Anda di halaman 1dari 29

Modul

Praktikum
Botani
Farmasi

DISUSUN OLEH :
apt. Galih Samodra,
M. Farm.

Program Studi Farmasi


Program Sarjana
Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa
2023
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

Visi Program Studi


Menjadi program studi yang terkemuka di Jawa Tengah sebagai pusat pengembangan IPTEKs
dibidang farmasi serta menghasilkan lulusan mandiri dan berbudaya pada tahun 2032.

Misi Program Studi


1. Menyelenggarakan pendidikan kefarmasian yang bermutu dan berdaya saing dalam
pengembangan IPTEKs dibidang farmasi
2. Menyelenggarakan penelitian kesehatan khususnya dibidang farmasi yang inovatif,
kompetitif dan berkelanjutan
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
4. Mengembangkan kerjasama yang berkualitas dengan berbagai institusi untuk
penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT, hanya dengan izinnya Modul
Praktikum Farmakognosi ini dapat tersusun. Modul praktikum Botani Farmasi ini disusun
untuk memberikan panduan bagi para mahasiswa S1 Farmasi Universitas Harapan Bangsa
untuk memahami proses kegiatan praktikum Botani Farmasi ini.

Penyusun menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
tegur sapa dan koreksi diharapkan untuk perbaikan petunjuk praktikum ini. Semoga modul
praktikum ini dapat memberikan manfaat besar bagi para mahasiswa. Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Purwokerto, Januari 2023

Penyusun
Teknik Membuat Irisan pada Tumbuhan
Tata Tertib Praktikum Botani Farmasi

1. Praktikan (mahasiswa peserta praktikum) wajib hadir 10 menit sebelum acara


praktikum berlangsung. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
apabila keterlambatan lebih dari 15 menit.
2. Tidak ada inhal. Bagi praktikan yang berhalangan hadir karena alasan sakit atau tugas
prodi/ kampus diberi kesempatan untuk mengikuti praktikum kelas lainnya (dengan
catatan praktikum kelas lain belum berlangsung). Praktikan terlebih dahulu meminta
izin kepada koordinator praktikum dengan membawa surat keterangan yang kemudian
koordinator praktikum memberikan surat izin mengikuti praktikum kelas lain.
3. Praktikan yang tidak mengikuti lebih dari satu materi praktikum, tidak diperkenankan
mengikuti ujian akhir praktikum.
4. Praktikan diharuskan memakai jas praktikum dan alat pelindung berupa sarung
tangan (handscoon) dan masker. Pemakaian jas praktikum dan alat pelindung juga
diwajibkan saat melakukan pengamatan hasil diluar jam praktikum.
5. Pratikan diwajibkan membawa perlengkapan praktikum yang tidak disediakan oleh
labotarium, misalnya: lap, kertas tissue, gunting kecil, dan alat tulis.
6. Praktikan bekerja secara berkelompok sesuai pengelompokkan yang telah ditentukan
dan diharapkan proaktif untuk belajar.
7. Setiap praktikan harus mempelajari dan memahami teori dan prosedur kerja
sebelum praktikum berlangsung. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib
mengumpulkan laporan sementara yang merupakan prasyarat mengikuti acara
praktikum pada hari itu. Praktikan yang tidak mengumpulkan laporan sementara tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum hari itu.
8. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengikuti pretest terhadap materi yang
akan dipraktikumkan
9. Praktikan diharuskan bekerja secara terencana, hati – hati dan teliti. Setelah selesai
praktikum, alat – alat maupun bahan yang digunakan harus dikembalikan dalam
kondisi bersih dan utuh.
10. Semua praktikan bertanggung jawab terhadap ketenangan, kebersihan dan keamanan
ruang praktikum, serta alat – alat yang digunakan.
11. Praktikan yang memecahkan, merusak dan atau menghilangkan alat diharuskan
melapor ke dosen/ asisten jaga dan mengganti alat tersebut secepatnya.
12. Setelah selesai pelaksanaan dan pengamatan praktikum, praktikan wajib membuat data
hasil praktikum yang akan dikoreksi oleh dosen/ asisten jaga. Data hasil praktikum yang
sudah disetujui bisa langsung dibawa pulang dan dibuat pembahasan, kesimpulannya.
13. Pengamatan praktikum yang dilakukan diluar jam praktikum harus didampingi oleh
asisten. Praktikan bisa membuat kesepakatan dengan asisten sesuai kebutuhan dan
waktu yang diperlukan.
14. Buatlah catatan lengkap (termasuk gambar – gambar) dari setiap acara praktikum yang
telah dilakukan.
15. Untuk mengikuti praktikum selanjutnya diharuskan sudah menyelesaikan
pembahasan, kesimpulan dan disertai pustaka yang diacu. Bila pada saat itu belum
menyelesaikannya maka nilai laporan sama dengan NOL.
16. Bila praktikan berhalangan dan tidak dapat mengikuti acara praktikum yang
menyebabkan nilai – nilainya kosong, maka nilai akhir adalah seluruh nilai yang ada
dan kemudian dikonversikan berdasarkan standar nilai yang telah ditetapkan.
Evaluasi Praktikum

Evaluasi praktikum farmakognosi merupakan 30% dari total nilai mata kuliah
farmakognosi. Evaluasi praktikum farmakognosi memiliki 4 komponen penilaian, yaitu:
1. Skill Lab : (Nilai maksimal : 90)
(25%) • Kesiapan praktikan (tidak terlambat, menggunakan jas
dan alat pelindung). (Bobot nilai : 15)
• Praktikan mengerjakan sendiri semua acara/percobaan
dan apakah aktivitasnya seimbang dengan patner
dalam kelompok. Praktikan mengerjakan praktikum
secara lengkap (persiapan, pelaksanaan percobaan,
merapikan, membersihkan dan memberesi alat dan
bahan setelah praktikum berakhir). (Bobot nilai : 50)
• Praktikan menyelesaikan praktikum sesuai waktu
yang ditentukan. (Bobot nilai : 25)

2. Pretest/ : (Nilai maksimal : 100)


postest Praktikan mampu menjawab dengan benar pertanyaan
(15%) yang diberikan.

3. Laporan : (Nilai maksismal : 90)


(20%) • Laporan sementara ditulis dengan lengkap (tujuan,
dasar teori, alat dan bahan, skema kerja ditulis
skematis/ sistematis) (Lampiran 1) (Bobot nilai : 30)
• Data hasil kegiatan pengamatan dan gambar sudah
selesai semua dalam satu acara praktikum (Bobot
nilai : 20)
• Pembahasan disusun dengan lengkap dan tajam,
dengan
diperkuat literatur/ teori, jurnal atau penelitian yang
berkaitan
(Bobot nilai : 35)
• Daftar pustaka minimal 3 dan tata penulisan benar
(Bobot : 5)

4. Responsi : (Nilai maksimal : 100)


(40%) Praktikan mampu menjawab dengan benar pertanyaan
yang diberikan.
Percobaan 1 : Morfologi Daun
A. Tujuan
1. Mengenal bagian-bagian daun tunggal; bangun daun; benttuk ujung; pangkal; tulang;
dan tepi daun; alat-alat tambahan lain.
2. Mengenal susunan daun majemuk.
3. Mengenal bermacam-macam duduk daun (phyllotaxis) dan membuat diagram duduk
daun.

B. Bahan
1. Daun tunggal: (a) Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis,L.) (b) talas (Colocasia)
2. Daun majemuk: (a) Mindi (Melia azedarach) (b) Kelor (Moringa oleifera)

C. Cara Praktikum
C.1. Daun Tunggal
1. Tulis nama spesies preparat dan nama familianya.
2. Gambar bagian-bagian daun yang ada pada preparat tersebut dan beri keterangan
dalam nama Indonesia dan ilmiah yaitu upih daun (vagina), tangkai daun
(petiolus), helaian daun (lamina), dan lidah-lidah (ligula).
3. Gambar daun dari masing-masing badan dan sebutkan.
(a) Bangun daun (circumscriptio), apakah termasuk bentuk: bulat (orbicularis), perisai
(peltatus), jorong (ovalis), bulat memanjang (oblongus), lanset (lanceolatus), bulat
telur (ovatus), segitiga (triangularis), delta (deltoideus), belah ketupat
(rhomboideus), jantung (cordatus), ginjal (reniformis), bangun panah (sagitatus),
bangun tombak (hastatus), bertelinga (auriculatus), bulat telur terbalik (obovatus),
segitiga terbalik (cuneatus), jantung terbalik (obcordatus), bangun sudip
(spatulatus), bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus), bangun pedang
(ensiformis), bangun paku (subulatus), atau bangun jarum (acerosus).
(b) Ujung daun (apex), yaitu: runcing (acutus), tumpul (obtusus), meruncing
(acuminatus), romping/datar (truncatus), terbelah (retatus), atau berdiri
(mucronatus).
(c) Pangkal daun, yaitu: runcing (acutus), tumpul (obtusus), meruncing (acuminatus),
romping/datar (truncatus), terbelah (retatus).
(d) Tulang daun (nervus) / pertulangan daun (nervatio), yaitu: menyirip (penninervis),
menjari (palminervis), sejajar (rectinervis) atau melengkung (curvinervis).
(e) Tepi daun (margo), yaitu: rata (integer), bertoreh (divisus), bergigi (dentatus),
bergerigi (serratus), beringgit (crenatus), berombak (repandus), berlekuk menyirip
(pinnatilobus), bercangap menyirip (pinnatifidus), berbagi menyirip
(pinnatipartisus), berlekuk menjari (palmatilobus), bercangap menjari
(palmatifidus), atau berbagi menjari (palmatipartisus).
(f) Daging daun (intervenium), yaitu: tipis seperti selaput (membranaceus), seperti
kertas (papyraceus/chartaceus), tipis lunak (herbaceus), seperti perkamen
(pergamenteus), seperti kulit/ bertulang (coriaceus), atau berdaging (carnosus).
(g) Warna daun
(h) Permukaan helaian, yaitu: licin (laevis), mengkilap (nitidus), suram (opacus),
berlilin (pruinosus), gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus),
berrambut (pilosus) atau berbingkul-bingkul (bullatus).
C.2. Daun Majemuk (Folium compositum)
1. Tulis nama species dan familianya.
2. Gambar dan beri keterangan mengenai bagian-bagian dari bahan praktikum tersebut,
yaitu: daun penumpu (stipula), ibu tangkai (petiolus communis), ruas (rachis),
tangkai anak daun (petiololus) dan anak daun (foliolus).
3. Sebutkan susunan daun majemuk preparat tersebut, apakah: menyirip gasal
(imparipinnatus), menyirip genap (abrupte pinnatus), menyirip ganda (dua, tiga
dst.), menjari beranak daun satu (unifoliatus), beranak daun dua (bifoliatus) dst.,
majemuk campuran (digitation pinnatus) atau majemuk bangun kaki (pedatus).
4. Buat deskripsi dari tiap anak daun.
C.3. Cara Kerja
1. Tuliskan pada masing-masing bahan nama daerah, nama ilmiah, genus dan
familinya serta klasifikasinya!
2. Amati daun pada bahan-bahan di atas! Perhatikan dan gambarkan secara skematis
bentuk daun, bagian-bagian penyusun daun dan jenis daun!

Dasar Teori
A. Bagian-bagian daun
Daun lengkap terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina)
B. Bangun/bentuk daun
Berdasarkan letak bagian daun yang melebar maka daun dibedakan 4 golongan, yaitu daun
dengan:
1. Bagian yang terlebar kira kira di tengah helaian daun
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya terletah di tengah tengah
helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat atau bundar (orbicularis),
perisai (pelitaltus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus) dan
bangun lanset (lanceolatus).
2. Bagian yang terlebar dibawah tengah tengah helaian daun
Daun daun yang mempunyai bagian bagian yang terlebar di bawah tengah tengah helai
daunnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a. Pangkal daunnya tidak bertoreh: ovatus, triangularis, deltoideus, rhomboideus.
b. Pangkal daunnya bertoreh atau berlekuk: cordatus, reniformis, sagittatus, hastatus,
auriculatus.
3. Bagian yang terlebar terletak diatas tengah tengah helai daun
Daun dengan bagian yang terlebar terletah ditengah tengah helaian daun kemungkinan
bangun daunnya adalah bangun bulat telur sungsang, jantung sungsang, segitiga
terbalik dan bangun sudip.
4. Tidak ada bagian terlebar
Dalam golongan ini termasuk daun daun tumbuhan yang bisanya sempit atau lebarnya
jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjangnya daun.
C. Ujung daun (Apex felly) dan pangkal daun (Basis folli)
Ujung dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam. Ada tujuh
bentuk ujung daun yang sering kita jumpai yaitu runcing, meruncing, tumpul, membulat,
rompang, terbelah dan berduri.
D. Susunan tulang daun (nervatio atau venation)
Menurut besar kecilnya tulang daun dibedakan dalam tiga macam yaitu: ibu tulang daun, tulang
cabang dan urat daun. Berdasarkan arah tulang tulang cabang yang besar pada helaian
daun, dapat dibedakan beberapa macam susunan tulang daun dan berdasarkan susunan
tulangnya dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu menyirip, menjari, melengkung,
sejajar atau lurus.
E. Tepi daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam yaitu rata dan bertoreh. Toreh
pada tepi daun dibedakan menjadi 2 macam yaitu tepi daun yang bertoreh merdeka dan
tepi daun dengan toreh yang mempengaruhi bentuknya.
F. Daging daun (intervinium)
Daging daun adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang tulang daun dan urat urat daun.
Di bagian ini zat zat yang diambil dari luar tubuh diubah menjadi zat zat yang sesuai dengan
keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung dari tebal tipisnya
daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifatseperti selaput, seperti kertas,
tipis lunak, seperti perkamen, seperti kulit belulang dan berdaging
G. Warna daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun
yang berwarna tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daundapat memperlihatkan abnyak
variasi misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup merah atau hijau kekuningan.
H. Permukaan daun
Pada umumnya permukaan daun dibedakan menjadi: licin (lavies), gundul
(glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu
(pilosus), berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus).
Percobaan 2 : Morfologi Bunga
A. Tujuan
1. Mengenal bermacam-macam susunan bagian-bagian bunga, rumus bunga.

B. Bahan
1. Bunga majemuk: (a) Klampes (Oscimum basilicum,L.) (b) Kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima, Swatrz)
2. Bagian-bagian bunga: (a) Kembang sepatu (Hibicua rosa-sinensis) (b) orok-orok
(Crotalaria, sp.)

C. Cara Praktikum
1. Tulis nama species preparat dan nama familianya.
2. Gambar skematis bunga dan beri keterangan bagian-bagiannya (yang ada pada
preparat): dasar bunga (reseptaculum), kelopak tambahan (epikalyx), daun kelopak dan
kelopak (sepala dan kalyx), daun mahkota dan mahkota (petala dan corolla), daun
tenda bunga dan tenda bunga (tepala dan perigonium), mahkota tambahan (corona),
benangsari dan alat kelamin jantan (stamen dan androecium), kepala sari (anthera),
tangkai sari (filamentum), putik (pistilum) dengan bagian bakal buah (ovarium), tangkai
sari (stylus), dan kepala putik (stigma), kelenjar madu (nectarium), pendukung putik
(gynophorum), pendukung benangsari (androphorum), pendukung benangsari dan
putik (androgynophorum). Keterangan: putik terbentuk dari satu atau beberapa daun
buah (carpella) yang keseluruhannya disebut alat kelamin betina (gynaecium).
3. Buat rumus dan diagram bunga, dengan cara menentukan:
(a) Letak bunga: ujung (terminalis) atau ketiak (axillaris)
(b) Simetri bunga: banyak dan beraturan (actinomorph), setangkup tunggal
(zygomorph), tak beraturan/tak punya simetri (asymetri).
(c) Letak perhiasan bunga terhadap susunannya (aestivatio): terbuka (aperta), terkatup
(valvata), terkatup melipat ke dalam (induplicata), terkatup melipat ke luar
(reduplicata), atau saling menutupi (imbricata) yang dapat: terputar ke kanan/ kiri
(contorta/convoluta), mengikuti rumus 2/5 (quincucialis), atau kohleat (cohlearis)
naik/turun.
(d) Perhiasan bunga: lepas satu sama lain atau berlekatan.
(e) Benang sari dengan jumlah tertentu kelipatan 5 atau 3 (pentamer atau trimer) atau
banyak; lepas satu sama lain atau berlekatan setukal (monodelphus), dua tukal
(diadelphus), polydelphus atau dalam berkas (fasciolus); kepala sari menghadap ke
dalam (introrsum) atau ke luar (extrorsum).
(f) Bakal buah: dengan letak menumpang (superus), setengah tenggelam
(hemiinferus), atau tenggelam (inferus); jumlah ruang: 1,2,3, banyak; letak papan
biji (placenta): di tepi daun buah (marginalis), pada helaian daun buah (laminalis),
di pusat (centralis), atau di sudut tengah (axillaris).
(g) Jenis kelamin bunga: bunga banci (hermaphroditus), jantan (masculus) atau betina
(feminius).

RUMUS BUNGA
Bagian –bagian bunga yang ditulis dalam rumus bunga adalah

a. Kelopak = K atau Ca
b. Mahkota = C
c. Benang sari = A
d. Putik = G
e. Tenda bunga = P
• Deskripsi :
Suatu bunga dengan simetri banyak dan yang tersusun atas : 5 daun kelopak lepas, 5 daun
mahkota lepas, 10 benangsari, dan putik sehelai daun buah.
Rumus :
• * K5 C5 A10 G 1
• * Ca5 Co5 A10 G 1
Deskripsi :
Suatu bunga dengan satu simetri dan yang tersusun atas : tenda bunga 6 gabung dalam 2
lingkaran, 3 benangsari, dan putik sehelai daun buah.
Rumus :
O P(3+3) A 3 G 1
Percobaan 3 : Morfologi Buah dan Biji

A. Tujuan
1. Mengenal bermacam-macam buah, yaitu buah sejati (fructus nudus), sering disebut
buah telanjang; dan buah semu (fructus spurius), sering disebut buah tertutup (fructus
clausus).
2. Mengenal bagian-bagian dari biji.

B. Bahan
1. Buah Ciplukan (Physalis angulata)
2. Buah Nangka (Artocarpus integra)
3. Biji Kacang tanah (Arachis hypogaea, L.)
4. Biji Padi (Oryza sativa) → graminaceae
5. Biji Kacang merah (Phaseolus vulgaris, L.)

C. Cara Praktikum
C.1. Buah
1. Tulis nama species preparat dan nama familianya serta klasifikasinya.
2. Gambar skematis dan beri keterangan bagian-bagiannya.
1) Bagian-bagian buah (yang ada pada preparat), apakaadih ada: daun pelindung,
tangkai, dasar bunga, daun-daun kelopak, tenda bunga dan ibu tangkai, tangkai putik,
kepala putik.
2) Macam buah, yaitu:
a. Buah semu (fructus spurious), dapat berupa buah tunggal, buah berganda, atau
buah majemuk;
b. Buah sejati (fructus nudus), yang dapat berupa:
(a) Buah tunggal, macamnya:
> Buah kering (siccus), dapat
- dengan satu biji: buah padi (caryopsis), buah kurung (achenium), buah
keras (nux), atau buah bersayap (samara).
- lebih dari satu biji:
* buah berbelah (schizocarpium) : berbelah dua (diachenium),
berbelah tiga (triachenium), berbelah empat (tetrachenium), atau
berbelah banyak (polyachenium).
* buah kendaga (rhegma): kendaga dua (dicoccus), kendaga tiga
(tricoccus), atau kendaga lima (pentacoccus).
* buah kotak, macamnya:
- bumbung (folliculus)
- polongan (legumen)
- lobak (siliqua)
- kotak sejati (capsula): pecah dengan katup/ klep (valva), dengan
membelah ruangan (loculicidus), dengan retak/celah (rima), dengan
gigi-gigi (dent), dengan lubang kecil (porus), atau lubang dengan
tutup (operculum).
> Buah berdaging, macamnya:
- buah buni (bacca)
- buah mentimun (pepo)
- buah jeruk (hesperodium)
- buah batu (drupa)
- buah delima
- buah apel (pomum)
(b) Buah berganda, macamnya:
> buah kurung berganda
> buah batu berganda
> buah bumbung berganda
> buah buni berganda
(c) Buah majemuk
> buah buni majemuk
> buah batu majemuk
> buah kurung majemuk
C.2. Biji
1. Tulis nama species dan familianya.
2. Gambar dan beri keterangan mengenai bagian-bagian dari bahan praktikum tersebut,
a) Kulit biji (spermodermis)
(a) Tertutup: kulit luar (testa), kulit dalam (tegmen).
(b) Terbuka: kulit luar (sarcotesta), tengah (sclerotesta), dan dalam (endotesta).
(c) Bagian-bagian lain: sayap (ala), bulu (coma), selaput biji palsu (arillodium),
pusat (hilus), liang biji (micropyle), bekas berkas pembuluh pengangkutan
(chalaza), tulang biji (raphe).
b) Tali pusat (funiculus)
c) Inti biji (nucleus seminis)
(a) Lembaga (embryo)
> Akar lembaga atau calon akar (radicula)
> Daun lembaga (cotyledo): satu, dua atau banyak
> Batang lembaga (cauliculus)
- Ruas batang diatas daun lembaga (internodium epicotylum)
- Ruas batang dibawah daun lembaga (internodium hipocotylum)
> Sarung pucuk lembaga (coleoptilum)
(b) Putih lembaga (albumen)
> Dalam (endospermium)
> Luar (perispermium)
Percobaan 4 : Morfologi Akar (Radix), Batang (Caulis) Dan Bentuk Modifikasi Akar, Batang Dan
Daun

A. Tujuan
Mengenal bermacam-macam akar, batang dan bentuk modifikasi akar, batang dan
daun.
B. Bahan
1. Teki (Cyperus rotundus, L.)
2. Sidaguri (Sida rhombifolia, L.)
3. Kunyit (Curcuma domestica)
4. Bawang merah (Alium cepa, L.)
5. Bayam duri (Amaranthus spinosus, L.)
C. Cara Praktikum
C.1. Batang
1. Tulis nama species preparat dan nama familianya.
2. Gambar skematis dan beri keterangan bagian-bagian yang ada.
a) Sifat-sifat batang, yaitu: batang basah (herbaceus), batang berkayu (lignosus), batang
rumput (calmus), atau batang mendong (calamus)
b) Bentuk batang, yaitu: bulat (teres), bersegi (angularis), atau pipih
c) Sifat permukaan batang, yaitu: licin (laevis), beralur (sulcatus), berambut (pilosus),
memperlihatkan bekas-bekas daun, memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu,
berrusuk (costatus), bersayap (alatus), berduri (spinosus)
d) Arah tumbuh batang, yaitu: tegak lurus (erectus), menggantung (dependens,
pendulus), berbaring (humifulus), menjalar atau merayap (repens), serong atau condong
ke atas (ascendens), menggangguk (nutans), memanjat (scandens), atau membelit
(volubilis)
e) Percabangan batang, yaitu: monopodial, sympodial, atau menggarpu/ dichotom
f) Sifat cabang batang, yaitu: geragih (flagellum, stolo) dapat merayap di atas tanah atau
merayap di bawah permukaan tanah; wiwilan atau tunas air (virga singularis); sirung
panjang (virga), sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens)
g) Arah tumbuh cabang: tegak (fastigiatus), condong ke atas (petens), mendatar
(horizontalis), terkulai (declinatus), atau menggantung (pendulus)
h) Berdasarkan panjang umur: tanaman muda/musiman (annuus), tanaman dua tahunan
(biennis), tanaman tahunan/ tanaman keras (perrenia)
C.2. Akar
1. Tulis nama species dan familianya.
2. Gambar skematis dan beri keterangan
(a) Sistem perakaran : sistem akar tunggal atau sistem akar serabut
(b) Bagian-bagian dari akar yaitu : leher akar/ pangkal akar (collum), ujung akar (apex
radicis), batang akar (corpus radicis), cabang akar (radix lateralis), serabut akar
(fibrilla radicalis), rambut akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra).
(c) Akar tunggang: bercabang (ramosus), tidak bercabang, bentuk tombak (fusiformis),
bentuk gasing (napiformis), bentuk benang (filiformis).
(d) Sifat akar: akar udara/ akar gantung (radix aereus), akar penghisap (haustorium),
akar pelekat (radix adligans), akar nafas (pneumatophora), akar pembelit (cirrhus
radicalis), akar tunjang, akar lutut, akar banir.
C.3. Sebutkan bentuk modifikasi dari akar, batang atau daun:
(a) Kuncup (gemma)
(b) Akar rimpang (rhizoma)
(c) Umbi (tuber) : umbi batang (tuber caulogenum), umbi akar (tuber rhizogenum), umbi
lapis (bulbus)
(d) Alat pembelit atau sulur (cirrhus)
(e) Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
(f) Duri (spina)
(g) Alat-alat tambahan (organa accessoria)
Percobaan 5 : Anatomi Tumbuhan
BAGIAN VA SEL
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari suatu organisme hidup. Sel
tumbuhan terdiri dari protoplas yang dikelilingi oleh dinding sel. Biasanya dinding sel dianggap
sebagai bagian yang mati, sedangkan protoplas adalah bagian yang hidup dari sel. Oleh karena itu,
protoplas tidak dijumpai pada sel yang telah mati (tinggal dinding sel). Protoplas terdiri dari inti
(nukleus) dan sitoplasma. Sitoplasma tersusun dari sitosol, oeganel-organel (plastid, mitokondria
dsb), dan benda/zat ergastik.
Bentuk Sel
Preparat 1 : Rambut buah Ceiba petandra (kapuk randu) dalam air (sel mati)
Ambil 2 atau 3 helai rambut kapuk randu, letakkan di atas gelas benda yang telah
ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup. Amati dengan mikroskop dan
gambarlah dengan perbesaran kuat. Perhatikan bentuk selnya (tinggal dinding sel
karena sel mati) dan kadang nampak gelembung udara yang terjebak didalam sel
yang terisi air.
Preparat 2 : Selaput dalam umbi lapis Allium cepa (bawang merah)
Ambil sedikit selaput dalam umbi lapis Allium cepa (bawang merah), letakkan di
atas gelas benda yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup.
Amati dengan miskroskop dan gambarlah dengan perbesaran kuat. Perhatikan
preparat ini adalah sel hidup yang masih mempunyai sitoplasma dan inti sel.
Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada tumbuhan. Plastida ada yang berwarna dan
tidak berwarna. Kloroplas adalah plastid yang berwarna hijau karena banyak mengandung klorofil
dan sedikit karotenoid. Kloroplas berfungsi untuk fotosintesis .
Preparat 3 : Daun Hydrillia verticillata
Ambil satu daun Hydrillia verticillata yang masih muda dan segar, letakkan diatas
gelas benda yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup dan
amati dengan mikroskop. Perhatikan kloroplas berbentuk seperti lensa uang
jumlahnya banyak. Gambarlah satu atau dua sel dan beri keterangan.
Benda ergastik
Didalam sel juga sering dijumpai benda/zat ergastik, antara lain pati, protein, lipid, dan bermacam-
macam kristal.
Preparat 4 : Butir pati (amilum) pada umbi kentang (Solanum tuberosum)
Tusukkan ujung jarum preparat ke dalam umbi kentang beberapa kali, kemudian
dekatkan bagian umbi yang telah ditusuk tadi ke gelas benda yang telah ditetesi
air, sambil sedikit ditekan (seperti di peras) sehingga keluar tetesan. Amati dengan
mikroskop, bagaimana bentuk butir amilumnya? Kemudian tetesi dengan sedikit
I2KI, perhatikan bagaimana warnanya sekarang?
BAGIAN VB JARINGAN
Tumbuhan terdiri atas jutaan sel-sel yang saling berlekatan. Sel-sel tersebut membentuk
kelompok-kelompok tertentu dan menjalankan fungsi tertentu dan dinamakan jaringan. Jadi,
jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur yang sama atau berbeda dan namun
mempunyai fungsi yang sama. Jaringan yang tersusun dari sel-sel yang hanya satu macam disebut
jaringan sederhana misalnya jaringan epidermis, parenkim, kolenkim dsb. Jaringan yang tersusun
lebih dari satu macam sel (berarti strukturnya berbeda) disebut jaringan kompleks atau majemuk
misalnya jaringan floem dan xylem.
Jaringan parenkim, kolenkim dan sklerenkim
Sel parenkim membentuk jaringan yang sinambung dalam korteks akar, batang dan mesofil daun.
Parenkim adalah sel hidup dan masih mampu membelah. Kolenkim dan sklerenkim merupakan
jaringan penguat yang bertugas menyokong tumbuhan. Kolenkim merupakan sel hidup, umumnya
meyokong bagian tumbuhan yang masih tumbuh. Juga dijumpai pada organ yang sudah dewasa
seperti pada tangkai daun. Sklerenkim terdiri atas sel-sel dengan penebalan dinding sekunder dan
ketika berfungsi selnya sudah mati. Sklerenkim dibedakan menjadi serat dan sklereid.
Preparat 1 : Penampang melintang tangkai daun Begonia sp.
Buat sayatan tipis penampang melintang tangkai daun Begonia sp. Letakkan
diatas gelas benda yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup.
Amati dengan mikroskop. Perhatikan sel-sel kolenkim dengan dinding tebal,
terletak tepat dibawah (disebelah dalam) lapisan epidermis. Di sebelah dalam
kolenkim terdapat sel-sel parenkim dengan dinding tipis dan tersusun agak
longgar dengan ruang antarsel. Gambar dan beri keterangan.
Preparat 2 : Kerokan bagian dalam tempurung kelapa
Buat kerokan tipis bagian dalam tempurung kelapa. Letakkan diatas gelas benda
yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup. Amati dengan
mikroskop. Perhatikan sel-sel sklereid dengan dinding tebal dan banyak noktah.
Gambar beberapa sel dan beri keterangan.
Jaringan epidermis dan derivatnya
Epidermis merupakan lapisan terluar pada daun, bunga, buah dan biji, serta pada akar dan batang
sebelum mengalami pertumbuhan sekunder. Selain sel epidermis biasa, juga terdapat sel epidermis
yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup stoma serta sel lain.
Preparat 3 : Rambut sisik pada permukaan bawah daun durian (Durio zibetinus)
Ambil rambut sisik pada permukaan bawah daun durian (Durio zibetinus) dengan
cara sedikit mengerok. Letakkan diatas gelas benda yang telah ditetesi air,
kemudian tutup dengan gelas penutup. Amati dengan mikroskop dan gambar salah
satu rambut sisik tersebut.
Preparat 4 : Stomata daun Rhoeo discolor
Buat sayatan tipis permukaan bawah daun Rhoeo discolor, letakkan diatas gelas
benda yang telah ditetesi air, kemudian tutup dengan gelas penutup. Amati dengan
mikroskop. Perhatikan sel-sel epidermis dengan warna ungu dan beberapa
stomata. Gambar beberapa sel epidermis dan stomata dan beri keterangan.
Percobaan 6 : Membuat Herbarium

A. Tujuan
1. Mengetahui cara mengawetkan tumbuhan dengan cara pengeringan.
2. Mengumpulkan dan mengenal tumbuhan dari lingkungan dan mencatat informasi
tentang tumbuhan tersebut.

B. Bahan
1. Bandotan (Ageratum conyzoides)
2. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus)
3. Tapak dara (Catharanthus roseus)
4. Meniran (Phyllanthus niruri)
5. Tempuyung (Sonchus arvensis)
6. Sirih (Piper betle)
7. Kemangi (Ocinum basilicum)

C. Cara Membuat Herbarium


1. Alat-alat yang diperlukan : pengepres (sasak), kertas Koran, tali, etiket gantung,
buku koleksi (collector book), kertas herbarium ukuran 29 x 43 cm, etiket.
2. Bahan pengawet : larutan sublimat dalam alkohol (40 g/l)
3. Metode pembuatan:
a. Metode kering
Tanaman diatur dalam kertas merang atau kertas Koran, kemudian dipres dengan
sasak. Dalam satu sasak dimasukkan kurang lebih 5 sampai 10 tanaman. Setelah
diikat dengan tali kemudian dijemur dibawah sinar matahari. Kalau musim
hujan, pengeringan bisa dengan dipanggang (jangan terlalu panas). Nomor
collector ditulis dengan pensil hitam. Bila material sudah cukup kaku dan tidak
terasa dingin, berarti sudah kering.
b. Tanaman berdaging
Dimasukkan air mendidih dahulu baru dikeringkan.
c. Metode basah (metode Schweinfiurth)
Tanaman yang sudah dimasukkan dalam sasak, dimasukkan dalam bejana
Schweinfurth. Kemudian dituangi 2 liter alkohol 96% atau 2,5 liter denatured
alkohol. Bila khawatir, larutan dapat ditambah ½ liter lagi kemudian ditutup
dan disegal dengan kertas. Bila sudah sampai di temaptnya bejana dibuka dan
tanaman sampel dapat dikeringkan.
d. Material buah kering
Cara sama dengan membuat herbarium, tapi kalau buah besar disendirikan.
e. Spiritus material
Bunga atau buah dimasukkan ke dalam botol-botol yang berisi larutan fixatif.
Nomor harus selalu ada dan juga dimasukkan ke dalam botol. Larutan fixatif
dibuat dengan mencampur alkohol 70% : formalin: asam cuka dengan
perbandingan 90:5:5.
Cara mengisi data pada collector book
1. Penulisan pada etiket gantung yang akan ditempelkan pada tanaman yang akan dibuat
herbarium, harus dengan pensil hitam karena bila dengan ballpoint dapat rusak oleh
bahan kimia sehinggga tulisan idak terbaca.
2. Pada etiket ditulis nomor dank ode serta tanggal pengambilan. Nomor dan kode dengan
tanggal ini akan ditulis pada kolom di collector book. Contoh: collector oleh Arief
maka pada etiket ditulis 1/Ar. Tgl 26-11-09.
3. Kalau saudara sudah tahu termasuk taxon mana (genus, familia dst.) tanaman yang
akan dibuat herbarium, harus dituliskan pada kolom yang ada dan jangan lupa
menuliskan nama daerah yang biasa digunakan oleh penduduk setempat.
4. Mengenal altitude (ketinggian tempat) dapat diukur dengan altimeter, atau mencari
referensi dari stasiun cuaca, atau bila dekat stasiun kereta api dapat melihat tulisan di
stasiun kereta api.
5. Habitatio: yaitu habitus atau bentuk keseluruhan dari tanaman. Misalnya rumput-
rumputan (herba), semak (fruter) dan pohon (arbor).
6. Annotationes: yaitu catatan mengenai hal-hal sifat yang tidak dapat dibawa oleh
herbarium tersebut, biasanya mengenai data-data ekologi dan lamanya tumbuh.
Misalnya keterangan tanaman semusim (annuus), dua tanaman (biennis) dan tahunan
(perrenia).

Catatan ekologi dan yang lainnya, dapat meliputi:


1. Frekuensi : sangat banyak, banyak, sedang, jarang atau sangat jarang.
2. Keadaan tanah: tanah berpasir, tanah lempung, dan lain-lain.
3. Terdapat di: tegalan/ladang, pekarangan, tepi kolam, tepi jalan, pantai dsb.
4. Kegunaan: tanaman hias, tanaman obat, tanaman liar dsb.
5. Hidup bersama-sama dengan tanaman lain, sebagai tanaman dibawah naungan dsb.
6. Warna/rasa asli yang di perkirakan akan berubah setelah menjadi kering atau berubah
jika terkena zat kimia.
7. Tanaman yang akan dibuat herbarium sedapat mungkin harus lengkap dengan
buangannya. Herbarium tanpa bunga sering dianggap tak berguna karena data tentang
bunga sangat penting.
8. Untuk bunga yang mudah gugur, dapat dimasukkan dalam amplop kecil yang akan
diselipkan/ disertakan pada herbarium.
9. Cara menempelkan pada kertas herbarium dengan pita perekat, atau dapat dijahit,
diusahakan cara mengatur permukaan, ada yang diperlihatkan permukaan bawah atau
atas, jadi tidak boleh hanya satu macam permukaan saja. Bagi herbarium dengan daun
atau bagian lain yang panjang, dapat dilipat.
A. Landasan Teori
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen
yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Fungsi
herbarium secara umum antara lain:
1. Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan
bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka,
pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
2. Sebagai lembaga dokumentasi; merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah,
seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi dan lain-lain.
3. Sebagai pusat penyimpanan data; ahli kimia memanfaatkannya untuk
mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan
untuk obat kanker, dan sebagainya. Material herbarium sangat penting artinya sebagai
kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi, hal ini
dimungkinkan karena pendokumentasian tanaman dengan cara diawetkan dapat
bertahan lebih lama, kegunaan herbarium lainnya yaitu sebagai berikut :
1). Material peraga pelajaran botani,
2). Material penelitian,
3). Alat bantu identifikasi tanaman,
4). Material pertukaran antar herbarium di seluruh dunia,
5). Bukti keanekaragaman dan
6). Spesimen acuan untuk publikasi spesies baru.

Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai


tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan
harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang
memberikan seluruh informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi tumbuhan antara lain:
1. Perlengkapan.
Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di lapangan
antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan, koran
bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum, kantong plastik, alkohol,
kantong kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan sebagainya.
2. Bagian yang dikoleksi.
Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya. Tumbuhan besar atau pohon,
dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm yang mempunyai organ
lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah,
diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk
mengkoleksi kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan
brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-
keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen
kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat,
habit, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan
secara lokal, nama daerah dan sebagainya.

Ada beberapa tahap pekerjaan dalam pembuatan herbarium kering, yakni:


1. Pengeringan spesimen.
Sampel tumbuhan yang akan dibuat herbarium dibersihkan, lalu diberi label (etiket
gantung) dan dimasukkan dalam lipatan kertas koran yang sudah dialasi triplek.
Spesimen tersebut kemudian diberi penekan/pemberat. Tumbuhan yang sangat
lunak atau berdaging tebal dimasukkan kedalam air mendidih beberapa menit.
Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama,
kalau spesimen sudah kaku lebih ditekan lagi. Spesimen akan kering dalam 2 minggu
pada suhu kamar. Spesimen juga dapat dikeringkan dengan dijemur atau diletakkan
di bawah lampu pijar. Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan
juga terasa kaku.
2. Spesimen yang sudah kering ditempelkan dikertas karton dengan lem atau
selotip. Gunakan kertas yang kuat dan tidak cepat rusak dengan ukuran 29 x 43
cm.
3. Labeling. Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut
diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah. Label tersebut berisi
keterangan mengenai tanggal, tempat diketemukan, habitatnya, nama penemu,
catatan khusus, nama suku, dan nama spesies.
DAFTAR PUSTAKA

Evans, W.C., 2002, Pharmacognosy, English Language Book Society, Bailliere Tindall,

London.

Mulyani, S., 2006, Anatomi Tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta.

Nugroho, H., Purnomo, dan Isirep, S., 2005, Struktur dan Perkembangan Tumbuhan,

Penebar Swadaya, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G., 2005, Taksonomi Umum (Dasar -dasar taksonomi tumbuhan), Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G., 2007, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai