DISUSUN OLEH :
INDRIANA SARI PUTRI
110STYJ19
obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin jelek prognosisnya. Letak
batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya
infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor
obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal, sehingga
prognosis menjadi jelek.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Asmadi (2018) pengkajian merupakan tahap awal dari proses
keperawatan. Disini, semua data dikumpulkan secara sistematis guna
menentukan status kesehatan klien saat ini.
pengumpulan data pada klien dengan nefrolitiasis :
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, no
registrasi, diagnose medis, dan tanggal medis.
2) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasa sangat mengganggu saat
ini. Menurut (Arif Muttaqin, 2011) keluhan utama yang lazim didapatkan
adalah nyeri pada pinggang. Untuk lebih komprehensifnya, pengkajian
nyeri dapat dilakukan dengan pendekatan PQRST.
Quality of Kualitas nyeri batu ginjal dapat berupa nyeri kolik ataupun bukan
pain kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos system
kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan
batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik tersebut
menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi
peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensai nyeri. Nyeri
non-kolik terjadi akibat peregengan kapsul ginjal karena terjadi
terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Bila nyeri
mendadak menjadi akut, disertai keluhan nyeri diseluruh area
kostovertebral dan keluhan gastrointestinal seperti mual dan muntah.
Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi. Gejala
gastrointestinal ini akibat dari reflex retrointestinal dan proksimitas
anatomi ginjal ke lambung, pankreas dan usus besar.
Region, Batu ginjal yang terjebak di ureter menyebabkan keluhan nyeri yang
radiation, luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke paha dan genetalia.
relief Pasien merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar
Severity Pasien bisa ditanya dengan menggunakan rentang 0-4 dan pasien
(scale) of
pain akan menilai seberapa jauh yang dirasakan.
0= Tidak ada nyeri
1= Nyeri ringan
2= Nyeri sedang
3= Nyeri berat
4= Nyeri berat sekali/tak tertahan
Skala nyeri pada kolik batu ginjal secara lazim berada pada posisi 3 di
rentang 0-4 pengkajian skala nyeri.
d. Pola eliminasi
Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya
BAK sedikit karena adanya sumbatan atau batu ginjal dalam saluran
kemih, BAK normal.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu
karena adanya penyakitnya.
f. Pola persepsi dan konsep diri
Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan
dilakukan dan bagaimana dilakukan operasi.
g. Pola sensori dan kognitif
Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya
selama di rumah sakit.
h. Pola reproduksi sexual
Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat
melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan
dengan produksi sexual.
i. Pola hubungan peran
Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik
tidak ada gangguan.
B. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase
batu ginjal dan atau insisi bedah (Susan M. T., 2017).
2. Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan stimulasi kandung
kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau
infalamsi (Kartika S. W., 2013).
3. Resiko ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah efek sekunder dari nyeri kolik (Arif Muttaqin,
2011).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
5. Defisit pengetahuan (mengenai proses penyakit, pemeriksaan urologi, dan
pengobatan) berhubungan dengan tidak adanya informasi (Mary Baradero,
2018).
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase
batu ginjal dan atau insisi bedah (Susan M. T., 2017:727).
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil : Rasa nyeri teratasi, menunjukkan fostur rileks.
Intervensi :
1) Kaji dan dokumentasikan tipe, intensitas, lokasi dan durasi nyeri.
Rasional : Laporan mengenai nyeri yang hebat mengindikasikan
terjadi sumbatan kalkulus/batu atau obstruksi aliran urine.
2) Laporan mengenai pengurangan nyeri yang mendadak.
Rasional : Mengindiksikan bahwa batu telah berpindah ke saluran
yang sempit.
3) Laporan mengenai nyeri yang menyerupai nyeri yang berupa kolik
renal.
Rasional : Kolik mengindikasikan pergerakan kalkulus.
4) Beri pemanas eksternal atau kompres hangat pada pinggul yang nyeri.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan rileks
5) Ajarkan teknik relaksasi/distraksi
Rasional : mengurangi ketegangan dan kecemasan karena nyeri.
6) Berikan obat anti nyeri/analgesik
Rasional : Untuk menghilangkan rasa nyeri
2. Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan stimulasi kandung
kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau
infalamsi (Kartika S. W., 2013).
Tujuan : Perubahan eliminasi urine teratasi
Kriteria hasil : Haematuria tidak ada, Piuria tidak terjadi, rasa terbakar tidak ada,
dorongan ingin berkemih terus berkurang.
Intervensi :
1) Awasi pengeluaran atau pengeluaran urine.
Rasional : Evaluasi fungsi ginjal dengan memperhatikan tanda-tanda
komplikasi misalnya infeksi, atau perdarahan.
2) Tentukan pola berkemih pasien dan perhatikan variasi.
Rasional : Kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang
menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera.
3) Dorong meningkatkan pemasukan cairan.
Rasional : Segera membilas bakteri, darah, dan debris dan dapat
membantu lewatnya batu.
4) Awasi pemeriksaan laboratorium.
Rasional : Peninggian BUN, kreatinin, dan elektrolit
mengindikasikan disfungsi ginjal.
3. Resiko ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah efek sekunder dari nyeri kolik (Arif Muttaqin,
2011:116).
Tujuan : Asupan klien terpenuhi.
Kriteria hasil : Klien mempertahankan status asupan nutrisi
yang adekuat, pernyataan kuat untuk
Wijayaningsih, Kartika Sari. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Medika.