Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN HAYATI

HERBARIUM

OLEH:
DANIEL GINTING SUKA
NIM. 2006134990
KELAS AGROTEKNOLOGI-D

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
LAPORAN PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN HAYATI

HERBARIUM

Oleh:
DANIEL GINTING SUKA
NIM. 2006134990
KELAS AGROTEKNOLOGI-D

Menyetujui
Pekanbaru, 25 Oktober 2021

Asisten I Asisten II

ENI WILTA MUHAMMAD FADHIL


NIM. 1706113591 GUSRIADI
NIM. 1906111825
Ⅰ. JUDUL KEGIATAN

Judul kegaitan praktikum keanekaragaman hayati ini adalah “Herbarium”

Ⅱ. TUJUAN

Adapun tujuan dalam kegiatan praktikum herbarium adalah agar praktikan


dapat mengetahui proses pembuatan herbarium, serta dapat memahami fungsi dari
pembuatan herbarium

Ⅲ. WAKTU DAN TEMPAT

Pelaksanaan kegiatan praktikum herbarium ini dilakukan pada hari Sabtu,


23 Oktober 2021 pada pukul 12.00 sampai dengan selesai dan merupakan lanjutan
dari pelaksanaan praktikum pada 20 September 2021. Tempat pelaksanaan
kegiatan bertempat di rumah masing-masing praktikan.

Ⅳ. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah kertas HVS,
tissue dan tanaman Suplir Adiantum sebagai bahan herbarium serta alcohol 70%
Ⅴ. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan setelah melakukan pengamatan herbarium


dengan bahan Suplir Adiantum pada tanggal 26 September 2021 adalah sebagai
berikut.

Kondisi /Waktu Pengamatan Pengamatan 26 September 2021


Kondisi Media Terdapat bercak kuning pada media,
tepatnya pada bagian akar suplir
Kondisi Tanaman Tanaman dalam kondisi mulai
mengering, kondisi daun masih
terlihat warna hijau namun terdapat
sedikit kerutan dalam daun suplir
adiantum. Pada bagian akar suplir
adiantum terlihat mulai mengering
Ada Tidaknya Kontaminasi Tidak terdapat kontaminasi terhadap
tanaman herbarium
Table 1 Pengamatan 1, 26 September 2021

Adapun hasil yang didapatkan setelah melakukan pengamatan herbarium


dengan bahan Suplir Adiantum pada tanggal 3-23 Oktober 2021 adalah sebagai
berikut.

Kondisi /Waktu Pengamatan Pengamatan 3-23 Oktober 2021


Kondisi Media Media dalam kondisi bersih dan tidak
ada terindikasi bercak maupun noda
yang terdapat di media
Kondisi Tanaman Tanaman sudah dalam kondisi kering,
batang dan akarnya menipis akibat
ditimpa oleh beban selama proses
pembuatan herbarium, daun, batang,
dan akar dalam kondisi baik, tidak
menunjukkan adanya perubahan
warna
Ada Tidaknya Kontaminasi Tidak terdapat kontaminasi terhadap
tanaman herbarium
Table 2 Pengamatan 2, 3-23 Oktober 2021

5.2 Pembahasan

Pembelajaran berbasis lingkungan termasuk pemanfaatan lingkungan


seperti pengamatan objek organisme langsung di lingkungan atau melalui
pengawetan dan preparasi objek organisme sebagai bahan belajar cukup
mendukung untuk tercapainya kompetensi dan tujuan pembelajaran yang optimal
khususnya dalam bidang biologi. Salah satu bentuk media pembelajaran berbasis
lingkungan tersebut yaitu dengan teknik pengawetan tumbuhan atau yang disebut
herbarium (Murni et al., 2015).

Herbarium kering merupakan material tumbuhan yang telah diawetkan


dengan cara dikeringkan atau disebut juga spesimen herbarium kering (Dasuki,
1992; Kartawinata, 1977; Rifai, 1976). Spesimen tersebut bermanfaat sebagai
bahan penunjang pembelajaran dan penelitian, misalnya sebagai sumber informasi
pada materi biologi yang membahas flora dan ekologi tumbuhan
(Tjitrosopemomo, 1998; Partomihardjo dan Rahajoe, 2004; Rugayah et al., 2004).
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah
dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Spesimen herbarium yang baik
harusnya memberikan informasi yang lengkap yang ada pada tumbuhan yang
bersangkutan, dengan kata lain koleksi herbarium harus mengandung semua
bagian tumbuhan (Vogel, 1987).

Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan


tumbuhan menjadi alternatif untuk melindungi keberadaan tumbuhan, dan salah
satu pengawetan tumbuhan adalah herbarium (Widhy, 2012). Herbarium
merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metode tertentu. Dua metode yang digunakan dalam membuat
spesimen herbarium, yaitu pengeringan langsung di lapangan dan pengawetan
dalam alkohol beberapa lama sebelum dikeringkan (Vogel, 1987). Selanjutnya
dikatakan bahwa spesimen herbarium yang ideal adalah spesimen yang memuat
baian tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah, tetapi cabang/ranting
dengan daun dan bunga atau buah adalah hal yang sangat penting untuk suatu
tujuan identifikasi.

Spesimen herbarium merupakan media yang sangat penting dalam


mempelajari morfologi, dan taksonomi tumbuhan tanpa herbarium tidak mungkin
melakukan studi taksonomi tumbuhan (Forman and Bridson, 1991). Studi
morfologi dan taksonomi didasarkan pada bahan yang riil harus ada lazimnya
disebut spesimen. Suatu spesimen dapat berupa tubuh tumbuhan yang lengkap
yang terdiri atas bagian vegetatif ( akar, batang dan cabang, daun) dan bagian
generatif (bunga, buah dan biji) untuk tumbuhan golongan Spermatophyta. Untuk
Cryptogamae adalah organ vegetatif dan organ reproduksi (selain dari biji
misalnya spora). Spesimen yang digunakan untuk studi morfologi dan taksonomi
dapat berupa tumbuhan segar dan dapat juga dengan spesimen yang sudah
diawetkan atau disebut dengan herbarium.

Pada pembuatan spesimen herbarium tumbuhan diperlukan beberapa tahap


kerja yaitu: di lapangan dan di laboratorium. Kerja di lapangan bertujuan untuk
mengkoleksi tumbuhan yang akan dijadikan specimen herbarium. Koleksi harus
mempunyai kelengkapan organ vegetatif dan organ generatif serta karakter
biologinya. Spesimen herbarium yang baik ditentukan oleh cara mengkoleksinya
dan proses pembuatan spesimen herbarium (Laurence, 1968).

Pada proses pembuatan herbarium suplir Adiantum, penggantian media


hanya dilakukan sekali saja yaitu pada tanggal 26 September 2021, hal tersebut
dikarenakan terjadinya kontaminasi pada media yang digunakan dalam pembuatan
herbarium, sehingga harus dilakukan sterilisasi media yang baru dan suplir
Adiantum. Dan didapatkan hasil pada pengamatan 3 Oktober 2021 hingga 23
Oktober 2021 tidak terjadinya kontaminasi baik pada media maupun bahan
herbarium.

Ⅵ. Penutup

6.1 Kesimpulan

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah


dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Spesimen herbarium yang baik
harusnya memberikan informasi yang lengkap yang ada pada tumbuhan yang
bersangkutan, dengan kata lain koleksi herbarium harus mengandung semua
bagian tumbuhan.

Pada pembuatan spesimen herbarium tumbuhan diperlukan beberapa tahap


kerja yaitu: di lapangan dan di laboratorium. Kerja di lapangan bertujuan untuk
mengkoleksi tumbuhan yang akan dijadikan specimen herbarium. Koleksi harus
mempunyai kelengkapan organ vegetatif dan organ generatif serta karakter
biologinya. Spesimen herbarium yang baik ditentukan oleh cara mengkoleksinya
dan proses pembuatan spesimen herbarium

6.2 Saran

Untuk mendapatkan keberhasilan dalam proses pembuatan herbarium,


maka perlu melakukan proses pengerjaannya dengan hati-hati, usahakan dalam
prosesnya selalu bekerja dengan steril, baik dalam menyediakan media tempat
herbarium, maupun menyiapkan bahan yang akan di jadikan herbarium.
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, U. A. 1992. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat


Antar Universitas Ilmu Hayati. Institut Teknologi Bandung.

De Vogel, E. F. 1987. Manual Of Herbarium Taxonomi Theori and Practice,


Unesco. Rijksherbarium Leiden The Netherlands.

Forman, L. and Bridson, D. 1991. The Herbarium Handbook. Royal Botany


Gardens.

Kartawinata, K. 1977. Beberapa Catatan Tentang Cara-Cara Pembuatan dan


Pengawetan Herbarium (Notes on Methods of Collecting dan Preseving
Specimens). Frontir. No. 7: 51-59.

Lawrence, G. H. M. 1968. Taxonomi Of Vascular Plants The Mac Millan


Company, New York.

Murni, P., Muswita, Harlis, U. Yelianti dan W.D. Kartika. 2015. Lokakarya
Pembuatan Herbarium untuk Pengembangan Media Pembelajaran Biologi
di MAN Cendikia Muaro Jambi. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
30(2): 1-6.

Partomihardjo, T dan J. S. Rahoje. 2004. Pengumpulan Data Ekologi Tumbuhan,


dalam Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Hayati Flora. Pusat
Penelitian Biologi LIPI. Bogor, Indonesia.

Rifai, M. A. 1976. Sendi-Sendi Botani Sistematika. Lembaga Biologi Nasional,


LIPI. Herbarium Bogoriense. Bogor.

Rugayah, A. Retnowati, F.I. Windadri dan A. Hidayat. 2004. Pengumpulan Data


Taksonomi, dalam Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Hayati
Flora. Pusat Penelitian Biologi LIPI. Bogor – Indonesia.

Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi


Tumbuhan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Widhy P. H, 2012, Herbarium. Diakses 4 Oktober 2019.


LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Gambar 1. Herbarium Suplir Adiantum

Anda mungkin juga menyukai