Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang Munculnya Demokrasi

Demokrasi dalam sejarah peradaban muncul sejak jaman Yunani Kuno dimana rakyat memandang
kediktatoran sebagai bentuk pemerintahan terburuk. Capaian praktis dari pemikiran demokrasi Yunani
adalah munculnya “negara kota” dengan Polis sebagai bentuk demokrasi pertama. Demokrasi berasal
dari taka tain yaitu demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan).

Peradaban Yunani menunjukkan bahwa masyarakat Yunani dipecah menjadi kota-negara bagian yang
kecil-kecil (tidak lebih dari 10.000 warga). Setiap orang menyuarakan pendapatnya atas persoalan-
persoalan pemerintahan. Istilah demokrasi sendiri pertama kali di kemukakan pada pertengahan abad 5
M di Athena.

Namun, demokrasi di Yunani sempat menghilang. Baru setelah ratusan bahkan ribuan tahun kemudian
paham demokrasi muncul kembali. Tapatnya di Perancis saat terjadi revolosi Perancis. Ia adalah Baron
de La Brède et de Montesquieu (lahir 18 Januari 1689 – meninggal 10 Februari 1755) yang lebih dikenal
dengan Montesquieu. Montesquieu terkenal dengan teorinya mengenai pemisahan kekuasaan yaitu
Trias Politika dimana kekuasaan dibagi menjadi Legeslatif, Eksekutif dan Yudikatif. Ia juga yang
mempopulerkan istilah “feodalisme” dan kekaisaran Bizantium”.

Peristiwa diserangnya Penjara Bastille memulai runtuhnya kerajaan dan masyarakat meruntuhkan
kerajaan tersebut, melakukan rapat besar untuk membuat suatu bentuk dari pemerintahan yang
berbeda dari Kerajaan mereka mengatakan bahwa setiap orang berhak menjadi pemimpin tidak hanya
para keluarga Raja. Ide yang sangat bagus dan enak ditelinga membuat masyarakat mendapatkan
angan-angan bahwa suatu saat mereka dapat mempunyai kesempatan menjadi penguasa layaknya raja.
Akhirnya semua lapisan masyarakat menyutujuinya dan Memilih orang-orang yang dapat berperan
dalam tiga unsur demokrasi tersebut.

Perjuangan demokrasi di Perancis sendiri juga tidak mudah karena raja tidak ingin menyerahkan
kekuasaannya begitu saja. Walau demikian perubahan di Perancis ini telah mempengaruhi banyak
Negara tetangganya. Hingga muncullah sistem Monarki Parlementari di Inggris, German, Italia, dan
Eropa barat.

Setelah revolosi Perancis, krisis akibat perebutan kekuasaan masih terus berlangsung. Pada akhirnya
perancis kembali dengan system monarki dengan Napoleon Bonaparte sebagai kaisarnya.

Kegagalan demokrasi di Perancis ternyata tidak menyurutkan keinginan sebagian besar masyarakat di
Eropa untuk menjadikan demokrasi sebagai sistem yang berkeadilan. Setidaknya mereka ingin terbebas
dari tirani gereja dan pemerintah negaranya. Dengan ditemukannya benua Amerika, di mana di benua
tersebut tidak ada kekuasaan kaisar dan penduduk aslinyapun peradabannya dianggap masih primitive,
maka masyarakat Eropa yang ingin mendapatkan kebebasan berbondong-bondong ke Amerika untuk
membangun negara baru dengan dasar kebebasan. Perancis kemudian menghadiahkan patung Liberty
(kebebasan) yang dibangun di New York sebagai simbol penyambutan kepada para pencari kebebasan.
Konsep demokrasi memang sedikit sulit untuk dipahami karena banyak memiliki kesamaan makna yaitu
variatif, evolotif dan dinamis. Untuk itu tidak begitu mudah membuat definisi yang baku tentang
demokrasi. Banyak Negara yang mengklaim bahwa negaranya merupakan negara demokrasi, walaupun
nilai-nilai demokrasi dalam pemerintahannya banyak yang dilanggar.

Demokrasi diakui banyak orang dan negara sebagai system nilai kemanusiaan yang paling menjanjikan
masa depan umat manusia di dunia. Abraham Lincoln adalah presiden Amerika Serikat pertama yang
pernah mengatakan, bahwa demokrasi adalah memerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Anda mungkin juga menyukai