sikap yang positif, selain itu juga kita harus menjaga,
memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada sebelumnya demi
terbentuknya suatu sistem demokrasi yang utuh dalam wadah pemerintahan negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai