PETUNJUK PRAKTIKUM
BOTANI FARMASI I
ANATOMI TUMBUHAN
Disusun oleh
Abdul Rahman
Wiwied Ekasari dan TIM
2021
TATA TERTIB PRAKTIKUM
4. Mahasiswa yang datang terlambat namun belum lebih dari 15 menit akan
dikenakan sanksi berupa peringatan pertama, peringatan kedua dan bila
masih terlambat maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diijinkan
mengikuti praktikum pada hari itu dan terkena oleh aturan nomor 2 Tata
Tertib Praktikum ini
MISKROSKOP
Mikroskop merupakan sebuah sistem optik yang digunakan untuk memperbesar
bayangan benda yang ukuran aslinya sangat kecil. Mikroskop dapat dibedakan menjadi
dua jenis utama, yaitu :
1. Mikroskop cahaya. Mikroskop jenis ini menggunakan cahaya tampak (sinar lampu
atau sinar matahari) dan lensa konvensional untuk memperbesar bayangan benda
yang diamati. Pada mikroskop cahaya, perbesaran maksimum yang dapat dicapai
ialah sekitar 1000 kali. Penggunaan sinar tampak (faktor panjang gelombang) serta
keterbatasan sistem lensa yang ada tidak mampu memperbesar bayangan suatu benda
lebih dari 1000 kali karena akan timbul distorsi/cacat pada bayangan yang
diperoleh. Terdapat berbagai metode/tipe mikroskopi cahaya seperti mikroskopi
flouresensi, mikroskopi fasa kontrast dan lain-lain.
Dewasa ini terdapat mikroskop cahaya yang langsung dihubungkan dengan
kamera video sehingga bayangan benda dapat dilihat pada layar televisi (CCTV),
atau menggunakan kamera digital sehingga bayangan benda yang diamati terlihat di
layar monitor dan dapat diolah lebih leluasa dengan komputer (digital imaging
system). Namun jangan dikacaukan dengan mikroskop elektron karena prinsip dasar
dari mikroskop ini tetap menggunakan sinar tampak dan sistem lensa konvensional.
B. Sistem Lensa.
Pada sebuah mikroskop terdapat dua sistem lensa yaitu lensa objektif dan lensa
okuler.
1). Lensa okuler merupakan lensa tempat kita langsung melihat bayangan benda
yang diamati. Mikroskop dapat memiliki sebuah lensa okuler (mikroskop
monokuler) sehingga kita mengamati hanya dengan sebelah mata; tipe dua buah
lensa okuler (mikroskop binokuler) sehingga kita dapat mengamati dengan
keduabelah mata yang tentu saja lebih nyaman dan tipe trinokuler dimana okuler
ketiga dapat disambungkan dengan kamera. Lensa okuler biasanya memiliki
perbesaran 10 X namun seringkali juga digunakan lensa okuler dengan perbesaran
4 X, 8 X atau 16 X. Pada mikroskop, lensa okuler dapat dilepas dengan mudah
sehingga jangan membawa mikroskop dengan posisi miring sebab lensa
okulernya akan jatuh.
2). Lensa objektif merupakan lensa yang menghadap ke sediaan yang diamati.
Sebuah mikroskop biasanya dilengkapi dengan 1 sampai 4 unit lensa objektif
dengan perbesaran 4 X, 10 X, 40 X dan 100 X. Keempat buah lensa tersebut
ditempatkan pada sebuah revolver yang dapat berputar sehingga mempermudah
penggantian lensa objektif yang akan digunakan. Titik fokus dari keempat lensa
objektif tersebut sudah diatur sama sehingga apabila sediaan telah fokus dengan
lensa objektif 10 X maka pada waktu kita memperbesar bayangan dengan lensa
objektif 40 X bayangan benda tetap terlihat - hanya diperlukan pengaturan halus
dengan tombol pengatur fokus yang kecil. Lensa objektif langsung berhadapan
dengan sediaan sehingga harus diperhatikan seksama jika sediaan menggunakan
pereaksi yang korosif seperti HCl, H2SO4, kloralhidrat dan lain-lain. Pereaksi-
pereaksi tersebut akan merusak lensa objektif yang merupakan unit terpenting dari
sebuah mikroskop. Sekali sistem lensa terkikis atau tergores maka sudah tidak
bisa diperbaiki lagi sedangkan harga sukucadang ini sangat mahal.
C. Sumber Cahaya
Unit-unit penyusun sumber cahaya pada sebuah mikroskop terdiri dari
a. lampu listrik (25 – 35 watt) atau cermin cekung penangkap/pemantul sinar
matahari
b. lensa kondensor untuk pengatur pemusatan cahaya sebelum melewati sediaan
c. diafragma untuk mengatur besar kecilnya intensitas cahaya
d. filter-filter cahaya seperti filter densitas, filter warna dan lain-lain.
Baik pada mikroskop yang memakai sinar matahari sebagai sumber cahaya
ataupun mikroskop yang menggunakan lampu listrik berlaku hal yang sama. Pada
mikroskop yang memanfaatkan sinar matahari maka sinar matahari ditangkap dan
dipantulkan oleh sebuah cermin cekung atau cermin datar yang dapat diarahkan
dengan bebas agar dapat menangkap sinar yang optimal. Pada mikroskop yang
menggunakan lampu listrik maka sumber cahaya adalah lampu tungsten biasa
(umumnya 25-35 W – 220 V) atau lampu halogen. Cahaya lampu diparalelkan oleh
sebuah susunan lensa dan diberi filter. Sinar yang tersedia kemudian dipusatkan oleh
lensa kondensor yang dapat diatur tingkat pemusatannya dengan cara mengatur
tinggi rendahnya posisi lensa kondensor. Intensitas cahaya yang masuk dapat diatur
dengan mengatur bukaan diafragma. Intensitas cahaya yang terlampau kuat
(diafragma terlampau dibuka) akan menyebabkan silau dan juga menyebabkan
dinding sel yang tipis atau benda kecil lainnya tidak terlihat dengan jelas. Intensitas
yang terlampau lemah (bukaan diafragma terlampau kecil) akan menyebabkan
cahaya tidak dapat menembus bagian-bagian sediaan yang tebal sehingga tampak
gelap. Dengan demikian tingkat bukaan diafragma ditentukan oleh tebal tipisnya
sediaan yang diamati. Pengaturan tinggi rendahnya lensa kondensor dan pengaturan
diafragma mutlak dilakukan untuk memperoleh kejelasan yang optimal dari sediaan
yang diamati.
Terdapat dua jenis sediaan yaitu sediaan awetan dan sediaan segar. Sediaan awetan
adalah irisan tumbuhan yang telah diproses dengan cara tertentu sehingga awet dan
dapat digunakan bertahun-tahun sedangkan sediaan segar dibuat langsung oleh
mahasiswa pada saat praktikum dengan cara :
1. Buatlah sayatan organ tumbuhan dengan menggunakan mikrotom atau silet yang
tajam (lihat gambar pada halaman berikutnya).
2. Siapkan sebuah gelas benda, bubuhkan 1-2 tetes air atau pereaksi tertentu tepat di
tengah-tengah.
3. Benamkan sayatan organ tumbuhan tersebut ke tetes air pada gelas benda dengan
hati-hati agar tidak ada gelembung udara yang terperangkap. Jika diperlukan
pemanasan maka sediaan dipanaskan sebentar namun harus dijaga agar air atau
pereaksi yang digunakan tidak sampai kering. Bila perlu air atau pereaksi dapat
ditambahkan lagi.
4. Tutup sediaan tersebut dengan gelas penutup. Penutupan dilakukan dengan cara
sebagai berikut. Gelas penutup diletakkan dalam posisi miring (sekitar 60o terhadap
gelas benda), dengan demikian hanya sebelah sisi saja yang pertamakali menyentuh
gelas benda, baru kemudian direbahkan perlahan-lahan agar gelembung udara terusir
keluar.
5. Bersihkan air atau pereaksi yang berada di luar gelas penutup dengan kertas hisap.
Perhatian : jangan ada pereaksi yang berada di atas gelas penutup karena akan
langsung mengenai dan merusak lensa objektif. Hal ini biasanya terjadi karena
mahasiswa terlampau banyak membubuhkan pereaksi. Jika sampai terjadi demikian
maka lepas gelas penutup tersebut dan ganti dengan yang baru.
Mikrotom
Mikrotom merupakan alat pembuat sayatan tipis dari benda yang akan diamati. Dengan
menggunakan alat ini maka tebal sayatan dapat diatur mulai dari 0,1 m sampai 100
m. Alat ini tersedia dari yang tipe sederhana (dioperasikan secara manual) sampai ke
yang canggih (dioperasikan dengan kontrol elektronik). Cara penggunaan alat ini
memiliki prosedur yang dapat dibaca pada buku manual alat maupun buku teks.
1. Larutan kloralhidrat
Pereaksi ini dibuat dengan melarutkan 9 gram kloralhidrat per 5 ml aquadest.
Pereaksi ini gunanya untuk melarutkan sitoplasma sehingga dinding sel, zat inklusi
dam susunan sel/jaringan menjadi terlihat lebih jelas. Untuk mempercepat pelarutan
sitoplasma dapat dilakukan pemanasan / pendidihan sebentar. Pereaksi ini bersifat
korosif sehingga dapat merusak mikroskop.
2. Etanol 95%
Pereaksi ini digunakan untuk melarutkan minyak-minyak yang terkandung dalam
sel sehingga mempermudah pengamatan zat-zat inklusi lainnya seperti amilum, butir
aleuron dan lainnya.
3. Gliserol
Digunakan sebagai media pengamatan pengganti air. Keuntungannya tidak mudah
menguap sehingga sediaan tidak cepat kering. Untuk pengamatan yang lama
dianjurkan untuk menambahkan satu tetes gliserol ke sediaan sebelum ditutup.
Demikian juga jika sediaan akan disimpan 1-2 hari maka gunakan gliserol sebagai
pengganti air.
4. Floroglusin dan HCl pekat
Digunakan untuk mewarnai dinding sel yang berlignin (contoh : sel-sel sklereida
dan sel buluh kayu). Dengan pereaksi ini dinding sel yang mengandung lignin akan
berwarna merah. Cara penggunaannya sebagai berikut. Pertama tambahkan 1-2 tetes
larutan floroglusin kemudian tambahkan 1-2 tets HCl pekat.
Perhatian ! : HCl pekat sangat korosif, jangan terkena tangan atau pakaian. Setelah
sediaan ditutup maka bersihkan sisa pereaksi yang berada di luar gelas penutup.
Jangan membiarkan sediaan yang menggunakan pereaksi ini berlama-lama di
mikroskop. Segera turunkan dari mikroskop begitu anda selesai mengamati. HCl
pekat mengeluarkan asap/gas yang berbahaya, jangan sampai terhirup !.
5. Sol Iod (Larutan iodium)
Larutan iodium digunakan untuk mewarnai butir amilum. Butir amilum akan
berwarna biru dengan pereaksi ini. Preaksi ini dibuat dengan cara melarutkan 1 gram
kristal I2 ke dalam larutan 4 gram KI dalam 400 ml air.
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk umum sel-sel tumbuhan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan zat penyusun dinding sel tumbuhan
Bahan :
1. Sayatan melintang dan sayatan bujur tangensial dari gabus kulit batang Quercus
suber (Fagaceae)
2. Sayatan melintang endokarpium Cocos nucifera (Arecaceae)
Pelaksanaan:
1. Buatlah irisan melintang dan irisan membujur tangensial setebal 20 (0,02 mm) dari
jaringan gabus pohon Quercus suber dengan menggunakan mikrotom. Amati
masing-masing sediaan dalam media air secara terpisah dengan perbesaran 100 kali
(gunakan lensa objektif 10 x, okuler 10 x). Amati bentuk sel-sel gabus pada masing-
masing irisan tersebut. Gambar masing-masing 10-15 sel.
Post test : samakah bentuk sel-sel tersebut pada irisan melintang dengan irisan bujur
tangensial ? Bagaimanakah bentuk tiga dimensi dari sel gabus ?.
2. Buatlah irisan melintang endokarpium (tempurung) Cocos nucifera menggunakan
mikrotom. Amati sediaan dalam media air. Amati bentuk sel-sel sklereida beserta
dinding selnya yang sangat tebal dan bernoktah. Bubuhkan pereaksi floroglusin dan
HCl pekat, bersihkan sisa pereaksi yang berada di luar gelas penutup.
Post test : Bagimana perubahan warna dinding sel setelah penambahan pereaksi ?.
Zat apakah yang menjadi komponen (penyusun) utama dari dinding sel sklereida
tersebut. Apakah jenis noktah yang terlihat ?.
Untuk Pretest : Dua materi praktikum di atas hanya sebagai contoh. Mahasiswa
diharuskan mempelajari : semua bentuk-bentuk sel tumbuhan, zat-zat penyusun dinding
sel dengan pereaksi untuk mengetahuinya; macam-macam noktah, bagian-bagiannya
serta fungsinya.
LATIHAN II
Inti sel dan plastida
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk inti sel tumbuhan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam dan bentuk-bentuk plastida sel
Bahan :
1. Umbi lapis brambang / bawang merah (Allium cepa –Liliaceae)
2. Daun Elodea canadensis - Hydrocharitaceae
3. Thallus Spirogyra sp. - Zignemataceae
4. Akar (radix) wortel (Daucus carota – Apiaceae)
Pelaksanaan
1. Ambil satu lapis saja dari umbi lapis bawang merah. Bagian dalamnya ‘dicubit’
dengan kuku dan angkat sehingga lapisan epidermis yang berupa selaput tipis
terkelupas. Letakkan pada gelas benda yang telah diberi satu – dua tetes air
tambahkan pereaksi sol yod dan amati pada perbesaran 100 – 400 kali. Amati bentuk
dan jumlah inti (nukleus) sel serta amati pula jumlah butir inti (nukleolus). Gambar
3-5 buah sel.
2. Ambil satu helai daun Elodea canadensis yang masih segar. Letakkan pada gelas
benda yang telah diberi 1-2 tetes air dan kemudian tutup. Amati butir-butir plastida
(kloroplast) yang terdapat di dalam sel, amati pula adanya gerakan plasma sel.
Gambar 3-5 buah sel.
3. Ambil satu – dua helai thallus Spirogyra sp. Letakkan pada gelas benda yang telah
diberi satu–dua tetes air, tutup dan amati dengan menggunakan perbesaran 100 – 400
kali. Amati plastida (kloroplast) yang berbentuk pita yang tersusun melingkar di
dalam sel-sel thallus. Gambar 3-5 buah sel.
4. Buat sayatan melintang setipis mungkin bagian yang paling oranye dari akar wortel.
Gunakan silet yang baru agar mudah memperoleh sayatan tipis. Letakkan pada gelas
benda yang telah diberi satu – dua tetes air, tutup dan amati dengan menggunakan
perbesaran 100 – 400 kali. Amati berbagai bentuk plastida (kromoplast) yang
terdapat di dalam sel. Gambar 3-5 buah sel.
LATIHAN III
Zat Inklusi Sel
(dua kali praktikum)
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa jenis-jenis zat inklusi seperti amilum,
kristal kalsium oksalat dan minyak atsiri.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk amilum, kristal kalsium oksalat
3. Mahasiswa mampu menjelaskan identifikasi zat inklusi dengan pereaksi
Bahan :
1. Umbi (tuber) kentang (Solanum tuberosum - Solanaceae)
2. Rimpang (rhizoma) jahe (Zingiber officinale – Zingiberaceae)
3. Biji kacang merah (Phaseolus vulgaris – Papilionaceae)
4. Pelepah daun (petiolus) pepaya (Carica papaya – Caricaceae)
5. Ranting kembang pukul empat (Mirabilis jalapa – Nyctaginaceae)
6. Ranting bayam (Amaranthus spinosus – Amaranthaceae)
7. Daun (folium) jeruk purut (Citrus histryx– Rutaceae)
Pelaksanaan :
1. Buatlah sayatan tipis umbi kentang, letakkan pada gelas benda yang telah diberi satu
– dua tetes air, amati pada perbesaran 100 – 400 kali.
a. Amati jumlah rata-rata butir amilum tiap sel, amati letak hilus, susunan lamela
pada butir amilum.
b. Gambar 2-3 sel dengan butir-butir amilum di dalamnya (perbesaran 100 kali)
c. Gambar sebuah butir amilum dengan perbesaran 400 kali.
d. Tambahkan pereaksi sol yod, amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
2. Buatlah sayatan tipis rimpang jahe, letakkan pada gelas benda yang telah diberi satu –
dua tetes air, amati pada perbesaran 100 – 400 kali.
a. Amati jumlah rata-rata butir amilum tiap sel, amati letak hilus, susunan lamela
pada butir amilum.
b. Amati jumlah rata-rata tetes minyak atsiri tiap sel dan gambar !
c. Gambar 3-5 sel dengan butir-butir amilum dan tetes minyak atsiri di dalamnya
(perbesaran 100 kali)
d. Gambar sebuah butir amilum dengan perbesaran 400 kali.
3. Buatlah sayatan tipis biji kacang merah, letakkan pada gelas benda yang telah diberi
satu – dua tetes air, amati pada perbesaran 100 – 400 kali.
Gambar dan amati bentuk amilum yang terlihat
4. Buatlah sayatan tipis pelepah pepaya, letakkan pada gelas benda yang telah diberi
satu – dua tetes air, tambahkan 2-3 tetes pereaksi kloralhidrat, panaskan sebentar
(jangan sampai kering !).
a. Amati dan gambar kristal kalsium oksalat yang terdapat di dalam sel (3-5 sel).
b. Tambahkan asam klorida encer, amati dan catat apa yang terjadi dengan butir
kristal tersebut.
5. Buatlah sayatan tipis ranting kembang pukul empat, letakkan pada gelas benda yang
telah diberi satu – dua tetes air, tambahkan 2-3 tetes pereaksi kloralhidrat, panaskan
sebentar (jangan sampai kering !).
a. Amati dan gambar kristal kalsium oksalat yang terdapat di dalam sel (3-5 sel).
b.Tambahkan asam klorida encer, amati dan catat apa yang terjadi dengan butir
kristal tersebut.
6. Buatlah sayatan tipis ranting bayam, letakkan pada gelas benda yang telah diberi satu
– dua tetes air, tambahkan 2-3 tetes pereaksi kloralhidrat, panaskan sebentar (jangan
sampai kering !). Amati dan gambar kristal kalsium oksalat yang terdapat di dalam
sel (3-5 sel).
7. Buatlah sayatan epidermis atas daun jeruk, letakkan pada gelas benda yang telah
diberi satu – dua tetes air, tambahkan 2-3 tetes pereaksi kloralhidrat, panaskan
sebentar (jangan sampai kering !). Amati dan gambar kristal kalsium oksalat yang
terdapat di dalam sel (3-5 sel).
Pertanyaan tambahan :
Apakah yang disebut sistolit ?
Apakah yang dimaksud dengan butir aleuron ?
LATIHAN IV
ANATOMI BATANG
(dua kali praktikum)
Tujuan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis sel penyusun dan susunan jaringan batang
Dikotil dan Monokotil
2. Mahasiswa mampu menjelaskan asal dan jenis fragmen-fragmen yang terdapat pada
serbuk simplisia yang berasal dari batang (Simplisia Korteks dan Simplisia Lignum).
Bahan:
1. Batang kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis – suku Malvaceae)
2. Batang jagung (Zea mays – suku Poaceae)
3. Rimpang jahe (Zingiber officinale- suku Zingiberaceae)
4. Serbuk kulit batang kina (Cinchonae Cortex); berasal dari pohon Cinchona
succirubra – suku Rubiaceae
5. Serbuk kayu secang (Sappan Lignum); berasal dari pohon Caesalpinnia sappan –
suku Caesalpinniaceae
6. Serbuk rimpang jahe (Zingiberis Rhizoma) berasal dari pohon Zingiber officinale –
suku Zingiberaceae
Pelaksanaan :
1. a. Buatlah sayatan melintang dan sayatan bujur radial ranting kembang sepatu dengan
mikrotom, panaskan dalam kloralhidrat kemudian tambahkan pereaksi floroglusin-
HCl pekat. Tutup sediaan dan bersihkan sisa pereaksi yang berada di luar gelas
penutup.
b. Amati dengan perbesaran 100 kali, dan gambar susunan sel /jaringan mulai dari
luar sampai ke empulur.
c. Bandingkan perbedaan bentuk sel-sel pada penampakan sayatan melintang dan
sayatan bujur radial.
(Lihat gambar sayatan melintang batang Dikotil pada Buku Ajar halaman 46)
4. Ambil sedikit serbuk Cinchonae Cortex, panaskan dalam kloralhidrat. Amati dengan
perbesaran 100 x. Gambarlah fragmen parenkim korteks yang mengandung kristal
Ca-oksalat bentuk pasir, fragmen jaringan gabus dan fragmen sklerenkim yang besar-
besar. Bubuhkan pereaksi floroglusin HCl, amati fragmen-fragmen yang berubah
warna. Rujuklah asal dari fragmen yang terlihat dengan gambar sayatan melintang
dan membujur batang Dikotil (gunakan gambar sayatan batang/ranting kembang
sepatu pada tugas no. 1 sebagai referensi).
5. Ambil sedikit serbuk Sappan Lignum, panaskan dalam kloralhidrat. Amati dengan
perbesaran 100 x. Gambarlah fragmen parenkim xylem yang mengandung kristal Ca-
oksalat bentuk prisma dan fragmen xylem (trakea + trakeide). Bubuhkan pereaksi
floroglusin HCl, amati fragmen-fragmen yang berubah warna. Rujuklah asal dari
fragmen yang terlihat dengan gambar sayatan melintang dan membujur batang
Dikotil (gunakan gambar sayatan batang/ranting kembang sepatu pada tugas no. 1
sebagai referensi).
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi akar tumbuhan Dikotil dan
Monokotil.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk, jenis dan asal fragmen-fragmen serbuk
simplisia akar
Bahan :
1. Akar pohon jarak (Ricinus communis - Euphorbiaceae)
2. Akar pohon jagung (Zea mays - Poaceae)
3. Serbuk akar manis (Glycyrrhiza glabra - Papilionaceae)
Pelaksanaan
1. Ambil sediaan jadi/awetan akar Ricinus communis, amati susunan jaringan akar
tumbuhan Dikotil mulai dari epidermis, parenkim korteks, dan berkas pengangkutan
tipe radial yang terdapat di bagian pusat. Gunakan perbesaran 100 x.
2. Ambil sediaan jadi akar Zea mays, amati susunan jaringan akar tumbuhan Monokotil
mulai dari epidermis, parenkim korteks, endodermis yang berupa selapis sel
berlignin, dan berkas pengangkutan tipe radial dan empulur yang terdapat di bagian
pusat.
3. Buatlah sediaan serbuk akar Glycyrrhiza glabra di dalam air tanpa dipanaskan, dan
dalam kloralhidrat dengan pemanasan. Pada sediaan dalam air amati dan gambar
butir-butir amilum dan kristal yang terdapat bebas / lepas dari sel. Pada sediaan
dalam kloralhidrat amati fragmen-fragmen jaringan gabus, fragmen parenkim korteks
dengan kristal, fragmen serabut kristal, fragmen berkas pengangkutan yang terdiri
dari trakeide dan trakeida dengan bentuk penebalan jala. Bubuhkan pereaksi
floroglusi HCl, amati fragmen-fragmen yang berubah warna.
LATIHAN VI
ANATOMI DAUN
(2 x praktikum)
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi daun tumbuhan Dikotil.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk dan tipe stomata
3. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk dan tipe trikomata
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk, jenis dan asal fragmen-fragmen serbuk
simplisia daun
Bahan
1. Sayatan melintang tegak lurus costa daun Melaleuca leucadendra - Myrtaceae
2. Sayatan epidermis bawah daun Melaleuca leucadendra
3. Sayatan epidemis bawah daun jati belanda (Guazuma ulmifolia – Sterculiaceae)
4. Sayatan epidermis bawah daun kluwih (Artocarpus communis – Moraceae)
5. Sayatan epidermis bawah daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus – Lamiaceae)
6. Sayatan epidermis bawah daun tapak liman (Elephantopus scaber – Asteraceae)
7. Serbuk daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus)
Pelaksanaan :
1. Ambil sediaan sayatan melintang tegak lurus costa daun Melaleuca leucadendra
(sediaan awetan). Amati dan gambar susunan jaringan pada costa daun, perhatikan
letak jaringan kolenkim dan berkas pengangkutan tipe bikolateral yang diperkuat
oleh jaringan sklerenkim pada bagian adaksial dan abaksial. Kemudian amati
susunan jaringan pada bagian helai (lamina) daun mulai dari epidermis adaksial
sampai epidermis abaksial. Perhatikan susunan jaringan palisade yang terdapat baik
pada bagian adaksial maupun bagian abaksial. Perhatikan saluran minyak atsiri yang
banyak terdapat di sekitar jaringan palisade.
LATIHAN VII
ANATOMI BUNGA, BUAH DAN BIJI
(3 x praktikum)
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur anatomi bunga, buah dan biji tumbuhan
Dikotil.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk, jenis dan asal fragmen-fragmen serbuk
simplisia bunga, buah dan biji.
Bahan :
1. Serbuksari bunga ‘kembang sepatu’ ( Hibiscus rosa-sinensis – Malvaceae)
2. Serbuksari bunga cengkeh (Syzigium aromaticum Syn. Eugenia caryophyllata –
Myrtaceae)
3. Sayatan melintang dasar bunga cengkeh
4. Serbuk bunga cengkeh (Caryophyli Flos)
5. Buah lada/merica (Piper nigrum – Piperacea)
6. Serbuk buah lada (Piperis nigri Fructus)
7. Buah adas (Foeniculum vulgare – Apiaceae)
8. Serbuk buah adas (Foeniculi Fructus)
9. Biji kedawung (Parkia roxburghii- Mimocaceae)
10. Serbuk biji Kedawung (Parkiae Semen)
Pelaksanaan :
1. Siapkan gelas benda yang diberi satu-dua tetes air. Ambil satu atau dua butir anthera
(kepala sari / kantung serbuk sari) dari bunga Hibiscus rosa-sinensis, benamkan,
tutup, kemudian gelas penutup digeser-geser dengan sedikit ditekan agar kantung
serbuk sari pecah dan serbuk sarinya terlepas. Gambar 3 butir polen yang terlihat.
2. Siapkan gelas benda yang diberi satu-dua tetes air. Ambil anthera (kepala sari /
kantung serbuk sari) dari bunga Syzigium aromaticum, benamkan, tutup, kemudian
gelas penutup digeser-geser dengan sedikit ditekan agar kantung serbuk sari pecah
dan serbuk sarinya terlepas. Gambar 3-5 butir polen yang terlihat (gunakan
perbesaran 400 x).
3. Ambil sediaan sayatan melintang reseptakulum bunga Melaleuca leucadendra
(sediaan awetan). Amati dan gambar susunan jaringan yang terlihat, perhatikan
saluran minyak atsiri yang banyak terdapat.
5. Buatlah sayatan melintang buah Piper nigrum dengan pisau silet. Panaskan dalam
kloralhidrat. Amati susunan jaringan mulai dari luar sampai ke perisperm. Perhatikan
jaringan parenkim yang berisi minyak atsiri, jaringan perisperm yang mengandung
minyak lemak, aleuron dan amilum. Perhatikan juga sel-sel sklereida yang terdapat
pada eksokarpium dan endokarpium.
7. Buatlah sayatan melintang buah Foeniculum vulgare dengan pisau silet. Panaskan
dalam kloralhidrat. Amati susunan jaringan mulai dari luar sampai ke perisperm.
Perhatikan saluran minyak atsiri (vittae) yang terdapat pada bagian yang cekung,
jaringan berkas pengangkutan pada bagian yang cembung. Perhatikan endosperm
yang mengandung minyak lemak, aleuron dan amilum. Perhatikan juga adanya
raphae (perluasan kulit biji).
9. Buatlah sayatan melintang biji Parkia roxburghii dengan pisau silet. Panaskan dalam
kloralhidrat. Amati lapisan sel serupa palisade, sel berbentuk halter, parenkim kulit
biji dan parenkim keping biji berisi minyak dan aleuron.
10. Buatlah sediaan serbuk Parkiae Semen, panaskan dalam kloralhidrat, amati
fragmen-fragmen sel serupa palisade, sel berbentuk halter, parenkim kulit biji dan
parenkim keping biji berisi minyak dan aleuron.