Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

ENVIROMENTAL HEALTH LABORATORY (EHL)

MIKROSKOP

OLEH:

EVEN ELSANDRI WALI

201413251397

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2021

Lembar Persetujuan
Laporan

Environmental Health Laboratory

Mikroskop

Disusun oleh:

Even Wlsandri Wali

201413251397

Malang, 2021

Menyetujui untuk Diuji

Beni Hari Susanto, S.KL, M.KL


NDP. 2016.235

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


mikroskop pertama kali di temukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan berkebangsaan

belanda bernama Anrony van leenwenhoek yang memakai lensa sederhana berukuran

diameter 270mm . pada tahun 1880 telah di buat ( coupound microscope) selanjutnya

pada tahun 1905 di perkenalkan mikroskop ( dark freed microscope) ultraviolet ilmunation

(1925) electron microscope (1940) dari phase confrose microscope pada tahun 1944.

Mikroskop merupakan alat bantu utama untuk melakukan pengamatan dan penelitian

dalam bidang studi biologi karena dapat di gunakan untuk pengamatan objek yang

berukuran kecil terlihat besar. Mikroskop sangat di perlukan terutama dalam pengamatan

sel dan jaringan pada tumbuhan atau hewan tanpa bantuan mikroskop maka untuk

mengamati bagian-bagian sel dan jaringan tidak dapat di lakukan .

Mikroskop umumnya memeliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan

perbesaran sebagai berikut:

1. objektif 4x dengan okuler 10x perbesaran 40x

2. objektif 10x dengan okuler 10x perbesaran 100x

3. objektif 40x dengan okuler 10x perbesaran 400x

4. objektif 100x dengan okuler 10x perbesaran 1000

1.2 jenis-jenis mikroskop

a. Mikroskop Cahaya.

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop

mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.

Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler,dan

kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung

mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)

atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa

obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat

meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah

kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop

yang lain.Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar
matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yangterdapat

dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam

kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti

sumber cahaya matahari.

Cara kerja dari mikroskop optik adalah dari cahaya lampu yang dibiaskan oleh

lensa condenser, setelah melewati lensa kondenser sinar mengenai spesimen dan di

teruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini merupakan bagian yang paling penting

dari mikroskop karena dari lensa ini dapat diketahui perbesaran yang dilakukan

mikroskop. Sinar yang diteruskan oleh lensa objektif ditangkap oleh lensa okuler dan

diteruskan pada mata atau kamera. Pada mikroskop ini mempunyaibatasan

perbesaran yaitu dari 400 X sampai 1400X.

b. Mikroskop Monokuler.

Cahaya yang dipancarakan oleh mikroskop monokuler bekerja untuk mengamati

dalam isi sel, cahaya yang di pancarkan pada mikroskop monokuler berasal dari

lampu. Lensa okuler pada mikroskop monokuler sangat mudah digunakan

dibandingkan dari lensa okuler pada mikroskop binokuler. Mikroskop monokuler

memiliki kelebihan yang di bandingkan dengan mikroskop binokuler, jika dilihat dari

tata penggunaannya lebih enak yang menggunakan lensa monokuler. Kalau mikroskop

binokuler Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, namun memiliki ke dalaman bidang

pandang dan jarak kerja yang panjang.

c. Mikroskop Binokuler.

Mikroskop binokuler memiliki fungsi yang sama dengan mikroskop monokuler yang

fungsinya sebagai alat yang mengamati isi bagian dalam sel. Perbedaan yang dimiliki

mikroskop binokuler dengan monokuler yaitu lensa yang dimiliki. mikroskop monokuler

memiliki 1 lensa yaitu lensa okuler, sedangkan mikroskop binokuler memiliki 2 lensa

yaitu lensa obyektif dan okuler.

d. Mikroskop Stereo.
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda

yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30

kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi.

Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.

Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan

mikroskop cahaya adalah:

1. Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi di bandingkan dengan

mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang

diamati.

2. Sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati.

Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan

sistem zoom denganperbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran

total obyek maksimal 30 kali.Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja

preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan

dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai

mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.

a. Mikroskop Elektron.

Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini.

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron

digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe,

yaitumikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM).

SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik

lainnya), danobyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk

mengamati struktur detil internal sel.

penggunaan dan pemeliharaan mikroskop sesuai standar operational

procedure (SOP), Produk berupa preparat/sediaan segar dan awetan dari sampel

tumbuhan dan hewan untuk keperluan praktikum IPA juga meningkatkan

keterampilan menggunakan dan memelihara mikroskop, membuat preparat segar


dan awetan, serta mendokumentasikan hasil pengamatan mikroskopis dengan

teknologi.

Mikroskop merupakan alat bantu utama untuk melakukan pengamatan dan

penelitian dalam bidang studi biologi (IPA), karena dapat digunakan untuk membuat

objek pengamatan yang kecil terlihat besar. Menghadapi kondisi keterbatasan alat

pembelajaran, maka guru dituntut mempunyai kreativitas merakit media

pembelajaran apabila belum tersedia. Sebagai alternatif pengganti mikroskop,

dilakukan pembuatan mikroskop sederhana dari botol plastik minuman dan

digunakan sebagai alat pembelajaran pada pengamatan sel bawang merah.

Kesimpulan bahwa mikroskop sederhana dari botol plastik minuman berhasil dibuat

dan dapat digunakan oleh siswa sebagai alat pembelajaran pada pengamatan sel

bawang merah.

Telah dilakukan pemutakhiran mikroskop cahaya monokuler dengan tiga

lensa obyektif yaitu 4X, 10X, dan 40X dan dua jenis lensa okuler 10X dan 16X

menjadi mikroskop digital dengan menggunakan kamera digital dengan resolusi

sebesar 1600 x 1200 piksel. Pemutahiran mikroskop cahaya ini juga digunakan

sebagai media pembelajaran siswa-siswa SMA agar hasil pengamatan dapat di

interpretasikan secara kuantitatif. Dalam penggunaan mikroskop digital, telah di

lengkapi dengan sebuah sistem komputer menggunakan papan komputer Latte

Panda dan di lengkapi layer sentuh 10.1-inch sehingga mempemudahkan

pengguna mikroskop ini dalam melakukan pengamatan. Untuk dapat menggunakan

mikroskop ini telah dirancang juga software menggunakan Delphi 10 yang dapat

melihat dan menyimpan hasil pengamatan secara kuantitatif.

pengembangan mikroskop digital berbasis blended learning yang

digunakan pada praktikum anatomi tumbuhan dinyatakan sangat valid. Mikroskop

digital blended learning yang dikembangkan dapat meningkatkan kecerdasan fisik

kinestetik mahasiswa praktik anatomi tumbuhan dalam kategori tinggi. Terdapat

perbedaan peningkatan kecerdasan fisik kinestetik siswa yang signifikan antara


kelas yang menggunakan mikroskop digital berbasis blended learning dengan kelas

yang menggunakan mikroskop cahaya binokuler.

1.3 bagian-bagian mikroskop

ada beberapa bagian mikroskop yaitu :

1) Lensa okuler

Sebagai kaca pembesar dan membentuk bayangan maya,tegak,diperbesar.

2) Lensa Objektif

Membentuk bayangan cahaya kedalam lubang diafragma.

3) Diafragma

Mengatur banyak sedikitnya cahaya

4) Cermin/Reflektor

Memantulkan cahaya kedalam lubang diafragma

5) Meja Objek

Untuk meletakkan objek pengamatan

6) Pemutar Kasar(makrometer)

Menggerakkan tabung keatas dan kebawah dengan pergeseran kasar

7) Pemutar halus(mikrometer)

Menggerakkan tabung keatas dan kebawah dengan pergeseran halus

8) Revolver

Tempat lensa objektif yang akan digunakan

9) Tabung

Penghubung lensa objektif dan lensa okuler

10) Penjepit Objek

Menjepit kaca objek supaya tidak bergeser

11) Kaki Mikroskop

Menjaga mikroskop agar tetap tegak berdiri

12) Lengan Mikroskop


Sebagai pegangan mikroskop ketika mikroskop diangkat atau

dipindahkan(Widyatmoko,2008)

1.4 fungsi mikroskop

Fungsi Mikroskop :

a. Fungsi utamanya ialah untuk melihat dan juga utnuk mengamati objek dengan ukuran

sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata normal

b. Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan selaras pada fugsi utamanya, bedanya

beberapa dari jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail lagi. contohnya ada

jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis objek mikroskopis saja.

c. Intinya Fungsi mikroskop tetap untuk mengamati objek dengan ukuran sangat kecil

(mikroskopis) yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. (Yuni Christiany, 2013)

Mikroskop analog banyak digunakan di banyak rumah sakit, lembaga kesehatan

dan lembaga pendidilkan.Mikroskop analog dipakai jauh sebelum mikroskop digital ada

di pasaran. (Hartati, Harjoko, dan Supardi, 2011: 574)

Mikroskop biologi umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan

pembesaran sebagai berikut.

1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x

2. Objektif 10 dengan okuler 10x, pembesaran 100x

3. Objektif 40x dengan okuler 10x, Pembesaran 400x

4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x

Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif emersi, karena

penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya khusus pula.

Kamera mikroskop adalah alat praktek yang dibutuhkan untuk pengamatan obyek-

obyek biologi yang berukuran mikroskopis, yaitu sel dan jaringan tumbuhan dan hewan.

Alat ini berupa mikroskop yang dihubungkan dengan layar monitor sehingga obyek yang

diamati terlihat jelas dengan ukuran yang relatif besar.

Mikroskop sebagai salah satu peralatan yang digunakan untuk melihat obyek-obyek yang

sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dari sisi perbesaran obyek
mikroskop cahaya monokuler sederhana biasanya memiliki perbesaran lensa obyektif

maksimum 100x. Mikroskop ini hanya dapat digunakan untuk menentukan atau

menginterpretasi obyek secara kualitatif

1.5 tujuan

a. untuk mengetahui bagian dari mikroskop

b. untuk mengetahui cara kerja mikroskop

c. untuk mengetahui pemakaian mikroskop


BAB II

METODOLOGI
2.1 praktikum

a) Di lakukan di ruangan kampus A STIkes widyagama husada malang pada hari tanggal

senin 11 januari 2021

b) Waktu 12:00-selesai

2.2 Waktu dan tempat praktikum

pengambilan sampel

a) Waktu .pukul 06:00 WIB 10 januari 2021

b) Tempat JL. Taman borobudur indah no 13 A . kota malang

c) Pengambilan sampel dari kelompok IV EHL

1 Nurul Laila Syabany

2 Putri Larasati

3 Yosep Ardi

4 Even Elsandri Wali

5 Sintia Widyasari

2.3 Alat dan bahan

a. Alat

1) Mikroskop

2) Pipet tetes

3) Beaker glass

4) Pinset

5) Gunting

6) objek glass

b. bahan

1) lidah buaya

2) koran
3) lumut

4) ginjal pinjal

5) ginjal kelinci

6) hepar

7) air

2.4 prosedur praktikum

a. pengambilan sampel kering

1. penggunaan mikroskop

a) letakan potongan kertas berhuruf A pada kaca objek dan tutup dengan coverglass

objek

b) amati dengan pembesaran terkecil ukuran 4x dan 10x

c) amati apakah bayangan benda sama atau terbalik, dan gambarkan

d) ubahlah lensa objektif ke perbesaran yang lebih besar

2. pengamatan menggunakan sampel basah

a) letakan potongan kertas berhurup A di atas kaca objek

b) teteskan air di atas kaca di di atas tepi hurup A

c) ambil coverglass pegang bagian tepi dan letakan di atas kaca objek membentuk

sudut 45 dan dekat dengan tetes air lalu tutup pelan – pelan dengan kover glass

d) amati dengan perbesaran lemah

e) amati apakah bayangan benda sama atau terbalik dan garbarkan

f) sambil memandang ke dalam lensa okuler geser preparat dari kiri ke kanan dan

dari atas ke kanan dan amati bayangan yang bergerak

3. pengamatan menggunakan sampel permanen

a) masukan preparat di dalam meja benda

b) amati sampel menggunakan lensa objektif

c) gambarkan hasil pengamatan


BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Data hasil praktikum

Tabel 1hasil praktikum sampel kering menggunakan mikroskop

N Gambar Nama sampel Nama pemeriksaan keterangan


o
Koran Yosep ardi kering
Shintya widyasar
Putri larasati
Nurul laila syabani
Even elsandri wali

lensa objektif 10x


kering

koran

lensa objektif 4x

No Gambar Nama Nama keterangan


sampel pemeriksaan
Lidah buaya Even elsandri wali basah
Yosep ardi
Shintya widyasari
Putry larasati
Nurul laila syabani

lensa objektif 10x


Lidah buaya basah

lensa objektif 4x

lensa objektif 10x lumut Yosep ardi Basah


Sintya widyasari
Putri larasati
Nurul laila syabani
Even elsandri wali
lumut Basah

Lensa objektif 4x

Tabel 3 sampel permanen

No
Hepar Yosep ardi Parmanen
Lensa Sinti widyasari
objektif Putri larasati
10 x Nurul laila
syabani
Even elsandri
wali

Hepar Parmanen
Lensa
objektif
4x

Ginjal Yosep ardi Parmanen


pinjal Putri larasati
lensa Shintia
onjektif widyasari
10x Even elsandri
wali

Ginjal Parmanen
pinjal
lensa
objektif
4x
Ginjal Yosep ardi Parmanen
kelinci Putri larasati
lensa Shintia
objektif widyasari
10x Nurul laila
syabani
Even elsandri
wali
Ginjal Parmanen
pinjal
lensa
objektif
4x

3,2 . cara pengambilan sampel

a) sampel tanaman

1) menyiapkan alat dan bahan

2) memotong tipis batang bunga lidah buaya

3) meletakan sampel di atas objek glass

4) meneteskan air menggunakan pipet

5) menutup sampel menggunakan cover glass

6) melakukan pengukuran

b) sampel koran

1) menyiapkan alat dan bahan

2) mengunting kertas koran dengan mengambil satu hiruf setiap individu sebagai

sampel

3) meletakan potongan huruf yang telah di gunting pada objek glass

4) menutup sampel dengan cover glass

5) melakukan pengukuran

c) sampel lumut

1) menyiapkan alat dan bahan

2) mencuci lumut hingga bersih

3) meletakan sampel pada objek glass

4) meneteskan air menggunakan pipet


5) menutup sampel menggunakan cover glass

6) melakukan penggukuran

3.4 prosedur praktikum

1) menyiapkan mikroskop

2) menyiapkan bahan –bahan yang di lakukan pengukuran

3) masukan sampel ke dalam meja praparat

4) mengamati objek benda pertama kali melakukan pembesaran lemah

5) apabila bila bayangan tidak jelas naikan pengarah makro secara pelan- pelan

sehingga gambarnya terlihat jelas


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 analisis prosedur

Sebelum mengamati prepasi sampel hal pertama yang di lakukan adalah menyiapkan alat

dan bahan setelah menyiapkan alat dan bahan selanjutnya adalah memberikan sampel dan

memotong kecil - kecil dengan cara di potong menggunakan kater pembuatan preparasi

huruf yang di gunting preparat dari kertas koran lalu bersihkan terlebih dahulu objek glass

yang akan di gunakan .cara membersihkan yaitu sampel objek glass dan cover glass

menggunakan tisu agar kotoran yang ada di objek glass hilang Untuk memegang objek glass

dan cover glass pegang bada bagian samping agar keduanya tidak kotor atau terdapat sidik

jari pada objek glass dan kover glass sehingga tidak mempengaruhi hasil pengamatan

setelah ke duanya di bersihkan. Letakkan potongan sampel di objek glass lalu tetes air

menggunakan Pipit 1-2 tetes dan tutup objek glass dengan kover glass kemudian masukkan

ke dalam meja mikroskop.

Caranya adalah meletakkan preparat dalam meja mikroskop dan jepit menggunakan jepit

objek pada praktikum ini menggunakan mikroskop cahaya

Langak Pertama dalam melakukan pengamatan:

a. Menekan tombol power untuk menghidupkan mikroskop

b. Letakkan sampel di atas meja preparat Berfungsi untuk meletakkan objek (preparat)

yang akan diamati. Di bagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewati sinar/cahaya.

c. Penjepit objek glas Berfungsi untuk menjepit objek (preparat) di atas meja preparat agar

tidak bergeser pada saat diamati.

d. Tabung mikroskop Berfungsi untuk mengatur fokus objek yang sedang diamati. Tabung

mikroskop ini dapat dinaikkan dan diturunkan.

e. Lensa objektif Berfungsi untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda

yang akan diamati. Lensa objektif biasanya terdiri dari 3 buah lensa yaitu dengan

perbesaran 10x, 40x, dan 100x.

f. lensa okuler
Lensa okuler adalah lensa yang terletak di atas tabung mikroskop dan berhubungan

dengan mata pengamat. Berfungsi untuk memperbesar bayangan benda yang dihasilkan

oleh lensa objektif.

a. Pemeriksaan sampel kering

1. Gunting huruf koran dan abmbil huruf A agar dapat melakukan pengamatan sampel

kering

2. Letakan huruf A pada coverglas dan tutup dengan coverglas berfunsi untuk preparat

kemudian jatuhkan pada objek preparat sehingga dapat tertutup dengan baik

3. Lakukan pengamatan bertutujuan untuk mengetahui perbesaran atau kecil bayangan

yang terdapat pada objek

b. Pemeriksaan sampel basah

1. Bersikan sampel terlebih dahulu bertujuan untuk agar sampel yang di periksa tidak

kotor

2. Ambilkan sampel yang sudah berih dan letakkan pada coverglass dan tambahkan air

menggunakan pipet ini berfunsi untuk agar sampel bisa di lakukan pengukuran basah

c. Sampel permanen

1. ambilkan sampel dari box lalu masukan ke dalam meja mikroskop ini berfunsi untuk

sebagai tempat untuk meletakan preparat yang akan di amati

2. foto hasil praktikum berfunsi untuk dokomentasi

4.2 analisis hasil

a. Lumut

keanekaragaman Bryoflora (tumbuhan lumut).Tumbuhan lumut mempunyai

keanekaragaman spesies yang tinggi. Kelompok tumbuhan lumut dalam dunia

tumbuhan merupakan kelompok terbesar kedua setelah tumbuhan berbunga. Menurut

Glime (2006) terdapat 15.000-25.000 spesies lumut yang tersebar di seluruh dunia.

Bryoflora terbagi menjadi tiga divisi, yaitu lumut daun (Bryophyta), lumut hati

(Marchantiophyta), dan lumut tanduk(Anthocerotophyta). Lumut daun merupakan

kelompok terbesar dan paling beragam, terdapat sekitar 12.800 spesies (Gradstein &
Costa, 2003). Selain memiliki keanekaragaman yang tinggi,lumut juga memiliki habitat

yang bervariasi mulaidari tanah, pasir, bebatuan, batang pohon, serasah sampai

perairan. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan lumut adalah

kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya. Perbedaan toleransi tiap spesies tumbuhan

lumut terhadap faktor lingkungan akan berpengaruh terhadap tingkat adaptasi,

komposisi jenis, dan distribusi tumbuhan lumut. Menurut Gradstein et al. (2001), lumut

yang ada di hutan tropis sebagian besar bersifat epifit.Lumut epifit hidup berkelompok

menyelimuti pohon-pohon di hutan. Lumut merupakan komponen dari hutan tropis dan

berperan penting dalam menjaga keseimbangan air, siklus hara,serta sebagai tempat

hidup bagi organisme.Meskipun demikian, lumut epifit kurang mendapat perhatian,

khususnya di Indonesia hanya terdapat beberapa penelitian yang


berhubungan dengan lumut epifit. Adhitya (2012) meneliti keanekaragaman lumut epifit

pada Gymnospermae di Kebun Raya Bogor yang hasilnya menunjukkan bahwa lumut

daun lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan lumut hati berdaun. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, dapat diduga bahwa zona tropik yang terletak pada ketinggian

rendah juga lebih banyak terdapat lumut daun dibandingkan lumut hati karena

lumutdaun umumnya lebih tahan kekeringandibandingkan dengan lumut hati yang lebih

menyukai tempat-tempat lembab dan teduh(Gradstein & Costa, 2003). Selain itu,

pendataan mengenai keanekaragaman spesies lumut daunepifit di kawasan Gunung

Ungaran pada berbagaiketinggian di zona tropik belum banyak dilakukan,sehingga

masih sedikit informasi mengenai keanekaragaman spesies lumut daun di kawasanini.

Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman

spesies lumutdaun epifit di kawasan Gunung Ungaran pada berbagai ketinggian di

zona tropik

b. Lidah buaya

Tanaman lidah buaya sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Lidah buaya merupakan

tanaman asli Afrika (Ethiopia). Tanaman lidah buaya (Aloe barbadensis Mill) menjadi

salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang sangat besar

untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang cukup

menjanjikan dan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia baik sebagai bahan

kosmetik maupun obat -obatan (Heggers, 1993).Pada observasi lapangan di

perkebunan PT.Alove Bali, di Desa Bonbiu-Gianyar dengan luas perkebunan 45 Ha

ditemukan adanya penyakit busuk rebah pada beberapa tanaman lidah buaya
menunjukkan bahwa penyakit busuk rebah tersebut disebabkan oleh bakteri Erwinia

sp (Kawuri.,unpublished.,2010).Erwinia sp merupakan penyebab penyakit busuk

rebah pada sebagian besar tanaman seperti: kentang, ketela, jagung dan tomat,

dengan ciri yang khas yaitu tanaman mengalami busuk basah (soft rot) serta berair

pada bagian pangkal dekat akar hingga kecoklatan dan mengeluarkan bau yang

sangat khas yang pada akhirnya menyebabkan tanaman rebah akibat bagian pangkal

seluruhnya telah membusuk (Latief, 2003).Mikroba antagonis merupakan suatu jasad

renik yang dapat menekan atau menghambat mikroba lainnya dengan menghasilkan

suatu senyawa. Streptomyces adalah bakteri yang termasuk golongan Actinomycetes

yang mampu menghasilkan antibiotik maupun enzim hidrolitik ekstraselular (enzim

khitinase dan β 1,3-glukanase). Oleh sebab itu Streptomyces berpeluang untuk

digunakan sebagai agen hayati dalam pengendalian mikroba penyebab penyakit

tanaman (Minas et al, 2001). Kim et al (1999) melaporkan bahwa, antibiotik As1A

yang dihasilkan oleh Streptomyces libani dapat menghambat pertumbuhan miselia

dari Botrytis cinerea, Cladosporium cumeris, Colletotricum lagenarium, Cylindrocarpon

destructans, Magnaporthe grisea dan Phytopthora capsici pada uji antagonis di

laboratorium. Kemampuan Streptomycesdalam mengendalikan beberapa penyakit

tanaman, mendorong perlunya usaha eksplorasi untuk menemukan keberadaan

bakteri Streptomyces sebagai sumber antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui keberadaan Streptomyces sp pada rhizosfer tanaman lidah buaya

(Aloebarbadensis Mill) yang sehat serta efektifitas daya hambatnya terhadap Erwinia

sp penyebab penyakit busuk rebah pada tanaman lidah buaya (Aloe barbadensis Mill
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. mikroskop pertama kali di temukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan

berkebangsaan belanda bernama Anrony van leenwenhoek yang memakai lensa

sederhana berukuran diameter 270mm

2. fungsi mikroskop adalah untuk membantu mengukur benda- benda yang sangat

kecil yang tidak bisa di lihat secara kasat mata

5.2 saran

Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan

digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa

yang diinginkan. Selain itu kerja sama antara asisten dengan praktikan harus

ditingkatkan, terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan

benar dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum


DAFTAR PUSTAKA

Elli Arianti, Ariyanti. MIKROSKOP SEDERHANA DARI BOTOL PLASTIK SEBAGAI ALAT

PEMBELAJARAN PADA PENGAMATAN SEL. Vol.2. No.2. Tahun 2014.

Elman Panjaitan. KARAKTERISASI FISIK LIPOSOM ASAM SALISILAT MENGGUNAKAN

MIKROSKOP ELEKTRON TRANSMISI. Vol.9. No.3.

Andreas christian louk, Hadi Imam Sutaji, Gede Banyu Suparta. PEMUTAKHIRAN

MIKROSKOP CAHAYA MONOKULER MENJADDI MIKROSKOP DIGITAL UNTUK

PEMBELAJARAN SISWA / SEDERAJAT. Jurnal fisika sains dan aplikasinya. Vol.2.

No.2. Tahun 2017.

Sugianto Sugianto, Any Fitriani, Sri Anggraeni, Wawan Setiawan.PENGEMBANGAN

MIKROSKOP DIGITAL BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KECERDASAN JASMANIAH KINESTETIK MAHASISWA PADA PRAKTIKUM ANATOMI

TUMBUHAN. Jurnal inovasi pendidikan. Vol.1. No.2. Tahun 2020


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai