Anda di halaman 1dari 49

MODUL PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI DAN FARMAKOGNOSI


UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

Oleh :
apt. Putu Yudhistira Budhi Setiawan, S.Farm., M.Sc.

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya Buku Petunjuk Praktikum Botani Farmasi dan Farmakognosi dapat diselesaikan
dengan baik. Pratikum Botani Farmasi dan Farmakognosi menjadi mata kuliah wajib
bagi mahasiswa program studi S1 Farmasi Klinis Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan di
Universitas Bali Internasional. Praktikum Botani dan Farmakognosi ini dilaksanakan
agar dapat memberikan pengalaman praktis mengenai ilmu botani dan farmakognosi
yang tentunya juga didukung oleh pengetahuan teoritis yang diberikan melalui kuliah
teori botani dan farmakognosi.
Pada petunjuk praktikum ini memuat cara mengidentifikasi simplisia dari bahan
tanaman, baik secara makroskopis, mikroskopis, maupun dengan identifikasi
metabolit-metabolit yaang terdapat di dalamnya. Petunjuk praktikum ini diharapkan
dapat menjadi sarana untuk memudahkan mahasiswa program studi Farmasi Klinis,
Universitas Bali Internasional dalam melaksanakan praktikum.
Kami menyadari bahwa Buku Petunjuk Praktikum Botani Farmasi dan
Farmakognosi masih jauh dari sempurna, untuk hal ini kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penyusunan buku ini di
masa mendatang sehingga nantinya dapat mendukung terselenggaranya praktikum
fitokimia dengan lebih baik.

Denpasar, Februari 2021

apt. Putu Yudhistira Budhi Setiawan, S.Farm., M.Sc.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL ii


FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 3
PENDAHULUAN

1. Penilaian dan Tata Tertib


Desain Penilaian :
Penilaian praktikum botani farmasi meliputi semua aspek, dari mulai Laporan
sementara, test sebelum praktikum (pretest), teknik kerja pada saat praktikum (self asessment),
test sesudah praktikum (postest) laporan hasil, sampai dengan pelaksanaan responsi. Sistem
yang digunakan adalah sistem standard mutlak dengan nilai akhir dalam bentuk huruf. Berikut
adalah alokasi serta standar penilaian praktikum botani farmasi.
Alokasi Penilaian :
1. Pretest (15%)
2. Praktikum (30%)
a. Kerapian dan kebersihan bekerja (10%)
b. Ketepatan cara kerja (10%)
c. Jurnal awal (10%)
3. Laporan Akhir (15%)
4. Responsi (40%)
Standard Penilaian :
• 100 – 81 : A
• 80 – 71 : AB
• 70 – 66 : B
• 65 – 61 : BC
• 60 – 55 : C
• 54 – 41 : D
• 54 – 41 : E

TATA TERTIB /ATURAN/KESEPAKATAN

a. Sebelum menjalankan praktikum para mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri,


mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan latihan yang akan dihadapi.
b. Para mahasiswa harus datang tepat waktu, sehingga praktikum dimulai semua
mahasiswa sudah hadir di dalam ruangan praktikum. Mereka yang terlambat 15 menit
atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 4


c. Para mahasiswa harus memakai jas lab yang berlengan panjang yang disertai dengan
name tag sebagai persyaratan mengikuti praktikum. Bagi yang tidak menggunakan
tidak diperbolahkan mengikuti pratikum
d. Para mahasiwa harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua penjelasan
yang diberikan oleh koordinator/asisten praktikum mengenai latihan yang akan
dihadapi sehingga tidak akan menemukan kesulitan dalam menjalankan praktikum.
e. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan pretest sesuai
dengan materi praktikum yang akan dilakukan.
f. Sebelum praktikum dimulai, setiap mahasiswa harus menyiapkan :
1) Buku petunjuk praktikum yang diberikan dibawa setiap menjalankan praktikum
2) Laporan praktikum (contoh akan diberikan)
g. Pada saat praktikum, para mahasiswa menjaga ketertiban, setelah selesai wajib
membersihkan alat dan mikroskop, mikroskop harus dikembalikan ke posisi semula,
sesuai dengan pada waktu dipakai.
h. Mereka yang merusak atau menghilangkan alat-alat harus lapor pada
koordinator/asisten praktikum.
i. Laporan praktikum dibuat secara individu dengan menggunakan kertas A4 ditulis
tangan dimana diberi batas pinggir 2 cm dibagian batas atas bawah dan kanan,
sedangkan bagian kiri diberi batas 3 cm. Laporan dijepret rapi.
j. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum, jangan bekerja
menurut kehendak sendiri dan tidak boleh membuang sembarangan sisa bahan
praktikum, praktikan wajib menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium.
k. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta ijin kepada
dosen atau asisten jaga.
l. Praktikan melakukan pengamatan masing-masing, kemudian mencatat hasilnya
pengamatannya, serta memintakan ”ACC” pada dosen atau asisten jaga
m. Hasil Pengamatan yang telah di ACC dilampirkan pada laporan pratikum, laporan
yang tidak terdapat ACC di setiap lembar hasil pengamatan tidak dinilai.
n. Laporan praktikum dikumpulkan pada saat pratikum selanjutnya
o. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai jadwal karena izin (sakit,
atau upacara adat yang tidak dapat ditinggalkan oleh ybs), mahasiswa diwajibkan
melapor pada dosen koordinator praktikum maksimal 1 minggu sebelum praktikum.
Apabila berhalangan hadir mahasiswa juga diwajibkan memberikan surat keterangan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 5


tidak hadir (surat keterangan dokter untuk keterangan sakit atau surat permohonan izin
yang ditandatangani orang tua/wali).
p. Tidak ada pratikum susulan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 6


PRATIKUM 1
JARINGAN TANAMAN
(EPIDERMIS, STOMATA, TRIKOMA, BENDA ERGASTIK)

A. TUJUAN PRATIKUM

B. TEORI
Satuan tubuh tumbuhan yang paling mudah dan jelas dikenali secara morfologis adalah
sel. Massa sel yang 7rgasti berbeda satu sama lain secara 7rgastic7l maupun fungsional.
Pengelompokan sel tersebut dapat disebut sebagai jaringan yang selanjutnya dapat berkembang
menjadi organisasi seluler yang lebih sederhana atau kompleks.Stuktur sel tanaman yang
7rgastic jaringan tertentu memiliki stuktur atau bentuk yang bebeda-beda, cenderung membulat
atau lonjong ataupun bentuk lain. Sel tanaman tersusun atas dinding sel, sitoplasma, inti, dan
organel-organel sel. Struktur atau bentuk jaringan tanaman dapat diamati secara jelas dengan
menggunakan mikroskop cahaya

1. Epidermis
Sistem jaringan epidermis berasal dari dermatogen meristem 7rgast dan membentuk
epidermis atau lapisan kulit terluar, yang meluas ke seluruh permukaan tubuh tumbuhan.
Epidermis adalah lapisan terluar tanaman yang biasanya terdiri dari satu lapis sel pipih.
Dinding lurus, bergelombang atau manik-manik dan sering ditutupi dengan lapisan kutikula
yang terbuat dari kutin.

2. Stomata

Stomata adalah lubang kecil yang biasanya ditemukan pada epidermis daun seperti
pada Digitalis, Senna, dll., atau pada batang hijau muda seperti pada Ephedra, pada bunga
seperti pada cengkeh dan pada buah seperti pada adas, kulit jeruk. Bukaan ini dikelilingi oleh
sepasang sel berbentuk ginjal yang disebut sel penjaga. Istilah ‘stoma’ sering diterapkan pada
susunan stomata, yang terdiri dari celah seperti bukaan 7rgasti dengan sel penjaga. Sel-sel
epidermis yang mengelilingi sel penjaga disebut sel tetangga atau sel anak.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 7


Stomata melakukan fungsi pertukaran gas dan transpirasi dalam tubuh tumbuhan.
Keberadaannya paling melimpah di epidermis bawah daun dan kurang melimpah di epidermis
atas. Secara umum, 8rgast siang hari stomata dalam kondisi terbuka dan terjadi pertukaran gas
CO2. Selain itu, stomata juga memiliki fungsi dalam proses traspirasi dan juga respirasi.

3. Trikoma
Trikoma adalah pertumbuhan lebih memanjang dari satu atau lebih sel epidermis. Trikoma
biasanya terjadi pada daun tetapi juga ditemukan di beberapa bagian lain dari tanaman.
Trikoma disesuaikan untuk berbagai tujuan. Trikoma penutup mencegah kerusakan oleh
serangga dan penyumbatan stomata karena akumulasi debu. Glandular tripkoma biasanya

mengandung minyak atsiri

4. Benda Ergastic
Benda Ergastic adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik,
sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan
juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasma, dinding sel,
maupun di vakuola. Dalam sel benda 8rgastic dapat berupa karbohidrat (amilum), protein
ergastic dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan kristal (kristal kalsium oksalat dan
silika). Benda ergastic memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan
makanan (amilum), pemeliharaan struktur (lilin), dan perlindungan, misalnya adanya kristal

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 8


kalsium oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan
yang memakannya

C. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Silet
6. Tissu
7. Aquadest
8. Pinset
9. Batang bayam
10. Daun kubis
11. Bawang merah
12. Rheo discolour
13. Daun kumis kucing
14. Daun jati belanda

D. PROSEDUR KERJA
Pengamatan kristal oksalat
• Iris batang bayam, kubis secara melintang dengan sangat tipis
• Irisan batang bayam letakkan objek glass
• Tetesan aquadest
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi
Pengamatan epidermis
• Iris bawang merah pada bagian ungu secara tipis
• Irisan batang bawang merah letakkan pada objek glass
• tetesan aquadest secukupnya
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi
Pengamatan stomata
• Iris daun sirih dan rheo discolor pada bagian bawah secara daun secara tipis
• Irisan bawah daun sirih letakkan pada objek glass
• tetesan aquadest secukupnya
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi
Pengamatan trikoma
• Iris daun kumis kucing dan jati belandapada bagian bawah secara daun secara
tipis
• Irisan bawah sirih dan jati belanda letakkan pada objek glass
• tetesan aquadest secukupnya
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi
FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 9

E. HASIL PENGAMATAN

No Nama Spesies:
Bagian sample:
Tipe irisan:
Perbesaran:

Beri keterangan jenis jaringan dengan


anak panah

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 10


PRATIKUM 2
JARINGAN TANAMAN
(PENGANGKUT, PARENKIM, SKLERENKIM, KOLENKIM)

1. Jaringan Pengangkut
Untuk mengangkut air dan unsur hara, tumbuhan menggunakan jaringan pengangkut.
Berdasarkan jenis sel penyusunnya jaringan pengangkut dikelompokkan menjadi jaringan
komplek karena dibangun oleh berbagai jenis sel. Secara umum jaringan pengangkut pada
tumbuhan dibedakan menjadi xilem dan floem. Jaringan xilem merupakan jaringan yang
berfungsi untuk mengangkut air dan garam garam mineral dari dalam tanah menuju seluruh
bagian tumbuhan. Jaringan floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk
mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh organ tumbuhan .

Gambar Jaringan Pengangkut


2. Parenkim
Jaringan parekim memiliki fungsi yang beragam antara lain sebagai tempat fotosintesis,
tempat penyimpanan cadangan makanan, tempat penyimpanan air. Di bagian daun jaringan
dasar dibedakan menjadi jaringan palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons (jaringan bunga
karang). Jaringan parenkim yang terdapat di daun berfungsi untuk fotosintesis. Jarin gan
parenkim yang berfungsi untuk penyimpanan udara sering juga disebut dengan aerenkim. Hal
tersebut mengakibatkan jaringan parenkim pada tumbuhan air memiliki banyak rongga. Pada
berbagai jenis tumbuhan yang menghasilkan umbi seperti kentang (Solanum tuberosum),
singkong (Manihot esculenta), jaringan parenkim berfungsi untuk menyimpan caangan
makanan berupa pati, gula atau tepung. Pada tumbuhan xerofit ataupun anggrek epifit, terdapat
parenkim yang berguna untuk menyimpan air.

3. Kolenkim
Jaringan kolemkim memiliki struktur yang lebih kokoh. Hal tersebut berhubungan
dengan adanya penebalan dinding sel sekunder pada jaringan kolenkim, sehingga secara visual
dinding sel jaringan kolenkim lebih tebal, dibandingkan dengan jaringan parenkim namum
penebalan dindingnya relatif tidak merata. Penebalan dinding sel jaringan kolenkim dibangun
oleh pektin dan selulosa, bersifat elastik. Jaringan kolenkim mudah ditemukan diberbagai
batang tumbuhan herba seperti bayam (Amaranthus sp.)

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 11


D. Sklerenkim
Pada tumbuhan jaringan sklerenkim berfungsi sebagai penyokong dan penguat.
Jaringan sklerenkim mengalami penebalan dinding sel yang lebih tebal dibandingkan dengan
jaringan kolemkim dan juga penebalan dinsing sel pada jaringan sklerenkim lebih merata
sehingga lebih kuat. Dinding sel pada jaringan skelernkim dibangun oleh lignin yang sangat
tebal. Walaupun demikian selpenyusun jaringan sklerenkim merupakan jaringan hidup.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, jaringan sklerenkim dibedakan menjadi serat dan sklereid.
Serat pada umumnya memiliki ukuran yang lebih panjang dan lebih lentur, sedangkan sklereid
ukurannya pendek dan kaku.

Gambar jaringan parenkim, klorenkim, dan skelrenkim

C. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Silet
6. Tissu
7. Aquadest
8. Pinset
9. Batang Kembang sepatu
10. Batang Jagung
11. Batang seledri
12. Batang bayam
13. Eceng gondok
14. Tempurung kelapa

D. PROSEDUR
Pengamatan pengangkut
• Iris melintang batang jagung dan kembang sepatu secara melintang dengan
sangat tipis
• Irisan batang letakkan objek glass
• Tetesan aquadest
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 12


• Amati dan dokumentasi
Pengamatan parenkim
• Iris melintang batang eceng gondok secara tipis
• Irisan batang eceng gondok letakkan pada objek glass
• tetesan aquadest secukupnya
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi
Pengamatan sklerenkim
• Kikir dengan halus tempurung kelapa
• Hasil kikiran diletakkan pada objek glass
• tetesan aquadest secukupnya
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi
Pengamatan kolenkim
• Iris melintang batang bayam, seledri dan jagung secara melintang dengan
sangat tipis
• Irisan batang letakkan objek glass
• Tetesan aquadest
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi

E. HASIL PENGAMATAN
No Nama Spesies:
Bagian sample:
Tipe irisan:
Perbesaran:

Beri keterangan jenis jaringan dengan anak


panah

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 13


PRATIKUM 3
Morfologi Daun

A. Tujuan Pratikum
1. Dapat menjelaskan secara detail pengertian daun dan dapat mengidentifikasikannya.
2. Menjelaskan bagian-bagian daun dan juga fungsi yang terdapat pada daun.
3. Dapat menjelaskan morfologi pada daun.

B. Teori
Daun lengkap umumnya banyak ditemukan pada tumbuhan monokotil (Liliopsida)
seperti pada pisang (Musa paradisiaca), Pinang (Areca catechu), tebu (Saccharum
officinarum). Walaupun demikian bila dilihat dari jumlah spesies tumbuhan yang memiliki
daun lengkap jumlahnya jauh lebih kecil dibadingkan dengan jenis lainnya. Sebagain besar
tumbuhan kehilangan salah satu bagian daunnya seperti upih atau tangkai, namun paling
banyak yang mengelami kehilangan upih. Daun tersebut disebut dengan daun tidak lengkap.
Daun tidak lengkap ditemukan pada terong (Solanum melogena), singkong (manihot
utilissima), dan durian (Durio zibethinua). Daun lengkap memiliki bagian-bagian:
1. Upih/pelepah daun (vagina)
Merupakan bagian daun yang melekat /memeluk batang. Pelepah daun berfungsi:
Pelindung kuncup muda seperti terdapat pada tebu (Saccharum officinarum), kunyit
(Curcuma domestica), lempuyang (Curcuma zanthorriza).
Menguatkan batang tanaman, upih sering membungkus batang. Sebagai contoh:
pisang (Musa paradisiaca), jahe (Zingiber officinale), gayong (Canna hibrida).
Batang semu, batang dibentuk oleh pelepah seperti pada pisang (Musa paradisiaca),
kecombrang (Etlingera elatior).
2. Tangkai daun (petiolus)
Merupakan bagian daun mendukung helaiannya dan bertugas menempatkan helaian
daun, sedemikian rupa untuk mendapatkan cahaya matahari. Umumnya berbentuk
silinder. Bentuk tangkai daun :
- Bulat dan berongga
- Pipih dan tepinya melebar
- Bersegi
- Setengah lingkaran
3. Helaian daun.
Bentuk dan ukuran helaian daun bermacam-macam sesuai dengan jenis tumbuhan.
Sifat-sifat daun yang perlu diketahui meliputi:
- Bangunan daun (circumscriptio)
- Ujung daun (apex)
- Pangkal daun (basis)
- Susunan tulang daun (nervatio/venatio)
- Tepi daun (margo)
- Daging daun (intervenium)
- Permukaan daun,warna daun, aroma.

Tipe permukaan daun


1. Licin (laevis)
- Mengkilat (nitidus)
- Suram (opasus)
- Berselaput lilin (pruinosus)

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 14


2. Gundul (glaber)
3. Kasap (scraber)
4. Berkerut (rugous)
5. Bingkul-bingkul (bullatus)
6. Berbulu (pilosus)
7. Berbulu halus dan rapat (villosus)
8. Berbulu kasar (hispidus)
9. Bersisik (Lepidus)

Tipe daging daun


1. Tipis seperti selaput (membranaceus)
2. Seperti kertas (papyraceus)
3. Tipis lunak (herbaceous)
4. Seperti perkamen (perkamentous)
5. Seperti kulit (criaceus)
6. Berdaging (carnosus)

Daun mejemuk berasal dari torehan lembaran daun ke arah tulang daun utama
(midrib/rachis) atau kearah tangkai daun, lalu terpisah menjadi lembaran sendiri yang dikenal
dengan leaflet (foliolum/anak daun). Diketiak daun tunggal bisa ditemukan organ lain, seperti
kuncup, tetapi pada daun mejemuk tidak ditemukan organ lain. Pada suatu daun majemuk dapat
dibedakan bagian-bagian seperti:

1. Petiolus communis = ibu tangkai daun


2. Petiololus = tangkai anak daun
3. Foliolum = anak daun

Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkainya, ada dua tipe daun majemuk yakni

1). Pinnate: daun majemuk menyirip


2). Palmate: daun majemuk manjari.

Daun majemuk ada juga yang bercabang, yaitu cabang pertama dari tangkai daun majemukdan
ada juga cabang pertama bercabang lagi yang disebut percabangan tingkat dua. Berdasarkan
kedudukan anak daun pada percabangan tinkat satu atau tingkat dua dan seterusnya, maka
dibedakan pula:

1. Daun majemuk menyirip tingkat dua = bipinnatus, bila anak daun terdapat pada
percabangan pertama
2. Daun majemuk menyirip tingkat tiga = tripinnatus, bila anak daun terdapat pada
percabangan tingkat dua
3. Daun majemuk menjari tingkat dua = biternatus, bila anak daun terdapat pada
percabangan tingkat pertama.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 15


Gambar bentuk daun

Gambar pangkal daun

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 16


Gambar ujung daun

Gambar tepi daun

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 17


Gambar pertulangan daun

C. Alat dan bahan


1. Penggaris
2. Jangka sorong
3. Kaca pembesar
4. Daun singkong Manihot esculenta
5. Daun jagung Zea mays
6. Daun sirih Piper betle
7. Daun lidah buaya Aloe vera
8. Daun jeruk nipis Citrus aurantiifolia
9. Daun kelor Moringa oleifera
10. Daun Pinus
11. Daun pegagan

D. Prosedur Kerja
- Amati specimen daun : tangkai daun dan helaian daun
- Ukur dengan penggaris dan jangka sorong helaian daun dan tangkai daun
- Gambar kembali specimen daun
- Beri keterangan pada gambar

E. Hasil Pengamatan

No Gambar Daun Keterangan


1 Spesies: 1. Bentuk tangkai
2. Bentuk daun
3. Ujung daun
4. Pangkal daun
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Daging daun
8. Permukaan daun
9. Warna daun
10. Aroma

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 18


Lengkapi gambar dengan ukuran nya
beserta keterangan tambahan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 19


PRATIKUM 3
Morfologi Batang

A. TUJUAN PRATIKUM

Mengenal dan mengetahui morfologi dan struktur batang dan bagian-bagian batangnya pada
beberapa jenis tumbuhan.

B. TEORI

Batang merupakan salah satu organ yang sangat penting pada tumbuhan, tempat melekat
dan tumbuhnya organ lain. Batang mempunyai nodus (buku) tempat melekat organ lain seperti
daun dan internodus (ruas) bagian yang terletak antara dua nodus. Sifat umum batang:
• Biasanya berbentuk silinder atau bersegi
• Mempunyai ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan pada buku ini terdapat daun
• Tumbuh biasanya ke atas menuju arah cahaya disebut juga dengan fototropisme
• Memiliki banyak percabangan (kelas dikotil)
• Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali saat muda dan tanaman yang berumur pendek/
semusim
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan batang memiliki fungsi sebagai berikut:
• Mendukung bagian tanaman yang ada dipermukaan tanah seperti daun, bunga, buah,
biji, dan daun.
• Memperluas bidang asimilasi melalui percabangan
• Sebagai wadah transportasi air dan unsur hara serta hasil asimilasi
• Tempat penimbunan zat makanan
• Kadang-kadang bisa sebagai alat perkembang biakan
• Bentuk batang pada tumbuhan juga sangat bervariasi antara satu species dengan species
lainnya dan terkadang digunakan sebagai ciri utama
Dalam pengelompokan atau klasifikasi tumbuhan. Bentuk batang ini didasarkan pada
bentuk morfologi 20onjug batang tumbuhan 20onjug dipotong atau disayat secara melintang.
Walaupun demikian terkadang berntuk batang bervariasi antar bagian batang yang masih muda
dan batang yang sudah tua. Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :
• Bulat
• Bersegi
• Pipih,
Salah satu ciri yang dapat digunakan untuk membedakan batang tumbuhan adalah
permukaan batangnya. Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi
seluruh permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi:
• Licin
• Berusuk permukaan ada rigi-rigi yang membujur
• Beralur
• Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat pelebaran yang
tipis
• Berambut
• Berduri
• Memperlihatkan berkas daun
• Memperlihatkan berkas daun penumpu
• Memperlihatkan banyak lenti sel

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 20


• Memperlihatkan lepasnya kerak

Batang tumbuhan pada umumnya bergerak menuju cahaya, walaupun demikian terdapat
variasi arah tumbuh batang. Arah tumbuh batang merupakan posisi arah pertumbuhan batang
terhadap permukaan tanah. Berdasarkan arah tumbuh batang tumbuhan dibedakan menjadi:

• Tegak lurus
• Menggantung
• Berbaring
• Menjalar
• Mengagguk
• Memanjat
• membelit

Sama dengan organ lain batang kadang mengalami modifikasi bentuk dan struktur dan
kadang-kadang juga fungsi. Beberapa modifikasi atau perubahan bentuk dari batang antara
lain:

• Rhizome
• Geragih
• Umbi
• Umbi lapis
• Duri
• Sulur

Gambar bentuk penampang batang

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 21


Gamabar permukaan batang

C. ALAT DAN BAHAN

1. Kaca pembesar
2. Penggaris
3. Jangka sorong
4. Kembang kertas (Bougenvillia)
5. Rumput teki (Cyperus rotundus)
6. Telang (Clitoria laurifolia)
7. Tebu (Saccharum officinarum)
8. Jambu biji (Psidium javanica)
9. Batang brotowali
10. Batang sereh

D. PROSEDUR KERJA
- Amati specimen batang
- Ukur dengan penggaris dan jangka sorong penmpang melintang
- Gambar kembali specimen daun
- Beri keterangan pada gambar

E. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Batang Keterangan


1 Spesies: 1. Bentuk penampang
2. Permukaan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 22


3. Modifikasi

Lengkapi gambar dengan ukurannya,


berserta keterangan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 23


PRATIKUM 4
Morfologi Akar

A. TUJUAN PRATIKUM

Mengenal dan mengetahui morfologi dan struktur batang dan bagian-bagian batangnya pada
beberapa jenis tumbuhan.

B. TEORI

Akar merupakan organ tumbuhan yang paling sederhana yang berasal dai radikula.
Radikula berasal dari biji strukturnya halus dan bergerak menembus tanah . Sistem Perakaran
dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang (tap roots)
merupakan akar 24onjuga (radicula) yang tumbuh terus menjadi akar utama dan bercabang-
cabang lebih kecil. Akar serabut (adventitious roots) merupakan akar 24onjuga yang dalam
perkembangan. Selanjutnya tidak berkembang, tetapi pada pangkal batang keluar akar yang
banyak dengan ukuran 24onjugat sama. Kedua sistem perakaran ini akan mengalami
percabangan untuk memperluas penyerapan unsur hara dan memperkuat berdirinya batang.
Pada tanaman dikotil, akar tunggang akan terbentuk bila tanaman diperbanyak secara
24onjugate24, tetapi tidak bila diperbanyak secara 24onjugate24 (stek dan cangkok).

1. Sistem akar serabut

Akar utama pada saat perkecambahan (akar primer) berhenti tumbuh, dan digantikan
dengan akar2 lain yang sama ukurannya dan tumbuh 24onjug bersamaan. Akar ini umumnya
terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga
memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara
cangkok, atau stek). Fungsi utamanya adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. Jenis
akar pada sistem akar serabut, antara lain

a. Akar yang 24onjugat akar serabut kecil – kecil berbentuk benang.


Misalnya pada padi (Oryza sativa )
b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang. Misalnya pada pohon
kelapa (Cocos nucifera).
c. Akar serabut besar-besar, 24onjug sebesar lengan, masing-masing tidak banyak
memperlihatkan percabangan. Misalnya pada pandan (Pandanus tectorius ).

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 24


Oryza sativa Cocos nucifera Pandanus tectorius

Sistem akar tunggang

Pada waktu perkecambahan, radikula terus tumbuh menjadi akar primer, dan akar
primer ini terus tumbuh dan bercabang-cabang. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan
makanan. Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan
tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). Sistem akar tunggang hanya di temukan pada
tanaman yang berkembang biak secara 25onjugate25 (melalui biji).

Klasifikasi akar tunggang berdasarkan percabangan dan bentuk, antara lain:

1. Akar tunggang yang tidak bercabang


Sekalipun ada sedikit cabang, namun biasanya cabang ini hanya berbentuk serabut-
serabut yang halus. Akar tunggang ini seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai
tempat penimbunan cadangan makanan.

a. Berbentuk tombak (fusiformis)


Pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut akar sebagai percabangan.
Biasanya berfungsi sebagai tempat penimbunan cadangan makanan. Misalnya akar
lobak(Raphanus sativus L.), dan wortel (Daucus carota I.)
b. Berbentuk gasing (napiformis)
Pangkal akar berbentuk gasing berukuran besar dan membulat. Cabang akar berupa
serabut akar yang hanya terdapat pada ujung akar yang sempit meruncing. Misalnya
akar bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.) dan bit (Beta vulgaris )
c. Berbentuk benang (filiformis)
Suatu akar disebut berbentuk benang jika akarnya berupa akar tunggang berukuran
kecil dan 25onjuga, seperti serabut akar serta sedikit sekali bercabang. Misalnya pada
kratok (Phaseolus lunatus)

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 25


Bentuk tombak Bentuk gangsing Bentuk benang

2. Akar tunggang yang bercabang (ramosus)

Akar tunggang ini tumbuh kurus ke bawah, bercabang banyak, dan cabangnya dapat
bercabang lagi, sehingga daerah perakaran menjadi luas. Bentuk perakaran seperti ini dapat
memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat
luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar ini terdapat
pada pohon-pohon yang ditanam dari biji.

Fungsi akar khusus Pada keadaan tertentu, beberapa jenis tumbuhan memiliki ak ar
dengan sifat dan fungsi khusus, misalnya :

1. Akar udara
Akar ini keluar dari bagian-bagian tanaman yang terdapat di atas tanah, bersandar di
udara. Selama masih menggantung, akar ini hanya dapat disebut pertolongan udara dan
zat gas dari udara dan sering diberikan jaringan khusus untuk menimbun udara velamen
(misalnya, anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris).
2. Akar udara
Akar yang terdapat pada tanaman yang hidup sebagai 26onjugat, bekerja untuk
menyerap udara dan zat makanan dari pohon inangnya seperti kita dapati pada benalu
(Loranthus sp.).
3. Akar Pelekat
Akar yang keluar dari buku-buku tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel
pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum L.), dan sirih (Piper betle
L.)
4. Akar Pembelit
Juga untuk memanjat, tetapi dengan membelit atau memeluknya, misalnya pada panili
(Vanilla planifolia Andr.).
5. Akar Nafas
Yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari
permukaan tanah atau tempat tumbuhnya tumbuhan. Pada akar ini terdapat banyak
lubang atau celah (pneumatoda) untuk jalan masuknya udara yang diperlukan dalam
pernafasan karena tumbuhan ini biasanya hidup di tempat-tempat yang di dalam tanah
sangat kekurangan oksigen, misalnya di hutan bakau(26onjugat)pada tanaman bogem
(Sonneratia sp.) dan kayu api (Avicennia sp.).
6. Akar Tunjang

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 26


Akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seolah -olah
mendukung batang ini jangan sampai rebah. Sama seperti akar nafas, bagian akar yang
terdapat di atas permukaan tanah pada akar ini banyak menemukan lubang atau celah
untuk keperluan pernafasan. Misalnya pada pohon bakau (Rhizophora 27onjugate L.)
dan pohon pandan (Pandanus tectorius Sol.).
7. Akar Lutut
Bagian akar yang tumbuh ke atas lalu membengkok lagi masuk ke dalam tan ah. Akar
ini berfungsi rendah seperti halnya dengan akar nafas yang terdapat pada tumbuhan di
tepi pantai yang berlumpur. Misal pada pohon tanjang (Bruguiera parivolia W. Et A.).
8. Akar banir atau akar papan
Akar banir atau akar papan adalah yang berfungsi tajuk (batang) tumbuhan.
Metamorfosis akar ini terjadi pada pohon hutan hujan tropis (basah) karena tajuk lebih
besar dibandingkan akar. Contoh: kenari (Canarium commune; Burseriaceae) dan
randu alas (Salmalia malabarica; Bombacaceae).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Kaca Pembesar
2. Penggaris
3. Jangka sorong
4. Wortel
5. Bengkuang
6. Ilalang
7. Akar wangi
8. Vanili
9. Sirih

D. PROSEDUR KERJA
- Amati specimen akar
- Ukur dengan penggaris dan jangka sorong penmpang melintang
- Gambar kembali specimen akar
- Beri keterangan pada gambar

E. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Batang Keterangan


1 Spesies: 1. Tipe perakaran
2. Bentuk akar
3. Pemukaan akar

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 27


Lengkapi gambar dengan ukurannya dan
keterangan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 28


PRATIKUM 5
(MORFOLOGI BUNGA)

1. TUJUAN PRATIKUM

Mengenal dan mengetahui struktur bagian-bagian dan modifikasi bunga beberapa


jenis tumbuhan

2. TEORI
Bunga merupakan salah satu organ generatif yang menjadi karakter pembeda utama pada
proses pengelompokkan tumbuhan. Pemilihan ini dikarenakan karakter bunga diyakini tidak
mudah mengalami perubahan oleh pengaruh lingkungan. Walaupun demukian pada jenis-jenis
tertentu adakalanya bagian bunga termodifikasi menjadi bentuk lain dan berfungsi sama
dengan bagian yang digantikan Pada tumbuhan ada yang menghasilkan satu bunga dan
sebagian lagi ada yang menghasilkan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu
bunga saja disebut dengan bunga tunggal (planta uniflora), sedangkan yang menghasailkan
bunga banyak disebut dengan planta multiflora. Jika suatu tanaman hanya menghasailkan satu
bunga saja biasanya bunga tersebut terdapat pada ujung batang, sedangkan tanaman yang
menghasilkan banyak bunga menghasilkan bunga pada ketiak daun atau pada ujung
percabangan. Menurut tempatnya pada tumbuhan bunga dapat dibedakan menjadi:
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis) misalnya pada bunga kembang merak
(Caesalphinia pulcherrima).
2. Bunga diketiak daun (flos lateralis atau flos axilaris) misalnya pada kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) atau kembang telang (Clitoria ternatea).
Tumbuhan yang memiliki bunga banyak, letaknya dapat dibedakan menjadi:
1. Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi) misalnya pada bunga pukul
empat (Mirabilis jalappa)
2. Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beranekaragam. Suatu
rangkaian bunga dinyatakan juga sebagai bunga majemuk (anthotaxis atau
infloresentia). Misalnya bunga matahari (Helianthus annuus) atau kembang merak
(Caesalphinia pulcherrima)

Secara umum dalam satu bunga terdapat bagian-bagian sebagai berikut:


1. Tangkai bunga = pedicellus
2. Dasar bunga = receptaculum : tempat melekat semua organ bunga
3. Hiasan bunga = perianthium, terdiri dari :Kelopak = calyx (lembaran kelopak = sepal)
dan Tajuk bunga = mahkota (lembaran mahkota = petal)
4. Organ kelamin jantan = androecium, terdiri dari : Benang sari = stamen dan kotak
serbuk sari = anthera
5. Organ kelamin betina = Gymnacium = putik = pistilum, terdiri dari: Carpela = daun
buah , Stylus = tangkai putik dan Stigma = kepala putik

Berbagai tipe simetri bunga


1. Actinomorphic/ radial/ regular merupakan bunga ketika bunga dibagi menjadi dua
bagian yang sama dengan berbagai cara maka disebut dengan actinomorphic seperti
pada tanaman Mustard, China rose, Datura, Chilli.
2. Zygomorphic / bilateral merupakan bunga yang dapat dibagi menjdi dua bagian yang
sama hanya 1 bidang secara vertikal. Bunga seperti ini disebut dengan bunga
zygomorphic seperti Pea (Pisum sativum), Bean (Phaseolus vulgaris), Gulmohur,

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 29


Cassia. Pada Ocimum (Tulsi) dibagi menjadi bagian yang sama melalui bidang lateral
maka disebut dengan zygomorphic lateral.
3. Asymmetrical/ irregular merupakan tanaman yang meemilki bunga yang tidak
memiliki bidang simetri. Bunga seperti ini disebut dengan bunga asymmetrical. Seperti
pada Canna (Canna hybrida)

Hiasan bunga (perinthium)


bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk
lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Bagian-bagian hiasan bunga
itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:

1. Kelopak (kalyx)
Bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan
sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun
kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah -pisah. Kelopak
berguna untuk sebagai pelindung bunga, terutama waktu bunga masih kuncup (sebelum
mekar). Jika bunga mengadakan persarian dan pembuahan, biasanya kelopak lalu runtuh,
jarang sakali tetap sampai bentuk buah. Kelopak yang tetap dan akhirnya ikut merupakan
bagian buah misalnya pada ciplukan (Physalis minima L.).
Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas sebagai organ yang berasal
dari daun. Selain warnanya yang biasanya hijau, juga terbentuknya yang lain, misalnya seperti
bulu, seperti pada bunga tumbuhan yang termasuk suku Compositae. Kelopak tersusun atas
bagian-bagainnya yang dinamakan daun kelopak (sepala). Pada bunga daun -daun kelopak
mempunyai sifat yang berbeda-beda.

a. Berlekatan (gamosepalus). Pada kelopak biasanya yang berlekatan hanya bagian


bawah daun-daun kelopaknya saja, bagain atasnya yang berupa pancung-pancungnya
tetap bebas. Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan (atau panjang
pendeknya pancung-pancung dibagain atas kelopak), dibedakan 3 macam kelopak,
yaitu kelopak yang:
• Berbagi (partitus), jika hanya bagian kecil daun-daun saja yang berlekatan,
pancung-pancungnya panjang, lebih dari separoh panjang kelopak.
• Bercangap (fissus), jika bagain yang berlekatan kira-kira meliputi separoh
panjangnya kelopak, jadi pancung-pancungnya kira-kira juga separohnya.
• Berlekuk (lobatus), jika bagian yang berlekatan melebihi separoh panjang
kelopak, jadi pancung-pancungnya pendek saja.
b. Lepas atau bebas (polyspalus), jika daun-daun kelopak yang satu dengan yang lain
benar-benar terpisah-pisah, sama sekali tidak berlekatan.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 30


Gambar tipe kelopak bunga

2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla)


Bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna
hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri
dari atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat
berlekatan atau tidak.
Tajuk bunga atau atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah
dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik, dengan bentuk
susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum tetapi banyak juga yang
sebaliknya. Apabila proses penyerbukan sudah terlaksana, boleh dikatakan bahwa tajuk atau
mahkota bunga sudah selesai, oleh sebab itu biasanya tajuk bunga tampak layu dan kemudian
gugur. Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala), dan
sepreti halnya dengan daun-daun kelopak, daun-daun mahkota bunga menunjukan sifat yang
berbeda pula:

a. Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus).


Dalam keadaan demikian, pada tajuk bunga dapat dibedakan tiga bagian, yaitu:
1. Tabung atau buluh tajuk
2. Pinggiran tajuk
3. Leher tajuk

b. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus), j


ika daun-daun tajuk terpisah-pisah satu sama lain. Dalam keadaan demikian pada setiap daun
tajuk dapat dibedakan:
1. Kuku daun tajuk (unguis), ialah bagian bawah daun tajuk yang tidak lebar dan seringkali
lebih tebal daripada bagian lainnya.
2. Helaian daun tajuk (lamina), yaitu bagian yang lebar dan biasanya tipis.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 31


Gambar jenis-jenis mahkota bunga

C. ALAT DAN BAHAN

1. Kaca Pembesar
2. Penggaris
3. Jangka sorong
4. Hibiscus rosa-sinensis
5. Canna indica
6. Clitoria laurifolia
7. Bougenillea spectabilis
8. Nymphaea alba
9. Caranthus roseus

D. PROSEDUR KERJA
- Amati specimen bunga
- Tentukan bagian-bagian bunga dan karakteristiknya
- Ukur dengan penggaris dan jangka sorong
- Gambar kembali specimen bunga
- Beri keterangan pada gambar

E. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Batang Keterangan


1 Spesies: Tulis karateristik dari bagian
bunga berikut

1. Mahkota
2. Kelopak

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 32


3. Tipe simetri
4. Aroma
5. Organ kelamin

Lengkapi gambar dengan ukurannya dan


keterangan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 33


PRATIKUM 6
MORFOLOGI BUAH DAN BIJI

A. Buah sederhana (simple fruit)


Buah sederhana berkembang dari bakal buah tunggal (monocarpellary ovary) atau bakal buah
yang multicarpellary syncarpous. Hanya satu buah yang dibentuk oleh gynoecium. Buah
sederhana dibedakan menjadi dua yaitu bauah berdaging dan buah kering.

Buah berdaging
Buah berdaging (fleshy fruit) merupakan buah yang berkembang dari gynoseum
syncarpous superior atau inferior. Buah ini mungkin beruang satu (unilocular) atau beruang
banyak (multilocular). Buah seperti ini disebut dengan indehiscent. Penyebaran biji umumnya
terjadi setelah kulit buah (pericarp) rusak. Buah berdaging dibedakan menjadi beberapa tipe
yaitu:
a. Buah drupa (drupe fruit): merupakan buah yang berkembang dari satau atau banyak
karpel, syncarpous, dan superior ovary. Dalam buah ini endocarp keras dan membatu
sehingga disebut juga dengan buah batu (stony fruits). Sebagai contoh ditemukan pada
mangga (Mangifera indica), coconut (Cocos nucifera), almond, peach walnut, plum.
Pada buah batu ditemukan jaringan brachysclereids pada bagian endocarpnya. Pada
buah mangga bagian berdaging merupakan bagian yang bisa dimakan adalah
mesokarpnya dan bagian dimana biji dilindungi disebut dengan endocarp. Pada buah
Ber, epicarp dan mesocarp kedua bagiannya bisa dimakan. Kulit buah almond dan
walnut adalah endocarp dan bagaian yang dapat dimakan adalah bijinya. Pada kelapa
epikarpnya keras dan tipis sedangkan mesokarpnya tebal dan banyak mengandung
serat. Endokarpnya keras dan biji dilindungi di dalamnya. Bagian kelapa yang dapat
dimakan adalah endosperm.
b. Buah berry : merupakan buah yang berkembang dari satu atau banyak karpel yang
sinkarpus. Bakal buah bisa superior atau inferior, dengan tipe plasenta yang parietalis.
Pada bagian epicarp tipis dan biji melekat pada bagian yang berdaging. Pada awalnya
biji melekat melalui plasenta ke dalam buah, namun setelah matang terpisah dengan
plasenta dan menyebar secara acak di dalam buah yang berdaging. Buah berry yang
dihasilkan dari bakal buah yang superior seperti pada tanaman tomato (Solanum
lycopersicum), Grapes, Brinjal.Buah berry yang dihasilkan dari bakal buah yang
inferior seperti Guava (Psidium guajava), Banana (Musa paradisiaca). Pada kurma
hanya memiliki satu biji dalam buah berry. Perikarp buah tersebut dibedakan menjadi
epicarp, mesocarp dan endocarp. Epicarp merupakan jaringan tipis, halus sedangkan
mesocarp tebal dan berdaging, sedangkan endocarp tipis seperti membrane.
Pada pinang satu biji di dalam buah berry yang berserat. Ketika serat tebal dilepaskan
akan terlihat biji yang keras.
c. Buah pepo merupakan buah yang berkembang dari tricarpellary, syncarpous dan
inferior ovary. Buah ini bersifat unilocular dan memiliki plasenta parietal. Buah ini
berdaging dan berongga, terkadang buah ini rasanya pahit karena tetracyclic triterpine
di dalam daging buah seperti ditemukan pada buah famili Cucurbitaceae.
d. Buah pome merupakan buah yang berkembang dari bi atau multicarpellary syncarpous
inferior ovary. Kulit buah dan daging buah yang lunak terbuat dari thalamus. Bagian
utama dari bakal buah keras, dan sisanya di bagaian dalam adalah buahnya. Seperti
terlihat pada buah Apple, Pear.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 34


e. Buah Hesperidium merupakan buah ini berkembang dari multicarpellary, syncarpous,
superior ovary. Buah ini khusus ditemukan pada tanaman dari famili Rutaceae seperti
pada buah Orange, Lemon, dan Citrus. Epicarp terbuat dari kulit buah yang tebal yang
di dalam kulitnya banyak mengansung kelenjar minyak. Mesocarp berserat bewarna
putih yang melekat dengan epicarp. Membran endocarp melipat ke dalam dan
membentuk banyak ruang. Pada buah ini banyak ditemukan rambut- rambut kelenjar
yang berada disebelah dalam dari endocarp. Rambut- rambut kelenjar (glandular hairs)
inilah bagian yang dapat dimakan.
f. Buah balausta : merupakan buah dengan multilocular dengan banyak biji yang
berkembang dari inferior ovary. Pericarp dari buah ini keras. Kalik tetap ada
(persistent) yang tersusun seperti mahkota. Biji tersusun tidak teratur pada plasenta.
Endocarp keras. Testa berdaging dan merupakan bagian yang dapat dimakan seperti
ditemukan pada pomegranate (Punica granatum).
g. Amphisarca merupakan buah yang bersifat multicarpellary dengan banyak ruang yang
berkembang dari superior ovary. Pericarp keras, sedangkan plasenta berdaging. Bagian
dalam dari perikarp dan plasenta merupakan bagian yang dapat dimakan. Testa dari biji
mucilegenous, seperti terlihat pada apple kayu (Aegle marmelos), dan apple gajah.

Buah Kering

Buah kering sederhana (simple dry fruit). Pericarp dari buah kering sederhana keras dan
kering dan tidak berdifrensiasi menjadi epicarp, mesocarp dan endocarp, sehingga disebut juga
dengan buah kering. Buah kering sedrhana dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Indehiscent
Dehiscent Schizocarpic
a. Buah indehiscent merupakan buah kering sederhana yang pada umumnya berukuran
kecil dan hanya terdapat satu biji dan pericarp tidak pecah setalah matang.
• Buah cypsela : merupakan buah kecil, satu buju di dalam buah kering yang
berkembang dari bicarpellary, syncarpous dan inferior ovary. Pericarp dan kulit
biji bebas satu dengan yang lainnya. Dalam buah ini tandan dari rambut melekat
dengan buah yang dikenal dengan Pappus. Pappus membantu buah menyebar
seperti ditemukan pada famili Compositae (Asteraceae).
• Buah caryopsis : buah ini kecil, biji tunggal di dalam buah kering. Buah ini
berkembang dari monocarpellary, superior ovary. Pericarp dari buah ini
bergabung dengan kulit biji berabung permukaan luar. Buah ini umumnya
ditemukan pada famili gramineae (rumput-rumputan). Bulir-bulir gandum dan
padi merupakan contoh dari buah ini.
• Buah achene : merupakan buah yang memiliki biji tunggal di dalam buah yang
berkembang dari monocarpellary superior ovary. Pericarp buah ini bebas dari
kulit biji seperti ditemukan pada is Clematis, Mirabilis, Boerhaavia
• Buah nut : merupakan buah dengan biji tunggal yang berkembang dari
monocarpellary syncarpous superior ovary. Pericarp dari buah ini keras seperti
ditemukan pada Quercus (oak), Anacardium occidentale (jambu mete) Trapa,
dan Litchi. Pada epikarp dan mesokarp Litchi bergabung dan kelihatan sperti
kulit. Endocarp merupakan membran tipis. Kulit biji sebelah luar tumbuh ke
depan dan membenuk kulit tambahan ddisekeliling biji yang disebut dengan
aril. Dalam buah yang sudah matang aril berdaging dan merupakan bagian yang
dapat dimakan.
• Buah samara : merupakan buah kering indehiscent dengan satu biji yang
berbulu. Buah ini berkembang dari dua atau carpellary, syncarpous dan superior
ovary. Karakter utama dari buah ini memiliki struktur seperti sayap yang

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 35


berkembang dari pericarp yang membantu perkembangannya. Buah ini
ditemukan seperti pada Holoptelia. Pada Shorea robusta sayap berkembang
dari calyx daripada pericarp dan buah seperti ini disebut dengan samaroid.
b. Buah dehiscent: setelah perikap kering dan pecah biji tersebuar ke luar.
• Buah legume atau polong : buah ini berkembang dari monocarpellary,
unilocular, superior ovary. Pada umumnya buah ini panjang dan memiliki
banyak biji. Pemecahan buah ini terjadi pada kedua sisi dorsal dan ventral.
Pemecahan dimulai dari bagian apeks hingga ke bagian basal seperti terlihat
pada Pea, Beans. Ketika hanya terdapat satu atau dua biji di dalam buah maka
disebut dengan pod.
• Buah follicle : merupakan buah yang memiliki banyak biji yang berkembang
dari superior unilocular, monocarpellary ovary tetapi bidang pemecahan hanya
terjadi pada sisi ventral seperti ditemukan pada Asclepias, Rauwolfia, Vinca,
Michelia (Champa), Delphinium.
• Buah siliqua : merupakan buah yang berkembang dari bicarpellary, syncarpous
superior ovary dengan plasenta parietal. Pemecahan terjadi pada sisi dorsal dan
ventral mulai dari bagian bawah kemudian menuju ke arah atas. Oleh karena itu
sekat palsu pada ovarium sehingga terlihat seperti dua ruang (bilocular). Pada
sekat palsu, biji melekat. Tipe buah ini ditemukan pada famili Cruciferae seperti
Mustard.
• Buah Silicula : merupakan buah siliqua yang pendek melebar yang dikenal
dengan nama Silicula. Buah ini banyak ditemukan pada famili Cruciferae
seperti Candytuft (lberis amara), dan Capsella.
• Buah capsule : merupakan buah kering dengan banyak ruang (multichambered)
dengan banyak biji (multiseeded0 yang berkembang dari multicarpellary
syncarpus, superior ovary. Dalam buah ini ditemukan plasenta axile
placentation dan pecah dengan berbagai cara. Buah seperti ini ditemukan pada
Poricidal (Poppy), loculicidal (cotton), septifragal (Datura), septicidal
(Lineseed).
c. Buah schizocarpic merupakan buah yang memiliki banyak biji. Setelah matang buah
terbagi menjadi mericarp dan biji datag dari luar setalah perikarp rusak. Buah
berkembang dari mono atau bi atau multicarpellary superior atau inferior ovary.
Mericarp mengandung satu atau dua biji.
• Lomentum merupakan buah yang perkembangannya mirip seperti legume.
Buah tertarik (constricted) atau terbagi di dalam merikap satu biji, dan setelah
matang terpisah satu dengan yang lainnya. Buah seperti ini terdapat pada
Tamarind, Cassia fistula, Mimosa pudica, Archis hypogea, Desmodium.
• Buah Cremocarp : merupakan buah yang mengandung dua buah biji dan
berkembang dari bicarpellary, syncarpous, inferior ovary. Pada proses
pematangan (maturation) buah pecah dari apeks ke bagian basal seperti arah
dua merikap yang terbentuk dan setiap merikap mengandung satu biji.
Merikarp melekat dengan carpophore. Carpophore merupakan bagian
perluasan dari receptacle. Buah seperti ini ditemukan pada Coriander,
Cuminum, Foeniculum.
• Buah Regma : merupakan buah yang berkembang dari tri hingga
pentacarpellary, syncarpous superior ovary. Di dalam buah terdapat 3 locules
dan ketika buah pecah terbagi menjadi tiga bagian dan setiap bagian
mengandung satu biji. Pada ujung sebelah luar perikarp ditemukan duri. Buah
seperti ini ditemukan pada tumbuhan dari famili Euphorbiaceae, Castor yang
memiliki 3 ruang dan Geranium memiliki 5 ruang (cocci).
FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 36
• Buah carcerulus : merupakan buah kering yang berkembang dari multi
carpellary atau bicarpellary, syncarpous, superior ovary. Jumlah mericarp lebih
banyak dari lokul karena terbentuknya sekat palsu. Lokul terbagi menjadi 4 dan
setiap lokul mengandung satu biji. Buah seperti ini terdapat pada Ocimum
(kemangi), Salvia. Pada hollyhock dan abutilon (family Malvaceae), tidak
ditemukan lokul yang jumlahnya lebih dari 4.
• Buah utricle : merupakan buah yang memiliki satu biji dengan membran
tipisBuah ini berkembang dari bicarpellary, unilocular, syncarpous, superior
ovary. Buah seperti ini ditemukan pada Achyranthes, Amaranthus.
• Buah Samara ganda merupakan buah yang berkembang dari bicarpellary
yncarpous superior ovary. Pericarp berkembang menjadi dua sayap. Pada
proses pematangan terdapat dua merikarp dengan masing-masing memiliki
satu biji. Contoh ditemukan pada samara , acer.

Buah Majemuk
Buah ini berkembang dari multicarpellary apocarpous ovary. Karena di dalam apocarpous
ovary, setiap karpel terpisah satu dengan yang lainnya sehing terbentuk sebiuah fruitlet. Buah
ini terbentuk dari serangkai/segerombolan buah yang disebut sebagi etaerio. Buah ganda
dibedakan menjadi:
a. Buah Etaerio atau follicles : setiap fruitlet merupakan follicle. Seperti terdapat pada
tanaman Calotropis, Catharanthus, Magnolia.
b. Buah Etaerio achenes : buah ini merupakan buah aggregate fruit, setiap fruitlet
merupakan an achene. Seperti terdapat pada Rananculus, Strawberry, Rose, Lotus.
c. Buah berries Etaerio : merupakan aggregate dari small berries. Seperti terdapat pada .
polyalthia, Annona squamosa (srikaya). Pada buah annona semua berry tersususn dari
densly pada thalamus.
d. Drupa majemuk. Merupakan buah drupa yang yang tersusun daru drupes yang kecil
yang berkembang dari karpe yang berbeda. Buah ini terdapat pada Raspberry.

Buah Majemuk Semu


Semua buah majemuk merupakan buah semu. Tipe buah buah ini berbeda dengan buah
aggregat yang mana dalam ovarium tunggal terdapat berbagai ovarium dan bagian bunga yang
lain yang berkombinasi bersama-sama untuk membentuk buah. Dalam buah ganda pada
umumnya keseluruhan inflorescence bermodifikasi menjadi buah. Buah majemuk dibedakan
menjadi dua yaitu:
• Buah Sorosis : merupakan buah yang berkembang dari spike, spadix atau cartkin
inflorescence. Peduncle menjadi tebal berongga dan berkayu. Sebagai contoh buah
nangka, Pandanus (screwpine), nenas. Pada buah nangka benang sari bunga
berkembang mengelilingi pedunculus. Dalam buah terbentuk pericarp berongga dan
menyatu. Pada buah nenas baktea pedunkulus dan dan perianth menjadi berdaging.
Oleh karena adanya fusi perianths bunga maka buah majemuk terbentuk. Pada mulberry
perianth menjadi berdaging dan kalik setiap bunga menjadi tebal, manis, berdaging dan
dapat dimakan.
• Buah Syconus : buah ini berkembang dari hypanthodium inflorescence. Sebagi contoh
pada berbagai speecies Ficus.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Kaca Pembesar

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 37


2. Penggaris
3. Jangka sorong
4. Mengkudu
5. Alpokat
6. Belimbing
7. Jambu biji
8. Mentimun
9. Tomat
10. Cabai

D. PROSEDUR KERJA
- Amati specimen buah
- Sayat buah secara melintang dan membujur
- Ukur dengan penggaris dan jangka sorong penmpang melintang
- Gambar kembali specimen akar
- Beri keterangan pada gambar

E. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Buah dan biji Keterangan


1 Spesies: 1. Jenis buah
2. Bentuk buah
3. Pemukaan buah
4. Jumlah biji
5. Kulit buah
6. Daging buah
7. Aroma buah
8. Rasa

Lengkapi gambar dengan ukurannya dan


keterangan

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 38


PRATIKUM 7
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MAKROSKOPIS

1. TUJUAN PRATIKUM

2. DASAR TEORI
Pemberian nama simplisia pada umumnya terdiri atas nama marga (genus), atau nama
spesies (species) atau petunjuk jenis (specific epithet) dari tanaman asal, dilanjutkan dengan
nama bagian tanaman yang digunakan sebagai simplisia.
Contoh rimpang temulawak dengan nama Curcuma zanthorhizza, nama simplisianya disebut
Curcuma zanthorhizza Rhizoma. Rhizoma menunjukkan bagian simplisia yang digunakan,
yaitu rimpang. Beberapa simplisia tidak mengikuti aturan tersebut, seperti:
- Kaempheria Rhizoma (nama genus dari Kaempheria galanga kemudian diikuti dengan
Rhizoma).
- Calami Rhizome, yang mana digunakan nama belakang dari spesies tersebut, diikuti
dengan bagian simplisia yang digunakan, yaitu Rhizoma (rimpang).
Bagian tanaman tersebut ditulis nama latin untuk penamaan simplisa berdasarkan tabel
berikut.
Nama latin Bagian tanaman
Folia Daun
Folium Daun
Fructus Buah
Flos Bunga
Caulis Batang
Semen Biji
Cortex Kulit kayu
Lignum Kayu
Radix Akar
Rhizome Rimpang
Amilum Pati
Bulbus Umbi lapis
Thallus Bagian dari tanaman rendah
Tubera Umbi
Herba Seluruh tanaman

3. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop
2. Lampu spiritus
3. Kaca pembesar
4. Penggaris
5. Simplisia

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 39


Buah adas Daun salam

Rimpang jahe Rimpang kunyit

Daun sirih Herba pegagan

Buah lada hitam Herba meniran

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 40


Herba sambiloto Kayu secang

4. PROSEDUR KERJA
• Amati simplisia lakukan uji organoleptik, untuk mengetahu warna, bau, dan rasa,
dari simplisia.
• Dengan bantuan kaca pembesar amati organ tanaman yang digunakan untuk
simplisia.
• Gambar morfologi, ukuran, dan warna simplisa.

5. HASIL PENGAMATAN
No Gambar literatur Gambar pengamatan Keterangan
1 Nama Simplisia
(latin dan indonesia)

Warna:
Rasa:
Bau:
Tekstur:

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 41


PRATIKUM 8
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

A. TUJUAN PRATIKUM

B. TEORI

Identifikasi simplisia merupakan identifikasi awal untuk menentukan adanya


komponen seluler yang spesifik dari tanaman itu sendiri dan dapat digunakan sebagai pedoman
standarisasi bahan/simplisia. Adanya identifikasi dapat menjamin kebenaran bahan baku obat
tradisional dalam hal ini simplisia, agar terjamin kualitas dan kemanfaatannya. Pemeriksaan
mikroskopik pada dasarnya bertujuan untuk menentukan fragmen -fragmen pengenal sel
(bentuk sel, penebalan dinding sel, dan lainnya), isi sel (pati, hablur kalsium oksalat, dan
sebagainya), serta bentuk sel maupun jaringan khas dari simplisia tersebut.
Pemeriksaan makroskopik dapat dilakukan dengan melakukan pengenalan morfologi
dan organoleptis tumbuhan. Pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik yang dilakukan dapat
menghindari terjadinya pemalsuan dengan adanya fragmen pengenal yakni komponen spesifik
dari bahan penyusun produk. Fragmen pengenal (penanda) bersifat keharusan diperlukan.
Mikroskopik, yaitu pengujian dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
sesuai keperluan. Pada uji ini dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas untuk suatu bahan
simplisia. Fragmen-fragmen

C. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Silet
6. Tissu
7. Aquadest
8. Tusuk gigi
9. Simplisia serbuk

D. PROSEDUR KERJA
• Ambil serbuk simplisia dengan menggunakan tusuk gigi
• Serbuk amilum diletakkan objek glass
• Tetesan aquadest
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumenta
FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 42
PRATIKUM 9
IDENTIFIKASI AMILUM

A. TUJUAN PRATIKUM

B. TEORI
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum merupakan suatu senyawa
organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun
hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan
dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit
batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50 -65% berat kering biji
gandum dan 80% bahan kering umbi kentang. Amilum terdiri dari dua macam polisakarida
yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan
sisanya amilopektin.
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian
yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif).Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan
rumus struktur glukosa adalah C 6H11O6 dan rumus bangun dari -D-glukosa. Amilum dapat
dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis
juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat pada
makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk – maltosa.
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung
(Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea
batatas), ketela pohon (Manihot utilissima).Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-
granul yang diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae),
dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal,
membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang
mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang
berbeda. Butir-butir amilum mempunyai bentuk dan ukuran yang bermacam- macam.
Perbedaan ini didasarkan pada letak hilus dalam butir amilum. Hilus adalah titik permulaan
terbentuknya butir amilum, sedangkan lamella adalah garis-garis halus yang
mengelilingi hilus

Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu
dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan
bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai
basis untuk supositoria.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 43


Amilum beras Amilum gandum

Amilum jagung Amilum singkong

Amilum kentang

C. ALAT DAN BAHAN


10. Mikroskop
11. Objek glass
12. Cover glass
13. Pipet tetes
14. Silet
15. Tissu
16. Aquadest
17. Tusuk gigi
18. Amilum beras
19. Amilum kentang
20. Amilum jagung
21. Amilum gandum
22. Amilum singkong

D. PROSEDUR KERJA
Pengamatan amilum
• Ambil serbuk amilum dengan menggunakan tusuk gigi

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 44


• Serbuk amilum diletakkan objek glass
• Tetesan aquadest
• Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest dengan tissue
• Letakkan preparate di bawah mikroskop pada pembesaran yang sesuai
• Amati dan dokumentasi

E. HASIL PENGAMATAN
No Gambar literatur Gambar pengamatan Keterangan
1 Perbesaran : Nama Amilum
(latin dan indonesia)

Warna:
Rasa:
Bau:
Tekstur:

Beri keterangan Hilus dan


lamela

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 45


PRATIKUM 10
IDENTIFIKASI MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui definisi dan penggolongan minyak lemak, lemak, dan lilin.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi minyak lemak, lemak dan lilin yang sering digunakan
dalam bidang farmasi, baik secara fisika maupun kimia.

2. TEORI
Minyak lemak, lemak, dan lilin digolongkan ke dalam senyawa lipid. Lipid adalah suatu
trigliserida (ester gliserol), yang merupakan gabungan dari gliserol dan 3 asam lemak. Asam
lemak yang dimaksud seperti asam oleat, linoleat, risinoleat dan lain-lain. Minyak lemak lemak
berbentuk cair pada suhu kamar, sedangkan lemak berbentuk padat. Sementara lilin pada
umumnya berwujud padat pada suhu kamar, namun memiliki tingkat kepadatan yang lebih
besar daripada lemak. Lilin juga memiliki sifat rapuh.
A. Minyak Lemak dan Lemak
Sumber dari minyak lemak dan lemak dapat diperoleh dari tumbuhan maupun hewan.
Minyak lemak dan lemak memiliki sifat larut dalam eter, kloroform, PE; tidak larut dalam
alkohol kecuali minyak jarak (oleum ricini) yang larut dalam 3-5 bagian alkohol 90%; tidak
larut air, susah menguap di udara, meninggalkan noda lemak yang permanen pada kertas, dan
berminyak bila dirasakan. Parameter kuantitatif untuk minyak lemak di antaranya titik lebur,
bilangan penyabunan, bilangan asam, bilangan iod, dan komposisi asam lemak (jenuh dan
tidak jenuh). Minyak lemak dan lemak menghasilkan gliserol bila disabunkan (reaksi
saponifikasi).
B. Lilin
Pada tanaman, lilin terdapat pada dinding luar lapisan epidermis, biasanya pada buah dan
daun. Lilin memiliki komposisi yang berbeda dengan minyak lemak atau lemak. Lilin adalah
bentuk ester dari asam lemak dan alkohol. Dalam reaksi saponifikasi, lilin perlu diperlakukan
dengan alkohol agar memberikan reaksi yang positif.
Contoh bahan-bahan yang tergolong minyak lemak, lemak dan lilin yang banyak
digunakan di bidang farmasi adalah :
1. Minyak lemak : Oleum sesami, oleum lini, oleum cocos, olive oil, castor oil, cod liver oil,
almond ail
2. Lemak : Oleum cacao, adeps lanae
3. Lilin : Cera alba, cera flava, cetaceum, carnauba wax

3. ALAT DAN BAHAN


1. Minyak kelapa, 12. Eter
2. Minyak zaitun 13. Kloroform
3. Minyak lini 14. Etanol 95%
4. Minyak wijen 15. Air
5. Minyak kedelai 16. Tabung Reaksi
6. Minyak kelapa sawit 17. Pipet tetes
7. Petroleum eter 18. Thermometer
8. Oleum cacao 19. Penangas air
9. Cera alba 20. Penangas es
10. Setaceum 21. Kertas saring
11. Adeps lanae 22. Gelas ukur

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 46


4. PROSEDUR KERJA
a. Uji Noda Lemak
Minyak lemak (minyak kelapa, minyak zaitun, minyak lini, minyak wijen, minyak kedelai,
minyak kelapa sawit) diteteskan pada kertas saring, kemudian biarkan mengering. Lakukan
pengamatan noda lemak yang jernih atau transparan

b. Uji Kelarutan
Ambil satu tetes minyak (minyak kelapa, minyak zaitun, minyak lini, minyak wijen,
minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak kelapa sawit) dan tambahkan salah satu
pelarut (eter, petroleum eter, kloroform, etanol 95%) bertetes-tetes sampai tepat larut.
Dicatat jumlah tetes pelarut yang digunakan!

c. Penetapan Jarak Beku


Minyak lemak (minyak kelapa, minyak zaitun, minyak lini, minyak wijen, minyak kelapa
sawit, minyak kedelai, minyak kelapa sawit) sebanyak 2 ml didinginkan pelan-pelan dalam
penangas es. Amati suhunya mulai terjadi kekeruhan sampai membeku.

d. Penetapan Jarak Lebur


Lemak padat (oleum cacao, cera alba, setaceum, adeps lanae) dipanaskan hati-hati
(usahakan kenaikan suhu 2 0 C/menit) dalam penangas air. Dicatat suhu dimana lemak
mulai meleleh sampai meleleh sempurna.

5. HASIL PENGAMATAN

A. Minyak Lemak
No Nama Organoleptis Uji Noda Uji kelarutan Penetapan
Sampel lemak Jarak beku
1 Minyak Warna: Penampakan Eter: Suhu:
kelapa Bau: Noda: Petroleum eter:
Rasa: Kloroform:
Etanol 96%:

B. Lemak Padat dan Lilin


No Nama sampel Organoleptis Penetapan Jarak Lebur
1 Warna: Suhu:
Bau:
Rasa:

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 47


PRAKTIKUM 11
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui definisi, sifat-sifat, minyak atsiri,identifikasi minyak atsiri, secara
organoleptis, reaksi kimia

2. DASAR TEORI
Pada umumnya minyak yang terdapat di alam dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu
minyak mineral, minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan (edible fat) dan minyak atsiri
(essential oil). Minyak atsiri merupakan senyawa minyak dengan beberapa sifat, antara lain
sangat mudah menguap bila dibiarkan pada udara terbuka, umumnya tidak berwarna tetapi
semakin lama menjadi gelap karena mengalami oksidasi, mempunyai rasa getir, umumnya
larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air, dan memiliki bau yang khas seperti pada
tumbuhan aslinya. Minyak atsiri sering pula disebut sebagai minyak menguap (volatile oil)
atau minyak eteris karena sifatnya yang mudah menguap. Berdasarkan asal usul biosintesisnya,
komponen utama dalam minyak atsiri dibedakan menjadi 2, yaitu turunan terpen (hidrokarbon)
dan senyawa aromatik (Oxygenated hydrocarbon). Turunan Terpen (Hidrokarbon) terbentuk
lewat jalur biosinteis asam asetat-mevalonat sedangkan senyawa aromatik (Oxygenated
hydrocarbon) terutama fenil propanoid yang terbentuk lewat jalur biosintesis asam sihkimat-
fenil propanoid.

Sifat Fisika Minyak Atsiri


1. Minyak yang baru diekstrak dan masih segar biasanya tidak berwarna atau berwarna
kekuning-kuningan, kemerah-merahan, hijau atau biru.
2. Dapat mengabsorbsi oksigen di udara, sehingga jika dibiarkan lama diudara dan kena
cahaya matahari pada suhu kamar, warnanya dapat menjadi lebih gelap.
3. Cenderung mempunyai indeks bias tinggi
4. Mempunyai rotasi spesifik
5. Tidak dapat bercampur dengan air.
6. Umumnya larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya, kurang larut dalam alkohol
encer
7. Minyak atsiri dari tiap tanaman penghasilnya mempunyai bau yang khas
8. Bersifat optis aktif

Sifat Kimia Minyak Atsiri


Sifat ini ditentukan oleh konstituen kimia yang dikandungnya. Konstituen ini di
antaranya berupa hidrokarbon tidak jenuh (terpen), dan senyawa senyawa yang tergolong
senyawa hidrokarbon teroksigenasi. Proses yang mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak
atsiri yaitu proses hidrolisa, oksidasi, penyabunan, dan resinifikasi.
1. Reaksi hidrolisis, terutama terjadi pada minyak yang mengandung ester. Hidrolisa ester
terjadi membentuk asam dan alkohol. Asam tersebut berikatan dengan ion logam sehingga
terbentuk garam. Hal tersebut menyebabkan minyak atsiri menjadi berwarna gelap.
2. Reaksi oksidasi, terutama terjadi pada ikatan rangkap pada senyawa terpen. Oksidasi dapat
mengakibatkan perubahan bau dan penurunan jumlah konstituen kimia dalam minyak
atsiri.
3. Minyak atsiri yang mengandung monoester dan asam-asam organik yang dapat bereaksi
dengan basa membentuk sabun.
4. Beberapa jenis minyak atsiri dapat membentuk senyawa polimer seperti resin.

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 48


3. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas saring
2. Beaker glass 100 ml
3. Tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Gelas Ukur
6. Petroleum eter
7. Eter
8. Kloroform
9. Etanol 96%
10. Oleum Cajuputi,
11. Oleum Menthae Piperita,
12. Oleum Foeniculi,
13. Oleum caryophylli,

4. PROSEDUR KERJA
a. Identifikasi umum Minyak Atsiri
Satu tetes minyak atsiri diteteskan pada permukaan air. Minyak atsiri akan menyebar dan
air tidak akan menjadi keruh. Bandingkan dengan minyak lemak

b. Uji Noda
Satu tetes minyak atsiri diteteskan pada sepotong kertas saring. Bila dibiarkan, maka minyak
atsiri akan menguap dengan sempurna. Bandingkan dengan minyak lemak.

c. Uji Kelarutan
Ambil satu tetes minyak (minyak kelapa, minyak zaitun, minyak lini, minyak wijen,
minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak kelapa sawit) dan tambahkan salah satu
pelarut (eter, petroleum eter, kloroform, etanol 95%) bertetes-tetes sampai tepat larut.
Dicatat jumlah tetes pelarut yang digunakan!

d. Deteksi Senyawa Fenol


Ke dalam 2 mL larutan minyak atsiri (25% dalam etanol 95% netral) tambahkan setetes larutan
Ferri klorida atau besi (III) klorida. Diamati warna yang terjadi (warna hijau, merah, ungu, biru
atau hitam pekat)

5. HASIL PENGAMATAN

No Nama Organoleptis Uji Noda Uji kelarutan Deteksi


Sampel lemak Fenol
1 Minyak Warna: Penampakan Eter: Warna
kayu putih Bau: Noda: Petroleum eter: terbentuk
Rasa: Kloroform:
Etanol 96%:

FARMASI KLINIK- UNIVE RSIT AS BALI INTERNASIONAL 49

Anda mungkin juga menyukai