U-
BIODATA PRAKTIKAN
NAMA LENGKAP :
NIM :
KELAS :
JADWAL PRAKTIKUM :
KELOMPOK :
TANDA TANGAN :
-F.U-
KATA PENGANTAR
Makassar
Penyusun
ii
TATA TERTIB
iii
10. Peserta praktikum berikut : mengenakan pakaian/kaos oblong/berbahan
jeans, memakai sandal, memakai perhiasan (cincin, jam tangan,
gelang), tidak memakai jas/pakaian laboratorium; TIDAK BOLEH
memasuki laboratorium dan/atau TIDAK BOLEH MENGIKUTI
PRAKTIKUM
11. Selama praktikum berlangsung, semua gadget harus disilince (nada
getar)
12. JANGAN MEMBUANG zat-zat kimia ke wasbak!
13. Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah
dengan air yang banyak. KECUALI APABILA ANDA TERKENA
TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL ATAU ASAM SULFAT
PEKAT (H2SO4 PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN AIR!!!
14. Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium, beritahu
segera dosen atau asisten praktikum. Segera hubungi pihak medis jika
lukanya cukup serius.
15. JANGAN PERNAH melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau
percobaan TANPA ADANYA PENGAWASAN dosen atau asisten
praktikum
16. JANGAN meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan, terutama
percobaan yang menggunakan bahan-bahan yang mudah meledak atau
mudah terbakar.
17. Apabila praktikan berhalangan hadir, praktikan wajib menyertakan bukti
ketidakhadiran berupa surat izin (izin yang diperbolehkan yaitu,
kedukaan, mengikuti kegiatan tingkat Program studi, Fakultas, ataupun
Universitas), surat sakit/keterangan dari dokter dan diharuskan
mengikuti inhal untuk kegiatan praktikum yang ditinggalkan.
18. Praktikan diharuskan dapat menyelesaikan semua kegiatan praktikum
karena merupakan syarat mengikuti ujian akhir praktikum
*Notes: Syarat dan ketentuan dapat ditambahkan pada saat Asistensi sesuai keperluan .
iv
FORMAT PENULISAN JURNAL LENGKAP
Sampul
Bab I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Tujuan Percobaan
I.4. Manfaat Percobaan
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
II.1.1. Defenisi
II.1.2. dst
II.2. Uraian Bahan
II.3.
Dst
Bab III METODE PENELITIAN
III.1. Alat Dan Bahan
III.1.1. Alat yang digunakan
III.1.2. Bahan yang digunakan
III.2. Cara Kerja
III.2.1. Cara kerja …….
III.2.2. Cara Kerja …….
Dst
III.3. Perhitungan Bahan
Bab IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil Pengamatan
III.1.1. Tabel Pengamatan …..
III.1.2. Tabel Pengamatan …..
Dst
III.2. Pembahasan
Bab V PENUTUP
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
TATA CARA PENULISAN LAPORAN/ JURNAL LENGKAP
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Tata Tertib
Tipis
Daftar Pustaka
vii
PRAKTIKUM 1
ISOLASI PATI
1. INDIKATOR CAPAIAN
Mahasiswa mampu mempraktekkan cara mengisolasi pati
2. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami karbohidrat
2. Mahasiswa memahami cara isolasi pati
3. PRINSIP PERCOBAAN
Memisahkan pati dengan cara menghomogenkan dan mendekantasikan
menggunakan NaCl dan aquadest beberapa kali hingga didapat pati murni.
-F.U-
lain) dan/atau mengalami pembukaan cincin ketika diekstraksi dan pemekatan
ekstrak, sehingga harus dihindari pemanasan dan pH yang terlalu tinggi.
Polisakarida merupakan polimer yang sederhana karena strukturnya
hanya mengandung beberapa gula sederhana. Polisakarida yang paling di
kenal adalah selulosa dan pati yang merupakan polimer dari gula tunggal yaitu
glukosa. Kerumitan struktur polisakarida disebabkan satuan gula dapat terikat
bersama melalui ikatan eter dengan berbagai cara yang berbeda. Ujung
mereduksi suatu gula (C1) dapat berkondensasi dengan suatu gugus hidroxil
gula kedua (pada C2, C3, C4 atau C6) sehingga pada saat polimerisasi,
beberapa gula dapat tersubsitusi pada dua posisi menghasilkan struktur rantai
bercabang. Ikatan eter dapat memiliki konfigurasi α dan β yang disebabkan oleh
stereokimia gula sederhana, dan kedua jenis ikatan teresbut dapat berada
dalam molekul yang sama. Pati dan selulosa dapat dibedakan karena pati terdiri
dati satuan glukosa dengan ikatan α 1- > 4 sedangkan selulosa terdiri atas β-
glukan dengan ikatan β 1- > 4 ; pati memiliki beberapa percabangan yaitu ikatan
α 1- > 6 sedangkan selulosa tidak bercabang.
2
sekunder α 1- > 6, jadi strukturnya adalah jenis bercabang banyak secara
acak. Amilosa dan amilopektin dibedakan berdasarkan hasil reaksi dengan
iodium, amilosa memberikan warna biru sedangkan amilopektin
memberikan warna ungu kemerahan.
Pati merupakan bentuk energi simpanan esensial dalam tumbuhan,
butir pati umumnya disimpan dalam kloroplast dekat tempat fotosintesa.
6. PROSEDUR KERJA
ISOLASI PATI
1) Timbang 250 g bahan yang telah dikupas dan dicuci bersih.
2) Giling dengan 750 ml NaCl 1%.
3) Saring dengan kain batis.
4) Ampasnya diekstraksi kembali dengan 150 ml NaCl 1%.
5) Saring dan campur dengan filtrat pertama.
6) Diamkan sampai butiran pati mengendap.
7) Beningan filtrat dienaptuangkan dan dibuang.
8) Pati basah dicuci dengan satu kali 100 ml NaCl 1% dan tiga kali
dengan 100 ml aquades, atau sampai diperoleh pati berwarna putih
9) Tiriskan kemudian dikeringkan dan ditimbang.
10) Hitung persentase pati yang diperoleh terhadap bobot awal bahan
3
PENGAMATAN MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK
1. Ambil serbuk pati, amati organoleptisnya (bau, rasa, dan warna)
2. Buatlah sediaan dalam media air dari masing-masing serbuk pati! Amati
dibawah mikroskop dan perhatikan bentuk, ada/tidaknya hilus dan lamella
3. Tambahkan larutan iodium pada masing-masing serbuk pati. Amati
warnanya di bawah mikroskop!
4. Gambarkan semua hasil identifikasi serbuk pati pada lembar kerja anda!
7. EVALUASI
Nama bahan :
Nama simplisia :
Makroskopik pati :
Mikroskopik pati :
8. TUGAS PENDAHULUAN
Jelaskan tentang :
1) Karbohidrat
2) Fungsi Karbohidrat
4) Penggolongan Karbohidrat
5) Pati/Amilum
*Note : Tugas Pendahuluan dapat ditambahan oleh asisten penanggung jawab percobaan
4
PRAKTIKUM 2
IDENTIFIKASI FISIKOKIMIA & KOMPONEN FITOKIMIA EKSTRAK
1. INDIKATOR CAPAIAN
Mahasiswa mampu mempraktekkan cara mengidentifikasi fisikokimia
dan komponen fitokimia suatu ekstrak
2. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui cara mengidentifikasi fisikokimia dan komponen
fitokimia suatu ekstrak pada tumbuhan
5
pada suhu kamar dan sebelum dieksraksi diasamkan kembali terlebih dahulu).
Beberapa contoh senyawa fenol antara lain: hidrokuinon, fenol sederhana
(katekol, orsinol, pirogalol, dan sebagainya), asam fenolat (asam salisilat,
vanilat, protokatekuat), dan fenil propanoid (asam hidroksisinamat, kumarat,
kafeat, ferulat). Cara untuk mendeteksi senyawa fenol secara sederhana yaitu
dengan menambahkan larutan besi (III) klorida (FeCl 3) yang akan
menimbulkan warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang kuat. Pereaksi
lain yang juga dapat digunakan yaitu Folin Ciocalteau, vanilin-HCl pekat,
vanilin-H2SO4 pekat (Hanani 2015).
Tanin adalah metabolit sekunder yang merupakan suatu polifenol yang
terdapat di dalam jaringan kayu seperti kulit batang, atau pada daun dan buah.
Tanin mampu menyebabkan koloid dalam airdan membentuk endapan
dengan adanya protein. Tanin terbedakan menjadi 2 jenis, yaitu tanin
terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terhidrolisis dapat dihidrolisis
dengan menggunakan asam atau enzim. Jenis tanin ini setelah terhidrolisis
akan menghasilkan beberapa molekul asam fenolat seperti asam galat dan
asam heksahidroksidifenat. Contoh tanin terhidrolisis adalah galotanin dan
elagitanin. Tanin terkondensasi merupakan jenis tanin yag ridak dapat
dihidrolisis. Tanin ini merupakan gabungan/polimer (kondensasi) dari katekin
(flavon 3-ol) atau galokatekin. Contoh dari tanin terkondensasi adalah
flobafen/flobatanin. Keberadaan tanin di dalam sampel dapat diidentifikasi
dengan penambahan pereaksi FeCl3 yang akan memberikan warna biru
kehitaman (tanin terhidrolisis) atau hijau coklat (tanin terkondensasi). Selain
itu, tanin dapat pula diidentifikasi dengan menggunakan larutan gelatin 1%
dalam 10% NaCl dan menimbulkan endapan berwarna putih (Hanani 2015).
Flavonoid terdapat dalam banyak tumbuhan sebagai campuran, jarang
sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal alam jaringan tumbuhan. Flavonoid
merupakan senyawa fenol sehingga memiliki sifat agak asam dan warnanya
akan berubah jika ditambah dengan basa atau amonia. Flavonoid sering
dijumpai bentuk glikosidanya dibanding bentuk bebas (aglikon). Bentuk
glikosidanya larut dalam pelarut polar seperti air, metanol, etanol, aseton,
butanol. Sedangkan bentuk bebasnya larut dalam pelarut kurang polar seperti
klorofom dan eter. Flavonoid bentuk glikosida ada dua jenis, yaitu flavonoid
C-glikosida dan flavonoid O-glikosida. Flavonoid dapat diidentifikasi
6
menggunakan uji Shinoda (serbuk Mg dan beberapa tetes HCl 5 M) yang akan
menghasilkan warna merah hingga merah keunguan sebagai tanda
keberadaan flavanon, flavonol, flavanonol, dan dihidroflavonol (Hanani 2015).
Alkaloid merupakan metabolit sekunder dengan sifat basa, berasal dari
tumbuhan dan hewan, umumnya memiliki atom N pada sistem cincin
heterosiklik (tidak semua anggota cincin memiliki atom N). Sering memiliki
aktivitas biologis pada manusia dan hewan. Alkaloid umumnya berbentuk
garam sehingga lebih larut dalam pelarut air ataupun etanol, sedangkan
aklaoid bentuk basa bebasnya akan larut dalam pelarut organik nonpolar
seperti eter, benzena, toluen dan kloroform. Identifikasi alklaoid dapat
dilakukan dengan penambahan pereaksi Dragendorff (larutan iodobismutat),
Mayer, atau iodoplatinat (larutan kalium periodat) (Hanani 2015).
7
5. PROSEDUR KERJA
Analisis Fisikokimia
Penetapan bobot jenis
1) Gelas kimia 10 ml ditimbang, dipanaskan pada suhu 110 0C selama 15 menit
dan didinginkan dalam desikator.
2) Timbang kembali beaker gelas tersebut (perlakuan dilakukan secara
berulang sampai mendapat berat gelas kimia yang konstan).
3) Masukkan ekstrak sebanyak 1 mg ke dalam gelas kimia tersebut, tambahkan
etanol 95% sebanyak 1 mL, aduk sampai homogen, timbang volume larutan
kombinasi ekstrak dah hitung massa jenisnya dengan rumus :
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒆𝒌𝒔𝒕𝒓𝒂𝒌
𝝆=
𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒆𝒌𝒔𝒕𝒓𝒂𝒌
Uji Kelarutan
Masukkan ekstrak sebanyak 0,01 mg tambahkan 2 mL aquadest, kocok
campuran dan amati kelarutan yang terjadi. Ulangi langkah tersebut
dengan menggantikan aquadest dengan etanol 95% pa, aseton 98% pa,
dan kloroform 95% pa
Ekstraksi Simplisia
1. Wadah maserator yang telah dibersihkan dan dikeringkan ditutup
dengan kertas coklat
2. Timbang 100 g serbuk yang akan dimaserasi dan rendam dengan
pelarut etanol 70% sebanyak 1 L (atau hingga pelarut setinggi ± 2 cm
di atas serbuk)
3. Aduk-aduk rendaman dan tutup maserator. Diamkan hingga 24 jam.
4. Saring rendaman dengan kain flanel dilanjut dengan menggunakan
kertas saring, tampung filtrat dalam wadah, ampas kembali
8
diremaserasi dengan pelarut.
5. Lakukan maserasi sekurang-kurangnya 2 kali pengulangan (atau
hingga warna pelarut menjadi jernih).
6. Tamping filtrat dan masukan ke dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Tanin
Sejumlah 0,5 gram ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian
dikocok dengan air panas hingga homogen setelah itu ditambahkan FeCl3,
jika menghasilkan biru karakteristik biru-hitam, berarti mengandung tanin
pirogalol. Sedangkan untuk tanin katekol dianggap positif jika pada
penambahan larutan FeCl3 maka akan berwarna hijau atau biru-hijau dan
endapan
Identifikasi Flavanoid
Sejumlah 0,5 gram ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi dilarutkan
dalam 2 mL etanol 70% kemudian diaduk, ditambahkan serbuk magnesium
9
0,5 g dan 3 tetes HCl pekat. Apabila terbentuk warna jingga sampai merah
menunjukkan adanya flavon, merah sampai jingga menunjukkan flavanol,
jingga sampai merah keunguan menunjukkan flavanon
Identifikasi Alkaloid
Penyiapan larutan uji: Serbuk simplisia 1 g dikocok dengan methanol 20 mL
dan ammonia 3 mL, panaskan suhu 60C sambal dikocok 15 menit. Saring
larutan dan filtratnya dipekatkan hingga menjadi 3 mL. tambahkan HCl 1 N
5 mL. sari larutan dengan 10 mL kloroform lalu pisahkan. Lapisan kloroform
sebagai larutan uji. Lakukan identifikasi pada larutan uji:
I. Larutan uji diteteskan 3 tetes pada kaca arloji lalu ditambahkan
pereaksi Dragendorff. Catat warna endapan yang timbul.
II. Larutan uji diteteskan 3 tetes pada kaca arloji lalu ditambahkan
pereaksi Mayer. Catat warna endapan yang timbul.
III. Larutan uji diteteskan 3 tetes pada kaca arloji lalu ditambahkan
pereaksi Bouchardat. Catat warna endapan yang timbul.
6. EVALUASI
Kelarutan
Reagen Simpulan
Etanol
Aseton 98%
Kloroform 75%
Aquadest
Identifikasi Ekstrak
Senyawa yang Pereaksi yang Hasil Kesimpulan
diidentifikasi digunakan pengamatan
10
7. TUGAS PENDAHULUAN
1) Apa yang dimaksud dengan metabolit primer dan metabolit
sekunder?
2) Buat skema kerja cara identifikasi untuk alkaloid, flavonoid, tanin?
3) Jelaskan cara pembuatan reagen yang digunakan !
*Note : Tugas Pendahuluan dapat ditambahan oleh asisten penanggung jawab percobaan
11
PRAKTIKUM 3
IDENTIFIKASI PEMALSUAN JAMU DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
1. INDIKATOR CAPAIAN
Mahasiswa mampu mempraktekkan cara mendeteksi
kemungkinan pemalsuan dalam sediaan jamu
2. TUJUAN
1) Mengetahui jenis jenis obat tradisional
2) Mendeteksi kemungkinan pemalsuan dalam sediaan jamu
3) Menerapkan metode KLT dalam standardisasi ekstrak
melalui analisis sidik ragam kromatografi
3. PRINSIP PERCOBAAN
Untuk mengetahui bahan kimia obat yang terdapat pada suatu sampel
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
-F.U-
membeli dengan harga yang lebih murah. Salah satu standar mutu
ekstrak adalah pola sidik ragam kromatografi lapis tipis yang dapat
dilakukan secara satu arah, dua arah atau sirkular.
6. PROSEDUR KERJA
1) Bukalah kantong jamu simulasi dan yang saudara beli dari warung
atau toko jamu.
2) Amati secara visual dan mikroskopis kemungkinan adanya partikel
asing dalam jamu tersebut, dan apabila ditemukan adanya kristal,
gambarlah bentuk kristal yang saudara amati
3) Larutkan 0,5 gram jamu dalam 5 mL metanol dan obat pembanding
50 mg/5 mL
4) Buat sistem pengembang yang sesuai untuk bahan sintetik yang
dicurigai dengan mengacu pada pustaka (misalnya Clarke
“Identification of Drug”).
5) Totolkan larutan sampel jamu pasar, jamu simulasi dan pembanding
ke dalam plat KLT.
6) Elusi sampai garis depan pelarut sekitar 1 cm di bawah ujung plat
kemudia keringkan.
7) Amati secara visual, di bawah lampu UV λ 245, UV λ 365 dan dengan
13
pereaksi penampak bercak yang sesuai
8) Gambar setiap hasil pengamatan
9) Diskusikan hasil yang diperoleh dengan kelompok saudara dan
dengan dosen atau asisten
7. EVALUASI
Sistem kromatografi
Sampel :
Fase diam :
Fase gerak/eluen/pengembang :
Penampak bercak :
Gambar KLT (Kromatogram Lapis Tipis )
8. TUGAS PENDAHULUAN
Jelaskan tentang :
1) Obat Tradisional
2) Pembagian Obat Tradisional
3) Definisi Jamu
4) Cara memperoleh Jamu
5) Manfaat Jamu
6) Penandaan Obat Tradisional Yang baik
7) Pencegahan untuk menghindari bahaya penggunaan
Obat Tradisional
8) Cara identifikasi Pemalsuan Jamu
14
DAFTAR PUSTAKA
15