Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun oleh :

APRIANA (AOA0190884)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KENDEDES MALANG 2022

1
LAPORAN PENDAHULUAN

BATU GINJAL

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi

Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian

berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi

pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang

paling sering terjadi. Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam

ginjal, yang mengandung komponen kristal dan matriks organik.

Batu ginjal adalah suatu penyakit dimana terjadi pembentukan batu

dalam kolises dan atau pelvis. Batu ginjal dapat terbentuk karena

pengendapan garam urat, oksalat atau kalsium. (Mary Baradero, 2016)

2. Etiologi

Dalam banyak hal penyebab terjadinya batu ginjal secara pasti belum

dapat diketahui. Pada banyak kasus ditemukan kemungkinan karena

adanya hiperparatirodisme yang dapat meyebabkan terjadinya

hiperkalsiuria. Kadang–kadang dapat pula disebabkan oleh infeksi bakteri

yang menguraikan ureum (seperti proteus, beberapa pseudoenonas,

staphylococcosa albus dan beberapa jenis coli) yang mengakibatkan

pembentukan batu. (Nursalam, 2015)

2
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan

dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,

dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap

(idiopatik).

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah

terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik, meliputi:

1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi

2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.

3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien

wanita.

Faktor ekstrinsik, meliputi:

1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang

lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone

belt (sabuk batu)

2. Iklim dan temperatur.

3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium

dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.

4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya

batu saluran kemih.

5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya

banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

3. Epidemologi

3
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia

dan zamanMesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan

batu pada kandung kemihseorang mumi yang diperkirakan sudah berumur

sekitar 7000 tahun.Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak kelainan di

saluran kemih. Di Negaramaju seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia,

batu saluran kemih banyak dijumpai disaluran kemih bagian atas, sedang

di Negara berkembang seperti India, Thailand danIndonesia lebih banyak

dijumpai batu kandung kemih. Hal ini karena adanya pengaruhstatus gizi

dan aktivitas pasien sehari-hari.Secara Epidemiologis terdapat beberapa

faktor yang mempermudah terjadinyabatu saluran kemih pada seseorang.

Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaanyang berasal dari

tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal

darilingkungan sekitarnya.Faktor intrinsik itu antara lain adalah :

1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang

tuanya.

2. Umur : penyakit ini paling banyak didapatkan pada usia 30-50tahun.

3. Jenis Kelamin : jumlah  pasien laki-laki 4kali lebih banyak

dibandingkandengan pasien perempuan (4:1)

4. Patofisiologi

Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak

diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan proses

terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

4
a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana

apabila air seni jenuh akan terjadi pengendapan.

b. Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak,

dimana tukak ini menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat

menempelnya partikel-partikel batu pada inti tersebut.

c. Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan

menetralkan muatan dan meyebabkan terjadinya pengendapan.

Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih:

1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu

atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan

kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya

membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing

saluran kemih.

2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine

(albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat

mengendapnya kristal-kristal batu.

3. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat

penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat,

mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa

zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran

kemih.

5. Klasifikasi

5
Batu saluran kemih dapat dibagi berdasarkan lokasi terbentuknya,

menurut lokasi beradanya, menurut keadaan klinik, dan menurut susunan

kimianya.

1. Menurut tempat terbentuknya

a. Batu ginjal

b. Batu kandung kemih

2. Menurut lokasi keberadaannya :

a. Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal)

b. Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)

3. Menurut Keadaan Klinik :

a. Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir, batu

bertambah besar atau kencing batu.

b. Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif

c. Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)

6. Manifestasi Klinis

1. Batu pada pelvis renalis

a. Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA

b. Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis

c. Hematuria, piuria

d. Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah

2. Batu yang terjebak pada ureter

a. Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik menyebar ke paha dan

genetalia kolik ureteral

b. Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah

6
3. Batu yang terjebak pada kandung kemih

a. Gejala iritasi

b. Infeksi traktus urinarius

c. Hematuria

d. retensi urined.

7. Penatalaksanaan

Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus

segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat.

Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah

terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan

melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui

tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.

a. ESWL/ LithotripsiAdalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk

menghancurkan batu di khalik ginjal. Setelah batu tersebut pecah

menjadi bagian yang kecil seperti pasir sisa-sisa batu tersebut

dikeluarkan secara spontan.

b. Metode Endourologi Pengangkatan Batu

Ini merupakan gabungan antara radiology dan urologi untuk

mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor.

c. Nefrostomi Perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke

dalam pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal

urin dari kateter yang tersumbat, menghancurkan batu ginjal,

melebarkan striktur.

7
d. Ureteruskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan

memasukkan suatu alat Ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat

dihancurkan dengan menggunakan laser, lithotripsy elektrohidraulik,

atau ultrasound lalu diangkat. Larutan Batu. Nefrostomi Perkutan

dilakukan, dan cairan pengirigasi yang hangat dialirkan secara terus-

menerus ke batu. Cairan pengirigasi memasuki duktus kolekdiktus

ginjal melalui ureter atau selang nefrostomi.

e. Pengangkatan Bedah

Nefrolitotomi. Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan jika

batu terletak di dalam ginjal.

f. Pielolitotomi. Dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal.

8. Komplikasi

1. Sumbatan atau obstruksi akibat adanya pecahan batu.

2. Infeksi, akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat

obstruksi.

3. Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum

pengobatan atau pengangkatan batu ginja

4. Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu dibagian mana

saja di saluran kemih. Obstruksi diatas kandung kemih dapat

menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine.

Hidoureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau atas tempat

ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu

pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul.

8
Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine

sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.

5. Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatistik intersium

dan dapat menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi

dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi

iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi

gagal ginjal jika kedua ginjal terserang.

6. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi

bakteri meningkat.

7. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang

(Soeparman, 2014).

9. Pemeriksaan Penunjang

a. Radiologi

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat

radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini

dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya

adalah jenis batu asam urat murni.

Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup

untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada

keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang,

sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering

perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu

radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek

pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan

9
adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga

kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi

retrograd. (1)

Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin

menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi

terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang

sedang hamil . Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis


(3)

batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen saluran kemih.

Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu selama tindakan

pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu (1).

b. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan

kemih yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih,

menentukan fungsi ginjal, dan menentukan penyebab batu.

10

Anda mungkin juga menyukai