Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BATU GINJAL

Disusun Oleh

KELOMPOK IV

NAMA : DARTO : 518 011 454

CAHYA OKTAVIANI : 518 011 233

PROGRAM STUDI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“batu ginjal Dalam bidang farmasi . Dalam makalah ini dibahas mengenai batu ginjal

. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi

salah satu tugas kuliah Selama penyusunan makalah dan penulisan makaah ,

Penulis beranggapan bahwa makalah ini merupakan karya yang dapat penulis

persembahkan.

Tetapi kami selaku penulis menyadari bahwa tidak tertutup kemungkinan

didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun kami sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
BAB I

PENDAHULAAN

A. Latar belakang

Dalam istilah kedokteran penyakit batu ginjal disebut nephrolithiasis atau renal

calculi. Batu ginjal adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di dalam

pelvis atau calyces dari ginjal ,Pembentukan batu ginjal dapat dapat terjadi di bagian

mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian tebanya pada

ginjal, yaitu di pasu ginjal dan calcyx renalis. Batu dapat terbentuk dari kalsium, fosfat,

atau kombinasi asam urat yang biasanya larut dalam urin (Sun et al., 2010).

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi mengatur sistem sekresi dan

melakukan penyaringan pada darah. Ginjal manusia ada dua, ginjal kiri dan kanan. Batu

ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,

infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan

merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi. Penyebab terbentuknya batu

saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik,

infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaankeadaan lain yang masih belum terungkap

(idiopatik) (Purnomo, 2000).

Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis) yang sudah dikenal sejak

zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukannya batu pada kandung kemih

mummi. Batu saluran kemih dapat ditemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem

kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal

kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih
bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia

prostat atau batu uretra yang terbentuk di dalam ventrikel uretra. Penyakit batu saluran

kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak

ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran

kemih bagian atas (ginjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas

aktivitas sehari-hari.( Uswatun Hasanah, 2016 ).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan batu ginjal ?

2. Jelaskan Jenis jenis batu ginjal?

3. gejala penyakit batu ginjal

4. Patogenesis batu gijal ?

5. Penyebab Batu Ginjal ?

6. Patofisiologi batu ginjal ?

7. Pengobatan batu ginjal ?

C. Tujuannya

1. Untuk mengetahui definisi dari batu ginjal

2. Dapat mengetahui Jenis jenis batu ginjal

3. Untuk mengetahui gejala penyakit batu gijal

4. Untuk mengetahui Patogenisis batu ginjal

5. Untuk mengetahui Penyebab Batu Ginjal

6. Dapat mengetahui Patofisiologi batu ginjal

7. Dapat mengetahui obat dan Pengobatan batu ginjal


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Batu Ginjal

Batu ginjal merupakan salah satu penyakit ginjal yang terjadi karena adanya

gangguan pada ginjal. Ginjal yang sehat dan ada cukup air biasanya mengeluarkan

zat – zat kimia yang tidak diperlukan oleh tubuh. Jika terjadi gangguan pada ginjal

baik langsung maupun tidak langsung dapat menganggu berbagai sistem dan organ

tubuh lain. Demikian sebaliknya gangguan pada organ lain dapat mempengaruhi

fungsi ginjal (Soenanto, 2005).

Batu ginjal adalah batu – batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat

pengendapan yang terjadi di urin bergerak turun ke pipa kemih (ureter). Batu ini

dapat menyumbat saluran air seni (urethra) dan sewaktu buang air kecil

menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar. Batu ginjal kemungkinan akan

terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan

menimbulkan agregasi pembentukan batu (Nisma, 2011).

Umumnya, batu ginjal terjadi karena tubuh kekurangan cairarn sehingga

terjadi kekeruhan atau air seni menjadi pekat. Akibat selanjutnya terjadi

penyumbatan pada saluran dari ginjal menuju kandung kemih. Batu-batu yang ada

pada ginjal terbentuk dari bahan-bahan kimia yang biasanya terdapat didalam air seni

seperti kalsium, asam urica, fosfat, dan biasanya terdapat bahan kimia lain (Soenanto,

2005).
B. Terdapat beberapa jenis jenis dari batu ginjal, yaitu:

1. Batu Kalsium Batu yang paling sering terjadi pada kasus batu ginjal. Kandungan

batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua

unsur tersebut.

Faktor-faktor terbentuknya batu kalsium adalah:

a. Hiperkalsiuri Terbagi menjadi hiperkalsiuri absorbtif, hiperkalsiuri renal, dan

hiperkasiuri resorptif. Hiperkalsiuri absorbtif terjadi karena adanya peningkatan

absorbsi kalsium melalui usus, hiperkalsiuri renal terjadi akibat adanya gangguan

kemampuan reabsorbsi kalsium melalu tubulus ginjal dan hiperkalsiuri resorptif

terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium tulang.

b. Hiperoksaluri Merupakan eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram perhari.

c. Hiperurikosuria Kadar asam urat di dalam urin yang melebihi 850mg/24 jam.

d. Hipositraturia Sitrat yang berfungsi untuk menghalangi ikatan kalsium dengan

oksalat atau fosfat sedikit dalam tubuh. Penyebab tersering hipomagnesuria adalah

penyakit inflamasi usus yang diikuti dengan gangguan malabsorbsi

2. Batu Struvit Batu yang terbentuk akibat adanya infeksi saluran kemih.

3. Batu Asam Urat Biasanya diderita pada pasien-pasien penyakit gout, penyakit

mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi anti kanker, dan yang banyak

menggunakan obat urikosurik seperti sulfinpirazon, thiazid, dan salisilat.


4. Batu Jenis Lain Batu sistin, batu xanthine, batu triamteran, dan batu silikat sangat

jarang dijumpai

e. Hipomagnesuria Magnesium yang bertindak sebagai penghambat timbulnya

batu kalsium kadarnya sedikit dalam tubuh. Penyebab tersering hipomagnesuria

C. gejala penyakit batu ginjal

Gejala yang muncul bervariasi tergantung ukuran pembentukan batu pada ginjal.

Gejala umum yang muncul di antaranya:

a. Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Nyeri kolik ditandai

dengan rasa sakit yang hilang timbul di sekitar tulang rusuk dan pinggang kemudian

menjalar ke bagian perut dan daerah paha sebelah dalam.

b. Adanya nyeri hebat biasa diikuti demam dan menggigil.

c. Kemungkinan adanya rasa mual dan terjadinya muntah dan gangguan perut.

d. Adanya darah di dalam urin dan adanya gangguan buang air kecil, penderita juga

sering BAK atau malah terjadinya penyumbatan pada saluran kemih. Jika ini terjadi

maka resiko terjadinya infeksi saluran kemih menjadi lebih besar.

Tanda atau gejala/keluhan tidak selalu ditemukan pada penderita yang

mengidap btu saluran kemih. Bila batunya masih kecil, atu besar tapi tidak

berpindah, tidak merenggang atau menyumbat permukaan saluran kemih, tidak

akan timbul apapun. Penderitanya akan hidup seperti biasa, sampai suatu saat

mungkin ditemukan secara kebetulan waktu periksa dan foto rontgen tampak da

batu ginjalnya. Jika suatu saat btu itu bergeser, menggelinding dari pialan ginjal

ke bawah, timbullah gejala nyeri hebat di daerah pinggang. Sebab saluran

(ureter) yang menghubungkan piala ginjal dan kandung kemih itu kecil sekali
(lebih kecil dari kelingking tangan). Sehingga batu akan meregangkan

dindingnya, bahkan merobek, atau menyumbat lubangnya. Inilah yang

menimbulkan nyeri hebat (kolik) di pinggang. Apabila btunya berhasil sampai di

bagian bawah saluran ureter, nyerinya akan berpindah dan terasa merambat

kearah kemaluan atau daerah pangkl paha. Biasany disertai keluarnya darah

bersama air seni. Bila lukanya kecil, darah yang keluarpun sedikit dan hanya

dapat dilihat dengan mikroskop, ini dapat diketahui bila air seni dibawa ke

laboratorium. Sumbatan atau regangan batu pada saluran kemih dapat juga

menimbulkan rasamual, muntah, perut kembung. Bila batu itu menyangkut di

kandung kemih, dapt timbul nyeri daerah atas kemaluan waktu kencing, kencing

tidak tuntas (kepingin kencing lagi sehabis kencing), pancaran tidak kuat

(Japaries, 1992).

D. Patogenesis

Proses terbentuknya batu ginjal di nefron tepatnya di tubulus distal dan

pengumpul, yaitu saat urin dipekatkan. Pembentukan Kristal atau batu ini

membutuhkan supersaturasi, dan inhibitor pembentukan ini ditemukan di dalam urin

normal. Terbentuknya batu kalsium dapat dipicu oleh reaktan asam urat, tetapi dapat

juga dihambat oleh inhibitor sitrat dan glikoprotein. Aksi reaktan dan inhibitor belum

diketahui sepenuhnya. Namun, ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan

awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misalnya

penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregatasi kristal

kalsium oksalat. Bila komponen batu di ginjal ditelusuri, satu atau lebih dapat

ditemukan reaktan yang menimbulkan agregatasi pembetukan batu. Diperkirakan

bahwa agregatasi kristal di tubulus distal cukup besar sehingga tertimbun di


kolektikus akhir (pengumbul). Secara perlahan, timbunan akan semakin membesar

akibat penyatuan dari timbunan- timbunan selanjutnya sehingga batu ginjal yang

ditemukan bervariasi di setiap duktus kolektikus. Pengendapan ini diperkirakan

timbul pada bagian sel epitel yang mengalami lesi, dan kemungkinan lesi ini juga

disebabkan oleh kristal itu sendiri (Mochammad Sja’bani, 2006).

Faktor resiko terbentuknya batu ginjal atau saluran kemih sangat terkait dengan

kelainan metabolisme tubuh pada setiap orang, jenis makanan yang dikonsumsi, volume

cairan jenis kelamin, dan genetik. Dari sejumlah faktor tersebut, yang paling berpengarah

adalah konsumsi makanan dan air (Soenanto, 2005) atau air yang diminum, usia, Makanan

terutama yang memiliki kadar kalsium tinggi beresiko meningkatkan kadar kalsium dalam

air kemih sehingga berdampak pada penurunan keasaman urin. Iilah salah satu pencetus

pembentukan batu. Demikian juga jika air yang diminum sangant sedikit maka terjadi

ketidakseimbangan antara jumlah garam dengan volume air di ginjal menyebabkan tingkat

kejenuhan yang tinggi dan akibatnya timbul pengkristalan. Hasil pemantauan di beberapa

rumah sakit di Jakarta menunjukkan bahwa penderita batu ginjal yang dirawat di rumah

sakit umumnya minum air putih kurang dari satu liter per hari (Soenanto, 2005).

E. Penyebab Batu Ginjal

Menurut (Soenanto, 2005) penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu :

a. Genetik (bawaan) Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau

gangguan organ ginjal sejak dilahirkan, meskipun kasusnya relatif sedikcit. Anak

yang sejak kecil mengalami ganggua metabolisme khususnya dibagian ginjal yaitu

air seninya memiliki kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah

terbentuk batu. Karena fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara normal maka
kelancaran proses pengeluaran air juga mudah mengalami gangguan, misalnya

banyak zat kapur dalan air kemih sehingga mudah mengendapkan batu

b. Makanan Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal discbabkan oleh faktor

makanan dan minuman Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan

kimia yang berefek pada pengendapan air kemih, misalnya kalsium tinggi, seperti

oksalat dan fosfat. Kedua bahan tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga

pada makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air

(khususnya air putih) dalam jumlah yang sedikit sangat beresiko terkena penyakit

batu ginjal. Ini dikarenakan terjadi kekurangan cairan diginjal sehingga air seni

menjadi pekat, lalu mudah membentuk batu. Selain faktor makan dan minum,

suplemen vitamin ikut berperan dalam pembenrtukan batu ginjal, misalnya

kekurangan vitamin A atau terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D.

c. Aktivitas Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit

batu ginjal. Resiko terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk

lebih tinggi dari pad orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang

berolah raga. Karena tubuh kurang bergerak (baik olahraga mupun aktifitas bekerja)

menyebabkan peredaran darah maupun aliran seni menjadi kurang lancr. Bahkan

tidak hanya penyakit ginjal yang diderita, penyakit lain bisa dengan gampang

menyerang

F. Patofisiologi

Penyakit Batu Ginjal Adanya kalkuli dalam traktus urinarius disebabkan

oleh dua fenomena dasar. Fenomena pertama adalah supersaturasi urin oleh

konstituen pembentuk batu, termasuk kalsium, oksalat, dan asam urat. Kristal

atau benda asing dapat bertindak sebagai matriks kalkuli, dimana ion dari bentuk

kristal super jenuh membentuk struktur kristal mikroskopis. Kalkuli yang


terbentuk memunculkan gejala saat mereka membentur ureter waktu menuju

vesica urinaria (Dave, 2017).

Fenomena kedua, yang kemungkinan besar berperan dalam

pembentukan kalkuli kalsium oksalat, adalah adanya pengendapan bahan kalkuli

matriks kalsium di papilla renalis, yang biasanya merupakan plakat Randall

(yang selalu terdiri dari kalsium fosfat). Kalsium fosfat mengendap di membran

dasar dari Loop of Henle yang tipis, mengikis ke interstitium, dan kemudian

terakumulasi di ruang subepitel papilla renalis. Deposit subepitel, yang telah

lama dikenal sebagai plak Randall, akhirnya terkikis melalui urothelium papiler.

Matriks batu, kalsium fosfat, dan kalsium oksalat secara bertahap diendapkan

pada substrat untuk membentuk kalkulus pada traktus urinarius (Evan, et al.,

2007).

G. Pengobatan batu ginjal

Pengobatan batu ginjal meliputi penanganan darurat kolik renalis

(ureter), termasuk jika ada indikasi untuk intervensi pembedahan, dan terapi

medis untuk kalkulinya (Yolanda, 2018; Moore, et al., 2010; Turk, et al., 2015).

Pengobatan tersebut meliputi pengobatan dengan obat kimia, obat tradisional,

maupun dengan melakukan suatu tindakan pembedahan/operasi.

a. Pengobatan Dengan Obat Kimia

Obat kimia menjadi pilihan utama untuk mengobati batu ginjal karena

biaya pengobatan terjangkau dan akses dalam mendapatkan obat kimia

tersebut juga cukup mudah. Sebagai terapi utama obat kimia yang sering

digunakan ialah obat golongan diuretik, kalium sitrat, dan juga Xanthine

Oksidase Inhibitor (Allopurinol). Tujuan dari pengobatan kimia yaitu untuk

batu yang kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan.
Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar

aliran urin dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya

mendorong batu keluar dari saluran kemih (Purnomo, et al., 2010).

Obat golongan diuretik yang sering digunakan ialah diuretik thiazid,

obat ini digunakan untuk terapi batu kalsium dengan kadar kalsium yang

tinggi di dalam tubuh. Kalium sitrat digunakan untuk terapi batu kalsium

dengan kadar kalsium normal. Sedangkan allopurinol digunakan untuk terapi

batu asam urat (Wolf, 2012).

b. Pengobatan Dengan Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau

ramuan bahan alam yang telah digunakan sebagai pengobatan secara

tradisional berdasarkan pengalaman (Katno & Pramono, 2009). Obat

tradisional digunakan sebagai alternatif lain dalam menyembuhkan batu

ginjal. Pengobatan secara tradisional diketahui memiliki resiko atau efek

samping yang lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan obat kimiawi

(Thomas, 1989).

Obat tradisional yang digunakan dalam pengobatan batu ginjal masih

jarang ditemukan. Obat tradisional yang sering dipakai dan banyak dipasaran

ialah batugin elixir® (produk lokal) dan juga cystone® (produk impor). Batugin

elixir® memiliki mekanisme kerja dalam memecahkan atau menghancurkan batu

urin atau batu saluran kemih sehingga lebih mempermudah pengeluaran dari

dalam tubuh (Swintari, 2016). Cystone® bekerja dengan menghambat

pembentukan pertumbuhan kristal struvite (Jayaramaiah, et al., 2012).

Pengurangan kadar oksalat urin dan ginjal oleh cystone® disebabkan oleh

tindakan penghambatannya pada enzim oksalat glikat sintesa oksalat (Mitra,

1998).
Pengobatan yang diberikan dokter biasanya dengan memberikan

beberapa jenis obat tertentu, ini khususnya untuk batu ginjal yang masih

berukuran kecil dan diharapkan batu tersebut dapat keluar melalui urin. Namun

bila metode ini tidak efektif maka tindakan pengobatan dilakukan dengan cara

ESWL ( Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy). Metode ini dilakukan dengan

menggunakan gelombang ultrasonik shock wave yang diarahkan pada batu ginjal

sehingga batu tersebut pecah menjadi ukuran-ukuran kecil dan akan mudah

dikeluarkan melalui urin. Kelebihan metode ESWL yaitu tidak adanya luka

akibat operasi pada penderita dan waktu yang diperlukan pun relatif singkat.

Jika kedua metode pengobatan batu ginjal di atas tidak berhasil. Maka

dengan cara mengeluarkan batu melalui operasi pembedahan. Pembedahan

biasanya dilakukan pada kasus batu ginjal yang memiliki ukuran besar dan tidak

bisa dihancurkan dengan gelombang kejut (shock wave).

Pengobatan batu ginjal juga dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu

dengan cara menggunakan ramuan yang dibuat dari tanaman obat. Ramuanyang

digunakan untuk batu ureter dan batu kandung kemih adalah sama. Kesamaan

tersebut terletak pada penggunaan bahan tanaman obat yang berkhasiat

menghancurkan atau meluruhkan batu, meluruhkan air seni (diuretik),

menghilangkan rasa sakit (analgesik), membunuh kuman (antibiotik),

menghilangkan demam (antipiretik) dan antiradang (antiinflamasi).

Salah satu ramuan yang biasa digunakan untuk pengobatan batu ginjal

adalah: Siapkan 10 gram kering atau 30 gram segar daun tempuyung, 10 gram

kering atau 30 gram segar tanaman meniran, 15 gram atau 40 gra daun tapak

liman, 10 gram kering atau 30 gram segar daun kumis kucing. ( Uswatun
Hasanah, 2016).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Batu ginjal adalah komponen kristal yang sering ditemukan di


kaliks atau pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan
gesekan, yang menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya kristal
tersebut. Penyebab batu ginjal masih idiopatik, namun terdapat faktor
predisposisi seperti genetik, makanan dan minuman, volume air yang
diminum, infeksi saluran kemih, aktivitas, vitamin dan obat-obatan, jenis
kelamin dan berat badan. Seseorang yang mengalami batu ginjal biasanya
memiliki tanda seperti rasa mual ingin muntah. Hal tersebut dikarenakan
infeksi pada saluran kemih akibat tersimpan lamanya batu. Selain itu,
semua batu pada saluran kemih dapat menyebabkan nyeri, namun lokasi
nyeri bergantung pada lokasi batu. Apabila batu berasa di dalam pelvis
ginjal, penyebab nyerinya adalah hidronefrosis dan nyeri ini tidak tajam,
tetap, dan dirasakan di area sudut kostovertebra. Apabila batu turun ke
dalam ureter, klien akan mengalami nyeri yang hebat, kolik, dan rasa
seperti ditikam. Selain itu, gejala klien dengan batu ginjal, yakni nokturia
yang merupakan gejala pengeluaran urine pada waktu malam hari yang
menetap sampai sebanyak 700 ml atau pasien terbangun untuk berkemih
beberapa kali waktu malam ini. Gejala-gejala di atas cukup membuktikan
bahwa seseorang mengidap batu ginjal. Oleh karena itu, sebagai
mahasiswa keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai patofisiologi batu ginjal sehingga dapat menerapkan asuhan
keperawatan yang tepat pada klien dengan batu ginjal. Pada tahap
pengkajian diharapkan dapat dilakukan dengan teliti dan baik sehingga
diagnosa yang timbul pun akurat. Jika diagnosa akurat, maka dapat
direncanakan perencanaan asuhan keperawatan dengan tujuan dan kriteria
hasil yang tepat sehingga dapat diintervensi dengan benar. Ketika
diintervensi dengan benar, maka saat evaluasi pun akan terlihat bahwa
asuhan keperawatan yang direncanakan berhasil dan tidak menutup
kemungkinan akan mengurangi kasus batu ginjal di Indonesia dan di
dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho Budi Utomo ,2014.,, PENATALAKSANAAN BATU GINJAL DENGAN


STONE BURDEN LEBIH DARI DUA SENTIMETER DI RUMAH SAKIT
PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SUBROTO.
Uswatun Hasanah, 2016,. MENGENAL PENYAKIT BATU GINJAL : Dra. Uswatun
Hasanah, M.Si. : Dosen Jurusan. Biologi FMIPA UNIMED
Lenny Octavianty,dkk, 2015,. PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENCEGAHAN
HIV/AIDS PADA IBU RUMAH TANGGA
Baradero, Mary et al. (2009). Klien dengan Gangguan Ginjal. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai