PENGKAJIAN
Perawat primer
Pasien/ Klien
2) Jumlah tenaga
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Muzdalifah RSI Mataram
terdiri dari 9 orang.
3
Tabel 2.2 Daftar Jenjang Karir Keperawatan Ruang Muzdalifah RSI Mataram
2020
N Nama Pendidi M P Jen
o kan Terakhir asa elatihan jang karir
kerja
1 Titi Dewi Ners 9 B
Tayanti, Skep.,Ners. tahun TCLS, PK III
BHD
2 Novita Rastuti, S1 9 B
Skep Keperawatan tahun HD PK II
3 Vivit Marliana, S1 9
S.Kep Keperawatan tahun
4 Lisawati , D3
AMd.Kep Keperawatan
5 Juliati, D3 9 PK
AMd.Kep Keperawatan tahun II
6 Harly D3 9 PK
Sapian,AMd.Kep Keperawatan tahun II
7 Enten Komala, D3
AMd.Kep Keperawatan
8 Hermayati, D3
AMd.Kep Keperawatan
9 Amirudin,AM D3 9 PK
d.Kep Keperawatan tahun II
1
0
Sumber: Dokumentasi Kepegawaian Ruang Muzdalifah RSI Mataram 2020
N Kualifikasi J Jenis
o umlah
1 Admnistrasi 0
2 Asisten 0
Perawat
3 Cleaning 2 Swas
Service ta
Sumber: Dokumentasi Kepegawaian Ruang Muzdalifah RSI Mataram pada
Januari
3) Pengaturan Ketenagaan
Berikut akan dipaparkan penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang rawat inap dengan menggunakan rumus
Departemen Kesehatan (Depkes), Metode Gillies, dan Metode Douglas
(1984).
1. Perhitungan berdasarkan rumus Douglas (2011)
a. Penghitungan tenaga ruang Muzdalifah
Tabel 2.5 Komposisi kebutuhan tenaga di Ruang Muzdalifah
Desember-Januari 2020
a. Douglas
Ketergantungan umlah
agi iang lam
Pasien
Minima 2 2 2 2x
l x 0.17 = x 0,14 = 0,07 = 0,14
0.34 0,28
Parsial 5 5 5 5x
x 0.27 x 0,15 = 0,10 = 0,5
=1.35 0,75
Total 1 1 1 1x
x 0.36 = x 0,36 = 0,20 = 0,20
0.36 0,36
Jumlah 8
2.05 1,39 0,84
3 2 1
Total tenaga perawat
Pagi = 3 orang
Sore = 2 orang
Malam = 1 orang
5 Orang
86 x 5
Jumlah tenaga lepas dinas perhari: = 1,54 (2)
279
Jadi total perawat 5 + 1+ 2 = 8 orang
Berdasarkan tabel di atas menurut metode douglas pada tanggal
Minimal sebanyak 2 orang pagi 0,34, siang 0,28, malem 0,14. Kualifikasi
1,35, siang 0,75, malem 0,5. Dan kualifikasi pasien Total sebanyak 1
orang dengan jumlah kebutuhan tenaga , pagi 0,36, siang 0,36, malem
Minimal sebanyak 4 orang pagi 0,68, siang 0,56, malem 0,28. Kualifikasi
1,62, siang 0,9, malem 0,6. Dan kualifikasi pasien Total sebanyak 1 orang
dengan jumlah kebutuhan tenaga , pagi 0,36, siang 0,36, malem 0,20.
02-01-20 Tenaga
02-01-20
Tingka Juml P S M
t Ketergantungan ah Pasien agi iang alam
Minim 2 2 2
al 2 x 0.17 x 0,14 = x 0,07 =
= 0.34 0.28 0.14
Parsial 9 9 9
9 x 0.27 x 0,15 = x 0,10 = 0.9
= 2.43 1.35
Total 0 0 0
0 x 0.36 x 0,36 = x 0,20 = 0
=0 0
Jumlah 11
2.77 1.63 1.04
3 2 2
Total tenaga perawat
Pagi = 3 orang
Sore = 2 orang
Malam = 2 orang
7 Orang
86 x 7
Jumlah tenaga lepas dinas perhari: = 2,15 (3)
279
Jadi total perawat 7 + 1+ 3 = 11 orang
Berdasarkan tabel di atas menurut metode douglas pada tanggal
Minimal sebanyak 2 orang pagi 0,34, siang 0,28, malem 0,14. Kualifikasi
2,43, siang 1,35, malem 0,9 dan kualifikasi pasien Total sebanyak 0 orang
siang 2, malem 2.
03-01-20
Tingka Juml P S M
t Ketergantungan ahPasien agi iang alam
Minim 3 3 3
al 3 x 0.17 x 0,14 = x 0,07 =
= 0,51 0.42 0.21
Parsial 7 7 7
7 x 0.27 x 0,15 = x 0,10 = 0.7
= 1,89 1,05
Total 1 1 1
1x 0.36 x 0,36 = x 0,20 =
= 0,36 0,36 0,20
Jumlah 11
2,76 1,83 1,11
3 2 2
Total tenaga perawat
Pagi = 3 orang
Sore = 2 orang
Malam = 2 orang
7 Orang
86 x 7
Jumlah tenaga lepas dinas perhari: = 2,15 (3)
279
Jadi total perawat 7 + 1+ 3 = 11 orang
Berdasarkan tabel di atas menurut metode douglas pada tanggal
03-01-20, di dapetkan hasil jumah pasien dengan tingkat ketergantungan
Minimal sebanyak 3 orang pagi 0,51, siang 0,42, malem 0,21. Kualifikasi
pasien Parsial sebanyak 7 orang dengan jumlah kebutuhan tenaga, pagi
1,89, siang 1,05, malam 0,7. Dan kualifikasi pasien Total sebanyak 1
orang dengan jumlah kebutuhan tenaga , pagi 0,36, siang 0,36 malem
0,20. Jumlah kualifikasi fasien sebanyak 8 orang dan jumlah kebutuhan
tenaga pagi 3, siang 2, malam 1.
Pelaksanaan Kegiatan Produktif pada sif pagi di ruang musdalifah RSI Siti Hajar
Mataram tanggal 02-01-2020
11 Visite dokter 22 1 22
12 Pemasangan infus 20 1 20
13 TTV 2.6 11 29
Total 329 menit
Pelaksanaan Kegiatan Non Produktif pada sif pagi di ruang Musdalifah RSI Siti
Hajar Mataram tanggal 02-01-2020
TOTAL 805
Sumber : Data Observasi General, 2020
Tabel 2.9 Beban Kerja di Ruang Muzdalifah RSI Mataram tanggal 02 Januari
2020
Shift Beban Kerja Objektif
Prosentase Kategori
Pagi 56% Rendah
Sumber : Data Observasi General, 2020
Keterangan:
Tinggi > 80 %
Sedang 60 – 80 %
Rendah < 60 %
Penghitungan Time Motion Study dilakukan dengan cara menghitung
persentasi dari jumlah waktu yang dilakukan untuk melakukan kegiatan
profesional dan non profesional dibandingkan dengan jumlah jam kerja
keseluruhan. Berdasarkan observasi Time Motion Study yang kami lakukan pada
11
02 Januari 2020 saat shift pagi mengenai beban kerja perawat ruang Muzdalifah
yaitu 56 % dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa perawat memiliki beban
kerja yang rendah pada shift pagi,
Perawat pada ruangan ini tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan
berupa asuhan keperawatan, tetapi juga melakukan tugas tambahan yang diluar
wewenang perawat seperti transportasi pasien, sarana prasarana, dan sebagainya.
Sehingga hal ini dapat mempengaruhi nilai ideal antara jumlah perawat dan
jumlah pasien.
12
4) Penyakit terbanyak
Tabel 2.10 Prosentase Penyakit Tebanyak di Ruang Muzdalifah pada periode
bulan November - Desember 2019
N Nama penyakit Jumlah
o (November-
Desember)
1 STT 14
2 PAM 11
3 GEA 10
4 HEMOROID 7
5 POST PO FRAKTUR 7
6 TUMOR 7
7 ANEMIA 5
8 HIL 5
9 BPH 5
1 POST OP TE 5
0
Ruang Muzdalifah RSI Mataram. Alur pasien masuk ke Ruang Muzdalifah dapat
melalui beberapa alur, diantaranya adalah dari IGD. Pasien dengan keadaan
umum baik dan sesuai dengan kriteria ruangan (penyakit tropik infeksi dan
penyakit dalam), dapat langsung masuk ke Ruang Muzdalifah. Bila pasien dari
IRJ, harus menelepon chief dahulu kemudian daftar, setelah itu masuk Ruang
Muzdalifah.
13
Pasien
IGD IRJ
MRS
KRS
2019, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Muzdalifah kelas III
wanita yaitu 4 tempat tidur, ruang kelas III Laki-laki yaitu 4 tempat tidur, ruang
kelas II yaitu 2 tempat tidur, dan ruang kelas I sebanyak 4 tempat tidur dengan
Tabel 2.11 Jumlah tempat tidur di Ruang Muzdalifah Kelas III Wanita RSI
Mataram tanggal 31 Desember 2019
N S Kel K K BOR
o if as 1 elas 2 elas 3
14
1 P 4 2 8 8/14 x
agi bed bed bed 100 % = 57%
(kos ( (
ong) full) 2 kosong)
2 S 4 2 8 8/14 x
iang bed bed bed 100 % = 57%
(kos ( (
osng) full)
2 kosong )
3 M 4 2 8 8/14 x
alam bed bed bed 100 % = 57%
(kos ( (
osng) full) 2 kosong )
Sumber: Data Primer Pengkajian tanggal 31 Desember 2019
kelas 1, 2 dan 3 pada pagi hari sebanyak 57% . BOR pada siang hari kelas 1,2 dan
Tabel 2.12 Jumlah tempat tidur di Ruang Muzdalifah kelas III laki-laki RSI
Mataram tanggal 31 Desember 2019
kelas 1, 2 dan 3 pada pagi hari sebanyak 57% . BOR pada siang hari kelas 1,2
dan 3 sebanyak 57% dan BOR pada malem hari sebanyak 57%.
Tgl : 01-01-2020
15
N S Kel K K BOR
o if as 1 elas 2 elas 3
1 P 4 2 8 11/14
agi bed bed bed x 100 % =
(1 ( ( 78.6%
kosong) full) 2 kosong)
2 S 4 2 8 11/14
iang bed bed bed x 100 % =
(1 ( ( 78.6%
kososng) full)
2 kosong )
3 M 4 2 8 11/14
alam bed bed bed x 100 % =
(1 ( ( 78.6%
kososng) full) 2 kososng )
Berdasarkan hasil tabel diatas pada tanggal 01-01-20 di dapatkan BOR
kelas 1, 2 dan 3 pada pagi hari sebanyak 78,6% . BOR pada siang hari kelas
1,2 dan 3 sebanyak 78,6% dan BOR pada malem hari sebanyak 78,6%.
Tgl : 02-02-2020
N S Kel K K BOR
o if as 1 elas 2 elas 3
1 P 4 2 8 11/14
agi bed bed bed x 100 % =
(1 ( ( 78.6%
kosong) full) 2 kosong)
2 S 4 2 8 11/14
iang bed bed bed x 100 % =
(1 ( ( 78.6%
kososng) full) 2 kosong )
3 M 4 2 8 11/14
alam bed bed bed x 100 % =
(1 ( ( 78.6%
kososng) full) 2 kososng )
kelas 1, 2 dan 3 pada pagi hari sebanyak 78,6% . BOR pada siang hari kelas
1,2 dan 3 sebanyak 78,6% dan BOR pada malem hari sebanyak 78,6%.
Tgl : 03-01-2020
N S Kel K K BOR
16
o if as 1 elas 2 elas 3
1 P 4 2 8 11/14
agi bed bed bed x 100 % =
(2 ( (3 78.6%
kosong) full) kosong)
2 S 4 2 8 11/14
iang bed bed bed x 100 % =
(2 ( (3 78.6%
kososng) full) kosong )
3 M 4 2 8 11/14
alam bed bed bed x 100 % =
(2 ( (3 78.6%
kososng) full) kososng)
Berdasarkan hasil tabel diatas pad taggal 03-01-2020 di dapatkan
BOR kelas 1,2 dan 3. Pada pagi hari sebanyak 78,6%. Pada siang hari kelas
1,2 dan 3. Sebanyak 78,6% dan BOR pada malem hari sebanyak 78,6%.
Muzdalifah merupakan bagian dari ruang perawatan Irna Medik RSI Mataram.
didapatkan bahwa ruang Muzdalifah terletak di lantai satu yang berada di lantai 1
ruang kelas 2, 2 ruang kelas 1, dan ruang mushola, dapur, ruang cleaning services,
wc R. Kelas
I
Dapur
wc R. Kelas
I R. Kelas WC
III laki-laki
wc R. Kelas
II
R. Kelas WC
wc Ners III wanita
Statition
Ruang
Mushola
cuci alat
WC Tempat
wudhu
Tangga
Gambar 2.2 Denah Ruang Muzdalifah
berikut:
(3) Kelas III wanita dan laki-laki: 2 ruang (4 bed dalam 1 kamar)
Di ruang rawat inap Muzdalifah tersedia toilet untuk pasien dengan jumlah
7 toilet, 1 toilet pasien pada kelas I dan kelas II, dan 1 toilet untuk kelas 3 wanita
dan 1 toilet laki-laki dan 1 toilet dalam ruang jaga perawat dan 1 toliet umum
Tabel 2.17 Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet dan Kamar Mandi
Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Di Rumah Sakit.
No Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi
1 1 s/d 10 1 1
2 11 s/d 20 2 2
3 21 s/d 30 3 3
4 31 s/d 40 4 4
Note : Setiap penambahan 10 tempat tidur harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar
mandi.
Sesuai dengan tabel indeks perbandingan jumlah tempat tidur, toilet, dan
Sakit yang menyatakan bahwa setiap penambahan 10 tempat tidur harus ditambah
1 toliet & 1 kamar mandi. Di ruang Muzdalifah RSI Mataram sudah memiliki
mandi sekaligus toilet. Fasilitas toilet Muzdalifah RSI Mataram sudah terpelihara
dengan bersih dan selalu dibersihkan minimal 1 kali sehari. Di bawah ini
Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004.
Tabel 2.18 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan
Jumlah Kamar Mandi (Kepmenkes 2004).
19
sudah memenuhi standart tentang jumlah karyawan, toilet dan kamar mandi yaitu
sejumlah 1.
1 ECG - 1/ruangan - -
tersedia
1 Korden 15 Secukupnya Baik -
2 Jam dinding 5 2/ruangan Baik -
3 Kereta cucian - 1-2 ruangan - -
kotor/bersih
4 Kereta makan - 1/ruangan - -
pasien
5 Kursi pasien - 1/bed - Diadakan
6 Meja pasien 3 1:1 Baik -
7 Sarung bantal 14 Secukupnya Baik -
8 Baju pasien - 1:1 - Diadakan
9 Perlak 16 1:1 Baik -
11 Bantal dewasa 14 1:1 Baik -
13 Selimut tebal - 1:1 - Diadakan
16 Tempat tidur 14 1:1 Baik -
17 Alat pemadam 1 1/ruangan Baik -
kebakaran
18 Waslap - 24 Baik Diadakan
19 Stik laken - 1:1 - Diadakan
20 Kursi lipat - 1:1 - Diadakan
21 Papan tulis/white 2 1/ruangan Baik -
board
22 Lemari besi 8 1/ruangan Baik -
23 Lemari Kayu 6 1/ruangan Baik -
24 Dapur 1 1/ruangan Baik -
25 Wastafel cuci 1 1/ruangan Baik Ditambah 5
tangan
26 Kursi 4 5/ruangan Baik Ditambah 1
27 Komputer 1 1/ruangan Baik -
28 Printer - 1/ruangan - Diadakan
29 Telepon 1 1/ruangan Baik -
30 Scaner - 1/ruangan Baik -
31 Kotak saran 1 1/ruangan Baik -
Sumber: Data Primer Tahun 2020
Dari tabel diatas dapat disimpulkan Sarana dan Prasarana di Muzdalifah
RSI Mataram dalam keadaan baik dan ada beberapa yang belum sesuai
(1) Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang kelas I, II, dan III.
22
(2) Kamar mandi dan WC untuk pasien ada di pojok ruang tempat tidur
kesehatan
Berdasarkan Depkes RI 2006 ruangan pada bangunan rawat inap terdiri dari
ruang rawat inap (kelas I, kelas II dan kelas III), Nurse station, ruang konsultasi,
ganti/locker, ruang linen bersih, ruang linen kotor, spoelhoek/cuci alat, Kamar
ruang Muzdalifah peralatan dan fasilitas cukup baik, namun belum ada ruang
4) Administrasi Penunjang
(4) SOP
(5) SAK
(6) Leaflet
baik, sirkulasi di udara sudah baik. Sudah tersedia AC untuk setiap kamar di
ruangan kamar kelas II dan I, sedangkan untuk kelas III kipas angin berada di
masing-masing bad.
Sistem kalibrasi masuk bagian sarana dan prasana dilakukan sesuai jadwal.
untuk masing-masing alat rata rata 1 tahun sekali. Bagian sarana akan mengontrak
vendor dan kemudian vendor akan melakukan kalibrasi alat kesehatan. Untuk
pada saat pasca kontak dengan infeksius disease. Warming up alat-alat hanya
dilakukan untuk alat besar saja, misalnya syring pump, infus pump, dll.
25
8) Pengelolaan Sampah
Terdapat pula tempat sampah dengan label sampah medis dan label sampah botol
Di bawah ini hasil angket sarana dan prasarana di Ruang Rawat Muzdalifah
RSI Mataram.
Tabel 2.22 Angket Sarana dan Prasana di ruang Muzdalifah RSI Mataram
85,5% responden menjawab tata letak gedung sudah sesuai dengan standar
standar yang berlaku 71,25%, peralatan kesehatan diruangan belum lengkap untuk
26
perawatan 100%, jumlah alat yang tersedia tidak sesuai dengan rasio pasien
100%, persediaan alat habis pakai selalu tersedia sesuai yang dibutuhkan dengan
pasien 100%, dan administrasi penunjang yang memiliki sudah memadai 85,5%.
dalam keadaan baik, namun masih ada yang perlu ditambahkan untuk menunjang
sentral, bak instrumen, tromol kecil, kom kecil, kereta injeksi, korentang, tempat
korentang, O2 transport, kereta O2 transport, set rawat luka, vena seksi set,
nebulizer, tong spatel, termometer, blass spuit, ambu bag, syringe pump, infus
dokumentasi alat yang ada di ruang Muzdalifah belum terkoordinasi dengan baik
sehingga apabila terdapat alat yang rusak atau hilang, akan kesulitan dalam proses
Tabel 2.18 Daftar Obat Emergency Di Ruang Muzdalifah RSI Mataram Periode
2019
No Nama Barang Jumlah Kondisi
.
1. Aminophylin 2 Baik
2. Amiodaron injeksi 2 Baik
3. Asam 2 Baik
traneksamat/plasminex inj
4. Ca Glukonas 2 Baik
5. Dexamethasone 1 Baik
5
6. Dextrose 5 % 3 Baik
7. Infus set makro 1 Baik
Mikro 1
8. Ephineprin injeksi 1 Baik
0
9. Dipenhidramin 5 Baik
10. Dopamin injeksi 2 Baik
11. Dobutamin injeksi 2 Baik
12. Natrium 2 Baik
bikarbonat
13. Vascon 2 Baik
14. Mgso 40 % 2 Baik
16. Atrophin sulfat 2 Baik
17. Tensilo/nicardiphi 2 Baik
n inj
18. Ntg/nitroglyserin 2 Baik
inj
19. Kutoin/Na 5 Baik
fenitoin inj
20. Farbiven 1 Baik
0
21. Kcl infus 3 Baik
22. Dextrose 40% 3 Baik
23. Ringer Laktat 3 Baik
24. Nacl 0,9% 500 ml 3 Baik
25. Dextrose 10 % 2 Baik
26. Spuit 3cc 3 Baik
27. Spuit 5cc 3 Baik
28. Spuit 10cc 3 Baik
29. Spuit 20 cc 1 Baik
30. Spuit 50 cc 1 Baik
31. Suction cateter 10 2 Baik
32. Suction cateter 12 2 Baik
33. Suction cateter 16 1 Baik
34. ETT 5,5 1 Baik
35. ETT 6 1 Baik
28
Pendokumentasian alat dan obat harus dilakukan lebih teratur dan disiplin.
Ketersediaan obat dan peralatan emergency harus lengkap dan wajib dilengkapi
setiap kali obat dan peralatan emergency mengalami kerusakan, hilang, atau sudah
di pakai. Obat dan peralatan emergency merupakan bagian dari basic life support
Muzdalifah
salah satu perawat ruang Muzdalifah, model asuhan keperawatan yang diterapkan
kerja yang mempunyai latar belakang pendidikan S1, D3 Keperawatan atau setara
bahwa MAKP moduler dilakukan karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit
perawat primer atau ketua tim dapat memberikan bimbingan asuhan keperawatan
kepada lulusan D3. Pada pelaksanaannya, perawat primer dan perawat pelaksana
akan bekerja sama dalam pengelolaan pasien setiap satu kali shift. Pada masing-
masing shift, terdapat perawat penanggung jawab yang bertugas atas shift tersebut
mulai dari timbang terima sampai dengan tanggung jawab terhadap pasien.
2.
soap/SBAR=
28,5%
Ya/cocok=
42,75%
2) Timbang Terima
31
sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
.
32
Situation
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment:
Kesadaran, TTV, GCS, skala nyeri,
skala resiko jatuh, dan ROS (poin
yang penting)
Recommendation:
Tindakan yang sudah
Dilanjutkan
Stop
Modifikasi
Strategi Baru
terima di Ruang Muzdalifah dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pada pergantian
shift pagi ke shift sore (pukul 14.00), shift sore ke shift malam (pukul 20.00), dan
shift malam ke shift pagi (pukul 08.00). Namun hasil wawancara dan angket
sore lebih dari pukul 14.00 dan shift malam ke shift pagi lebih dari pukul 08.00.
Pada shift pagi, timbang terima dipimpin oleh Kepala Ruangan dan dihadiri oleh
timbang terima berlangsung yaitu buku operan yang berisi catatan perkembangan
pasien. Proses timbang terima di awali dengan pembukaan oleh Kepala Ruangan
dilanjutkan dengan pelaporan kondisi pasien yang dibacakan oleh perawat yang
bertugas pada saat itu kepada perawat yang akan bertugas pada shift berikutnya.
adalah perkembangan pasien saat ini, riwayat pembedahan, dan alat invasive yang
terpasang serta program cairan. A (Assesment) meliputi keadaan umum dan vital
akan dilakukan dan yang perlu dilanjutkan untuk klien. Apabila masalah belum
pasien yaitu berkeliling dari satu pasien ke pasien yang lain, dimana perawat
34
menanyakan langsung pada beberapa pasien tentang apa yang dirasakan atau
keluhan. Diskusi tentang keadaan pasien terutama mengenai keluhan utama dan
intervensi apa yang akan dilakukan pada hari itu. Pelaksanaan timbang terima
shift siang dan malam kurang lebih sama dengan shift pagi, hanya saja timbang
terima dilakukan secara individu antar perawat. Hal-hal yang disampaikan antara
lain kondisi pasien saat itu, rencana intervensi dan terapi yang telah dan akan
dilakukan.
tersebut terdapat tanda tangan perawat di akhir penulisan. Dalam buku khusus
(operan) juga disertakan jumlah seluruh pasien, jumlah pasien yang KRS jumlah
timbang terima disampaikan bahwa prinsip timbang terima sudah sesuai dengan
prosedur timbang terima, yaitu semua pasien yang dirawat dioperkan dan
dilanjutkan dengan validasi ke pasien, data yang disampaikan sudah sesuai, serta
operan tidak dilakukan 3kali, operan belum optimal dari pelaksanaan timbang
terima yaitu timbang terima shift siang dan malam dilakukan secara individu antar
perawat dengan cara validasi langsung dari satu pasien ke pasien lain membawa
3) Ronde Keperawatan
yang dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat associate serta
36
bulan tidak dilakukan ronde keperawatan 28,5%. dan 57% keluarga tidak
4) Sentralisasi obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
pada staf yang di tunjuk (PP). Tujuan dari pengelolaan obat adalah
37
peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam satu pola/alur yang sistematis
sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat secara ketat oleh
perawat, serta didukung peran keluarga untuk mengetahui dan ikut serta
Dokter
Koordinasi dengan perawat
Pasien/ Keluarga
Farmasi/ Apotik
Pasien/Keluarga
Pasien/Keluarga
Alur sentralisasi obat yang ada di ruangan adalah sebagai berikut, pada
awalnya pasien mendapat RPO (Resep Pemberian Obat) dari dokter yang
merawat, kemudian pasien atau keluarga akan menyerahkan RPO tersebut ke depo
farmasi yang ada di ruangan Muzdalifah. Pasien dengan BPJS dan pasien umum
memiliki perbedaan yaitu pasien dengan BPJS harus membawa persyaratan yang
diperlukan serta RPO yang akan ditebus, sedangkan pasien umum hanya
membawa RPO dan biaya yang dibutuhkan. Setelah administrasi obat selesai,
petugas apotik memberikan kepada orang yang mengambil obat. Obat yang
diterima dari depo farmasi akan disimpan di box obat sesuai dengan nomer bed
pasien kemudian obat tersebut akan diberikan pada pasien sesuai dengan jadwal
dengan prinsip 5T, tepat obat, tepat jadwal, tepat dosis, tepat pasien, tepat cara
pemberian, dan waspada efek samping. Perawat memastikan aspek tepat obat
dengan cara menyesuaikan terapi di rekam medis dengan obat yang didapatkan
dari farmasi. Aspek tepat jadwal dilakukan dengan cara memeriksa jadwal
pemberian obat pada RPO dengan jam pemberian obat tersebut. Aspek tepat dosis
dilakukan dengan cara memeriksa dosis terapi pasien di rekam medis dengan
dosis obat yang diberikan farmasi. Sebagian perawat melakukan aspek tepat
pasien dengan cara memanggil nama pasien, sebagian dengan mencocokan nomor
bed, dan sebagian mencocokan dengan Id band. Aspek cara pemberian dilakukan
dengan cara mencocokan terapi di RPO dengan rekam medis. Aspek waspada
Diserahkan keluarga ke AA
Prosedur penerimaan obat di sore atau malam hari serta pada hari libur,
dengan kondisi Depo Farmasi Muzdalifah tutup, maka prosedur pengambilan obat
yaitu bagian depo farmasi menyiapkan obat yang akan diberikan pada hari
selanjutnya.
41
No Pertanyaan Ya Tidak
3) Jika Ya, apakah anda sentralisasi obat yang ada sudah 85,5% 14,25%
dilaksanakan secara optimal?
2) Apakah ada format tiap jenis obat sebelum Bapak/Ibu 71,25% 28,75%
memberikan obat ke pasien?
42
sentralisasi obat sudah menjadi wewenang farmasi. Perawat hanya akan menerima
obat yang akan dimasukkan sesuai resep yang disiapkan oleh farmasi.
yang baik antara farmasi, dokter dan perawat. Format Rencana Pemberian Obat
lembar serah terima obat dari farmasi ke perawat, dan belum ada form serah
terima obat dari perawat ke pasien atau sebaliknya. Sarana dan prasarana yang
mendukung yaitu terdiri atas almari cairan infus, emergency kit, kulkas
obat/insulin.
obat pada pasien. Dokter memberikan RPO setiap hari sesuai kebutuhan pasien
dan petugas depo farmasi akan mengecek persediaan obat pasien. Selama ini
semua perawat melakukan pengecekan dan pemberian obat kepada pasien setiap
hari. Namun, untuk persiapan dan penyimpanan obat masih dilakukan oleh
petugas farmasi.
5) Supervisi Keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manager
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Anda mengerti tentang supervisi? 100%
2 Apakah supervisi telah dilakukan di 100%
ruangan?
3 Berapa kali supervisi dilakukan? 100%
4 Siapakah yang melakukan supervisi? Karu :100%
5 Bagaimanakah alur supervisi yang 100% 50%
digunakan ?
6 Apakah sudah ada format baku supervisi ? 100%
7 Apakah format untuk supervisi sudah sesuai 100%
standar keperawatan ?
8 Apakah alat (instrumen) untuk supervisi 100%
tersedia secara lengkap ?
9 Apakah hasil dari supervisi disampaikan 100%
kepada perawat pelaksana?
10 Apakah selalu ada feed back dari supervisor 100%
untuk setiap tindakan?
11 Apakah Anda puas dengan hasil dari feed 100%
back tersebut?
12 Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari 100%
supervisi?
13 Apakah Anda menginginkan perubahan 100%
untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil
perbaikan dari supervisi?
14 Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan 100%
dan sosialisasi tentang supervisi ?
Selain itu 100% perawat hasil dari supervisi kepada perawat dan form supervisi
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib
PP menyiapkan :
Lembar pasien masuk RS
Buku status dan lembar format pengkajian pasien
Nursing kit
Informed Concent sentralisasi obat
Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru
Terminasi
Evaluasi
konfirmasi terlebih dahulu dari tempat pasien baru datang seperti IGD maupun
POSA atau Poli (IRJ), kemudian perawat yang menerima informasi akan
observasi, perawat yang bertugas untuk menerima pasien baru adalah perawat
yang sedang dinas dalam ruangan, tidak harus selalu didampingi oleh karu
maupun perawat primer. Hal-hal yang disiapkan oleh perawat saat menerima
pasien baru seperti lembar pasien MRS, lembar persetujan di rawat di ruangan
Muzdalifah.
N Pertanyaan Y T
o. a idak
1 Apakah yang Anda berikan saat 7 2
. melakukan penerimaan pasien baru? 1,25% 8,75%
2 Apakah sudah ada pembagian 1
. tugas tentang penerimaan pasien baru 00%
3 Apakah setiap selesai melakukan 7 2
. Penerimaan Pasien Baru Anda melakukan 1,25% 8,75%
pendokumentasian?
4 Bagaimana teknik yang L
. digunakan saat pemberian PPB pada pasien? isan :
a. Lisan 2(28,5%)
b. Tertulis T
c. Lisan dan tertulis ertulis:
1
46
(14,25%)
L
isan dan
tertulis:57
Dari hasil wawancara, observasi dan angket dengan 7 perawat yang kami
menjadi kendala dalam pelaksanaan proses peneriman pasien baru sesuai standar.
47
Jika dibandingkan dengan teori yang ada, proses penerimaan pasien baru
yang ada di ruang Muzdalifah masih belum memenuhi standar. Karena belum ada
penjelasan tentang P3 yang meliputi (1. Pengenalan pada pasien, tenaga kesehatan
lain; 2. Peraturan rumah sakit; 3, penyakit termasuk sentralisasi obat).
7) Discharge planning
N Pertanyaan Ya T
o. idak
1 Apakah Anda mengerti tentang 85, 1
. discharge planning? 5% 4,25%
2 Apakah yang Anda berikan saat Pa 5
. melakukan discharge planning? sien pulang = 7%
42,75
discharge planning sudah dilaksanakan pada saat pasien akan keluar rumah sakit
planning dilakukan oleh perawat jaga dengan mengisi form discharge planning
dan menjelaskan aturan tertentu pada saat pasien pulang seperti jadwal kontrol,
aktivitas, diet makanan secara umum, dan perawatan di rumah. Sebagian besar
8) Dokumentasi Keperawatan
komunikasi SOAPI.
50
M3.8 Dokumentasi
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang Soap 50%
digunakan di ruangan Muzdalifah RSI 50%
Mataram?
Apakah sudah ada format
pendokumentasian yang baku?
2. Apakah sudah ada format 50% 50%
pendokumentasian yang baku diruang
interna ini?
3. Apakah Anda sudah mengerti cara pengisian 50% 50%
format dokumentasi tersebut dengan benar
dan tepat?
4. Apakah menurut Anda format yang 50% 50%
digunakan ini bisa membantu
(memudahkan) dalam melakukan
pengkajian pada pasien?
5. Apakah Anda sudah melaksanakan 50% 50%
pendokumentasian dengan tepat waktu
(segera setelah melakukan tindakan)?
6. Apakah menurut Anda model dokumentasi 50% 50%
yang digunakan ini menambah beban kerja?
7. Apakah menurut Anda model dokumentasi 50% 50%
yang digunakan ini menyita banyak waktu?
pasien dan mengisi RM maka lembar RM baru dapat diisi setelah selesai
tindakan dan tidak selalu lengkap. Selain itu, cara pengisian berkas RM
yang berubah- ubah dan hanya disampaikan secara lisan juga membuat
sendiri oleh pihak RSI Mataram dengan tetap menggunakan dana dari
Tabel 2.19 Tarif ruangan, tarif makan dan fasilitas di Ruang Pandan I RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Kelas Tarif ruangan Fasilitas
I Rp. 275.000 1 kamar 2 pasien, 1 bed, 2 meja, 1
(kamar + makan) AC bersama.
II Rp. 250.000 1 kamar 2 pasien, 2 bed, 2 meja, 1
(kamar + makan) AC bersama.
III Rp.150.000 4 bed, 4 meja, 4 kipas angin
wanita (kamar + makan)
III Rp.150.000 4 bed, 4 meja, 4 kipas angin
Laki- (kamar + makan)
laki
Sumber: Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Penunjang RSI Mataram
bersama. Ruang II terdapat 2 bed untuk 2 pasien dengan tarif Rp. 250.000
52
III wanita dan laki-laki terdapat 8 bed untuk 8 pasien dengan tarif Rp.
12 BTA Rp 50.000
13. Kolesterol Rp. 41.000
14. Kreatinin Rp 45.000
15. Feses Lengkap Rp 55.000
16. Urine Lengkap Rp 45.000
17. HDP Rp 140.000
18. HBSAG Rp 45.000
19. Typoid Rp 180.000
20. Malaria Rp 90.000
21. UT Rp 30.000
22. BT Rp 30.000
23. Na Ka Cl Rp 275.000
Sumber: Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Penunjang RSI Mataram
penghasilan ruangan yang bergantung dari jumlah pasien rawat inap setiap
pendidikan, dan lama pengabdian di rumah sakit. Selain itu, perawat juga
mendapatkan untuk PNS, uang makan dan minum berbeda dengan gaji
pokok dan gaji LP, namun untuk pegawai non-PNS tunjangan makan dan
bagian keuangan Irna Medik. Hal ini membuat sistem administrasi rumah
BPJS. Apabila pasien masuk dengan jatah BPJS mandiri kelas II tetapi
melebihi tanggungan BPJS yang dimiliki pasien. Pasien BPJS kelas III
1) BPJS Mandiri
2) BPJS Askes
3) Jamkesmas
Form SJP, photo copy kartu jamkesmas, photo copy kartu keluarga.
dipakai pasien. Beberapa hal yang perlu dikonfirmasi antara lain nama pasien,
dan mengkonfirmasi nama pasien, nomer register, alamat, dan usia sebelum
melakukan tindakan keperawatan setiap harinya kecuali pada pasien baru. Pada
digunakan pada saat berkomunikasi dengan tim kesehatan yang lain, timbang
terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius
terhadap obat high alert sudah dilakukan dengan memisahkan tempat obat high
alert (obat-obat Look A Like, Sound A Like, cairan pekat seperti KCl, MgSO4,
Nabic, dll) dengan obat lainnya. Pemberian elektrolit konsentrat harus dengan
prinsip 7 benar. Untuk obat LASA, sudah ada pemberian label tambahan. Salah
2020, dapat diketahui bahwa kewaspadaan tentang obat yang perlu diwaspadai
sudah dilakukan dengan memisahkan obat-obat high alert pada tempat yang
Ketepatan sebelum melakukan tindakan terdiri dari tiga hal yaitu tepat
lokasi, tepat pasien dan tepat prosedur. Proses untuk memastikan tepat lokasi
bedah
Ruang Muzdalifah sudah terdapat form check list pre operasi namun belum
terdapat papan daftar pasien operasi. Pengecekan tanda lokasi operasi dengan
scrub di setiap 2 bed pasien dengan cara 6 langkah cuci tangan, mencanangkan
dengan Five Moments dan memasangkan poster cuci tangan di dalam Ners
perawat dan petugas kesehatan lainnya masih jarang sekali melakukan hand
KEPUASAN PASIEN
Tidak Puas
18%
Puas
45%
Kurang Puas
36%
3) Kenyamanan (Nyeri)
Tabel 2.28 Penilaian tingkat nyeri pada pasien di Ruang Muzdalifah RSI
Mataram tanggal 01Januari 2020
No. Skala Nyeri 01 Januari 2020 Total
1. Tidak Nyeri 2 20 %
2. Nyeri Ringan 0 0%
3. Nyeri Sedang 7 70 %
4. Nyeri Berat 1 10%
Total 10 pasien 100%
NYERI PASIEN
10% 20%
Tidak Nyeri
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
70%
nyeri pada pasien ditemukan pasien merasa tidak nyeri sejumlah 20% yang
4) Perawatan diri
Tabel 2.30 Penilaian tingkat perawatan diri pada pasien di Ruang Ruang
Muzdalifah RSI Mataram tanggal 01 Januari 2020
Indeks Deskripsi 01
KATZ Januari
Indeks A Mandiri dalam hal makan, 3
BAK/BAB, mengenakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan
mandi
Indeks B Mandiri, kecuali salah satu dari 0
fungsi diatas
Indeks C Mandiri, kecuali mandi dan salah 0
satu dari fungsi diatas
Indeks D Mandiri, kecuali mandi, 4
berpakaian dan salah satu dari
fungsi diatas
Indeks E Mandiri, kecuali mandi, 3
berpakaian, ke toilet dan salah satu
dari fungsi diatas
Indeks F Mandiri, kecuali mandi, 0
berpakaian, ke toilet, berpindah
dan salah satu dari fungsi diatas
Indeks G Ketergantungan untuk semua 1
fungsi diatas
KECEMASAN
cemas berat
9%
cemas sedang
18%
Tidak cemas
55%
cemas ringan
18%
cemas sejumlah 55% , cemas ringan 18%, cemas sedang 18%, cemas berat
9 %.
62
TOTAL 1 11 3,7
63
Weakness
1) Jumlah perawat Ners sebanyak 0,7 2 1,4
1 orang dan perawat S1 2 orang
dan mayoritas perawat di
ruangan pendidikan terakhir D3
yang berjumlah 7 orang.
2) BOR tanggal 31 Desember 2019 0,3 3 0,9
BOR ruangan 57%
TOTAL 1 5 2,3
b. Eksternal factor
Oppurtunity
1.
2 Sarana dan Prasarana (M2)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
64
M1 (0,8: 0,6)
1.3
1.1
1.0
0.5
0.3
0.1
-1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1 -1.0 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0,10,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5
W
-0,1
S
-0,2
-0.4
-0.5
65
-0.6
-0.7
-0.8
-0.9
-1
-1.1
-1.2
-1.3
-1.4
-1.5
M1 : Ketenagaan TT : Metode-Timbang
Terima
M2 : Sarana dan Prasarana
DP : Metode-Discharge planning
M4 : Keuangan
PPB : Metode Penerimaan
M5 : Mutu
Pasien Baru
MAKP : Metode-Penerapan
Model
DK : Metode-Dokumentasi
RK : Metode-Ronde Keperawatan
SO : Metode-Sentralisasi Obat
SV : Metode-Supervisi
66
Penyebab : -
3. Method (M3)
1) Penerapan Model MAKP
Masalah : tidak terdapat masalah
Penyebab: -
Selama ini sesuai dengan kebijakan rumah sakit, maka model asuhan
keperawatan yang digunakan adalah moduler. Penerapan model
modular ini sesuai dengan jumlah sumber daya perawat yang tersedia
yaitu perawat dengan jenjang pendidikan diploma.
2) Timbang Terima
Masalah:
(1) Kegiatan timbang terima pada shift siang, malam dan hari libur
tidak selalu dilakukan sesuai dengan urutan acara timbang terima.
Penyebab: tidak terdapat pemimpin kegaiatan timbang terima
3) Ronde Keperawatan
Masalah : tidak adanya pasien yang memiliki karakteristik layak untuk
rondekan dan jarang adanya kasus langka.
Penyebab:-
67
Masa rawat inap pasien 3-5 hari dan selama ini belum ditemukan kasus
langka atau kasus yang sudah dilakukan tindakan belum memiliki
solusi.
4) Sentralisasi Obat
Masalah : Masih banyak keluarga pasien baru yang tidak mengetahui
sistem pemberian obat
Penyebab :
Penjelasan alur sentralisasi obat kepada pasien baru masih kurang
optimal sehingga masih banyak keluarga pasien yang kurang paham.
5) Supervisi Keperawatan
Masalah : Beberapa perawat tidak mengetahui tentang jadwal supervisi
Penyebab:
Tidak terdapat kontrak jelas dan feedback dari supervisor kepada
perawat tentang supervisi yang telah dilakukan
8) Dokumentasi
Masalah:
(1) Pengisian format dokumentasi keperawatan belum lengkap
Penyebab:
(1) Form dokumentasi lembar RM terkadang mengalami beberapa
perubahan dan penyampaian cara pengisiannya hanya disampaikan
secara lisan
(2) Pembagian tugas perawat antara memenuhi kebutuhan ADL pasien,
tugas delegasi dan pengisian RM yang terdiri dari banyak form
4. Money (M4)
Masalah : tidak terdapat masalah
Penyebab :
Sudah terdapat sistem pembayaran yang terpusat
5. Mutu (M5)
Masalah :
1 Timbang terima 4 3 2 2 48 3
69
2 Penerimaan 5 4 2 2 80 2
Pasien Baru
3 Ronde 2 3 2 3 36 4
Keperawatan
4 Supervisi 4 3 3 3 108 1
5 Discharge 4 1 2 1 16 5
planning
BAB 3
PERENCANAAN
70
71
1.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok
menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
1.1.1 Struktur organisasi umum
Ketua : Ahmad Roi Arifin, S.Kep.
Anggota :
M4 Penanggung Jawab : Heni Istianah
Anggota
M5 Penanggung Jawab : Rizka Aulia Utami
Anggota :
Penyusunan Proposal : Heni Istianah, S.Kep
Riwiatul Hasanah, S.Kep
Elmihaerunnisa, S.Kep
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan
Model Asuhan Keperawatan Profesional di ruangan.
5. Kriteria Evaluasi:
1) Struktur:
(1) Menentukan penanggung jawab MAKP.
(2) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu primary
nursing.
(3) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
(4) Melakukan pembagian peran perawat.
(5) Menetukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
(6) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2) Proses:
Menerapkan MAKP :
(1) Tahap uji coba pada tanggal 2020.
(2) Tahap aplikasi pada tanggal 2020.
(3) Hasil: Setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT maka
kelompok Praktik Manajemen Keperawatan di Ruang Muzdalifah
menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary
Nursing.
Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu Model
Asuhan Keperawatan Profesional dimana perawat bertanggung jawab penuh
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Model ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar dan
model ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat.
74
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE
KLIEN
KLIEN
Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
2) Metode Pelaporan
(1) Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien
melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab
berikutnya dengan membawa laporan timbang terima
(2) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di
ruang perawat, kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi klien
satu-persatu terutama pada klien-klien yang memiliki masalah
khusus serta memerlukan observasi lebih lanjut.
3) Prosedur Pelaksanaan
(1) Kedua kelompok siap.
(2) Prinsip timbang terima : semua pasien dilakukan
timbang terima, terutama pada klien yang memiliki permasalahan
yang belum teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih
lanjut.
(3) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji
secara penuh terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang
telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa
perawatan.
(4) Hal-hal yang sifatnya khusus diserahterimakan kepada
perawat berikutnya.
(5) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang
terima adalah :
i. Situation
Meliputi nama pasien, umur, dokter yang merawat,
diagnosa medis dan masalah keperawatan, lama hari perawatan
dan keluhan utama.
ii. Background
Meliputi perkembangan pasien saat ini. Sebutkan
riwayat alergi, riwayat pembedahan, alat invasif yang
terpasang dan program cairan.
iii. Assessment
82
5. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
(1) Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
(2) Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
(3) Memberikan informed consent kepada pasien dan keluarga.
2) Proses :
(1) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Penanggung
Jawab Unit dan staf keperawatan.
(2) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi
yang telah dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah
pasien.
(3) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
(4) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu
mengatasi masalah pasien tersebut.
3) Hasil
(1) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah pasien.
(2) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan
dilaksanakan.
84
(4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan
yang akan ditetapkan.
3) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien
tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Sentralisasi Obat
1. Penanggung jawab : M. Jefri, S.Kep.
2. Tujuan : Setelah dilakukan Praktik Manajemen Keperawatan,
diharapkan mahasiswa dan perawat di Ruang muzdalifah mampu
menerapkan sentralisasi obat yang benar.
3. Waktu : Minggu ke II-III Januari 2020
4. Rencana strategi :
1) Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat,
dokter, dan bagian farmasi.
2) Mendokumentasikan hasil pelaksanaaan pengelolaan sentralisasi obat.
5. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
(1) Menetukan penanggung jawab sentralisasi obat.
(2) Menyiapkan format sentralisasi obat
2) Proses :
(1) Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama-sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi.
(2) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat.
3) Hasil :
(1) Klien menerima sistem sentralisasi obat.
(2) Perawat mampu mengelola obat klien.
(3) Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat
meningkat.
(4) Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik secara
hukum maupun secara moral.
(5) Pengelolaan obat efektif dan efisien.
86
1. Tujuan Utama
Pendokumentasian
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien, merencanakan,melaksanakan tindakan keperawatan
dan mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
2. Manfaat dan
Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan
dokumentasi resmi dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus
diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh
tenaga kesehatan seperti perawat, dokter, pasien atau keluarga pasien.
Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari
adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.
serta untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini
juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru
secara dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam semua data yang
berkaitan dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat
komunikasi antar tenaga kesehatan
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah
diberikan dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan
biaya perawatan klien. Semuanya telah tercantum dalam sistem
komputerisasi rumah sakit.
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan
keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan
mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset
untuk pengembangan ilmu keperawatan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat
sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
dengan 2 garis kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah
itu dituliskan catatan yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang
dapat digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang
tidak professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa
datanya akurat.
4) Catat hanya fakta, akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian
sisa yang kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6) Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda
tangan. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda
tangani.
4. Kelompok mencoba
membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu pada model PIE.
Teknik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:
1) Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian
persistem.
2) Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
3) Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
(1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register
klien.
(2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
4) Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan
objektif.
99
1) Nama klien
2) Umur
3) No register
4) Diagnosis medis
5) Diagnosis keperawatan
6) Kolom tanggal dan jam
7) Kolom problem
8) Kolom intervensi
9) Evaluasi
10) Kolom tanda tangan
100
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
I M1 – Mengoptimalkan
MAN kinerja sumberdaya
yang telah ada 1. Mendukung adanya Pemenuhan Ming
- pelatihan dan seminar kebutuhan dasar u 2-4
untuk perawat baru, pasien terpenuhi,
secara bergantian pasien menyatakan
2. Menerapkan MAKP puas dengan
primer pelayanan yang
ada.
II M2–
Material
Menjaga 1. Membuat kembali 1. Sarana dan Min
- inventarisasi dan dokumentasi sarana prasarana 2-
mengoptimalkan dan prasarana. terdata dengan
sarana dan 2. Mengusulkan baik.
prasarana yang ada, pembuatan format 2. Pendokumentasi
peminjaman alat an alat dan obat
(buku peminjaman dilakukan
dan keluar masuk dengan teratur
alat) sehingga dan disiplin
pendokumentasiaanny 3. Pasien dan
a terkoordinsi keluarga
3. Memanfaatkan sarana menggunakan
kesehatan dasar yang wastafel dan
masih minimal seperti atau alkohol
wastafel dan alkohol gliserin dengan
gliserin untuk efektif dan
mengurangi risiko efisian
penularan 4. Peralatan
nosokomial. kesehatan bagi
4. Mengusulkan petugas
penambahan alkohol kesehatan di
gliserin untuk setiap Ruang Pandan I
bed memenuhi
5. Memberi usulan standard rumah
untuk melengkapi alat sakit dan atau
dan obat emergency Kepmenkes.
101
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
B.
Timbang 1. Isi timbang
Terima Timbang terima 1. Timbang terima dapat terima tentang Min
dapat dilakukan dilakukan secara lisan masalah
(1) Kegiatan setiap pergantian dan tertulis dalam II-I
keperawatan
timbang shift sesuai dengan buku operan. yang sudah dan
terima format Timbang 2. Melaksanakan belum teratasi,
pada Terima yang telah timbang terima terdokumenstasi
shift ada bersama dengan dengan baik dan
siang, kepala ruangan dan benar pada buku
malam staf keperawatan. laporan timbang
dan hari 3. Dilaksanakan pada terima yang telah
libur setiap pergantian disediakan
tidak shift. 2. Timbang
selalu 4. Dipimpin oleh terima dilakukan
dilakuka perawat primer dengan
n sesuai sebagai penanggung melakukan
dengan jawab shift. validasi kepada
urutan 5. Diikuti perawat, pasien
acara mahasiswa yang 3. Timbang
timbang berdinas atau akan terima
terima. berdinas. dilaksanakan
6. Informasi yang setiap pergantian
disampaikan harus shift baik dihari
akurat, singkat, kerja ataupun
sistematis yang sabtu minggu
menggambarkan
kondisi saat ini
dengan tetap menjaga
102
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
kerahasiaan pasien.
7. Timbang terima
berorientasi pada
permasalahan
keperawatan, rencana
keperawatan,
tindakan dan
perkembangan
kesehatan pasien.
8. Mendokumentasikan
hasil timbang terima
pasien pada buku
operan.
C. Ronde Menerapkan
Keperawat
an Ronde keperawatan 1. Kegiatan: 1. Adanya format Min
agar terlaksana a. Menyusun dan II-I
- secara rutin, proposal kegiatan dokumentasi
terjadwal, sesuai ronde keperawatan ronde
dengan adanya (strategi dan materi). keperawatan.
kasus yang tidak b. Menyusun 2. Perawat mampu
dapat terselesaikan, materi sesuai dengan menjelaskan
serta dilakuksan kasus yang dengan benar
disamping pasien. ditemukan 2 hari persiapan dan
sebelum kegiatan pelaksanaan
ronde keperwatan ronde
dilaksanakan. keperawatan.
c. Melaksan 3. Ronde
akan ronde keperawatan
keperawatan. dilakukan sesuai
d. Memotiva jadwal setiap
si perawat agar ada masalah
menerapkan ronde keperawatan
keperawatan di ruang yang
Pandan I membutuhkan
2. Membuat jadwal dilakukannya
ronde keperawatan ronde
dengan masalah yang keperawatan.
terjadi di ruangan
103
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
keperawatan.
d. Melaksanakan
supervisi
keperawatan
bersama-sama
perawat ruangan.
e. Melakukan
evaluasi dari
kegiatan supervisi
yang telah
dilakukan
2. Mendokumentasikan
hasil pelaksanaan
supervisi
keperawatan.
3. Bekerja sama dengan
ruangan melakukan
sosialisasi tentang
supervisi
F.
Penerimaa
an Pasien Mengaplikasikan Merencanakan Mengaplikasikan Ming
Baru peran perawat penerimaan pasien baru peran perawat II-IV
dalam penerimaan dengan perawat ruangan dalam penerimaan
(1) pasien baru dan membuat welcome pasien baru sesuai
optimal book yang berisi tata standar di Ruang
nya tertib penunggu pasien, Ruang Pandan I
penjela hak pasien dan keluarga,
san denah ruangan, tarif
menge perawatan dll.
nai
orienta
si
lingkun
gan
dan
fasilita
s.
105
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
G.
Discharge
planning 1. Terlaksanannya 1. Menyusun 1. Perawat Min
discharge perencanaan tentang melakukan II-I
(1) Discha planning sesuai pelaksanaan discharge
rge dengan standar. discharge planning. planning sesuai
planni 2. Kemampuan 2. Membuat brosur/ dengan standar
ng perawat leaflet tentang 2. Pasien dan
belum meningkat pengertian penyakit, keluarga
terlaks dalam pencegahan, mengerti dan
ana memberikan perawatan dirumah, memahami
secara pendidikan nutrisi, aktivitas dan penjelasan
optimal kesehatan istirahat sesuai tentang
, kepada pasien. dengan kebutuhan penyakitnya
diantar pasien. Dan membuat 3. Adanya brosur/
anya: leaflet dengan leaflet tentang
pember tindakan perawatan penyakit yang
ian dan kasus terbanyak paling banyak
pendidi diruangan. ada diruang
kan Pandan I RSUD
kesehat Dr. Soetomo
an Surabaya
hanya 4. Adanya
dilakuk dokumentasi
an dari discharge
secara planning yang
lisan telah dilakukan
kepada pada status
pasien/ pasien.
keluarg 5. Adanya kartu
a, tidak discharge
terdapa planning yang
t media dibawa pulang
yang pasien
disedia
kan
untuk
pasien.
106
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
H.
Pendokum 1) Mendiskusikan a) Mah
entasian Mampu format pengkajian asiswa mampu Min
menerapkan dan menerapkan II-I
1) Peng pendokumentasian pendokumentasian pendokumenta
isian keperawatan secara asuhan keperawatan sian secara
form ringkas,baik dan sesuai dengan kasus ringkas, baik
at benar. di Pandan I . dan benar.
doku 2) Merevisi format b) Pen
ment pengkajian, diagnosis dokumentasia
asi keperawatan, n dilakukan
kepe perencanaan, segera setelah
rawa pelaksanaan dan melakukan
tan evaluasi asuhan tindakan
belu keperawatan. keperawatan.
m 3) Membuat format c) Dok
leng pendokumentasian umentasi
kap.. asuhan keperawatan asuhan
PIE. keperawatan
4) Membuat pada status
petunjuk teknis pasien lengkap
pendokumentasian dan benar.
asuhan keperawatan
dengan menggunakan
model PIE.
5) Melaksanakan
pendokumentasian
asuhan keperawatan
bersama dengan
perawat ruangan.
6) Mengevaluasi
pelaksanaan sistem
dokumentasi asuhan
keperawatan yang
telah dilakukan.
IV M4 –
Money
Min
107
Indikator
No Problem Tujuan Kegiatan Wak
Keberhasilan
V M5 – Mutu
1. Memberikan
1) Kurang Mengembangkan 1. 80 % Pasien Ming
penyuluhan tentang
optimaln mutu pelayanan dan keluarga 3-4
ya pentingnya cuci
keperawatan dalam dapat
fungsi tangan untuk
hal patient safety. melakukan cuci
tim mengendalikan
tangan
PKRS infeksi pada keluarga
atau 2. Dokumentasi
pasien
penyulu penilaian nyeri
2. Mengajak pasien dan
han di pada rekam
keluarga untuk
ruangan medis pasien
dengan melakukan cuci
terisi setiap
baik dan tangan bersama
harinya
terjadwa setelah validasi
l. 3. Dokumentasi
pasien setiap hari
penilaian resiko
3. Bekerjasama dengan
jatuh pada
perawat ruangan
rekam medis
untuk mengkaji
pasien terisi
penilaian nyeri pasien
setiap hari
setiap hari dan
mendokumentasikann
ya
4. Bekerjasama dengan
perawat ruangan
untuk mengkaji
penilaian resiko jatuh
pada pasien setiap
hari dan
mendokumentasikann
ya
1.3 Rencana Strategi
108
109
DAFTAR PUSTAKA
Peter hall et al., 1992. "Perceived Usefulness, ease of use, and Usage of
Information Technology : A Replication." Management Information
System Quarterly, vol. 21(3). Agarwal, R., dan Prasad, J. 1999. "Are
Individual Differences
KARU
PP
PA NIC NIC
PA PA PA
PA PA
PA
Keterangan:
Karu : Kepala Ruangan
PP : Perawat Primer
PA : Perawat Associate
NIC : Ners in Charge