Anda di halaman 1dari 16

Laporan

Praktikkum pengamatan sel bawang merah, bawang putih ,


kentang, dan wortel

Dosen Pembimbing: Gustia Kusuma Wardani,SP., M.Si

Disusun oleh:

1. Alfi Oktaviana
2. Rawita Rabi'ul N
3. Attiyah Amalia Prasista
4. Isyak Dwi Putra
5. Thoriq Alwi
6. Febri Alsya Wahyudi
7. Firman

Prodi agribisnis
universitas islam kuantang Singingi
t.a 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan pengamatan sel bawang
merah, bawang putih , kentang, dan wortel” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain itu, laporan
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang enzim katalase di kehidupan sehari-hari bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Teluk Kuantan, 22 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………………….1
 A. Latar Belakang ……………………………………………………………………..1
 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….2
 C. Tujuan ……………………………………………………………………………...2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
………………………………………………………………...3
 A. Sel ………………………………………………………………………………….3
 B. Struktur Sel …………………………………………………………………………
4
 C. Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan
……………………………………………………..4
 D. Sel Hidup Dan Sel Tak Hidup………………………………………………………
7
 E. Berbagai Metoda Dalam Pengkajian Sel……………………………………………
7
 F. Bahan Objek………………………………………………………………………...8
BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………………………….9
 A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan……………………………………………………
9
 B. Alat Dan Bahan……………………………………………………………………..9
 C. Cara Kerja ………………………………………………………………………….9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………11
 A. Hasil
Pengamatan………………………………………………………………….11
 B.
Pembahasan………………………………………………………………………..12
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………..14

 A. Kesimpulan………………………………………………………………………..14

2
 B. Saran………………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Seluruh
organisme terdiri atas sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel merupakan kumpulan
materi sederhan yang dapat hidup. Selain itu terdapat beragam bentuk kehidupan yang
berwujud sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk
tumbuhan dan hewan bersifat multiseluler, tubuhnya merupakan kerjasama dari berbagai
jenis sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan lama jika masing masing berdiri sendiri.
Namun demikian, ketika sel ini disusun menjadi tingkat organisasi yang lebih tinggi,
seperti jaringan dan organ. Sel dapat dipisahkan menjadi unit dasar dari struktur dan
fungsi organisme. Setiap makhluk hidup tersusun atas satu sel (uniseluler). Ada juga
yang tersusun atas banyak sel (multiseluler) kehidupan pada tingkat seluler muncul dari
keteraturan struktural, yang memperkuat tema tentang sifat-sifat baru dan korelasi antara
struktur dan fungsi sel, terdapat ribuan jenis sel didalam tubuh yangsecara mikroskop
dapat dibedakan, namun semuanya memiliki ciri struktur yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.
Seldibagi dalam dua kompartemen utama, nukleus dan sitoplasma disekitarnya, yang
mudah dibedakan berdasarkan bentuk dan ciri pulasannya
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota

3
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk
hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Beberapa ahli telah
mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa
teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop
yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Adapun yang
melatarbelakangi pengenalan sel dilaksanakan agar kita semua dapat mempelajari dan
mengenali struktur sel, ukuran sel, dan bentuk. Serta dapat membedakan antara sel
hewan dan sel tumbuhan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum sel adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanacara menggunakan mikroskop yang baik dan tepat?
b. Bagaimana cara mengetahui ciri – ciri dan perbedaan sel tumbuhan dengan sel
hewan?
c. Bagaimana membedakan sel hidup dengan sel mati?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum sel adalah sebagai berikut:
a. Agar dapat menerapkan penggunaan mikroskop dengan baik dan tepat.
b. Agar dapat memahami ciri-ciri dan sekaligus juga membedakan sel tumbuhan dan
sel hewan mealui pengamatan secara langsung.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sel
Sel merupakan unit fungsional dan struktural terkecil dari makhluk hidup.
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian
muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali
penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel.
Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut :
1. Robert Hooke (1635-1703) Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di
bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang
dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip
sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882) Mereka mengamati sel-sel
jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap
tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel
yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan
terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap
hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan
juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan
terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya
menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.

5
3. Robert Brown Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan
tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang
kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui
bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat
penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye Pada tahun 1835, setelah mengamati
struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel,
kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
5. Max Schultze (1825-1874) Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-
dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup.

Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori
sel antara lain:

a. Sel merupakan unit struktural makhluk hidup


b. Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup
d. sel merupakan unit hereditas

B. Struktur Sel
Berdasarkan ada-tidaknya membran inti sel, sel dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik hanya ditemukan pada
kingdom Monera, yaitu bakteri. Sementara itu, empat kingdom lainnya (Protista, Fungi,
Plantae, dan Animalia) memiliki sel eukariotik.
Istilah prokariotik berasal dari bahasa Yunani. Pro artinya sebelum dan karyon
artinya biji atau inti, dalam hal ini mengacu pada membran inti. Sel prokariotik memiliki
materi genetik (DNA) yang terkonsentrasi di daerah yang disebut nukleoid. Namun,
daerah tersebut tidak memiliki membran pemisah dengan bagian dalam sel lainnya.
Istilah eukariotik berasal dari bahasa Yunani, eu artinya nyata dan karyon artinya
inti. Sel eukariotik memiliki inti sel (nukleus) nyata yang dibatasioleh membran inti.
Secara umum, sel eukariotik lebih kompleks dan lebih besar dibandingkan sel prokariotik.
Berikut ini tabel perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik :

No. Sel Prokariotik Sel Eukariotik

6
1.     1 Materi inti tidak memiliki Materi inti memiliki membrane
membran

2.    2 DNA berada di daerah DNA berada di dalam nukleolus


nukleoid

3.    3 Tidak memiliki organel, seperti Memiliki organel, seperti


mitokondria, badan Golgi, mitokondria, badan Golgi,
retikulum endoplasma dan retikulum endoplasma

C. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Sel-sel eukariotik terdapat pada semua hewan dan tumbuhan, tetapi ada sejumlah
perbedaan penting antara sel-sel dari organisme-organisme dalam kedua kingdom tersebut.
Sel-sel tumbuhan hampir selalu mengandung dinding sel ekstraseluler, yang terbuat dari
selulosa. Sel-sel hewan umumnya tidak mempunyai dinding sel. Dinding sel ditemukan
pula pada fungi dan bakteri, tetapi bukan terbuat dari selulosa. Plastid adalah ciri dari
kebanyakan sel tumbuhan, tetapi tidak ditemukan pada sel hewan. Vakuola merupakan ciri
yang cukup menonjol pada sel-sel tumbuhan, tetapi jauh lebih tidak penting atau bahkan
tidak ada sama sekali pada sel-sel hewan. Sentriol biasanya tidak ditemukan pada sel
tumbuhan, sedangkan sel hewan selalu memiliki sepasang sentriol yang terletak tepat di
luar nukleus. Tumbuhan sangat berbeda dari hewan dalam hal detil-detil spesifik dari
pembelahan sel (mitosis), walaupun ciri-ciri umum dari fungsi reproduktif tersebut mirip
dengan kedua kelompok organisme tersebut (Fried, 2005).

D. Sel Hidup dan Sel Tak Hidup


Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari
masing-masing sel tersebut. Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan penting
dalam metabolisme kehidupan dari makhluk hidup, hal itu di tandai dengan adanya
bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa
bahan ergastik. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam
proses kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding sel (Campbell, 2000).

E. Berbagai  Metoda dalam Pengkajian Sel

7
Sel selain berukuran kecil juga rumit dalam organisasinya, sehingga berbagai
kesulitan dihadapi para peneliti. Sebuah sel sulit diamati strukturnya, sulit diungkapkan
komposisi molekulnya dan lebih sulit lagi masih harus menjelaskan fungsi berbagai
komponennya. Begitu beranekaragamnya teknik-teknik percobaan yang telah
dikembangkan untuk mengkaji sel. Sebagian besar kemajuan dalam biologi sel termasuk
hal yang menarik dalam masa-massa mutakhir ini telah meloncat ke pengenalan
pengenalan pemakaian metode-metode baru, untuk dapat benar-benar memahami biologi
sel orang harus dapat mengerti sesuatu dari teknik-teknik percobaan (Subowo, 1995).
Sel hewan berasal dari hewan, pada umumnya berukuran diameter 10-20 m, atau
kira-kira seperlima kecil dari partikel yang terkecil yang masih dapat dilihat oleh mata
telanjang kita. Tindakan mengherankan ketika pada awal ditemukan mikroskop cahaya,
jaringan hewan atau tumbuhan-tumbuhan ditemukan sebagai kelompok sel-sel. Sel hewan
bukan hanya kecil tetapi juga tidak berwarna dan jernih. Akibatnya pengungkapan detil
struktur halus dan organela sel dimungkin-kan hanya dengan pengembangan berbagai
teknik penawaran yang dapat mem-berikan kontras pada struktur komponen sel agar dapat
dilihat (Subowo, 1995).

F. Bahan Objek
Dalam praktikkum ini kentang, bawang merah dan putih serta wortel yang akan
menjadi bahan objek.

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum pengamatan sel dilakukan pada hari selasa, 21 November 2022 di
Teluk Kuantan pada pukul 13.30-14.30 WIB.

B. Alat dan Bahan


a. Alat:
 Pipet
 Gelas ukur
 Mikroskop
 Cutter
 Gelas obyek
 Pinset
b. Bahan:
 Bawang merah
 Bawang putih
 Kentang

9
 Wortel
 Paramecium
 jamur tempe
 Styrofoam
 air

C. Cara Kerja
 Membelah bawang merah, bawang putih, kentang dan wortel menggunakan cutter
 Bawang merah yang didapat dari penyayatan diambil dengan pinset. Hasil
penyayatan tersebut kemudian direntangkan di atas gelas obyek dan ditetesi
dengan 1-2 tetes air sebelum ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x.
 Kentang diambil dengan menggunakan pinset setipis-tipisnya. Kemudian ditaruh di
atas gelas obyek dan di tetesi dengan air sebelum ditutup dengan gelas penutup.
Kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x.
 Paramecium didapatkan dari air kolam. Air kolam tersebut diteteskan pada gelas
obyek dan ditutup dengan gelas penutup. Kemudian amati gerakannya di atas
mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x.
 Jamur Tempe didapatkan dari jamur pada tempe dengan cara diambil dengan
pinset setipis-tipisnya, kemudian ditaruh di atas gelas obyek dan ditetesi air 1-2
tetes air sebelum ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x.
 Styrofoam didapatkan dengan cara diiris setipis-tipisnya kemudian di taruh di atas
gelas objek dengan menggunakan pinset. Tetesi air sebelum ditutup dengan gelas
penutup. Kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan
400x.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Bawang merah dengan perbesaran 100x

Bawang merah dengan perbesaran 400x

Kentang dengan perbesaran 100x

Kentang dengan perbesaran 400x

Wortel dengan perbesaran 100x

11
Wortel dengan perbesaran 400x

B. Pembahasan
Dari praktikum pengamatan sel yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa
objek atau bahan yaitu bawang merah, bawang putih, styrofoam, kentang, wortel, jamur
tempe, dan paramecium.
Pada sel bawang merah terlihat seperti balok yang di susun miring berwarna merah
muda. Hal ini di sebabkan karena baawang merah mengandung plastid yang menghasilkan
kloroplas. Di dalam sel bawang merah terdapat inti sel, sitoplasma, dan dinding sel. Sel
epidermisnya termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel dan
mempunyai cairan didalamnya dan aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran
cairan yang ada didalam sel epidermis bawang merah disebut mukleoplasma cairan tersebut
berfungsi untuk melindungi vakuola. Sel bawang merah merupakan sel tumbuhan.
Pada pengamatan sel kentang dapat terlihat butiran-butiran amilum yang terdapat
dalam suatu tempat yang disebut amiloplas. Saat kentang ditusuk-tusuk menyebabkan sel
lisis, sehingga amilum keluar dan dapat diamati di bawah mikroskop. Amilum disimpan di
amiloplas. Amiloplas sendiri merupakan bagian dari jenis plastisida yang disebut lekopas.
Lekopas merupakan plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai penyimpas makanan.
Selain terlihat amiloplas pada pengamatan sel gabus ini juga terlihat organel-organel lain
seperti dinding sel, hillus, lamela, dan inti sel.
Pengamatan pada sel jamur tempe terlihat adanya organel spora seperti sporangiofom,
sporangium, spora dan hifa. Hifa dan spora inilah yang dijadikan sebagai alat reproduksi.
Spora digunakan sebagai alat reproduksi vegetatif karena dapat menghasilkan sporangium.
Sedangkan hifa merupakan alat reproduksi generatif yaitu dengan cara konjugasi hifa (+)
dengan hifa (-) yang akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh sebagai
individu baru.
Pengamatan pada styrofoam, styrofoam merupakan suatu benda mati yang diamati
untuk membedakan dengan gabus paada tumbuhan. Pada styrofoam ini sel gabusnya hanya

12
ada ruang-ruang kosong. Bentuknya juga tidak sama, ada yang lonjong, pendek, agak bulat.
Pada pengamatan ini terlihat pada styrofoam terdapat dindig sel, membran sel dan sitoplasma.
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan yang bergerak menggunakan
cilia atau bulu getar. Seluruh tubuhnya atau sebagian ditutupi oleh cillia atau rambut getar
tersebut yang juga digunakan untuk mencari makanan .Paramecium tidak memiliki dinding
sel, akan tetapi memiliki satu makro nukleus dan satu atau beberapa mikro nukleus.
Paramecium bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan meintang. Paramecium
memiliki tubuh streamlineyang dapat digunakan untuk berenang. Habitat alami paramecium
adalah di sungai, air kolam, sawah.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan sel yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa
susunan sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan. Perbedaan yang paling menonjol antara
sel hewan dan sel tumbuhan adalah didinding selnya. Dimana sel hewan tidak memiliki
dinding sel akibatnya sel hewan cenderung memiliki bentuk yang tidak tetap / berubah-
ubah sedangkan sel tumbuhan mempunyai dinding sel sehingga sel tumbuhan mempunyai
bentuk yang tetap. Bentuk, ukuran serta struktur sel berbeda-beda dan masing-masing sel
mempunyai organel yang berbeda namun ada juga persamaannya. Sel sendiri merupakan
unit terkecil dari bagian tubuh makhluk hidup yang memiliki struktur dan fungsi penting.

B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan dapat lebih teliti dalam melakukan praktikum.
2. Asisten diharapkan selalu mengontrol praktikan karena praktikum ini sangat
membutuhkan pengarahan dalam menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.
3. Laboran sebaiknya selalu mengecek alat-alat laboratorium agar apabila dibutuhkan
untuk praktikum, akan selalu tersedia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Nail A. 2000. Biologi. Jakarta:Erlangga


George, H Friedd. 2011. Biologi. Jakarta : Erlangga
Rachmawati, Faidah, dkk. 2009. Biologi : untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Rizqi, Naila. 2012. Laporan praktikum biologi

15

Anda mungkin juga menyukai