Anda di halaman 1dari 40

Pengertian Ciliata

Istilah “ciliata” berasal dari bahasa Latin cilia yang berarti


“rambut kecil”. Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat
gerak berupa rambut getar (silia). Rambut getar inilah yang
menjadi ciri khas Ciliata dan berfungsi sebagai alat gerak
serta untuk mencari makan. Ciliata merupakan organisme
bersel tunggal (uniseluler) dengan bentuk tetap atau tidak
berubah.
Terdapat sekitar 8.000 jenis Ciliata yang bergerak dengan
cilia (rambut getar) ini dan kebanyakan hidup di perairan air
tawar. Ciliata dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
distribusi silia, yaitu silia pada sebagian sel saja dan silia
yang menyelimuti seluruh bagian sel. Makanan Ciliata
adalahbakteri dan ganggang mikroskopis. Ciliata
memperoleh makanannya dengan cara menggerakkan silia
sampai menimbulkan efek pusaran air sehingga makanan
masuk ke pusaran air tersebut.

Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi


termasuk cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut
pendek di luar tubuhnya. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, cilia atau silia ini ada yang menutupi seluruh
permukaan tubuh atau hanya terlokalisasi pada bagian
tubuh tertentu. Pada genus Paramaecium, cilia menutupi
seluruh permukaan tubuh.
Sistem koordinasi yang baik pada rambut getar,
menyebabkan Ciliata dapat bergerak dengan cepat,
sekitar satu milimeter per detiknya. Walaupun hanya bersel
tunggal (uniseluler), Paramaecium dapat merespon
lingkungan sekitar dengan baik. Jika bertemu dengan bahan
kimia berbahaya atau panghalang, sel secara cepat akan
mundur dengan gerakan silia menuju arah yang berbeda.

Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata,


termasuk Paramaecium dan Didinium, mampu membuat
mangsa mereka tidak bergerak dengan melepaskan jarum-
jarum yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh
mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dalam struktur mirip
mulut dan dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu
berfungsi sebagai perut.

Ketika proses pencernaan makanan pada Ciliata telah


selesai, maka sisa-sisa hasil metabolisme akan dikeluarkan
melalui eksositosis. Di dalam tubuh Ciliata, air yang
berlebihan akan diakumulasikan di dalam vakuola yang
secara periodik (berkala) berkontraksi untuk
mengosongkan cairan melalui lubang yang disebut
dengan pori anal.

Ciri-Ciri Ciliata
Ciliata atau Ciliophora memiliki beberapa karakteristik atau
ciri-ciri yang membedakannya dengan ketiga jenis
Protozoa lainnya. Berikut ini penulis uraikan ciri-ciri Ciliata
secara umum.
■ Bergerak dengan silia atau rambut getar.
■ Merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler).
■ Memiliki bentuk tubuh tetap atau tidak berubah.
■ Bersifat heterotrof, artinya hidup dengan memangsa
organisme lain karena tidak dapat membuat makanannya
sendiri.
■ Umumnya berukuran mikroskopis, akan tetapi ada juga
spesies yang berukuran sampai dengan 3 mm sehingga
dapat diamati dengan mata telanjang.
■ Bentuk tubuh bermacam-macam, seperti bentuk oval,
sandal, lonceng, corong dan lain sebagainya.
■ Sebagian besar hidup di perairan seperti rawa, sawah, dan
tempat-tempat berair yang kaya akan zat organik.
■ Hidup secara bebas (soliter), parasit, ataupun bersimbiosis
di dalam usus vertebrata.
■ Memiliki vakuola kontraktil yang berfungsi untuk
mengatur tekanan osmosis sel (osmoregulasi).
■ Memiliki dua macam nukleus (inti) di dalam satu sel,
yaitu makronukleus yang berperan dalam metabolisme dan
reproduksi aseksual (vegetatif), dan mikronukleus yang
berperan dalam reproduksi seksual (generatif).

Klasifikasi Ciliata

Berdasarkan distribusi atau pola persebaran silia (rambut


getar), maka Ciliata dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu Ciliata dengan silia yang tersebar merata di seluruh
permukaan tubuh (ex. Coleps, Bursaria, Paramaecium,
Stentor, Calpoda dan Prorodon) dan Ciliata dengan silia yang
terlokalisasi atau hanya terdapat di bagian-bagian tubuh
tertentu (ex. Acineto, Didinium, Stylonichia, dan Vorticela).
Supaya lebih jelas, silahkan kalian perhatikan gambar
berikut ini.
Sedangkan berdasarkan cara hidupnya, Ciliata dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu Holotricha, Suctoria,
Peritrichia, dan Spirotichia. Berikut ini penjelasan masing-
masing kelompok Ciliata tersebut.
■ Holotrichia, adalah kelompok Ciliata yang hidup dengan
berenang bebas, misalnya pada Paramaecium dan Didinium.
■ Suctoria, adalah kelompok Ciliata yang memiliki tentakel
dan biasanya hidup melekat pada substrat, misalnya
Vorticella.
■ Peritrichia, adalah kelompok Ciliata yang hidup berkoloni
dan biasanya berbentuk seperti bola atau oval,
misalnya Nyctoterus ovalis.
■ Spirotrichia, adalah kelompok Ciliata yang berbentuk
seperti terompet dan hidup menetap di air tawar yang
bergenang atau mengalir, misalnya Stentor dan Euplotes.
Cara Reproduksi Ciliata
Ciliata dapat berkembang biak melalui dua cara, yaitu secara
seksual (kawin) melalui konjugasi dan secara aseksual (tak
kawin) melalui pembelahan biner melintang. Konjugasi pada
Ciliata tidak menghasilkan sel anak yang baru, tetapi setelah
melakukan konjugasi, sel membelah menghasilkan empat sel
anak yang identik yang lebih mampu bertahan hidup
terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.

Pembelahan biner pada Ciliata dapat diamati ketika satu sel


membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8 dan
seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus
yang membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus.
Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi
penggantian membran plasma. Perlu kalian ketahui bahwa
masing-masing sel anak tersebut identik dan alat sel lainnya
mempunyai dua nukleus dan sitoplasma.

Contoh dan Peranan Ciliata dalam Kehidupan


Sama halnya dengan Rhizopoda, organisme-organisme yang
termasuk dalam kelas Ciliata juga memiliki berbagai
peranan penting bagi kehidupan manusia, baik yang bersifat
merugikan maupun yang menguntungkan. Lalu apa saja
peranan Ciliata ini? Berikut beberapa contoh organisme
Rhizopoda dan peranannya dalam kehidupan.
■ Balantidium coli merupakan Protozoa parasit yang hidup
di dalam usus manusia dan merupakan satu-satunya spesies
Siliata yang menyebabkan penyakit. Ciliata ini dapat
menyebabkan luka (inflamasi) yang disebut balantidiasis.
Balantidiasis adalah sejenis penyakit gangguan perut seperti
diare berdarah. Inang perantara penyakit ini adalah babi,
kemudian menular melalui makanan atau minuman yang
tercemar oleh kotoran babi yang mengandung Balantidium
coli.
■ Paramaecium sering disebut binatang sandal karena
bentuk selnya menyerupai sandal. Merupakan organisme sel
tunggal yang panjangnya biasanya kurang dari 0,25 mm.
Paramecium mempunyai dua nukleus, nukleus yang besar
disebut makronukleus dan dua buah nukleus yang kecil
disebut mikronukleus. Tanpa makronukleus Paramecium
tidak dapat hidup dan tanpa mikronukleus Paramecium
tidak dapat berkembang biak.

Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dengan


pembelahan binar. Kadang-kadang juga berkembang biak
secara seksual dengan konjugasi. Paramecium ditemukan
melimpah di genangan air tawar hampir di seluruh dunia.
Beberapa spesies Paramecium ditemukan hidup di
laut. Paramecium caudatum merupakan salah satu jenis
Paramecium air tawar yang banyak digunakan untuk
penelitian.
■ Nyctoterus ovalis adalah spesies Ciliata yang hidup parasit
di dalam usus kecoa.
■ Stentor adalah Ciliata yang berbentuk seperti terompet
dan menetap di suatu tempat.
■ Vorticella adalah Ciliata yang berbentuk seperti lonceng
bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang
dilengkapi cilia (rambut getar) di sekitar mulutnya.
■ Didinium merupakan Ciliata yang berperan sebagai
predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa
Paramaecium.
■ Stylonichia adalah Ciliata yang bentuknya seperti siput
atau oval, cilianya berkelompok yang disebut dengan cirri.
Stylonichia banyak ditemukan pada permukaan daun yang
terendam air

C. Struktur Ciliata
1. Bentuk badannya yaitu oval, biasanya berupa simetris,
kecuali ciliate primitif yang simetrinya radial
2. Badannya diselubungi oleh perikel yang disebut susunan
luar yang tersusun dari sitoplasma yang padat
3. Badannya diselimuti oleh silia, yakni silia somatik yang
menyelubungi seluruh tubuh utama
4. Tak memiliki susunan khusus untuk pertukaran udara,
serta sekresi
5. Memiliki dua jenis inti sel atau nukleus, yakni
makronukleus serta mikronukleus. Makronukleus yang
juga dimaksud dengan otak Ciliata berguna sebagai
vegetatif, sedang mikronukleus berperan sebagai
reproduksi serta genital
6. Mempunyai mulut atau sistoma yang terbuka dan menjadi
saluran yang pendek, pada ciliata primitif disebut dengan
sitofaring. Mulut ini terdapat diujung depan (anterior),
namun demikian pada umumnya siliata, bagian itu diganti
oleh sisi belakang (posterior)
Ada dua jenis mulut, yakni mulut membran berombak
yang menyatu dalam suatu barisan yang panjang. Serta
mulut membran yang berbentuk barisan pendek, adalah
pergabungan dari silia hingga menyatu membuat sebuah
piringan
Silia yang ada pada mulut Ciliata berfungsi untuk
mengedarkan serta mendorong makanan menuju ke
sitofaring
7. Memiliki mitokondria sebagai sumber untuk kekuatannya
melakukan gerak ataupun beraktivitas
8. Memiliki keronkongan yang dimaksud dengan sitofaring
gullet serta mempunyai food vacuole atau usus
9. Mempunyai vakuola kontraktil atau ginjal
10. Mempunyai otot atau dimaksud dengan myonemes
11. Mempunyai anus yang dimaksud dengan sitopige
Pengertian Ganggang/Alga, Ciri-Ciri, Klasifikasi,
Reproduksi, & Peranan| Secara umum, Pengertian
Ganggang (alga/algae) adalah protista yang bersifat
fotoautotrof yang dapat membuat makanannya sendiri
dengan cara fotositentis. Ganggang/Alga memiliki kloroplas
dengan mengandung klorofil atau plastida yang berisi
pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang (Alga) dapat dengan
mudah ditemukan di air tawar maupun air laut. Ada yang
hidup dengan menempel di suatu tempat atau melayang-
layang di air.

Ganggang (Alga) merupakan protista mirip tumbuhan.


Ganggang menimbulkan air sawah, air kolam, air danaum,
atau akuarium tampak berwarna hijau. Namun, masyarakat
menyangka bahwa ganggang adalah lumut. Padahal
ganggang berbeda dengan lumut. Lumut tidak terendam di
air, sedangkan ganggang hidup dalam air. Jika di pegang,
lumut akan terasa seperti beludru dan lebih kering,
sedangkan ganggang akan terasa basah, licin atau berlendir.
Di laut, ganggang mudah ditemukan, dan biasanya
terdampar di pantai, berbentuk menyerupai tumbuhan yang
berwarna-warni (hijau, kuning, merah atau cokelat).
Biasanya orang awam menyebutnya dengan rumput laut.
Ciri-Ciri Ganggang (Alga)
Ganggang (alga) memiliki karakteristik/ciri-ciri umum
antara lain sebagai berikut...
 Organisme eukariotik
 Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
 Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya,
 Mempunyai pirenoid
 Menyimpan cadangan makanan
 Bersifat uniseluler/multiseluler
 Memiliki dinding sel/tidak
 Soliter/berkoloni
 Bergerak/tidak bergerak
 Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah
diri/fragmentasi/spora vegetatif, dan seksual yaitu
konjugasi/singami/anisogami.
 Metagenesis atau tidak
 Hidup dengan bebas atau bersimbiosis dengan jamur
membentuk lichen
 Tubuh Ganggang (Alga) tidak dapat dibedakan antara
akar, batang, dan daun. Tubuh berupa talus, sehingga
termasuk dalam golongan thalophyta
 Habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut,
tempat lembab. Menempel di bebatuan (epilitik),
tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada
tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel tubuh hewan
(epizoik).
Klasifikasi Ganggang (Alga) Beserta Ciri-Cirinya
Ganggang (Alga) diklasifikasikan berdasarkan pigmen
dominan, yang dibedakan menjadi enam filum antara lain
sebagai berikut...

1. Euglenoid (Euglenophyta) (Alga Hijau Terang)


Euglenoid berasal dari bahasa Yunani dari kata eu yang
berarti sejati, dan gleen yang berarti mata. Euglenoid adalah
ganggang (alga) uniseluler dengan bintik mata yang
berwarna merah (stigma), dan tidak berdinding sel, memiliki
flagela, dan dapat bergerak aktif seperti hewan, tetapi
berklorofil dan berfotosintetis seperti tumbuhan. Saat ini
teridentifikasi terdapat sekitar 1.000 spesies Euglenoid.
salah satu speises yang terkenal Euglenoid adalah euglena
viridis. Dengan menggunakan mikroskop cahaya, Euglena
viridis tampak berwarna hijau. Klorofil tersimpan dalam
kloroplas yang berbentuk oval.
Ciri-Ciri Euglenoid
 Bersifat uniseluler
 Memiliki bintik mata yang berwarna merah (stigma),
 Tidak berdinding sel,
 Mempunyai flagela,
 Dapat bergerak aktif (motil) mirip dengan hewan
 Memiliki klorofil a, b, dan berfotositentis mirip
tumbuhan. serta pigmen karoten.
 Habitat di air tawar, seperti air kolam, danau, sawah
dan banyak di parit-parit peternakan yang mengandung
kotoran hewan.
 Bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan
biner membujur.
 Pembelahan sel terjadi dalam keadaan tertentu.
2. Chrysophyta (Ganggang/Alga Keemasan atau
Ganggang Pirang)
Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani dari
kata Chrysos yang berarti emas. Chrysophyta (ganggang
keemasan/alga keemasan) adalah ganggang yang memiliki
pigmen dominan derivat yang berupa xantofil (kuning), dan
pigmen lainnya yaitu klorofil a, c, dan fukosantin (cokelat).
Chrysophyta bersifat uniseluler soliter, uniseluler koloni,
dan juga multiseluler. Ada Chrysophyta yang memiliki
flagela, dan ada juga tidak memiliki flagela, Chrysophyta
dengan berdinding sel mengandung hemiselulosa, pektin,
atau silika. Chrysophyta menyimpan cadangan makanan
dalam bentuk karbohidrat atau lemak. Habitatnya di air
tawar dan air laut. Chrysophyta hidup sebagai organisme
fotoautotrof. Namun sebagian spesies ada mampu menyerap
senyawa organik terlarut (miksotrofik) atau menelan
partikel makanan dan bakteri dengan menjulurkan
pseudopodianya.

Ciri-Ciri Chrysophyta (Ganggang/Alga Keemasan)


Berpigmen dominan derivat karoten berupa xantofil
(kuning) dan pigmen dengan klorofil a, c, dan fukosantin
(cokelat).
 Bersifat uniseluler soliter, uniseluler koloni, dan
multiseluler
 Berflagela dan tidak berflagela
 Berdinding sel dan mengandung hemiselulosa pektin,
atau silika.
 Menyimpan cadangan makanan bentuk karbohidrat
atau lemak
 Habitat di air tawar dan air laut.
 Hidup sebagai organisme fotoautotrof dan sebagian
menyerap senyawa organik terlaruk (miksotrofik)
 Kloroplas berukuran kecil dan berbentuk cakram atau
lembaran
Klasifikasi Chrysophyta
Chrysophyta dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu
Xanthophyceae, Chrysophyceae, dan Bacilloriophyceae.
antara lain sebagai berikut...
a. Xanthophyceae
Xanthophyceae berwarna hijau kekuningan karena
mempunya pigmen klorofil dan xantofil. Tubuhnya
multiseluler, berbentuk filamen bercabang, dan senositik
(sel memiliki banyak inti). Xanthophyceae bereproduksi
secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi secara
vegetatif terjadi dengan membentuk zoospora yang akan
tumbuh menjadi filamen baru. Sedangkan reproduksisecara
generatif adalah membentu anteridium dengan
menghasilkan spermatozoid dan oogonium yang
menghasilkan ovum. Jika terjadi fertilisasi, akan dihasilkan
zigospora selanjutnya tumbuh menjadi filamen baru.
Contohnya Vaucheria.
b. Chrysophyceae
Chrysophyceae berwarna cokelat keemasan mengandung
pigmen klorofil dan karoten. Cadangan makanan disimpan
dengan bentuk karbohidrat dan minyak. Tubuhnya terdiri
dari satu sel dan hidup secara soliter/koloni. Contohnya
ganggang Syanura yang hidup berkoloni,
sedangkan Mischococcus dan Ochoromonas hidup secara
soliter. Sel tubuhnya berbentuk mirip dengan bola dan
berflagela.
c. Bacillariophyceae (Diantomae atau diatom)
Bacillariophuceae berasal dari bahasa Yunani dari
kata bacillus yang artinya batang kecil
sedangkan phykos adalah alga. Bacillariophuceae adalah
ganggang uniseluler, berwarna kuning kecokelatan, dan
mempunyai dinding sel unik mirip gelas dari campuran
bahan organik dan silika.
Advertisement

3. Pyrrophyta (Dinoflagellata atau Ganggang Api)


Pyrrophyta berasal dari bahasa Yunani dari
kata pyrrhos yang artinya api atau ganggang api. Pyrrophyta
adalah alga uniseluler yang menyebabkan air laut tampak
bercahaya (berpendat) di malam hari karena sel-selnya
mengandung fosfor.Pyrrophyta disebut juga
dengan Dinoflagellata yang berasal dari kata Yunani dari
kata dinos yang berarti berputar dan flagel yang berarti
cambuk, karena memiliki flagela. Kecepatan dari
pertumbuhan populagi Pyrrophyta (ganggang api)
dipengaruhi oleh suhu, kadar garam dan nutrisi, serta
kedalaman air laut. Di musim tertentu, terjadi perputaran
arus dari bawah laut yang menimbulkan terangkatnya
nutrisi dari dasar laut ke permukaan. Hal ini menyebabkan
populasi Ganggang api (Pyrrophyta) melimpah (blooming)
dan timbul pasang merah (red tide) di laut.
Ciri-Ciri Pyrrophyta (Ganggang Api)
 Bersifat uniseluler
 Sel-sel yang mengandung fosfor.
 Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh suhu, kadar
garam, dan nutrisi serta kedalaman air laut.
 Tubuh primitif yang umumnya berbentuk ovoid tapi
asimietri
 Memiliki dua flagela, satu terletak di lekukan
longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut
dengan sulcus dan memanjang ke bagian posterior.
Sedangkan yang satunya ke arah transversial yang
ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum)
melingkari tubuh atau bentuk spiral di beberapa
belokan.
 Cadangan makanan berupa amium dalam sitoplasma
 Pada umumnya dinding sel mengandung selulosa
4. Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau)
Chlorophyta berasal dari bahasa Yunani dari
kata Chloros yaitu hijau. Chlorophyta (Ganggang hijau)
adalah ganggang yang berwarna hijau dengan pigmen
dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan
karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil
b adalah jenis klorofil yang terdapat di tumbuhan dan tidak
dimiliki oleh ganggang lain, kecuali Chlorophyta dan
Euglenophyta. Chlorophyta memiliki dinding sel dari
selulosa. Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk
amilum, minya, dan protein.
Ciri-Ciri Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau)
 Berwarna hijau karena memiliki pigmen dominan
klorofil a dan klorofil b serta pigmen tambahan karoten
(kuning kemerahan) dan xantofil (kuning).
 Bersifat uniseluler atau berkoloni dan multiseluler.
 Chlorophyta Uniseluler memiliki flagela yang bergerak
aktif
 Chlorophyta multiseluler berbentuk benang lembaran
atau seperti tumbuhan tingkat tinggi.
 Bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara
seksual dengan membelah diri, menghasilkan zoospora,
dan fragmentasi, sedangkan reproduksi secara seksual
adalah dengan konjugasi dan peleburan gamet jantan
dengan gamet betina.
 Umumnya hidup secara fotoautotrof di air tawar.
 Sebagian jenis hidup di laut sebagai fitoplankton.
 Hidup di tanah yang lembab, salju, tembok basa atau
menempel di tubuh tumbuhan atau hewan.
 Hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme
eukarotik.
5. Phaeophyta (Ganggang/Alga Cokelat)
Phaeophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
kata phaios yang berarti cokelat. Phaeophyta adalah jenis
ganggang yang hidup di laut, berwarna cokelat karena
mengandung pigmen dominan fukosantin (cokelat) yang
menutup pigmen lainnya, yaitu klorofil a, klorofil c, dan
xantofil. Phaeophyta menyimpan cadangan makanan berupa
minyak lamianrin. Dinding selnya mengandung pektin dan
asam alginat. Phaophyta merupakan ganggang multiseluler
dengan bentuk benang atau talus yang mirip tumbuhan
tingkat tinggi. Mereka melekat di batuan dengan bantuan
holdfast atua mengapung karena memiliki alat pelampung
yang terdapat dekat blade.
Ciri-Ciri Phaeophyta (Ganggang Cokelat/Alga Cokelat)
 Ukuran talus mikroskopis sampai ke makroskopis.
 Berbentuk tegak, bercabang atau filamen tidak
bercabang
 Mempunyai kloroplas tunggal. Kloroplas berbentuk
lempengan diskoid (cakram) dan ada juga yang
berbentuk b enang
 Mempunya pirenoid dalam kloroplas. Pirenoid adalah
tempat menyimpan cadangan makanan.
 Lapisan dalam dinding sel tersusun dari lapisan
selulosa, sedangkan lapisan luar dari gumi. Bagian
antara dalam dinding sel dan bagian luar sel terdapat
algin (asam alginat)
 Memiliki jaringan transportasi air dan zat makanan
analog dengan jaringan transportasi tumbuhan darat
6. Rhodophyta (Ganggang Merah/Alga Merah)
Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani dari
kata rhodos yang berarti merah. Rhodophyta adalah
ganggang berwarna merah dengan pigmen dominan
fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (merah) dan fikosianin
((biru), serta pigmen lain yaitu klorofil a, klorofil d, dan
karoten. Pigme fikoerritrin dan fikosianin membantu
ganggang hidup di perairan dalam bentuk menangkap
glombang cahaya matahari yang tidak mampu ditangkap
oleh klorofil. Rhodophyta hidup di laut yang berwarna
merah kehitaman. Rhodophyta yang hidup di laut dengan
kedalaman sedang berwarna merah cerah. Sedangkan
Rhodophyta hidup laut dangkal berwarna merah kehijauan
karena fikoeritrin yang menutupi klorofil berjumlah lebih
sedikit.
Ciri-Ciri Rhodophyta (Ganggang Merah/Alga Merah)
 Umumnya bersifat multiseluler,
 Berbenuk benang atau lembaran
 Memiliki dinding sel yang mengandung selulosa dan
pektin dan ada juga yang mengandung zat kapur
(kalsium karbonat), seperti Corralina.
 Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk tepung
florid (bahan agar-agar)
 Reproduksi secara aseksual yaitu dengan fragmentasi
dan pembentukan aplanospora (spora diam) yang tida
berflagela. Sedangkan reproduksi seksual adalah
pembuahan sel telur oleh spermatium di dalam
karpogonium.
Reproduksi Ganggang/Alga
Ganggang (Alga) bereproduksi terdiri atas dua cara yakni
seksual dan aseksual. Reproduksisecara aseksual melalui
pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora.
Sedangkan secara seksual melalui isogami dan oogami
antara lain sebagai berikut...
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembelahan sel yang
menghasilkan dua sel anak yang masing-masing mejadi
individu baru. Umumnya reproduksi dengan sel terjadi pada
alga bersel tunggal. Alga berbentuk koloni tanpa filamen
atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi secara
fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah-pecah koloni
dengan beberapa bagian.

Selain dengan pembelahan sel dan fragmentasi, ganggang


(alga) juga bereproduksi dengan pembentukan zoospora.
Zoospora adalah sel tunggal yang diselubungi oleh selaput
dan bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan
satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon
individu baru.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi secara seksual melibatkan peleburan dua gamet
untuk membentuk zigot dan tumbuh menjadi individu baru.
Terdapat dua tipe reproduksi seksual yaitu dengan isogami
dan oogami.

Tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina akan


berukuran sama besar yang umumnya dapat bergerak. Jika
zigot hasil dari peleburan gamet betina dengan jantan
dengan mengalami dormansi. maka disebut dengan
zigospora

Sedangkan untuk tipe oogami, ukuran gamet jantan


berbedan dengan ukuran gamet betina. Gamet betina atau
telur berukuran besar dan tidak dapat bergerak, sedangkan
pada gamet jantan berukuran kecil dan mampu bergerak.
Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah namun
mengalami dormansi, maka hal ini disebut dengan oospora.
Peranan Ganggang/Alga
Ganggang/alga yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia antara lain sebagai berikut...
 Ganggang (alga) hijau merupakan sumber dari
fitoplanton yang difungsikan sebagai pakan ikan dan
hewan air lainnya
 Ganggang (alga) cokelat (Macrocrytis pyrifera)
mengandung yodium dengan mengandung Na, P, N dan
Ca yang dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan
ternak. Mengandung asam alginat, sebagai pengental
produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan
(Laminaria, Macrocytis, Acophylum, dan Fucus).
 Ganggang (alga) merah dimanfaatkan untuk makanan
suplemen kesehatan (Porphyra), sumber makanan
(Rhodymenia Palmata), pembuatan agar (Gellidium),
dan penghasil karagenan (pengental es krim).
 Dinding sel diatom mengandung zat kresik pada
ganggang keemasan yang berguna untuk industri,
misalnya bahan penggosok, penyaring, bahansa isolasi,
dan industri kaca
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang
membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada
umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan,
struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari
dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran
plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa.
Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati
ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir
dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta
atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ
penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda
dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan
mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa
dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita
AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
yang
cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat
organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme
yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar
jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat
makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul
sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana
yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan
zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup
di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang
hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan
aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan
spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan
biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler.
Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri
dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan
tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak
gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari
dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap
pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan
tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk
bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.
Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan
membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa
tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang
segera melakukan pembelahan meiosis.
4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak,
baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara
lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai
bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan
makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam
industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai
dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur
juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain
sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan
penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf’estan menyebabkan penyakit pada
daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia
pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada
manusia.

Klasifikasi Jamur
JAMUR DIBAGI MENJADI 6 DIVISI :
1 MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
• Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
• Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
– fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti
amuba, disebut plasmodium
– fase tubuh buah
• Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora
kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2 OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat,
bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
• Reproduksi:
– Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
darat dengan sporangium dan konidia.
– Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina
membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan,
serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada
kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler.
• Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
• Hifa tidak bersekat.
• Reproduksi:
– Vegetatif: dengan spora.
– Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh
menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4 ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi se lul er.
• Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti
banyak.
• Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang
bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
• Reproduksi:
– Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
– Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan
askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae:
sehari-hari dikenal sebagai ragi.
– berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
– mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2
dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila:
jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum
penghasil antibiotika penisilin.
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti
berguna untuk mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae
untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii
untuk membuat kecap
7. Aspergillus flavus
menghasilkan racun aflatoksin  hidup pada biji-bijian.
flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
8. Claviceps purpurea
hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5 BASIDIOMYCOTINA
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium
sebagai
badan penghasil spora.
• Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea :
jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
2. Auricularia polytricha :
jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
3. Exobasidium vexans :
parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh
atau
blister blight.
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides:
jamur beracun, habitat di daerah subtropis
5. Ustilago maydis :
jamur api, parasit pada jagung.
6. Puccinia graminis :
jamur karat, parasit pada gandum
6. DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna)
dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui
dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan
generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah
diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus
namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan
ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis)
disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya
:Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,
Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit
kurap.
MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan
tingkat tinggi, jamur yang dari Divisio Zygomycotina,
Ascomycotina dan Basidiomycotina.

LICHENES / LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur,
ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang
biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan
pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-
tempat yang ekstrim.
Contoh :
• Usnea dasypoga
• Parmelia acetabularis
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang
membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada
umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan,
struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari
dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran
plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa.
Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati
ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir
dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta
atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ
penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda
dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan
mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan,
jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa
dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita
AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
yang
cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat
organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme
yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar
jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat
makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul
sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana
yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan
zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup
di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang
hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.

3. Pertumbuhan dan Reproduksi


Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan
aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan
spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan
biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler.
Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri
dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan
tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak
gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari
dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap
pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan
tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk
bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.
Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan
membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa
tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang
segera melakukan pembelahan meiosis.
4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak,
baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara
lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai
bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan
makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam
industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai
dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur
juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain
sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan
penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf’estan menyebabkan penyakit pada
daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia
pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada
manusia.

Klasifikasi Jamur
JAMUR DIBAGI MENJADI 6 DIVISI :
1 MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
• Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
• Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
– fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti
amuba, disebut plasmodium
– fase tubuh buah
• Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora
kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2 OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat,
bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
• Reproduksi:
– Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
darat dengan sporangium dan konidia.
– Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina
membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan,
serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada
kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler.
• Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
• Hifa tidak bersekat.
• Reproduksi:
– Vegetatif: dengan spora.
– Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh
menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4 ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi se lul er.
• Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti
banyak.
• Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang
bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
• Reproduksi:
– Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
– Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan
askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae:
sehari-hari dikenal sebagai ragi.
– berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
– mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2
dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila:
jamur oncom.
3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum
penghasil antibiotika penisilin.
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti
berguna untuk mengharumkan keju.
5. Aspergillus oryzae
untuk membuat sake dan kecap.
6. Aspergillus wentii
untuk membuat kecap
7. Aspergillus flavus
menghasilkan racun aflatoksin  hidup pada biji-bijian.
flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
8. Claviceps purpurea
hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5 BASIDIOMYCOTINA
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium
sebagai
badan penghasil spora.
• Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea :
jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
2. Auricularia polytricha :
jamur kuping, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
3. Exobasidium vexans :
parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh
atau
blister blight.
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides:
jamur beracun, habitat di daerah subtropis
5. Ustilago maydis :
jamur api, parasit pada jagung.
6. Puccinia graminis :
jamur karat, parasit pada gandum
6. DEUTEROMYCOTIN
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna)
dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui
dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan
generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah
diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus
namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan
ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis)
disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya
:Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,
Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit
kurap.
MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan
tingkat tinggi, jamur yang dari Divisio Zygomycotina,
Ascomycotina dan Basidiomycotina.

LICHENES / LIKENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur,
ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang
biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan
pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-
tempat yang ekstrim.
Contoh :
• Usnea dasypoga
• Parmelia acetabularis

Anda mungkin juga menyukai